• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAMUR TIRAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAMUR TIRAM"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAMUR TIRAM

(Studi Kasus : Desa Ngroto Kecamatan Mayong Kabupaten Jepara – Jawa Tengah)

Novita Rahmawati, S.Pt

Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Jepara

Email : atehibra117@gmail.com

Abstract

The aim of this research is to determine the most effective strategy priority to be applied

in the developing oyster mushroom in Ngroto Village, Mayong Subdistrict, Jepara

District. The method of location selection in this reseach is purposive method. The

research stages including the identification of internal and external factors that show the

strengths, weakness, opportunities and threaths that is faced by businessmen of oyster

mushroom. The input stage is implemented by IFE matrix and EFE matrix. Phase

matching by using SWOT (Strength-Weakness-Opportunity-Threat) matrix analysis and

by using QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) analysis. The result of this

reseach shows that the alternative strategy are to maintain and improve the human

resources of oyster mushroom agribusiness by increasing business innovation and oyster

mushroom products innovation, streamlining the oyster mushroom agribusiness by

expanding the marketing range of oyster mushroom products, maintain and increase the

production capacity of oyster mushrooms by regulating climate and weather conditions

that support the development of oyster mushrooms, increasing the stability of the oyster

mushroom business by creating community conditions that support the development of

oyster mushroom agribusiness. Priority of the strategy obtained in the development of

oyster mushroom is to maintain and improve the human resources of oyster mushroom

agribusiness by increasing business innovation and oyster mushroom products

innovation (STAS : 8).

Keywords:

IFE, EFE, SWOT, QSPM, oyster mushroom

1.

PENDAHULUAN

Komoditas jamur tiram di Indonesia saat ini memiliki peluang yang bagus untuk dikembangkan. Budidaya jamur tiram memiliki prospek yang cukup cerah di Indonesia, karena kondisi alam yang sangat mendukung. Bahan baku sebagai media tanam jamur tiram masih banyak tersedia dilingkungan sekitar. Menurut Suhartini dkk (2007) mengungkapkan Jamur tiram merupakan salah satu komoditas yang mempunyai prospek yang sangat baik untuk dikembangkan, baik dalam upaya untuk mencukupi permintaan konsumen dalam negeri yang terus meningkat maupun untuk pasar ekspor, sebab masyarakat sudah mulai mengerti nilai gizi jamur tiram putih.

Jamur tiram merupakan hasil pertanian yang saat ini banyak dikembangkan karena jamur tiram bermanfaat untuk kesehatan manusia sebagai protein nabati yang tidak mengandung kolesterol sehingga dapat mencegah timbulnya penyakit darah tinggi, penyakit jantung, mengurangi berat badan, obat diabetes, obat anemia dan obat anti tumor (Suriawira, 2002). Jamur tiram merupakan salah satu komoditas hortikultura yang dapat digunakan sebagai bahan pangan yang memiliki nilai gizi dan bermanfaat bagi kesehatan.

Sentra agribisnis jamur tiram desa

Ngroto

Kecamatan

Mayong

Kabupaten Jepara merupakan suatu

bentuk upaya pemberdayaan dan

(2)

pengembangan

masyarakat.

Pengembangan subsistem dari sektor

hulu sampai hilir agribisnis jamur

tiram

sudah

di

upayakan

oleh

masyarakat desa Ngroto. Masyarakat

desa Ngroto yang melakukan usaha

jamur tiram tergabung pada kelompok

tani Tani Makmur. Sektor usaha dari

hulu

sampai

hilir

sudah

dikembangkan di desa Ngroto, mulai

dari pembuatan bibit jamur tiram,

pembuatan media baglog jamur tiram,

budidaya jamur tiram dan pembuatan

olahan

jamur

tiram.

Besarnya

permintaan jamur tiram memberikan

peluang usaha jamur tiram untuk terus

dikembangkan. Upaya pengembangan

perlu di optimalkan agar dapat

membantu peningkatan kesejahteraan

masyarakat di desa Ngroto, khususnya

petani dan pelaku usaha agribisnis

jamur tiram.

Manajemen strategis sebagai seni dan

ilmu

untuk

merumuskan,

mengimplementasikan

dan

mengevaluasi

keputusan

lintas

fungsional yang memungkinkan suatu

organisasi

mencapai

sasarannya.

manajemen strategi sebagai suatu

proses terdiri dari tiga tahap yaitu

perumusan,

implementasi

dan

evaluasi

strategi

(David,

2012).

Berdasarkan kondisi perkembangan

agribisnis jamur tiram di desa Ngroto

perlu dilakukan identifikasi faktor

internal

dan

eksternal

yang

mempengaruhi

perkembangan

agribisnis jamur tiram. Kajian ini

diharapkan dapat dihasilkan alternatif

pilihan strategi yang berguna untuk

pengembangan agribisnis jamur tiram.

2.

METODE PENELITIAN

Metode pemilihan lokasi pada penelitian ini adalah secara purposive (sengaja)

yaitu Desa Ngroto Kecamatan Mayong Kabupaten Jepara dimana mempunyai masyarakat yang sudah melakukan usaha agribisnis jamur tiram dan mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi sentra agribisnis jamur tiram. Agribisnis jamur tiram bergerak mulai dari sektor hulu berupa pembuatan bibit dan baglog jamur tiram, budidaya jamur tiram sampai sektor hilir pemasaran produk jamur tiram dan hasil olahan produk jamur tiram. Penelitian dilakukan pada Bulan April - Mei Tahun 2019.

a.

Metode Penentuan Responden Penentuan responden sebagai sumber informasi untuk menentukan identifikasi faktor internal dan eksternal, penilaian bobot dalam matriks SWOT dan pemilihan alternatif strategi. Penentuan responden dipilih secara purposive yaitu pelaku usaha agribisnis jamur tiram yang tergabung pada Kelompok Tani Tani Makmur Desa Ngroto Kecamatan Mayong Kabupaten Jepara.

b.

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer dalam penelitian ini diperoleh langsung dari responden melalui wawancara dan diskusi. Data sekunder diperoleh dari literatur, Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Mayong (BPP Mayong), serta data profil dan monografi desa.

c.

Teknik Pengumpulan Data

Dilakukan dengan pengamatan, wawancara, diskusi dan pencatatan.

d.

Metode Analisis Data

- Analisis Deskriptif

- Analisis faktor internal dan faktor eksternal

Faktor internal menganalisis kekuatan dan kelemahan, sedangkan faktor eksternal menganalisis ancaman dan peluang yang dihadapi Kelompok Tani. setelah faktor tersebut dapat diidentifikasi kemudian memasukkkan

(3)

faktor tersebut dalam matrik IFE dan matrik EFE.

- Alterntiif Strategi

Analisis SWOT digambarkan dalam matriks SWOT dengan 4

kemungkinan alternatif strategi, yaitu strategi kekuatan-peluang (S-O Strategi), strategi kelemahan-peluang (W-O Strategi), strategi kekuatan- ancaman (S-T Strategi) dan strategi kelemahan-ancaman (W-T Strategi). - Alterntiif Strategi

Analisis SWOT digambarkan dalam matriks SWOT dengan 4

kemungkinan alternatif strategi, yaitu strategi kekuatan-peluang (S-O Strategi), strategi kelemahan-peluang (W-O Strategi), strategi kekuatan- ancaman (S-T Strategi) dan strategi kelemahan-ancaman (W-T Strategi). - Prioritas Strategi

Menentukan prioritas strategi menggunakan Analisis QSPM. Alternatif strategi yang memiliki nilai total terbesar pada Analisis QSPM merupakan strategi yang paling baik.

3.

HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil identifikasi melalui pengamatan usaha, wawancara dan diskusi dengan responden pelaku usaha jamur tiram Kelompok Tani Tani Makmur Desa Ngroto Kecamatan Mayong dengan didampingi kuesioner maka dapat dijabarkan sebagai berikut:

a.

Identifikasi Faktor Internal

Faktor internal menggambarkan tentang lingkungan perusahaan. Menurut David (2004) membagi fungsional bisnis untuk analisis internal terdiri dari lima variabel analisis, yakni: a) manajemen, b) pemasaran, c) keuangan, d) produksi atau operasi, e) penelitian dan pengembangan dan f) sistem informasi manajemen (SIM).

Identifikasi faktor internal mencakup kekuatan (strenght) dan kelemahan (weakness) yang berpengaruh pada perkembangan usaha jamur tiram di Desa Ngroto Kecamatan Mayong. hasil pembobotan dan pemberian rating dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Identifikasi Faktor Strategis Internal

Faktor Strategis Internal Bobot Rating Skor

KEKUATAN

1 Ketersediaan SDM pelaku usaha jamur tiram 0,118 3,4 0,403 2 Ketersediaan bahan baku & pembuatan media 0,115 3,3 0,379 3 Kemampuan penyediaan modal usaha jamur tiram 0,105 3 0,314

4 Kemampuan budidaya jamur tiram 0,115 3,3 0,379

5 Kemampuan pembuatan olahan jamur tiram 0,115 3,3 0,379

KELEMAHAN

1 Kurangnya modal pengembangan usaha jamur tiram 0,101 2,9 0,293

2 Ketidakstabilan produksi jamur tiram 0,07 2 0,139

3 Ketidakstabilan harga jual jamur tiram 0,056 1,6 0,089 4 tidak adanya sarana modern usaha jamur tiram 0,09 2,6 0,235 5 Kerentanan pada hama dan penyakit jamur tiram 0,115 3,4 0,379

(4)

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer (2019) Berdasarkan analisis matriks IFE

pada Tabel 1. menunjukkan skor 2,989 yang memiliki arti bahwa perkembangan usaha jamur tiram pada posisi kuat. Menurut David (2012) menyatakan bahwa jika skor rata-rata dibawah 2,5 berarti organisasi pada posisi yang lemah secara internal, sedangkan skor diatas 2,5 mengindikasikan pada posisi internal yang kuat. Pada Tabel 1 faktor strategis internal aspek kekuatan ketersediaan sumber daya

paling tinggi sebesar 0,379. Hal ini menunjukkan faktor kelemahan yang perlu mendapat perhatian utama pelaku usaha jamur tiram di Desa Ngroto Kecamatan Mayong. Ditambahkan oleh Pramudya, F.N (2017) mengungkapkan bahwa penyediaan bibit jamur yang berkualitas yang langsung diawasi dan diselenggarakan pemerintah perlu dilakukan agar dapat meningkatkan kapasitas produksi jamur tiram.

manusia pelaku usaha jamur tiram menunjukkan skor yang paling tinggi sebesar 0,403. Hal ini menunjukkan faktor kekuatan utama pada pengembangan agribisnis jamur tiram di Desa Ngroto Kecamatan Mayong. Menurut Pramudya, F.N (2017) menyatakan bahwa peningkatan kapasistas atau kemampuan bersaing petani jamur melalui kelembagaan perlu dilakukan. Hal ini dimaksudkan agar petani jamur memiliki kemampuan negosiasi terutama dalam penetapan harga jual jamur, anggota dalam kelompok tersebut saling terkoordinasi dengan baik. Adapun Pada aspek kelemahan kerentanan pada hama dan penyakit jamur tiram menunjukkan skor yang

b.

Identifikasi Faktor Eksternal Faktor eksternal menggambarkan lingkungan luar perusahaan, dalam hal ini berkaitan dengan lingkungan makro yang terbagi menjadi 5 kategori, yakni: a) kekuatan ekonomi, b) kekuatan sosial, budaya, demografi dan lingkungan, b) kekuatan politik, pemerintah dan hukum, c) kekuatan teknologi dan e) kekuatan persaingan.

Identifikasi faktor internal mencakup peluang (opportunities) dan ancaman (threats) yang berpengaruh pada perkembangan usaha jamur tiram di Desa Ngroto Kecamatan Mayong. hasil pembobotan dan pemberian rating dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Identifikasi Faktor Strategis Eksternal

Faktor Strategis Eksternal Bobot Rating Skor

PELUANG

1 Terbukanya peluang pasar produk jamur tiram 0,127 3,6 0,456 2 Terbukanya peluang penambahan modal usaha 0,09 2,6 0,237 3 Adanya inovasi pelaku usaha jamur tiram 0,12 3,4 0,406 4 Informasi media sosial dan layanan jasa antar 0,116 3,3 0,382 5 Dukungan pihak pemerintah usaha jamur tiram 0,116 3,3 0,382

ANCAMAN

1 Persaingan harga pasar produk jamur tiram 0,071 2 0,14

(5)

3 Keberadaan akses pemasaran dan distribusi 0,09 2,5 0,219 4 Tingkat pendidikan dan pengetahuan masyarakat 0,08 2,4 0,202 5 Ketidakstabilan iklim dan cuaca lingkungan 0,109 3,1 0,337

Total 1 2,947

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer (2019) Berdasarkan analisis matriks EFE

Tabel 2. menunjukkan skor faktor strategis eksternal sebesar 2,947. hal

menjadi perhatian petani budidaya jamur tiram putih agar hasil panen dapat optimal.

ini menunjukkan bahwa pelaku usaha jamur tiram dapat merespon peluang dan ancaman dengan baik. Faktor strategis eksternal aspek peluang adalah masih terbukanya peluang pasar produk jamur tiram menunjukkan skor yang paling tinggi sebesar 0,456. Hal tersebut menunjukkan faktor peluang utama pada pengembangan agribisnis jamur tiram di Desa Ngroto Kecamatan Mayong. Menurut Sariasih, Y (2013) menyatakan tentang penanganan jamur tiram putih agar tetap segar ketika dipasarkan, jamur tiram putih sebaiknya dipanen disubuh hari pukul 5 sampai 6 pagi. jamur tiram putih yang siap panen adalah yang tubuh buahnya cukup besar tapi belum pecah tepinya, biasanya setelah 3 hari sejak kemunculan yang pertama keluar dari baglog. Jamur tiram putih yang telah dipanen langsung dimasukkan plastik dan ditimbang per kantong dan disegel atau dipress bagian atasnya agar kedap udara sehingga kelembabannya dapat terjaga.

Pada aspek ancaman ketidakstabilan iklim dan cuaca lingkungan menunjukkan skor yang paling tinggi sebesar 0,337. Hal ini menunjukkan faktor ancaman yang perlu mendapat perhatian utama pelaku usaha jamur tiram di Desa Ngroto Kecamatan Mayong. Menurut Suriawira (2002) syarat tumbuh jamur tiram putih meliputi temperature, kelembaban, kandungan CO2 dan cahaya, sehingga syarat tumbuh ini harus

c.

Analisis Matriks SWOT (Strength- Weakness-Opportunity-Threat) Analisis matriks SWOT menggunakan hasil analisis yang didapatkan dari matriks IFE dan EFE. Matriks IFE mengidentifikasi faktor internal yang mencakup kekuatan dan kelemahan, sedangkan matriks EFE mengidentifikasi faktor eksternal yang mencakup peluang dan ancaman. Alternatif strategi berdasarkan matriks SWOT yaitu : 1. Strategi SO (Strength-

opportunity) adalah strategi yang menggunakan kekuatan internal untuk memanfaatkan peluang eksternal. Alternatif strategi SO dapat dirumuskan bahwa Mempertahankan dan meningkatkan sumber daya manusia pelaku agribisnis jamur tiram dengan peningkatan inovasi usaha dan inovasi produk jamur tiram.

2. Strategi WO (Weakness- opportunity) adalah strategi yang meminimalkan kelamahan internal untuk memanfaatkan peluang eksternal. Alternatif strategi WO dapat dirumuskan bahwa Memperlancar agribisnis jamur tiram dengan memperluas jangkauan pemasaran produk jamur tiram.

3. Strategi ST (Strength- Threat) adalah strategi yang menggunakan kekuatan internal untuk meminimalkan ancaman eksternal. Alternatif strategi ST dapat dirumuskan bahwa

(6)

Mempertahankan dan meningkatkan kapasitas produksi jamur tiram dengan mengatur kondisi iklim dan cuaca yang mendukung perkembangan jamur tiram.

4. Strategi WT (Weakness- Threath) adalah strategi yang meminimalkan kelemahan internal untuk meminimalkan ancaman eksternal. Alternatif strategi WT dapat dirumuskan bahwa Meningkatkan kestabilan usaha jamur tiram dengan menciptakan kondisi masyarakat yang mendukung pengembangan agribisnis jamur tiram.

d.

Analisis QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix)

Dari empat alternatif strategi yang diperoleh melalui analisis SWOT, maka dilakukan pemilihan alternatif strategi yang utama dalam pengembangan agribisnis jamur tiram di Desa Ngroto Kecamatan Mayong. adapun alat analisis yang digunakan pada tahap pengambilan keputusan ini adalah Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). Adapun analisis QSPM dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4.

Berdasarkan analisis QSPM (Quantitative Strategic Planning 5.

Tabel 3. Analisis Matriks QSPM

Matrix), alternatif strategi diperingkatkan sesuai dengan jumlah Total Nilai Daya Tarik atau STAS (Sum Total Atractiveness Score). Adapun urutan prioritas strategi pengembangan agribisnis jamur tiram di Desa Ngroto Kecamatan Mayong sebagai berikut:

1. Mempertahankan dan meningkatkan sumber daya manusia pelaku agribisnis jamur tiram dengan peningkatan inovasi usaha dan inovasi produk jamur tiram, memperoleh nilai STAS sebesar 8.

2. Memperlancar agribisnis jamur tiram dengan memperluas jangkauan pemasaran produk jamur tiram, memperoleh nilai STAS sebesar 6.

3. Mempertahankan dan meningkatkan kapasitas produksi jamur tiram dengan mengatur kondisi iklim dan cuaca yang mendukung perkembangan jamur tiram, memperoleh nilai STAS sebesar 4.

4. Meningkatkan kstabilan usaha jamur tiram dengan menciptakan kondisi masyarakat yang mendukung pengembangan agribisnis jamur tiram, memperoleh nilai STAS sebesar 2. ALTERNATIF STRATEGI Bo bot Strategi SO Strategi WO Mempertahankan dan meningkatkan Memperlancar

agribisnis jamur tiram SDM pelaku agribisnis

dengan peningkatan

dengan memperluas jangkauan pemasaran inovasi usaha & produk

jamur tiram produk jamur tiram

FAKTOR UTAMA AS TAS AS TAS

PELUANG 1

Terbukanya peluang pasar produk jamur tiram

0,1

27 4 0,508 3 0,381

(7)

penambahan modal usaha 9 3

Adanya inovasi pelaku usaha jamur tiram

0,1

2 4 0,48 3 0,36

4

Informasi media sosial dan layanan jasa antar

0,1

16 4 0,464 3 0,348

5

Dukungan pihak pemerintah usaha jamur tiram

0,1

16 4 0,464 3 0,348

ANCAMAN 1

Persaingan harga pasar produk jamur tiram

0,0

71 4 0,284 3 0,213

2

Kemampuan daya beli masyarakat

0,0

81 4 0,324 3 0,243

3

Keberadaan akses pemasaran dan distribusi

0,0

9 4 0,36 3 0,27

4

Tingkat pendidikan dan pengetahuan masyarakat

0,0

8 4 0,32 3 0,24

5

Ketidakstabilan iklim dan cuaca lingkungan 0,1 09 4 0,436 3 0,327 KEKUATAN 1 Ketersediaan SDM pelaku usaha jamur tiram

0,1

18 4 0,472 3 0,354

2

Ketersediaan bahan baku & pembuatan media

0,1

15 4 0,46 3 0,345

3

Kemampuan penyediaan modal usaha jamur tiram

0,1 05 4 0,42 3 0,315 4 Kemampuan budidaya jamur tiram 0,1 15 4 0,46 3 0,345 5 Kemampuan pembuatan olahan jamur tiram

0,1

15 4 0,46 3 0,345

KELEMAHAN

1

Kurangnya modal pengembangan usaha jamur tiram 0,1 01 4 0,404 3 0,303 2 Ketidakstabilan produksi jamur tiram 0,0 7 4 0,28 3 0,21 3

Ketidakstabilan harga jual jamur tiram

0,0

56 4 0,224 3 0,168

4

tidak adanya sarana modern usaha jamur tiram

0,0

9 4 0,36 3 0,27

5

Kerentanan pada hama dan penyakit jamur tiram

0,1

15 4 0,46 3 0,345

Total 8 6

Tabel 4. Analisis Matriks QSPM ALTERNATIF STRATEGI Bobot Strategi ST Strategi WT mempertahankan dan meningkatkan kapasitas Meningkatkan kstabilan usaha jamur tram produksi jamur tiram dengan menciptakan

(8)

dengan mengatur kondisi iklim

kondisi masyarakat yang dan cuaca yang

mendukung perkembangan jamur tiram mendukung pengembangan usaha jamur tiram

FAKTOR UTAMA AS TAS AS TAS

PELUANG

1

Terbukanya peluang pasar produk jamur

tiram 0,127 2 0,254 1 0,127 2 Terbukanya peluang penambahan modal usaha 0,09 2 0,18 1 0,09 3 Adanya inovasi pelaku usaha jamur

tiram 0,12 2 0,24 1 0,12

4

Informasi media sosial dan layanan

jasa antar 0,116 2 0,232 1 0,116 5 Dukungan pihak pemerintah usaha jamur tiram 0,116 2 0,232 1 0,116 ANCAMAN 1 Persaingan harga pasar produk jamur

tiram 0,071 2 0,142 1 0,071 2 Kemampuan daya beli masyarakat 0,081 2 0,162 1 0,081 3 Keberadaan akses pemasaran dan distribusi 0,09 2 0,18 1 0,09 4 Tingkat pendidikan dan pengetahuan masyarakat 0,08 2 0,16 1 0,08 5 Ketidakstabilan iklim dan cuaca

lingkungan 0,109 2 0,218 1 0,109

KEKUATAN

1

Ketersediaan SDM pelaku usaha jamur

tiram 0,118 2 0,236 1 0,118

2

Ketersediaan bahan baku & pembuatan

media 0,115 2 0,23 1 0,115

3

Kemampuan

(9)

usaha jamur tiram 4 Kemampuan budidaya jamur tiram 0,115 2 0,23 1 0,115 5 Kemampuan pembuatan olahan jamur tiram 0,115 2 0,23 1 0,115 KELEMAHAN 1 Kurangnya modal pengembangan

usaha jamur tiram 0,101 2 0,202 1 0,101

2 Ketidakstabilan produksi jamur tiram 0,07 2 0,14 1 0,07 3 Ketidakstabilan harga jual jamur

tiram 0,056 2 0,112 1 0,056

4

tidak adanya sarana modern usaha jamur

tiram 0,09 2 0,18 1 0,09

5

Kerentanan pada hama dan penyakit

jamur tiram 0,115 2 0,23 1 0,115

TOTAL 4 2

4.

KESIMPULAN

Pengembangan agribisnis jamur tiram Desa Ngroto Kecamatan Mayong dilihat dari faktor internal kekuatan utama adalah Ketersediaan Sumber Daya Manusia pelaku usaha jamur tiram. Faktor kelemahan utama yang perlu diwaspadai adalah kerentanan pada hama dan penyakit jamur tiram. Apabila dilihat dari faktor eksternal peluang utama pada pengembangan agribisnis jamur tiram Desa Ngroto Kecamatan Mayong adalah terbukanya peluang pasar produk jamur tiram. Faktor ancaman utama yang perlu diperhatikan yaitu ketidakstabilan iklim dan cuaca lingkungan.

Prioritas strategi utama yang perlu diperhatikan pada pengembangan agribisnis jamur tiram di Desa Ngroto Kecamatan Mayong adalah Memperhatikan dan meningkatkan sumber daya manusia pelaku agribisnis

dengan peningkatan inovasi usaha dan produk jamur tiram.

Pelaku dan pendukung agribisnis jamur tiram diharapkan dapat memperhatikan faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman utama, alternatif strategi dan prioritas strategi sehingga dapat memacu perkembangan agribisnis jamur tiram di Desa Ngroto Kecamatan Mayong Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah.

5.

DAFTAR PUSTAKA

David, F.R. 2012. Manajemen Strategis Konsep. Edisi 12. Jakarta. Salemba Empat

David, F.R. 2004. Manajemen Strategis Konsep. Edisi 9. Jakarta. Prentice Hal. Indeks

Pramudya, F.N. (2017). Strategi Pengembangan Agribisnis Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus) di Kabupaten Rejang Lebong (Studi

(10)

Kasus UD. Mekar Sari). Jurnal Agriculture Vol.XI No.2, Juli 2017 Sarisih, Y. 2013. Pengembangan

Budidaya Jamur Tiram Putih sebagai Agribisnis Prospektif bagi Gapoktan Seroja I Kandang Limun Bengkulu. Jurnal Agrisep Vol 13 No. 1 Maret 2013 Hal: 11-18. ISSN: 1412-8837 Suhartini, T. Aminatun, V. Henuhili.

2007. Pelatihan Budidaya Jamur

Tiram dengan Sistem Sususn pada Masyarakat Desa Kasihan, Bantul sebagai Upaya Meningkatkan Pendapatan Keluarga. http:

//staff.umy.ac.id/ sites/ default/ files/ pengabdian/ ir-suhartini-ms/ artikel- jamur-tiram-07. Pdf

Suriawira. H. U. 2002. Budidaya Jamur Tiram. Kanisius. Yogyakarta

Gambar

Tabel 1. Identifikasi Faktor Strategis Internal
Tabel 4. Analisis Matriks QSPM  ALTERNATIF  STRATEGI  Bobot  Strategi ST  Strategi WT mempertahankan dan meningkatkan kapasitas  Meningkatkan kstabilan usaha jamur tram produksi jamur tiram  dengan  menciptakan

Referensi

Dokumen terkait

Dengan memahami demokrasi dan musyawarah yang sesungguhnya, maka akan terciptanya pengaplikasian nilai-nilai demokrasi maupun musyawarah tersebut dengan baik

女 (nǚ) dalam bahasa Cina bermakna.. 131 perempuan tetapi ―penenun‖ dalam bahasa Melayu tidak semestinya seorang perempuan. Bagi pembaca yang tidak mengerti bahasa

[r]

Pemegang saham Perseroan yang sahamnya belum masuk dalam Penitipan Kolektif yang akan menghadiri RUPSI diminta untuk rnemperlihatkan asli Surat KolektilSahah alau

Pada tanggal 25 September 2014 Rapat Paripurna DPR memutuskan untuk mengesahkan opsi pilkada oleh DPRD, ini adalah akhir dari pertarungan politik di DPR antara koalisi pendukung

Media adalah segala se- suatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah membuat rancangan desain topologi jaringan yang akan digunakan untuk pembuatan captive portal, baik dari segi pembangunan

Berdasarkan hasil deskriptif uji organoleptik daya terima konsumen pada aspek warna, rasa dan kekenyalan, kue ku yang paling disukai adalah penggunaan pewarna angkak pada