BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian
Berisi tentang tempat, waktu, dan subjek penelitian yang akan dilakukan dan bagaimana karakteristik dari kelas tersebut seperti komposisi siswa laki-laki dan perempuan, latar belakang dalam penelitian ini.
3.1.1 Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Bakaran Kulon 03, Kecamatan Juwana Kabupaten Pati tahun pelajaran 2016/2017. Pemilihan tempat ini berdasarkan pertimbangan peneliti mengajar di SD tersebut, sehingga memudahkan peneliti dalam melaksanakan penelitian ini.
Waktu penelitian dilakukan pada semester I tahun pelajaran 2016/2017 di SDN Bakaran Kulon 03 Juwana Pati mulai bulan Juli sampai selesai.
3.1.2 Karakteristik Subjek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Bakaran Kulon 03 dengan jumlah siswa 19, terdiri dari jumlah siswa laki-laki 10 dan perempuan 9. Karakteristik siswa kelas V yang rata-rata berumur 11 tahun menuju tahap berpikir konkret atau nyata. Latar belakang sosial ekonomi keluarga siswa pada umumnya golongan sosial ekonomi menengah ke bawah. Sebagian besar berprofesi sebagai petani. Banyak siswa yang kurang dipantau dalam perkembangan belajarnya. Saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, banyak siswa yang asyik bermain sendiri, berbincang-bincang dengan temannya tanpa memperhatikan guru yang sedang menjelaskan dan siswa kurang aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, sehingga daalm hal ini mempengaruhi hasil belajar siswa khususnya dalam mata pelajarean matematika yang masih rendah.
3.2 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian PTK kolaborasi, dimana peneliti melakukan penelitian dengan cara kolaborasi antara peneliti, observer, dan guru kelas V di SDN Bakaran Kulon 03 Juwana Pati. Adapun tugas peneliti yaitu mempersiapkan penelitian mulai dari pembuatan rencana pembelajaran (RPP), penentuan model, persiapan alat dan bahan yang akan digunakan dalam pembelajaran, dan pemilihan materi. Tugas guru dalam penelitian ini yaitu pelaksana tindakan kegiatan belajar mengajar, sedangkan tugas observer yaitu mengobservasi kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru lain sampai menghasilkan suatu data untuk dianalisa. Observer adalah guru lain atau guru sejawat yang ditunjuk oleh peneliti.
Penelitian PTK dilakukan dalam 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari tiga kali tatap muka atau tiga kali pertemuan dan tiap tatap muka masing-masing 70 menit.. setiap siklus memuat satu Kompetensi Dasar (KD) dan dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan. Oleh karena itu siklus II materi ajarnya berbeda dari materi ajar di siklus I.
3.3 Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel independen atau variabel bebas (x) dan variabel dependen atau variabel terikat (y). Adapun rincian sebagai berikut:
1. Variabel independen atau variabel bebas (x) dalam penelitian ini adalah Group Investigation.Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang keberadaannya tidak dipengaruhi oleh variabel yang lain atau tidak tergantung oleh variabel yang lain.
2. Variabel dependen atau variabel terikat (y) dalam penelitian ini ada dua yaitu keaktifan dan hasil belajar. Variabel dependen atau variabel terikat adalah unsur yang keberadaannya dipengaruhi oleh variabel bebas.
Jadi dapat disimpulkan bahwa variabel yang digunakan dalam penelitian ini
keaktifan dan hasil belajar matematika pada siswa kelas V SDN Bakaran Kulon 03 Juwana Pati.
3.4 Rencana Tindakan
Menurut Arikunto (dalam Suyadi, 2012: 49-50) ada empat langkah PTK yaitu Perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Rincian prosedur tindakan dapat digambarkan pada bagan sebagai berikut:
Gambar 3.1
Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
Siklus I
Kondisi Awal / permasalahan Perencanaan Pelaksanaan Tindakan Analisis Data I Refleksi Observasi ISiklus II
Belum Terselesaikan Perencanaan Pelaksanaan TindakanRefleksi Analisis Data II Observasi II
Berdasarkan gambar 3.1, prosedur penelitian yang dilaksanakan, antara lain:
1) Pra PTK (sebelum PTK dilaksanakan)
Sebelum PTK dilaksanakan peneliti melakukan diskusi dengan guru kelas yang bersangkutan untuk menentukan materi ajar, strategi mengajar, teknik dan instrumen observasi sesuai dengan masalah yang ditemukan dan juga mempersiapkan penyusunan rencana tindakan (skenario pembelajaran).
2) Tindakan
Pelaksanaan tindakan merupakan realisasi dari teori dan teknik mengajar serta tindakan yang direncanakan sebelumnya dengan menerapkan strategi mengajar yang sudah dipersiapkan berdasarkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang sudah dibuat. Tindakan penelitian dilakukan berdasarkan analisis dan refleksi dari pembelajaran matematika yang menyatakan bahwa keaktifan belajar siswa rendah sehingga menyebabkan hasil belajar juga rendah.
3.4.1 Rencana Tindakan Siklus I
Berdasarkan pembelajaran Group Investigation pada mata pelajaran matematika maka kegiatan siklus I dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Proses Persiapan Tindakan
Proses persiapan tindakan yang dilakukan antara lain: a) penyusunan RPP dengan menerapkan model pembelajaran group investigation, b) menyiapkan siswa dalam kelompok dengan kemampuan heterogen, c) menyiapkan instrumen onbservasi yang dilaksanakan di SDN Bakaran Kulon 03.
2) Proses Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Adapun gambaran pelaksanaan tindakan sebagai berikut:
1. Kegiatan awal (5 menit)
a. Guru memberi salam dan mengajak siswa berdoa
c. Guru mempersiapkan media pembelajaran dan menyampaikan tujuan pembelajaran
d. Guru melakukan apersepsi untuk menuju materi yang akan disampaikan
e. Guru mengingatkan kembali tentang operasi hitung bilangan bulat yang telah dipelajari pada kelas sebelumnya
2. Kegiatan Inti (50 menit) a. Eksplorasi
1. Guru menyajikan suatu permasalahan dengan melakukan percobaan
2. Siswa memperhatikan penjelasan tentang operasi hitung bilangan bulat termasuk penggunaan sifat-sifatnya pembulatan dan penaksiran
3. Guru memancing siswa untuk bertanya mengenai masalah yang
disajikan
4. Siswa bertanya tentang masalah yang disajiakan guru b. Elaborasi
1. Guru menuliskan daftar pertanyaan dari siswa di papan tulis
2. Siswa mengemukakan pendapatnya melalui pertanyaan yang
bervariasi
3. Guru tidak menjawab langsung pertanyaan siswa terkait masalah yang disajikan, tetapi mengarahkan untuk mendorong siswa mencari tahu sendiri jawabanya
4. Siswa menjadi semakin tertarik untuk mencari tahu lebih lanjut tentang masalah tersebut.
5. Guru membentuk kelompok yang anggotanya terdiri dari 4 atau 5 siswa dengan karakteristik yang heterogen
6. Siswa berdiskusi membagi peran berdasarkan tugas dalam
kelompoknya dan melakukan perencanaan (planing)
7. Guru membagikan lembar kerja siswa
8. Selanjutnya siswa dalam kelompok melakukan penyelidikan
(investigation) terhadap masing-masing masalah yang dihadapi
9. Siswa melakukan tahap pengorganisasian untuk menemukan
10. Guru bertugas sebagai fasilitator apabila ada kelompok yang membutuhkan bimbingan
11. Siswa bekerja dalam kelompok masing-masing dan dapat bertanya kepada guru apabila ada hal-hal yang belum jelas dalam tugasnya.
12. Guru membimbing siswa dalam kelompok untuk mempresentasikan
hasil investigasinya terhadap tugas atau masalah yang didapatkannya
13. Masing-masing kelompok maju untuk mempresentasikan hasil
investigasinya dan meminta tanggapan dari kelompok lain
14. Guru memberikan evaluasi terhadap hasil investigasi masing-masing kelompok dan meluruskan jawaban bila ada yang kurang tepat
15. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan inti dari investigasi mereka
c. Konfirmasi
1. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
2. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan 3.Kegiatan Akhir (15 menit)
a. Guru memberikan reward dengan mengucapkan bagus, pintar, sangat bagus pada siswa agar mereka termotivasi
b. Guru mengulang kembali kegiatan yang telah dilakukan dan memberikan
kesimpulan
c. Siswa diberi soal evaluasi siklus I untuk mengukur kemampuan siswa dan diberi batas waktu
d. Siswa mengumpulkan soal evaluasi siklus I
e. kemudian guru memberikan pekerjaan rumah dan menginformasikan materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.
3) Pengamatan dan evaluasi
Selama proses tindakan siklus I dilakukan pengamatan yang seksama dan berfokus pada masalah penelitian. Pada proses pengamatan, observer melakukan hal-hal sebagai berikut:
a) Observer mengamati tindakan guru dalam pembelajaran group investigation
b) Observer mengamati kegiatan siswa dalam proses pembelajaran
c) Observer mencatat hasil pengamaatn pada lembar pengamatan
d) Guru melakukan penilaian individual siswa terhadap unjuk kerja siswa dalam kegiatan kelompok melalui lembar pengamatan.
4) Refleksi
Setiap tindakan yang diberikan selesai, guru mengadakan refleksi pembelajaran bersama teman sejawat/observer untuk mengetahui kelemahan dan kelebiahn tindakan pembelajaran yang diberikan. Hasil dari refleksi pembelajaran siklus 1 digunakan sebagai pedoman untuk kegiatan perbaikan pembelajaran pada kegiatan pembelajaran siklus 2.
3.4.2 Rancangan Siklus II
Langkah-langkah pada siklus 2 prinsipnya sama dengaan siklus 1, tetapi dikembangkan berdasarkan refleksi siklus 1 denagn langkah-langkah seperti siklus 1. Penelitian dilakukan sampai semua indikator baik indikator proses maupun indikator hasil sudah mencapai indikator kinerja.
3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Berikut ini akan disajikan mengenai teknik dan instrumen pengumpulan data. Teknik yang dipakai untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, dan tes. Sedangkan instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah lembar observasi dan butir soal tes dengan bentuk pilihan ganda.
3.5.1 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan cara untuk mendapatkan data yang dapat dirinci dan dapat dipertanggungjawabkan. Pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:
1) Wawancara
Wawancara merupakan suatu bentuk komunikasi untuk mencapai tujuan tertentu denagn pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang perlu dan memiliki infoemasi atau penjelasan hal-hal-hal-hal yang dipandang perlu dan memiliki relevansi dengan permasalaahn penelitian tindakan kelas (Kunandar, 2011:157)
Wawancara dilakukan oleh peneliti dengan guru kelas V. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui masalah (kondisi awal) yang terjadi pada siswa dan faktor penyebab dari masalah, serta solusinya.
2) Observasi
Observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran ( Kunandar, 2011: 143).
Observasi dilakukan dengan mengamati langsung kondisi yang ada dan setiap peristiwa yang terjadi di saat penelitian dengan pedoman pengamatan yang sudah dibuat peneliti untuk mencari data tentang keaktifan siswa saat peneliti melakukan kegiatan pembelajaran di dalam kelas
Masing-masing indikator terdapat pada lembar observasi. Untuk menentukan apakah keaktifan siswa sudah berjalan baik atau belum, peneliti membuat 2 kategori yaitu kategori ya dan tidak.
Jumlah skor yang didapatakn pada masing-masing lembar obserrvasi keaktifan siswa kemudian disimpulkan termasuk dalam kategori baik sekali, baik, cukup, dan kurang, kurang sekali. Dalm penelitian ini , salah satu syarat pembelajaran dikatakan berhasil jika jumlah skor dari lembar observasi keaktifan siswa berada pada kategori baik.
3) Tes
Menurut Arikunto (2006: 224) tes digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya serta besarnya kemampuan objek yang diteliti. Bentuk tes yang diberikan pada siswa adalah berupa soal pilihan ganda.
3.5.2 Instrumen Pengumpualn Data
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: 1) Lembar observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengamati keaktifan siswa selama proses pembelajaran denagn penerapan pembelajaran group investigation. Pengisian lembar observasi ini dengan memberikan tanda checklist (√) pada kolom skor sesuai hasil yang diamati. Kisi-kisi lembar observasi keaktifan siswa disajikan dalam tabel 3.1 dibawah ini.
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Lembar Observasi Keaktifan Siswa
No Indikator No. Item Jumlah
Item
1. Perhatian siswa terhadap penjelasan guru 1,2,3,4 4
2. Kerjasama dalam kelompok 5,6,7,8 4
3. Kemampuan siswa mengemukakan pendapat
daalm kelompok ahli
9,10,11,12 4
4. Kemampuan siswa mengemukakan pendapat
dalam kelompok asal
13,14,15,16 4
5. Memberi kesempatan berpendapat kepada
teman daalm kelompok
17,18,19,20 4
6. Mendengarkan denagn baik ketika teman
berpendapat
21,22,23,24 4
7. Memberi gagasan yang cemerlang 25,26,27,28 4
8. Membuat perencanaan dan pembagian kerja
yang matang
29,30,31,32 4
9. Keputusan berdasarkan pertimbanagn
anggota yang lain
33,34,35,36 4
10. Memanfaatkan potensi anggota kelompok 37,38,39,40 4
11. Saling membantu dan menyelesaikan masalah
41,42,43,44 4
Total 44
Pengukuran pada variabel dilakukan dengan memberikan skor pada jawaban yang telah diisi oleh siswa, dengan penskoran sebagai berikut:
Ya : skor 1
Selama peneliti melakukan pelaksanaan tindakan siklus I maupun siklus II , peneliti dinilai oleh observer dengan menggunakan lembar observasi guru. Observasi ini dengan memberikan tanda checklist (√) pada kolom skor sesuai hasil yang diamati observer terhadap aktivitas guru. Adapun kisi-kisi lembar observasi aktivitas guru disajikan dalam tabel 3.2 di bawah ini.
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Lembar Observasi Aktifitas Guru
No. Aspek Indikator No.
Item
Jumlah Item
1. Kegiatan
awal
a. Guru memberi salam dan mengajak
siswa berdoa
b. Guru mengecek kehadiran siswa
c. Guru mempersiapkan media
pembelajaran dan menyampaikan tujuan pembelajaran
d. Guru melakukan apersepsi untuk menuju materi yang akan
disampaikan
e. Guru mengingatkan kembali tentang
operasi hitung bilangan bulat yang telah dipelajari pada kelas
sebelumnya 1 2 3 4 5 5 2. Kegiatan Inti a. Eksplorasi
1. Guru menyajikan suatu
permasalahan dengan melakukan percobaan
2. Siswa memperhatikan penjelasan
tentang operasi hitung bilangan bulat termasuk penggunaan sifat-sifatnya pembulatan dan
penaksiran
3. Guru memancing siswa untuk
bertanya mengenai masalah yang disajikan
4. Siswa bertanya tentang masalah yang disajiakan guru
6
7
8
9
a. Elaborasi
1. Guru menuliskan daftar
pertanyaan dari siswa di papan tulis
2. Siswa mengemukakan
pendapatnya melalui pertanyaan yang bervariasi
3. Guru tidak menjawab langsung pertanyaan siswa terkait masalah yang disajikan, tetapi
mengarahkan untuk mendorong siswa mencari tahu sendiri jawabanya
4. Siswa menjadi semakin tertarik untuk mencari tahu lebih lanjut tentang masalah tersebut.
5. Guru membentuk kelompok yang anggotanya terdiri dari 4 atau 5 siswa dengan karakteristik yang heterogen
6. Siswa berdiskusi membagi peran berdasarkan tugas dalam
kelompoknya dan melakukan perencanaan (planing)
7. Guru membagikan lembar kerja siswa
8. Selanjutnya siswa dalam kelompok melakukan penyelidikan (investigation) terhadap masing-masing masalah yang dihadapi
9. Siswa melakukan tahap
pengorganisasian untuk
menemukan jawaban dari Masalah yang dihadapi
10. Guru bertugas sebagai fasilitator apabila ada kelompok yang membutuhkan bimbingan
11. Siswa bekerja dalam kelompok
masing-masing dan dapat bertanya 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
kepada guru apabila ada hal-hal yang belum jelas dalam tugasnya.
12. Guru membimbing siswa dalam
kelompok untuk
mempresentasikan hasil
investigasinya terhadap tugas atau masalah yang didapatkannya
13. Masing-masing kelompok maju
untuk mempresentasikan hasil investigasinya dan meminta tanggapan dari kelompok lain
14. Guru memberikan evaluasi
terhadap hasil investigasi masing-masing kelompok dan meluruskan jawaban bila ada yang kurang tepat
15. Siswa dengan bimbingan guru
menyimpulkan inti dari investigasi mereka
b. Konfirmasi
1. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa 2. Guru bersama siswa bertanya
jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
21 22 23 24 25 26 3. Kegiatan Akhir
1. Guru memberikan reward dengan mengucapkan bagus, pintar, sangat bagus pada siswa agar mereka termotivasi
2. Guru mengulang kembali kegiatan yang telah dilakukan dan
memberikan kesimpulan
3. Siswa diberi soal evaluasi siklus I untuk mengukur kemampuan siswa dan diberi batas waktu
4. Siswa mengumpulkan soal evaluasi
siklus I 27 28 29 30 5
5. Guru memberikan pekerjaan rumah dan menginformasikan materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.
31
Total 31
Pengukuran pada variabel dilakukan dengan memberikan skor pada jawaban yang telah diisi oleh siswa, dengan penskoran sebagai berikut:
Ya : skor 1
Tidak : skor 0 2) Butir Soal Tes
Instrumen butir soal tes digunakan untuk mengetahui sejauh mana
keberhsilan tingkat pemahaman siswa terhdap pembelajaran, untuk mengetahui kondisi akhir hasil belajar dan sebagai pembanding peningkatan hasil belajar antar siklus. Soal tes ini berbentuk pilihan ganda yang diberikan pada akhir kegiatan pembelajaran tiap siklusnya.
Penelitian ini dilaksanakan sampai siklus II. Adapun kisi-kisi soal siklus I dan siklus II sebagai berikut:
Tabel 3. 3
Kisi-Kisi Soal Matematika Siklus I Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar Indikator No. Soal
Jumlah Soal 1.Melakukan Operasi Hitung Bilangan Bulat dalam pemecahan masalah 1.2Melakukan operasi hitung bilangan bulat termasuk pengguna an sifat-sifatnya pembulat an dan penaksira n. 1. Menggunakan sifat komutatif, asosiatif dan distributif untuk melakukan perhitungan secara efisien 2.Membulatkan bilangan-bilangan dalam satuan,
puluhan, dan ratusan terdekat
3.Menaksir hasil operasi hitung dua bilangan 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25 7 7 11 Total 25
Tabel 3. 4
Kisi-Kisi Soal Matematika Siklus II Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar Indikator No. Soal Jumlah
1. Melakuka n Operasi Hitung Bilangan Bulat dalam pemecaha n masalah 1.2. Menggunaka n Faktor Prima untuk menentukan FPB dan KPK. 4.Mengunakan
faktor prima dan faktorisasi prima untuk memecahkan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan FPB dan KPK 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25 25 Total 25
Soal siklus I dan siklus II disajikan dalam bentuk soal pilihan ganda dengan 4 pilihan jawaban. Siklus pengukuran yang digunakan pada instrumen ini adalah skala Guttman sehingga akan didapat jawaban yang tegas, yaitu benar dan salah dengan teknik skoring untuk jawabsan benar diberi skor 1 dan untuk jawaban salah diberi skor 0.
3.6 Uji Coba Instrumen
Sebelum dilaksanakan penelitian terlebih dahulu peneliti menguji instrumen soal yang akan digunakan. Instrumen yang akan digunakan sebelumnya harus diuji validitas, reliabilitas, dan tingkat kesukarannya. Uji validitas dan reliabilitas ini diujikan kepada siswa kelas VI SDN Bakaran Kaulon 03 Juwana Pati yang berjumlah 30 siswa.
3.6.1 Uji Validitas
Validitas instrumen digunakan untuk mengukur suatu instrumen tertentu valid atau tidak. Dasar pengambilan item yang valid berdasarkan kriteria Sugiyono (2009: 188-189) bahwa syarat minimum dianggap memenuhi syarat apabila r=o,3. Jadi kalau korelasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka butir dalam instrumen tersebut dianggap tidak valid. Namun dalam penelitian ini, untuk
menentukan valid atau tidaknya peneliti menggunakan ketentuan berdasarkan jumlah responden atau siswa yaitu 30 siswa menurut R produck moment dari Sugiyono (2009: 445) yang ketentuan untuk mengukur item soal syarat validitasnya adalah r ≥ 0,361. Uji validitas dilakukan dengan bantuan SPSS 15. Instrumen keaktifan siswa jumlah item sebanyak 44 item. Hasil uji validitas instrumen keaktifan siswa dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut ini:
Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas Instrumen Keaktifan Siswa
Keterangan No. Item Jumlah Item
Instrumen Valid 2, 3, 4, 6, 7, 10, 12,14, 16,
19, 24, 27, 31, 32, 36, 43, 44
17
Instrumen Tidak Valid 1, 5, 8, 9, 11, 13, 15, 17,
18, 20, 21, 22, 23, 25, 26, 28, 29, 30, 33, 34, 35, 37, 38, 39, 40, 41, 42
27
Jumlah 44
Berdasarkan tabel diatas hasil uji validitas instrumen keaktifan siswa menghasilkan 17 item yang valid dan 27 item yang tidak valid dari 44 item. Sedangkan hasil uji validitas instrumen soal siklus I dengan jumlah soal 25 dapat dilihat pada tabel 3.6 berikut ini;
Tabel 3.6
Hasil Uji Validitas Instrumen Soal Siklus I
Keterangan No. Soal Jumlah Soal
Instrumen Valid 1, 5, 9, 10, 11, 13, 14, 18,
19, 25
10
Instrumen Tidak Valid 2, 3, 4, 6, 7, 8, 12, 15, 16,
17, 20, 21, 22, 23, 24
15
Jumlah 25
Berdasarkan tabel diatas hasil uji validitas instrumen soal siklus I
menghasilkan 10 soal yang valid dan 15 soal yang tidak valid dari 25 soal. Hasil uji validitas instrumen soal siklus II dengan jumlah soal 25 dapat dilihat pada tabel 3.7 berikut ini:
Tabel 3.7
Hasil Uji Validitas Instrumen Soal Siklus II
Keterangan No. Soal Jumlah Soal
Instrumen Valid 1, 3, 4, 5, 6, 10, 11, 12, 15,
17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24
17
Instrumen Tidak Valid 2, 7, 8, 9, 13, 14, 16, 25 8
Jumlah 25
Berdasrkan tabel diatas hasil uji waliditas instrumen soal siklus II menghasilkan 17 soal yang valid dan 8 soal yang tidak valid dari 25 soal.
3.6.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas instrumen digunakan untuk mengetahui tingkat keajegan instrumen dari variabel yang diukur. Pengukuran reliabilitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan pedoman dari Sugiyono (2009: 190) yakni suatu instrumen dinyatakan reliabel bila koefisien reliabilitas atau cronbach’s alpha minimal 0,809.
Hasil perhitungan uji reliabilitas setelah dikurangi item soal yang tidak valid pada instrumen keaktifan siswa, instrumen siklus I, dan instrumen soal II dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 3.8
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Keaktifan Siswa Reliability Statistics Cronbach's Alpha Part 1 Value .827 N of Items 9(a) Part 2 Value .868 N of Items 8(b) Total N of Items 17
Correlation Between Forms
.845 Spearman-Brown Coefficient Equal Length .916 Unequal Length .916 Guttman Split-Half Coefficient
Tabel 3.8 menunjukkan bahwa instrumen keaktifan siswa dari 17 item yang valid memiliki nilai cronbach’s alpha sebesar 0,910. Hal ini menunjukan bahwa reliabilitasnya atau cronbach’s alpha sudah diatas ketentuan yang sudah ditetapkan yaitu 0,809 , sehingga soal yang valid dan reliabel sebanyak 17 butir soal dapat digunakan sebagai intrumen dalam penelitian.
Tabel 3.9
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Soal Siklus I RELIABILITAS TES ================ Rata2= 4.10 Simpang Baku= 2.68 KorelasiXY= 0.70 Reliabilitas Tes= 0.82
Tabel 3.9 menunjukkan bahwa instrumen soal siklus I dari 10 item yang valid memiliki nilai cronbach’s alpha sebesar 0,820. Hal ini menunjukan bahwa reliabilitasnya atau cronbach’s alpha sudah diatas ketentuan yang sudah ditetapkan yaitu 0,809 , sehingga soal yang valid dan reliabel sebanyak 10 butir soal dapat digunakan sebagai intrumen dalam penelitian.
Tabel 3.10
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Soal Siklus II RELIABILITAS TES
================ Rata2= 10.33
Simpang Baku= 4.54 KorelasiXY= 0.84 Relia Reliabilitas Tes= 0.91
Tabel 3.10 menunjukkan bahwa instrumen soal siklus II dari 17 item yang valid memiliki nilai cronbach’s alpha sebesar 0,910. Hal ini menunjukan bahwa reliabilitasnya atau cronbach’s alpha sudah diatas ketentuan yang sudah ditetapkan yaitu 0,809 , sehingga soal yang valid dan reliabel sebanyak 17 butir soal dapat digunakan sebagai intrumen dalam penelitian.
3.6.3 Uji Tingkat Kesukaran
Asumsi yang digunakan untuk memperoleh soal yang baik disamping memenuhi validitas dan reliabilitas adalah adanya keseimbangan dari tingkat kesukaran atau kesulitan soal tersebut. Keseimbangan yang dimaksud adalah adanya soal-soal yang termasuk mudah, sedang, dan sukar secara proporsional. Tingkat kesukaran soal dipandang dari kemampuan siswa dalam menjawabnya, bukan dilihat dari sudut guru sebagai pembuat soal.
Cara melakukan analisis untuk menentukan tingkat kesukaran soal adalah dengan menggunakan rumus (Nana Sudjana, 2014 ; 137) sebagai berikut:
I = Keterangan:
I = indeks kesulitan untuk setiap butir soal
B = banyaknya siswa yang menjawab benar untuk setiap butir soal N = jumlah siswa
Kriteria indeks kesulitan soal sebagai berikut :
0 – 0,30 = soal kategori sukar
0,31 – 0,70 = soal kategori sedang
0,71 – 1,00 = soal kategori mudah
Untuk menentukan tingkat kesukaran butir soal siklus I dan II dapat dilihat hasil indeks kesukaran intrumen pada table 3.11 dan tabel 3.12 sebagai berikut :
Tabel 3.11
Indeks Kesukaran Instrumen Soal Siklus I
No. Soal Mean/ Indeks
kesukaran Tingkat Kesukaran
1 0,527 Sedang 2 0,632 Sedang 3 0,483 Sedang 4 0,619 Sedang 5 0,444 Sukar 6 0,623 Sedang 7 0,670 Sedang 8 0,472 Sukar 9 0,606 Sukar 10 0,560 Sukar
Tabel 3.11 menunjukan indeks kesukaran butir soal pada siklus I dari 10 butir soal terdapat 4 butir soal kriteria sukar, 0 butir soal kriteri sedang dan 6 butir soal kriteria mudah.
Tabel 3.12
Indeks Kesukaran Instrumen Soal Siklus II
No. Soal Mean/ Indeks kesukaran Tingkat Kesukaran
1 0,514 Sedang 2 0,518 Mudah 3 0,660 Mudah 4 0,830 Sedang 5 0,424 Sedang 6 0,579 Sedang 7 0,571 Sedang 8 0,518 Sedang 9 0,455 Sedang 10 0,448 Mudah 11 0,744 Sedang 12 0,474 Sedang 13 0,624 Sedang 14 0,505 Mudah 15 0,670 Mudah 16 0,772 Mudah 17 0,412 sedang
Tabel 3.12 pada soal siklus II dari menunjukan indeks kesukaran. butir soal pada siklus II dari 17 butir soal terdapat 0 butir soal kriteria sukar , 11 butir soal kriteri sedang dan 6 butir soal kriteria mudah.
3.7 Indikator Kinerja
Indikator kinerja dilihat dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Langkah-langkah pembelajaran dikatakan berhasil jika keaktifan siswa meningkat mencapai lebih dari 70%
2) Hasil belajar matematika dikatakan meningkat jika jumlah siswa sudah mencapai lebih dari 70% dari nilai KKM
3.8 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah adalah data kuantitatif dan data kualitatif.
3.8.1 Data Kuantitatif
Data kuantitatif dianalisa dengan teknik analisis deskriptif komparatif yaitu dengan membandingakn hasil belajar berdasarkan nilai tes pada setiap siklusnya. Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa yang diperoleh selama mengikuti proses pembelajaran. Pemberian skor pada tes hasil belajar dilakukan dengan cara memberikan skor pada soal pilihan ganda.
Dalam penelitian ini setiap siswa dikatakan tuntas apabila hasil belajar yang didapat diakhiri pelajaran dalam menjawab soal evaluasi mendapat nilai diatas KKM yang telah ditentukan ≥ 70. Dalam menemukan kriteria tingkat keberhasilan siswa dapat dililhat pada tabel 3.13.
Tabel 3.13
Kriteria Rentang Nilai Belajar Siswa
No Rentang Nilai Kriteria
1 50 – 59 Kurang sekali 2 60 – 69 Kurang 3 70 – 79 Cukup 4 80 – 89 Baik 5 90 – 100 Baik sekali Sumber : Arifin 2012: 229 3.8.2 Data Kualitatif
Data kualitatif dianalisa dengan teknik analisis diskriptif berdasarkan hasil observasi keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Analisa diskriptif berdasarkan hasil observasi keaktifan siswa kemudian dikategorikan pada kualifikasi yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang, dan kurang sekali. Kategori dapat dilihat pada tabel 3.14.
Tabel 3.14
Pedoman Pengkategorian Hasil Observasi Keaktifan Siswa
(%) Nilai Huruf Bobot Kualifikasi
90% - 100% A 4 Sangat Baik 80% - 89% B 3 Baik 70% - 79% C 2 Cukup 60% - 69% D 1 Kurang > 59% E 0 Kurang Sekali Sumber : Arifin 2012: 236