• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata kunci: Media Pembelajaran, Twitter, Kemampuan Menulis Kalimat Sederhana

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kata kunci: Media Pembelajaran, Twitter, Kemampuan Menulis Kalimat Sederhana"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Penggunaan Twitter sebagai Media Pembelajaran untuk

Meningkatkan Kemampuan Menulis Kalimat Sederhana

dalam Pembelajaran Bahasa Jerman

Dika Putri Utama, Amir, Pepen Permana

Departemen Pendidikan Bahasa Jerman Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Pendidikan Indonesia

ABSTRAK

Berdasarkan pengamatan penulis, tampak bahwa siswa masih sering mengalami hambatan dalam menulis, antara lain sulit menuangkan gagasan atau ide-ide dan kejenuhan dalam menghadapi pembelajaran bahasa Jerman. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kemampuan menulis perlu didukung oleh suatu media pembelajaran yang menarik. Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran menulis adalah media twitter. Berdasarkan alasan tersebut dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui: (1) Tingkat kemampuan menulis kalimat sederhana siswa sebelum penggunaan twitter sebagai media pembelajaran; (2) Tingkat kemampuan menulis kalimat sederhana siswa setelah penggunaan twitter sebagai media pembelajaran; (3) Perbedaan tingkat kemampuan menulis kalimat sederhana siswa sebelum dan setelah penggunaan twitter sebagai media pembelajaran; (4) Efektivitas media twitter dalam meningkatkan kemampuan menulis kalimat sederhana bahasa Jerman. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimental dengan desain Nonequivalent Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII SMAN 19 Bandung tahun pelajaran 2014/2015 dan sampel penelitian ini adalah 25 siswa kelas XII IPA 1 sebagai kelas eksperimen dan 25 siswa kelas XII IPA 2 sebagai kelas kontrol. Intrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Dari hasil analisis data diperoleh nilai rata-rata pretest kelas eksperimen 66.27 sedangkan kelas kontrol 73.32, dan nilai rata-rata posttest kelas eksperimen 87.24, sedangkan kelas kontrol 82.18. Hasil penghitungan uji-t Independen menunjukkan bahwa thitung= 2.0321 lebih besar

dari ttabel=2.0106. Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan

menulis siswa sebelum dan sesudah menggunakan media twitter. Dengan kata lain membuktikan bahwa media twitter efektif digunakan untuk meningkatkan kemampuan menulis kalimat sederhana bahasa Jerman. Berdasarkan hasil penelitian tersebut disarankan pengajar untuk menggunakan media twitter karena terbukti media tersebut dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis.

(2)

Die Anwendung von Twitter als Lernmedium zur Erhöhung

der Schreibfähigkeit einfacher Sätze im Deutschunterricht.

Dika Putri Utama, Amir, Pepen Permana

Deutschabteilung der Fakultät für Sprachen und Literatur der Indonesischen Pädagogischen Universität

ABSTRAKT

Basierend auf die Beobachtung der Verfasserin haben die Schüler oft Schwierigkeiten beim Schreiben, u.a. Ideen auszudrücken und Sättigung beim Deutschlernen. Deshalb brauchen Lehrer ein interessantes Medium zur Erhöhung der Schreibfähigkeit. Eines der Medien, das beim Schreibenlernen verwendet werden kann, ist twitter. Aus diesem Grund führt die Verfasserin diese Untersuchung durch, um diese folgenden Ziele herauszufinden: (1) den Grad der Schreibfähigkeit einfacher Sätze der Schüler vor der Anwendung von twitter; (2) den Grad der Schreibfähigkeit einfacher Sätze der Schüler nach der Anwendung von twitter; (3) den Unterschied der Schreibfähigkeit einfacher Sätze der Schüler vor und nach der Anwendung von twitter; (4) die Effektivität von twitter zur Erhöhung der Schreibfähigkeit des einfachen Satzes im Deutschen. In dieser Untersuchung wurde die Quasi-Experimentsmethode mit dem “Nonequivalent Control Group” Design verwendet. Die Population der Untersuchung waren alle Schüler der 12. Klasse an der SMAN 19 Bandung im Schuljahr 2014/2015 und die Probanden dieser Untersuchung waren 25 Schüler der XII Naturwissenschaft 1 als die Experimentsklasse und 25 Schüler der XII Naturwissenschaft 2 als die Kontrollklasse. Die Instrumente dieser Untersuchung waren ein schriftlicher Test und Lehrskizzen. Die Analysenergebnisse zeigen, dass die durchschnittlichen Noten des Pretests in der Experimentsklasse 66.27 und in der Kontrollklasse 73.32 waren. Während die durchschnittlichen Noten des Posttests in der Experimentsklasse 87.24 waren, waren in der Kontrollklasse nur 82.18. Das Ergebnis der Berechnung mit dem T-Test Independent zeigt, dass trechnung= 2.0321 größer als ttabelle=

2.0106 ist. Das bedeutet, dass es einen signifikanten Unterschied zwischen der Schreibfähigkeit einfacher Sätze der Schüler vor und nach der Anwendung von twitter gibt.

Dies heiβt, dass das Medium twitter effektiv zur Erhöhung der Schreibfähigkeit einfacher Sätze im Deutschen ist. Das zeigt, dass die Hypothese dieser Untersuchung bestätigt ist. Aus den oben genannten Untersuchungergebnissen ist es zu empfehlen, dass man das Medium twitter verwendet, um die Schreibfähigkeit der Schüler zu erhöhen.

(3)

Dalam pembelajaran bahasa terdapat empat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai. Begitu pula dalam pembelajaran bahasa Jerman. Keterampilan tersebut mencakup keterampilan menyimak (Hören), berbicara (Sprechen), membaca (Lesen) dan menulis (Schreiben). Pembelajar bahasa diharapkan mampu menguasai keempat aspek keterampilan berbahasa karena keempat keterampilan tersebut saling berhubungan.

Keterampilan menulis (Schreiben) sangat penting dimiliki oleh pembelajar bahasa Jerman. Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran bahasa siswa tidak hanya diharapkan untuk aktif dalam mengungkapkan gagasan atau ide melalui lisan, tetapi juga melalui tulisan. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Keterampilan menulis tidak akan datang secara otomatis melainkan harus dilatihkan melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur.

Keterampilan menulis bukanlah keterampilan yang mudah dikuasai oleh siswa. Berdasarkan pengamatan penulis pada saat melaksanakan program PPL, tampak bahwa siswa masih sering mengalami hambatan dalam menulis, antara lain sulit menuangkan gagasan atau ide-ide dan kejenuhan dalam menghadapi pelajaran bahasa Jerman. Selain itu, proses pembelajaran pun masih cenderung monoton dan kurang menarik, sehingga kreatifitas siswa tidak berkembang. Sementara itu, proses pembelajaran yang baik adalah proses pembelajaran yang memungkinkan siswa aktif melibatkan diri dalam segala aspek. Dalam pembelajaran bahasa sangat dibutuhkan sistem pembelajaran aktif ini. Siswa memiliki peranan yang lebih banyak dalam proses pembelajaran dan guru hanya berperan sebagai fasilitator.

Dari permasalahan di atas penulis menilai perlu adanya inovasi dalam proses pembelajaran yang diterapkan di

sekolah tersebut. Salah satu permasalahan yang dapat dicari pemecahannya adalah inovasi mengenai media pembelajaran.

Pesatnya kemajuan teknologi saat ini telah menyentuh berbagai bidang dalam kehidupan manusia. Perkembangkan teknologi banyak membantu upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia saat ini. Pendidikan merupakan salah satu bidang yang mendapat pengaruh cukup besar dalam perkembangan teknologi. Lembaga-lembaga pendidikan saat ini tengah mengoptimalkan penggunaan teknologi sebagai media untuk menunjang proses pembelajaran.

Seiring dengan perkembangan teknologi terutama dalam hal internet, sistem pembelajaran aktif kini sangatlah mudah untuk diselenggarakan baik itu di kelas maupun di luar kelas. Dengan kata lain, proses pembelajaran dapat terjadi di manapun dan kapanpun.

Salah satu perkembangan teknologi yang didukung oleh jaringan internet adalah media jejaring sosial Twitter. Twitter yang merupakan media jejaring sosial yang banyak digunakan untuk berbagi informasi apapun dengan cara menuliskannya pada timeline dipandang cocok dalam pembelajaran bahasa Jerman, terutama dalam keterampilan menulis. Melalui twitter siswa dapat berperan aktif dalam interaksi-interaksi dalam bentuk tulisan. Selain itu, melalui twitter ini juga diharapkan siswa dapat membuka diri terhadap proses pembelajaran yang menyenangkan dan menjauhkan dari kondisi pembelajaran yang tegang dan menjenuhkan di kelas. Pada akhirnya siswa akan lebih tertarik untuk menuangkan ide atau gagasan dalam bentuk tulisan.

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Penggunaan Twitter sebagai Media Pembelajaran untuk

(4)

Meningkatkan Kemampuan Menulis Kalimat Sederhana dalam Pembelajaran Bahasa Jerman”.

Sebagai landasan teori, penulis mengambil beberapa teori yang bersangkutan dengan kedua variabel tersebut. Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang secara harfiah berarti ‘perantara’, yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver). Menurut Heinich dalam Susilana (2009: 6) “Media merupakan alat saluran komunikasi”. Heinich mencontohkan media ini seperti film, televisi, diagram, bahan cetak (Printed materials), komputer dan instruktur.

Menurut Faultisch dalam Frederking (2008: 11) “Ein Medium ist ein institutionalisiertes System um einen organisierten Kommunikationskanal von spezifischem Leistungsvermögen mit gesellschaftlicher Dominanz”. Penjelasan ini dapat diartikan ‘media merupakan suatu sistem untuk mengorganisir saluran komunikasi kemampuan spesifik dominan yang penting’.

Hüther dalam Surkamp (2010: 210) mengatakan bahwa “Mediendidaktik beschäftigt sich mit dem Einsatz von Medien zum Erreichen pädadogisch reflektierter Ziele; in ihren Bereich sind vor allem die Unterrichtsmedien zu zählen“. Dengan kata lain, ‘media pengajaran berkaitan dengan penerapan media untuk mencapai keberhasilan tujuan pendidikan, yang termasuk dalam hal ini adalah media pembelajaran‘.

Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan salah satu bagian terpenting dalam proses belajar mengajar, karena melalui media pembelajaran siswa akan menerima informasi konkrit sehingga memudahkan dalam pencernaan materi yang disampaikan oleh guru.

Adapun jenis-jenis media pembelajaran menurut Sanaky (2013: 56) yaitu:

a. Media Pembelajaran berdasarkan aspek bentuk fisik, sebagai berikut: 1) Media elektronik

2) Media non-elektronik

b. Media pembelajaran berdasarkan aspek panca indera, terbagi sebagai berikut:

1) Media audio (dengar) 2) Media visual (lihat)

3) Media audio-visual (dengar-lihat) c. Media pembelajaran berdasarkan

aspek alat dan bahan yang digunakan, yaitu:

1) Alat perangkat keras (hardware) 2) Alat perangkat lunak (software)

Selain memiliki bermacam jenis, media pembelajaran juga memiliki fungsi yang di dalam proses pembelajaran cukup penting dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran terutama membantu siswa untuk belajar. Hamalik dalam Arsyad (2008: 49) mengemukakan fungsi media pembelajaran yaitu :

a. Untuk mewujudkan situasi

pembelajaran yang efektif.

b. Penggunaan media merupakan bagaian integral dalam sistem pembelajaran.

c. Media pembelajaran penting dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.

d. Penggunaan media dalam

pembelajaran adalah untuk mempercepat proses pembelajaran dan membantu siswa dalam upaya memahami materi yang disajikan guru dalam kelas.

e. Penggunaan media dalam

pembelajaran dimaksudkan untuk mempertinggi mutu pendidikan.

Salah satu media untuk menulis kalimat sederhana yang tepat yaitu media

Twitter. Twitter merupakan suatu media

jejaring sosial dimana para penggunannya dapat saling berinteraksi satu dengan yang lainnya. Twitter dapat diakses

(5)

penggunanya melalui jaringan internet. Twitter menjadi tempat yang bagus dalam berbagi ide-ide (gagasan), bank ide, tempat untuk mengumpulkan informasi, untuk menginspirasi pikiran, atau untuk melihat apa yang sedang dilakukan teman Anda.

Dalam situs about.twitter.com/de (2014) dijelaskan bahwa “Twitter ist der beste Weg, Dich mit Leuten zu verbinden, Dich auszudrücken und zu entdecken, was gerade passiert”. Yang dapat disimpulkan bahwa ‘Twitter merupakan cara terbaik untuk berkomunikasi dengan orang lain, untuk mengungkapkan dan mengetahui apa yang sedang terjadi’.

Menurut Domikus Juju & MataMaya Studio (2009: 2-3) definisi dari twitter adalah sebuah web dan layanan mikroblog yang bisa digunakan untuk melakukan pembaharuan (update) berupa sebuah teks panjang maksimum sebanyak 140 karakter, pembaharuan (update) di twitter dikenal sebagai tweets. Kesimpulan twitter adalah sebuah social media yang dapat memberikan informasi-informasi bagi para followers, yang berisi berita atau semacamnya yang dapat diakses melalui internet.

Adapun beberapa fungsi twitter adalah seperti yang diungkapkan oleh Dominikus Juju dan Matamaya Studio (2009: 3), yaitu:

1) Untuk menuliskan bebagai hal yang ingin ditulis tidak mewajibkan untuk menulis apa yang sedang dilakukan, dapat menuliskan apa saja mengenai perasaan anda.

2) Bisa digunakan untuk berbagi (share) foto, lagu, dan video kepada teman-teman.

3) Mencari teman-teman baru di dunia maya.

4) Mempopulerkan web atau blog yang dimiki dengan cara bebagi tautan (link) artikel yang dibuat pada twitter. 5) Bisa digunakan sebagai media

informasi secara realtime, seperti

memberikan informasi mengenai suatu bencana atau kejadian tertentu. 6) Bisa digunakan untuk berbisnis.

Seperti yang telah dipaparkan di atas, jejaring sosial twitter juga dapat digunakan dalam proses belajar mengajar. Pemanfaatan twitter dalam proses pembelajaran antara lain:

1. Twitter sebagai media untuk

berdiskusi dan saling memberi komentar dalam forum diskusi.

2. Twitter sebagai media untuk latihan menjawab soal-soal.

3. Twitter sebagai media untuk

memberikan informasi atau materi pelajaran. (Megantara: 2012)

Keterampilan berbahasa mencakup empat segi yaitu: keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Dari keempat keterampilan tersebut, keterampilan menulis merupakan keterampilan yang paling sulit dan kompleks.

Akhadiah (2004: 2) mengemukakan bahwa “[…] kemampuan menulis merupakan kemampuan yang kompleks, yang menuntut sejumlah pengetahuan dan keterampilan”. Dari pendapat tersebut dapat diartikan bahwa keterampilan menulis semata-mata tidak berdiri sendiri melainkan memiliki hubungan dan dukungan dari pengetahuan dan keterampilan lainnya.

Senada dengan pendapat tersebut, Wegner dalam Schreiber (2002: 70) mengatakan:

“Schreiben ist keine Sprachfertigkeit, die als “Nebenprodukt” einer anderen einfach mitgelernt werden kann, sondern wird in erster Linie durch das Schreiben selbst engeeignet. Daraus folgt, dass sich der Unterricht auf den Schreibprozess zu konzentrieren hat. Natürlich darf dabei nicht vergessen werden, dass das Schreiben und die anderen Fertigkeiten in einer Wechselbeziehung stehen, sich teilweise bedingen (z.B. bei einer Vorlesungsmitschrift) oder stützen (z.B.

(6)

bei schriftlichen Notizen für einen Vortrag)”.

Dari pendapat tersebut dapat diketahui bahwa ‘keterampilan menulis bukanlah keterampilan berbahasa yang dapat dipelajari dengan mudah sebagai produk sampingan dari keterampilan berbahasa yang lain, melainkan harus dilatihkan. Oleh karena itu, pengajaran harus dipusatkan pada proses menulis itu sendiri. Dalam proses tersebut tentu saja tidak dapat dilupakan bahwa keterampilan menulis memiliki hubungan timbal balik yang saling melengkapi atau saling menunjang dengan keterampilan lainnya’.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan kegiatan menuangkan ide, gagasan dan pikiran dalam bentuk tertulis dengan memperhatikan aturan sintaksis dan semantik supaya ide, gagasan dan pikiran yang ingin disampaikan dapat dimengerti oleh para pembaca. Oleh karena itu menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif.

Selain memiliki definisi, menulis juga memiliki tujuan. Seperti pendapat Kast dalam Ratnasari (2013: 17) yang mengemukakan tujuan menulis adalah sebagai berikut:

“Es gibt Schreibaktivitäten, bei denen das Schreiben das Ziel ist: z.B. wenn ich einen Brief schreibe, ist das ziel meiner Handlung ein Brief, den ich jemandem schicken möchte. Und es gibt auch viele Schreibaktivitäten, bei denen das Schreiben nur Mittel für einen anderen Zweck ist: z.B. bei schriftlichen Grammatikübungen; da ist mein Ziel, eine bestimmte Struktur zu üben”.

Dengan kata lain tujuan penulisan itu adalah ‘untuk menyampaikan maksud kepada seseorang, misalnya menulis sebuah surat. Kegiatan menulis juga merupakan sarana untuk melatih keterampilan menggunakan tata bahasa atau suatu struktur tertentu’.

Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis memiliki dua tujuan yaitu, sarana untuk berkomunikasi dengan orang lain dan sarana untuk melatih penggunaan tata bahasa tertentu.

Dalam penelitian ini penulis mengkaji tentang penulisan kalimat sederhana. Sebelum mengkaji lebih jauh tentang kalimat sederhana, ada baiknya dibahas terlebih dahulu tentang definisi dan bentuk-bentuk kalimat.

Ulrich (2002: 248) menjelaskan bahwa “Zum vollständigen Satz gehört auβer Prädikat mindestens noch das Subjekt”. Pendapat ini dapat diartikan bahwa ‘suatu kalimat lengkap paling tidak terdiri dari suatu subjek selain predikat’. Sejalan dengan pendapat Ulrich tersebut, Gallmann dalam Busch dan Stenschke (2008: 117) bahwa, “Ein Satz ist eine Einheit, die aus einem finiten Verb und mindestens allen vom Verb verlangten Satzgliedern besteht”. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa ‘kalimat merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari verba tertentu dan paling tidak semua verba yang dinamakan anggota kalimat’.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kalimat merupakan kesatuan bahasa terkecil, yang paling tidak terdapat suatu subjek dan predikat.

Bentuk-bentuk kalimat dapat ditinjau dari berbagai aspek, di antaranya adalah dilihat dari jumlah klausanya dan unsur-unsur yang membentuknya. Muslich (2010: 130) menjelaskan bahwa “Dari bentuknya, dikenal ada kalimat tunggal dan ada kalimat majemuk”. Pendapat ini sejalan dengan yang dijelaskan Gallmann dalam Duden (1987: 616) :

“Sätze erscheinen in sehr unterschiedlicher Form. Die Unterschiede der Satz form lassen sich mittels folgender Begriffe beschreiben:

1. Einfacher Satz

(7)

Kalimat sederhana sering pula disebut kalimat tunggal atau kalimat inti. Jenis kalimat ini merupakan jenis yang paling awal dalam urutan jenis kalimat, di mana setiap tingkatan jenis kalimat maka kerumitan kalimatnya akan lebih kompleks. Hidayat (2007: 139) menjelaskan bahwa “Kalimat sederhana adalah kalimat yang pada prinsipnya terdapat sebuah verba dalam bentuk tentu (finite Form)”. Sebagai contoh: Ich fliege nach Deutschland.

Drosdowski dalam Dittmar/Rost-Roth (1997: 97) juga berpendapat bahwa “Das die Struktur des Satzes bestimmende Verb im einfachen Satz bezeichnen wir als Prädikat. […] Das Prädikat ist fest mit der Wortart Verb verbunden”. Pendapat ini dapat disimpulkan ‘Struktur kalimat dengan verba tertentu dalam kalimat sederhana disebut dengan predikat. […] Predikat berkaitan erat dengan jenis verba’.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kalimat sederhana adalah kalimat yang terbentuk dari sebuah klausa sederhana yang hanya memiliki satu subjek dan satu predikat”.

METODE

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan metode eksperimen semu (quasi experiment). Pada dasarnya quasi-experimental design memiliki beberapa bentuk, tetapi yang dipakai dalam penelitian ini adalah Nonequivalent Control Group Design. Dalam penelitian ini diterapkan penggunaan twitter. Untuk mengetahui keterampilan menulis kalimat sederhana siswa sebelum perlakuan, pembelajar diminta untuk mengerjakan soal pretest. Setelah itu dilakukan perlakuan sebanyak dua kali. Sebagai langkah akhir, siswa diminta mengerjakan soal posttest untuk mengetahui keterampilan menulis kalimat sederhana mereka setelah perlakuan. Setelah diperoleh data hasil pretest dan

posttest, data dibandingkan dan dianalisis secara statistik. Variabel bebas penelitian ini adalah penggunaan twitter sebagai media pembelajaran dan variabel terikatnya adalah keterampilan menulis kalimat sederhana.

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 19 Bandung pada semester ganjil tahun ajaran 2014/2015. Populasi adalah seluruh siswa kelas XII di SMA Negeri 19 Bandung, sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII IPA 1 sebanyak 25 siswa sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas XII IPA 2 sebanyak 25 siswa sebagai kelas kontrol. Teknik pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampel purposif artinya subjek penelitian dipilih dengan pertimbangan tertentu dan dengan anggapan sampel tersebut adalah yang paling tepat dijadikan sampel. Dipilihnya kelas tersebut sebagai sampel dilakukan atas anjuran pihak pengajar di sekolah karena pertimbangan waktu dan siswa dari dua kelas tersebut merupakan subjek yang memiliki kemampuan merata.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil penghitungan statistik yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis kalimat sederhana kelas eksperimen sebelum dan sesudah menggunakan media twitter. Dengan kata lain, penggunaan media twitter terbukti efektif dalam meningkatkan kemampuan menulis kalimat sederhana siswa.

Sebelum menggunakan twitter kemampuan siswa dalam menulis kalimat sederhana masih kurang. Hal ini terlihat dari rata-rata nilai pretest siswa masih rendah dan berada pada kategori cukup. Rata-rata kesalahan siswa masih sama, yaitu kesalahan pada ejaan dan struktur bahasa. Agar dapat menulis, siswa perlu dipacu dengan menggunakan

(8)

media-media pembelajaran yang menarik sehingga dapat menciptakan kegiatan menulis yang menyenangkan, dengan begitu siswa dapat menuangkan ide atau gagasan dengan bebas, serta motivasi siswa untuk menulis dapat timbul dengan sendirinya. Salah satu media yang paling dekat dan menyenangkan oleh siswa adalah twitter.

Hasil penelitian tersebut cukup logis, karena dengan menggunakan media

twitter siswa dirangsang untuk

menuangkan ide atau gagasan dengan leluasa dan sebebas mungkin. Hal ini sejalan dengan pendapat Hüther dalam Surkamp (2010: 210) yang menyatakan bahwa, “Mediendidaktik beschäftigt sich mit dem Einsatz von Medien zum Erreichen pädadogisch reflektierter Ziele; in ihren Bereich sind vor allem die Unterrichtsmedien zu zählen“. Dengan kata lain, ‘media pengajaran berkaitan dengan penerapan media untuk mencapai keberhasilan tujuan pendidikan, yang termasuk dalam hal ini adalah media pembelajaran‘. Pendapat Hüther ini sejalan dengan pendapat Sanaky tentang fungsi dari media pembelajaran itu sendiri, salah satunya adalah “memberi suasana belajar yang menyenangkan, tidak tertekan, santai dan menarik, sehingga dapat mencapai tujuan

pembelajaran“. Dalam situs

about.twitter.com/de (2014) juga

dijelaskan bahwa “Twitter ist der beste Weg, Dich mit Leuten zu verbinden, Dich auszudrücken und zu entdecken, was

gerade passiert”. Pernyataan ini dapat

disimpulkan bahwa, ‘Twitter merupakan cara terbaik untuk berkomunikasi dengan orang lain, untuk mengekspresikan diri dan mengetahui apa yang sedang terjadi’. Hal ini sejalan dengan pendapat Megantara (2012) tentang pemanfaatan twitter dalam proses pembelajaran yaitu, “Twitter sebagai media untuk berdiskusi dan saling memberi komentar dalam forum diskusi”. Selain itu, dengan menggunakan twitter siswa juga dilatih

untuk kritis menanggapi tulisan teman-temannya, dengan begitu siswa akan lebih memahami penulisan kalimat yang benar dan tepat.

Dengan demikian alasan tersebut memperkuat hipotesis bahwa, penggunaan media twitter mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis kalimat sederhana bahasa Jerman.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil pengolahan dengan menggunakan uji statistik pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut:

1. Kemampuan menulis kalimat sederhana siswa kelas XII IPA 1 SMAN 19 Bandung tahun ajaran 2014/2015 sebelum mendapat perlakuan dengan media twitter tergolong ke dalam kategori cukup. 2. Kemampuan menulis kalimat

sederhana siswa kelas XII IPA 1 SMAN 19 Bandung tahun ajaran 2014/2015 setelah mendapat perlakuan dengan media twitter tergolong ke dalam kategori baik. 3. Terdapat perbedaan yang signifikan

antara nilai rata-rata kelas XII IPA 1 dan kelas XII IPA 2. Nilai rata-rata kelas XII IPA 1 lebih tinggi dibandingkan kelas XII IPA 2.

4. Berdasarkan hasil penghitungan terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pretest dan posttest. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa twitter efektif untuk diterapkan dalam pembelajaran menulis kalimat sederhana berbahasa Jerman.

SARAN

Untuk meningkatkan keberhasilan siswa dalam menulis kalimat sederhana berbahasa Jerman, diperlukan suatu usaha yang tepat. Berdasarkan hasil penelitian

(9)

yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat disampaikan beberapa saran, yakni sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa media twitter dapat meningkatkan kemampuan menulis kalimat sederhana bahasa Jerman. Oleh karena itu, media ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif bagi pengajar untuk mengajarkan menulis bahasa Jerman. 2. Siswa disarankan untuk banyak

berlatih menulis kalimat sederhana bahasa Jerman dengan menggunakan media twitter sehingga dapat membantu dalam meningkatkan hasil pembelajaran.

3. Untuk penelitian selanjutnya, agar melakukan treatment secara lebih intensif, sehingga hasil yang diperoleh akan lebih maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabarti., dkk. (2004). Pembinaan Kemampuan Menulis

Bahasa Indonesia. Jakarta:

Erlangga.

Arsyad, Azhar. (2008). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Busch, Albert & Stenschke, Oliver. (2008). Germanistische Linguistik – 2 Auflage. Tübingen: Narr Francke Attempo Verlag GmbH + Co. Kg. Ditmarr, Norbert & Rost-Roth, Martina.

(1997). Werkstattreihe Deutsch als Fremdsprache. Deutsch als Zweit- und Fremdsprache. Frankfurt a.M.: Peter Lang GmbH.

Duden. (1984). Grammatik der Deutschen Gegenwartssprache. Mannheim: Bibliographisches Institut.

Frederking, Volker, Axel Krommer, dan

Klaus Maiwald. (2008).

Mediendidaktik Deutsch (Eine Einführung). Berlin : Erich Schmidt Verlag GmbH & Co.

Hidayat, Amir F. (2007). Intisari Gramatika Bahasa Jerman. Bandung: Pustaka Setia.

http://www.twitter.com/ [Online]. Diakses Februari-Oktober 2014

Juju, Dominikus dan Matamaya Studio. (2009). Twitter: Tunggu Apa Lagi… Follow Me!. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Megantara, Dewa. (2012). Pemanfaatan Twitter sebagai Media Pembelajaran. [Online]. Tesedia di: http://dewamegantara.wordpress.co m/2012/05/27/pemanfaatan-twitter-sebagai-media-pembelajaran/. Diakses 30 Agustus 2014.

Muslich, Masnur. (2010). Garis-garis Besar Tatabahasa Baku Bahasa Indonesia. Bandung: PT. Refika Aditama.

Nurjamal, D. (2010). Definisi Menulis. [Online]. Tersedia di:

http://definisi-pengertian.blogspot.com/2010/04/p engertian-menulis.html. Diakses 11 Juni 2014.

Ratnasari, Sekar Chandra. (2013). Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Round Table dalam

Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa. Skripsi Sarjana Pendidikan pada FPBS Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Sanaky, Hujair AH. (2013). Media Pembelajaran Interaktif-Inovatif. Buku bacaan Wajib Guru, DOsen dan Calon Pendidik. Yogyakarta: Kaukaba.

(10)

Schreiber, Rüdiger. (2002). Deutsch als Fremdsprache am Studienkolleg Unterrichtpraxis, Test, Evaluation. Achen: Regensburg.

Surkamp. (2010). Metzler Lexikon Fremdsprachen-didaktik. Stuttgart:

JB. Metzler’sche Verlagsbuchhandlung und Carl

Ernst Poeschel Verlag GmbH.

Susilana, Rudi. (2009). Media Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.

Ulrich, Winfried. (2002). Wörterbuch Linguistische Grundbegriffe-5 völlig neu bearbeitete Auflage.

Stuttgart/Berlin: Gebrüder Borntraeger Verlagsbuchandlung.

Referensi

Dokumen terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EVERYONE IS A TEACHERE HERE UNTUK MENINGKATKAN SELF CONFIDENCE SISWA.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Dalam rangka usaha untuk menyamakan persepsi tentang bimbingan dan konseling mahasiswa pada dosen wali di lingkungan Fakultas MIPA Universitas Diponegoro, dan

dalam kegiatannya sendiri (dalam pendidikan dilakukan oleh guru, dosen, kepala sekolah, konselor), dalam pengumpulan data tentang pelaksanaan kegiatan, keberhasilan

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1096/MENKES/PER/VI Tahun 2011 tentang Persyaratan Higiene Sanitasi Jasaboga.. Peraturan Menteri Kesehatan Republik

The National Procurement Commission seeks to provide better procurement services to ministries and other public entities, namely in what regards large

Pengantar Psikologi Umum .Yogyakarta: Andi Press. Bimbingan dan Konseling Perkawinan :

Walaupun demikian, secara keseluruan pendapat responden mengenai tingkat potensi bahaya timbulnya penyakit akibat keberadaan IPAL pada setiap rumah sakit yang diteliti tersebut

[r]