• Tidak ada hasil yang ditemukan

Identifikasi Komponen Model Pelatihan Pedagogi untuk Meningkatkan Profesionalitas Calon Guru Kejuruan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Identifikasi Komponen Model Pelatihan Pedagogi untuk Meningkatkan Profesionalitas Calon Guru Kejuruan"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS CALON GURU

KEJURUAN

Rina Febriana

Program Studi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan PPs FT UNJ Email: rinafebriana@unj.ac.id

ABSTRACT

This study aims to develop the components of a pedagogical training model to improve the professionalism of prospective vocational teachers. This study is planned to be undertaken in three years.In the first year it was generated the components and their pedagogical training model tests in the internal scale of Jakarta State University. This study uses a quantitative method that lasted for three years. The determined outcomes of the study in the first year, the second year and the third year are the identification of the components, the model of training pedagogy and the effectiveness evaluation of the model by integrating the prerequisit pedagogical subjects. It will give impacts to the students who has completed the pedagocical course. They will have pedagogic competence to improve their pedagogical professionalism. This study uses the design of research and development by adopting the model of vocational training (skill training for the job). The subjects of the study were the students of the Faculty of Engineering, Jakarta State University. The arranged procedure of the study in the first year consists of: (1) the study of literature, (2) the data collection and the triangulation of data, (3) the description and the analysis of the data. The achieved target in the first year was the identification of the components of pedagogical training model.

Keywords: component models, pedagogical training, professionalism, prospective teachers

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan komponen model pelatihan pedagogi untuk meningkatkan profesionalitas calon guru kejuruan. Studi ini direncanakan akan memerlukan waktu tiga tahun. Pada tahun pertama dihasilkan komponen model pelatihan pedagogik beserta ujicoba pada skala internal UNJ. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang berdurasi selama tiga tahun. Luaran penelitian pada tahun pertama adalah identifikasi komponen model pelatihan pedagogik, tahun kedua menghasilkan model pelatihan pedagogi dan tahun ketiga menguji efektivitas model dengan mengintegrasikan mata kuliah kependidikan yang bersifat prerequisit sehingga setiap mahasiswa yang telah menyelesaikan matakuliah kependidikan akan memiliki kompetensi pedagogik yang dapat meningkatkan profesionalitas keguruannya.Penelitian ini menggunakan desain research and development dengan mengadopsi model latihan keterampilan kerja (skill training for the job). Subyek penelitian adalah mahasiswa di Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta. Tahun pertama menempuh alur sebagai berikut: (1) studi literatur, (2) pengumpulan data lapangan dan triangulasi data, (3) deskripsi dan analisis temuan terhadap komponen model pembelajaran yang terdapat pada pendidikan kejuruan. Target yang dicapai pada tahun pertama yaitu identifikasi komponen model pelatihan pedagogik.

Kata Kunci: komponen model, pelatihan pedagogi, profesionalitas, calon guru

PENDAHULUAN

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, menilai dan mengevaluasi peserta didik. Selanjutnya dijelaskan pula bahwa profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber

penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi (UU No 14 Tahun 2005). Dalam Undangundang ini pada Pasal 4 tercantum bahwa kedudukan guru sebagai tenaga profesional berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai

(2)

agen pembelajaran. Peran guru antara lain sebagai perekayasa pembelajaran, fasilitator, motivator, pemacu, dan pemberi inspirasi belajar bagi peserta didik. Sedangkan pada Pasal 20 tertulis bahwa dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berkewajiban untuk: (a) merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, menilai dan juga mengevaluasi hasil pembelajaran;

(b) meningkatkan dan mengembangkan

kualifikasi akademik dan kompetensi secara

berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu

pengetahuan, teknologi dan seni.

Hal yang senada dengan isi Pasal tersebut juga tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dalam Pasal 19, yaitu: (1) Proses pembelajaran pada satuan pendidikan di selenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberi ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian yang sesuai bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik, (2) Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan

proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran

dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

Memperhatikan kedudukan guru sebagai tenaga profesional dan perkembangan peradaban manusia dalam kemajuan teknologi dan informasi yang pesat mengharuskan guru untuk mengembangkan keprofesionalan, agar tetap dapat mengarahkan peserta didik dalam menghadapi tantangan perkembangan jaman. Oleh karena itu, guru perlu senantiasa mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dalam profesi.

Untuk menjamin efektivitas kehadiran pendidik dan tenaga kependidikan, kiranya upaya pengembangan proefsionalisme guru perlu terus diupayakan salah satunya melalui pelatihan pedagogi. Peningkatan kemampuan profesional guru dapat dilakukan melalui berbagai upaya dan strategi, baik melalui

pelatihan, rotasi, mutasi, pengelolaan kinerja maupun pengembangan karier. Selain hal itu juga perlu ditingkatkan hal-hal yang diterima oleh guru, karena peningkatan kemampuan profesional guru adalah merupakan suatu kerangka pengembangan sumber daya manusia, maka perlu ditingkatkan juga kompensasi yang diterima guru seperti penggajian, kenaikan pangkat serta untuk tunjangan kesejahteraan. Oleh karena itu diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dalam merancang pembelajaran sesuai materi pelajaran dan kebutuhan peserta didik, sehingga pada akhirnya guru menjadi profesional dalam melaksanakan tugasnya.

Tujuan penelitian ini adalah: (1) mengembangkan

body of knowledge dari bidang keilmuan pendidikan kejuruan; (2) mengembangkan komponen dalam model pelatihan pedagogi yang dapat diimplementasikan pada berbagai

spektrum kejuruan; (3) meningkatkan kompetensi

pedagogic bagi para calon guru.

Dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dikemukakan kompetensi pedagogik merupakan kemampuan

mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi

ini adalah kompetensi dalam pengelolaan

pembelajaran. Kompetensi ini dapat dilihat dari kemampuan merencanakan program belajar mengajar, kemampuan melaksanakan interaksi atau mengelola proses belajar mengajar, dan

kemampuan melakukan penilaian.

Joni (1996) menjelaskan kemampuan

merencanakan program belajar mengajar meliputi kemampuan merencanakan (1) pengorganisasian bahan-bahan pembelajaran, (2) pengelolaan kegiatan belajar mengajar, (3) pengelolaan kelas,

(4) penggunaan media dan sumber pembelajaran;

dan (5) merencanakan penilaian prestasi peserta

didik untuk kepentingan pembelajaran.

Depdiknas (2004: 9) menjelaskan bahwa kompetensi penyusunan rencana pembelajaran meliputi (1) mampu mendeskripsikan tujuan, (2) mampu memilih materi, (3) mampu mengorganisir materi, (4) mampu menentukan metode atau strategi pembelajaran, (5) mampu menentukan sumber belajar, media dan alat peraga pembelajaran, (6) mampu menyusun

(3)

perangkat penilaian, (7) mampu menentukan teknik penilaian, (8) mampu mengalokasikan waktu.

Berdasarkan uraian di atas, merencanakan program belajar mengajar merupakan proyeksi pendidik mengenai kegiatan yang harus dilakukan peserta didik selama pembelajaran berlangsung, yang mencakup: merumuskan tujuan, menguraikan deskripsi satuan bahasan, merancang kegiatan belajar mengajar, memilih berbagai media dan sumber belajar, dan merencanakan penilaian penguasaan tujuan.

Dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun

2005 tentang Guru dan Dosen menjelaskan

bahwa kompetensi pedagogik merupakan

kompetensi para pendidik dalam mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dari pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.

Kompetensi pedagogik yang dimaksud yakni antara lain kemampuan pemahaman tentang peserta didik secara mendalam dan penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik. Pemahaman tentang peserta didik meliputi pemahaman tentang psikologi perkembangan anak. Sedangkan pembelajaran yang mendidik meliputi kemampuan merancang pembelajaran, mengimplementasikan pembelajaran, menilai proses dan hasil pembelajaran, dan melakukan perbaikan secara berkelanjutan. Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 75 Tahun 2008 tentang Guru, kompetensi pedagogik guru adalah kemampuan pendidik dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi: (1) Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan; (2) Pemahaman terhadap peserta didik; (3) Pengembangan kurikulum atau silabus.; (4) Perancangan pembelajaran; (5) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis; (6) Pemanfaatan teknologi pembelajaran; (7) Evaluasi hasil belajar; dan (8) Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

Model pelatihan pada awalnya berkembang

pada dunia usaha terutama melalui magang tradisional, dalam sebuah magang tradisional kegiatan belajar membelajarkan dilakukan oleh seorang warga belajar (sasaran didik) dan

seorang sumber belajar (tutor). Dalam

perkembangan selanjutnya interaksi edukatif yang terjadi tidak hanya melalui perorangan akan tetapi terjadi melalui kelompok warga belajar (sasaran didik, sasaran pelatihan) yang memiliki kebutuhan dan tujuan belajar yang sama dengan seorang, dua orang, atau lebih pelatih (sumber belajar, trainers). Pelatihan sebagai sebuah konsep program yang bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan seseorang (sasaran didik), berkembang sangat pesat dan modern. Perkembangan model pelatihan (capacity building, empowering dan training) saat ini tidak hanya terjadi pada dunia usaha, akan tetapi pada lembaga-lembaga

profesional tertentu. Model pelatihan berkembang

pesat sesuai dengan kebutuhan belajar, proses belajar (proses edukatif), asesmen, sasaran, dan tantangan lainnya (Kamal, 2003). Ada beberapa model latihan yang dikembangkan para ahli untuk disesuaikan dengan pendekatan, strategi serta materi latihan, model-model pelatihan tersebut sebenarnya sudah lama dikembangkan. Saat ini model-model tersebut masih tetap dipergunakan namun proses dan langkah-langkahnya disesuaikan dengan perkembangan kemampuan sasaran pelatihan, masalah-masalah yang perlu dipecahkan, kebutuhan kurikulum dan metodologi pelatihan itu sendiri.

Model latihan keterampilan kerja (skill training for the job) yang dikembangkan oleh Louis Genci (1966) mencakup empat langkah yang harus ditempuh dalam penyelenggaraan pelatihan sebagai berikut: (1) Mengkaji alasan dan menetapkan program latihan. Kegiatan lainnya mencakup identifikasi kebutuhan, penentuan tujuan latihan, analisis isi latihan, dan

pengorganisasian program latihan. (2) Merancang tahapan pelaksanaan latihan. Kegiatan mencakup

penentuan pertemuan-pertemuan formal dan informal selama latihan (training sessions), dan pemahaman terhadap masalah-masalah pada

(4)

peserta latihan. (3) Memilih sajian yang efektif. Kegiatan mencakup pemilihan dan penentuan jenis-jenis sajian, pengkondisian lingkungan termasuk di dalamnya penggunaan sarana belajar dan alat bantu, dan penentuan media komunikasi. (4) Melaksanakan dan menilai hasil latihan. Kegiatannya meliputi transformasi pengetahuan dan keterampilan dan nilai berdasarkan program latihan, serta evaluasi tentang perubahan tingkah laku peserta setelah mengikuti program latihan.

METODE

Penelitian ini menggunakan pendekatan

penelitian dan pengembangan (Research and

Development). Hal ini berkaitan dengan tujuan

umum penelitian yaitu untuk menghasilkan

suatu model pelatihan pedagogi untuk

meningkatkan profesionalisme calon guru kejuruan melalui pengembangan dan validasi. Borg dan Gall (1983: 772) mengatakan educational research and development (R & D) is a process used to develop and validate educational products. Dalam penelitian dan pengembangan ini dilakukan penyederhanaan langkah, dari sepuluh langkah (Borg & Gall, 1983:773), menjadi tiga tahap, yaitu: studi pendahuluan, pengembangan, dan validasi. Gambar 1 berikut ini menggambarkan alur dalam identifikasi komponen model pelatihan pedagogi untuk meningkatkan profesionalisme calon guru kejuruan.

Berdasarkan hasil model eksisting,

berikutnya dilakukan validasi komponen model dalam rangka menghasilkan komponen model (final) dalam pelatihan pedagogi untuk calon

guru kejuruan. Untuk itu kegiatan yang dilakukan adalah melakukan uji coba utama yang melibatkan khalayak (kelompok model). Tujuan yang hendak diungkap dalam validasi

TAHAP STUDI PENDAHULUAN

Komponen Model Analisis kebutuhan TAHAP PENGEMBANGAN Validasi Expert Rumusan Komponen Model VALIDASI Uji coba small group Uji coba large group

Revisi hasil uji coba small

group

Revisi hasil

large group Final report

Gambar 1. Diagram Alir Perancangan Komponen Model Pelatihan Pedagogi Sumber: (Borg dan Gall, 1983)

(5)

el an ert ponen ji i

komponen model adalah untuk mendeskripsikan kebutuhan komponen model dalam rangka peningkatan profesionalitas calon guru kejuruan.

Konsep model pelatihan pedagogi dapat dilihat dalam Tabel 1 .

Tabel 1. Konsep Model Pelatihan Pedagogi No. Aspek Penjelasan 1 Prosedur

rancangan komponen model.

Pada tahap ini dilakukan studi pendahuluan. Studi pendahuluan ini dilakukan melalui kegiatan:

1. Studi Literatur

Tahap ini adalah dengan mencari landasanlandasan yang berkaitan dengan kompetensi guru, teori yang terkait dengan kompetensi pedagogic guru.

2. Validasi expert

Tahap ini merupakan proses validasi oleh praktisi pendidikan untuk penentuan komponen model pelatihan

2 Luaran Hasil dari penelitian ini adalah komponen model pelatihan pedagogi untuk meningkatkan profesionalisme calon guru kejuruan.

3 Lokasi penelitian

Penelitian pengembangan ini dilakukan di dua tempat, Jurusan Ilmu Kesejahteraan Keluarga, Universitas Negeri Jakarta dan SMKN 30 Jakarta 4 5 Indikator pencapaian Sasaran Pengembangan Tahap 1:

Mengembangkan komponen model pelatihan dan indikatorindikator komponen.

Tahap 2:

Mengembangkan desain model pelatihan pedagogi Tahap 2:

Menguji efektifitas model dengan metode quasi experiment di UNJ. Sasaran umum komponen model pelatihan pedagogi adalah Mahasiswa calon guru dilingkungan UNJ.

Analisis data dalam penelitian ini dijelaskan dalam dua tahap (studi), yaitu tahap pendahuluan dan pengembangan, serta tahap validasi. Pada tahap studi pendahuluan dan pengembangan, temuan atau fakta-fakta tentang komponen pelatihan dan uji kompetensi,

dideskripsikan dalam bentuk sajian data (mean,

median, dan modus), kemudian dianalisis (diinterpretasikan) secara kualitatif. Dengan pendekatan ini maka analisis yang digunakan dalam tahap ini menggunakan deskriptif kualitatif. Pada tahap validasi model, pendekatan analisis yang digunakan adalah deskriptif dalam bentuk sajian data; demikian juga dalam ukuran keterterapan model (applicability) dan dampak penerapan model dianalisis secara deskriptif kualitatif. Data penelitian ini dianalisis dengan skala likert. Setiap butir pernyataan yang diajukan kepada responden diberi empat pilihan jawaban yaitu: sangat penting, penting, tidak

penting, dan sangat tidak penting dengar skor (4lsampai 1). Perhitungan dilakukan dengan cara membagi jumlah nilai dibagi dengan jumlah nilai maksimum kali 100%.

Nilai= Jumlah nilai setiap butir X 100% (1) Jumlah nilai maksimal

Hasil hitungan ini merupakan nilai butir dengan kisaran 0 sampai dengan 100. Nilai akhir adalah rata-rata dari seluruh nilai butir. Kategori penilaian menurut Ridwan (2010) sebagai berikut: (1) 76 sampai dengan 100 masuk ke dalam kategori sangat penting; (2) 51 sampai dengan 75 masuk ke dalam kategori penting; (3) 26 sampai dengan 50 masuk ke dalam kategori tidak penting; (4) kurang dari 25 masuk ke dalam kategori sangat tidak penting. Model konseptual kerangka pengembangan standar kompetensi guru dijelaskan pada Gambar 2.

(6)

1. 2. 3. 4.

Gambar 2. Model Konseptual Kerangka Pengembangan Standar Kompetensi Guru

Lulusan S1 kependidikan dituntut untuk memiliki kompetensi pedagogi sesuai dengan UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen. Tabel 2 berikut merupakan kompetensi pedagogi hasil studi pendahuluan

Tabel 2. Komponen Pedagogi

No. Komponen

1. Pemahaman peserta didik 2. Pengembangan kurikulum/silabus 3. Perancangan Pembelajaran

4. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis 5. Pemanfaatan teknologi pembelajaran

6. Pengembangan peserta didik 7. Evaluasi pembelajaran 8. Refleksi

Pada tahap ini dilakukan validasi

komponen melalui kuesioner oleh expert

judgement, yaitu para praktisi pendidikan dalam hal ini guru-guru SMK yang memiliki masa mengajar lebih dari 20 tahun. Validasi instrumen bertujuan untuk melihat apakah komponen

model yang dikembangkan dalam penelitian ini sangat penting, penting, dan layak untuk digunakan dalam pelatihan pedagogi juga untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Dalam validasi instrumen, validator memberikan penilaian dan mengevaluasi atau memberikan

Landasan konseptual 1. Asumsi Dasar 2. Landasan Teori

3. Undangundang, Peraturan 4. Dan lain lain

Landasan empirik

1. Dunia Pendidikan

2. Kondisi Empirik/lapangan 3. Stakeholder/Pemakai lulusan 4. Dan lainlain

Fungsi dan tugas guru 1. Mendidik, mengajar,

membimbing, melatih 2. Mengelola

3. Mengembangkan

Standar kompetensi guru pemula 1. Rumpun kompetensi 2. Butirbutir kompetensi 3. Indikator

Pengalaman belajar dan assesmen Model Pelatihan Pedagogi Komponen Model Pelatihan Pedagogi

(7)

masukan untuk menyempurnakan komponen model. Validator dalam penelitian ini berjumlah

empat orang. Ringkasan hasil penilaian validator terhadap instrumen dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Ringkasan Data Komponen Model oleh Validator

No Komponen Indikator 1. Pemahaman peserta didik Tingkat kecerdasan Kreativitas Kondisi fisik

Pertumbuhan dan Perkembangan Kognitif. 2. Pengembangan kurikulum/silabus Identifikasi kompetensi Penyusunan silabus Penyusunan RPP 3. Perancangan pembelajaran

Perumusan indikator pembelajaran Tujuan pembelajaran

Penentuan dan Perorganisasian Materi Pokok pembelajaran Penentuan Alat Bantu dan Media Pembelajaran

Penentuan sumber belajar Penentuan kegiatan pembelajaran Penentuan strategi pembelajaran Pengelolaan alokasi waktu pembelajaran Penentuan penilaian pembelajaran Penggunaan bahasa tulis

4. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis

Menyiapkan kondisi pembelajaran Menyampaikan tujuan pembelajaran Menyampaikan apersepsi dan motivasi

Menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik pembelajaran

Menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi Menguasai dan Mengembangkan materi pokok

Mengaplikasikan materi pokok dengan masalah kehidupan seharihari Melaksanakan 5 M (mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan

Menggunakan bahasa yang komunikatif

Menutup pelajaran (menyimpulkan, evaluasi, pemberian tugas, menyampaikan topik selanjutnya)

5. Pemanfaatan teknologi pembelajaran

Memanfaatkan ICT untuk kebutuhan belajar Memanfaatkan sumber belajar berbasis teknologi 6. Pengembangan peserta

didik

Memperhatikan semua siswa

Menggugah/memancing siswa untuk bertanya Merespon dengan baik pertanyaan siswa Memberikan penguatan

Membuat suasana belajar menyenangkan Menegur siswa yang tidak mau belajar Memberi penghargaan kepada siswa Menciptakan interaksi siswa dalam belajar 7. Evaluasi pembelajaran Menggunakan penilaian otentik

Mengorganisasikan penilaian dengan rapi

Memanfaatkan hasil penilaian sesuai dengan tujuannya 8. Refleksi Melakukan umpan balik (feedback)

Validasi komponen model ini bertujuan

untuk menyempurnakan tahapan-tahapan

komponen dalam model yang dikembangkan sehingga tujuan pengembangan model tercapai dan dapat berjalan efektif. Penelitian ini

dianalisis dengan cara deskriptif kuantitatif. Hasil pengukuran komponen model pelatihan ini dari angket expert ini disajikan pada Tabel 4 berikut.

(8)

Tabel 4. Data Hasil Penilaian Pakar terhadap Komponen Model

No Aspek yang dinilai Validator Nilai Rerata Kategori 1 2 3 4 (0-100)

Pemahaman peserta didik

1. Tingkat kecerdasan 4 3 3 4 87,5 96,8 Sangat Penting 2. Kreativitas 4 4 4 4 100

3. Kondisi fisik 4 4 4 4 100 4. Pertumbuhan dan perkembangan kognitif. 4 4 4 4 100

Pengembangan kurikulum/silabus

5. Identifikasi kompetensi 4 4 3 3 87,5 93,7 Sangat Penting 6. Penyusunan silabus 4 4 4 3 93,75

7. Penyusunan RPP 4 4 4 4 100 Perancangan pembelajaran

8. Perumusan indikator pembelajaran 4 4 3 4 93,75 97,5 Sangat Penting 9. Tujuan pembelajaran 4 4 4 4 100

10. Penentuan dan Perorganisasian Materi Pokok Pembelajaran

4 4 4 4 100 11. Penentuan Alat Bantu dan Media Pembelajaran 4 4 4 4 100 12. Penentuan sumber belajar 4 4 4 4 100 13. Penentuan kegiatan pembelajaran 4 4 4 4 100 14. Penentuan strategi pembelajaran 4 4 4 4 100 15. Pengelolaan alokasi waktu pembelajaran 4 3 4 4 93,75 16. Penentuan penilaian pembelajaran 4 3 4 4 93,75 17. Penggunaan bahasa tulis 4 3 4 4 93,75

Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis

18. Menyiapkan kondisi pembelajaran 4 4 4 4 100 96,2 Sangat Penting 19. Menyampaikan tujuan pembelajaran 4 3 4 4 93,75

20. Menyampaikan apersepsi dan motivasi 4 3 4 4 93,75 21. Menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan

karakteristik pembelajaran

4 4 4 4 100 22. Menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi 4 3 4 4 93,75 23. Menguasai dan mengembangkan materi pokok 4 4 4 4 100 24. Mengaplikasikan materi pokok dengan masalah

kehidupan seharihari

4 3 4 4 93,75 25. Melaksanakan 5 M (mengamati, menanya, menalar,

mencoba, dan mengkomunikasikan

4 4 4 4 100 26. Menggunakan bahasa yang komunikatif 4 3 4 4 93,75 27. Menutup pelajaran (menyimpulkan, evaluasi, pemberian

tugas, menyampaikan topik selanjutnya)

4 3 4 4 93,75 Pemanfaatan teknologi pembelajaran

28. Memanfaatkan ICT untuk kebutuhan belajar 4 4 4 4 100 96,8 Sangat Penting 29. Memanfaatkan sumber belajar berbasis teknologi 4 3 4 4 93,75

Pengembangan peserta didik

30. Memperhatikan semua siswa 4 3 4 4 93,75 93,7 Sangat Penting 31. Menggugah/memancing siswa untuk bertanya 4 3 4 4 93,75

32. Merespon dengan baik pertanyaan siswa 4 3 4 4 93,75 33. Memberikan penguatan 4 3 4 4 93,75 34. Membuat suasana belajar menyenangkan 4 3 4 4 93,75 35. Menegur siswa yang tidak mau belajar 4 3 4 4 93,75 36. Memberi penghargaan kepada siswa 4 3 4 4 93,75 37. Menciptakan interaksi siswa dalam belajar 4 3 4 4 93,75

Evaluasi pembelajaran

38. Menggunakan penilaian otentik 4 4 4 4 100 95,8 Sangat Penting 39. Mengorganisasikan penilaian dengan rapi 4 3 4 4 93,75

40. Memanfaatkan hasil penilaian sesuai dengan tujuannya 4 3 4 4 93,75 Refleksi

41. Melakukan umpan balik (feedback) 4 3 4 4 93,75 93,7 Sangat Penting

Tabel 4 memaparkan bahwa komponen model pelatihan dinilai sangat penting. Nilai tertinggi pada aspek perancangan pembelajaran dengan rerata skor 97,5. Nilai terendah adalah pengembangan kurikulum atau silabus, pengembanganpeserta didik, dan melakukan

umpan balik dengan rerata nilai 93,7. Namun secara umum ketujuh aspek di atas memiliki kategori sangat penting untuk dicantumkan dalam model pelatihan pedagogi. Uji coba terbatas dilakukan terhadap 6 orang guru dengan masa kerja 10 sampai dengan 15 tahun

(9)

No ator Nilai erata i 1 2 3 4 100) 1. 4 3 3 4 87,5 96,8 ng 2. 4 4 4 4 100 3. 4 4 4 4 100 4. 4 4 4 4 100 5. 4 4 3 3 87,5 93,7 ng 6. 4 4 4 3 75 7. 4 4 4 4 100 8. 4 4 3 4 75 97,5 ng 9. 4 4 4 4 100 10. 4 4 4 4 100 11. 4 4 4 4 100 12. 4 4 4 4 100 13. 4 4 4 4 100 14. 4 4 4 4 100 15. 4 3 4 4 75 16. 4 3 4 4 75 17. 4 3 4 4 75 18. 4 4 4 4 100 96,2 ting 19. 4 3 4 4 75 20. 4 3 4 4 75 21. 4 4 4 4 100 22. 4 3 4 4 75 23. 4 4 4 4 100 24. 4 3 4 4 75 25. 4 4 4 4 100 26. 4 3 4 4 75 27. ian 4 3 4 4 75 28. 4 4 4 4 100 96,8 ting 29. 4 3 4 4 75 30. 4 3 4 4 75 93,7 ting 31. 4 3 4 4 75 32. 4 3 4 4 75 33. 4 3 4 4 75 34. 4 3 4 4 75 35. 4 3 4 4 75 36. 4 3 4 4 75 37. 4 3 4 4 75 38. 4 4 4 4 100 95,8 ting 39. 4 3 4 4 75 40. 4 3 4 4 75 41. 4 3 4 4 75 93,7 ting

untuk melihat apakah komponen model yang diajukan dapat diterapkan di lapangan. Data uji

coba terbatas dapat dilihat pada Tabel 5 sebagai berikut:

Berdasarkan data uji coba terbatas pada Tabel 5 di atas, dapat dinyatakan bahwa komponen model pelatihan dinilai sangat penting. Nilai tertinggi pada aspek perancangan

pemanfaatan teknologi pembelajaran dengan rerata skor 100, kemudian aspek pengembangan kurikulum dan silabus dengan rerata skor 98,6ndan nilai terendah adalah pengembangan Tabel 5. Data Uji Coba Terbatas

No Aspek yang Dinilai Responden Nilai Rerata Kategori

1 2 3 4 5 6 Pemahaman peserta didik

1. Tingkat kecerdasan 3 3 3 3 3 3 75,0 89,2 Sangat

penting

2. Kreativitas 4 4 4 3 3 3 87,5

3. Kondisi fisik 4 4 3 3 3 4 87,5

4. Pertumbuhan dan perkembangan kognitif. 3 3 3 3 3 3 75,0

Pengembangan kurikulum dan silabus

5. Identifikasi kompetensi 4 4 4 4 4 4 100 98,6 Sangat

penting

6. Penyusunan silabus 4 4 4 4 4 4 100

7. Penyusunan rpp 4 4 4 4 4 3 95,8

Perancangan pembelajaran

8. Perumusan indikator pembelajaran 3 4 3 3 4 3 83,3 89,5 Sangat

penting

9. Tujuan pembelajaran 4 4 4 3 3 3 87,5

10. Penentuan dan perorganisasian materi pokok pembelajaran 4 4 3 3 3 4 87,5

11. Penentuan alat bantu dan media pembelajaran 3 3 3 3 3 3 75,0

12. Penentuan sumber belajar 4 4 4 4 4 4 100

13. Penentuan kegiatan pembelajaran 4 4 4 4 4 4 100

14. Penentuan strategi pembelajaran 4 4 4 4 4 3 95,8

15. Pengelolaan alokasi waktu pembelajaran 3 4 3 3 4 3 83,3

16. Penentuan penilaian pembelajaran 4 4 4 3 3 3 87,5

17. Penggunaan bahasa tulis 4 4 3 3 3 4 87,5

Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis

18. Menyiapkan kondisi pembelajaran 3 3 3 3 3 3 75,0 97,5 Sangat

penting

19. Menyampaikan tujuan pembelajaran 4 4 4 4 4 4 100

20. Menyampaikan apersepsi dan motivasi 4 4 4 4 4 4 100

21. Menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik pembelajaran 4 4 4 4 4 3 95,8

22. Menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi 3 4 3 3 4 3 83,3

23. Menguasai dan Mengembangkan materi pokok 4 4 4 3 3 3 87,5

24. Mengaplikasikan materi pokok dengan masalah kehidupan seharihari 4 4 3 3 3 4 87,5

25. Melaksanakan 5 M (mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan

3 3 3 3 3 3 75,0

26. Menggunakan bahasa yang komunikatif 4 4 4 4 4 4 100

27. Menutup pelajaran (menyimpulkan, evaluasi, pemberian tugas, menyampaikan topik selanjutnya)

3 3 3 3 4 4 100 Pemanfaatan teknologi pembelajaran

28. Memanfaatkan ICT untuk kebutuhan belajar 4 4 4 4 4 4 100 100 Sangat

penting

29. Memanfaatkan sumber belajar berbasis teknologi 4 4 4 4 4 4 100

Pengembangan peserta didik

30. Memperhatikan semua siswa 3 3 4 4 3 3 83,3 94,2 Sangat

penting

31. Menggugah/memancing siswa untuk bertanya 4 4 3 3 4 4 91,7

32. Merespon dengan baik pertanyaan siswa 4 4 4 4 4 4 100

33. Memberikan penguatan 3 4 4 4 3 4 91,7

34. Membuat suasana belajar menyenangkan 4 4 4 3 4 4 95,8

35. Menegur siswa yang tidak mau belajar 3 4 4 4 4 4 95,8

36. Memberi penghargaan kepada siswa 4 4 4 4 4 4 95,8

37. Menciptakan interaksi siswa dalam belajar 4 4 3 4 4 4 95,8

Evaluasi pembelajaran

38. Menggunakan penilaian otentik 4 4 4 4 4 4 100 97,2 Sangat

Penting

39. Mengorganisasikan penilaian dengan rapi 3 4 3 4 4 4 100

40. Memanfaatkan hasil penilaian sesuai dengan tujuannya 4 4 4 4 4 4 100

Refleksi

41. Melakukan umpan balik (feedback) 4 4 3 4 4 4 95,8 95,8 Sangat

(10)

peserta didik dengan skor 89,2. Namun secara umum ketujuh aspek di atas memiliki kategori sangat penting untuk dicantumkan dalam model pelatihan pedagogi. Uji coba diperluas dilakukan terhadap 15 orang dosen dan juga 50 orang

mahasiswa jurusan IKK FT UNJ, untuk melihat apakah komponen model yang dikembangkan dapat diterapkan di lapangan. Data Uji coba diperluas dapat dilihat pada Tabel 6 sebagai berikut.

Tabel 6. Data Uji Coba Diperluas

No Komponen Indikator Skor Nilai Rerata Kesimpulan 1. Pemahaman

peserta didik

Tingkat kecerdasan 180 90 87,1 Sangat penting

Kreativitas 179 89,5

Kondisi fisik 169 84,5

Pertumbuhan dan perkembangan kognitif. 169 84,5 2. Pengembangan

kurikulum/ silabus

Identifikasi kompetensi 174 87 85,3 Sangat penting Penyusunan silabus 164 82

Penyusunan rpp 174 87

3. Perancangan pembelajaran

Perumusan indikator pembelajaran 178 89 86,8 Sangat penting Tujuan pembelajaran 174 87

Penentuan dan perorganisasian materi pokok pembelajaran 170 85 Penentuan alat bantu dan media pembelajaran 196 98 Penentuan sumber belajar 174 87 Penentuan kegiatan pembelajaran 183 91,5 Penentuan strategi pembelajaran 165 82,5 Pengelolaan alokasi waktu pembelajaran 150 75 Penentuan penilaian pembelajaran 164 82 Penggunaan bahasa tulis 177 88,5 4. Pelaksanaan

pembelajaran yang mendidik dan dialogis

Menyiapkan kondisi pembelajaran 179 89,5 87,2 Sangat penting Menyampaikan tujuan pembelajaran 167 83,5

Menyampaikan apersepsi dan motivasi 175 87,5 Menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan

karakteristik pembelajaran

175 87,5 Menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi 181 90,5 Menguasai dan mengembangkan materi pokok 160 80 Mengaplikasikan materi pokok dengan masalah kehidupan

seharihari

189 94,5 Melaksanakan 5 m (mengamati, menanya, menalar, mencoba,

dan mengkomunikasikan

175 87,5 Menggunakan bahasa yang komunikatif 167 83,5 Menutup pelajaran (menyimpulkan, evaluasi, pemberian

tugas, menyampaikan topik selanjutnya)

176 88 5. Pemanfaatan

teknologi pembelajaran

Memanfaatkan ict untuk kebutuhan belajar 160 80 84,7 Sangat penting Memanfaatkan sumber belajar berbasis teknologi 179 89,5

6. Pengembangan peserta didik

Memperhatikan semua siswa 181 90,5 86,9 Sangat penting Menggugah/memancing siswa untuk bertanya 178 89

Merespon dengan baik pertanyaan siswa 178 89 Memberikan penguatan 154 77 Membuat suasana belajar menyenangkan 178 89 Menegur siswa yang tidak mau belajar 171 85,5 Memberi penghargaan kepada siswa 189 94,5 Menciptakan interaksi siswa dalam belajar 162 81 7. Evaluasi

pembelajaran

Menggunakan penilaian otentik 175 87,5 87,1 Sangat penting Mengorganisasikan penilaian dengan rapi 173 86,5

Memanfaatkan hasil penilaian sesuai dengan tujuannya 175 87,5

8. Refleksi Melakukan umpan balik (feedback) 173 86,5 86,5 Sangat penting

(11)

No en kor Nilai erata ulan 1. an 180 90 87,1 179 89,5 169 84,5 169 84,5 2. ngan 174 87 85,3 164 82 174 87 3. n 178 89 86,8 174 87 170 85 196 98 174 87 183 91,5 165 82,5 150 75 164 82 177 88,5 4. n 179 89,5 87,2 167 83,5 175 87,5 175 87,5 181 90,5 160 80 189 94,5 ba, 175 87,5 167 83,5 176 88 5. tan 160 80 84,7 179 89,5 6. ngan 181 90,5 86,9 178 89 178 89 154 77 178 89 171 85,5 189 94,5 162 81 7. 175 87,5 87,1 173 86,5 175 87,5 8. 173 86,5 86,5

SIMPULAN

Terhadap produk (identifikasi komponen model) yang telah dijelaskan sebelumnya, maka simpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut: (1) komponen pemahaman peserta didik dengan indikator-indikatornya memiliki nilai dengan kategori sangat penting dengan rerata skor 87,1 dengan rerata skor maksimal l00; (2) komponen pengembangan kurikulum atau silabus dengan indikator-indikatornya memiliki nilai dengan kategori sangat penting dengan rerata skor 85,3; (3) komponen perancangan pembelajaran dengan indikator-indikatornya memiliki nilai dengan kategori sangat penting dengan rerata skor 86,8;

(4)hkomponen pelaksanaan pembelajaran yang

mendidik dan dialogis beserta indikator-indikatornya memiliki nilai dengan kategori sangat penting dengan rerata skor 87,2; (5)skomponen pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran dengan indikator-indikatornya memiliki nilai dengan kategori sangat penting dengan rerata skor 84,7; (6) komponen pengembangan peserta didik dengan indikator-indikatornya memiliki nilai dengan kategori sangat penting dengan rerata skor 86,8; (7)gkomponen evaluasi pembelajaran dengan indikator-indikatornya memiliki nilai dengan kategori sangat penting dengan rerata skor 87,1; (8) komponen refleksi dengan indikatornya memiliki nilai dengan kategori sangat penting dengan rerata skor 86,5; (9) secara umum

komponen model pelatihan beserta indikator-indikatornya memiliki nilai dengan kategori sangat penting, yang berarti bahwa semua komponen dan indikator - indikatornya sangat penting untuk dimasukkan dalam model pelatihan pedagogi.

DAFTAR RUJUKAN

Borg, W. R., dan Gall, M. D. 1983. Educational Research: An Introduction. New York: Longman Inc.

Depdiknas. 2004. Kurikulum SMK Edisi 2004.

Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah dan Kejuruan

Joni, R. 1996. Pembelajaran Terpadu. Makalah

Untuk Program Pelatihan Guru Pamong. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Mustopa Kamal. 2003. Model-model Pelatihan.

Bandung: UPI

Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Ridwan, Sunarto 2010. Pengantar Statistika.

Cetakan Ketiga. Jakarta: Alfabeta Undangundang RI Nomor 14 Tahun 2005

Gambar

Gambar 1.  Diagram Alir Perancangan Komponen Model Pelatihan Pedagogi  Sumber: (Borg dan Gall, 1983)
Gambar 2. Model Konseptual Kerangka Pengembangan Standar Kompetensi Guru  Lulusan  S1  kependidikan  dituntut  untuk
Tabel 4. Data Hasil Penilaian Pakar terhadap Komponen Model
Tabel 6. Data Uji Coba Diperluas

Referensi

Dokumen terkait

INGGRIS MATEMATIKA

Pada saat keadaan leecher, algoritma ini dipanggil setiap T detik (default = 10 detik), setiap waktu peer bergabung untuk melakukan proses download berkas, meninggalkan himpunan

Penyusunan kerangka acuan upaya/kegiatan dengan mencakup tujuan umum dan khusus yang merupakan tujuan program. Tujuan Umum adalah tujuan secara garis besar, sedangkan

Pengambilan kesimpulan yang benar untuk nilai tersebut adalah kabupaten Cimahi memiliki jumlah penduduk laki-laki 201781 orang di mana jumlah derajat keanggotaan yang lebih dari

Hasil perhitungan bahwa power otot lengan dan kelentukan togok memberikan kontribusi sebesar 24,90% terhadap keterampilan bermain bola voli dan terdapat hubungan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa ada pengaruh dimensi kompetensi teknis terhadap kepuasan

Terapi Gizi Medis : adalah pelayanan gizi khusus untuk peyembuhan penyakit baik akut maupun kronis atau kondisi luka- luka, serta merupakan suatu penilaian terhadap kondisi

Observasi yang ditemukan pada klien dengan perilaku menarik diri akan ditemukan (data objektif), yaitu apatis, ekspresi sedih, afeks tumpul, menghindari dari orang