PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAMUR TIRAM
(Studi Kasus : Desa Ngroto Kecamatan Mayong Kabupaten Jepara – Jawa Tengah)
Novita Rahmawati, S.Pt
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Jepara
Email : atehibra117@gmail.com
Abstract
The aim of this research is to determine the most effective strategy priority to be applied
in the developing oyster mushroom in Ngroto Village, Mayong Subdistrict, Jepara
District. The method of location selection in this reseach is purposive method. The
research stages including the identification of internal and external factors that show the
strengths, weakness, opportunities and threaths that is faced by businessmen of oyster
mushroom. The input stage is implemented by IFE matrix and EFE matrix. Phase
matching by using SWOT (Strength-Weakness-Opportunity-Threat) matrix analysis and
by using QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) analysis. The result of this
reseach shows that the alternative strategy are to maintain and improve the human
resources of oyster mushroom agribusiness by increasing business innovation and oyster
mushroom products innovation, streamlining the oyster mushroom agribusiness by
expanding the marketing range of oyster mushroom products, maintain and increase the
production capacity of oyster mushrooms by regulating climate and weather conditions
that support the development of oyster mushrooms, increasing the stability of the oyster
mushroom business by creating community conditions that support the development of
oyster mushroom agribusiness. Priority of the strategy obtained in the development of
oyster mushroom is to maintain and improve the human resources of oyster mushroom
agribusiness by increasing business innovation and oyster mushroom products
innovation (STAS : 8).
Keywords:
IFE, EFE, SWOT, QSPM, oyster mushroom
1.
PENDAHULUANKomoditas jamur tiram di Indonesia saat ini memiliki peluang yang bagus untuk dikembangkan. Budidaya jamur tiram memiliki prospek yang cukup cerah di Indonesia, karena kondisi alam yang sangat mendukung. Bahan baku sebagai media tanam jamur tiram masih banyak tersedia dilingkungan sekitar. Menurut Suhartini dkk (2007) mengungkapkan Jamur tiram merupakan salah satu komoditas yang mempunyai prospek yang sangat baik untuk dikembangkan, baik dalam upaya untuk mencukupi permintaan konsumen dalam negeri yang terus meningkat maupun untuk pasar ekspor, sebab masyarakat sudah mulai mengerti nilai gizi jamur tiram putih.
Jamur tiram merupakan hasil pertanian yang saat ini banyak dikembangkan karena jamur tiram bermanfaat untuk kesehatan manusia sebagai protein nabati yang tidak mengandung kolesterol sehingga dapat mencegah timbulnya penyakit darah tinggi, penyakit jantung, mengurangi berat badan, obat diabetes, obat anemia dan obat anti tumor (Suriawira, 2002). Jamur tiram merupakan salah satu komoditas hortikultura yang dapat digunakan sebagai bahan pangan yang memiliki nilai gizi dan bermanfaat bagi kesehatan.
Sentra agribisnis jamur tiram desa
Ngroto
Kecamatan
Mayong
Kabupaten Jepara merupakan suatu
bentuk upaya pemberdayaan dan
pengembangan
masyarakat.
Pengembangan subsistem dari sektor
hulu sampai hilir agribisnis jamur
tiram
sudah
di
upayakan
oleh
masyarakat desa Ngroto. Masyarakat
desa Ngroto yang melakukan usaha
jamur tiram tergabung pada kelompok
tani Tani Makmur. Sektor usaha dari
hulu
sampai
hilir
sudah
dikembangkan di desa Ngroto, mulai
dari pembuatan bibit jamur tiram,
pembuatan media baglog jamur tiram,
budidaya jamur tiram dan pembuatan
olahan
jamur
tiram.
Besarnya
permintaan jamur tiram memberikan
peluang usaha jamur tiram untuk terus
dikembangkan. Upaya pengembangan
perlu di optimalkan agar dapat
membantu peningkatan kesejahteraan
masyarakat di desa Ngroto, khususnya
petani dan pelaku usaha agribisnis
jamur tiram.
Manajemen strategis sebagai seni dan
ilmu
untuk
merumuskan,
mengimplementasikan
dan
mengevaluasi
keputusan
lintas
fungsional yang memungkinkan suatu
organisasi
mencapai
sasarannya.
manajemen strategi sebagai suatu
proses terdiri dari tiga tahap yaitu
perumusan,
implementasi
dan
evaluasi
strategi
(David,
2012).
Berdasarkan kondisi perkembangan
agribisnis jamur tiram di desa Ngroto
perlu dilakukan identifikasi faktor
internal
dan
eksternal
yang
mempengaruhi
perkembangan
agribisnis jamur tiram. Kajian ini
diharapkan dapat dihasilkan alternatif
pilihan strategi yang berguna untuk
pengembangan agribisnis jamur tiram.
2.
METODE PENELITIANMetode pemilihan lokasi pada penelitian ini adalah secara purposive (sengaja)
yaitu Desa Ngroto Kecamatan Mayong Kabupaten Jepara dimana mempunyai masyarakat yang sudah melakukan usaha agribisnis jamur tiram dan mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi sentra agribisnis jamur tiram. Agribisnis jamur tiram bergerak mulai dari sektor hulu berupa pembuatan bibit dan baglog jamur tiram, budidaya jamur tiram sampai sektor hilir pemasaran produk jamur tiram dan hasil olahan produk jamur tiram. Penelitian dilakukan pada Bulan April - Mei Tahun 2019.
a.
Metode Penentuan Responden Penentuan responden sebagai sumber informasi untuk menentukan identifikasi faktor internal dan eksternal, penilaian bobot dalam matriks SWOT dan pemilihan alternatif strategi. Penentuan responden dipilih secara purposive yaitu pelaku usaha agribisnis jamur tiram yang tergabung pada Kelompok Tani Tani Makmur Desa Ngroto Kecamatan Mayong Kabupaten Jepara.b.
Jenis dan Sumber DataData yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer dalam penelitian ini diperoleh langsung dari responden melalui wawancara dan diskusi. Data sekunder diperoleh dari literatur, Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Mayong (BPP Mayong), serta data profil dan monografi desa.
c.
Teknik Pengumpulan DataDilakukan dengan pengamatan, wawancara, diskusi dan pencatatan.
d.
Metode Analisis Data- Analisis Deskriptif
- Analisis faktor internal dan faktor eksternal
Faktor internal menganalisis kekuatan dan kelemahan, sedangkan faktor eksternal menganalisis ancaman dan peluang yang dihadapi Kelompok Tani. setelah faktor tersebut dapat diidentifikasi kemudian memasukkkan
faktor tersebut dalam matrik IFE dan matrik EFE.
- Alterntiif Strategi
Analisis SWOT digambarkan dalam matriks SWOT dengan 4
kemungkinan alternatif strategi, yaitu strategi kekuatan-peluang (S-O Strategi), strategi kelemahan-peluang (W-O Strategi), strategi kekuatan- ancaman (S-T Strategi) dan strategi kelemahan-ancaman (W-T Strategi). - Alterntiif Strategi
Analisis SWOT digambarkan dalam matriks SWOT dengan 4
kemungkinan alternatif strategi, yaitu strategi kekuatan-peluang (S-O Strategi), strategi kelemahan-peluang (W-O Strategi), strategi kekuatan- ancaman (S-T Strategi) dan strategi kelemahan-ancaman (W-T Strategi). - Prioritas Strategi
Menentukan prioritas strategi menggunakan Analisis QSPM. Alternatif strategi yang memiliki nilai total terbesar pada Analisis QSPM merupakan strategi yang paling baik.
3.
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil identifikasi melalui pengamatan usaha, wawancara dan diskusi dengan responden pelaku usaha jamur tiram Kelompok Tani Tani Makmur Desa Ngroto Kecamatan Mayong dengan didampingi kuesioner maka dapat dijabarkan sebagai berikut:a.
Identifikasi Faktor InternalFaktor internal menggambarkan tentang lingkungan perusahaan. Menurut David (2004) membagi fungsional bisnis untuk analisis internal terdiri dari lima variabel analisis, yakni: a) manajemen, b) pemasaran, c) keuangan, d) produksi atau operasi, e) penelitian dan pengembangan dan f) sistem informasi manajemen (SIM).
Identifikasi faktor internal mencakup kekuatan (strenght) dan kelemahan (weakness) yang berpengaruh pada perkembangan usaha jamur tiram di Desa Ngroto Kecamatan Mayong. hasil pembobotan dan pemberian rating dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Identifikasi Faktor Strategis Internal
Faktor Strategis Internal Bobot Rating Skor
KEKUATAN
1 Ketersediaan SDM pelaku usaha jamur tiram 0,118 3,4 0,403 2 Ketersediaan bahan baku & pembuatan media 0,115 3,3 0,379 3 Kemampuan penyediaan modal usaha jamur tiram 0,105 3 0,314
4 Kemampuan budidaya jamur tiram 0,115 3,3 0,379
5 Kemampuan pembuatan olahan jamur tiram 0,115 3,3 0,379
KELEMAHAN
1 Kurangnya modal pengembangan usaha jamur tiram 0,101 2,9 0,293
2 Ketidakstabilan produksi jamur tiram 0,07 2 0,139
3 Ketidakstabilan harga jual jamur tiram 0,056 1,6 0,089 4 tidak adanya sarana modern usaha jamur tiram 0,09 2,6 0,235 5 Kerentanan pada hama dan penyakit jamur tiram 0,115 3,4 0,379
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer (2019) Berdasarkan analisis matriks IFE
pada Tabel 1. menunjukkan skor 2,989 yang memiliki arti bahwa perkembangan usaha jamur tiram pada posisi kuat. Menurut David (2012) menyatakan bahwa jika skor rata-rata dibawah 2,5 berarti organisasi pada posisi yang lemah secara internal, sedangkan skor diatas 2,5 mengindikasikan pada posisi internal yang kuat. Pada Tabel 1 faktor strategis internal aspek kekuatan ketersediaan sumber daya
paling tinggi sebesar 0,379. Hal ini menunjukkan faktor kelemahan yang perlu mendapat perhatian utama pelaku usaha jamur tiram di Desa Ngroto Kecamatan Mayong. Ditambahkan oleh Pramudya, F.N (2017) mengungkapkan bahwa penyediaan bibit jamur yang berkualitas yang langsung diawasi dan diselenggarakan pemerintah perlu dilakukan agar dapat meningkatkan kapasitas produksi jamur tiram.
manusia pelaku usaha jamur tiram menunjukkan skor yang paling tinggi sebesar 0,403. Hal ini menunjukkan faktor kekuatan utama pada pengembangan agribisnis jamur tiram di Desa Ngroto Kecamatan Mayong. Menurut Pramudya, F.N (2017) menyatakan bahwa peningkatan kapasistas atau kemampuan bersaing petani jamur melalui kelembagaan perlu dilakukan. Hal ini dimaksudkan agar petani jamur memiliki kemampuan negosiasi terutama dalam penetapan harga jual jamur, anggota dalam kelompok tersebut saling terkoordinasi dengan baik. Adapun Pada aspek kelemahan kerentanan pada hama dan penyakit jamur tiram menunjukkan skor yang
b.
Identifikasi Faktor Eksternal Faktor eksternal menggambarkan lingkungan luar perusahaan, dalam hal ini berkaitan dengan lingkungan makro yang terbagi menjadi 5 kategori, yakni: a) kekuatan ekonomi, b) kekuatan sosial, budaya, demografi dan lingkungan, b) kekuatan politik, pemerintah dan hukum, c) kekuatan teknologi dan e) kekuatan persaingan.Identifikasi faktor internal mencakup peluang (opportunities) dan ancaman (threats) yang berpengaruh pada perkembangan usaha jamur tiram di Desa Ngroto Kecamatan Mayong. hasil pembobotan dan pemberian rating dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Identifikasi Faktor Strategis Eksternal
Faktor Strategis Eksternal Bobot Rating Skor
PELUANG
1 Terbukanya peluang pasar produk jamur tiram 0,127 3,6 0,456 2 Terbukanya peluang penambahan modal usaha 0,09 2,6 0,237 3 Adanya inovasi pelaku usaha jamur tiram 0,12 3,4 0,406 4 Informasi media sosial dan layanan jasa antar 0,116 3,3 0,382 5 Dukungan pihak pemerintah usaha jamur tiram 0,116 3,3 0,382
ANCAMAN
1 Persaingan harga pasar produk jamur tiram 0,071 2 0,14
3 Keberadaan akses pemasaran dan distribusi 0,09 2,5 0,219 4 Tingkat pendidikan dan pengetahuan masyarakat 0,08 2,4 0,202 5 Ketidakstabilan iklim dan cuaca lingkungan 0,109 3,1 0,337
Total 1 2,947
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer (2019) Berdasarkan analisis matriks EFE
Tabel 2. menunjukkan skor faktor strategis eksternal sebesar 2,947. hal
menjadi perhatian petani budidaya jamur tiram putih agar hasil panen dapat optimal.
ini menunjukkan bahwa pelaku usaha jamur tiram dapat merespon peluang dan ancaman dengan baik. Faktor strategis eksternal aspek peluang adalah masih terbukanya peluang pasar produk jamur tiram menunjukkan skor yang paling tinggi sebesar 0,456. Hal tersebut menunjukkan faktor peluang utama pada pengembangan agribisnis jamur tiram di Desa Ngroto Kecamatan Mayong. Menurut Sariasih, Y (2013) menyatakan tentang penanganan jamur tiram putih agar tetap segar ketika dipasarkan, jamur tiram putih sebaiknya dipanen disubuh hari pukul 5 sampai 6 pagi. jamur tiram putih yang siap panen adalah yang tubuh buahnya cukup besar tapi belum pecah tepinya, biasanya setelah 3 hari sejak kemunculan yang pertama keluar dari baglog. Jamur tiram putih yang telah dipanen langsung dimasukkan plastik dan ditimbang per kantong dan disegel atau dipress bagian atasnya agar kedap udara sehingga kelembabannya dapat terjaga.
Pada aspek ancaman ketidakstabilan iklim dan cuaca lingkungan menunjukkan skor yang paling tinggi sebesar 0,337. Hal ini menunjukkan faktor ancaman yang perlu mendapat perhatian utama pelaku usaha jamur tiram di Desa Ngroto Kecamatan Mayong. Menurut Suriawira (2002) syarat tumbuh jamur tiram putih meliputi temperature, kelembaban, kandungan CO2 dan cahaya, sehingga syarat tumbuh ini harus
c.
Analisis Matriks SWOT (Strength- Weakness-Opportunity-Threat) Analisis matriks SWOT menggunakan hasil analisis yang didapatkan dari matriks IFE dan EFE. Matriks IFE mengidentifikasi faktor internal yang mencakup kekuatan dan kelemahan, sedangkan matriks EFE mengidentifikasi faktor eksternal yang mencakup peluang dan ancaman. Alternatif strategi berdasarkan matriks SWOT yaitu : 1. Strategi SO (Strength-opportunity) adalah strategi yang menggunakan kekuatan internal untuk memanfaatkan peluang eksternal. Alternatif strategi SO dapat dirumuskan bahwa Mempertahankan dan meningkatkan sumber daya manusia pelaku agribisnis jamur tiram dengan peningkatan inovasi usaha dan inovasi produk jamur tiram.
2. Strategi WO (Weakness- opportunity) adalah strategi yang meminimalkan kelamahan internal untuk memanfaatkan peluang eksternal. Alternatif strategi WO dapat dirumuskan bahwa Memperlancar agribisnis jamur tiram dengan memperluas jangkauan pemasaran produk jamur tiram.
3. Strategi ST (Strength- Threat) adalah strategi yang menggunakan kekuatan internal untuk meminimalkan ancaman eksternal. Alternatif strategi ST dapat dirumuskan bahwa
Mempertahankan dan meningkatkan kapasitas produksi jamur tiram dengan mengatur kondisi iklim dan cuaca yang mendukung perkembangan jamur tiram.
4. Strategi WT (Weakness- Threath) adalah strategi yang meminimalkan kelemahan internal untuk meminimalkan ancaman eksternal. Alternatif strategi WT dapat dirumuskan bahwa Meningkatkan kestabilan usaha jamur tiram dengan menciptakan kondisi masyarakat yang mendukung pengembangan agribisnis jamur tiram.
d.
Analisis QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix)Dari empat alternatif strategi yang diperoleh melalui analisis SWOT, maka dilakukan pemilihan alternatif strategi yang utama dalam pengembangan agribisnis jamur tiram di Desa Ngroto Kecamatan Mayong. adapun alat analisis yang digunakan pada tahap pengambilan keputusan ini adalah Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). Adapun analisis QSPM dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4.
Berdasarkan analisis QSPM (Quantitative Strategic Planning 5.
Tabel 3. Analisis Matriks QSPM
Matrix), alternatif strategi diperingkatkan sesuai dengan jumlah Total Nilai Daya Tarik atau STAS (Sum Total Atractiveness Score). Adapun urutan prioritas strategi pengembangan agribisnis jamur tiram di Desa Ngroto Kecamatan Mayong sebagai berikut:
1. Mempertahankan dan meningkatkan sumber daya manusia pelaku agribisnis jamur tiram dengan peningkatan inovasi usaha dan inovasi produk jamur tiram, memperoleh nilai STAS sebesar 8.
2. Memperlancar agribisnis jamur tiram dengan memperluas jangkauan pemasaran produk jamur tiram, memperoleh nilai STAS sebesar 6.
3. Mempertahankan dan meningkatkan kapasitas produksi jamur tiram dengan mengatur kondisi iklim dan cuaca yang mendukung perkembangan jamur tiram, memperoleh nilai STAS sebesar 4.
4. Meningkatkan kstabilan usaha jamur tiram dengan menciptakan kondisi masyarakat yang mendukung pengembangan agribisnis jamur tiram, memperoleh nilai STAS sebesar 2. ALTERNATIF STRATEGI Bo bot Strategi SO Strategi WO Mempertahankan dan meningkatkan Memperlancar
agribisnis jamur tiram SDM pelaku agribisnis
dengan peningkatan
dengan memperluas jangkauan pemasaran inovasi usaha & produk
jamur tiram produk jamur tiram
FAKTOR UTAMA AS TAS AS TAS
PELUANG 1
Terbukanya peluang pasar produk jamur tiram
0,1
27 4 0,508 3 0,381
penambahan modal usaha 9 3
Adanya inovasi pelaku usaha jamur tiram
0,1
2 4 0,48 3 0,36
4
Informasi media sosial dan layanan jasa antar
0,1
16 4 0,464 3 0,348
5
Dukungan pihak pemerintah usaha jamur tiram
0,1
16 4 0,464 3 0,348
ANCAMAN 1
Persaingan harga pasar produk jamur tiram
0,0
71 4 0,284 3 0,213
2
Kemampuan daya beli masyarakat
0,0
81 4 0,324 3 0,243
3
Keberadaan akses pemasaran dan distribusi
0,0
9 4 0,36 3 0,27
4
Tingkat pendidikan dan pengetahuan masyarakat
0,0
8 4 0,32 3 0,24
5
Ketidakstabilan iklim dan cuaca lingkungan 0,1 09 4 0,436 3 0,327 KEKUATAN 1 Ketersediaan SDM pelaku usaha jamur tiram
0,1
18 4 0,472 3 0,354
2
Ketersediaan bahan baku & pembuatan media
0,1
15 4 0,46 3 0,345
3
Kemampuan penyediaan modal usaha jamur tiram
0,1 05 4 0,42 3 0,315 4 Kemampuan budidaya jamur tiram 0,1 15 4 0,46 3 0,345 5 Kemampuan pembuatan olahan jamur tiram
0,1
15 4 0,46 3 0,345
KELEMAHAN
1
Kurangnya modal pengembangan usaha jamur tiram 0,1 01 4 0,404 3 0,303 2 Ketidakstabilan produksi jamur tiram 0,0 7 4 0,28 3 0,21 3
Ketidakstabilan harga jual jamur tiram
0,0
56 4 0,224 3 0,168
4
tidak adanya sarana modern usaha jamur tiram
0,0
9 4 0,36 3 0,27
5
Kerentanan pada hama dan penyakit jamur tiram
0,1
15 4 0,46 3 0,345
Total 8 6
Tabel 4. Analisis Matriks QSPM ALTERNATIF STRATEGI Bobot Strategi ST Strategi WT mempertahankan dan meningkatkan kapasitas Meningkatkan kstabilan usaha jamur tram produksi jamur tiram dengan menciptakan
dengan mengatur kondisi iklim
kondisi masyarakat yang dan cuaca yang
mendukung perkembangan jamur tiram mendukung pengembangan usaha jamur tiram
FAKTOR UTAMA AS TAS AS TAS
PELUANG
1
Terbukanya peluang pasar produk jamur
tiram 0,127 2 0,254 1 0,127 2 Terbukanya peluang penambahan modal usaha 0,09 2 0,18 1 0,09 3 Adanya inovasi pelaku usaha jamur
tiram 0,12 2 0,24 1 0,12
4
Informasi media sosial dan layanan
jasa antar 0,116 2 0,232 1 0,116 5 Dukungan pihak pemerintah usaha jamur tiram 0,116 2 0,232 1 0,116 ANCAMAN 1 Persaingan harga pasar produk jamur
tiram 0,071 2 0,142 1 0,071 2 Kemampuan daya beli masyarakat 0,081 2 0,162 1 0,081 3 Keberadaan akses pemasaran dan distribusi 0,09 2 0,18 1 0,09 4 Tingkat pendidikan dan pengetahuan masyarakat 0,08 2 0,16 1 0,08 5 Ketidakstabilan iklim dan cuaca
lingkungan 0,109 2 0,218 1 0,109
KEKUATAN
1
Ketersediaan SDM pelaku usaha jamur
tiram 0,118 2 0,236 1 0,118
2
Ketersediaan bahan baku & pembuatan
media 0,115 2 0,23 1 0,115
3
Kemampuan
usaha jamur tiram 4 Kemampuan budidaya jamur tiram 0,115 2 0,23 1 0,115 5 Kemampuan pembuatan olahan jamur tiram 0,115 2 0,23 1 0,115 KELEMAHAN 1 Kurangnya modal pengembangan
usaha jamur tiram 0,101 2 0,202 1 0,101
2 Ketidakstabilan produksi jamur tiram 0,07 2 0,14 1 0,07 3 Ketidakstabilan harga jual jamur
tiram 0,056 2 0,112 1 0,056
4
tidak adanya sarana modern usaha jamur
tiram 0,09 2 0,18 1 0,09
5
Kerentanan pada hama dan penyakit
jamur tiram 0,115 2 0,23 1 0,115
TOTAL 4 2
4.
KESIMPULANPengembangan agribisnis jamur tiram Desa Ngroto Kecamatan Mayong dilihat dari faktor internal kekuatan utama adalah Ketersediaan Sumber Daya Manusia pelaku usaha jamur tiram. Faktor kelemahan utama yang perlu diwaspadai adalah kerentanan pada hama dan penyakit jamur tiram. Apabila dilihat dari faktor eksternal peluang utama pada pengembangan agribisnis jamur tiram Desa Ngroto Kecamatan Mayong adalah terbukanya peluang pasar produk jamur tiram. Faktor ancaman utama yang perlu diperhatikan yaitu ketidakstabilan iklim dan cuaca lingkungan.
Prioritas strategi utama yang perlu diperhatikan pada pengembangan agribisnis jamur tiram di Desa Ngroto Kecamatan Mayong adalah Memperhatikan dan meningkatkan sumber daya manusia pelaku agribisnis
dengan peningkatan inovasi usaha dan produk jamur tiram.
Pelaku dan pendukung agribisnis jamur tiram diharapkan dapat memperhatikan faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman utama, alternatif strategi dan prioritas strategi sehingga dapat memacu perkembangan agribisnis jamur tiram di Desa Ngroto Kecamatan Mayong Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah.
5.
DAFTAR PUSTAKADavid, F.R. 2012. Manajemen Strategis Konsep. Edisi 12. Jakarta. Salemba Empat
David, F.R. 2004. Manajemen Strategis Konsep. Edisi 9. Jakarta. Prentice Hal. Indeks
Pramudya, F.N. (2017). Strategi Pengembangan Agribisnis Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus) di Kabupaten Rejang Lebong (Studi
Kasus UD. Mekar Sari). Jurnal Agriculture Vol.XI No.2, Juli 2017 Sarisih, Y. 2013. Pengembangan
Budidaya Jamur Tiram Putih sebagai Agribisnis Prospektif bagi Gapoktan Seroja I Kandang Limun Bengkulu. Jurnal Agrisep Vol 13 No. 1 Maret 2013 Hal: 11-18. ISSN: 1412-8837 Suhartini, T. Aminatun, V. Henuhili.
2007. Pelatihan Budidaya Jamur
Tiram dengan Sistem Sususn pada Masyarakat Desa Kasihan, Bantul sebagai Upaya Meningkatkan Pendapatan Keluarga. http:
//staff.umy.ac.id/ sites/ default/ files/ pengabdian/ ir-suhartini-ms/ artikel- jamur-tiram-07. Pdf
Suriawira. H. U. 2002. Budidaya Jamur Tiram. Kanisius. Yogyakarta