• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemanfaatan Media Gambar Berseri Dengan Metode Teams Games Tournament (Tgt) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Dan Keterampilan Menulis Eksposisi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pemanfaatan Media Gambar Berseri Dengan Metode Teams Games Tournament (Tgt) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Dan Keterampilan Menulis Eksposisi"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BASASTRA Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya Volume I Nomor 3, April 2014, ISSN I2302-6405

551 PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI

DENGAN METODE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR

DAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI

Prima Shinta Puspitarukmi, Amir Fuady, Nugraheni Eko Wardani Universitas Sebelas Maret

E-mail: shinta.puspus@gmail.com

Abstracts: This research belongs class action research. To examine data validity, the researcher use triangulation technique and method of data source. The analysis data used is comparative and descriptive technique, that is to compare the percentage or average between the cycles. This research is research that is implemented in the class action two cycles with each cycle comprising planning actions, implementation measures, observation and interpretation;and analysis and reflection.

cycle I is 58. 06 % and increases to be 83. 87 % in cycle II. While the result of exposition writing skill in cycle I is 67.5 (64. 51 %) and increases to be 72. 02 (80. 65 %) in cycle II.

Keywords: motivation, exposition writing, learning proces, teams games tournament

Abstrak: Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Untuk menguji keabsahan data peneliti menggunakan teknik triangulasi peneliti dan triangulasi sumber data. Analisis data yang digunakan adalah teknik komparatif dan deskriptif, yaitu untuk membandingkan persentase atau rata-rata antarasiklus. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, tiap siklus terdiri atas perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan interpretasi, serta analisis dan refleksi. Peningkatan motivasi siswa dalam belajar menulis eksposisi pada siklus I adalah 58. 06% dan meningkat menjadi 83. 87% pada siklus II. Sementara itu, hasil eksposisi keterampilan menulis pada siklus I adalah 67,5 (64.51%) dan meningkatkan menjadi 72. 02 (80. 65%) pada siklus II.

Kata kunci : motivasi, menulis eksposisi, proses pembelajaran, teams games tournament

PENDAHULUAN

Kegiatan menulis tidak dapat terlepas dari kegiatan bahasa lainnya seperti kegiatan membaca, menyimak, dan berbicara. Untuk itu, dalam pelaksanaan pembelajaran guru harus dapat memadukan keempat unsur kebahasaan tersebut sesuai dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Pelaksanaan pembelajaran menulis di SD terutama di kelas I dan II tidak dapat dipisahkan dengan pelajaran membaca permulaan karena membaca dan menulis merupakan dua kemampuan yang berbeda. Menulis bersifat produktif, sedangkan membaca bersifat reseptif.

(2)

552 BASASTRA Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya Volume I Nomor 3, April 2014, ISSN I2302-6405 Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang paling kompleks. Keterampilan menulis baru dapat dikuasai setelah tiga keterampilan berbahasa dikuasai. Ketiga keterampilan tersebut adalah keterampilan menyimak, berbicara, dan membaca. Kompleksitas kegiatan menulis/mengarang untuk menyusun karangan yang baik meliputi (1) keterampilan gramatikal, (2) penuangan isi, (3) keterampilan stilistika, (4) keterampilan mekanis, dan (5) keterampilan memutuskan (Heaton, 1999:135 dalam Saddhono dan Slamet, 2010: 140).

Pada penelitian ini, peneliti menjadikan siswa kelas IV MI Muhammadiyah Gedongan sebagai objek penelitian karena keterampilan menulis pada siswa kelas IV masih sangat kurang. Siswa masih mengalami kesulitan dalam menuangkan pemikiran dalam bentuk tulisan. Bahkan, ada beberapa siswa yang masih merasa bimbang dalam menuangkan gagasannya dalam bentuk tulisan. Keterampilan menulis yang akan ditingkatkan adalah menulis eksposisi.

Menurut Saddhono dan Slamet (2010: 146), eksposisi (paparan) adalah ragam wacana yang dimaksudkan untuk menerangkan, menyampaikan atau menguraikan sesuatu hal yang dapat memperluas atau menambah pengetahuan dan pandangan pembaca. Sasarannya adalah menginformasikan sesuatu tanpa ada maksud memengaruhi pikiran, perasaan, dan sikap pembacanya. Sementara itu, menurut Kuncoro (dalam Maslakhah, 2011:62), eksposisi adalah tulisan utamanya mengklasifikasi, menjelaskan, atau mengevaluasi sebuah persoalan.

Faktor yang menyebabkan pembelajaran menulis eksposisi rendah karena, pembelajaran menulis pada kelas IV MI Muhammadiyah Gedongan masih bersifat konvensional. Guru tidak memusatkan pembelajaran pada siswa. Dalam memberikan pelajaran, guru hanya menyampaikan materi sesuai dengan buku ajar tanpa mengembangkan dalam bentuk pembelajaran yang menarik. Selain itu, guru tidak memberikan kesempatan pada siswa untuk mengembangkan pemikirannya dalam bentuk tulisan. Akibatnya, dalam proses pembelajaran siswa menjadi pasif, bosan dalam mengikuti pelajaran, dan tidak dapat mengembangkan potensi yang mereka miliki. Siswa juga kurang termotivasi dalam kegiatan pembelajaran menulis khususnya menulis eksposisi.

Masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut. Pertama, bagaimana cara memanfaatkan media gambar berseri dengan metode TGT yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV MI Muhammadiyah Gedongan tahun ajaran 2012/2013? Kedua, bagaimana cara memanfaatkan media gambar berseri dengan metode TGT yang dapat meningkatkan keterampilan menulis eksposisi siswa kelas IV MI Muhammadiyah Gedongan tahun ajaran 2012/2013?

(3)

BASASTRA Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya Volume I Nomor 3, April 2014, ISSN I2302-6405

553 Penerapan metode dalam proses pembelajaran bertujuan untuk meningkat-kan motivasi belajar siswa, begitu pula penggunaan media dalam pembelajaran bertujuan untuk mempermudah siswa menuangkan ide dalam bentuk tulisan. Media yang digunakan untuk mengatasi rendahnya keterampilan menulis eksposisi adalah dengan menggunakan media gambar berseri. Media gambar adalah penyajian visual dua dimensi yang memanfaatkan rancangan gambar sebagai sarana pertimbangan mengenai kehidupan sehari-hari, misalnya yang menyangkut manusia, peristiwa, benda-benda, tempat dan sebagainya (Angkowo dan Kosasih, 2007).

Guru dapat menggunakan media gambar berseri sebagai pendukung dalam pembelajaran. Penggunaan media dapat memusatkan perhatian siswa terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung. Media visual yang berupa gambar dapat berupa gambar seri maupun gambar lepas. Gambar seri adalah gambar yang merupakan rangkaian kegiatan atau cerita yang disajikan secara berurutan. Siswa berlatih mendiskripsikan setiap gambar, hasil deskripsi dari setiap gambar apabila dirangkai akan menjadi suatu karangan yang utuh (Arsyad, 2005:119).

Angkowo dan Kosasih (2007:29) menjabarkan beberapa manfaat dari media gambar antara lain: (1) membantu siswa dalam mengingat nama-nama benda atau orang yang mereka lihat, (2) membantu mempercepat siswa dalam memahami materi kepribadian melalui pendidikan budi pekerti, dan (3) membantu siswa dalam memahami konsep-konsep dari materi pendidikan dengan lebih konkret.

Menurut Rusman (2011:224), TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, dan suku kata atau ras yang berbeda. Guru menyajikan materi dan siswa bekerja dalam kelompok mereka masing-masing.

Selain untuk meningkatkan keterampilan menulis eksposisi, penelitian ini juga bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar. Motivasi belajar menurut Hamzah (2007:23) adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Hal itu mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan pada: (1) adanya hasrat dan keinginan berhasil; (2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar; (3) adanya harapan dan cita-cita masa depan; (4) adanya penghargaan dalam belajar; (5) adanya kegiatan yang menarik

(4)

554 BASASTRA Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya Volume I Nomor 3, April 2014, ISSN I2302-6405 dalam belajar; dan (6) adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan siswa dapat belajar dengan baik.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan selama enam bulan, mulai bulan September 2012 sampai dengan Januari 2013. Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV MI Muhammadiyah Gedongan yang terdiri atas 31 siswa, dengan 11 siswa perempuan dan 20 siswa laki-laki. Sumber data yang digunakan adalah hasil pengamatan proses dan pengamatan hasil pembelajaran keterampilan menulis eksposisi dengan menggunakan media gambar berseri dan metode TGT.

Data penelitian ini dikumpulkan dari berbagai sumber yaitu, peristiwa (pembelajaran menulis eksposisi), informan (guru kelas dan beberapa siswa kelas IV MI Muhammadiyah Gedongan) dan dokumen. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara mendalam, tes, dan analisis dokumen. Untuk menguji validitas data peneliti menggunakan teknik triangulasi sumber data dan triangulasi metode. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik deskriptif komparatif, yakni membandingkan presentase/rerata antar siklus. Proses penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Menurut Mulyasa (2009) setiap siklus terdiri atas empat tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi.

Rancangan tindakan pada siklus pertama adalah sebagai berikut. Tahap perencanaan tindakan meliputi kegiatan mempersiapkan perangkat pembelajaran, media yang akan digunakan dalam pembelajaran, ruang belajar, serta buku atau sumber belajar yang lainnya. Tahap pelaksanaan tindakan, dilaksanankan dengan mengadakan pembelajaran dalam satu siklus, terdiri atas 2 kali tatap muka, masing-masing 2x35 menit. Pembelajaran dilaksanakan oleh guru kelas, sedangkan peneliti bertindak sebagai observer dalam proses pembelajaran. Pada pertemuan kedua diadakan tournament. Tahap observasi dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran (aktivitas guru dan siswa) dan peneliti melakukan wawancara dengan siswa untuk mendapatkan data. Tahap nalisis dan refleksi, dilakukan oleh penelitidan guru dengan cara menganalisis hasil pekerjaan siswa, hasil observasi, serta hasil wawancara. Analisis dilakukan terhadap proses dan hasil pembelajaran. Selanjutnya, pada rancangan pembelajaran pelaksanaan tindakan siklus kedua, tahapan-tahapan yang dilakukan seperti pada siklus pertama, tetapi didahului dengan perencanaan ulang berdasarkan hasil-hasil yang

(5)

BASASTRA Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya Volume I Nomor 3, April 2014, ISSN I2302-6405

555 diperoleh pada siklus pertama sehingga kelemahan-kelemahan yang terjadi pada siklus pertama tidak terjadi lagi pada siklus kedua.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Sebelum penelitian berlangsung, terlebih dahulu peneliti mengadakan survai awal untuk mengetahui kondisi awal pada pembelajaran menulis eksposisi di kelas IV MI Muhammadiyah Gedongan. Pada kegiatan prasiklus, guru memulai pelajaran dengan mengucapkan salam, presensi kehadiran siswa dengan jumlah siswa yang hadir adalah 31 siswa. Kemudian diadakan tes menulis eksposisi pada prasiklus untuk memperoleh data nilai keterampilan menulis eksposisi. Data nilai keterampilan menulis eksposisi dapat dikelompokkan ke dalam tabel 1 berikut.

Tabel. 1 Data Nilai Keterampilan Menulis Eksposisi Prasiklus Interval Nilai F X fX Persentase (%) 33-42 10 37,5 375 32,26 43-52 8 47,5 380 25,81 53-62 6 57,5 345 19,35 63-72 5 67,5 337,5 16,13 73-82 2 77,5 155 6,45 Jumlah 31 1592,5 100 Nilai rata-rata 51,37

Dari hasil tes menulis eksposisi diketahui bahwa masih banyak siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM, yaitu 63. Rata-rata nilai tes menulis eksposisi hanya 51,37 dari 31 siswa, yang mendapat nilai memenuhi KKM hanya 7 siswa (22,58%), sedangkan 24 siswa (77,42%) mendapat nilai di bawah KKM.

Rendahnya nilai menulis eksposisi menunjukkan bahwa kurangnya pemahaman siswa terhadap cara penulisan sebuah karangan. Masih banyak siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM. Dari data hasil tes tersebut, diketahui bahwa keterampilan menulis siswa kelas IV MI Muhammadiyah Gedongan masih rendah. Rendahnya keterampilan menulis siswa ditandai dengan: (1) siswa kesulitan dalam mengembangkan ide/gagasan dalam bentuk tulisan, (2) paragraf yang dituliskan siswa belum terorganisasi dengan baik, (3) penguasaan kosakata masih kurang, dan (4) minat dan motivasi belajar siswa masih kurang.

(6)

556 BASASTRA Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya Volume I Nomor 3, April 2014, ISSN I2302-6405 Berdasarkan kondisi awal tersebut, selanjutnya peneliti dan guru kelas IV MI Muhammadiyah Gedongan melakukan diskusi untuk mencari solusi dari permasalahan pembelajaran menulis. Kemudian, dicapailah kesepakatan dengan guru kelas sebagai kolaborator dengan menggunakan media gambar berseri dan metode TGT untuk meningkatkan motivasi belajar dan keterampilan menulis eksposisi pada siswa kelas IV MI Muhammadiyah Gedongan.

Pada tahap ini, peneliti menerapkan pembelajaran menulis dengan media gambar berseri dan metode TGT sesuai RPP yang telah disusun. Pembelajaran yang disusun pada siklus I dilaksanakan dalam dua pertemuan. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut.

Pertemuan pertama, materi yang diajarkan adalah menulis eksposisi dengan tema permainan, yaitu membuat layang-layang. Dalam penulisannya, siswa harus memperhatikan ejaan dan tanda baca yang tepat. Selain itu, siswa juga harus memperhatikan aspek kelogisan dalam cerita yang dibuat.

Untuk memusatkan perhatian siswa, guru memulai pelajaran dengan bercerita tentang proses perjalanannya menuju sekolah. Kemudian, guru menjelaskan materi yang akan dibahas secara singkat kepada siswa. Kegiatan tersebut dilakukan guru dengan tanya jawab kepada siswa. Guru melakukan proses tanya jawab dengan dengan siswa, namun hanya beberapa siswa yang berani menjawab pertanyaan dari guru tanpa ditunjuk. Guru memberikan contoh cerita dari majalah Bobo dengan judul Memetik Lobi-lobi. Selanjutnya, guru membacakan contoh cerita tersebut dengan intonasi dan ejaan yang tepat, kemudian dilanjutkan oleh Fitri Annur untuk membacakan kelanjutan ceritanya.

Guru membagi siswa dalam 6 kelompok, masing-masing kelompok diberi satu potongan gambar dari rangkaian gambar berseri. Siswa mengamati gambar berseri tersebut dengan seksama, kemudian siswa ditugasi untuk menuliskan cerita yang ada pada gambar tersebut. Selama mengerjakan tugas, guru membimbing kelompok yang mengalami kesulitan dan mengoreksi pekerjaan siswa secara tidak langsung. Beberapa siswa yang mengalami kesulitan masih bertanya pada guru. Selain itu, masih ada beberapa siswa yang belum mau bekerja sama dengan kelomponya, beberapa dari mereka masih terlihat pasif dalam kelompok.

Pertemuan kedua, guru masih menjelaskan tentang menulis eksposisi dan menguatkan kembali tentang konsep gambar berseri. Untuk menyajikan hasil diskusi dari gambar yang sudah mereka dapat, guru mengadakan tournament.

Tournament dilaksanakan dengan cara masing-masing kelompok menyiapkan

(7)

Masing-BASASTRA Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya Volume I Nomor 3, April 2014, ISSN I2302-6405

557 masing kelompok berlomba-lomba untuk menuliskan cerita yang paling baik dan tepat. Untuk memudahkan penilaian, masing-masing kelompok menugasi salah satu anggotanya untuk bertindak sebagai penulis. Pada kegiatan tournament, guru bertindak sebagai pengamat dan penilai dalam proses menulis.

Dalam kegiatan tournament, siswa mulai aktif dan berani mengungkapkan gagasannya. Mereka berlomba-lomba untuk memenangkan tournament tersebut. Namun, masih ada beberapa siswa yang masih pasif. Beberapa dari mereka masih belum bisa menyatu dengan kelompoknya dan belum mau berpartisipasi menyumbangkan pemikirannya untuk kelompok.

Setelah kegiatan tournament selesai, masing-masing kelompok membaca-kan hasil tulisannya. Guru memberimembaca-kan bimbingan pada siswa yang masih kesulitan dalam menungkan gagasannya. Siswa mengumpulkan hasil pekerjaan-nya dan guru mengumumkan kelompok yang menjadi pemenang dan memberikan

reward. Reward yang diberikan guru adalah dengan memberikan tambah nilai

pada kelompok pemenang. Dengan demikian, diharapkan kelompok lain juga menjadi termotivasi untuk menjadi pemenang.

Berdasarkan hasil observasi, diperoleh hasil penilitian sebagai berikut.

Pertama, motivasi dan keaktifan siswa pada siklus I adalah 7,52 atau 54,84%.

Kedua, rata-rata nilai keterampilan menulis eksposisi adalah 67,5 atau 64,51%.

Pada kegiatan refleksi yang dilakukan guru dan peneliti, diperoleh hasil sebgai berikut. Pertama, pembelajaran sudah mengarah pada student center, tetapi masih belum maksimal karena pada bagian tertentu guru masih cenderung lebih aktif dalam pembelajaran. Kedua, pemberian motivasi oleh guru masih kurang sehingga masih banyak siswa yang belum termotivasi. Ketiga, penggunaan media pembelajaran kurang tepat dan kurang menarik karena tidak berwarna. Keempat, pengoordinasian kelas masih kurang efektif sehingga masih ada beberapa siswa yang belum bisa fokus dalam pembelajaran.

Untuk mengatasi beberapa kendala yang dihadapi pada siklus I, peneliti dan guru kolaborator mencari solusi untuk memecahkan masalah tersebut. Berikut solusi yang telah dihasilkan: (1) untuk memusatkan perhatian siswa, guru harus lebih menguatkan perhatian pada siswa (student center). Pembelajaran harus dibuat lebih menarik dan menyenangkan agar siswa lebih semangat dalam mengikuti pembelajaran, (2) selain motivasi secara langsung, siswa juga harus dimotivasi dengan pemberian reward. Reward dapat berupa pujian maupun penghargaan bagi siswa yang aktif maupun kurang aktif. Hal tersebut agar minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran meningkat, (3) media pembelajaran

(8)

558 BASASTRA Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya Volume I Nomor 3, April 2014, ISSN I2302-6405 dibuat lebih menarik dan berwarna, dan (4) pengoordinasian kelas harus lebih bagus, mencakup keseluruhan kelas dan seluruh siswa.

Kegiatan dilanjutkan pada siklus kedua, tahap pelaksanaan tindakan pada siklus kedua hampir sama dengan pelaksanaan pada siklus pertama. Pada pertemuan pertama, materi yang diajarkan adalah menulis eksposisi dengan tema pertanian. Guru menjelaskan tata cara penulisan yang tepat, tanda baca, dan ejaan yang benar. Kemudian guru membagi siswa dalam 6 kelompok, masing-masing kelompok diberi satu gambar dari rangkaian gambar berseri. Siswa mengamati gambar berseri tersebut dengan seksama, kemudian siswa ditugasi untuk menuliskan cerita yang ada pada gambar tersebut. Selama mengerjakan tugas, guru hanya mengamati kegiatan yang dilakukan siswa.

Setelah semua kelompok selesai, hasil pekerjaan mereka di kumpulkan. Masing-masing kelompok maju untuk membacakan hasil diskusi kelompok mereka dan guru memberikan umpan balik dari hasil pekerjaan mereka. Kemudian, guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas terkait dengan materi yang telah diberikan. Guru juga memberikan reward berupa pujian pada siswa yang berpartisipasi aktif maupun yang kurang aktif dalam pembelajaran.

Pada pertemuan kedua, guru masih menjelaskan tentang menulis eksposisi dan menguatkan kembali tentang konsep gambar berseri. Guru menjelaskan tentang menulis berdasarkan urutan kejadian. Dalam penulisannya, siswa harus memperhatikan keterkaitan antar isi cerita dengan gambar, ejaan dan tanda baca yang tepat, dan kesinambungan antarparagraf.

Pada kegiatan tournament, siswa berlomba-lomba untuk mendapatkan nilai lebih baik dari kelompok yang lain. Masing-masing kelompok diberi satu

rangkai . Setiap anggota

kelompok bertugas menuliskan isi dari satu rangkaian gambar. Semua anggota kelompok bertugas untuk menceritakan isi gambar yang mereka peroleh. Dalam kegiatan ini, guru bertindak sebagai penengah.

Dari hasil observasi pada siklus kedua diperoleh hasil sebagai berikut.

Pertama, motivasi belajar dan keaktifan siswa adalah 8,77 atau 90,32%. Kedua,

rata-rata nilai keterampilan menulis eksposisi adalah 72,02 atau 80,65%. Ketiga, siswa yang mendapat nilai di atas KKM sudah lebih dari 80%. Berikut ini adalah tabel hasil akhir tindakan.

(9)

BASASTRA Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya Volume I Nomor 3, April 2014, ISSN I2302-6405

559 Tabel 2. Hasil Akhir Tindakan

No Kegiatan Siswa Persentase

Target Ketuntasan Persentase 1 Keaktifan siswa dalam

pembelajaran menulis eksposisi

a. Siklus I b. Siklus II

Siswa aktif dan motivasi belajar meningkat. 7,52 8,77 54,84% 90,32% 2 Keterampilan siswa

dalam menulis eksposisi

a. Siklus I 60% 64,51%

b. Siklus II 80% 80,65%

Dari hasil rekaputilasi pada tabel di atas, dapat dinyatakan bahwa terjadi peningkatan dari hasil pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II. Pada siklus I keaktifan dan motivasi siswa dalam pembelajaran menulis eksposisi hanya sebanyak 7,52 atau 54,84% dari 31 siswa, kemudian meningkat pada siklus II menjadi 8,77 atau 90,32%. Hal ini membuktikan bahwa penggunaan media gambar berseri dengan metode TGT dapat meningkatkan keaktifan dan motivasi siswa dalam pembelajaran menulis eksposisi.

Keterampilan menulis eksposisi pada siklus I meningkat menjadi 64,51% lebih besar dari pelaksanaan pratindakan hanya sebesar 22,58%. Target pada siklus I sudah dapat terlaksana dengan baik, yaitu 60% siswa sudah mencapai KKM. Keterampilan menulis eksposisi pada siklus I 64,51 % meningkat pada siklus II menjadi 80,65%. Target pada siklus II sudah dapat tercapai, yaitu 80% siswa sudah mencapai KKM. Dengan demikian, secara keseluruhan ada peningkatan persentase pada semua indikator dari siklus pertama ke siklus kedua. Adapun nilai positif dari hasil penelitian ini diperoleh fakta-fakta sebagai berikut.

Metode TGT dapat meningkatkan motivasi belajar dan keterampilan

menulis eksposisi. Keunggulan dari metode TGT adalah adanya tournament dan

pembagian kelompok secara heterogen. Adanya kegiatan tournament dapat membuat siswa lebih termotivasi dalam meningkatkan keterampilan menulis eksposisi, sedangkan pembagian kelompok secara heterogen membuat siswa dapat belajar dari teman lain yang memiliki keterampilan menulis eksposisi lebih tinggi. Seperti yang diungkapkan oleh Lie (2007), alasan pembagian kelompok secara heterogen karena: (1) kelompok heterogen dapat memberikan kesempatan untuk saling mengajar (peer-tutoring) dan saling mendukung; (2) kelompok ini

(10)

560 BASASTRA Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya Volume I Nomor 3, April 2014, ISSN I2302-6405 dapat meningkatkan hubungan dan interaksi antarras, agama, etnik, dan jenis kelamin; dan (3) kelompok heterogen memudahkan pengelolaan kelas karena dengan satu orang yang memiliki kemampuan tinggi, guru mendapatkan satu asisten.

Media gambar berseri dapat meningkatkan motivasi belajar dan

keterampilan menulis eksposisi. Media gambar berseri merupakan gambar

bersambung yang dapat membentuk suatu rangkaian cerita. Gambar berseri dapat menarik perhatian siswa dalam pembelajaran menulis. Angkowo dan Kosasih

(2007) menjabarkan beberapa manfaat dari media gambar, antara lain: (a) membantu siswa dalam mengingat nama-nama benda atau orang yang mereka

lihat, (b) membantu mempercepat siswa dalam memahami materi yang diajarkan, dan (c) membantu siswa dalam memahami konsep-konsep dari materi pendidikan dengan lebih konkret.

SIMPULAN DAN SARAN

Metode TGT dapat meningkatkan motivasi belajar dan keterampilan menulis eksposisi pada siswa kelas IV MI Muhammadiyah Gedongan. Peningkatan tersebut terlihat pada: (1) peningkatan keaktifan dan motivasi siswa dalam pembelajarn menulis eksposisi pada siklus I adalah 2,81 atau 58,06% dari 31 siswa, kemudian meningkat pada siklus II menjadi 3,06 atau 83,87%. Hal ini membuktikan bahwa penggunaan media gambar berseri dengan metode TGT dapat meningkatkan keaktifan dan motivasi siswa dalam pembelajaran menulis eksposisi; (2) peningkatan keterampilan menulis eksposisi pada siklus I meningkat menjadi 64,51% lebih besar dari pelaksanaan pratindakan hanya sebesar 22,58%. Peningkatan keterampilan menulis eksposisi pada siklus II menjadi 80,65%. Target pada siklus II sudah dapat tercapai, yaitu 80% siswa sudah mencapai KKM.

Berdasarkan simpulan di atas, peneliti mengajukan saran sebagai berikut.

Pertama, sekolah hendaknya mengupayakan dalam penggunaan media serta

metode pembelajaran dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya pembelajaran menulis agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Kedua, bagi guru: (a) guru hendaknya mempersiapkan RPP dan melaksanakannya sesuai dengan tahap pembelajaran dengan baik, (b) guru hendaknya menggunakan media dan metode dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya pembelajaran menulis, dan (c) guru hendaknya memberikan reward agar siswa menjadi termotivasi dalam mengikuti pembelajaran. Ketiga, bagi siswa: (a) siswa harus mengembang-kan potensi yang ada pada dirinya, lebih aktif dalam pembelajaran, dan lebih

(11)

BASASTRA Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya Volume I Nomor 3, April 2014, ISSN I2302-6405

561 mengembangkan keberanian dalam bertanya maupun menyampaikan gagasan dalam proses pembelajara, dan (b) siswa hendaknya dapat mengaplikasikan ilmu yang di dapat ke dalam kehidupan sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA

Angkowo, R & Kosasih, A. (2007). Optimalisasi Media Pembelajaran. Jakarta: Grasindo.

Arsyad, A. (2007). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hamzah B.U. (2007). Teori Motivasi & Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara. Lie, A. (2007). Cooperative Learning Mempraktikan Cooperative Learning Di

Ruang-Runag Kelas. Jakarta: Grasindo.

Mulyasa, H. E. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya. Rusman. (2010). Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Saddhono, K. & Slamet, St. Y. (2010). Meningkatkan Keterampilan Berbahasa

Indonesia Teori dan Aplikasi. Surakarta: FKIP UNS.

Slavin, R. E. (2005). Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media. Soemarsono. (2007). Strategi Belajar Mengajar. Surakarta: Uns Press. Tarigan, H. G. (2008). Menulis. Bandung: Angkasa.

Referensi

Dokumen terkait

Sebuah Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. ©

(10) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan, susunan, dan tatacara pengusulan anggota Majelis Wali Amanat sebagaimana dimaksud pada ayat (3), ayat (4), ayat (5), dan ayat

[r]

Paket pengadaan ini terbuka untuk penyedia barang/jasa yang memenuhi persyaratan kualifikasi usaha kecil serta Surat Ijin (SIUP) untuk menjalankan kegiatan usaha bidang

[r]

Metode yang digunakan adalah algoritma Naïve Bayes untuk analisis data. kelayakan

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri) diakses dari www.pnpm-mandiri.com pada 9 desember 2012.. Prinsip Dasar

Pada tahap ini, perumusan masalah dilakukan yang akan dipecahkan pada tugas akhir Perancangan Sistem Kontrol Gerak Turret-gun Sumbu Elevasi dengan Metode Kontrol