• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PGSD 1206088 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PGSD 1206088 Chapter3"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

26 Taufiq Muhamad Yusuf, 2016

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJA SAMA SISWA SEKOLAH D ASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian Tindakan Kelas

1. Metode Penelitian

Pada penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah penelitian

tiandakan kelas (PTK). Metode penelitian tindakan kelas merupakan penelitian

yang berorientasi pada penerapan tindakan dengan tujuan peningkatan mutu atau

pemecahan masalah pada sekelompok subyek yang diteliti dan mengamati tingkat

keberhasilan akibat tindakannya, untuk kemudian diberikan tindakan lanjutan.

(Trianto, 2010, hlm. 13).

Dengan demikian Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang

dilakukan untuk memperbaiki suatu masalah yang ada pada kelas tersebut dengan

tujuan perubahan.

2. Model Penelitian

Model penelitian yang digunakan adalah model penelitian dari Kemmis dan

Taggart. Model penelitian Kemmis dan Taggart merupakan pengembangan dari

konsep dasar yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin, hanya saja komponen tindakan

dan observasi dijadikan satu kesatuan karena proses observasi dan tindakan bisa

dilaksanakan secara bersamaan. Kemmis (dalam Trianto, 2010, hlm. 30)

menyatakan bahwa dalam perencanaannya menggunakan sistem spiral refleksi

diri yang dimulai dengan rencana (planning), tindakan (acting), pengamatan

(observing), refleksi (reflecting), dan perencanaan kembali yang merupakan asar

untuk suatu ancang-ancang pemecahan permasalahan. Adapun skema dapat

(2)

Taufiq Muhamad Yusuf, 2016

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJA SAMA SISWA SEKOLAH D ASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1 Desain Penelitian Kemmis & Taggart

B. Partisipan, Tempat dan Waktu Penelitian

1. Partisipan

Partisipan penelitian ini adalah siswa kelas V di salahsatu SDN di

Kecamatan Sukajadi Kota Bandung, yang berjumlah 31 siswa, yang terdiri dari

13 orang siswa laki-laki dan 18 orang perumpuan. Siswa tersebut berasal dari

keluarga berekonomi beragam dari keluarga menengah dan menengah ke atas.

Pada umumnya mereka termasuk siswa aktif dan senang bermain seperti siswa

pada umumnya di umur 11 tahun.

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di salah satu Sekolah Dasar Negeri di

Kecamatan Sukajadi kota Bandung. SDN ini memiliki letak yang strategis dan

dapat dijangkau dengan mudah karena terletak di jalan utama kota Bandung.

Keadaan sekolah juga cukup menunjang untuk pelaksanaan proses pembelajaran,

karena sekolah ini memiliki beberapa alat penunjang seperti laboratorium

kesenian, lapangan sekolah yang luas, alat-alat peraga untuk mempermudah

pembelajaran serta perpustakaan yang menunjang minat anak-anak untuk

membaca di lingkungan sekolah.

Observasi Perencanaan

Refleksi Perencanaan

Refleksi Pelaksanaan

(3)

Taufiq Muhamad Yusuf, 2016

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJA SAMA SISWA SEKOLAH D ASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret Sampai bulan Mei 2016. Pada

bulan Maret, peneliti mengadakan pengamatan pada proses pembelajaran siswa.

Pada bulan Maret peneliti juga menyusun proposal penelitian dan pada bulan

April sampai dengan Mei peneliti melakukan penelitian dan mulai untuk

menyusun laporan penelitian. Penelitian ini dilaksanakan bersamaan dengan

kegiatan proses pembelajaran. Penelitian ini juga bersamaan dengan peneliti

melaksanakan program pengenalan lapangangan persekolahan (PLP).

C. Prosedur Administratif Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kerja sama pada

diri siswa di kelas V dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

NHT (Numbered Head Together). Pada penelitian kali ini peneliti akan mengajar

mata pelajaran IPA dengan rencana pada Kompetensi Dasar mendeskripsikan

proses daur air dan kegiatan manusia yang mempengaruhinya dan juga dengan

kompetensi dasar berikutnya mendeskripsikan perlunya penghematan air serta

kompetensi selanjutnya jika capaian dalam penelitian ini belum tercapai. Setiap

siklus terdiri dari perencanaan, tindakan sekaligus observasi, dan refleksi sesuai

dengan model penelitian yang telah dipilih yaitu model penelitian dari Kemmis

dan Taggart, dengan penjabaran sebagai berikut :

1. Siklus I

a. Perencanaan (Plan)

Setelah peneliti menemukan masalah, peneliti kemudian merencanakan

tindakan apa yang akan dilakukan, meliputi :

1) Membuat RPP yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT

(Numbered Head Totegher)

2) Membuat lembar kerja kelompok

3) Menyiapkan lembar observasi aktivitas guru dan siswa

4) Menyiapkan lembar observasi indikator kerja sama

5) Menyiapkan media yang relevan dengan materi yang akan dipelajari

(4)

Taufiq Muhamad Yusuf, 2016

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJA SAMA SISWA SEKOLAH D ASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada tahap pelaksanaan atau tindakan ini adalah melaksanakan apa yang

sudah direncanakan pada yahap perencanaan. Pelaksanaan pembelajaran ini

disesuaikan dengan model pembelajaran kooperati tipe NHT (Numbered Head

Together), yaitu tahap pertama guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok

heterogen, tahap kedua siswa dibagikan nomor kepala, tahap ketiga siswa

berdiskusi dengan kelompoknya masing-masing, tahap keempat guru memanggil

siswa sesuai dengan nomor pada kepala siswa untuk menjawab pertanyaan atau

mempresentasikan hasil diskusinya, dan tahap kelima guru dan siswa memberikan

kesimpulan mengenai materi yang dipelajari.

Tahap pertama adalah tahapan membagi siswa kedalam beberapa kelompok

secara heterogen. Pembagian kelompok ini dilakukan dengan melihat kemampuan

akademis siswa, jadi pada setiap kelompok akan terdapat siswa yang memiliki

kemampuan akademis yang berbeda-beda.

Tahap kedua adalah pembagian nomor kepala untuk digunakan oleh setiap

siswa pada saat proses pembelajaran. Penggunaan nomor kepala ini menjadi ciri

khas dalam model pembelajaran NHT (Numbered Head Together).

Tahap ketiga adalah tahapan diskusi masalah, pada tahapan ini guru

memberikan lembar kerja kelompok pada setiap kelompoknya dan lembar kerja

kelompok ini berisikan pertanyaan-pertanyaan yang harus didiskusikan oleh setiap

kelompoknya.

Tahap keempat adalah tahapan pemanggilan nomor sesuai nomor kepala

yang sudah dikenakan oleh setiap siswa. Pada tahapan ini guru memanggil secara

acak nomor siswa, pemanggilan nomor ini bertujuan untuk mengecek sejauh

mana diskusi yang dilakukan oleh siswa. Setelah siswa dipanggil siswa tersebut

diberikan pertanyaan. Pertanyaan yang diberikan terkait dengan lembar kerja

kelompok yang sudah dikerjakan oleh siswa pada tahap diskusi masalah.

Tahap kelima adalah tahapan menyimpulkan masalah. Pada tahapan ini guru

bersama dengan siswa menyimpulkan masalah atau pembelajaran yang sudah

(5)

Taufiq Muhamad Yusuf, 2016

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJA SAMA SISWA SEKOLAH D ASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu c. Pengamatan (Observation)

Pengamatan atau observasi dilakukan selama proses pembelajaran

berlangsung. Proses pengamatan ini meliputi mengamati tentang bagaimana

tingkat kerja sama pada siswa dan bagaimana proses pembelajaran menggunakan

model pembelajaran Kooperatif tipe NHT (Numberd Head Together).

d. Refleksi (Reflecting)

Pada tahap ini peneliti mengevaluasi bagaiamana proses pembelajaran

menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe NHT (Numbered Head

Together). Menguraikan tentang analisis terhadap hasil pemantauan dan refleksi

tentang proses dan dampak tindakan perbaikan yang dilakukan, serta kriteria dan

rencana tindakan pada siklus berikutnya. Pada siklus berikutnya, perencanaan

direvisi disesuaikan dengan hasil pengamatan yang didapatkan dari siklus

sebelumnya.

2. Siklus II

a. Perencanaan (Plan)

Setelah peneliti melakukan refleksi pada pertemuan siklus I pada hasil

lembar observasi dan hasil pengolahan data. Rencana tindakan pada siklus II tidak

jauh beda dengan siklus I, yaitu :

1) Membuat RPP yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT

(Numbered Head Totegher)

2) Membuat lembar kerja kelompok

3) Menyiapkan lembar observasi aktivitas guru dan siswa

4) Menyiapkan lembar observasi indikator kerja sama

5) Menyiapkan media yang relevan dengan materi yang akan dipelajari.

b. Pelaksanaan (Act)

Pelaksanaan pada siklus II sama dengan pelaksanaan pada siklus I yang

membedakan dengan siklus I adalah materi yang dipelajari. Pada saat siklus I

materi yang dipelajari adalah mengenai daur air pada siklus II materi yang akan

(6)

Taufiq Muhamad Yusuf, 2016

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJA SAMA SISWA SEKOLAH D ASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tahap pertama adalah tahapan membagi siswa kedalam beberapa kelompok

secara heterogen. Pembagian kelompok ini dilakukan dengan melihat kemampuan

akademis siswa, jadi pada setiap kelompok akan terdapat siswa yang memiliki

kemampuan akademis yang berbeda-beda.

Tahap kedua adalah pembagian nomor kepala untuk digunakan oleh setiap

siswa pada saat proses pembelajaran. Penggunaan nomor kepala ini menjadi ciri

khas dalam model pembelajaran NHT (Numbered Head Together).

Tahap ketiga adalah tahapan diskusi masalah, pada tahapan ini guru

memberikan lembar kerja kelompok pada setiap kelompoknya dan lembar kerja

kelompok ini berisikan pertanyaan-pertanyaan yang harus didiskusikan oleh setiap

kelompoknya.

Tahap keempat adalah tahapan pemanggilan nomor sesuai nomor kepala

yang sudah dikenakan oleh setiap siswa. Pada tahapan ini guru memanggil secara

acak nomor siswa, pemanggilan nomor ini bertujuan untuk mengecek sejauh

mana diskusi yang dilakukan oleh siswa. Setelah siswa dipanggil siswa tersebut

diberikan pertanyaan. Pertanyaan yang diberikan terkait dengan lembar kerja

kelompok yang sudah dikerjakan oleh siswa pada tahap diskusi masalah.

Tahap kelima adalah tahapan menyimpulkan masalah. Pada tahapan ini guru

bersama dengan siswa menyimpulkan masalah atau pembelajaran yang sudah

dipelajari pada siklus I.

c. Observasi (Observation)

Pengamatan atau observasi dilakukan selama proses pembelajaran

berlangsung. Proses pengamatan ini meliputi mengamati tentang bagaimana

tingkat kerja sama pada siswa dan bagaimana proses pembelajaran menggunakan

model pembelajaran Kooperatif tipe NHT (Numberd Head Together).

d. Refleksi (Reflection)

Pada tahap ini peneliti mengevaluasi bagaiamana proses pembelajaran

menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe NHT (Numbered Head

Together). Menguraikan tentang analisis terhadap hasil pemantauan dan refleksi

tentang proses dan dampak tindakan perbaikan yang dilakukan, serta kriteria dan

(7)

Taufiq Muhamad Yusuf, 2016

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJA SAMA SISWA SEKOLAH D ASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

direvisi disesuaikan dengan hasil pengamatan yang didapatkan dari siklus

sebelumnya.

D. Prosedur Substansif Penelitian

1. Instrumen Pembelajaran

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RPP merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan dan dijadikan

sebagaia acuan untuk guru dalam melaksanakan suatu proses pembelajaran dan

disusun pada setiap siklus yang akan dilaksanakan. RPP ini berisi kompetensi,

kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajran dan kegiatan pembelajaran atau

langkah pembelajaran. RPP ini akan menggunakan model pembelajaran

Kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together).

b. Bahan Ajar

Bahan ajar memuat materi yang akan disampaikan dan diajarkan ketika

kegiatan pembelajaran dan media yang harus digunakan sebagai alat bantu untuk

menyampaikan materi.

c. Lembar Kerja Kelompok

Lembar kerja kelompok ini dibuat untuk dikerjakan dengan kelompok

masing-masing dan dapat dijadikan acuan sebagai tolak ukur tingkatan kerja sama

pada siswa.

d. Kepala bernomor

Kepala bernomor ini digunakan untuk menandai setiap siswa agar pada saat

evaluasi guru dapat memanggil siswa sesuai dengan nomornya masing-masing.

Kepala bernomor ini juga mencari ciri khas dalam model pembelajaran Kooperatif

tipe NHT (Numbered Head Together).

2. Instrumen Pengungkap Data Penelitian

Selain instrumen pembelajaran, dalam penelitian ini peneliti juga

menggunakan instrumen pengungkap data, yang dijabarkan dalam tabel 3.1 data

(8)

Taufiq Muhamad Yusuf, 2016

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJA SAMA SISWA SEKOLAH D ASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.1 Data dan Pengungkap Data

(9)

Taufiq Muhamad Yusuf, 2016

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJA SAMA SISWA SEKOLAH D ASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Lembar Observasi model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered

Head Together)

Lembar observasi ini digunakan untuk mengungkap sejauh mana model

pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) pada saat proses

pembelajaran berlangsung.

b. Lembar observasi kemampuan kerja sama

Lembar observasi ini digunakan untuk mengungkap sejauh mana kerja sama

dalam diri siswa pada kelompoknya. Tujuan dari lembar observasi ini adalah

untuk mengetahui peningkatan kerja sama siswa pada setiap siklusnya. Indikator

kerja sama yang digunakan oleh peneliti adalah kemampuan kooperatif tingkat

awal yang diperinci dalam tabel di bawah ini:

Tabel 3.2 Indikator Kemampuan Kerja Sama

NO Indikator Aspek yang diamati

1 Menghargai Kontribusi Menghargai pendapat teman

2 Mengambil Giliran Berpandapat dalam kelompok

3 Berada dalam kelompok

a. Tidak membicarakan hal selain

materi yang didiskusikan

b. Tidak egois dalam kelompok

4 Berada dalam tugas Mengerjakan tugas secara bersama-sama

5 Menyelesaikan tugas dalam waktunya

Menyelesaikan tugas dalam atau tepat

waktu

6 Menghormati perbedaan individu

Tidak membeda-bedakan teman

(10)

Taufiq Muhamad Yusuf, 2016

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJA SAMA SISWA SEKOLAH D ASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Pengolahan Data

Pengolahan data pada penelitian ini akan disesuaikan dengan rumusan

masalah yang sudah ditetapkan, diantaranya :

1. Data Pelaksanakan Pembelajaran

Data yang akang digunakan pada penelitian ini adalah data kuantitatif dan

kualitatif. Data kualitatif digunakan untuk menganalisis hasil dari lembar

observasi aktivitas guru dan siswa, yang kemudian data tersebut dijabarkan dalam

bentuk deskriptif yang berfungsi untuk menunjukan keterkaitan antara suatu

variabel yang menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat dimengerti.

Proses pengolahan data dalam bentuk deskriptif atau pengolahan data

kualitatif dapat dijabarkan dalam beberapa tahapan berikut :

a. Reduksi data (data Reduction), dalam tahapan ini peneliti melakukan

pemilihan data dan pemusatan terhadap data yang telah diperoleh.

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok ,

memfokuskan pada hal-hal yang penting dan dicari tema dan polanya.

b. Penyajian data (data display) dalam tahapan ini data yang diperoleh

dikelompokan sesuai dengan keperluan. Dalam penelitian ini

pengelompokan data tersebut disajikan dalam bentuk diaram.

c. Verifikasi (verification) dalam tahap ini menurut Mile dan Hubberman

kesimpulan yang diambil adalah kesimpulan yang berdasarkan rumusan

masalah yang telah dibuat. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih

bersifat sementara dan akan berubah jika ditemukan bukti-bukti yang kuat

yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya (Sugiyono,

2012, hlm. 91-99).

Sedangkan penggunaan data kuantitatif digunakan untuk menghitung

prosentase dari keterlaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan model

kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together). Penghitungan keterlaksanaan

proses pembelajaran menggunakan “ya” dan “tidak” dan berikut kategori dari

(11)

Taufiq Muhamad Yusuf, 2016

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJA SAMA SISWA SEKOLAH D ASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.3 Kriteria Ketuntasan Proses Pembelajaran

Persentase (%) Kriteria

80-100 Baik Sekali

66-79 Baik

56-65 Cukup

40-55 Kurang

0-39 Kurang Sekali

Sumber : (Arikunto, S. 2009, hlm. 245)

Untuk menghitung prosentase dari proses pembelajaran

menggunakan rumus, dibawah ini

Sumber : (Arikunto, S. 2009, hlm. 245)

2. Data Peningkatan Kemampuan Kerja Sama

Pengolahan data yang digunakan adalah pengolahan data kuantitatif dan

kualitatif. Pengolahan data kuantitatif digunakan untuk mengolah data yang

berupa angka hasil dari lembar observasi kemampuan kerja sama siswa.

Pengolahan data menggunakan kuantitatif ini dilakukan dengan menggunakan

statistik deskriptif prosentase. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan

untuk menganalisis data dengan cara mendeskriptifkan atau menggambarkan data

yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan

yang berlaku umum atau generalisasi (Sugiyono, 2013, hlm. 207)

Adapun rumus untuk menghitung prosentase adalah, sebagai berikut:

% = x 100%

% = nilai prosentase/hasil

n = jumlah skor yang diperoleh

N = jumlah skor yang diharapkan (Ali, 1985, hlm 184).

Sedangkan untuk pengolahan data kualitatif menggunakan analisis

deskriptif. Adapun analisis ini digunakan untuk menganalisis data berkaitan

dengan meningkatnya kemampuan kerja sama siswa kemudian dideskripsikan.

Analisis deskriftif/kualitatif dan kuantitatif digunakan untuk mengetahui

(12)

Taufiq Muhamad Yusuf, 2016

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJA SAMA SISWA SEKOLAH D ASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

gambaran peningkatan kemampuan kerja sama siswa melalui pembelajaran

kelompok.

Dari data analisis tersebut ditentukan kategori kemampuan kerja sama

sebagai berikut :

Tabel 3.4 Kriteria Kemampuan Kerja Sama Jumlah Skala Penilaian Indikator Keterangan

42 % Rendah

57-71 % Sedang

% Tinggi

Gambar

Gambar 3.1 Desain Penelitian Kemmis & Taggart
Tabel 3.1 Data dan Pengungkap Data Data yang akan Alat Pengungkap
Tabel 3.2 Indikator Kemampuan Kerja Sama Indikator  Aspek yang diamati
Tabel 3.3 Kriteria Ketuntasan Proses Pembelajaran Persentase (%) Kriteria
+2

Referensi

Dokumen terkait

Tidak sedikit ibu rumah tangga bahkan kita sendiri sering kali lupa mematikan kran bak mandi, hal ini mengakibatkan air akan terbuang sia-sia bahkan yang lebih buruk tagihan

Paving block atau beton untuk lantai (menurut SII. 0819-88) ialah suatu komposisi bahan bangunan yang dibuat dari campuran semen portland atau bahan perekat hidrolis sejenisnya,

Hal ini penting karena pemindahan material juga dapat disebut sebagai fungsi dari perpindahan material yang benar pada tempat yang benar, pada waktu yang benar, dalam

[r]

Pada tabel 3 dapat diketahui bahwa riwayat keluarga dan pola konsumsi manis mempunyai hubungan dengan terjadinya peningkatan tekanan darah sistolik pada penderita

hasil belajar peserta didik yang mengunakan model pembelajaran debat pada kelas.. eksperimen 1 dengan peserta didik yang menggunakan model pembelajaran

Dalam arena discursive field diantara berbagai metode penalaran yang seharusnya digunakan oleh para hakim di dalam membuat keputusan, metode penalaran deduktif, yang tertambat

Perbedaan Hasil Belajar Antara Model Pembelajaran Debat Aktif Dengan Model Pembelajaran Group Investigation Pada Mata Pelajaran Sosiologi.. Universitas Pendidikan Indonesia |