• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI. yang relevan dan suatu legitimasi konseptual. Teori yang dipakai harus berkaitan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORI. yang relevan dan suatu legitimasi konseptual. Teori yang dipakai harus berkaitan"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teori

Teori dalam suatu penelitian sangat diperlukan, untuk mencapai penelitian yang relevan dan suatu legitimasi konseptual. Teori yang dipakai harus berkaitan dengan topik penelitian, agar dapat memecahkan masalah yang ada. Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Seni Musik

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995: 676) diterangkan bahwa musik adalah nada atau suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu dan keharmonisan terutama yang mengandung alat yang dapat menghasilkan bunyi-bunyi itu. Musik adalah suatu hasil karya seni berupa bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsur-unsur musik yaitu irama, melodi, harmoni, bentuk dan struktur lagu (Jamalus, 1988: 1).

Jamalus (1988: 7) mengatakan bahwa, unsur-unsur musik itu terdiri atas beberapa kelompok yang secara bersama-sama merupakan kesatuan membentuk sebuah lagu atau komposisi musik. Semua unsur musik itu berkaitan erat dan sama-sama mempunyai peranan penting dalam sebuah lagu. Urutan pengelompokan unsur-unsur musik ini dapat berbeda-beda sesuai dengan pandangan orang-orang yang menyusunnya.

(2)

Dari uraian di atas, dapat ditarik pemahaman bahwa musik adalah tata bunyi-bunyian yang merupakan kesatuan antara tiga komponen dasar yang diperdengarkannya yaitu irama, melodi dan harmoni yang dalam sejarahnya telah muncul beratus-ratus tahun sebagai bagian dari perjalanan kehidupan umat manusia.

2. Analisis Struktur

Di dalam Ensiklopedi Nasional Indonesia (1988:19) menyatakan bahwa analisis adalah memeriksa suatu masalah untuk menemukan semua unsur unsur yang bersangkutan. Pengertian analisis pada penelitian ini dapat di artikan memeriksa dan menyelidiki musik ilustrasi pada Teater Makyong. Struktur menurut Komaruddin (1993), adalah rangka yang isinya memperlihatkan susunan dan hubungan setiap hal yang akan menjadi bahasan yang meliputi bentuk dan isi. Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989: 860), mengatakan bahwa struktur adalah cara bagaimana sesuatu disusun atau digabung.

Dari beberapa penjelasan tersebut, dapat diartikan bahwa struktur adalah susunan yang memiliki hubungan berarti dan dapat dibahas meliputi bentuk dan isinya. Dengan kata lain, dalam sebuah struktur terlihat adanya tata susunan serta keterkaitan intern. Bagian-bagian mempunyai arti jika dipandang dari keseluruhan, dan keseluruhan baru dimengerti jika memperhatikan bagian-bagiannya.

Berdasarkan ulasan tersebut, maka pengertian analisis struktur adalah mempelajari secermat mungkin dari seluruh aspek yang membentuk bangunan suatu karya dengan memperhatikan bagian-bagiannya sehingga menemukan makna

(3)

secara utu analisis st memapark semua un menyeluru Me yaitu : a. Bent b. Bent c. Bent Be struktur se “A (a [an bagian, “a setengah), akhiri oleh “Bagimu N uh. Menuru truktur ada kan secerma nsur dan as uh. enurut Prier

tuk lagu sat tuk lagu du tuk lagu tig entuk lagu ebagai berik nteseden], x a/anteseden” , sedangkan h kadens sem Negeri” : ut Teuw (d alah suatu at, seteliti, s spek suatu r (1996: 5), tu bagian : d a bagian : d ga bagian : d satu bagian kut : x [konsekw ” adalah ka n “x/konsek mpurna). C 8  dalam skrip analisis ya semendetai karya yan struktur be dengan satu dengan dua dengan tiga n menurut W wen]), huruf alimat tanya kwen” adal Contoh frase psi Theresi ang bertuju l dan semen ng bersama-ntuk lagu d u kalimat saj kalimat yan kalimat yan Wicaksono f “A” menu a (yang bia lah kalimat e anteseden a Irma Kri an untuk m ndalam mun -sama men dapat dibeda ja ng berlainan ng berlainan (1998), bia unjukkan b asanya diak t jawab (ya lagu satu ba Diakhiri ak istiani, 200 membongka ungkin keter nghasilkan m akan menjad n n asanya mem bentuk lagu khiri oleh ka ang biasan agian dalam kor dominan  07: 8), ar dan rkaitan makna di tiga, miliki u satu adens ya di m lagu

(4)

Co Bentuk la [anteseden menunjuk “x & y” ka Sedangkan (a , x) B ( mengguna Bentuk la terkadang setiap bag konsekuen dan konse yang diula lagu tiga b Da cerita Wak Awang, K dengan str 1) Motif Bia Sebagaima ”Sekelo tersebu harmon ontoh frase k agu dua ba n], x [konse kkan bentuk alimat jawa n bentuk lag (b , y) C (c akan struktu agu dua bag

bagian satu gian terdap n, walau be ekwen, karen ang dengan bagian”. alam peneli k Perambun Kelantan da ruktur lagu asanya dim ana yang di ompok nada ut dapat dili ni, dinamika konsekuen agian biasa ekwen]), B k lagu dua b ab. gu tiga bagi , z). Namu ur seperti ya gian tidak s u diulang k pat frase y egitu tidak s na ada lagu n sedikit pe itian ini, pe n yaitu lagu an Cik Mil dan perlu d mulai deng ikemukakan a yang mer ihat tidak sa a, warna sua 9  : anya memi (b [antesed bagian, den ian biasany un tidak sel ang telah dib

selalu bagi kembali sete yang berbe setiap dalam u yang dalam erubahan. H eneliti men u Petani, Tim lik. Adapun dibahas dala gan hitung n oleh Kusu rupakan sat aja pada m ara dan sem

iliki struktu den], y [ko

gan “a & b

ya memiliki amanya lag bahas di ata an satu dis elah itu dila eda, yaitu m satu bagi m bagianny Hal tersebut nganalisa st mang Welo n beberapa am penelitia gan ringan umawati, (2 u kesatuan melodi dan i mua unsur m ur sebagai nsekwen]), b” adalah ka struktur seb gu satu, dua as. ambung ba anjutkan bag frase antes ian terdapat a hanya ada t berlaku ju trukrur lagu , Timang B a faktor yan an ini yaitu menuju 2004: 12) : tersebut di ramanya, n musik yang a Diakhir berikut : huruf “A alimat tany bagai beriku a dan tiga b agian dua, gian dua. D seden dan t frase ante a frase ante uga pada b u iringan d Bunga, Selen ng berhubu : hitungan b isebut motif namun juga ada. ri akor tonika  A (a & B” a dan ut : A bagian tetapi Dalam frase seden seden entuk dalam ndang ungan berat. f. Hal pada

(5)

10 

Sebuah motif biasanya mulai dengan hitungan ringan (irama gantung) menuju nada berikutnya pada hitungan berat. Sebuah motif paling sedikit terdiri dari dua nada dan paling banyak memenuhi dua ruang birama.”

Motif dapat diidentifikasi dengan cara melihat beberapa cirinya, salah satunya adalah sebuah motif biasa diawali dengan hitungan ringan dan berakhir pada hitungan berat. Sebagaimana yang diutarakan Prier (1996: 15), bahwa motif dapat diidentifikasi antara lain dengan :

”1. Sebuah motif biasanya mulai dengan hitungan ringan(irama gantung) dan menuju pada nada dengan hitungan berat. Tetapi nada berat tidak harus menjadi nada akhir motif.

2. Sebuah motif terdiri dari setidak-tidaknya dua nada dan paling banyak memenuhi dua ruang birama. Bila ia memenuhi satu birama, ia dapat juga disebut motif birama; bila ia hanya memenuhi satu hitungan saja, ia disebut motif mini atau motif figurasi.

3. Nada-nada diantara nada akhir motif yang satu dan awal motif yang berikut disebut nada jembatan yang tidak begitu penting.

4. Bila beberapa motif berkaitan menjadi satu kesatuan, maka tumbuhlah motif panjang yang secara ekstrim dapata memenuhi seluruh pertanyaan atau seluruh jawaban.”

Satu motif belum dapat dikatakan melodi jika, belum bergabung menjadi satu unit atau satu kesatuan. Sebagaimana Kusumawati, (2004: 12) menyatakan bahwa :

”Pada mulanya motif yang berdiri sendiri belum merupakan sebuah melodi akan tetapi apabila motif-motif digabung menjadi satu unit maka terbentuklah melodi yang selanjutnya akan menjadi deretan figur-figur.”

(6)

Di Sel terciptany “A me mu seb Ad mengemba a. P P y n b. P P k n se y m bawah ini a lain berper ya variasi me Apabila mot elodi atau d usik dilaku belumnya.” da beberap angkan sebu Pembesaran Pembesaran yaitu dengan namun ketuk Pengecilan n Pengecilan n karena nilai namun ketuk emuanya di yang akan menggunaka F adalah conto ran sebagai elodi, sebag

tif kecil tad dengan kata ukan denga pa teknik uahmelodi, nilai nada ( nilai nada n penggand kan atau hitu

nilai nada (D nilai nada

setiap nada kan atau hitu ipakai, sehi dipakai. In an aturan ya Figur  11 oh motif : pembentuk gaimana dik di dikemba a lain untuk an cara me yang digu , di antarany (Augmentas a artinya se daan nilai na ungan tetap Diminusi) artinya set a dibagi du ungan sama ingga komp ntinya disin ang ada. Figur  motif  k melodi, m kemukakan ngkan mak k membuat engembangk unakan dal ya : si) etiap nada m ada sehingg p sama. iap nada m ua, sehingga a. Beberapa poser lebih b ni, kompos motif juga Kusumawa ka akan me variasi mel kan motif-m lam peneli mengalami ga tempo da mengalami p a ritme dan teknik di bebas mem er dianjurk motif  berperan d ati (2004: 12 embentuk v lodi dalam motif yang itian ini u perubahan an ritme ber perubahan n tempo ber atas tidak milih teknik kan tetap m dalam 2) : variasi karya g ada untuk nilai rubah nilai, rubah wajib mana masih

(7)

2) Frase Ko menurut s menyataka ditandai d lagu pun m Ka musik, ad frase tany frase jawa frase tany pula kalim dilanjutka Pertanyaan tetapi dua biasanya contoh seb odijat (198 struktur kal an bahwa, dengan lengk memiliki fra alimat baha da frase “tan ya dan jawa abannya. Di a yang dilan mat tanya m an dengan du n satu adala a frase ter jawabanpun bagai beriku 3: 28) me limat. Menu frase adala kung pengik ase atau kali

sa memiliki nya” dan “j ab, artinya isamping ad njutkan fras ajemuk, art ua frase jaw ah frase tany rsebut biasa n dalam b ut : Jawaba 12 enyatakan nurut books ah anak kal kat. Sehingg imat. i kalimat “t awab”. Let tidak setiap da perganti se tanya lag tinya dua fra wab berturut ya satu dan anya diang bentuk panj Pertanya n 1 bahwa, fra .google.co.i limat lagu, ga dapat dip tanya” dan tak frase tid

p frase tany an antara “ gi, kemudia ase pertanya t-turut pula, pertanyaan ggap satu k jang, sama aan 1 asering ada id (diunduh dalam tulis pahami bahw “jawab”, be dak selalu b ya dilanjutk tanya dan j n baru frase aan berturut , contoh : n dua adalah kalimat. De a seperti fr Pertanyaa Jawaban 1  alah pemb h 16 Juni 2 san musik hwa sebuah egitu pula d bergantian a kan ataupun jawab”, ada e jawabnya ut-turut kem h frase tanya engan dem rase pertan an 1  bagian 2012) lazim karya dalam antara n ada a pula . Ada udian a dua, mikian nyaan,

(8)

13 

Bahasa percakapan berbeda prinsip dengan frase lagu. Durasi frase jawaban sebuah lagu diharapkan sama dengan durasi frase pertanyaan, sebab dalam frase lagu membutuhkan keseimbangan antara frase tanya dan jawab (Kusumawati: 2004).

3) Irama adalah urutan yang menjadi rangkaian unsur dasar dalam musik. Irama tersebut terbentuk dari sekelompok bunyi dengan bermacam-macam lama waktu atau panjang pendeknya membentuk pola irama dan bergerak menurut pulsa dalam ayunan birama (Jamalus, 1988 : 8).

4) Ritme adalah panjang pendeknya (durasi) not-not membentuk suatu irama, yang digambarkan dalam simbol-simbol not (Mujdilah, 1998: 7).

5) Dinamik adalah aspek musik yang terkait dengan tingkat kekerasan bunyi atau gradasi kekerasan dan kelembutan suara musik (Hidajat, 2006:51). Sedangkan menurut Banoe (2003:116), dinamik adalah keras lembutnya,dalam cara memainkan musik, dinyatakan dengan berbagai istilah seperti : P (piano), F (forte), Crescendo, dan Sfz (sforzando). Dalam penelitian dinamik diartikan tingkat kekerasan dan kelembutan suara musik yang dinyatakan dengan istilah seperti Piano, Forte dan Crescendo.

6) Tempo adalah kecepatan dimana kita mengatur atau menghitung panjang not (Mudjilah,1998:7). Adapun istilah tempo menurut Mudjilah sebagai berikut :

Largo : Sangat lambat (M.M : 46-50)

Adagio : Lambat (M.M : 52-54)

Moderato : Sedang (M.M : 96-104)

(9)

14 

Vivace : Hidup,gembira (M.M : 160-176)

Presto : Cepat (M.M : 184-200)

Prestissimo : Sangat cepat (M.M : 208)

3. Teater

Menurut Harymawan (1988:2) teater adalah kisah hidup dan kehidupan manusia yang diceritakan diatas pentas, Disaksikan oleh orang banyak dengan media : percakapan, Gerak dan laku didasarkan pada naskah yang tertulis dengan atau tanpa musik, Nyanyian dan tarian.

Menurut Bandem dan Murgiyanto (1996:9) teater diartikan sebagai drama yaitu lakon atau kisah hidup manusia yang dipertunjukan diatas pentas dan disaksikan banyak orang. Dengan demikian teater adalah pertunjukan lakon yang dimainkan di atas pentas dan disaksikan oleh penonton.

Teater daerah Indonesia ada yang bersifat tradisional dan modern. Teater tradisional adalah teater daerah yang telah hidup dan berkembang dan diajarkan secara turun temurun dari generasi ke generasi biasanya secara lisan. Sedangkan teater modern adalah teater yang sekalipun memiliki ciri-ciri kedaerahan dan menggunakan bahasa daerah setempat tetapi relatif baru kehadirannya. Peran teater daerah adalah :

a. Sebagai sarana upacara

Teater ini dipersembahkan untuk leluhur dan sepanjang ada minat, orang diperbolehkan menontonnya.

(10)

15 

b. Sebagai Hiburan

Teater ini ditujukan kepada orang-orang yang berpartisipasi dalam kegiatan tertentu ataupun mereka yang khusus menjadi penonton.

c. Sebagai media komunikasi

Teater memiliki kemampuan yang amat besar untuk menyampaikan informasi karena karakteristik teater daerah Indonesia yang bersifat peran serta komunal. Maksudnya, jika seorang pelaku dalam teater mengungkapkan kesedihan, penonton akan ikut menangis dan jika seorang badut membuat lelucon maka penonton akan ikut tertawa. Demikian seterusnya terjadi peran serta komunal dalam teater sehingga komunikasi untuk menyampaikan suatu informasi akan terus terjalin dalam setiap pementasan.

d. Sebagai pengucapan sejarah

Teater ini berfungsi untuk mengungkapkan kembali sejarah yang dimuat dalam lontar dan naskah lainnya. Teater daerah merupakan wujud seni pertunjukan yang mengajak masyarakat untuk mengenal sejarah bangsa, leluhur dan pemimpin lainnya. Melalui teater masyarakat lebih mudah memahami isi naskah atau prasasti yang merupakan sumber sejarah.

Berdasarkan penjelasan diatas maka peneliti menyimpulkan bahwa dalam penelitian ini, teater yang diangkat untuk di teliti musik iringannya adalah teater daerah yang telah hidup, berkembang dan diajarkan secara turun temurun dan berfungsi sebagai hiburan yaitu Teater Makyong di Bintan, Kepulauan Riau.

(11)

16 

4. Musik Ilustrasi

Musik Ilustrasi adalah musik latar yang mengiringi aksi selama cerita berjalan. Musik ilustrasi membentuk dan memperkuat mood, cerita serta tema utama (Hintzman 2008:6). Menurut Kennedy (2005:251) Ilustrasi musik digunakan untuk memperkuat dan mempertegas adegan yang sedang berlangsung, juga untuk memanggil penonton.

Musik ilustrasi pertama kali digunakan dalam film tanpa suara dengan menggunakan piano atau orkestra kecil yang bermain selama adegan berlangsung. Fungsi utama musik ilustrasi menurut Brindle (2005:160) adalah untuk mempersiapkan penonton dalam perpindahan adegan atau suasana, sehingga penonton lebih cepat memahami adegan yang sedang berlangsung. Fungsi khusus dari ilustrasi menurut Hintzman (2008:6) adalah :

a. Mempertegang dan merelaksasikan alur dalam sebuah cerita b. Membuat suasana waktu dan tempat

c. Menggambarkan gerak dan aksi d. Pembentuk suasana cerita e. Merefleksikan emosi

(12)

17 

5. Musik Ilustrasi Makyong

Didalam Ensiklopedi Musik (1997:231) Musik Ilustrasi merupakan istilah khas Indonesia yang di pakai dalam dunia perfilman. Istilah ini berasal dari zaman film bisu atau yang lebih kita kenal sebagai drama.

Pengertian Musik Ilustrasi dalam penelitian ini adalah musik iringan pada Teater Makyong Di Bintan. Musik Ilustrasi ini berfungsi untuk menerangkan dan menghiasi setiap adegan adegan dalam cerita dari awal hingga akhir. Didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989:387) iringan berarti menyertai atau mengikuti dengan maksud mengawal dan mengantarkan. Didalam penelitian ini Musik Ilustrasi yang dimaksud adalah musik yang menyertai atau mengikuti setiap adegan adegan yang ada di dalam Teater Makyong.

Di dalam Ensiklopedi Musik Indonesia (1985:106) Makyong adalah musik iringan teater rakyat yang teaternya sendiri juga di sebut Makyong, menampilkan cerita berbentuk dialog tarian dan nyayian. Kesenian Makyong merupakan kesenian rakyat yang berasal dari Siam kemudian berkembang di Bintan, Kepulauan Riau di bawa oleh pedagang pedagang dari pulau Pinang (Malaysia).

Teater Makyong tidak dapat dipentaskan tanpa musik Makyong yang tidak dapat diganti dengan jenis musik lain. Sejak dari awal hingga akhir pertunjukan, musik Makyong terus menerus mengiringi penampilan tanpa henti. Ragam lagu iringan yang di bawakan pada saat pementasan Teater Makyong dalam cerita Wak

Perambun menurut Khalid Kasim selaku Pembina sanggar Teater Makyong di

(13)

18 

a. Petani

Lagu ini dimainkan sebagai lagu pembukaan yang diucapkan dalam bentuk mantra. Mantra disini adalah kata-kata pembuka yang diucapkan dengan dialek khas melayu Mantang diiringi musik dan tarian sebagai pesan pembuka pertunjukan teater kepada penonton.

b. Timang Welo

Dimainkan untuk menyatakan pertukaran setiap adegan. Lagu Timang Welo merupakan iringan musik yang dimainkan setelah lagu petani selesai dimainkan, dilanjutkan dengan masuknya seorang pemeran tokoh awang pengasuh yang berjalan cepat dan gembira diiringi musik sebagai penanda pertukaran adegan sekaligus merupakan iringan gerak langkah awang pengasuh.

c. Selendang Awang

Dimainkan sebagai lagu pengiring untuk melukiskan percakapan. Menurut bapak Khalid Kasim selaku pembina sanggar Teater Makyong di Bintan lagu ini tidak bisa dipastikan durasinya, karena disetiap pertunjukann adegan percakapan bisa bertambah dan bisa berkurang tergantung pembawaan sang pelakon, ataupun unsur lain seperti mistis, karena dalam setiap pertunjukannya tidak jarang ada pelakon yang dimasuki arwah leluruh sehingga bisa merubah jalannya percakapan.

d. Timang Bunga

Dimainkan saat adegan bersuka ria. Adegan bersuka ria dalam cerita Wak

Perambun hanya sekali dimainkan yang diperankan oleh Inang Pengasuh yang

(14)

19 

e. Kelantan

Lagu ini dimainkan sebagai iringan gerak langkah adegan pertempuran yang dilakukan oleh Inang Pengasuh, Awang Pengasuh dan Wak Perambun yang berakhir dengan kekalahan Wak Perambun.

f. Cik Milik

Lagu Cik Milik merupakan lagu penutup yang dimainkan setelah lagu Kelantan selesai dimainkan dan Wak Perambun ditangkap dan dihukum oleh cekwan. Lagu ini mengiringi tarian yang membawa pesan perpisahan kepada para penonton.

Instrumen yang di gunakan dalam Teater Makyong adalah :

a. Mong

Instrumen yang terbuat dari tembaga ini berfungsi sebagai penyeimbang gendang. Terdiri dari dua buah alat yang besar dan kecil sehingga menimbulkan perbedaan bunyi yang nyata, dimainkan oleh satu orang pemain.

b. Gedombak

Instrumen yang terbuat dari kayu berbentuk seperti botol. Gedombak berjumlah dua buah, dimainkan oleh satu orang pemain.

c. Gendang

Instrumen yang terbuat dari kayu sepanjang 45cm. Biasanya disebut gendang panjang dan berfungsi sebagai pengatur tempo. Gendang panjang merupakan alat musik yang hampir tidak pernah berhenti dalam mengiringi pertunjukan Makyong.

(15)

20 

d. Gong

Merupakan Instrumen yang terbuat dari logam. Gong yang dipakai dalam musik Makyong Bintan berjumlah dua buah dan berfungsi sebagai pengatur tempo.

6. Wak Perambun

Menurut Khalid Kasim selaku pembina sanggar Teater Makyong di Bintan,

Wak Perambun adalah seorang tokoh dalam cerita yang sekaligus diangkat sebagai

judul dari cerita ini. Cerita ini mengisahkan tentang seorang permaisuri raja yang sedang ngidam ingin makan daging rusa putih. Raja memerintahkan Awang

Pengasuh untuk mencari Wak perambun yang terkenal sakti agar dapat

membawakannya daging rusa putih dan raja pun berpesan agar Wak Perambun jangan pulang sebelum mendapatkan daging rusa putih yang dimaksud, karena apabila gagal maka ia akan dihukum pancung.

Setelah mencari kemana mana, Wak perambun tidak juga menemukan daging rusa yang dimaksud dan ia pun pulang keistana tanpa membawa daging rusa putih, ia malah membawa seorang wanita kepada permaisuri raja dan ia akhirnya dihukum pancung oleh raja. Begitulah sepenggal kisah Wak Perambun yang gagal menemukan daging rusa putih karena daging rusa putih memang tidak ada didunia ini. Secara garis besar cerita ini mengangkat tema drama yang dikemas dalam balutan humor khas melayu mantang yang sangat kental dalam setiap adegannya.

(16)

21  B. Penelitian yang Relevan

Analisis Struktur Le Nozze di Figarro karya W.A Mozart, studi mengenai : Tema, Harmoni dan Dinamik. (skripsi tahun 2007 Jurusan Pendidikan Seni Musik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta) oleh Maungguh Kasmawan. Pada penelitian ini disimpulkan bahwa lagu Le Nozze di

Figarro merupakan lagu pembuka dengan bentuk sonata klasik yang terdiri atas

bagian eksposisi yang mempunyai tema awal dimana bisa berfungsi sebagai introduksi. Harmoni dalam lagu ini didominasi oleh akor I-IV, tanda dinamik sangat lengkap, diawali dengan pp pada tema I dan ditutup dengan crescendo, sehingga didapatkan ending lagu dalam posisi klimaks.

Analisis Bentuk Penyajian Musik Pengiring Kesenian Embleg di Desa Andong Kecamatan Butuh Kabupaten Purworejo. (skripsi tahun 1999 Jurusan Pendidikan Seni Musik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta) oleh Ani Purwaningtyas. Pada penelitian itu disimpulkan bahwa jenis dan alat musik yang dipakai semuanya tradisional mengingat kesenian ini bertumpu pada kesenian khas kerakyatan sehingga penggunaan alat musik non tradisional sengaja ditiadakan. Alat yang digunakan adalah angklung satu, angklung dua, angklung tiga, kendhang, kempul, saron, kepyak, tamborin dan gong sedangkan bentuk penyajiannnya sebagai berikut : 1. Pambuka 2. Prapatan 3. Jupukan satu 4. Jupukan dua 5. Pencak 6. Puncak Pencak.

Penelitian di atas digunakan peneliti sebagai acuan dalam penelitian yang berjudul ”Analisis Musik Ilustrasi Teater Makyong Dalam Cerita Wak Perambun di Bintan, Kepulauan Riau“ karena penelitian ini sejenis dengan peneliti yang

(17)

22 

akan dilakukan peneliti. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Observasi dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian yang meliputi ragam musik iringan yang dimainkan serta alat alat musik yang digunakan. Acuan penelitian dapat difokuskan tentang bagaimana cara pengolahan data yang didapat untuk dianalisa dan juga pengkajian tentang musik ilustrasi yang digunakan untuk mengetahui unsur unsur musik yang ada di dalamnya.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam rangka pelaksanaan amanat Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara dan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 sebagaimana telah diubah

Tahap mengumpulkan data yang perlu dilaksanakan, yaitu membuat rencana atau scenario dalam penelitian, menentukan latar atau tempat untuk melakukan penelitian,

Berdasarkan pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa konflik peran berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kinerja

Penelitian tersebut menunjukan bahwa analisis efektivitas pada ADD terlihat beragam di Kabupaten Deli Serdang, jika dilihat dari analisis lebih lanjut, hal

Atribut ACCOUNTABLE (A) merupakan posisi dimana stakeholder terkait merupakan pihak yang berwenang atau memiliki kekuasaan tertinggi terhadap berbagai aset terkait

Parfum Laundry Gunungsitoli Selatan Beli di Toko, Agen, Distributor Surga Pewangi Laundry Terdekat/ Dikirim dari Pabrik.. BERIKUT INI JENIS PRODUK

Alhamdulillah, segala Puji syukur penulis haturkan kehadirat ALLAH SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

Pembelajaran aktif adalah belajar yang meliputi berbagai cara untuk siswa aktif sejak awal melalui aktivitas-aktivitas yang membangun kerja kelompok dan dalam