26 Taufiq Muhamad Yusuf, 2016
PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJA SAMA SISWA SEKOLAH D ASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian Tindakan Kelas
1. Metode Penelitian
Pada penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
tiandakan kelas (PTK). Metode penelitian tindakan kelas merupakan penelitian
yang berorientasi pada penerapan tindakan dengan tujuan peningkatan mutu atau
pemecahan masalah pada sekelompok subyek yang diteliti dan mengamati tingkat
keberhasilan akibat tindakannya, untuk kemudian diberikan tindakan lanjutan.
(Trianto, 2010, hlm. 13).
Dengan demikian Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang
dilakukan untuk memperbaiki suatu masalah yang ada pada kelas tersebut dengan
tujuan perubahan.
2. Model Penelitian
Model penelitian yang digunakan adalah model penelitian dari Kemmis dan
Taggart. Model penelitian Kemmis dan Taggart merupakan pengembangan dari
konsep dasar yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin, hanya saja komponen tindakan
dan observasi dijadikan satu kesatuan karena proses observasi dan tindakan bisa
dilaksanakan secara bersamaan. Kemmis (dalam Trianto, 2010, hlm. 30)
menyatakan bahwa dalam perencanaannya menggunakan sistem spiral refleksi
diri yang dimulai dengan rencana (planning), tindakan (acting), pengamatan
(observing), refleksi (reflecting), dan perencanaan kembali yang merupakan asar
untuk suatu ancang-ancang pemecahan permasalahan. Adapun skema dapat
Taufiq Muhamad Yusuf, 2016
PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJA SAMA SISWA SEKOLAH D ASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1 Desain Penelitian Kemmis & Taggart
B. Partisipan, Tempat dan Waktu Penelitian
1. Partisipan
Partisipan penelitian ini adalah siswa kelas V di salahsatu SDN di
Kecamatan Sukajadi Kota Bandung, yang berjumlah 31 siswa, yang terdiri dari
13 orang siswa laki-laki dan 18 orang perumpuan. Siswa tersebut berasal dari
keluarga berekonomi beragam dari keluarga menengah dan menengah ke atas.
Pada umumnya mereka termasuk siswa aktif dan senang bermain seperti siswa
pada umumnya di umur 11 tahun.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di salah satu Sekolah Dasar Negeri di
Kecamatan Sukajadi kota Bandung. SDN ini memiliki letak yang strategis dan
dapat dijangkau dengan mudah karena terletak di jalan utama kota Bandung.
Keadaan sekolah juga cukup menunjang untuk pelaksanaan proses pembelajaran,
karena sekolah ini memiliki beberapa alat penunjang seperti laboratorium
kesenian, lapangan sekolah yang luas, alat-alat peraga untuk mempermudah
pembelajaran serta perpustakaan yang menunjang minat anak-anak untuk
membaca di lingkungan sekolah.
Observasi Perencanaan
Refleksi Perencanaan
Refleksi Pelaksanaan
Taufiq Muhamad Yusuf, 2016
PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJA SAMA SISWA SEKOLAH D ASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret Sampai bulan Mei 2016. Pada
bulan Maret, peneliti mengadakan pengamatan pada proses pembelajaran siswa.
Pada bulan Maret peneliti juga menyusun proposal penelitian dan pada bulan
April sampai dengan Mei peneliti melakukan penelitian dan mulai untuk
menyusun laporan penelitian. Penelitian ini dilaksanakan bersamaan dengan
kegiatan proses pembelajaran. Penelitian ini juga bersamaan dengan peneliti
melaksanakan program pengenalan lapangangan persekolahan (PLP).
C. Prosedur Administratif Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kerja sama pada
diri siswa di kelas V dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
NHT (Numbered Head Together). Pada penelitian kali ini peneliti akan mengajar
mata pelajaran IPA dengan rencana pada Kompetensi Dasar mendeskripsikan
proses daur air dan kegiatan manusia yang mempengaruhinya dan juga dengan
kompetensi dasar berikutnya mendeskripsikan perlunya penghematan air serta
kompetensi selanjutnya jika capaian dalam penelitian ini belum tercapai. Setiap
siklus terdiri dari perencanaan, tindakan sekaligus observasi, dan refleksi sesuai
dengan model penelitian yang telah dipilih yaitu model penelitian dari Kemmis
dan Taggart, dengan penjabaran sebagai berikut :
1. Siklus I
a. Perencanaan (Plan)
Setelah peneliti menemukan masalah, peneliti kemudian merencanakan
tindakan apa yang akan dilakukan, meliputi :
1) Membuat RPP yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT
(Numbered Head Totegher)
2) Membuat lembar kerja kelompok
3) Menyiapkan lembar observasi aktivitas guru dan siswa
4) Menyiapkan lembar observasi indikator kerja sama
5) Menyiapkan media yang relevan dengan materi yang akan dipelajari
Taufiq Muhamad Yusuf, 2016
PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJA SAMA SISWA SEKOLAH D ASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pada tahap pelaksanaan atau tindakan ini adalah melaksanakan apa yang
sudah direncanakan pada yahap perencanaan. Pelaksanaan pembelajaran ini
disesuaikan dengan model pembelajaran kooperati tipe NHT (Numbered Head
Together), yaitu tahap pertama guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok
heterogen, tahap kedua siswa dibagikan nomor kepala, tahap ketiga siswa
berdiskusi dengan kelompoknya masing-masing, tahap keempat guru memanggil
siswa sesuai dengan nomor pada kepala siswa untuk menjawab pertanyaan atau
mempresentasikan hasil diskusinya, dan tahap kelima guru dan siswa memberikan
kesimpulan mengenai materi yang dipelajari.
Tahap pertama adalah tahapan membagi siswa kedalam beberapa kelompok
secara heterogen. Pembagian kelompok ini dilakukan dengan melihat kemampuan
akademis siswa, jadi pada setiap kelompok akan terdapat siswa yang memiliki
kemampuan akademis yang berbeda-beda.
Tahap kedua adalah pembagian nomor kepala untuk digunakan oleh setiap
siswa pada saat proses pembelajaran. Penggunaan nomor kepala ini menjadi ciri
khas dalam model pembelajaran NHT (Numbered Head Together).
Tahap ketiga adalah tahapan diskusi masalah, pada tahapan ini guru
memberikan lembar kerja kelompok pada setiap kelompoknya dan lembar kerja
kelompok ini berisikan pertanyaan-pertanyaan yang harus didiskusikan oleh setiap
kelompoknya.
Tahap keempat adalah tahapan pemanggilan nomor sesuai nomor kepala
yang sudah dikenakan oleh setiap siswa. Pada tahapan ini guru memanggil secara
acak nomor siswa, pemanggilan nomor ini bertujuan untuk mengecek sejauh
mana diskusi yang dilakukan oleh siswa. Setelah siswa dipanggil siswa tersebut
diberikan pertanyaan. Pertanyaan yang diberikan terkait dengan lembar kerja
kelompok yang sudah dikerjakan oleh siswa pada tahap diskusi masalah.
Tahap kelima adalah tahapan menyimpulkan masalah. Pada tahapan ini guru
bersama dengan siswa menyimpulkan masalah atau pembelajaran yang sudah
Taufiq Muhamad Yusuf, 2016
PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJA SAMA SISWA SEKOLAH D ASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu c. Pengamatan (Observation)
Pengamatan atau observasi dilakukan selama proses pembelajaran
berlangsung. Proses pengamatan ini meliputi mengamati tentang bagaimana
tingkat kerja sama pada siswa dan bagaimana proses pembelajaran menggunakan
model pembelajaran Kooperatif tipe NHT (Numberd Head Together).
d. Refleksi (Reflecting)
Pada tahap ini peneliti mengevaluasi bagaiamana proses pembelajaran
menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe NHT (Numbered Head
Together). Menguraikan tentang analisis terhadap hasil pemantauan dan refleksi
tentang proses dan dampak tindakan perbaikan yang dilakukan, serta kriteria dan
rencana tindakan pada siklus berikutnya. Pada siklus berikutnya, perencanaan
direvisi disesuaikan dengan hasil pengamatan yang didapatkan dari siklus
sebelumnya.
2. Siklus II
a. Perencanaan (Plan)
Setelah peneliti melakukan refleksi pada pertemuan siklus I pada hasil
lembar observasi dan hasil pengolahan data. Rencana tindakan pada siklus II tidak
jauh beda dengan siklus I, yaitu :
1) Membuat RPP yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT
(Numbered Head Totegher)
2) Membuat lembar kerja kelompok
3) Menyiapkan lembar observasi aktivitas guru dan siswa
4) Menyiapkan lembar observasi indikator kerja sama
5) Menyiapkan media yang relevan dengan materi yang akan dipelajari.
b. Pelaksanaan (Act)
Pelaksanaan pada siklus II sama dengan pelaksanaan pada siklus I yang
membedakan dengan siklus I adalah materi yang dipelajari. Pada saat siklus I
materi yang dipelajari adalah mengenai daur air pada siklus II materi yang akan
Taufiq Muhamad Yusuf, 2016
PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJA SAMA SISWA SEKOLAH D ASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tahap pertama adalah tahapan membagi siswa kedalam beberapa kelompok
secara heterogen. Pembagian kelompok ini dilakukan dengan melihat kemampuan
akademis siswa, jadi pada setiap kelompok akan terdapat siswa yang memiliki
kemampuan akademis yang berbeda-beda.
Tahap kedua adalah pembagian nomor kepala untuk digunakan oleh setiap
siswa pada saat proses pembelajaran. Penggunaan nomor kepala ini menjadi ciri
khas dalam model pembelajaran NHT (Numbered Head Together).
Tahap ketiga adalah tahapan diskusi masalah, pada tahapan ini guru
memberikan lembar kerja kelompok pada setiap kelompoknya dan lembar kerja
kelompok ini berisikan pertanyaan-pertanyaan yang harus didiskusikan oleh setiap
kelompoknya.
Tahap keempat adalah tahapan pemanggilan nomor sesuai nomor kepala
yang sudah dikenakan oleh setiap siswa. Pada tahapan ini guru memanggil secara
acak nomor siswa, pemanggilan nomor ini bertujuan untuk mengecek sejauh
mana diskusi yang dilakukan oleh siswa. Setelah siswa dipanggil siswa tersebut
diberikan pertanyaan. Pertanyaan yang diberikan terkait dengan lembar kerja
kelompok yang sudah dikerjakan oleh siswa pada tahap diskusi masalah.
Tahap kelima adalah tahapan menyimpulkan masalah. Pada tahapan ini guru
bersama dengan siswa menyimpulkan masalah atau pembelajaran yang sudah
dipelajari pada siklus I.
c. Observasi (Observation)
Pengamatan atau observasi dilakukan selama proses pembelajaran
berlangsung. Proses pengamatan ini meliputi mengamati tentang bagaimana
tingkat kerja sama pada siswa dan bagaimana proses pembelajaran menggunakan
model pembelajaran Kooperatif tipe NHT (Numberd Head Together).
d. Refleksi (Reflection)
Pada tahap ini peneliti mengevaluasi bagaiamana proses pembelajaran
menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe NHT (Numbered Head
Together). Menguraikan tentang analisis terhadap hasil pemantauan dan refleksi
tentang proses dan dampak tindakan perbaikan yang dilakukan, serta kriteria dan
Taufiq Muhamad Yusuf, 2016
PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJA SAMA SISWA SEKOLAH D ASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
direvisi disesuaikan dengan hasil pengamatan yang didapatkan dari siklus
sebelumnya.
D. Prosedur Substansif Penelitian
1. Instrumen Pembelajaran
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RPP merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan dan dijadikan
sebagaia acuan untuk guru dalam melaksanakan suatu proses pembelajaran dan
disusun pada setiap siklus yang akan dilaksanakan. RPP ini berisi kompetensi,
kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajran dan kegiatan pembelajaran atau
langkah pembelajaran. RPP ini akan menggunakan model pembelajaran
Kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together).
b. Bahan Ajar
Bahan ajar memuat materi yang akan disampaikan dan diajarkan ketika
kegiatan pembelajaran dan media yang harus digunakan sebagai alat bantu untuk
menyampaikan materi.
c. Lembar Kerja Kelompok
Lembar kerja kelompok ini dibuat untuk dikerjakan dengan kelompok
masing-masing dan dapat dijadikan acuan sebagai tolak ukur tingkatan kerja sama
pada siswa.
d. Kepala bernomor
Kepala bernomor ini digunakan untuk menandai setiap siswa agar pada saat
evaluasi guru dapat memanggil siswa sesuai dengan nomornya masing-masing.
Kepala bernomor ini juga mencari ciri khas dalam model pembelajaran Kooperatif
tipe NHT (Numbered Head Together).
2. Instrumen Pengungkap Data Penelitian
Selain instrumen pembelajaran, dalam penelitian ini peneliti juga
menggunakan instrumen pengungkap data, yang dijabarkan dalam tabel 3.1 data
Taufiq Muhamad Yusuf, 2016
PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJA SAMA SISWA SEKOLAH D ASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.1 Data dan Pengungkap Data
Taufiq Muhamad Yusuf, 2016
PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJA SAMA SISWA SEKOLAH D ASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Lembar Observasi model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered
Head Together)
Lembar observasi ini digunakan untuk mengungkap sejauh mana model
pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) pada saat proses
pembelajaran berlangsung.
b. Lembar observasi kemampuan kerja sama
Lembar observasi ini digunakan untuk mengungkap sejauh mana kerja sama
dalam diri siswa pada kelompoknya. Tujuan dari lembar observasi ini adalah
untuk mengetahui peningkatan kerja sama siswa pada setiap siklusnya. Indikator
kerja sama yang digunakan oleh peneliti adalah kemampuan kooperatif tingkat
awal yang diperinci dalam tabel di bawah ini:
Tabel 3.2 Indikator Kemampuan Kerja Sama
NO Indikator Aspek yang diamati
1 Menghargai Kontribusi Menghargai pendapat teman
2 Mengambil Giliran Berpandapat dalam kelompok
3 Berada dalam kelompok
a. Tidak membicarakan hal selain
materi yang didiskusikan
b. Tidak egois dalam kelompok
4 Berada dalam tugas Mengerjakan tugas secara bersama-sama
5 Menyelesaikan tugas dalam waktunya
Menyelesaikan tugas dalam atau tepat
waktu
6 Menghormati perbedaan individu
Tidak membeda-bedakan teman
Taufiq Muhamad Yusuf, 2016
PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJA SAMA SISWA SEKOLAH D ASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Pengolahan Data
Pengolahan data pada penelitian ini akan disesuaikan dengan rumusan
masalah yang sudah ditetapkan, diantaranya :
1. Data Pelaksanakan Pembelajaran
Data yang akang digunakan pada penelitian ini adalah data kuantitatif dan
kualitatif. Data kualitatif digunakan untuk menganalisis hasil dari lembar
observasi aktivitas guru dan siswa, yang kemudian data tersebut dijabarkan dalam
bentuk deskriptif yang berfungsi untuk menunjukan keterkaitan antara suatu
variabel yang menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat dimengerti.
Proses pengolahan data dalam bentuk deskriptif atau pengolahan data
kualitatif dapat dijabarkan dalam beberapa tahapan berikut :
a. Reduksi data (data Reduction), dalam tahapan ini peneliti melakukan
pemilihan data dan pemusatan terhadap data yang telah diperoleh.
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok ,
memfokuskan pada hal-hal yang penting dan dicari tema dan polanya.
b. Penyajian data (data display) dalam tahapan ini data yang diperoleh
dikelompokan sesuai dengan keperluan. Dalam penelitian ini
pengelompokan data tersebut disajikan dalam bentuk diaram.
c. Verifikasi (verification) dalam tahap ini menurut Mile dan Hubberman
kesimpulan yang diambil adalah kesimpulan yang berdasarkan rumusan
masalah yang telah dibuat. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih
bersifat sementara dan akan berubah jika ditemukan bukti-bukti yang kuat
yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya (Sugiyono,
2012, hlm. 91-99).
Sedangkan penggunaan data kuantitatif digunakan untuk menghitung
prosentase dari keterlaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan model
kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together). Penghitungan keterlaksanaan
proses pembelajaran menggunakan “ya” dan “tidak” dan berikut kategori dari
Taufiq Muhamad Yusuf, 2016
PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJA SAMA SISWA SEKOLAH D ASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.3 Kriteria Ketuntasan Proses Pembelajaran
Persentase (%) Kriteria
80-100 Baik Sekali
66-79 Baik
56-65 Cukup
40-55 Kurang
0-39 Kurang Sekali
Sumber : (Arikunto, S. 2009, hlm. 245)
Untuk menghitung prosentase dari proses pembelajaran
menggunakan rumus, dibawah ini
Sumber : (Arikunto, S. 2009, hlm. 245)
2. Data Peningkatan Kemampuan Kerja Sama
Pengolahan data yang digunakan adalah pengolahan data kuantitatif dan
kualitatif. Pengolahan data kuantitatif digunakan untuk mengolah data yang
berupa angka hasil dari lembar observasi kemampuan kerja sama siswa.
Pengolahan data menggunakan kuantitatif ini dilakukan dengan menggunakan
statistik deskriptif prosentase. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan
untuk menganalisis data dengan cara mendeskriptifkan atau menggambarkan data
yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan
yang berlaku umum atau generalisasi (Sugiyono, 2013, hlm. 207)
Adapun rumus untuk menghitung prosentase adalah, sebagai berikut:
% = x 100%
% = nilai prosentase/hasil
n = jumlah skor yang diperoleh
N = jumlah skor yang diharapkan (Ali, 1985, hlm 184).
Sedangkan untuk pengolahan data kualitatif menggunakan analisis
deskriptif. Adapun analisis ini digunakan untuk menganalisis data berkaitan
dengan meningkatnya kemampuan kerja sama siswa kemudian dideskripsikan.
Analisis deskriftif/kualitatif dan kuantitatif digunakan untuk mengetahui
Taufiq Muhamad Yusuf, 2016
PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJA SAMA SISWA SEKOLAH D ASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
gambaran peningkatan kemampuan kerja sama siswa melalui pembelajaran
kelompok.
Dari data analisis tersebut ditentukan kategori kemampuan kerja sama
sebagai berikut :
Tabel 3.4 Kriteria Kemampuan Kerja Sama Jumlah Skala Penilaian Indikator Keterangan
42 % Rendah
57-71 % Sedang
% Tinggi