• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh: Siswanto SMP Negeri 1 Pogalan, Trenggalek

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Oleh: Siswanto SMP Negeri 1 Pogalan, Trenggalek"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

181

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

IPS TENTANG KEADAAN ALAM DAN AKTIVITAS PENDUDUK

INDONESIA DI KELAS VII-A SMP NEGERI 1 POGALAN

TRENGGALEK MELALUI METODE KOOPERATIF STAD

SEMESTER I TAHUN 2013/2014

Oleh: Siswanto

SMP Negeri 1 Pogalan, Trenggalek

Abstrak. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan tujuan untuk: (1) Mengetahui diskripsi dari penerapan metode Kooperatif STAD pada siswa Kelas VII-A SMP Negeri 1 Pogalan Tahun 2013/2014 Semester I sebagai upaya meningkatkan prestasi belajar IPS; (2) Mengetahui sikap siswa Kelas VII-A SMP Negeri 1 Pogalan Tahun 2013/2014 Semester I terhadap pembelajaran yang menggunakan

Metode Kooperatif STAD. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Pogalan Desa

Bendorejo Kecamatan Pogalan Kabupaten Trenggalek, yang dilaksanakan dalam bulan Oktober sampai bulan Nopember 2013 pada bidang studi IPS tema Keadaan Alam Dan Aktivitas Penduduk Indonesia. Sedangkan subyek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah Siswa Kelas VII-A SMP Negeri 1 Pogalan Trenggalek Tahun Pelajaran 2013/2014 Semester I yang kelasnya berjumlah 30 siswa. Dari hasil penelitian tindakan yang telah dilakukan melalui 2 siklus dapat disimpulkan bahwa Penggunaan Metode Kooperatif STAD dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, hal ini ditunjukkan oleh peningkatan prestasi belajar siswa dari sebelum siklus diperoleh nilai rata - rata 64,67% dan pada siklus II meningkat menjadi 72,33%. Sedangkan aktivitas kegiatan siswa dalam mwngikuti pembelajaran IPS dengan menggunakan Metode Kooperatif STAD juga mengalami peningkatan pada siklus I 64,29% dan pada siklus II mencapai 89,29%.

Kata kunci: Kooperatif STAD, IPS

Hasil penelitian Tim Gugus Classroom

Acti-on Research menunjukkan bahwa minat

sis-wa pada bidang studi IPS akan meningkat jika: (1) siswa memperoleh konsep-pokok bahasan IPS dari gejala yang teramati selama proses belajar mengajar; (2) siswa mengeta-hui manfaat pokok bahasan IPS yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari.

Hillgard mengatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan kegiatan. Belajar di samping memiliki perubahan juga mengarahkan kegiatan serta menuntut pemu-satan perumusan perhatian. Perubahan yang terjadi jauh lebih dalam karena menyangkut fungsi kejiwaan dan kepribadian secara utuh. Dengan kata lain hasil dari proses belajar tidak hanya menghasilkan perubahan tingkah laku, tetapi juga kecakapan, sikap dan

perhatian. Sedangkan kematangan juga mengasilkan perubahan tetapi berbeda dengan perubahan yang terjadi pada proses belajar (Winkel, 1984:73).

Gale dan Barline (1998) mengung-kapkan pada prinsipnya untuk membangkit-kan motivasi guna peningkatan prestasi bela-jar siswa perlu adanya keterkaitan materi-materi pelajaran yang akan diajarkan dengan sesuatu yang baru namun hendaknya siswa mempunyai latar belakang pengalaman un-tuk mempelajari materi yang baru itu. Siswa lebih mudah memahami materi pelajaran yang baru jika ia mempunyai latar belakang pengetahuan atau pengalaman tentang materi itu. Untuk itu guru hendaknya mempertim-bangkan kemampun dan pengetahuan yang telah dimiliki siswa (Elida, 1989:113).

(2)

Di dalam istilah hasil belajar, terdapat dua unsur di dalamnya, yaitu unsur hasil dan unsur belajar. Hasil merupakan suatu hasil yang telah dicapai pebelajar dalam kegiatan belajarnya (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya), sebagaimana dijelaskan dalam Kamus Besar Bahasa Indo-nesia. Dari pengertian ini, maka hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan atau kete-rampilan yang dikembangkan oleh mata pe-lajaran, lajimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.

Menurut Hamalik (2006:30) hasil be-lajar adalah bila seseorang telah bebe-lajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.

Menurut Winarno Surahmad dalam bukunya Metodologi Pengajaran Nasional dituliskan bahwa perbuatan belajar mengan-dung semacam perubahan diri seseorang yang melakukan perbuatan belajar. Peruba-han ini dapat dinyatakan sebagai suatu keca-kapan, suatu kebiasaan, suatu sikap, suatu pe-ngertian atau penelitian. (Surahmad, 1975: 8). Menurut Hamalik (1980:30) Ilmu Jiwa, daya belajar adalah usaha melatih daya-daya itu agar berkembang, sehingga orang dapat berfikir, mengingat dan sebagainya. Menurut ilmu jiwa: asosiasi Belajar adalah membentuk hubungan stimulasi agar ber-kaitan. Dari pernyataan dan ahli di atas dapat disimpulkan, dengan belajar dapat terjadi perubahan dalam diri seseorang, perubahan ini dapat dinyatakan sebagai suatu keca-kapan, kebiasaan, sikap pengertian dan ke-terampilan berfikir cepat menganalisa situasi, tekun menghadapi situasi yang sulit dan dapat mengambil keputusan dengan tepat.

Untuk itu perlu adanya perubahan paradigma dalam menelaah proses belajar siswa dan interaksi antara siswa dan guru. Metode kerja kelompok sering dianggap ku-rang efektif, mengingat berbagai sikap dan kesan negatif memang bermunculan dalam pelaksanaan metode kerja kelompok. Dam-pak negatif yang muncul dalam

mengguna-kan metode kerja kelompok tersebut seharus-nya bisa dihindari jika saja guru mau melu-angkan lebih banyak waktu dan perhatian dalam mempersiapkan dan menyusun meto-de kerja kelompok. Yang diperkanalkan da-lam metode pembelajaran cooperative

learn-ing bukan sekedar kerja kelompok,

melain-kan pada penstrukturannya. Jadi, sistem pe-ngajaran cooperative learning bisa didefini-sikan sebagai kerja/belajar kelompok yang terstruktur. Yang termasuk di dalam struktur ini adalah lima unsur pokok, yaitu saling ke-tergantungan positif, tanggung jawab indivi-dual, interaksi personal, keahlian bekerja sama, dan proses kelompok.

Metode STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan kawankawannya dari Universitas John Hopkins. Metode ini dipan-dang sebagai yang paling sederhana dan paling langsung dari pendekatan pembelajar-an kooperatif. Para guru menggunakpembelajar-an me-tode STAD untuk mengajarkan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu, baik melalui penyajian verbal maupun tertulis.

STAD terdiri dari lima komponen utama. Kelima komponen tersebut adalah: (a) Presentasi Kelas: merupakan pengajaran langsung seperti yang biasa dilakukan oleh guru. Dalam hal ini, guru memberikan cera-mah atau diskusi maupun kegiatan penemuan oleh kelompok; (b) Tim: merupakan kom-ponen yang paling penting dalam STAD. Dalam tim, siswa benar-benar dipersiapkan untuk belajar agar dapat mengerjakan kuis dengan baik dan mencetak poin yang tinggi untuk timnya. Ketika siswa mendiskusikan masalah, kerja tim yang paling sering adalah membetulkan setiap kekeliruan atau miskonsepsi apabila teman sesama tim membuat kesalahan; (c) Kuis: diberikan setelah pemberian materi ajar oleh guru, presentasi kelompok dan latihan tim. Para siswa mengerjakan kuis individual. Siswa tidak diperbolehkan untuk saling membantu selama kuis berlangsung. Hal ini menjamin agar siswa secara individual bertanggung jawab untuk memahami materi ajar tersebut;

(3)

183 (d) Skor Kemajuan Individual: bertujuan un-tuk memberikan tujuan kinerja yang dapat dicapai oleh siswa apabila mereka bekerja le-bih giat dan mampu menunjukkan perkem-bangan yang lebih baik dari kuis sebelumnya. Poin yang disumbangkan siswa kepada timnya didasarkan pada berapa banyak skor kuis mereka melampaui skor dasar mereka. Setiap siswa dapat menyumbangkan poin maksimum kepada timnya dalam sistem penskoran ini. Namun, tidak seorang pun siswa dapat melakukan seperti ini tanpa menunjukkan perbaikan atas kinerja masa lalunya; (e) Rekognisi Tim/Penghargaan Tim: dilakukan sebagai bentuk apresiasi ter-hadap usaha yang telah dilakukan kelompok selama belajar. Kelompok dapat diberi ser-tifikat atau bentuk penghargaan lainnya jika dapat mencapai kriteria yang telah ditentukan bersama. Pemberian penghargaan ini tergantung dari kreativitas guru.

Langkah-langkah model pembelajar-an koopertaif tipe STAD pada mata pelajarpembelajar-an IPS dapat diuraikan sebagai berikut: (1) Menentukan Materi: yang digunakan dalam STAD dapat berupa materi-materi yang di-rancang khusus untuk Pembelajaran Tim Sis-wa. Dapat pula materi yang diadaptasi dari buku teks atau sumber-sumber terbitan lainnya atau bisa juga dengan materi yang dibuat oleh guru. Sebelum menyajikan mate-ri pembelajaran, dibuat lembar kegiatan/ lembar diskusi yang akan dikerjakan oleh masing-masing kelompok; (2) Membagi Sis-wa Ke Dalam Tim: yaitu dengan bentuk ke-lompok yang heterogen yang mewakili selu-ruh bagian di dalam kelas. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa yang terdiri dari siswa yang berkemampuan tinggi, sedang dan ren-dah. Dalam pembentukan kelompok juga memperhatikan aspek lain seperti jenis ke-lamin dan latar belakang, ras, etnik; (3) Me-nentukan Skor Awal: siswa dapat diambil melalui pre tes yang dilakukan guru sebelum pembelajaran kooperatif metode STAD di-mulai atau dari skor tes paling akhir yang dimiliki oleh siswa; (4) Membangun Tim: sebelum pembelajaran kooperatif tipe STAD

dimulai, akan lebih baik jika memberi kese-mpatan kepada masing-masing tim untuk melakukan sesuatu yang mengasyikkan dan untuk saling mengenal satu sama lain. Mi-salnya tim boleh memilih dan menentukan sendiri nama untuk kelompok mereka.

Pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki keunggulan dan kelemahan, yaitu: (1) Keunggulan: pembelajaran menjadi aktif, siswa lebih mudah memahami konsep, kemampuan siswa dapat terbangun, mening-katkan kinerja siswa dalam tugas-tugas aka-demik dan membantu siswa menumbuhkan berfikir kritis. Pembelajaran kooperatif tipe STAD memberikan pengaruh yang besar terhadap kemajuan siswa ke arah pengem-bangan nilai, sikap, dan tingkah laku yang memungkinkan mereka dapat berpartisipasi dalam kelompoknya. Sebab dalam STAD siswa dihadapkan pada kondisi kelompok yang heterogen dimana siswa harus belajar bagaimana mengemukakan pendapat, mem-beri kesempatan kepada teman untuk ber-pendapat, bagaimana menghargai pendapat teman satu timnya, saling mengoreksi ke-salahan dan saling membetulkan satu sama lainnya; (2) Kelemahan: timbul keramaian, alokasi waktu yang kurang mencukupi, guru mengalami kesulitan dalam menciptakan si-tuasi belajar kooperatif, siswa kurang beker-jasama dengan teman yang tidak akrab, serta adanya dominasi dari siswa yang pandai.

Penelitian tindakan kelas ini dilaku-kan dengan tujuan untuk: (1) Mengetahui diskripsi dari penerapan metode Kooperatif

STAD pada siswa Kelas VII-A SMP Negeri 1

Pogalan Tahun 2013/2014 Semester I seba-gai upaya meningkatkan prestasi belajar IPS; (2) Mengetahui sikap siswa Kelas VII-A SMP Negeri 1 Pogalan Tahun 2013/2014 Semester I terhadap pembelajaran yang menggunakan Metode Kooperatif STAD.

METODE PENELITIAN

Penelitian tindakan kelas ini dilaksa-nakan di SMP Negeri 1 Pogalan Desa Ben-dorejo Kecamatan Pogalan Kabupaten Tre-nggalek, yang dilaksanakan dalam bulan

(4)

Oktober sampai bulan Nopember 2013 pada bidang studi IPS tema Keadaan Alam Dan Aktivitas Penduduk Indonesia. Sedangkan subyek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah Siswa Kelas VII-A SMP Negeri 1 Pogalan Trenggalek Tahun Pelajaran 2013/ 2014 Semester I yang kelasnya berjumlah 30 siswa.

Pelaksanaan penelitian ini berbentuk siklus yang terdiri dari 2 siklus yang masing-masing meliputi: planning (perencanaan),

acting (pelaksanaan), observation

(penga-matan) dan reflecting (refleksi). Masing-masing siklus terdiri dari 2 pertemuan. 1 per-temuan untuk pelaksanaan tindakan dan 1 pertemuan lagi untuk evaluasi tindakan. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Permasalahan yang belum dapat dipecahkan dalam siklus per-tama direfleksikan bersama tim peneliti dalam suatu pertemuan kolaborasi, untuk mencari penyebabnya, selanjutnya peneliti merencanakan berbagai langkah perbaikan untuk diterapkan dalam siklus II.

Hal itu dilaksanakan terus dari satu siklus ke siklus berikutnya sampai masalah yang dihadapi dapat dipecahkan secara tuntas pada siklus dalam penelitian ini tindakan yang diberikan berupa penggunaan Metode

Kooperatif STAD dalam proses belajar

mengajar.

Untuk mengumpulkan data hasil pe-nelitian, maka peneliti menggunakan bebe-rapa instrument penelitian antara lain: (1) Lembar Observasi yang digunakan adalah observasi terstruktur dan supervisi. Lembar observasi terstruktur digunakan untuk me-ningkatkan aktifitas siswa selama proses pembelajaran. Sedangkan lembar supervisi digunakan untuk mengungkapkan aktifitas guru; (2) Lembar Tes Tertulis berupa tes ha-sil belajar berbentuk isian. Tes digunakan untuk memperoleh gambaran hasil belajar se-telah ada perubahan aktifitas saat proses pembelajaran. Tes dilakukan tiap akhir si-klus; (3) Dokumen siswa berupa catatan sis-wa saat proses pembelajaran. Dokumen ini diperlukan dengan asumsi bahwa dokumen

siswa yang baik menunjukkan minat siswa yang tinggi terhadap bidang studi IPS; (4) Lembar angket untuk mengukur minat bela-jar siswa, yang berisi beberapa pernyataan yang diharapkan dapat mengukur besarnya minat belajar siswa. Siswa diberikan pilihan beberapa alternatif jawaban yang meliputi selalu, kadang-kadang, dan tidak pernah; (5) Daftar nilai berisi kesimpulan angka yang menggambarkan perolehan hasil belajar pada pokok bahasan atau sub pokok bahasan tertentu sebagai tolok ukur keberhasilan pembelajaran.

Dalam penelitian ini memfokuskan kriteria tingkat keberhasilan atau ketuntasan secara klasikal, suatu kelas telah tuntas be-lajar jika sekurang kurangnya 85% siswa telah tuntas belajar dengan ketentuan nilai-nya ≥ 70. Sedangkan kriteria minat belajar siswa, peneliti tentukan sebagai berikut.

Tabel 1 Kriteria minat belajar siswa

Nilai Kriteria

70 % - 100% baik

41 % - 69% cukup

0 % - 40% kurang

HASIL DAN PEMBAHASAN

Siklus Pertama Refleksi Awal

Refleksi awal ditujukan untuk meng-kaji hasil temuan dalam kegiatan observasi awal dan kajian dokumentasi pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti bersama kola-borator penelitian. Dari hasil diskusi yang dilakukan diketahui bahwa guru dalam pro-ses pembelajaran IPS masih menggunakan metode yang konvensional, sehingga aktivi-tas siswa dalam pembelajaran sangat kurang. Hal ini mengakibatkan pembelajaran menjadi pasif.

Perencanaan (Planning)

Perencanaan dalam penelitian ini meliputi: (1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) mata pelajaran IPS ten-tang Keadaan Alam Dan Aktivitas Penduduk Indonesia dengan menggunakan metode

(5)

185 kooperatif tipe STAD; (2) Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi untuk guru dan siswa mengenai pelaksanaan pembelaja-ran IPS menggunakan model pembelajaraan kooperatif tipe STAD; (3) Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berisikan soal-soal latihan yang dikerjakan secara berkelompok oleh siswa. Serta soal kuis yang akan dikerjakan secara individu oleh siswa setelah diskusi dan presentasi kelompok; (4) Menyusun soal pre tes, dan pos tes yang akan diberikan pada setiap akhir siklus; (5) Menyiapkan media pembelajaran yang diperlukan dalam tindakan.

Pelaksanaan (Acting)

Berikut langkah pelaksanaan kegiat-an pembelajarkegiat-an ykegiat-ang sesuai dengkegiat-an renckegiat-ana pelaksanaan pembelajaran pada siklus I: (a) Pada pukul 07.00 WIB guru memasuki ruang kelas VII-A untuk memulai pembelajaran IPS tentang Keadaan Alam Dan Aktivitas Penduduk Indonesia dengan menggunakan

metode Kooperatif STAD; (b) Kegiatan

pendahuluan dilaksanakan selama ± 10 menit, sebelum memulai pembelajaran guru mengucapkan salam dan mengajak siswa un-tuk berdo’a bersama, kemudian menanyakan keadaan siswa serta mengecek tingkat kehadirannya; (c) Kemudian dilanjutkan de-ngan melakukan Tanya jawab tentang pe-nganut agama yang ada disekitar tempat ting-gal; (d) Setelah itu guru menginformasikan tujuan yang ingin dicapai dan menjelaskan metode pembelajaran yang akan digunakan. Selain itu guru juga memberi gambaran garis besar materi yang akan dipelajari. Serta contoh salam dengan cara agama yang lain; (e) Jika kegiatan pendahuluan sudah selesai, guru melanjutkan kepada kegiatan inti, yaitu pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode Koopertaif STAD; (f) Sebelum memulai kegiatan diskusi, guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok yang masing-masing kelompok beranggotakan 6 siswa. Dan guru juga memberi pesan moral agar siswa berperilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab, peduli, bekerja sama,

toleran dan percaya diri dalam melaksanakan diskusi kelompok; (g) Jika kelompok sudah terbentuk guru memberi tugas kepada setiap anggota kelompok. Dan memberikan waktu ± 35 menit untuk berdiskusi dengan kelompok masing-masing; (h) Setelah kegiatan diskusi berakhir, guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi dengan ketentuan yang sudah ditetapkan oleh guru dalam RPP; (i) Kegiatan penutup dilakukan ± 10 menit, meliputi pembuatan kesimpulan, refleksi pembelajaran, pelaksanaan test secara lisan, dan pemberian tugas kepada siswa.

Pengamatan (Observation)

Pengamatan dilaksanakan saat ke-giatan pembelajaran berlangsung meliputi kegiatan guru dan siswa dalam proses pem-belajaran. Guru kolaborator mengamati hal-hal berikut dalam pembelajaran. (a) Aktivitas Guru dalam melakukan pembelajaran IPS dengan menggunakan metode Kooperatif STAD. Guru kurang dalam memperjelas pendapat siswa, masih kurang dalam menjadi fasilitator selama kegiatan pembelajaran, kurang memberikan waktu untuk siswa berfikir, tetapi guru sudah baik dalam memberikan perhatian dan memberikan per-tanyaan yang merat kepada siswa. Aktivitas guru pada siklus I mendapatkan skor sebesar 17, dengan prosentase rata-rata 60,71%. Se-hingga termasuk dalam kriteria baik; (b) Ak-tivitas siswa pada saat pembelajaran IPS dengan menggunakan metode Koopertaif STAD. Siswa selalu mempersiapkan buku pelajaran, LKS, dan alat lain sebelum pembe-lajaran dimulai, siswa sudah dapat men-definisikan suatu konsep, siswa sudah terlihat aktif berdiskusi dengan teman kelompok dan mampu untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Karena masih ada kekurangan pada siklus I ini maka aktivitas siswa mendapatkan skor sebesar 18 dengan prosentase rata-rata 64,29%. Sehingga terma-suk dalam kriteria baik; (c) Hasil Tes Akhir, pada pertemuan berikutnya tetapi masih dalam siklus I guru memberikan siswa tes

(6)

evaluasi dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran IPS diperoleh nilai rata-rata siswa adalah 72,33 dan ketuntasan belajar mencapai 66,67% atau ada 20 siswa dari 30 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama hasil belajar siswa kelas VII-A sudah menunjukkan peningkatan. VII-Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut.

Tabel 2 Daftar Nilai Siswa Kelas VII-A pada Siklus I

No Nama Siswa Nilai

Ketuntasan Tunta s Tidak Tunta s 1 Aghits Mahdiyatana 80 T - 2 Agus Fahrensy 70 T -

3 Dedo Ari Setiawan 80 T - 4 Dela Triana Oktavia 90 T - 5 Devyana Yuli Amaliasari 80 T - 6

Dewi Sakina

Tussolikah 60 - TT

7 Dian Rizki Wardana 70 T - 8

Dimas Pratama Siwiaji

Tetelo 90 T -

9 Dita Faradilla 80 T - 10 Efryna Febriola Puspitarandi 60 - TT 11 Febi Evlyn Alya Falah Kojongian 70 T - 12 Hafidha Putri Setyawati 90 T - 13 Herditya Galang Prasusetya 60 - TT 14 Junaindah Ira Nurvani 50 - TT 15 Madani saifullah 80 T - 16 Maulidiana asma wardani 60 - TT 17 Mayana zeila 70 T - 18 Mei dwi andini 60 - TT 19 Mellyza martasari 80 T - 20 Metri kurniasari 70 T - 21 Mohammad bayu pangestu 90 T - 22 Mohammad latif 70 T - 23

Mohammad nur rijal

supriadi 80 T -

No Nama Siswa Nilai

Ketuntasan Tunta s Tidak Tunta s 24 Muckolis anwar 60 - TT 25 Nabilla nurin najma 70 T - 26 Naja alwi mawardy 60 - TT 27 Rachmad agung 90 T - 28 Rahmadiana puspitasari 80 T - 29 Reswika oktaviana 60 - TT 30 Siska wahyuningtyas 60 - TT Jumlah 2170 20 10 Ketuntasan (Rata-Rata) 72.33 66.67 33.33 Refleksi

Berdasarkan hasil pantauan guru pe-neliti dan guru pengamat maka pelaksanaan tindakan pada siklus I dapat direfleksikan sebagai berikut: (a) Semua tindakan efektif yang direncanakan dapat terlaksana meski-pun belum efektif; (b) Guru peneliti menya-dari adanya kekurangan-kekurangan yang timbul saat proses pembelajaran; (c) Siswa lebih memperhatikan ketika guru sedang menjelaskan sesuatu permasalahan, hal ini disebabkan pandangan siswa dengan guru tidak terhalang siswa lain.

Rencana perbaikan: (a) Guru akan merubah urutan tindakan pada pembelajaran; (b) Memberi kesempatan bertanya pada siswa supaya lebih aktif; (c) Mendiskusikan langkah-langkah yang sudah mapan yang telah dilakukan di siklus I.

Siklus II

Perencanaan (Planning)

Perencanaan pada siklus II, hampir sama dengan siklus I. Tahap merencanakan merupakan proses merencanakan tindakan yang akan dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas VII-A SMP Negeri 1 Pogalan Trenggalek. Perencanaan dalam penelitian ini meliputi: (1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) mata pelajaran IPS tentang Keadaan Alam Dan Aktivitas Penduduk Indonesia dengan menggunakan metode kooperatif tipe STAD; (2) Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi untuk guru dan siswa mengenai

(7)

187 pelaksanaan pembelajaran IPS menggunakan model pembelajaraan kooperatif tipe STAD; (3) Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berisikan soal-soal latihan yang dikerjakan secara berkelompok oleh siswa. Serta soal kuis yang akan dikerjakan secara individu oleh siswa setelah diskusi dan presentasi kelompok; (4) Menyusun soal pre tes, dan pos tes yang akan diberikan pada setiap akhir siklus; (5) Menyiapkan media pembelajaran yang diperlukan dalam tin-dakan.

Pelaksanaan (Acting)

Pembelajaran IPS tentang Keadaan Alam dan Aktivitas Penduduk Indonesia dengan menggunakan metode Kooperatif STAD untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal 7 Nopember 2013. Berikut langkah pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang se-suai dengan rencana pelaksanaan pembela-jaran pada siklus II: (a) Pada pukul 07.00 WIB guru memasuki ruang kelas VII-A untuk memulai pembelajaran IPS tentang Ke-adaan Alam Dan Aktivitas Penduduk Indonesia dengan menggunakan metode Kooperatif STAD; (b) Kegiatan pendahuluan dilaksanakan selama ± 10 menit, sebelum memulai pembelajaran guru mengucapkan salam dan mengajak siswa untuk berdo’a bersama, kemudian menanyakan keadaan siswa serta mengecek kehadiran siswa; (c) Kemudian dilanjutkan dengan melakukan ta-nya jawab materi minggu lalu, kemudian menjelaskan model pembelajaran yang akan digunakan; (d) Setelah itu guru meng-informasikan tujuan yang ingin dicapai dan menjelaskan metode pembelajaran yang akan digunakan. Selain itu guru juga mem-beri gambaran garis besar materi yang akan dipelajari. Dan guru mengajak siswa bermain tepuk tangan; (e) Jika kegiatan pendahuluan sudah selesai, guru melanjutkan kepada kegiatan inti, yaitu pelaksanaan pem-belajaran dengan menggunakan metode Koopertaif STAD; (f) Sebelum memulai kegiatan diskusi, guru membagi siswa ke

dalam 5 kelompok yang masing-masing ke-lompok beranggotakan 6 siswa. Dan guru juga memberi pesan moral agar siswa ber-perilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab, peduli, bekerja sama, toleran dan percaya diri dalam melaksanakan diskusi kelompok; (g) Jika kelompok sudah terbentuk guru mem-beri tugas kepada setiap anggota kelompok. Dan memberikan waktu ± 35 menit untuk berdiskusi dengan kelompok masing-masing; (h) Setelah kegiatan diskusi ber-akhir, guru meminta siswa untuk mempre-sentasikan hasil diskusi dengan ketentuan yang sudah ditetapkan oleh guru dalam RPP; (i) Kegiatan penutup dilakukan ± 10 menit, meliputi pembuatan kesimpulan, refleksi pembelajaran, pelaksanaan test secara lisan, dan pemberian tugas kepada siswa.

Pengamatan (Observation)

Pengamatan dilaksanakan saat kegi-atan pembelajaran berlangsung meliputi ke-giatan guru dan siswa dalam proses pem-belajaran. Guru kolaborator mengamati hal-hal berikut dalam pembelajaran. (a) Aktivitas Guru dalam melakukan pembelajaran IPS dengan menggunakan metode Kooperatif STAD sudah mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari skor yang didapatkan yaitu 24, dan skor maksimal 28. Sehingga prosentase rata-rata yang didapatkan adalah 85,71% dan termasuk dalam kriteria sangat baik; (b) Aktivitas siswa pada saat pembe-lajaran IPS dengan menggunakan metode Koopertaif STAD mengalami peningkatan. Dengan peningkatan aktivitas yang ditunjuk-kan oleh guru, maka berpengaruh juga ter-hadap ativitas siswa. Pada siklus II ini skor yang didapatkan oleh siswa yaitu 25, dan skor maksimal 28. Sehingga prosentase rata-rata yang didapatkan adalah 89,29% dan termasuk dalam kriteria sangat baik; (c) Hasil Tes Akhir Siklus II yang diberikan bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran

(8)

IPS siswa dapat memperoleh nilai rata-rata sebesar 89,67 dan ketuntasan belajar mencapai 96,67% atau ada 29 siswa dari 30 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah me-ngalami peningkatan sedikit lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar siswa pada siklus II ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan siswa da-lam memahami materi pelajaran yang telah diterapkan selama ini serta ada tanggung jawab kelompok dari siswa yang lebih mampu untuk mengajari temannya yang kurang mampu. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut.

Tabel 3 Daftar Nilai Siswa Kelas VII-A Pada Siklus II

No Nama Siswa Nilai

Ketuntasan Tunta s Tidak Tunta s 1 Aghits Mahdiyatana 100 T - 2 Agus Fahrensy 90 T -

3 Dedo Ari Setiawan 100 T - 4 Dela Triana Oktavia 90 T - 5 Devyana Yuli Amaliasari 80 T - 6 Dewi Sakina Tussolikah 90 T - 7 Dian Rizki Wardana 100 T - 8 Dimas Pratama Siwiaji Tetelo 80 T - 9 Dita Faradilla 70 T - 10 Efryna Febriola Puspitarandi 80 T - 11 Febi Evlyn Alya Falah Kojongian 90 T - 12

Hafidha Putri

Setyawati 100 T -

13 Herditya Galang Prasusetya 90 T - 14 Junaindah Ira Nurvani 100 T - 15 Madani saifullah 60 - TT 16 Maulidiana asma wardani 90 T - 17 Mayana zeila 100 T - 18 Mei dwi andini 90 T - 19 Mellyza martasari 100 T - 20 Metri kurniasari 90 T - 21 Mohammad bayu pangestu 100 T -

No Nama Siswa Nilai

Ketuntasan Tunta s Tidak Tunta s 22 Mohammad latif 80 T - 23 Mohammad nur rijal supriadi 100 T - 24 Muckolis anwar 70 T - 25 Nabilla nurin najma 90 T - 26 Naja alwi mawardy 100 T - 27 Rachmad agung 80 T - 28 Rahmadiana puspitasari 100 T - 29 Reswika oktaviana 80 T - 30 Siska wahyuningtyas 100 T - Jumlah 2690 29 1 Ketuntasan (Rata-Rata) 89.67 96.67 2.94 Refleksi

Dari hasil pengamatan guru peneliti dan guru pengamat pada siklus II dapat dihasilkan sebagai berikut: (a) Semua tinda-kan yang direncanatinda-kan dapat berjalan dengan lancar; (b) Siswa terlatih untuk mengerjakan soal-soal latihan yang berkaitan dengan Keadaan Alam Dan Aktivitas Penduduk Indonesia.

Interpretasi Data

Dari hasil penelitian tindakan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar bi-dang studi IPS tentang Keadaan Alam Dan Aktivitas Penduduk Indonesia pada siswa Kelas VII-A SMP Negeri 1 Pogalan Treng-galek Tahun 2013/2014 Semester I sebelum siklus diperoleh nilai rata - rata : 64,67 de-ngan ketuntasan 46,67%, siklus I diperoleh nilai rata-rata: 72,33 dengan ketuntasan 66,67% dan pada siklus II mengalami pe-ningkatan menjadi: 89,67 dengan ketuntasan mencapai 96,67%. Hal ini menunjukkan bah-wa pembelajaran IPS tentang Keadaan Alam Dan Aktivitas Penduduk Indonesia dengan menggunakan Metode Kooperatif STAD dapat meningkatkan prestasi belajar bidang studi IPS pada siswa Kelas VII-A SMP Negeri 1 Pogalan Trenggalek Tahun 2013/2014 Semester I. Untuk lebih jelasnya dalam peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

(9)

189

Gambar 1 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas VII-A

Gambar 2 Peningkatan Aktivitas Belajar Di Kelas VII-A

Aktivitas kegiatan belajar siswa juga mengalami peningkatan. Dapat dilihat pada aktivitas belajar siswa yang meningkat setiap siklusnya. Pada siklus I sebesar 64,29% dan pada siklus II mencapai 89,29%. Sedangkan aktivitas kegiatan guru dalam menerapkan Metode Kooperatif STAD juga mengalami peningkatan. pada siklus I 60,71% dan pada siklus II mencapai 85,71%. Berikut penulis sajikan dalam diagram grafik perbandingan aktivitas guru dengan aktivitas siswa setiap siklusnya.

PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan langkah-langkah yang diterapkan ke dalam 2 siklus pada penelitian tindakan ini dapat disimpulkan sebagai

beri-kut: (1) Keberhasilan tindakan dalam pene-litian ini ditunjukkan oleh ketuntasan belajar secara klasikal. Kondisi ini dapat terwujud dengan langkah-langkah guru mendefinisi-kan permasalahan secara tertulis, memban-gun diagram sebab akibat yang dimodifikasi untuk mendefinisikan penyebab dari masalah itu, penyebab-penyebab yang tidak dapat dikendalikan, namun dapat diperkirakan. Membagi kelas dalam beberapa kelompok kecil; (2) Penggunaan Metode Kooperatif

STAD dalam pembelajaran IPS dapat

me-ningkatkan prestasi belajar siswa, hal ini di-tunjukkan oleh peningkatan prestasi belajar siswa dari sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata 64,67% dan pada siklus II meningkat menjadi 72,33%. Sedangkan aktivitas kegiatan siswa dalam mwngikuti pembelajar-an IPS dengpembelajar-an menggunakpembelajar-an Metode

0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00

SEB SIKLUS SIKLUS I SIKLUS II

64.67 72.33 89.67 46.67 66.67 96.67 Ketuntasan Rata-rata SIKLUS I SIKLUS II 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 AKTIVITAS SISWA AKTIVITAS GURU 64.29 60.71 89.29 85.71 SIKLUS I SIKLUS II

(10)

Kooperatif STAD juga mengalami

pening-katan pada siklus I 64,29% dan pada siklus II mencapai 89,29%.

Saran

Penerapan Metode problem based

le-arning dalam pembelajaran IPS yang telah

diuraikan di atas, hendaknya guru dalam me-laksanakan tugasnya dapat dibantu oleh tenaga guru lainnya. Perpustakaan sekolah

agar mengusahakan keberadaan buku-buku bacaan populer yang ada sangkut pautnya dengan IPS. Metode problem based learning dapat diterapkan pada mata pelajaran yang lain selain IPS. Hendaknya guru mengguna-kan metode yang bervariasi dalam menyam-paikan materi, agar siswa tidak merasa bosan dan menyukai materi yang disampaikan.

DAFTAR RUJUKAN

Hamalik, Oemar. 1980. Media Pendidikan. Bandung: Alumni.

Hamalik, Oemar. 2006. Proses Belajar dan

Mengajar. Bandung : Bumi Aksara.

Prayitno, Elida. 1989. Motivasi Dalam

Bela-jar Dan Berprestasi. Jakarta:

Depdik-bud.

Slavin, Robert E. 1995. Cooperative

Learn-ing (Teori, Riset, dan Praktik).

Ban-dung: Rosda Karya

Sudjana,Nana. 2005. Penilaian Hasil Proses

Belajar Mengajar. Bandung: PT.

Remaja.

Suharsimi, Arikunto. 1993. Manajemen

Mengajar Secara Manusiawi. Jakarta:

Rineksa Cipta.

Suprijono, Agus. 2011. Cooperative

Learn-ing Teori dan Aplikasi Paikem.

Yogya-karta: Pustaka Pelajar.

Surakhmad, Winarno, 1975. Metodologi

Pe-ngajaran. Jakarta: Gramedia.

Suryabrata, Sumadi. 1990. Psikologi

Pendi-dikan. Yogyakarta: Andi Offset.

Winkel. 1984. Psikologi Pendidikan dan

Gambar

Tabel 2 Daftar Nilai Siswa Kelas VII-A pada Siklus  I
Tabel 3 Daftar Nilai Siswa Kelas VII-A Pada Siklus  II
Gambar 1 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas VII-A

Referensi

Dokumen terkait

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil menggunakan metode purposive sampling dengan menggunakan beberapa kriteria yaitu: 1) Perusahaan manufaktur yang

Mekanisme sinergisme antar isolat dalam konsorsium disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya: (1) salah satu dari genus bakteri mampu menyediakan satu atau

Bagi membincangkan pemilihan penutur berikutnya secara pilihan oleh penutur semasa maka pengkaji telah mendapati empat jenis cara ambilan giliran bertutur yang berlaku dalam

Ruang-ruang pokok yang ada di dalam ketiga apartemen tersebut antara lain ruang kamar tidur, kamar mandi, dapur dan ruang tamu. Terdapat ruang tambahan seperti balkon

Informação institucional, promoção de produtos e também para aproximar mais o hotel do cliente, sobretudo os expatriados porque muitos deles têm dificuldades em ligar para

Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik simpulan bahwa kegiatan guru dalam proses pembelajaran pada penelitian tindakan kelas dengan menerapkan metode inkuiri

Bagi penduduk usia lanjut perlu mengupayakan untuk mengurangi pola-pola hidup yang kurang mendukung kesehatan seperti kurang tidur dan pola makan yang tidak

Bersasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan bahwa rata-rata kelincahan siswa SSB Rheza Mahasiswa Surabaya U-16 adalah penjaga gawang kanan sebesar