• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pergub Nomor 21. A Tahun 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pergub Nomor 21. A Tahun 2013"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

NOMOR 21.a TAHUN 2013 TENTANG

PEDOMAN UMUM DAN ALOKASI DANA TRANSFER PROGRAM SATU MILYAR UNTUK TIAP KECAMATAN MENUJU

PEMBANGUNAN “EFEKTIF, MERATA, ADIL DAN SELARAS (SATAM EMAS)” PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

TAHUN ANGGARAN 2013

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG,

Menimbang : a. bahwa   dalam   rangka   pelaksanaan   Program   Satu Milyar   Untuk   Tiap   Kecamatan   Menuju Pembangunan   "Efektif,   Merata,   Adil   dan   Selaras (SATAM   EMAS)",   dapat   berjalan   sesuai   dengan tujuannya, perlu menetapkan Pedoman Umum dan Alokasi Dana Transfer Program Satu Milyar untuk Tiap   Kecamatan   Menuju   Pembangunan   "Efektif, Merata,  Adil   Dan  Selaras   (SATAM  EMAS)"   Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun Anggaran 2013; b. bahwa   dalam   rangka   pelaksanaan   Program

sebagaimana   dimaksud   huruf   a   perlu   penetapan alokasi Dana Transfer Program Satu Milyar Untuk Tiap   Kecamatan   Menuju   Pembangunan   “Efektif, Merata,   Adil   dan   Selaras   (SATAM   EMAS)”   Tahun 2013 yang dialokasikan ke Kabupaten/Kota;

(2)

Mengingat : 1. Undang­Undang   Nomor   27   Tahun   2000   tentang Pembentukan Provinsi  Kepulauan Bangka  Belitung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 217, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

2. Undang­Undang   Nomor   17   Tahun   2003   tentang Keuangan   Negara   (Lembiran   Negara   Republik Indonesia   Tahun   2003   Nomor   47,   Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang­Undang   Nomor   1   Tahun   2004   tentang

Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia   Tahun   2004   Nomor   5,   Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4. Undang­Undang   Nomor   32   Tahun   2004   tentang

Pemerintahan   Daerah   (Lembiran   Negara   Republik Indonesia   Tahun   2004   Nomor   125,   Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah, terakhir dengan undang­ Undang   Nomor   12   Tihun   2008   (Lembaran   Negara Republik   Indonesia   Tahun   2008   Nomor   59 Tambahan   Lembaran   Negara   Republik   Indonesia Nomor 4844);

5. Undang­Undang   Nomor   12   Tahun   2011   tentang Pembentukan   Peraturan   Perundang­undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor   82,   Tambahan   Lembaran   Negara   Republik Indonesia Nomor 5234);

6. Peraturan   Pemerintah   Nomor   58   Tahun   2005 tentang   Pengelolaan   Keuangan   Daerah   (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140); 7. Peraturan   Pemerintah   Nomor   39   Tahun   2006

tentang   Tata   Cara   Pengendalian   dan   Evaluasi Pelaksanaan   Rencana   Pembangunan   (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 82, Tambahan   Lembaran   Negara   Republik   Indonesia Nomor 4663);

(3)

9. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman   Evaluasi   Penyelenggaraan   Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008   Nomor   19,   Tambahan   Lembaran   Negara Republik Indonesia Nomor 4805);

10. Peraturan   Menteri   Dalam   Negeri   Nomor   13   Tahun 2006   sebagaimana   telah   diubah   dua   kali   dengan Peraturan   Menteri   Dalam   Negeri   Nomor   21   lahun 2011   tentang   Perubahan   atas   Peraturan   Menteri Dalam   Negeri   Nomor   13   Tahun   2006   tentang Pedoman   Pengelolaan   Keuangan   Daerah   (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310); 11. Peraturan   Menteri   Dalam   Negeri   Nomor   37   Tahun

2012   tentang   Pedoman   Penyusunan   Anggaran Pendapatan   dan   Belanja   Daerah   Tahun   Anggaran 2013 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 508);

12. Peraturan   Daerah   Nomor   13   Tahun   2007   tentang Rencana   Pembangunan   Jangka   Panjang   Provinsi Kepulauan   Bangka   Belitung   Tahun   2005­2025 (Lembaran   Daerah   Provinsi   Kepulauan   Bangka Belitung Tahun 2007 Nomor 6 Seri E);

13. Peraturan   Daerah   Nomor   6   Tahun   2012   tentang Rencana   Pembangunan   Jangka   Menengah   Daerah Provinsi   Kepulauan   Bangka   Belitung   Tahun   2012­ 2017 (Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2012 Nomor 3 Seri E);

14. Peraturan   Daerah   Provinsi   Kepulauan   Bangka Belitung   Nomor   8   Tahun   2012   tentang   Anggaran Pendapatan   dan   Belanja   Daerah   Tahun   Anggaran 2013 (Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2012 Nomor 3 Seri A).

MEMUTUSKAN :

(4)

BAB I

KETENTUAN UTUIUM Pasal 1

1. Pemerintah pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan Negara Republik Indonesia sebagaimana   dimaksud   dalam   Undang­Undang Dasar Negara Republik lndonesia Tahun 1945. 2. Pemerintahan   daerah   adalah   penyelenggaraan

urusan pemerintahan  oleh pemerintah  daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan   prinsip   otonomi   seluas­luasnya   dalam sistem   dan   prinsip   Negara   Kesatuan   Republik Indonesia   sebagaimana   dimaksud   dalam   Undang­ Undang   Dasar   Negara   Republik   Indonesia   Tahun 1945.

3. Pemerintah daerah  adalah Gubernur,  Bupati, atau Walikota,   dan   perangkat   daerah   sebagai   unsur penyelenggara pemerintahan daerah.

4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut   DPRD   adalah   lembaga   perwakilan   rakyat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.

5. Otonomi   daerah   adalah   hak,   wewenang,   dan kewajiban   daerah   otonom   untuk   mengatur   dan mengurus   sendiri   urusan   pemerintahan   dan kepentingan   masyarakat   setempat   sesuai   dengan peraturan perundang­undangan.

6. Daerah otonom, selanjutnya disebut daerah, adalah kesatuan   masyarakat   hukum   yang   mempunyai batas­batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus   urusan   pemerintahan   dan   kepentingan masyarakat   setempat   menurut   prakarsa   sendiri berdasarkan   aspirasi   masyarakat   dalam   sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

7. Peraturan daerah selanjutnya disebut Perda adalah peraturan   daerah   provinsi   dan/atau   peraturan daerah kabupaten/kota.

(5)

9. Desa   atau   yang   disebut   dengan   nama   lain, selanjutnya   disebut   desa,   adalah   kesatuan masyarakat   hukum   yang   memiliki   batas   batas wilayah   yang   berwenang   untuk   mengatui   dan mengurus   kepentingan   masyarakat   setempat, berdasarkan   asal­asul   dan   adat   istiadat   setempat yang   diakui   dan   dihormati   dalam   sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 10. Anggaran   Pendapatan   Belanja   Daerah   yang

selaniutnya   disingkat   APBD   adalah   rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintih Daerah dan Dewan   Perwakilan   Rakyat   Daerah   dan   ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

11. Satuan   Keria   Perangkat   Daerah   yang   selanjutnya disingkat   SKPD   adalah   perangkat   daerah   pada pemerintah   daerah   selaku   pengguna anggaran/pengguna barang.

12. Satuan   Kerja   Pengelola   Keuangan   Daerah   yang selaniutnya   disingkat   SKPKD   adalah   perangkat daerah   pada   pemerintah   daerah   selaku   pengguna anggaran/pengguna   barang,   yang   juga melaksanakan pengelolaan keuangan daerah.

13. Pendapatan daerah adalah semua hak daerah yang diakui   sebagai   penambah   nilai   kekayaan   bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan. 14. Hibah adalah pemberian uang/barang atau jasa dari

pemerintah   daerah   kepada   pemerintah   atau pemerintah   daerah   lainnya,   perusahaan   daerah, masyarakat   dan   organisasi   kemasyarakatan,   yang secara   spesifik   telah   ditetapkan   peruntukannya, bersifat tidak wajib dan tidak mengikat, serta tidak secara   terus   menerus   yang   bertujuan   untuk menunjang   penyelenggaraan   urusan   pemerintah daerah.

15. Bantuan   sosial   adalah   pemberian   bantuan   berupa uang/barang   dari   pemerintah   daerah   kepada individu, keluarga, kelompok dan/atau masyarakat yang   sifatnya   tidak   secara   terus   menerus   dan selektif   yang   bertujuan   untuk   melindungi   dari kemungkinan terjadinya resiko sosial.

(6)

sosial   yang   ditanggung   oleh   individu,   keluarga, kelompok   dan/atau   masyarakat   sebagai   dampak krisis sosial, krisis ekonomi, krisis politik, fenomena alam   dan   bencana   alam   yang   jika   tidak   diberikan belanja bantuan sosial akan semakin terpuruk dan tidak dapat hidup dalam kondisi wajar.

17. Organisasi kemasyarakatan adalah organisasi yang dibentuk   oleh   anggota   masyarakat   warga   negara Republik   Indonesia   secara   sukarela   atas   dasar kesamaan   kegiatan,   profesi,   fungsi,   agama,   dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, untuk berperan serta dalam pembangunan dalam rangka mencapai   tujuan   nasional   dalam   wadah   Negara Kesatuan   Republik   Indonesia   yang   berdasarkan Pancasila   termasuk   organisali   non   pemerintahan yang   bersifat   nasional   dibentuk   berdasarkan ketentuan perundang­undangan.

18. Kabupaten/Kota   adalah   Kabupaten/Kota   yang   ada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

19. Kecamatan   adalah   Kecamatan   yang   ada   di Kabupaten/Kota   yang   ada   di   Provinsi   Kepulauan Bangka Belitung.

20. Desa/Kelurahan   adalah   Desa/Kelurahan   yang   ada di Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

21. Dana   Transfer   adalah   dana   bantuan   keuangan kepada   Kabupaten/Kota   yang   dilakukan   oleh Pemerintah Provinsi.

22. Program Satu Milyar untuk Satu Kecamatan Menuju Pembangunan Efektif, Merata, Adil dan Setara atau yang   disebut   dengan   Progam   SATAM   EMAS, merupakan Bantuan Keuangan Pemerintah Provinsi kepada   masing­masing   Kecamatan   yang   ada   di masing­masing Kabupaten/Kota.

BAB II RUANG LINGKUP

Pasal 2

(7)

jawaban   serta   monitoring   dan   evaluasi   Program SATAM EMAS yang bersumber dari APBD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

(2) Dana   transfer   untuk   Program   SATAM   EMAS dimaksudkan   untuk   membantu   mendukung percepatan pembangunan daerah yaitu pemerataan pembangunan   Kabupater/Kota   dalam   Provinsi Kepulauan   Bangka   Belitung,   membantu meningkatkan kemampuan  keuangan daerah  guna mengatasi   kesenjangan   fiskal   Kabupaten/Kota dalam   melaksanakan   pembangunan,   membantu Kabupaten/Kota   dalam   mengurangi   angka kemiskinan   dan   pengangguran,   serta   membantu pelaksanaan   urusan   pemerintahan   daerah Kabupaten/Kota   yang   tidak   tersedia   dan   atau kurang alokasi dananya.

(3) Kegunaan dana transfer ke Kabupaten/Kota untuk Program SATAM EMAS adalah bagian dari Belanja Bantuan Keuangan kepada Kabupaten/Kota dalam APBD   Provinsi   Kepulauan   Bangka   Belitung   Tahun 2013.

Pasal 3

(1) Kelompok Sasaran Penerima Program SATAM EMAS adalah :

a. Kepala   Keluarga   (KK)   pra   sejahtera   beserta anggota keluarganya dan bagi UMKM adalah yang berskala mikro menurut Undang­Undang Nomol 20   Tahun   2008   sesuai   dengan   database   hasil verifikasi   Bappeda   Provinsi   Kepulauan   Bangka Belitung Tahun 2012.

b. KK   di   luar   database   hasil   verifikasi   Bappeda Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2012, dengan ketentuan apabila semua KK pada huruf (a) di atas telah terakomodir seluruhnya.

(8)

data pendidikan anak.

(3) Bantuan   program   SATAM   EMAS   diberikan   kepada Kepala   Keluarga   beserta   keluarganya   secara berkelompok yang akan diatur pada juknis.

(4) Penerima   bantuan   pemerintah   untuk Kabupaten/Kota/Kecamatan/Kelurahan   dan   Desa ditetapkan   oleh   Pemerintah   Provinsi   Kepulauan Bangka Belitung.

(5) Pemberian dana  bantuan transfer  Program SATAM EMAS ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah.

BAB III PERENCANAAN

Pasal 4

(1) Penyusunan   rencana   kegiatan   SATAM   EMAS   pada tingkat   Kecamatan   berdasarkan   Pedoman   Umum Program SATAM EMAS.

(2) penyusunan   kegiatan   SATAM   EMAS   sebagaimana dimaksud   ayat   (1)   berdasarkan   hasil   pembahasan dan   kajian   dari   Bappeda   Kabupaten/Kota   untuk disampaikan   kepada   Gubernur   Kepulauan   Bangka Belitung,   c.q.   Bappeda   dan   Statistik   Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

(3) penyusunan   rencana   kegiatan   SATAM   EMAS Provinsi   dilaksanakan   Dinas/Instansi   atau   SKPD terkait berkoordinasi dengan Bappeda dan Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

BAB IV PENGANGGARAN

Pasal 5

(1) program   SATAM   EMAS   Tahun   2013   dialokasikan sebesar Rp 47.000.000.000,00 (Empat puluh tujuh milyar   rupiah)   melalui   dana   transfer   Bantuan Keuangan   Provinsi   Kepulauan   Bangka   Belitung kepada   Kabupaten/Kota   yang   akan   diberikan kepada   47   (empat   puluh   tujuh)   Kecamatan   dalam wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

(9)

untuk   Program   SATAM   EMAS   beserta   besaran alokasinya   ditetapkan   dalam   rapat   Tim   Anggaran Pemerintah   Daerah   Provinsi   Kepulauan   Bangka Belitung dengan Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. (3) Dana transfer dialokasikan melalui Belanja Bantuan Keuangan   kepada   Kabupaten/Kota   dalam   APBD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2013. (4) Rincian daerah penerima dan besaran alokasi Dana

Transfer   untuk   masing­masing   Kabupaten/Kota sebagaimana   tersebut   dalam   Lampiran   I   yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Pedoman Umum ini.

(5) Daerah yang menerima alokasi Dana Transfer tidak diperkenankan melakukan pergeseran alokasi antar wilayah kecamatan.

(6) penganggaran   dan   Pelaksanaan   Kegiatan   Program SATAM   EMAS   tahun   2013   mengacu   kepada peraturan   perundang­undangan   yang   berlaku tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. (7) Khusus untuk kegiatan pemberian penguatan modal

bagi   Usaha   Mikro,   Kecil   dan   Menengah   (UMKM), serta   untuk   kegiatan   strategis   kecamatan   yang berbentuk   uang,   tetap   dianggarkan   pada   SKPD Kecamatan.

Pasal 6

(1) Dana Transfer merupakan bagian dari pendapatan daerah   dan   dianggarkan   dalam   Anggaran Pendapatan   dan   Belanja   Daerah   (APBD) Kabupaten/Kota Tahun 2013 pada kelompok Lain­ lain Pendapatan yang Sah.

(10)

Pasal 7

Kabupaten/Kota   wajib   menggunakan   dana   transfer tersebut   dalam   rangka   pelaksanaan   Program   SATAM EMAS   yang   dijabarkan   dalam   kegiatan   pada   SKPD Kecamatan.

Pasal 8

(1) Kabupaten/Kota   penerima   dana   transfer   untuk Program   SATAM   EMAS   agar   menganggarkan   dana pendukung   diluar   alokasi   sebagaimana   tercantum pada lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Pedoman Umum ini.

(2) Dana pendukung dianggarkan sebesar minimal 10% (sepuluh persen) yang diperuntukkan dalam rangka kelancaran   pelaksanaan   program   dimaksud   pada Kecamatan dan instansi terkait.

(3) Dana   pendukung   dianggarkan   dalam   APBD Kabupaten/Kota.

(4) Dana pendukung dipergunakan untuk pelaksanaan monitoring,   evaluasi,   pelaporan,   pembinaan,   rapat koordinasi serta administrasi kegiatan.

(5) Alokasi   anggaran   dana   transfer   tidak   dapat dipergunakan untuk penyediaan anggaran:

a. sewa   (contoh:   gedung   kantor,   kendaraan operasional);

b. administrasi   kegiatan   (contoh:   gaji,   honor, lembur, alat tulis kantor);

c. pelatihan; dan

d. perjalanan dinas pegawai daerah. BAB V

PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN Pasal 9

(1) Dana transfer sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 digunakan untuk kegiatan antara lain :

a. bedah rumah; b. penguatan UMKM;

(11)

d. revitalisasi   rumput   laut   dan/atau   optimalisasi perikanan tangkap;

e. revitalisasi lada;

f. program strategis kecamatan yang memerlukan penanganan cepat; serta

g. kegiatan prioritis lainnya yang tergambar dalam Rencana   Pembangunan   Jangka   Menengah Daerah   provinsi   Kepulauan   Bangka   Belitung Tahun 2012­2017.

(2) Kabupaten/Kota   dapat   memilih   kegiatan   di   atas sesuai   dengan   prioritas   pembangunan   masing­ masing daerah yang menjadi kebutuhan daerah. (3) Kabupaten/Kota   dapat   menentukan   kegiatan

prioritas   lainnya   dengan   terlebih   dahulu mendapatkan   rekomendasi   dari   Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, c.q. Bappeda Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

(4) Alokasi   dana   transfer   sebagaimana   di   atas dialokasikan untuk kegiatan:

a. bedah   rumah   maksimal   sebesar Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) per unit rumah   yang   dibedah   untuk   membiayai pembelian   bahan/material   bangunan,   upah tenaga kerja dan pajak yang secara teknis akan diatur lebih laniut;

b. penguatan modal bagi UMKM maksimal sebesar Rp5.000.000,00   (lima   juta   rupiah)   per   pelaku usaha dan disalurkan melalui Koperasi dengan jenis   bantuan   dapat   berupa   uang   dan/atau sarana/peralatan usaha;

c. bantuan sarana dan prasarana pertanian dengan nilai maksimal Rp30.000.000,00 (tigapuluh juta rupiah) per kelompok masyarakat;

d. revitalisasi   rumput   laut   dan/atau   pengadaan prasarana   tangkap   sebesar   Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) per unit bagi Kelompok Masyarakat dengan jenis bantuan berupa uang dan/atau   sarana/prasarana   budidaya   rumput laut dan/atau perikanan tangkap;

(12)

Pasal 10

(1) Besaran   alokasi   dana   transfer   Program   SATAM EMAS   tahun   2013   untuk   masing­masing Kabupaten/Kota   ditentukan   dengan   jumlah kecamatan   yang   terdapat   pada   Kabupaten/Kota yang bersangkutan ;

(2) Kriteria   umum   penerima   dana   program/kegiatan SATAM   EMAS   adalah   masyarakat   di   kecamatan dengan   mengacu   pada   database   yang   telah ditetapkan,   sedangkan   kriteria   khusus   ditetapkan oleh   Pemerintah   Kabupaten/Kota   berdasarkan karakteristik masing­masing daerah.

BAB VI

PELAKSANA KEGIATAN PROGRAIN SATAM EMAS Pasal 11

(1) Pelaksana   Kegiatan   Program   SATAM   EMAS   yang berasal   dari   dana   transfer   untuk   Kabupaten/Kota adalah Kecamatan, dengan ketentuan :

a. Camat   menyusun   perencanaan,   melaksanakan, monitoring dan evaluasi kegiatan SATAM EMAS tingkat Kecamatan.

b. Camat   bertanggung   jawab   atas   keberhasilan pelaksanaan kegiatan SATAM EMAS di masing­ masing Kecamatan.

c. Camat   menyampaikan   laporan   setiap   triwulan serta   laporan   akhir   tahun   kepada Bupati/Walikota,   c.q.   Kepala   Bappeda Kabupaten/Kota dengan tembusan SKPD  terkait di Kabupaten/Kota.

(2) Teknis pelaksanaan kegiatan Program SATAM EMAS diatas   diatur   Iebih   lanjut   dengan   Petunjuk   Teknis yang disusun oleh SKPD terkait di Kabupaten/Kota.

BAB VII PENYALURAN DANA

(13)

(1) Penyaluran   Dana   Transfer   untuk   Program   SATAM EMAS   Tahun   2013   dilakukan   dengan   cara pemindahbukuan dari Rekening Kas Umum Daerah Provinsi   Kepulauan   Bangka   Belitung   ke   Rekening Kas Umum Daerah Kabupaten/Kota penerima. (2) Penyaluran   Dana   Transfer   sebagaimana   dimaksud

pada   ayat   (1)   dilakukan   secara   bertahap   sebagai berikut:

a. Tahap   I   (pertama)   sebesar   30%   (tiga   puluh persen) dari total dana yang akan ditransfer; b. Tahap   II   (kedua)   sebesar   40%   (empat   puluh

persen) dari total dana yang akan ditransfer; c. Tahap III (ketiga) sebesar 30% (tiga puluh persen)

dari total dana yang akan ditransfer.

(3) Penyaluran tahap I (pertama) dilaksanakan setelah peraturan   daerah   mengenai   APBD   mencantumkan penerimaan   Dana   transfer   diterima   oleh   Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, serta melampirkan   Surat   Pernyataan   kesanggupan melaksanakan Program SATAM EMAS sesuai dengan format  sebagaimana  ditetapkan  dalam  Lampiran  II Peraturan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung ini. (4) Penyaluran   tahap   II   dan   tahap   III   dilaksanakan setelah penyerapan anggaran tahap I dan tahap II mencapai   minimal   70%   (tujuh   puluh   persen)   dari dana yang sudah ditransfer.

(5) Dalam   hal   Kabupaten/Kota   belum   mencantumkan penerimaan Dana Transfer untuk Kegiatan SATAM EMAS   dalam   APBD   maka   Program   SATAM   EMAS tidak   dapat   dilaksanakan   pada   tahun   anggaran tersebut.

(6) Penyaluran   dana   tahap   III   (ketiga)   seperti   yang dimaksud pada ayat (2), pencairannya dilaksanakan paling lambat tanggal 1 Desember 2013.

BAB VIII

PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN Pasal 13

(14)

setiap triwulan kepada Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, c.q. Kepala Bappeda dan Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

(2) Laporan   Program   SATAM   EMAS   sebagaimana dimaksud   pada   ayat   (1)   disusun   oleh   Camat disampaikan   kepada   Tim   Koordinator Kabupaten/Kota   untuk   selanjutnya   disampaikan kepada Gubernur Kepulauan Bangka Belitung.

Pasal 14

(1) Laporan   sebagaimana   dimaksud   pada   pasal   (13) diterima paling lambat tanggal 15 setiap berakhirnya triwulan yang bersangkutan.

(2) Laporan   sebagaimana   dimaksud   pada   ayat   (1) disusun   dengan   format   sebagaimana   tercantum dalam   Lampiran   III   dan   Lampiran   IV   yang merupakan   bagian   yang   tidak   terpisahkan   dari Pedoman Umum ini.

BAB IX

MONITORING DAN EVALUASI Pasal 15

(1) Untuk  menunjang  pencapaian  sasaran  dan  tujuan serta   keberhasilan   program   SATAM   EMAS   perlu dibentuk Tim Koordinasi.

(2) Tim Koordinasiterdiri dari :

a. Tim   Koordinasi   Provinsi   ditetapkan   dengan Keputusan   Gubernur   Kepulauan   Bangka Belitung.

b. Tim   Koordinasi   Kabupaten/Kota   dengan   Surat Keputusan BupatiMalikota.

(3) Tugas Tim Koordinasi adalah melakukan koordinasi perencanaan   dan   pembinaan,   melakukan   evaluasi dan monitoring pelaksanaan Program SATAM EMAS sebagai   bahan   masukan   untuk   perbaikan pelaksanaan pada tahun berikutnya.

Pasal 16

(15)

SATAM EMAS sebagaimana yang diharapkan, perlu dilakukan   monitoring   dan   evaluasi   terhadap pelaksanaannya   untuk   mengetahui   perkembangan pelaksanaan Program SATAM EMAS.

(2) Monitoring   dan   Evaluasi   dilaksanakan   oleh   Tim Provinsi,   Tim   Kabupaten/Kota   atau   dilaksanakan secara bersama­sama antara Tim Provinsi dan Tim Kabupaten/Kota secara berkala setiap semester atau disesuaikan dengan kebutuhan.

(3) Hasil dari monitoring dan evaluasi merupakan salah satu   bahan   pertimbangan   pelaksanaan   program SATAM EMAS ke depan dan untuk dikoordinasikan dengan   pihak­pihak   terkait   pada   setiap   level pemerintahan   untuk   mencari   solusi   pemecahan permasalahan.

Pasal 17

(1) program SATAM EMAS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berlaku sejak Tahun 2013.

(2) program   SATAM   EMAS   yang   dilaksanakan Pemerintah   Kabupaten/Kota   harus   sudah   dapat dimanfaatkan oleh masyarakat paling lambat pada akhir Tahun Anggaran.

BAB X

KETENTUAN PENUTUP Pasal 18

Segala   sesuatu   yang   belum   diatur   dalam   Peraturan Gubernur ini akan diatur lebih lanjut.

Pasal 19

Peraturan   Gubernur   ini   berlaku   pada   tanggal diundangkan dan mempunyai daya laku surut terhitung sejak tanggal 1 Januari 2013.

(16)

Ditetapkan di Pangkalpinang  pada tanggal 10 April 2013        

GUBERNUR

KEPULAUAN BANGKA BELITUNG, dto

EKO MAULANA ALI Diundangkan di Pangkalpinang

pada tanggal 10 April 2013

SEKRETARIS DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG,

dto

IMAM MARDI NUGROHO

Referensi

Dokumen terkait

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

terdapat upaya yang signifikan dalam usaha merumahkan anak jalanan melalui.. rumah singgah dan program lainnya yang terintegrasi dengan Dinas

Hasil penelitian mendeskripsikan bahwa kebutuhan yang paling banyak terpenuhi adalah kebutuhan tempat tinggal (91,2%) pada kebutuhan fisiologis, kebutuhan

Penelitian dilakukan dengan tujuan mendapatkan informasi mengenai mekanisme ketahanan tanaman cabai secara biokimia ketika terinfeksi Pepper yellow leaf curl Begomovirus

PENGGUNAAN STRATEGI POWER PLAY DALAM PERTANDINGAN FUTSAL. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Variabel yang terlibat dalam statistik deskriptif adalah persistensi laba (independent variable) yang dapat diperoleh dengan melihat pengaruh laba sebelum pajak periode

Pengaruh proses pembelajaran kewirausahaan terhadap sikap kewirausahaan siswa dan implikasinya terhadap minat berwirausaha siswa (survey pada siswa kelas xii smk negeri 1

R.Sugondo Notodisoerjo, Hukum Notariat di Indonesia suatu penjelasan, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1993,.. R.SugondoNotodisoerjo, Hukum Notariat di Indonesia suatu penjelasan,