• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Teknologi Informasi. Volume 9, Nomor 1, Juni Pembina/ Penanggung Jawab Dr. H. Sardiyo, MM. Ketua Taufik Rahman, M.Kom

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Teknologi Informasi. Volume 9, Nomor 1, Juni Pembina/ Penanggung Jawab Dr. H. Sardiyo, MM. Ketua Taufik Rahman, M.Kom"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

ISSN : 2085-6156

Jurnal Teknologi Informasi Volume 9, Nomor 1, Juni 2017

Pembina/ Penanggung Jawab Dr. H. Sardiyo, MM

Ketua

Taufik Rahman, M.Kom Tim Redaksi : Ketua Penyunting Joni Karman, M.Kom Sekertaris Penyunting Agustinus Samosir, SE, MH

Penyunting

Dedi Syamsuar, M.Kom, P.Hd Universitas Bina Darma Palembang Dr.Betti Nuraini,MM Universitas Muhammadiyah Dr.Hamka Apriansyah, M.Kom Universitas Sriwijaya Palembang Andri Anto Tri Susilo, M.Kom STMIK Musi Rawas Lubuklinggau Elmayati, M.Kom STMIK Musi Rawas Lubuklinggau Susanto, M.Kom STMIK Musi Rawas Lubuklinggau

Tata Usaha

Nelly Khairani Daulay, M. Kom Rusdiyanto, M. Kom

Eko Priyoga

Alamat Redaksi/Penerbit :Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M)

Jl. Jend. Besar HM Soeharto KM 13 Kel. Lubuk Kupang Lubuklinggau Selatan I Musi Rawas-Sumatera Selatan

Jurnal Teknologi Informasi MURA diterbitkan oleh LP2M STMIK Mura, dengan frekuensi terbit dua kali setahun, pada bulan Juni dan Desember. Hak atas naskah/tulisan tetap berada pada penulis, karena isi di luar tanggungjawab penerbit dan dewan penyunting.

(2)

JTI, Vol 9, No 1, Juni 2017

STMIK-MUSIRAWAS LUBUKLINGGAU i

Kata Pengantar

Alhamdulillah dan syukur dipanjatkan kepada Allah SWT atas izin dan karunia-Nya, Jurnal Teknik Informasi yang merupakan Media Komunikasi Informasi Ilmiah STMIK Mura Lubuklinggau Volume 09 Nomor 01, Juni 2016 dapat diterbitkan. Terbitan jurnal ini dapat dilaksanankan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Jurnal ini berisi hasil-hasil penelitian yang diharapakan dapat menjadi media informasi dalam penyebaran Ilmu Pengetahuan khususnya terkait dengan bidang teknologi informasi sehingga dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak berkepentingan.

Penyusunan Jurnal Teknologi Informasi ini dilaksanakan melalui beberapa proses yang tersistematis dan pragmatis sehingga dibutuhkan dukungan beberapa pihak untuk menjalankan dan mempertahankan kelangsungannya dimasa yang akan datang. Pada kesempatan ini, Redaksi mengharapkan partisispasi para Dosen dan Tenaga Peneliti Akademis, Swasta, dan Pemerintah untuk mengekspos naskah hasil penelitiannya pada Jurnal Teknologi Informasi ini.

Atas keberhasilan diterbitkannya Jurnal Teknologi Informasi ini, Redaksi mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang mendukung.

Lubuklinggau, Juni 2017 TTD

Dewan Redaksi

(3)

JTI, Vol 9, No 1, Juni 2017

STMIK-MUSIRAWAS LUBUKLINGGAU ii

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI Volume 09, Nomor 01, Juni 2017

Halaman KATA PENGANTAR ... i PENERAPAN VIRTUAL ROUTING FORWARDING DAN ROUTE LEAKING

UNTUK ROUTING IP ADDRESS DAN SUBNET YANG SAMA PADA MIKROTIK DI

STMIK MUSIRAWAS LUBUKLINGGAU

Penulis : M. Agus Syamsul Arifin (STMIK MUSIRAWAS) ………

1 - 6

PENERAPAN TEKNIK BURST BANDWIDTH UNTUK NETWORK MANAGEMENT

PADA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA LUBUKLINGGAU Penulis : Rudi Kurniawan (STMIK MUSIRAWAS) ………...

7 - 16

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI JURNAL ONLINE PADA POLITEKNIK ANIKA PALEMBANG BERBASIS WEB MOBILE

Penulis : Dewi Oktafiani (POLITEKNIK ANIKA Palembang) ...

17 - 22

PENERAPAN PROTOKOL RTMP DAN HTTP UNTUK MEDIA BELAJAR JARAK JAUH PADA AMIK SIGMA

Penulis : Zulhifni Reno Saputra Elsi (AMIK SIGMA Palembang) ………...… 23 - 29 IMPLEMENTASI E-COMMERCE MENGGUNAKAN METODE PROTOTIPE

BERBASIS WEB MOBILE PADA TOKO THESA PLAFON

Penulis :Harma Oktafia Lingga Wijaya (STMIK MUSIRAWAS) ………. 30 -40 PEMETAAN INFORMASI DATA PERTUMBUHAN PENDUDUK MENGGUNAKAN

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) BERBASIS WEB MOBILE (STUDI KASUS UPTPUSKESMAS MEGANG SAKTI) DIKABUPATEN MUSI RAWAS

Penulis : Joni Karman (STMIK MUSIRAWAS) ………..

41 – 49

PENERAPAN METODE PROTOTIPING DALAM PEMBANGUNAN WEBSITE DESA (STUDI KASUS DESA SUGIHAN KECAMATAN RAMBANG)

(4)

JTI, Vol. 9 No.1 , Juni 2017 Rudi Kurniawan

STMIK-MUSIRAWAS LUBUKLINGGAU 7

Penerapan Teknik Burst Bandwidth Untuk Network Management Pada

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Lubuklinggau

Rudi Kurniawan

STMIK MUSIRAWAS LUBUKLINGGAU, jln. Besar H.M. Soeharto kel. Lubu Kupang Kec. Lubuklinggau Selatan I Kota Lubuklinggau Telp (0733)(3280300)

Program Studi, Sistem Komputer, STMIK Musirawas e-mail: khurniawan.ruenta@gmail.com

Abstrak

Salah satu perubahan utama di bidang telekomunikasi adalah penggunaan teknologi wireless. Jaringan dapat bekerja dengan efektif dan memberikan produktivitas terbaik, jika secara terus menerus dapat melayani pemakainya. Diperlukan pemilihan berdasarkan pemilihan komputer, aplikasi software dan infrastruktur, termasuk di dalamnya konfigurasi jaringan yang digunakan. Selain harus berfungsi dengan optimal, maka terdapat kebutuhan untuk kinerja (performance). Untuk mengatasi masalah tersebut, banyak teknik yang dapat digunakan. Salah satunya adalah Teknik Burst Bandwidth. Teknik ini memungkinkan client untuk mendapatkan alokasi bandwidth lebih besar dari alokasi bandwidth maksimum yang disediakan dalam selang waktu tertentu. Hal ini sangat menguntungkan bagi client yang hanya menggunakan internet untuk aktivitas browsing, karena kecepatan dalam browsing akan bertambah, walaupun hanya beberapa detik saja. Namun hal ini akan membuat proses pembukaan halaman web lebih cepat. Dalam penerapannya, burst bandwidth dapat diimplementasikan ke dalam mikrotik. Dari hasil pengujian, terlihat bahwa teknik burst bandwidth berjalan dengan baik di jaringan internet Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Lubuklinggau. Paket data internet dapat dimaksimalkan sehingga kegiatan yang berhubungan dengan browsing menjadi lebih efisien.

Kata kunci— Burst, Bandwidth, MikroTik

Abstract

One of the major changes in the field of telecommunications is the use of wireless technology. The network can work effectively and deliver the best productivity, if it can continuously serve the wearer. Selection is required based on the selection of computers, software applications and infrastructure, including the network configuration used. In addition to functioning optimally, there is a need for performance (performance). To solve the problem, many techniques can be used. One of them is Burst Bandwidth Technique. This technique allows the client to get a bandwidth allocation greater than the maximum bandwidth allocation provided within a certain time interval. This is very advantageous for clients who only use the internet for browsing activities, because the speed in browsing will increase, although only a few seconds. But this will make the process of opening web pages faster. In its application, burst bandwidth can be implemented into mikrotik. From the test results, seen that the burst bandwidth technique runs well in the Internet network of Culture and Tourism Office of Lubuklinggau City. Internet data packages can be maximized so that the activities associated with browsing become more efficient.

(5)

JTI, Vol. 9 No.1 , Juni 2017 Rudi Kurniawan

STMIK-MUSIRAWAS LUBUKLINGGAU 8

I. PENDAHULUAN

Jaringan komputer merupakan suatu himpunan interkoneksi sejumlah komputer autonomous. Bahasa yang populer dapat dijelaskan bahwa jaringan komputer adalah kumpulan beberapa komputer (dan perangkat lain seperti printer, hub, dan sebagainya) yang saling terhubung satu sama lain melalui media perantara. Media perantara ini bisa berupa media kabel ataupun media tanpa kabel (nirkabel). Informasi berupa data akan mengalir dari satu komputer ke komputer yang lainnya atau dari satu komputer keperangkat yang lain, sehingga masing-masing komputer yang terhubung tersebut bisa saling bertukar data atau berbagi perangkat keras.Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Lubuklinggau merupakan salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang terdapat di Kota Lubuklinggau yang bertempat di komplek perkantoran Jl. Pembangunan Kelurahan Air Kuti Kecamatan Lubuklinggau Timur I. Sebagai salah satu SKPD, aktifitas kantor menjadi bagian sehari-hari di dinas ini. Dengan banyaknya aktifitas disana, tentu diperlukan sarana dan prasarana penunjang yang memadai, diantaranya gedung perkantoran, dan sarana informasi yang memadai. Internet merupakan salah satu media informasi dalam menunjang kinerja suatu instansi. Fasilitas wifi sudah menjadi kebutuhan yang mutlak saat ini. Seperti mengirim surat elektronik, pengiriman berkas digital, ataupun browsing data melalui media internet. Saat ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Lubuklinggau menggunakan akses internet yang disediakan oleh Speedy Telkom dengan bandwidth sebesar 2 Mpbs. Masalahnya yang sering timbul sekarang adalah kadang penggunaan data yang lebih besar dari bandwidth yang ada mengakibatkan QoS (Quality of Service) dari layanan tersebut menjadi berkurang ketika banyaknya penggunaan akses internet. Bahkan ketika kepadatan semakin banyak, akses internet sama sekali terhenti.Untuk mengatasi masalah tersebut, banyak teknik yang dapat digunakan.

Salah satunya adalah Teknik Burst Bandwidth. Teknik ini memungkinkan client untuk mendapatkan alokasi bandwidth lebih besar dari alokasi bandwidth maksimum yang disediakan dalam selang waktu tertentu. Hal ini sangat menguntungkan bagi client yang hanya menggunakan internet untuk aktivitas browsing, karena kecepatan dalam browsing akan bertambah, walaupun hanya beberapa detik saja. Namun hal ini akan membuat proses pembukaan halaman web lebih cepat. Dalam penerapannya, burst bandwidth dapat diimplementasikan ke dalam mikrotik.

II. METODE PENELITIAN

2.1. Burst

Burst adalah bandwitdh tambahan di atas max-limit yang mungkin didapatkan dalam kondisi tertentu [1]. Burst akan terjadi jika average-rate dari queue lebih kecil dari setting burst-threshold. Burst akan berhenti jika average-rate dari queue sama atau lebih besar dari setting burst-threshold.Burst-max adalah speed maksimal yang mungkin didapatkan saat kondisi burst. Lamanya burst tergantung average-rate dari queue dan juga setting yang kita berikan [1].Pada fitur Burst terdapat beberapa variabel yang harus ditentukan nilainya, antara lain Burst Limit, Burst Threshold dan Burst Time. Yang perlu diperhatikan adalah, jika rata-rata aliran data lebih rendah dari “Burst Threshold“, Burst akan secara aktual mengikuti “Burst Limit", dimana setiap detik router akan menghitung rata-rata data yang dicapai melalui burst time yang terakhir.

Variabel dalam Burst :

1. Burst Limit : rataan maksimal

upload/ download data rate yang

dapat

dicapai

saat

burst

diperbolehkan (Bit / s).

2. Burst Threshold : Ambang batas

Burst ketika diaktifkan (Bit / s).

3. Burst Time : Periode waktu (s).

(6)

JTI, Vol. 9 No.1 , Juni 2017 Rudi Kurniawan

STMIK-MUSIRAWAS LUBUKLINGGAU 9

4. Interval Time : Waktu yang

dibutuhkan untuk mencapai

Max-Burst (s).

5. Max Limit : Bandwidth maksimal

yang didapat dengan Burst (Bit/

s).

Formula :

Burst Threshold = (Burst Limit *

Interval Time) / Burst Time ... (1)

dengan :

Max Limit = 4/3 * Burst Threshold...(2)

2.2. Bandwidth

Bandwidth adalah luas atau lebar cakupan frekuensi yang digunakan oleh sinyal dalam medium transmisi [2]. Dalam kerangka ini, Bandwidth dapat diartikan sebagai perbedaan antara komponen sinyal frekuensi tinggi dan sinyal frekuensi rendah. frekuensi sinyal diukur dalam satuan Hertz. sinyal suara tipikal mempunyai Bandwidth sekitar 3 kHz, analog TV broadcast (TV) mempunyai Bandwidth sekitar 6 MHz. Bandwidth (lebarpita) dalam ilmu komputer adalah suatu penghitungan konsumsi data yang tersedia pada suatu telekomunikasi. Dihitung dalam satuan bits per seconds (bit per detik)[2]. Perhatikan bahwa bandwidth yang tertera komunikasi nirkabel, modem transmisi data, komunikasi digital, elektronik, dan lain-lain adalah bandwidth yang mengacu pada sinyal analog yang diukur dalam satuan hertz (makna asli dari istilah tersebut) yang lebih tepat ditulis bitrate daripada bits per second.Dalam dunia web hosting, bandwidth capacity (kapasitas lebar pita) diartikan sebagai nilai maksimum besaran transfer data (tulisan, gambar, video, suara, dan lainnya) yang terjadi antara server hosting dengan komputer klien dalam suatu periode tertentu. Contohnya 5 GB per bulan, yang artinya besaran maksimal transfer data yang bisa dilakukan oleh seluruh klien adalah 5 GB, jika bandwidth habis maka website tidak dapat dibuka sampai dengan bulan

baru. Semakin banyak fitur di dalam website seperti gambar, video, suara, dan lainnya, maka semakin banyak bandwidth yang akan terpakai.

2.3. Jaringan

Jaringan komputer merupakan “interkoneksi” antara dua komputer autonomous atau lebih, menggunakan protokol komunikasi yang terhubung dengan media transmisi kabel atau tanpa kabel (wireless) untuk keperluan komunikasi data [3]. Sebuah jaringan terdiri dari 2 atau lebih komputer yang saling berhubungan antara satu dengan yang lain, dan saling berbagi informasi.Konsep jaringan komputer lahir pada tahun 1940-an di Amerika, dari grup riset Harvard University yang dipimpin oleh profesor H. Aiken. Pada mulanya proyek tersebut hanyalah ingin memanfaatkan sebuah perangkat komputer yang harus dipakai bersama. Untuk mengerjakan beberapa proses tanpa banyak membuang waktu kosong maka dibuatlah proses beruntun (Batch Processing), sehingga beberapa program bisa di jalankan dalam sebuah komputer dengan kaidah antrian. Ada beberapa jenis jaringan, yaitu :

1. Local Area Network (LAN)

LAN merupakan jaringan komputer yang melingkupi suatu ruangan, kantor, atau bangunan tertentu. Sebuah jaringan yang ada di sebuah kamar, perkantoran, ataupun bangunan, masih bisa dianggap sebagai LAN.

2. Metropolitan Area Network (MAN)

MAN merupakan sebuah jaringan komputer yang menghubungkan dua atau lebih LAN, namun tidak melewati batas kota atau area metropolitan tertentu.

3. Wide Area Network (WAN)

WAN adalah jaringan jaringan komunikasi data yang mencakup area geografis yang luas. Misalnya antara satu Negara dengan Negara lainnya.

(7)

JTI, Vol. 9 No.1 , Juni 2017 Rudi Kurniawan

STMIK-MUSIRAWAS LUBUKLINGGAU 10

2.4. IP Address

IP (Internet Protocol) address adalah alamat logika yang diberikan ke peralatan jaringan yang menggunakan protokol TCP/IP. IP address terdiri dari 32 bit angka binary, yang ditulis dalam empat kelompok terdari dari 8 bit (oktat) yang dipisah oleh tanda titik [4].

Contohnya :

11000000.00010000.00001010.00000001 Atau dapat ditulis dalam bentuk empat kelompok format desimal (0-255), misalnya : 192.16.10.1 Baik bilangan binary dan desimal merepresentasikan nilai yang sama. Namun IP address lebih mudah dimengerti dalam notasi bilangan desimal. Salah satu masalah dengan penggunaan bilangan binary adalah pengulangan bilangan 0 dan 1 yang panjang akan membuat kesempatan terjadi kesalahan semakin besar.IP address yang terdiri atas 32 bit angka dikenal sebagai IP versi 4 (IPv4). IP address terdiri atas dua bagian yaitu network id dan host id, dimana network id menentukan alamat jaringan sedangkan host id menentukan alamat host atau komputer. Oleh sebab itu, IP address memberikan alamat lengkap suatu komputer berupa gabungan alamat jaringan dan alamat host. Berapa jumlah kelompok angka yang termasuk network id dan berapa yang termasuk host id adalah bergantung pada kelas IP address yang dipakai.

2.5. NDLC (Network Development Life

Cycle)

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan terhadap model Network Development Life Cycle (NDLC) dapat digambarkan menurut gambar 1 berikut :

Gambar 1 NDLC Model

NDLC mendefinisikan siklus proses perancangan atau pengembangan suatu sistem jaringan komputer[5]. NDLC mempunyai elemen yang mendefinisikan fase, tahapan, langkah atau mekanisme proses spesifik. Kata cycle merupakan kunci deskriptif dari siklus hidup pengembangan sistem jaringan yang menggambarkan secara keseluruhan proses dan tahapan pengembangan sistemjaringan yang berkesinambungan. NDLC dijadikan metode yang digunakan sebagai acuan (secara keseluruhan atau secara garis besar) pada proses pengembangan dan perancangan sistem jaringan komputer Metode Perancangan yang penulis gunakan adalah Network Development Life Cycle (NDLC) yang merupakan suatu pendekatan proses dalam komunikasi data yang menggambarkan siklus yang awal dan akhirnya dalam membangun sebuah jaringan komputer. Tahapan dalam metode ini, yaitu :

a. Analisis (Analysis)

Tahap ini dibutuhkan analisa permasalahan yang muncul, analisa keinginan user serta kebutuhan hardware yang akan digunakan dan analisa topologi jaringan yang sudah ada saat ini.

b. Perancangan (Design)

Dari data-data yang didapatkan sebelumnya, tahap Desain ini akan membuat gambar desain topologi jaringan interkoneksi yang akan dibangun, diharapkan akan memberikan gambaran seutuhnya dari kebutuhan yang ada. Desain bisa

(8)

JTI, Vol. 9 No.1 , Juni 2017 Rudi Kurniawan

STMIK-MUSIRAWAS LUBUKLINGGAU 11

berupa desain struktur topologi, desain akses data, desain tata layout perkabelan, dan sebagainya yang akan memberikan gambaran jelas tentang proyek yang akan dibangun. c. Simulasi (Simulation) Prototyping

Melakukan penerapan sistem dalam sekala kecil atau tahap uji coba pada sistem jaringan yang akan dibangun d. Implementasi (Implementation)

Dalam implementasi penulis akan menerapkan semua yang telah direncanakan dan di design sebelumnya. Implementasi merupakan tahapan yang sangat menentukan dari berhasil / gagalnya proyek yang akan dibangun.

e. Monitoring

Setelah implementasi tahapan monitoring merupakan tahapan yang penting, agar jaringan komputer dan komunikasi dapat berjalan sesuai dengan keinginan dan tujuan awal dari user pada tahap awal analisis, maka perlu dilakukan kegiatan monitoring. Monitoring bisa berupa melakukan pengamatan untuk Memantau traffic yang berjalan di jaringan sudah sesuai dengan semestinya, melihat koneksi yang aktif pada jaringan dan melihat hasil pengukuran bandwidth pada keseluruhan jaringan.

f. Management

Pada tahap manajemen ini akan dilakukan beberapa langkah pengelolaan agar sistem yang telah dibangun dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan

2.6. Rancangan Sistem

Rancangan dan Desain Keseluruhan area kantor dapat dimaksimalkan dengan membuat titik area Wi-Fi khususnya pada area perkantoran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Lubuklinggau, sehingga menjadi lebih fleksibel. Gambar 2 berikut menunjukkan topologi jaringan secara keseluruhan.

Bidang Kebudayaan Bidang Promosi dan Pemasaran Kebudayaan Pariwisata Sekretaris Kepala Dinas Ruangan Pembinaan dan Pelatihan Subbag Keuangan Bidang Pariwisata AP1 Router Modem ISP PC1 PC2 PC3 PC4 PC5 PC6 PC7 PC8 PC8 PC9 PC10 PC11 PC12

Gambar 2 Topologi Jaringan Dari gambar diatas, jaringan internet dari modem langsung terhubung ke Router Board, di Router Board akan diatur seluruh konfigurasi jaringan termasuk setting burst bandwidth jaringan terhadap setiap client. Untuk dapat berkomunikasi antar perangkat, maka diperlukan pengalamatanIP masing-masing perangkat, Tabel 1 dibawah ini memetakan alamat pada masing-masing perangkat

Tabel 1. IP Address Masing-masing

Perangkat

No Perangkat

IP Address

Mode

1

Modem

ISP

IP Dari ISP

Dynamic

2

Router

172.20.20.1/29

172.20.20.7/29

172.20.20.13/29

172.20.20.19/29

Static

3

PC 1 –

PC 3

172.20.20.2/29-172.20.20.4/29

DHCP

4

PC 4 –

PC 6

172.20.20.8/29-172.20.20.10/29

DHCP

5

PC 7 –

PC 9

172.20.20.14/29-172.20.20.16/29

DHCP

6

PC 10 –

PC 12

172.20.20.20/29-172.20.20.22/29

DHCP

(9)

JTI, Vol. 9 No.1 , Juni 2017 Rudi Kurniawan

STMIK-MUSIRAWAS LUBUKLINGGAU 12

Konfigurasi Pengaturan Burst Bandwidth Pada MikroTik Routerboard :

Setelah

melakukan

konfigurasi

mikroTik terhadap jaringan internet

yang disediakan oleh ISP (Internet

Service Provider), maka konfigurasi

berlanjut

ke

pengaturan

burst

bandwidth

di

mikroTik.

Sebelum

melakukan pengaturan burst, terlebih

dahulu dilakukan subnetting untuk

menentukan

jumlah

user

yang

terhubung ke jaringan.

1. Subnetting

untuk

menentukan

jumlah user yang akan tersambung

ke jaringan

User yang akan tersambung ke

jaringan adalah 5 user, jadi

subnetting yang di gunakan

adalah : 172.20.20.0/29

Perhitungannya sebagai berikut :

Network Address

:

172.20.20.0

Netmask

:

255.255.255.248

BinerNetmask

:

11111111.11111111.11111111.

11111000

Jumlah User Persubnet

:

2y – 2 = 23 – 2 = 8 – 2 = 6 User

Jadi Range IP address yang akan

di gunakan adalah 6 user yaitu

172.20.20.1 – 172.20.20.5, tetapi

yang bisa di gunakan oleh Client

adalah

172.20.20.20.2

172.20.20.4 karena IP address

172.20.20.1 sudah di gunakan oleh

Router

MikroTik,

dan

IP

172.20.20.5 adalah IP Broadcast.

2. Masuk ke mikroTik menggunakan

Winbox. Gambar 3 menunjukkan

tampilan winbox ketika pertama

kali dibuka.

Gambar 3 Tampilan winbox

3. Karena Bandwidth yang di gunakan

adalah 2 Mbps maka perhitungan

burst bandwidth adalah sebagai

berikut :

M=4/3 * Y

Y=(X*N) / Z

Dimana :

N = Interval Time (Lama waktu

burst bandwidth).

X = Burst Limit (Bandwidth yang

ada (Bandwidth ISP)).

Y = Brust Threshold (Ambang

batas burst bandwidth (Kecepatan

normal

dalam

keadaan

brust

bandwidth)).

Z = Burst Time (waktu jeda burst

bandwidth

sebelum

burst

bandwidth selanjutnya)

M = Maximal Limit (Bandwidth

maksimal ketika dalam mode brust

bandwidth).

Jika waktu brust yang akan di

butuhkan adalah 20s dan interval

antara burst bandwidth adalah 60s

maka perhitungan brust bandwidth

adalah

(10)

JTI, Vol. 9 No.1 , Juni 2017 Rudi Kurniawan

STMIK-MUSIRAWAS LUBUKLINGGAU 13

Jadi brust threshold nya adalah

682.67 Kbps.

M = 4/3 x 682.67 = 910,22 Kbps

4. Untuk pengaturan, masuk ke simple

queue untuk konfigurasi burst

bandwidth. Gambar 4 menunjukkan

pengaturan simple queue untuk

pengaturan burst bandwidth.

Gambar 4 Tampilan simple queue untuk

pengaturan burst bandwidth

Target

Upload

dan

Target

Download diisi sesuai dengan

bandwidth yang di berikan ISP

yaitu 2Mbps.

5. Lalu masuk ke tab advanced untuk

konfigurasi limit AT, dimana Limit

AT

adalah

garansi

kecepatan

minimal yang di dapatkan oleh

client. Jadi perhitungannya adalah

bandwidth yang diberikan oleh ISP

di bagi jumlah client yang hasilnya

adalah 341 kbps. Gambar 5

menunjukkan konfigurasi limit AT

pada mikroTik.

Gambar 5 Tampilan konfigurasi limit

AT

III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Perancangan Jaringan

Dari perancangan dan implementasi penerapan teknik burst bandwidth menggunakan mikroTik Routerboard ini, maka didapat suatu hasil pengujian sistem untuk mengetahui apakah sistem telah berjalan sesuai yang diinginkan. Pengujian sistem dengan menggunakan teknik burst bandwidth ini meliputi uji konektifitas dengan menggunakan Ping Test, uji konektifitas dengan menggunakan Browser, dan uji konektifitas terhadap teknik burst bandwidth itu sendiri.

1. Uji Konektifitas Menggunakan Ping Test

Setelah

selesai

melakukan

konfigurasi Mikrotik Routerboard,

maka

dilakukan

ujicoba

konektifitas terhadap jaringan pada

masing-masing

user.

Pengujian

dilakukan dengan menggunakan

PING TEST ke alamat defaulr

google secara real time.

Pengujian yang dilakukan yaitu

dengan masuk ke dalam Command

Prompt dengan mengetik “CMD”

pada

menu

search

windows.

Setelah

masuk

ke

jendela

Command Prompt, maka ketikkan

“ping 8.8.8.8 –t –l 1” dimana data

diambil per 1 byte. Gambar 6

menunjukkan

uji

konektifitas

dengan menggunakan Ping Test.

Gambar 6 Uji Konektifitas Dengan

Menggunakan PING TEST

Dari hasil pengujian diatas, terlihat

bahwa jaringan internet yang ada di

(11)

JTI, Vol. 9 No.1 , Juni 2017 Rudi Kurniawan

STMIK-MUSIRAWAS LUBUKLINGGAU 14

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Kota Lubuklinggau sangat stabil.

Dengan tidak adanya RTO (Request

Time Out) dari jaringan internet

tersebut.

2. Uji Konektifitas Dengan Browsing Ke Alamat Web

Uji konektifitas yang kedua yaitu

dengan browsing ke salah satu

alamat web, alamat web yang

digunakan yaitu

www.yahoo.com

.

Gambar 7.1 memperlihatkan uji

konektifitas terhadap situs web

yang diakses.

Gambar 7 Uji Konektifitas Terhadap

Situs Web

3. Uji Konektifitas Terhadap Teknik Burst Bandwidth

Untuk melakukan uji konektivitas

terhadap Teknik Burst Bandwidth,

pengujian

ini.menggunakan

aplikasi Netpersec yang dapat

diunduh

secara

gratis

(free).

Netpersec digunakan untuk melihat

aktifitas

jaringan

sehingga

penggunaan teknik burst dapat

berjalan

sesuai

dengan

yang

diharapkan.Gambar

8.1

mendeskripsikan bagaimana teknik

burst bandwidth bekerja. Pengujian

dilakukan

untuk

mendapatkan

transfer paket data, baik data yang

dikirim maupun data yang diterima.

Gambar 8 Uji Konektifitas Untuk

Teknik Burst Bandwidth

Dari gambar diatas, kedua grafik

bar merupakan gambaran untuk

data yang digunakan.

Untuk data receive (data yang

diterima) :

Data yang sedang berjalan

:

12.42 Kbit/s

Data Rata-rata

:

302 Kbit/s

Data Maksimal

:

724

Kbit/s

Untuk data Sent

(data

yang

dikirim):

Data yang sedang berjalan

:

3.96 Kbit/s

Data Rata-rata

:

302 Kbit/s

Data Maksimal

:

900 Kbit/s

Paket

data

diatas

dapat

dibandingkan

dengan

hasil

perhitungan yang telah dirancang

sebelumnya dengan menggunakan

simple queue.

Hasil perhitungan burst bandwidth:

Waktu brust yang akan di butuhkan

adalah 20s ;

Interval antara burst bandwidth

adalah 60s ;

Perhitungan

brust

bandwidth

adalah :

(12)

JTI, Vol. 9 No.1 , Juni 2017 Rudi Kurniawan

STMIK-MUSIRAWAS LUBUKLINGGAU 15

Y = 2048*20/60 = 682.67 Kbps ;

Jadi burst threshold nya adalah

682,67 Kbps ;

M = 4/3 x 682,67 = 910,22 Kbps ;

Jika kita bandingkan dengan data

maksimal pada saat pengiriman

yang sebesar 900 Kbit/s, maka data

sesuai dengan perhitungan yang

sebesar 910,22 Kbit/s (dengan

galat sebesar 10,22 Kbps).

Untuk data rata-rata pada saat

pengiriman dan penerimaan adalah

sama yaitu sebesar 302 Kbit/s. Hal

ini sesuai dengan konfigurasi pada

simple queue yang disetting pada

341 Kbit/s (dengan galat sebesar

39 Kbit/s).

Untuk data yang diterima sebesar

724 Kbit/s. Hal ini sama dengan

burst

bandwidth

pada

saat

perhitungan yang sebesar 682.67

Kbit/s (dengan galat sebesar 41.33

Kbit/s).

3.2 Pembahasan

Dari ketiga hasil pengujian diatas, terlihat bahwa teknik burst bandwidth berjalan dengan baik di jaringan internet Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Lubuklinggau. Paket data internet dapat dimaksimalkan sehingga kegiatan yang berhubungan dengan browsing menjadi lebih efisien. Burst bandwidth memungkinkan akses ke jaringan internet menjadi sangat kencang di awal dengan bandwidth maksimal sesuai dengan banyaknya pengguna. Maksimal bandwidth ini berjalan pada selang waktu tertentu dalam satu periode dan akan kembali pada maksimal bandwidth setelah periode tersebut melalui perhitungan burst berdasarkan fitur yang ada pada mikrotik. Hal ini sangat menguntungkan bagi client/ user yang ada di kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Lubuklinggau yang hanya menggunakan fasilitas internet untuk fasilitas browsing, karena kecepatan dalam browsing akan bertambah, walaupun hanya beberapa detik saja. Namun hal ini akan

membuat proses pembukaan halaman web lebih cepat.Lain halnya dengan client yang menggunakan untuk download. Client yang melakukan aktivitas download hanya akan mendapatkan tambahan alokasi bandwidth melebihi bandwidth maksimum di awal proses download saja. Jika proses burst telah selesai maka kecepatannya akan kembali seperti semula, sesuai dengan alokasi bandwidth yang disediakan.

IV.

SIMPULAN

1. Dengan

adanya

Teknik

Burst

Bandwidth

di

kantor

Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata Kota

Lubuklinggau, akan mempermudah

pegawai kantor dalam mengakses

jaringan internet.

2. Dengan

adanya

teknik

Burst

Bandwidth ini, diharapkan dapat

menghindari waktu loading yang

lama dalam mengakses internet.

3. Sistem keamanan yang digunakan

pada jaringan wireless (access

point) ini sudah diatur oleh server,

sehingga saat ingin mengakses

internet, user harus memasukan

username dan password.

4. Jaringan ini menggunakan DHCP

server, sehingga server membagi

IP Address sebanyak mungkin yang

mengakibatkan loading yang lama

pada saat banyak user yang aktif.

V. SARAN

Kepada semua pihak yang berniat

untuk mengadakan penelitian dengan

alat

serupa,

disarankan

untuk

memberikan tambahan hasil percobaan

dengan menggunakan topologi jaringan

yang lebih luas lagi dan flow control

data yang lebih stabil.

(13)

JTI, Vol. 9 No.1 , Juni 2017 Rudi Kurniawan

STMIK-MUSIRAWAS LUBUKLINGGAU 16

VI. UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Pihak STMIK Musirawas Lubuklinggau yang telah memberi dukungan baik moril maupun finansial terhadap penelitian ini.

VII. DAFTAR PUSTAKA

Towidjojo, Rendra, 2013, “Mikrotik

Kungfu Kitab 2:, Jasakom, Jakarta

Winarto,

Edy,

2014,

“Membuat

Jaringan Komputer di Windows

Madcom, 2013, “Cepat dan Mudah

Membangun

Sistem

Jaringan

Komputer”,

Penerbit

Andi,

Yogyakarta

Yugianto, Gin Gin, 2012, “Router,

Teknologi, Konsep, Konfigurasi,

dan Troubleshooting”, Penerbit

Informatika, Bandung

James E. Goldman and Philip T.

Rawles, 2001, “Applied Data.

Communications

A

Business-Oriented

Approach”,

Purdue

University,USA

Gambar

Gambar 1 NDLC Model
Tabel  1.  IP  Address  Masing-masing
Gambar 3 Tampilan winbox  3.  Karena Bandwidth yang di gunakan
Gambar 5 Tampilan konfigurasi limit  AT
+2

Referensi

Dokumen terkait

Kantor Depan adalah cermin dari kualitas hotel untuk pertama kali bagi tamu saat memasuki suatu Hotel, untuk itu kesiapan, kesigapan, ketepatan serta kemampuan

intan juga membantu ibu mencuci piring membantu orang tua dengan senang hati supaya menjadi orang yang rajin. berbakti dan suka

Dengan CPM dan EVM diharapkan proyek dapat diselesaikan dengan waktu dan biaya yang optimal.EVM digunakan untuk mengukur besarnya unit pekerjaan yang telah diselesaikan pada

(1) Sekretaris Daerah atas nama Bupati menandatangani naskah dinas dalam bentuk dan susunan surat yang materinya merupakan penjelasan atau petunjuk pelaksanaan

Berdasarkan latar belakang di atas, dirasa perlu dibuat suatu sistem pencatatan dan pelaporan persediaan darah yang meliputi penerimaan darah dan penggunaan darah

Seug ngandika deui Nabi ka mu‟min nu karumpulan he para sahabat kabeh saupama dikaniaya sakabeh ku diri kula poma kudu pada matur nya poe ayeuna pisan.. Sanajan jagong sahiji

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kebugaran otot atlet bulutangkis usia 9-12 tahun yang paling buruk adalah pada kekuatan otot perut, didominasi oleh semua

364 Sudin Pariwisata - JAKPUS 365 Sudin Kebudayaan - JAKPUS 366 Sudin Pariwisata - JAKUT 367 Sudin Kebudayaan - JAKUT 368 Sudin Pariwisata - JAKBAR 369 Sudin Kebudayaan - JAKBAR