• Tidak ada hasil yang ditemukan

REWINDING MOTOR INDUKSI 1 PHASA LAPORAN PROYEK AKHIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "REWINDING MOTOR INDUKSI 1 PHASA LAPORAN PROYEK AKHIR"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

REWINDING

MOTOR INDUKSI 1 PHASA

LAPORAN PROYEK AKHIR

Oleh : AFRIZAL NIM : 3211511029

PROGRAM STUDI TEKNIK ELETRONIKA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI BATAM

(2)

REWINDING MOTOR INDUKSI 1 PHASA

LAPORAN PROYEK AKHIR

Oleh :

AFRIZAL

NIM : 3211511029

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Program Diploma III

Program Studi Teknik Elektronika Politeknik Negeri Batam

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRONIKA

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI BATAM

2018

(3)
(4)
(5)

iii

REWINDING MOTOR INDUKSI 1 PHASA

Nama Mahasiswa : Afrizal NIM : 3211511029

Pembimbing I : Fauzun Atabiq, S.T., M.Cs Pembimbing II : Hasnira, S.ST

Email : [email protected]

ABSTRAK

Motor induksi 1 phasa banyak digunakan di industri dan kehidupan sehari hari di rumah tangga. Motor yang ada saat ini rata rata menggunakan tembaga berukuran kecil, yaitu untuk kumparan utama berukuran 0,45mm sedangkan kumparan bantu berukuran 0,4mm pada kumparannya sehingga mengakibatkan kumparan cepat terbakar jika kelebihan beban, selain itu nilai hambatannya besar torsi dan daya mekaniknya kecil. Salah satu solusi yang dapat diterapkan adalah dengan analisis perubahan besar diameter tembaga untuk memperbaiki kinerja motor induksi 1 phasa, khususnya untuk nilai hambatan, torsi, daya mekanik dan efisiensinya. Untuk penelitian ini maka penulis mencoba untuk melakukan rewinding kumparan stator pada motor induksi 1 phasa.

(6)

iv

REWINDING MOTOR INDUKSI 1 PHASA

Student Name : Afrizal NIM : 3211511029

Supervisor I : Fauzun Atabiq, S.T., M.Cs Supervisor II : Hasnira, S.ST

Email :[email protected]

ABSTRACT

One phase induction motor is used in industry and everyday life today in the household. Existing induction motor at average currently using small size copper, for the main spool size is 0,45mm and extension spool size is 0,4mm on its coils resulting in fast coil burn out if overload, besides a large resistance value and small mechanically power. A solution that we can apply is to analysis the changes in diameter of copper to improve performance of induction motors are single phase, especially for the value of the resistance, mechanical power, torque and efficiency of the motor. For this research the author is trying to do the rewinding stator coils 1 phase induction motor. Keyword : 1 phase induction motor, Stator coils and rewinding.

(7)
(8)

vi

DAFTAR ISI

PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB 1 ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Batasan Masalah ... 2

1.4 Tujuan dan Manfaat ... 2

1.5 Sistematika Penulisan ... 3

BAB 2 ... 4

2.1 Motor Listrik ... 4

2.2 Motor Listrik Induksi Satu Phase ... 6

BAB 3 ... 8

3.1 Metodologi ... 8

3.2 Proses Rewinding ... 9

3.2.1 Pemeriksaan Awal ( Preliminary Inspection ) ... 10

3.2.2 Pembongkaran Motor ( Dismantling ) ... 12 3.2.3 Mengganti belitan yang lama ( Removing the old winding ) . 13

(9)

vii

3.2.4 Melilit Ulang ( rewinding ) ... 14

BAB 4 ... 15

4.1 Pengujian ... 15

4.1.1 Pengujian tahanan belitan jangkar / rugi rugi stator ... 15

4.1.2 Pengujian Tanpa Beban ... 16

4.1.3 Pengujian Berbeban ... 18 4.2 Analisa ... 22 BAB 5 ... 23 5.1 Kesimpulan ... 23 5.2 Saran ... 23 DAFTAR PUSTAKA ... 25

(10)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Data Teknis Motor ... ...11

Tabel 3.2 Hasil Pencatatan Kumparan Belitan ... ... 14

Tabel 4.1 Pengujian Tahanan Belitan Motor... ... 16

Tabel 4.2 Hasil Pengujian Tanpa Beban ... ... 17

Tabel 4.3 Hasil Pengujian Saat Berbeban ... ...18

Tabel 4.4 Rugi-Rugi Daya Belitan Stator ... ...19

(11)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Diagram Kelistrikan Motor Induksi ... …… 5

Gambar 2.2 Bentangan Motor Induksi ... …… 6

Gambar 3.1 Diagram Blok ... …… 8

Gambar 3.2 Diagram Alir Proses Rewinding ... ….. 10

Gambar 3.3 Data Teknis Motor ... ….. 11

Gambar 3.4 Pembongkaran Motor ... ….. 13

Gambar 3.5 Hasil Rewinding ... ….. 14

Gambar 4.1 Pengujian tahanan belitan ... ... 16

(12)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada era modern saat ini, kebutuhan alat produksi yang menggunakan motor listrik sangat banyak di pakai untuk kehidupan sehari hari. Sebagian besar alat industri dan rumah tangga menggunakan motor listrik sebagai penggerak utamanya. Salah satu penggunaan motor listrik yaitu motor induksi yang sering di temui yaitu terdapat di perabotan rumah tangga berupa mesin cuci, mesin pompa air dan peralatan lainnya seperti kipas angin dan AC (Air Conditioner). Motor induksi banyak di gunakan di karenakan memiliki beberapa kelebihan di banding motor DC [3]. Kelebihannya adalah desain sederahana, biaya perawatannya lebih murah.

Seiring bertambah nya umur motor, motor induksi yang bekerja secara terus menerus akan mengalami penurunan efisiensi dan bahkan mengalami kerusakan. Penyebab kerusakan motor tersebut secara umum dapat di kategorikan ke dalam tiga faktor, yaitu faktor lingkungan, mekanikal dan elektrikal. Adapun jenis kerusakan pada motor secara umum dapat di bedakan ke dalam dua kategori yaitu kerusakan mekanis dan kerusakan elektris. Untuk jenis kerusakan elektris sebagian besar kerusakannya terletak pada bagian winding (lilitan). Hal ini dikarenakan akibat terjadi nya beban berlebih pada motor (overload), rusaknya lapisan isolator pada kawat email sehingga menyebabkan terjadinya hubung singkat antar kawat lilitan[1].

(13)

2

Oleh karena itu pada proyek akhir ini di usulkan sebuah perbaikan motor listrik yang mengalami kerusakan pada bagian lilitannya. Perbaikan akan dilakukan dengan mengganti lilitan motor yang terbakar dengan cara melilit ulang atau rewinding.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah pada penelitian adalah :

1. Bagaimana cara perbaikan sebuah motor dengan cara

rewinding ( melilit ulang ) ?

2. Bagaimana memenuhi standar perbaikan motor induksi ? 1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka batasan masalah pada proyek akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Perbaikan pada motor induksi 1 phase kurang dari 1 HP. 2. Konsfigurasi lilitan mengacu pada konsfigurasi motor yang

diperbaiki .

3. Nilai efisiensi awal motor diabaikan. 1.4 Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari penelitian adalah melakukan perbaikan motor induksi 1 phase dengan cara melilit ulang (rewinding) secara manual. Dari penelitian ini, maka manfaat yang bisa di harapkan antara lain adalah efisiensisebuah motor listrik 1 phase yang di perbaiki dengan cara rewinding dapat di ketahui.

(14)

3

1.5 Sistematika Penulisan

Laporan proyek akhir ini disusun berdasarkan sistematika penulisan sebagai berikut:

1. BAB 1 PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

2. BAB 2 DASAR TEORI

Berisi tentang uraian teori, metode dan alat yang dipakai dalam proyek akhir.

3. BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

Berisi tentang gambaran sistem secara keseluruhan. 4. BAB 4 JADWAL KEGIATAN

Berisi uraian aktivitas dan alokasi waktu yang digunakan (per minggu) secara rinci.

5. BAB 5 ESTIMASI BIAYA

Berisi uraian biaya pembelian seluruh komponen (per komponen dan total seluruh biaya yang digunakan).

(15)

4

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Motor Listrik

Motor dalam dunia kelistrikan ialah mesin yang digunakan untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Salah satu motor listrik yang umum digunakan dalam banyak aplikasi ialah motor induksi. Motor induksi merupakan salah satu mesin asinkronous (asynchronous motor) karena mesin ini beroperasi pada kecepatan di bawah kecepatan sinkron. Kecepatan sinkron sendiri ialah kecepatan rotasi medan magnetik pada mesin. Kecepatan sinkron ini di pengaruhi oleh frekuensi mesin dan banyak nya kutub pada mesin. Motor induksi selalu berputar di bawah kecepatan sinkron karena medan magnet yang dibangkitkan stator akan menghasilkan fluks pada rotor sehingga rotor tersebut dapat berputar, namun fluks yang terbangkitkan oleh rotor mengalami lagging di bandingkan fluks yang terbangkitkan pada stator sehingga kecepatan rotor tidak akan secepat kecepatan putaran medan magnet. Berdasarkan suplai input yang digunakan motor induksi di bagi menjadi dua jenis, yaitu motor induksi 1 fasa dan 3 fasa. Dalam artikel ini hanya akan di jelaskan mengenai motor induksi 1 fasa, namun untuk prinsip kerjanya sendiri kedua jenis motor induksi tersebut memiliki prinsip kerja yang sama. Yang membedakan dari kedua motor induksi ini ialah motor induksi 1 fasa tidak dapat berputar tanpa bantuan gaya dari luar, sedangkan motor induksi 3 fasa dapat berputar sendiri tanpa bantuan gaya dari luar [4].

(16)

5

Untuk mengetahui nilai kecepatan sinkron sebuah motor induksi, maka digunakan persamaan : = . Dimana: = = = ℎ

Sedangkan untuk mengetahui nilai efisiensi sebuah motor induksi, maka digunakan persamaan :

= 100%

Dimana:

=

Sambungan kapasitor dan diagram kelistrikan motor induksi 1 phase,

(17)

6

Gambar 2.2 Bentangan motor induksi 1 phase [1]. Keterangan :

Kumparan Utama ( KU ) Kumparan Bantu ( KB )

Kapasitor dipasang antara KU dan KB 2.2 Motor Listrik Induksi Satu Phase

Terdapat 2 bagian penting pada motor induksi 1 fasa, yaitu rotor dan stator. Rotor merupakan bagian yang berputar dari motor dan stator merupakan bagian yang diam dari motor. Rotor umumnya berbentuk slinder dan bergerigisedangkan stator berbentuk slinder yang melingkari seluruh badan rotor. Stator harus dilengkapi dengan kutub kutub magnet dimana kutub utara dan kutub selatan pada stator harus sama dan dipasang melingkari rotor sebagai suplai medan magnet dan kumparan stator untuk menginduksi kutub sehingga menciptakan medan magnet. Stator umumnya dilengkapi dengan stator winding yang bertujuan membantu putaran rotor, dimana stator winding dilengkapi dengan konduktor berupa kumparan. Selain itu stator juga di lapisi dengan lamina berbahan dasar silikon dan besi yang bertujuan untuk

(18)

7

mengurangi tegangan yang terinduksi pada sumbu stator dan mengurangi dampak kerugian akibat munculnya arus eddy (eddy

current) pada stator. Rotor umumnya dibuat dari alumunium dan di

buat bergerigi untuk menciptakan celah yang akan di isi konduktor berupa kumparan. Selain itu rotor juga di lapisi dengan lamina untuk menambah kinerja dari rotor yang di gunakan [1].

(19)

8

BAB 3

PERANCANGAN SISTEM

3.1 Metodologi

Untuk menyelesaikan penelitian ini maka secara garis besar metode atau langkah langkah yang ditempuh dalam penelitian ini adalah seperti diagram blok, Gambar 3.1.

Oleh karena itu tahapan untuk menyelesaikan proyek akhir ini di gambarkan melalui diagram blok dibawah ini.

Gambar 3.1 Diagram blok [1]. Keterangan diagram blok di atas :

A. Persiapan, pengumpulan alat dan bahan

Dalam persiapan ini kita memahami terlebih dahulu bagaimana prinsip kerja dari motor kapasitor, bagaimana bentuk kumparan dan sambungan kumparan stator motor.

Beberapa alat dan bahan yang diperlukan untuk penelitian ini antara lain :

Motor induksi 1 phase rusak 1 Unit Isolator mika 0.08 mm ( 50 cm x 50 cm ) 4 Lembar Sirlak : 1 Kaleng Kawat Tembaga 0.4 mm dan 0.45 mm : 2 Gulung

(20)

9

Benang roll : 1 roll

Selonsong isolator 1 mm dan 3 mm : 1 m Toolbox : 1 Unit Instrumen ukur : 1 Set B. Persiapan / proses rewinding

Proses rewinding ( lilit ulang ) motor listrik pada penelitian ini adalah dilakukan secara manual /konvensional tanpa menggunakan mesin.

C. Pengujian dan pengambilan data.

Setelah proses rewinding motor selesai maka akan dilakukan pengujian terlebih dahulu. Setelah melakukan pengujian maka dilakukan pengambilan data sesuai dengan data sheet motor tersebut.

D. Laporan akhir.

Setelah dilakukan pengujian dan pengambilan data, maka akan dibuat laporan akhir dari proyek akhir ini.

3.2 Proses Rewinding

Beberapa langkah untuk proses rewinding manual pada penelitian ini adalah:

(21)

10

Gambar 3.2 Diagram alir proses rewinding motor listrik [1].

3.2.1 Pemeriksaan Awal ( Preliminary Inspection )

Pemeriksaan awal ini adalah pemeriksaan kondisi motor listrik yang akan di rewinding, meliputi pemeriksaan secara fisik , pencatatan data teknis dll. Gambar 3.3 adalah data teknis pada motor objek penelitian.

Start

Preliminary inspection Rewinding the motor

Dismantling the motor Mechanical repair that can affect motor

efficiency Removing the old

winding and cleaning

the core Reassembling the motor

(22)

11

Gambar 3.3 Data teknis motor pompa PH 100 ANB [6].

Data teknis dari motor yang di jadikan objek penelitian adalah seperti pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Data Teknis Motor [6]. Id motor Jml phase Tegan gan kerja F( Hz ) Pole RPM Po P in Eff (%) PH 100 ANB 1 Ø 220 V 50 2 2900 100 W 195 W 51,3 %

(23)

12

Pada tabel 3.1 merupakan data teknis motor yang digunakan dalam penelitian .Dalam dalam hal ini motor yang digunakan adalah motor satu phase.

Selain melakukan pengamatan terhadap data teknis motor, mencatat kondisi motor termasuk konsfigurasi belitan stator dan jumlah belitan di setiap kumparan stator.

3.2.2 Pembongkaran Motor (Dismantling)

Setelah data data motor di ketahui, tahapan berikutnya adalah tahapan pembongkaran. Dalam melakukan pembongkaran motor listrik perlu berhati hati serta melakukan pencatatan, foto atau rekaman, untuk memastikan jika telah selesai diperbaiki motor dapat di pasang kembali dengan benar.

Pada tahapan pembongkaran motor listrik, pastikan untuk posisi dan sambungan pada terminal box, posisi / arah end bracket motor pada peralatan yang disupport, posisi /arah shaft rotor terhadap stator (drive

end atau opposite drive end), bearing (dudukan dan cleareance bearing), dalam melepaskan rotor perlu berhati hati supaya tidak

menyebabkan kerusakan permukaan rotor / stator (celah udara), atau belitan , inspeksi internal bagian dalam motor, kerusakan mekanis pada komponen.

(24)

13

Gambar 3.4 Proses pembongkaran motor

3.2.3 Mengganti belitan yang lama (Removing the old winding) Terdapat tiga poin pada tahap ini yaitu :

a. Mencatat secara detail keterangan kumparan belitan pada motor.

b. Pelepasan kumparan lama.

c. Pembersihan inti stator dan persiapan untuk proses rewinding. Pelepasan kumparan lama dapat di lakukan dengan memotong bagian belitan yang keluar dari stator. Pemotongan di lakukan secara manual dengan menggunakan gergaji besi.

Pembersihan inti stator, inti stator terbuat dari lapisan lapisan baja tipis terlaminasi sehingga antar lapisan tersebut saling terisolasi. Pembersihan di lakukan dengan berhati hati sehingga tidak merusak inti stator. Lapisan inti stator yang rusak dapat menyebabkan inti stator cepat menjadi panas dan mengurangi efisiensi motor [1].

(25)

14

Tabel 3.2 Hasil pencatatan kumparan belitan motor [6]. Id motor Jml Kutub Konfigurasi Belitan Grouping Coil pitch

Turn/ coil Size of wire PH 100 ANB 2 Konsetris, 1 layer 4 6, 8, 10 Main: 47,64,75,80 Aux : 67,84,99,109 Main : 0,45mm Aux : 0,4mm

3.2.4 Melilit Ulang (rewinding)

Dalam teknik melilit ulang atau rewinding yang digunakan adalah dengan metode copy[ 1]. Metode copy adalah metode lilit ulang dengan cara menduplikat belitan sesuai dengan bentuk asli dari pabrikan. Motor dililit ulang dengan konsfigurasi belitan bentuk kosentris, dua kutub, dan empat kelompok ( grouping ).

(26)

15

BAB 4

HASIL DAN ANALISA

4.1 Pengujian

Setelah proses rewinding selesai maka selanjutnya adalah proses pengujian. Untuk memperoleh data yang di butuhkan dalam melakukan analisis efisiensi motor listrik, maka ada beberapa pengujian yang dilakukan antara lain :

a. Pengujian tahanan belitan jangkar. b. Pengujian tanpa beban.

c. Pengujian berbeban.

Pengujian dilakukan di Lab Motor Listrik W7 Politeknik Negeri Batam dari tanggal 9 s/d 14 Oktober 2017. Beberapa peralatan alat ukur yang digunakan antara lain :

a. Multi meter digital sunwa b. Tachnometer Delorenzo c. Cos phi meter Delorenzo d. Unit power supplay Delorenzo

4.1.1 Pengujian tahanan belitan jangkar / rugi rugi stator

Pengujian tahanan belitan stator adalah unutuk mengetahui rugi rugi belitan stator. Metode pengujian yang digunakan untuk mengukur tahanan belitan stator adalah menggunakan metode pengujian Volt – ampere. Pengujian tahanan belitan stator pada objek penelitian dilakukan pengambilan sampel sebanyak 10 kali pengujian. Adapun rata rata hasil pengujian tahanan belitan yang telah di lakukan rewinding adalah seperti tabel dibawah ini.

(27)

16

Tabel 4.1 Pengujian tahanan belitan motor

No Id

Rata-rata tahanan belitan stator (Ohm) Belitan

utama

Belitan bantu 1 PH 100 ANB 17,63 31,59

Gambar 4.1 Pengujian tahanan belitan stator

4.1.2 Pengujian Tanpa Beban

Pengujian tanpa beban pada objek penelitian di maksudkan untuk mengetahui rugi rugi yang terjadi pada motor yang meliputi rugi rugi belitan stator, rugi rugi inti, friksi atau gesekan dan desakan angin.Pengujian tanpa beban ini dilakukan dengan cara menjalankan motor pada tegangan kerja nya seperti yang tertera pada nameplate

(28)

17

tanpa memberikan kopel pada beban dan mengamati beberapa parameter parameter listriknya seperti tegangan, arus, faktor daya, dan rpm motor. Tabel 4.2 adalah hasil pengujian motor objek penelitian saat tanpa beban.

Tabel 4.2 Hasil pengujian tanpa beban

Gambar 4.2 Pengujian motor tanpa beban Id motor Tegangan (Volt) N (RPM)

I (A) Cos Phi P in ukur (Watt) PH 100

ANB

(29)

18

4.1.3 Pengujian Berbeban

Pengujian berbeban pada motor objek penelitian bertujuan untuk mengetahui nilai efisiensi motor hasil proses perbaikan dengan cara melilit ulang (rewinding). Pengujian berbeban dilakukan dengan cara menjalankan motor pada tegangan nominalnya dan melakukan pengereman dengan cara mengkopelkan beban dengan beban yang berbeda beda. Pengujian di lakukan sebanyak 5 kali (a s/d e) dengan beban berbeda – beda, yaitu dengan cara manual menahan rotor sehingga mencapai RPM yang diinginkan, mulai dari 2960 rpm s/d 2876 rpm. Tabel 4.3 adalah hasil pengujian motor objek penelitian saat motor berbeban.

Tabel 4.3 pengujian motor saat berbeban

Id

Beb

an

N

(RPM

)

I (A)

Cos

phi

P in ukur

(Watt)

PH 100

ANB

a

2960

0,8

0,77

97

b

2956

0,82

0,8

100

c

2930

0,83

0,85

105

d

2919

0,83

0,87

114

e

2876

0,87

0,92

128

Dengan mengacu pada hasil pengamatan tahanan belitan stator motor Tabel 4.1 dan hasil pengamatan tegangan, arus pada pengujian tanpa beban Tabel 4.2, maka rugi rugi daya pada belitan stator, rugi rugi gesekan dan desakan angin (rotational losses). Berikut merupakan tabel

(30)

19

pengujian rugi-rugi daya belitan pada stator dan rotational losses dari motor yang dililit ulang.

Tabel 4.4 Rugi rugi daya belitan stator dan rotational losses motor yang dilakukan lilit ulang

No

Id

Rata-rata tahanan belitan stator

(Ohm)

Belitan

utama

Belitan

bantu

1

PH 100 ANB

17,63

31,59

Dari data tabel 4.4, hasil evaluasi rugi rugi daya terhadap motor objek penelitian memperlihatkan bahwa rugi rugi daya terbesar pada motor PH 100 ANB. Rugi rugi daya tersebut diakibatkan belitan stator maupun rugi rugi daya akibat rotational losses. Dari hasil pengujian pada tabel 4.3 jika dibandingkan dengan nilai tahanan belitan dari motor Tabel 4.2, maka dapat diketahui bahwa rugi rugi pada belitan stator tidak hanya ditentukan oleh tahanan belitan stator melainkan juga faktor lain. Hal ini bisa disebabkan oleh kondisi inti stator yang sudah tidak baik, bearing, maupun saat proses diassembling dan reasembling motor yang tidak tepat.

Dari tabel 4.5 hasil evaluasi efisiensi motor yang setelah di

rewinding secara manual maka di dapat hasil yang tertera di tabel,

setelah melakukan lima kali pengujian dalam pengambilan data untuk nilai efisiensi motor.

(31)

20

Tabel 4.5 Hasil evaluasi efisiensi motor setelah rewinding

Untuk selanjutnya dalam menentukan efisiensi motor adalah dengan menentukan daya output Pout motor melalui pendekatan

nameplate pada motor daya output maupun efisiensi motor objek

penelitian dapat di tentukan sebagai berikut :

Daya output motor adalah perkalian antara torsi T terhadap kecepatan

shaft nya [6].

Dengan nilai T lebih kecil dari pada torsi yang dihasilkan motor Td akibat rugi rugi gesekan bearing dan desakan angin, maka menggunakan pendekatan torsi T dapat ditentukan :

Tr, Ir dan r masing masing adalah torsi, arus, dan kecepatan

nominal motor, sedangkan I dan arus yang diserap motor dan

Motor

Beban

P in

ukur

(Watt)

T

(Nm)

Po

(Watt)

eff

(%)

PH 100 ANB

a

97

0,58

188,66

194,50

b

100

0,61

193,38

193,38

c

105

0,63

195,74

186,41

d

114

0,64

195,74

171,70

e

128

0,64

205,17

160,29

(32)

21

kecepatan shaft rotor motor. Seperti data teknis dari nameplate motor satu phasa objek penelitian pada Tabel 3.1, sangat terbatas. Torsi nominal dan arus nominal tidak dapat ditemukan. Oleh karena itu dalam evaluasi ini maka untuk pendekatan untuk menentukan arus dan torsi nominal pada motor objek penelitian dilakukan melalui perhitungan matematis. Torsi nominal Tr dari motor dapat ditentukan yaitu :

Pr dan Nr adalah daya output dan kecepatan nominal motor, oleh

karena torsi nominal motor adalah :

Tr = 100 (W) / 2900 (rpm) = 0,034 Nm

Sedangkan untuk arus nominal motor Ir dapat ditentukan, dalam hal ini pendekatan untuk nilai faktor daya motor induksi 1 phasa yang digunakan adalah 0,85. = . . Ir = . Ir = ∗ , = 0,53 A

Setelah diketahui torsi Tr dan arus nominal Ir maka torsi torsi T pada

shaft setiap motor dapat di ketahui torsi T dapat diketahui yaitu :

T = Tr

Tr, Ir, r adalah torsi, arus dan kecepatan nominal motor sedangkan I dan adalah arus yang diserap kecepatan motor dan shaft rotor.

(33)

22

4.2 Analisa

Hasil dari pengamatan dan pengujian motor 1 phase yang di lakukan perbaikan dengan cara rewinding menunjukan bahwa untuk mengevaluasi efisiensi dalam penelitian ini tidak dapat di lakuakan dengan metode pengukuran secara langsung (pengukuran mekanis). Hal ini di karenakan ketika motor 1 phase yang dijadikan objek penelitian di sambungkan ke sebuah beban untuk dilakukan pengamatan, motor 1 phase ternyata tidak mampu berputar karena torsi awal atau locked

rotor torque ( LRT ) yang di hasilkan motor 1 phase tegangan rendah

relatif kecil sehingga tidak mampu mengatasi rugi rugi yang terjadi selama proses starting. Oleh karena itu, dalam melakukan evaluasi efisiensi motor pada penelitian ini selanjutnya dilakukan menggunakan pendekatan metode nameplate motor. Evaluasi efisiensi motor dengan pendekatan metode data nameplate motor seperti arus nominal, kecepatan nominal, dan juga beberapa kegiatan pengukuran seperti kecepatan aktual motor, arus stator dll.

Selanjutnya digunakan dalam menentukan nilai efisiensi motor. Efisiensi motor adalah rasio antara daya output motor terhadap daya

input yang diserap oleh motor.

Dari tabel 4.5 hasil evaluasi efisiensi motor yang setelah di

rewinding secara manual maka di dapat hasil yang tertera di tabel,

setelah melakukan lima kali pengujian dalam pengambilan data untuk nilai efisiensi motor.

(34)

23

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah di lakukan dapat di ambil kesimpulan antara lain bahwa :

1. Perbaikan motor induksi khususnya motor kapasitas kecil berdaya kurang dari 1 HP dapat dilakukan dengan cara melilit ulang / rewinding secara manual.

2. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari motor induksi yang dijadikan objek penelitian dengan rewinding manual dengan sistem copy sudah memenuhi standar perbaikan motor induksi, setelah melakukan beberapa kali pengujian, pengujian tahanan belitan, pengujian tanpa beban, pengujian berbeban dan pengujian fisiensi motor. 5.2 Saran

Sesuai dengan hasil pengujian menunjukan terdapat beberapa kekurangan dalam penelitian ini, oleh karena itu beberapa hal dapat disarankan dapat untuk penelitian lebih lanjut yaitu :

1. Torsi awal atau locked rotor torque motor induksi kurang dari 1 HP relatif kecil, sehingga untuk pengujian daya output secara langsung tidak dapat dilakukan. Pendekatan lain yang dapat dilakukan dalam mengevaluasi efesiensi motor induksi kapasitas kecil (kurang 1 HP) adalah dengan pengujian tanpa beban dan pengujian hubung singkat atau locked rotor test.

(35)

24

2. Dalam perbaikan motor kapasitas kecil dengan cara melilit ulang atau rewinding dapat mempengaruhi nilai efisiensi motor, oleh karena itu proses perbaikan dengan cara yang benar dan hati hati dapat meningkatkan efisiensi motor.

(36)

25

DAFTAR PUSTAKA

[1] EASA. (2003). The Effect of Repair/ Rewinding on Motor Effeciency. England: Electrical Apparatus Service Association,Inc.

[2] Hirzel, J. C. (1994). Impact of Rewinding on Motor Efficiency. Proceeding of IEEE Pulp and Paper Industry Conference, Indiana: IEEE.

[3] Obiansyah, (2002). Simulasi merakit motor listrik induksi. [4] Urip M & Hendro A.W, (2014). Metode Pembelajaran

Rewinding 1 Phasa (pompa air). Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya.

[5] El- Sharkawi, M., (2000). Fundamentals of Electric Drives. Brooks/Cole Pub. USA.

(37)

BIOGRAFI PENULIS

Nama : Afrizal

Tempat/Tanggal Lahir : Bandung, 3 April 1983

Agama : Islam

Alamat Rumah : Perumahan Citra Batam D no 135,

Kecamatan Batam Kota, Kota Batam

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan :

1. SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) Karya Pariaman.

2. MTsN VII Koto Padang Sago.

Gambar

Gambar 2.1  Gambar Diagram kelistrikan motor induksi 1 phase [5].
Gambar 2.2 Bentangan motor induksi 1 phase [1].  Keterangan :
Gambar 3.2 Diagram alir proses rewinding motor listrik [1].
Gambar 3.3 Data teknis motor pompa PH 100 ANB [6].
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bab ini menjelaskan tentang pengujian pengaruh beban terhadap temperatur motor induksi dalam kondisi beban berubah-ubah , serta perbandingan hasil yang didapat pada kondisi

Dilihat dari grafik analisa karakteristik, bahwa apabila tanpa pengendali tegangan setiap perubahan beban pada motor induksi tiga phasa sebagai generator akan sangat

Pada kondisi ini apabila motor tidak berbeban penuh misalkan setengah dari beban penuhnya, maka akan terjadi pemborosan pemakaian energi listrik, terlebih lagi

Penulis menyimpulkan bahwa efisiensi motor induksi tiga fasa pada beban penuh adalah 77,63% % dan pada pompa condensate extraciton pump adalah 68%.. Terlihat bahwa terjadi

Dengan demikian pengendalian kecepatan motor induksi 1 phasa dengan perubahan tegangan input kumparan stator hanya dapat dilakukan pada motor yang menggunakan

beroperasi dalam keadaan satu fasa stator terbuka dengan beban yang sama dalam keadaan normal kecepatan motor induksi lebih rendah dari pada keadaan normal, hal

Pengujian dapat dibagi meliputi pengujian sistem kendali motor induksi 1 phasa, monitoring jumlah data yang diterima antara server atmega32 dengan user client, monitoring jarak ideal