• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkah Laku Makan dan Ruminasi Sapi Madura Jantan yang Diberi Pakan dengan Level Berbeda - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tingkah Laku Makan dan Ruminasi Sapi Madura Jantan yang Diberi Pakan dengan Level Berbeda - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sapi Madura

Sapi Madura memiliki ciri-ciri antara lain berwana kecoklatan hingga merah bata dan kaki bagian bawah berwarna putih (Gunawan, 1993). Menurut Sugeng(2005) sapi Madura memiliki beberapa ciri khas yaitu berwarna merah bata, paha belakang berwarna putih dan tanduk pendek dengan bentuk beragam sehingga dengan mudah dapat dibedakan dengan bangsa sapi lain. Sapi Madura memiliki kemampuan adaptasi yang baik meskipun pada kondisi lingkungan yang buruk. Menurut Soehadji (1993) beberapa keunggulan yang dimilikisapi Madura yaitu mudah beradaptasi pada lingkungan panas dan kering serta pada lingkungan yang memiliki sumberdaya pakan yang terbatas.

Rataan bobot badan sapi Madura pada peternakan rakyat yang berumur sekitar 1,5−2 tahun adalah 209 kg, sedangkan umur 3−3,5 tahun mencapai bobot

(2)

2.2. Pakan

Pakan adalah semua bahan yang dapat dimakan dan dicerna seluruh atau sebagian tanpa mengganggu kesehatan ternak (Anggorodi, 1990). Blakely dan Bade(1994) menyatakan bahwa pakan adalah bahan yang dimakan dan dicerna oleh seekor hewan yang mampu menyajikan nutrisi yang penting untuk perawatan tubuh, pertumbuhan, penggemukan, reproduksi serta laktasi. Pakan dapat digolongkan menjadi 3 yaitu bahan pakan hijauan, konsentrat dan bahan pakan tambahan (aditif), sertapakan dapat disajikan dalam beberapa bentuk yaitu secara terpisah antara hijauan dan konsentrat serta secara complete feed yaitu pakan yang telah dicampur antara hijauan dan konsentrat kemudian diberikan kepada ternak sebagai satu–satunya pakan tanpa adanya tambahan lain(Sugeng, 2005).

Complete feed merupakan sistem pemberian pakan dalam bentuk tunggal

dari hasil pencampuran bahan-bahan pakan untuk menghindari seleksi oleh ternak, meningkatkan nilai nutrien, palatabilitas, efisiensi serta memudahkan pemberian pakan di lapangan (Owens, 1979). Menurut Hartadi et al. (1997)

complete feed adalah pakan yang cukup gizi untuk ternak, berbagai bahan pakan

dicampur untuk diberikan sebagai satu-satunya pakan dan mampu mencukupi hidup pokok dan produksi tanpa tambahan substansi lain. Complete feeddapat disusun dari beberapa bahan pakan antara lain dedak padi, ampas kecap, jerami kedelai dan wheat bran

(3)

dedak padi adalah minyak, protein, karbohidrat, dan mineral (Hadipernata et al., 2008). Ampas kecap merupakan limbah industri pembuatan kecap yang dapat dikategorikan sebagai bahan pakan sumber protein, karena memiliki protein kasar lebih dari 20% (Purbowati et al., 1999). Kandungan nutrisi ampas kecap adalah BK 94,30%; PK 30,29%; abu 15,66%; SK 24,40%; LK 26,47%; BETN 3,12%; TDN 71,15% dan NaCl sebanyak 18-20% (Kuswanto dan Sudarmaji, 1989).Jerami kedelai meripakan salah satu pakan sumber serat dengan kandungan nutrisi antara lain 77,14% BK, 6,13% PK, 44,11% SK, 1,56% LK, 47,61% TDN (Hartaja et al., 2013). Wheat bran adalah sisa hasil dari penggilingan gandum yang dapat digunakan sebagai pakan ternak. Kandungan nutrisi yang terdapat dalam wheat bran antara lain 86% BK; 15% PK; 8,8% SK; 4,1% LK; 60,4% BETN dan 71% TDN (Hartadi et al., 1997).

Pakan ternak berdasarkan bahan kering diberikan pada sapi umumnya sebesar 3% bobot badan (Blakely dan Bade, 1994). Sapi dengan bobot badan 250 kg dapat mengkonsumsi BK pakan sebesar 3,5% BB, sedangkan ternak dengan bobot badan 350 kg hanya mampu mengkonsumsi pakan dalam BK sebesar 2,8% BB (Siregar, 2008). Menurut Umar et al. (2007) sapi Madura yang diberi pakan dengan PK 14.7% dapat mengonsumsi pakan hingga 3,6% dari bobot badannya.

(4)

menggerakkan lidahnya untuk memasukkan air ke dalam mulutnya. Ternak akan minum 1-4 kali per hari pada kondisi yang normal (Fraser, 1974). Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan air minum bagi ternak adalah suhu, bangsa, umur serta jenis pakan yang diberikan (Sugeng, 2005). Menurut Parakkasi (1999) tingkat konsumsi air akan meningkat seiring dengan konsumsi bahan kering.

2.3. Tingkah Laku Makan dan Ruminasi

(5)

Proses ruminasi yaitu suatu proses pencernaan pakan yang dimulai pada saat pakan masuk kedalam rongga mulut dan masuk ke dalam rumen, setelah itu pakan yang tidak dapat lewat ke organ pencernaan selanjutnya akan membentuk bolus yang akan dimuntahkan kembali (regurgitate), dikunyah kembali

(remasticate) dan ditelan kembali (redeglutate) dan dilanjutkan dengan proses

fermentasi di rumen.Tingkah laku makan pada sapi dipengaruhi oleh jenis pakan, umur sapi, suhu lingkungan dan keadaan gigi sapi (Ensminger et al.,1990). Lama makan sapi satu hari adalah 261 sampai 300 menit/hari (Adin et al., 2009).

2.4. Tingkah Laku Berdiri dan Berbaring

(6)

2.5. Defekasi dan Urinasi

Referensi

Dokumen terkait

Manfaat dari penelitian adalah diharapkan pemberian pakan dengan jumlah yang berbeda dapat mempengaruhi produktivitas ternak, sehingga nilai kadar hematokrit, urea darah

Ternak mendapat asupan protein dari protein pakan yang dikonsumsi, tidak semua protein pakan yang dikonsumsi dapat dicerna, yang tidak dicerna akan terbuang lewat

Karya ilmiah yang berjudul Tingkah Laku Makan dan Ruminasi Kambing Kacang yang Diberi Pakan dengan Sumber Protein yang Berbeda, penelitian yang terkait dengan karya ilmiah

Manfaatnya memberikan informasi tingkah laku makan dan ruminasi kambing Kacang yang diberi pakan dengan sumber protein yang berbeda.. Hipotesis pada penelitian ini

Penelitian bertujuan untuk mengetahui tingkah laku makan itik Peking yang diberi ransum kering dan basah dengan level probiotik berbeda.. Komposisi ransum berupa

Tujuan dari penelitian adalah untuk mengkaji dan mengetahui komposisi kimiawi tubuh meliputi kandungan air, protein dan lemak sapi Madura jantan yang

Untuk itu diharapkan dengan pemberian pakan dengan jumlah yang lebih tinggi, maka ternak mampu memberikan penampilan produksi yang baik dilihat dari pertambahan bobot

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perbedaan level energi pakan 2,7 BW pada sapi Madura memberikan pengaruh terhadap respon fisiologis, konsumsi