• Tidak ada hasil yang ditemukan

Produk Hukum | Jaringan Dokumentasi Informasi Hukum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Produk Hukum | Jaringan Dokumentasi Informasi Hukum"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 16 TAHUN 2010

TENTANG

PENGHITUNGAN DASAR PENGENAAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DAN BEA BALIK NAMA KENDARAAN KENDARAAN MOTOR TAHUN 2010

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

,

Menimban

g : a. bahwa Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 25 Tahun 2010tentang Penghitungan Dasar Pengenaan Pajak Kendaran Bermotor dan Bea balik Nama Kendaraan Bermotor, ditetapkan lebih lanjut dengan Peraturan Gubernur;

b. bahwa berdasarakan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung tentang Penghitungan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea balik Nama Kendaraan Bermotor;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 217, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4033);

2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Bangka selatan, kabupaten Bangka Tengah, kabupaten Bangka Barat dan kabupaten Belitung timur di provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4268);

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5025);

5. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5052);

(2)

Indonesia Nomor 5049);

7. Peraturan Pemerintah 65 Tahun 2001 tentang Pajak daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4138);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

9. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 2 Tahun 2001 Tentang pajak kendaraan Bermotor dan kendaraan di atas Air (Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 2), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 8 Tahun 2008 (Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2008 Nomor 1 Seri B, Tambahan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 42);

10. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 3 Tahun 2001 tentang Bea balik nama Kendaraan Bermotor dan kendaraan di atas Air (Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2008 Nomor 2 Seri D);

11. Peraturan Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Kepulauan bangka Belitung (Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2008 Nomor 2 Seri D);

M E M U T U S K A N :

Menetapka

n : PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TENTANGPENGHITUNGAN DASAR PENGENAAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DAN BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR TAHUN 2010.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan :

(3)

energi tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor yang bersangkutan, termasuk alat-alat berat dan alat-alat besar yang dalam operasinya menggunakan roda dan motor dan tidak melekat secara permanen serta kendaraan bermotor yang dioperasikan di air.

2. Kendaraan bermotor Angkutan Umum adalah setiap kendaraan yang disediakan untuk angkutan barang dan/atau orang dengan dipungut bayaran.

3. Pajak Kendaraan Bermotor yang selanjutnya disingkat PKB, adalah pajak atas kepemilikan dan/atau penguasaan Kendaraan bermotor.

4. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor yang selanjutnya disingkat BBN-KB, adalah pajak atas penyerahan hak milik Kendaraan Bermotor sebagai akibat perjanjian dua pihak atau perbuatan sepihak atau keadaan yang terjadi karena jual beli, tukar menukar, hibah, warisan atau pemasukan kedalam badan usaha.

5. Kendaraan Bermotor ubah bentuk adalah kendaraan bermotor yang mengalami perubahan teknis dan/atau serta penggunaanya.

6. Alat-alat berat dan alat besar yang bergerak adalah alat-alat berat dan alat-alat-alat-alat besar yang dalam operasinya menggunakan roda dan motor dan tidak melekat secara permanen.

7. Nilai Jual Kendaraan Bermotor, yang selanjutnya disingkat NJKB, adalah Harga Pasaran Umum atas suatu Kendaraan Bermotor. 8. Harga Pasaran Umum, yang selanjutnya disingkat HPU, adalah

harga rata-rata yang diperoleh dari berbagai sumber data yang akurat.

9. Tahun Pembuatan adalah tahun perakitan dan/atau tahun yang ditetapkan berdasarkan registrasi dan identifikasi oleh pihak berwenang.

10. Umur rangka/body adalah umur kendaraan bermotor di air yang dihitung dari tahun pembuatan rangka/body.

11. Umur Motor adalah umur motor kendaraan bermotor di air yang dihitung dari tahun pembuatan.

BAB II

PENGHITUNGAN DAN PENETAPAN DASAR PENGENAAN PKB DAN BBN-KB

Bagian Kesatu

Kendaraan Bermotor selain Kendaraan Bermotor yang dioperasikan di Air dan Alat-alat Berat dan Alat-alat

Besar

Pasal 2

(1) Perhitungan dasar pengenaan PKB ditetapakan berdasarkan perkalian dari 2 (dua) unsur pokok:

a. NJKB; dan

b. Bobot yang mencerminkan secara relative tingkat kerusakan jalan dan/atau pencemaran lingkungan akibat penggunaan kendaraan bermotor.

(4)

berdasarkan HPU atas suatu Kendaraan Bermotor pada minggu pertama bulan Desember Tahun 2009.

(3) Bobot sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dihitung faktor-faktor:

a. Tekanan Gandar, yang dibedakan atas jumlah sumbu/as, roda, dan berat kendaraan bermotor;

b. Jenis bahan bakar kendaraan bermotor, yang dibedakan menurut solar, bensin, gas, listrik, tenaga surya, atau jenis bahan bakar lainnya; dan

c. Jenis penggunaan, tahun pembuatan dan ciri-ciri mesin dari kendaraan bermotor yang dibedakan berdasarkan jenis mesin 2 tak atau 4 tak, dan isi silinder.

(4) Bobot sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan sebagai berikut:

a. Sedan, Sedan Station, Jeep, Station Wagon, Minibus, Microbus, Bus, Sepeda Motor, dan sejenisnya serta alat-alat berat dan alat-alat besar, sebesar 1 (satu); dan

b. Mobil barang/beban, sebesar 1,3 (satu koma tiga).

Pasal 3

Dasar pengenaan PKB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) tercantum pada kolom 8 Lampiran I Peraturan Gubernur ini.

Pasal 4

(1) NJKB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) dijadikan dasar pengenaan BBN-KB.

(2) NJKB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum pada colom 6 Lampiran I Peraturan Gubernur ini.

Pasal 5

(1) Dasar pengenaan PKB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 untuk kendaran umum ditetapkan sebesar 60% (enam puluh persen).

(2) Dasar pengenaan BBN-KB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) untuk kendaraan umum ditetapkan sebesar 60% (enam puluh persen).

(3) Dasar pengenaan PKB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 untuk kendaraan bermotor angkutan umum barang ditetapkan sebesar 70% (tujuh puluh persen).

(4) Dasar pengenaan BBN-KB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) untuk kendaraan bermotor angkutan umum barang ditetapkan sebesar70% (tujuh puluh persen).

Pasal 6

(1) Dasar pengenaan PKB sebagaiman dimaksud dalam Pasal 3 khusus kendaraan baru untuk kendaraan alat-alat berat dan alat besar ditetapakan sebesar 40% (empat puluh persen).

(2) Dasar pengenaan BBN-KB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) khusus penyerahan pertama untuk kendaraan alat-alat berat dan alat-alat besar ditetapkan sebesar 40% (empat puluh persen).

(5)

dan ayat (2) ditetapkan sebesar 60% (enam puluh persen).

Bagian Kedua

Kendaraan Bermotor Ubah Bentuk

Pasal 7

(1)NJKB ubah bentuk sebagai dasar perhitungan PKB dan BBN-KB ditetapkan hasil penjumlahan nilai jual kendaraan bermotor dengan nilai jual ubah bentuk.

(2)NJKB dan nilai jual ubah bentuk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran I dan Lampiran II Peraturan Gubernur ini.

(3) Kendaraan bermotor ubah bentuk lainnya yang nilai jualnya belum tercantum dalam Lampiran II Peraturan Gunernur ini, ditetapkan dengan Peraturan Gubernur.

(4) Peraturan Gubernur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri paling lambat 7 (tujuh) hari sejak ditetapkan.

Bagian Ketiga

Kendaraan Bermotor yang dioperasikan di Air

Pasal 8

1. Penghitungan dasar pengenaan PKB dan BBN-KB untuk kendaraan bermotor yang dioperasikan di air ditetapkan berdasarkan penjumlahan nilai jual rangka/body dan nilai jual motor penggerak kendaraan bermotor di air.

2. NJKB untuk kendaraan bermotor yang dioperasikan di air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan berdasarkan HPU atas suatu kendaraan bermotor yang dioperasikan di air pada minggu pertama bulan Desember Tahun 2009

3. Nilai Jual rangka/body kendaraan bermotor yang dioperasikan di air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibedakan menurut jenis, isi kotor (GT/gross tonnage) antara GT 5 sampai dengan GT 7, fungsi, dan umur rangka/body.

4. Nilai jual motor penggerak kendaraan bermotor yang dioperasikan di air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibedakan menurut daya kuda/horce power dan umur motor.

Pasal 9

(1) Jenis kendaraan motor yang dioperasikan di air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3) dibedakan berdasarkan jenis bahan konstruksi rangka/body, yaitu:

a. Kayu;

b. Serat, fiber, karet, dan sejenisnya; dan c. Besi, baja, ferrocement, dan sejenisnya.

(2) Penggunaan kendaraan bermotor yang dioperasikan di air dikelompokan berdasarkan fungsi:

a. Angkutan penumpang dan/atau barang; b. Penangkap ikan;

c. Pengerukan;

(6)

Pasal 10

(1) NJKB untuk kendaraan bermotor yang dioperasikan di air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) dijadikan dasar pengenaan PKB dan BBN-KB untuk kendaraan bermotor yang dioperasikan di air.

(2) Dasar pengenaan PKB dan BBN-KB untuk kendaraan bermotor yang dioperasikan di air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran III Peraturan Gubernur.

Bagaian Keempat

Alat-alat Berat dan Alat-alat Besar Pasal 11

(1) Dasar pengenaan PKB dan BBN-KB untuk alat berat dan alat besar ditetapakan berdasarkan NJKB alat berat dan alat-alat besar.

(2) NJKB alat-alat berat dan alat-alat besar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan berdasarkan HPU atas suatu alat-alat berat dan alat-alat besar pada minggu pertama bulan Desember 2009.

Pasal 12

(1) Nilai jual alat-alat berat dan alat-alat besar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) dijadikan dasar pengenaan PKB dan BBN-KB untuk alat-alat berat dan alat-alat besar.

(2) Dasar pengenaan PKB dan BBN-KB untuk alat berat dan alat-alat besar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran I Peraturan Gubernur ini.

Bagaian Kelima Tambahan Lampiran

Pasal 13

(1) Penghitungan dasar pengenaan PKB dan BBN-KB termasuk alat-alat berat dan alat-alat-alat-alat besar yang jenis, merek, type dan nilai jualnya belum tercantum dalam Lampiran Peraturan Gubernur ini, ditetapkan lebih lanjut dengan Keputusan Gubernur sebagaimana tambahan Lampiran Peraturan Gubernur ini.

(2) Perhitungan dasar pengenaan PKB dan BBN-KB untuk kendaraan bermotor yang dioperasikan di air yang nilai jualnya belum tercantum dalam Lampiran Peraturan Gubernur ini, ditetapkan lebih lanjut dengan Keputusan Gubernur sebagai tambahan Lampiran Peraturan Gubernur ini.

Pasal 14

(1) Gubernur dapat menetapkan dasar pengenaan PKB dan BBN-KB untuk kendaraan bermotor:

a. Jenis, merek dan type yang belum tercantum dalam Lampiran dan Tambahan Lampiran Peraturan Gubernur ini, dengan ketentuan:

1) Untuk tahun pembuatan terbaru nilai jualnya ditetapkan sebesar 10% (sepuluh persen);

(7)

b. Jenis, merek dan type yang telah tercantum dalam Lampiran Peraturan Gubernur ini, dengan ketentuan:

1) Untuk tahun pembuatan tahun lebih baru, nilai jualnya ditetapkan dengan penambahan 5% (lima persen);

2) Untuk tahun pembuatan lebih tua, nilai jualnya ditetapkan berdasarkan nilai jual tahun pembuatan terakhir sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran Peraturan Gubernur ini dengan penurunan 5% (lima persen) setiap tahun dengan maksimal penurunan 5% (lima persen). (2) Gubernur dapat menetapkan dasar pengenaan PKB dan BBN-KB

atas Kereta Gandeng/Tempel, dan Tambahan atau selisih nilai jual kendaraan bermotor ganti mesin yang belum tercantum dalam Lampiran Peraturan Gubernur ini.

(3) Dasar pengenaan PKB dan BBN-KB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Gubernur dan disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri paling lambat 7 (tujuh) hari setelah ditetapkan.

Pasal 15

(1) Gubernur dapat menetapkan dasar pengenaan PKB dan BBN-KB untuk kendaraan bermotor yang dioperasikan di air untuk gandengan/temple (pontoon, tongkang dan sejenisnya) yang belum tercantum dalam Lampiran Peraturan Gubernur ini.

(2) Penetapan dasar pengenaan PKB dan BBN-KB untuk kendaraan bermotor yang dioperasikan di air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri paling lambat 7 (tujuh) hari setelah ditetapkan.

BAB III

KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 16

Perubahan fungsi kendaraan bermotor pribadi (bukan umum) menjadi kendaraan motor angkutan umum harus memenuhi persyaratan izin usaha angkutan dan/atau izin trayek.

Pasal 17

(1) Gubernur menetapkan Peraturan Gubernur untuk melaksanakan dasar pengenaan PKB dan BBN-KB berdasarkan Peraturan Menteri paling lambat 45 (empat puluh lima) hari sejak ditetapkannya Peraturan Menteri

(2) Peraturan Gubernur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri paling lambat 7 (tujuh) hari sejak ditetapkan.

Pasal 18

Dalam hal Peraturan Daerah tidak mengatur kendaraan bermotor yang dioperasikan di air, Gubernur tidak menerbitkan Peraturan Gubernur yang mengatur kendaraan bermotor yang dioperasikan di air.

Pasal 19

(1) Ketentuan mengenai prosentase dasar pengenaan PKB dan BBN-KB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dikecualikan apabila daerah belum menetapkan Peraturan Daerah yang mengatur PKB dan BBN-KB belum ditetapkan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

(8)

sampai dengan GT 7 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3) dikecualikan apabila daerah belum menetapakan Peraturan Daerah yang mengatur PKB dan BBN-KB belum ditetapkan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

BAB IV

KETENTUAN PENUTUP Pasal 20

Pada saat Peraturan Gubernur ini mulai berlaku maka:

(1) Peraturan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Nomor 22 Tahun 2009 tentang Penghitungan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Tahun 2009; dan

(2) Peraturan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Nomor 23 Tahun 2009 tentang Penghitungan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan di atas Air dan Bea Balik Nama Kendaraan di Atas Air Tahun 2009; Dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 21

Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Ditetapkan di Pangkalpinang pada tanggal 29 April 2009

GUBERNUR

KEPULAUAN BANGKA BELITUNG,

EKO MAULANA ALI

Diundangkan di Pangkalpinang pada tanggal 29 April 2009

SEKRETARIS DAERAH

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG,

IMAM MARDI NUGROHO

(9)

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

NOMOR

: 22 TAHUN 2009 TANGGAL

: 12 AGUSTUS 2009

PENGHITUNGAN DASAR PENGENAAN PAJAK

KENDARAAN BERMOTOR DAN BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR TAHUN 2009

JENIS : MOBIL PENUMPANG - SEDAN

NO KODING MEREK TYPE TH

BUAT NJKB BOBOT DP PKB

1 2 3 4 5 6 7 8

1 101009 00130 ALFA ROMEO 156BER 2000cc 2000 176.000.000 1.0 176.000.000

2 2001 180.000.000 1.0 180.000.000

3 2002 185.000.000 1.0 185.000.000

4 2003 190.000.000 1.0 190.000.000

5 2004 210.000.000 1.0 210.000.000

6 101009 00230 ALFA ROMEO 156CA V6 2.4 V 2000 173.000.000 1.0 173.000.000

7 101009 00330 ALFA ROMEO 166 3.0 L 2001 258.000.000 1.0 258.000.000

8 2002 266.000.000 1.0 266.000.000

9 2003 272.000.000 1.0 272.000.000

10 2004 299.000.000 1.0 299.000.000

11 101009 00430 ALFA ROMEO A156 2.0SPARK SALESSPEED 2000 167.000.000 1.0 167.000.000

12 2001 171.000.000 1.0 171.000.000

13 2002 175.000.000 1.0 175.000.000

14 2003 180.000.000 1.0 180.000.000

15 2004 199.000.000 1.0 199.000.000

16 2005 219.000.000 1.0 219.000.000

(10)

18 2007 275.000.000 1.0 275.000.000

19 101009 00530 ALFA ROMEO A156 2.5 0-SISTEM 2005 238.000.000 1.0 238.000.000

20 101009 00630 ALFA ROMEO A156 2.5 L 2003 194.000.000 1.0 194.000.000

21 2004 215.000.000 1.0 215.000.000

22 101009 00730 ALFA ROMEO A166 3.0SPORTRONIC V6 2002 194.000.000 1.0 194.000.000

23 2003 215.000.000 1.0 215.000.000

24 2004 252.000.000 1.0 252.000.000

25 2005 280.000.000 1.0 280.000.000

26 2006 311.000.000 1.0 311.000.000

27 2007 367.000.000 1.0 367.000.000

28 101009 00930 ALFA ROMEO SPORTRONIC3000cc 2000 157.000.000 1.0 157.000.000

29 2001 174.000.000 1.0 174.000.000

30 2002 194.000.000 1.0 194.000.000

31 2003 215.000.000 1.0 215.000.000

32 2004 252.000.000 1.0 252.000.000

33 2005 280.000.000 1.0 280.000.000

34 2006 311.000.000 1.0 311.000.000

35 2007 367.000.000 1.0 367.000.000

36 101024 00115 ASTON MARTIN DB7 VANTAGE 2002 1.366.000.000 1.0 1.366.000.000

37 2003 1.464.000.000 1.0 1.464.000.000

38 101024 00415 ASTON MARTIN DB9 2007 2.078.000.000 1.0 2.078.000.000

39 101024 00215 ASTON MARTIN DB9 VOLANTE MT 2005 1.129.000.000 1.0 1.129.000.000

40 101024 00315 ASTON MARTIN VANQUISH V12 2005 2.508.000.000 1.0 2.508.000.000

41 101027 00132 AUDI A2 1600cc 2000 113.000.000 1.0 113.000.000

42 101027 00232 AUDI A3 1.6 AT 2005 166.000.000 1.0 166.000.000

43 2006 184.000.000 1.0 184.000.000

44 2007 205.000.000 1.0 205.000.000

45 101027 00332 AUDI A3 1.6 MT 2004 151.000.000 1.0 151.000.000

46 2005 155.000.000 1.0 155.000.000

47 2005 8.700.000 1.0 8.700.000

48 2006 8.800.000 1.0 8.800.000

49 2007 9.000.000 1.0 9.000.000

50 2008 9.200.000 1.0 9.200.000

51 702432 00525 ZHONGYU RHINO 150cc 2007 9.000.000 1.0 9.000.000

52 2008 9.200.000 1.0 9.200.000

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah disampaikan pada bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: (1) Mahasiswa jurusan Bimbingan dan

Bahkan pada waktu tahun haji di Mekah telah datang 12 orang di baiat aqabah kedua, dengan ini bahwa penganut Islam telah ada dan menemani Mushab bin Umair

Menurut Doymus (2008) Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang membantu siswa untuk belajar satu sama lain dengan membuat kelompok kecil dalam materi

Nilai rata-rata siklus I mencapai 73,9 dengan ketuntasan klasikal 70,8% dan meningkat pada siklus II menjadi 81,8 dengan ketuntasan klasikal 91,6%, ini

15. Dua keping logam yang sejajar dan berjarak 0,5 cm satu dari yang lain. Diberi muatan listrik yang berlawanan hingga beda potensialnya 10 4 Volt. Bila muatan elektron adalah

Aset tetap/ aktiva tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk disewakan ke pihak lain, atau

It is also shown that the maximum number of Hamiltonian cycles in (sparse) graphs for which the number of edges is less than 1.5 times the number of vertices, only depends on the

Felix and Irina went back to the hotsprings, while we headed the other way with bags of rocks, an antelope antler, and two broken