• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan faktor finansial, sosial, dan yuridis dengan minat mahasiswa FKIP menjadi guru.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan faktor finansial, sosial, dan yuridis dengan minat mahasiswa FKIP menjadi guru."

Copied!
197
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

HUBUNGAN FAKTOR FINANSIAL, SOSIAL, DAN YURIDIS DENGAN MINAT MAHASISWA FKIP MENJADI GURU

Studi Kasus Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Angkatan 2004 dan 2005

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Margaretha Novita Kasmawati Universitas Sanata Dharma

2009

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah: (1) ada hubungan antara faktor finansial dan minat mahasiswa FKIP menjadi guru; (2) ada hubungan antara faktor sosial dan minat mahasiswa FKIP menjadi guru; (3) ada hubungan antara faktor yuridis dan minat mahasiswa FKIP menjadi guru.

Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. Subyek penelitian ini mahasiswa angkatan 2004 dan 2005 dengan jumlah sampel sebesar 296 mahasiswa. Adapun teknik pengambilan sampel menggunakan proportional random sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Teknik analisis data menggunakan analisis chi square.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak ada hubungan antara faktor finansial dan minat mahasiswa FKIP menjadi guru (chi square hitung =1,64 < chi square tabel = 9,488); (2) tidak ada hubungan antara faktor sosial dan minat mahasiswa FKIP menjadi guru (chi square hitung = 8,15 < chi square tabel = 9,488); (3) ada hubungan antara faktor yuridis dan minat mahasiswa FKIP menjadi guru (chi square hitung =11,47 > chi square tabel = 9,488).

(2)

ABSTRACT

FINANCIAL, SOCIAL, AND JURIDICAL FACTORS IN RELATION WITH THE INTEREST OF UNIVERSITY STUDENTS

TO BE TEACHERS

A Case Study on students of Teacher Training and Educational Faculty In 2004 and 2005 Academic Year, Sanata Dharma University

Yogyakarta

Margaretha Novita Kasmawati Universitas Sanata Dharma

2009

The aims of the research are to know : (1) the relation between financial factor and the interest of students of Teacher Training and Educational Faculty to become teachers (2) the relation between social factor and the interest of students of Teacher Training and Educational Faculty to become teachers (3) the relation between juridical factor and the interest of students of Teacher Training and Educational Faculty to become teachers.

This research was done in Teacher Training and Educational Faculty of Sanata Dharma University. The samples in this research were 296 students 2004 and 2005 academic year. The technique of taking the samples was propotional random sampling. The technique of collecting data was questionnaire. The technique of analyzing the data was chi square analysis.

The results of the research show that (1) there is no relation between financial factor and the interest of students of Teacher Training and Educational Faculty to become teachers (calculation of chi square = 1,64 < table of chi square = 9,488), (2) there is no relation between social factor and the interest of students of Teacher Training and Educational Faculty to become teachers (calculation of chi square = 8,15 < table of chi square = 9,488), (3) there is a relation between juridical factor and the interest of students of Teacher Training and Educational Faculty to become teachers (calculation of chi square = 11,47 > table of chi square = 9,488).

(3)

HUBUNGAN FAKTOR FINANSIAL, SOSIAL DAN YURIDIS

DENGAN MINAT MAHASISWA FKIP

MENJADI GURU

Studi kasus Pada Mahasiswa FKIP Angkatan 2004 dan 2005 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh :

MARGARETHA NOVITA KASMAWATI

041334014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2009

(4)
(5)
(6)

MOTTO

Tuhan hanya ingin yang terbaik untuk’ku, jalan boleh jadi gak mudah, rata, singkat & tanpa tikungan, namun jalan tersebut akan membawa’ku ketempat dimana aku harus berada bersama Allah sebagai Teman

seperjalanan yang Sejati”

”Harapan itu seperti jalan di dalam hutan, disana tak pernah ada jalan, tapi jika banyak orang menjalaninya,

jalan itu menjadi ada” (Lin Yutang)

Ketika aku meminta kepada Tuhan sekuntum bunga dan seekor kupu-kupu, Tuhan memberikan ku sebonggol kaktus dan seekor ulat, betapa sedihnya hati ku. Tetapi kemudian hari betapa kagetnya aku menemukan bahwa sebonggol kaktus berduri

dan jelek tumbuh menjadi bunga yang elok dan seekor ulat yang menjijikan menjadi seekor kupu-kupu yang cantik.

”Tuhan selalu melakukan semua dengan baik dan benar dengan cara-Nya yang terbaik yang mungkin bagi kita keliru, Tapi percayalah Dia akan selalu memberikan

kebutuhanmu pada saat yang tepat....” (Tommyswidow)

(7)

PERSEMBAHAN

Tersenyumlah selama kamu bisa tersenyum, karena itu merupakan hal

terindah kedua yang dapat kamu lakukan dengan mulutmu...

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

-

Jesus Christ Penuntun jalan hidupku

-

Ave Maria, Bunda penguat hatiku

-

Santa Margaretha, santa pelindungku

-

My Parents “Babe Kasiman & Ibu

Sutarni”

-

My Brothers “Hery & Iwan”

-

Koibitoko “Dionisius O A”

(8)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini merupakan karya asli saya yang tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 3 Februari 2009

Penulis

Margaretha Novita Kasmawati

(9)

ABSTRAK

HUBUNGAN FAKTOR FINANSIAL, SOSIAL, DAN YURIDIS DENGAN MINAT MAHASISWA FKIP MENJADI GURU

Studi Kasus Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Angkatan 2004 dan 2005

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Margaretha Novita Kasmawati Universitas Sanata Dharma

2009

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah: (1) ada hubungan antara faktor finansial dan minat mahasiswa FKIP menjadi guru; (2) ada hubungan antara faktor sosial dan minat mahasiswa FKIP menjadi guru; (3) ada hubungan antara faktor yuridis dan minat mahasiswa FKIP menjadi guru.

Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. Subyek penelitian ini mahasiswa angkatan 2004 dan 2005 dengan jumlah sampel sebesar 296 mahasiswa. Adapun teknik pengambilan sampel menggunakan proportional random sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Teknik analisis data menggunakan analisis chi square.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak ada hubungan antara faktor finansial dan minat mahasiswa FKIP menjadi guru (chi square hitung =1,64 < chi square tabel = 9,488); (2) tidak ada hubungan antara faktor sosial dan minat mahasiswa FKIP menjadi guru (chi square hitung = 8,15 < chi square tabel = 9,488); (3) ada hubungan antara faktor yuridis dan minat mahasiswa FKIP menjadi guru (chi square hitung =11,47 > chi square tabel = 9,488).

(10)

ABSTRACT

FINANCIAL, SOCIAL, AND JURIDICAL FACTORS IN RELATION WITH THE INTEREST OF UNIVERSITY STUDENTS

TO BE TEACHERS

A Case Study on students of Teacher Training and Educational Faculty In 2004 and 2005 Academic Year, Sanata Dharma University

Yogyakarta

Margaretha Novita Kasmawati Universitas Sanata Dharma

2009

The aims of the research are to know : (1) the relation between financial factor and the interest of students of Teacher Training and Educational Faculty to become teachers (2) the relation between social factor and the interest of students of Teacher Training and Educational Faculty to become teachers (3) the relation between juridical factor and the interest of students of Teacher Training and Educational Faculty to become teachers.

This research was done in Teacher Training and Educational Faculty of Sanata Dharma University. The samples in this research were 296 students 2004 and 2005 academic year. The technique of taking the samples was propotional random sampling. The technique of collecting data was questionnaire. The technique of analyzing the data was chi square analysis.

The results of the research show that (1) there is no relation between financial factor and the interest of students of Teacher Training and Educational Faculty to become teachers (calculation of chi square = 1,64 < table of chi square = 9,488), (2) there is no relation between social factor and the interest of students of Teacher Training and Educational Faculty to become teachers (calculation of chi square = 8,15 < table of chi square = 9,488), (3) there is a relation between juridical factor and the interest of students of Teacher Training and Educational Faculty to become teachers (calculation of chi square = 11,47 > table of chi square = 9,488).

(11)
(12)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan berkat dan kasih karunia, sehingga atas kehendakNya penulis dapat menyusun skripsi ini. Skripsi ini disusun guna memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Skripsi ini tidak terlepas dari berbagai pihak yang menyumbangkan waktu, pikiran, tenaga dan bimbingan baik langsung maupun tidak langsung. Dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J., M.Sc., selaku Rektor Universitas Sanata Dharma.

2. Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

3. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku ketua jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

4. L. Saptono, S.Pd., M.Si., selaku ketua program studi Pendidikan Akuntansi 5. Sebastianus Widanarto Priyowuntanto, S.Pd., M.Si., selaku dosen

pembimbing, yang telah sabar dan bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, dukungan, kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

6. Pak Bambang dan Pak Sapto selaku dosen penguji, trima kasih atas perhatian dan bantuannya kepada penulis selama ujian berlangsung.

(13)

7. Seluruh staf pengajar program studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan bekal ilmu terhadap penulis selama mengikuti perkuliahan di Universitas Sanata Dharma.

8. Seluruh Mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma yang telah meluangkan waktu menjadi responden dalam penelitian ini.

9. Untuk keluarga ku: Orang tuaku tercinta Bapak Ig. Kasiman dan Ibu Anastasia Sutarni yang telah berjuang keras memenuhi segala kebutuhanku selama kuliah dan terima kasih atas dorongan semangat serta doa yang tiada hentinya untuk aku ”Babe dan Sibu anak`mu dah jadi Sarjana ”. My brothers Antonius Hery dan Yakobus Iwan makasih buat segala dukungan moril dan materil, doa dan semangatnya.

10.Sahabat-sahabatku: Putri Kurnia (”Nin akhirnya aku jadi Sarjana” thanks buat semangat dukungan and keluh kesahku, kamu selalu ngertiin aku), Agnes Paulina (Tuhan memang bekerja di dalam kita dan memberikan yang terbaik buat kita, thanks buat perhatian, keceriaan dan semangat mu, kamu selalu menghiburku), Minarmi (Yan dengan semangat mu akhirnya aku bisa nyusul kalian jadi SPd ).

11.My Belove boy ”Dionisius O. Ardiantoro” thanks buat kasih sayang, perhatian, semangat`mu. Kamu selalu ada dan menghiburku saat aku jatuh dan saat aku membutuhkan`mu, lewat kamu aku bisa belajar mengatasi masalah. Thanks for your love.

(14)

12.Teman seperjuangan: Yoga, Sela, Indra, Eko (terima kasih atas kerjasama, semangat, dan akhirnya kerja keras mampu menggapai impian kita), Ika, Rini, Evi, Santi, Pasca, Puput, Rani , Semangat…Tuhan pasti menuntun kita untuk mendapatkan wilayah kerja kita!!! Tantri, Venti, Emi, Mami, Lasmi ayo semangat buat nyelesain skripsi!

13.Saudara angkat`ku ; Yulius Koco (Pak aku LULUS, trim`s buat perhatian mu nasihat, masukan dan semangatmu akhirnya aku bisa mengatasi semua cobaan) Basilia Ria (Nyah trim`s karena dah ngajari aku skripsi) Anastasia Yuni & Theresia Iin (aku kangen saat-saat kita kumpul kaya dulu lagi)

14.Frater Fery trima kasih atas doa dan penguatannya “Gusti mboten sare”. Suster Magda, walau kita jauh suster selalu menemaniku dengan doa trima kasih buat semuanya termasuk masukan kata-katanya bagus lo ter!! , mas Lois atas desain kuesionernya, Monic atas bantuan menyebarkan kuesioner. 15.Teman-teman PAK’04, terima kasih atas kebersamaan dan kenangan indah

selama kuliah, aku bakal merindukan kalian semua.

16.Teman-teman kost 9C : Eli, mb Beta, mb Siska, mb Lala, Helmy, mb Bity, mb Paul, Sari, Erry, Yani, Aken terima kasih atas pengalaman yang indah hidup bersama yang sudah saya anggap sebagai keluarga sendiri. Anak-anak Bromo 2B: mb Dina, Ka Hota, Pok Indun, Bul-bul, Kotoko, Tuta, Prentin, Mega thanks buat kebersamaannya.

17.Teman-teman mudika Ex St. Gregorius Agung Ketandan, terima kasih atas doanya.

(15)

18.Semua pihak yang memberikan bantuan yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu, thanks for all,...Tuhan memberkati kalian.

Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu berbagai saran, kritik dan masukan sangat diharapkan demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan.

Yogyakarta, 3 Februari 2009

Penulis

(16)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN MOTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Batasan Masalah ... 7

C. Rumusan Masalah ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Tujuan Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN TEORITIK A. Minat ... 9

B. Guru ... 18

(17)

1. Pengertian ... 18

2. Syarat-syarat Menjadi Guru ... 20

3. Peranan Guru ... 22

4. Tanggung Jawab Guru... 25

5. Kewajiban dan Hak Guru ... 26

C. Profesi Guru ... 27

1. Pengertian ... 27

2. Ciri-ciri Profesi ... 28

3. Profesi Guru... 30

D. Faktor Finansial ... 33

E. Faktor Sosial ... 36

F. Faktor Yuridis... 40

G. Kerangka Berfikir ... 46

1. Hubungan Faktor Finansial Terhadap Minat Menjadi Guru ... 46

2. Hubungan Faktor Sosial Terhadap Minat Menjadi Guru ... 47

3. Hubungan Faktor Yuridis Terhadap Minat Menjadi Guru ... 47

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 49

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 49

C. Subyek dan obyek penelitian ... 49

D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 50

1. Populasi ... 50

2. Sampel ... 51

(18)

E. Operasional Penelitian ... 53

F. Teknik Pengumpulan Data ... 58

G. Pengujian Instrumen Penelitian ... 58

1. Pengujian Validitas... 58

2. Pengujian Reliabilitas... 63

H. Teknik Analisis Data ... 65

1. Uji Normalitas ... 65

2. Uji Linieritas ... 67

BAB IV GAMBARAN UMUM A. Sejarah USD ... 73

B. Visi, Misi USD dan Tujuan Pendidikan USD ... 75

C. Nama-nama Rektor USD... 77

D. Struktur Organisasi ... 78

E. Jurusan dan Program Studi ... 81

F. Peraturan Akademik ... 82

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data, ,... 86

1. Faktor Finansial ... 87

2. Faktor Sosial ... 88

3. Faktor Yuridis... 89

4. Minat Mahasiswa FKIP Menjadi Guru ... 90

B. Analisis data ... 91

1. Pengujian Prasyarat Analisis Data ………... 91

(19)

2. Pengujian Hipotasis ... 93

C. Pembahasan ... 102

1. Hubungan Faktor Finansial Terhadap Minat Mahasiswa Menjadi guru... 102

2. Hubungan Faktor Sosial Terhadap Minat Mahasiswa Menjadi Guru... 105

3. Hubungan Faktor Yuridis Terhadap Minat Mahasiswa Menjadi Guru ... 108

BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN A. Kesimpulan ... 111

B. Keterbatasan Penelitian... 112

C. Saran ... 112

DAFTAR PUSTAKA... 115

LAMPIRAN

(20)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Penentuan Jumlah Sampel ... 52

Tabel 3.2 Jumlah sampel masing-masing angkatan ... 53

Tabel 3.3 Variabel Faktor Finansial... 54

Tabel 3.4 Variabel Faktor Sosial... 55

Tabel 3.5 Variabel Faktor Yuridis ... 56

Tabel 3.6 Variabel Minat Mahasiswa FKIP Menjadi Guru ... 57

Tabel 3.7 Skor Pernyataan Kuesioner ... 57

Tabel 3.8 Hasil Pengukuran Validitas Variabel Faktor Finansial... 60

Tabel 3.9 Hasil Pengukuran Validitas Variabel Faktor Sosial ... 61

Tabel 3.10 Hasil Pengukuran Validitas Variabel Faktor Yuridis ... 62

Tabel 3.11 Hasil Pengukuran Validitas Variabel Minat Mahasiswa ... 62

Tabel 3.12 Interpretasi Koefisien... 65

Tabel 3.13 Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas ... 65

Tabel 3.14 Interpretasi ... 72

Tabel 4.1 Jurusan dan Program Studi... 81

Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan Belajar... 83

Tabel 4.3 Beban Studi Maksimal ... 85

Tabel 5.1 Interpretasi Data Faktor Finansial ... 88

Tabel 5.2 Interpretasi Data Faktor Sosial... 89

Tabel 5.3 Interpretasi Data Faktor Yuridis ... 90

Tabel 5.4 Interpretasi Data Minat Mahasiswa ... 91

(21)

Tabel 5.5 Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas ... 91

Tabel 5.6 Rangkuman Hasil Pengujian Linieritas ... 92

Tabel 5.7 Faktor Finansial Dengan Minat Menjadi Guru ... 94

Tabel 5.8 Faktor Sosial Dengan Minat Menjadi Guru... 96

Tabel 5.9 Faktor Yuridis Dengan Minat Menjadi Guru... 98

(22)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner ... 114 Lampiran 2. Validitas dan Reliabilitas ... 120 Lampiran 3. Data Induk Penelitian ... 126 Lampiran 4. Distribusi Frekuensi... 159 Lampiran 5. Uji Linieritas dan Normalitas ... 161 Lampiran 6. Tabel r dan Tabel F... 167 Surat Ijin Penelitian

(23)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini masyarakat berkembang terus seiring perkembangan zaman dan pendidikan dibutuhkan oleh masyarakat untuk membantu perkembangan tersebut. Perkembangan berarti meneruskan, meningkatkan serta memperbaharui apa yang telah dimiliki. Tetapi hal ini tidaklah mudah bagi kehidupan masyarakat.

Pendidikan menjadi salah satu instrumen yang terpenting di dalamnya. Dalam hal ini adalah sekolah. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang dipercaya oleh masyarakat untuk mencetak generasi-generasi penerus bangsa yang beradaptasi dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan. Idealnya, setelah mengeyam pendidikan di bangku sekolah, sebagai generasi penerus bangsa hendaknya menggunakan ilmu yang diperoleh untuk mengabdikan diri bagi masyarakat.

Akan tetapi berdasarkan kenyataan output yang dihasilkan oleh sekolah tidaklah memuaskan, bahkan cenderung kualitasnya rendah. Dewasa ini banyak lulusan yang tidak mendapat pekerjaan (menganggur) ataupun bekerja tetapi tidak sesuai dengan bidang keilmuannya Hal semacam ini menjadi keprihatinan masyarakat akan kualitas pendidikan.

Guru merupakan salah satu peran penting dalam keberhasilan didalam pendidikan. Oleh sebab itu masyarakat menuntut profesi guru untuk lebih

(24)

meningkatkan kompetensinya sehingga mutu lulusan maupun mutu penerimaan yang dihasilkan berkualitas. Guru dianggap sebagai profesi yang luhur. Banyak julukan yang dimaksudkan untuk menjunjung tinggi martabat dan kehormatan guru. Sebutan-sebutan itu lebih dimaksudkan sebagai simbol pengabdian guru yang tanpa pamrih dan ikhlas. Pada masa pendudukan kolonial mereka begitu bangga menjadi keluarga guru, keberadaan guru sederajat dengan para bangsawan (priyayi). Menyandang profesi guru saat itu bagaikan seorang pejabat publik dan memberikan beban berat bagi guru itu sendiri dan keluarganya karena masyarakat selalu memperhatikan setiap tindak tanduk mereka dalam berinteraksi dengan lingkungan. Tetapi itu merupakan kebanggaan tersendiri bagi mereka yang selalu tampak berwibawa di masyarakat (Indah & Lina, 2005;3). Sekalipun guru bekerja seharian untuk mendidik muridnya dalam waktu belasan bahkan puluhan tahun, para guru tetap setia. Mereka tidak mengharapkan ada kalungan medali atau kelak dimakamkan di taman makam pahlawan walaupun anak didiknya di kemudian hari menjadi presiden, menteri, guru besar, jendral, dan konglomerat (Supriyadi,1999:5-6).

(25)

mengharapkan tingkat kesejahteraan yang baik dalam kehidupannya tetapi hal tersebut sangat sulit didapatkan ketika seseorang tersebut menjadi guru.

Adakalanya seorang guru melakukan pekerjaan sampingan seperti mengojek, berdagang, dan bertani hanya untuk menutupi kekurangan akan kebutuhan. Hal ini menjadi tanda tanya besar mengapa pemeritah tidak memperhatikan nasib mereka yang telah memberikan jasa untuk mendidik generasi penerus bangsa.

FKIP adalah suatu lembaga yang mempunyai peranan penting dalam mencetak calon-calon tenaga pendidik yang akan menghasilkan output yang berkualitas dalam bidang pendidikan, karena lewat lembaga inilah yang akan mempersiapkan generasi baru generasi penerus bangsa. Kebanyakan orang memilih FKIP karena harapan bisa kuliah dan kemudian bisa diangkat menjadi PNS, sebab FKIP bukan hanya mempersiapkan mahasiswa untuk menjadi guru saja, tetapi juga pekerjaan di bidang non keguruan.

(26)

tinggi negeri/favorit. Artinya berkuliah di IKIP/LPTK merupakan pilihan terakhir ketika semua pilihan telah tertutup. Anggapan tersebut menyebabkan calon guru kurang memiliki motivasi yang kuat. Parahnya ketika penghargaan guru mulai berkurang, mereka yang berkuliah di program studi kependidikan yang favorit juga enggan menjadi guru. Dengan banyaknya persepsi yang ada di masyarakat, masih adakah minat mahasiswa untuk menjadi guru ?

Hal ini berlainan dengan keadaan yang sekarang, dengan ditetapkannya UU guru dan dosen oleh pemerintah dimana penghargaan guru mulai diperhatikan tingkat kesejahteraannya, minat dan gengsi menjadi guru pun mulai berubah. Dalam UU Guru dan Dosen tersebut dijelaskan bahwa pengakuan dan kedudukan guru dan dosen mempunyai misi yaitu: a) mengangkat martabat seorang guru dan dosen, b) menjamin hak dan kewajiban guru dan dosen, c) meningkatkan kompetensi guru dan dosen, d) meningkatkan mutu pendidikan, e) mengurangi kesenjangan ketersedian guru dan dosen antar daerah dari segi mutu, jumlah, kualitas akademik dan kompetensi, f)

meningkatkan pelayanan yang bermutu (http//www.lpmp.jatim.org/tpl/image/sertifikasi/uu%20no%2014%).

(27)

kepada para guru pegawai negeri sipil (PNS). Dengan tunjangan dari pemerintah daerah sekitar Rp 2.000.000 per bulan, penghasilan seorang guru PNS yang diperoleh minimal berkisar antara Rp.3.000.000 (http//www.atmajaya.ac.id/content.asp?f=0&id=2357). Peningkatan drastis kesejahteraan guru yang sempat menjadi topik yang sangat hangat dibicarakan dikalangan masyarakat mengubah minat mahasiswa baik dari kependidikan dan non kependidikan terpanggil untuk menjadi seorang guru.

Meningkatnya daya tarik guru ditanggapi berbeda oleh mereka yang kini tengah mengambil kuliah di program kependidikan. Dulu mereka mengambil program kependidikan karena mereka terpaksa. Kini setelah ada tanda-tanda peningkatan status ekonomi guru mereka harus bersaing dengan mereka yang mengambil program non kependidikan. Persyaratan pendidikan guru S1 plus pendidikan profesi membuat rekrutmen guru menjadi terbuka.

Dari fenomena-fenomena itu, dapat disimpulkan bahwa profesi guru semakin lama semakin kurang diminati oleh masyarakat terutama dikalangan mahasiswa. Bahkan mahasiswa yang mengambil Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (FKIP) pun banyak yang merasa kurang minat untuk menjadi guru. Kebanyakan dari mereka hanya terpaksa atau tidak tahu tentang FKIP karena bukan merupakan fakultas pilihan pertama mereka.

(28)

diberlakukannya UU Guru dan Dosen yang berisikan peningkatan kesejahteraan guru dengan memberikan tunjangan sebesar 1 kali gaji pokok membuat kaum muda merasa profesi guru adalah profesi yang menjanjikan dan memberikan rasa aman secara ekonomi. Kedua faktor sosial, persepsi masyarakat terhadap profesi guru di anggap berhubungan dengan pemilihan profesi guru. Bagaimana seseorang melihat tanggapan masyarakat terhadap suatu profesi yang berhubungan dengan pemilihan profesi guru. Ketiga faktor yuridis, pemerintah mengesahkan UU Guru dan Dosen yang memberikan kepastian hukum dalam kedudukannya sebagai guru dan dosen dan menjamin kesejahteraan.

Namun demikian, disaat pemerintah memperhatikan nasib guru secara sungguh-sungguh, peminat profesi guru mulai menurun. Apalagi yang diterima dan berkuliah di FKIP belum tentu berminat untuk mendalami profesi guru. Keadaan yang seperti inilah yang menarik untuk diteliti. Apakah ada hubungan antara faktor finansial, sosial, dan yuridis terhadap minat menjadi guru.

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “HUBUNGAN FAKTOR FINANSIAL, SOSIAL, DAN YURIDIS TERHADAP MINAT MAHASISWA FKIP MENJADI

(29)

B. Batasan Masalah

Pada hakekatnya ada banyak faktor-faktor yang berhubungan dengan minat untuk menjadi guru diantaranya, faktor kultural, dukungan teman, dukungan orang tua, pengabdian, yuridis, finansial, sosial, jaminan pensiun, inovasi dan kreatifitas, kesempatan untuk melanjutkan studi dan panggilan hidup untuk berkarir sebagai guru.

Pada penelitian ini penulis membatasi pada tiga faktor yang diduga berhubungan kuat terhadap minat menjadi guru yaitu, faktor finansial, faktor sosial dan faktor yuridis. Peneliti membatasi permasalahan pada ketiga faktor tersebut diatas dengan alasan tiga faktor tersebut diduga memiliki hubungan yang dominan terhadap pilihan profesi guru dan ketiga faktor tersebut merupakan realita kehidupan profesi guru.

C. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, dirumuskan pokok permasalahan sehubungan dengan hubungan antara faktor finansial, sosial dan yuridis terhadap minat menjadi guru sebagai berikut :

1. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara Faktor Finansial dengan minat mahasiswa FKIP menjadi guru ?

2. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara Faktor Sosial dengan minat mahasiswa FKIP menjadi guru ?

(30)

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara Faktor Finansial dengan minat mahasiswa FKIP menjadi guru ?

2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara Faktor Sosial dengan minat mahasiswa FKIP menjadi guru ?

3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara Faktor Yuridis dengan minat mahasiswa FKIP menjadi guru ?

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Universitas

a. Dapat memberikan kontribusi pihak universitas dalam evaluasi program pengajaran pada Mahasiswa FKIP sebagai calon guru.

b. Sebagai bahan kajian dalam penelitian berikut tentang profesi guru dan sebagai referensi bacaan ilmiah di perpustakaan

2. Bagi penulis

Untuk menerapkan metodologi penelitian kedalam penelitian ini. 3. Bagi pihak lain

(31)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Minat

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, istilah minat diartikan sebagai kecenderungan hati yang tinggi atau suatu gairah atau keinginan yang kuat terhadap sesuatu. Minat biasanya diikuti oleh suatu pengambilan keputusan untuk bertindak atau berperilaku. Apabila seseorang mahasiswa mempunyai minat untuk memilih profesi guru biasanya akan diikuti pengambilan keputusan untuk memilih profesi guru. Menurut Winkel (1991:533) minat adalah suatu kecenderungan yang bersifat menetap untuk merasa tertarik pada suatu bidang tertentu dan senang dalam kegiatan yang berkaitan dengan bidang tersebut.

Menurut Hurlock (1986:144) minat adalah sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang diinginkan. Minat berbeda dengan kesenangan. Bila orang melihat bahwa sesuatu akan menguntungkan, biasanya orang merasa berminat untuk memperolehnya. Minat lebih bersifat menetap, tetapi minat bisa padam bila tidak disalurkan karena berbagai hambatan, sedangkan kesenangan merupakan minat yang bersifat sementara atau tidak menetap.

Menurut Bimo Walgito ( 1977 : 38), minat merupakan suatu keadaan dimana seseorang menaruh perhatian terhadap suatu subyek disertai dengan

(32)

adanya kecenderungan untuk berhubungan secara aktif dengan subyek tersebut.

Minat mempunyai dua aspek, yaitu aspek kognitif dan aspek afektif. Aspek kognitif didasarkan atas konsep yang dikembangkan seseorang mengenai bidang yang berkaitan dengan minat. Sedangkan aspek afektif ditunjukkan dalam sikap terhadap kegiatan yang ditimbulkan oleh minat.

Minat mempunyai peranan penting dalam pembuatan keputusan karier. Minat mengarahkan tindakan individu untuk memilih pekerjaan yang disenanginya. Oleh karena itu minat merupakan suatu perangkat mental yang terdiri dari kombinasi atau perpaduan dan campuran dari perasaan, pikiran dan prasangka yang bisa mengarahkan individu pada suatu pilihan.

Berdasarkan uraian yang telah diuraikan di atas, maka definisi minat disimpulkan sebagai berikut suatu kecenderungan yang bersifat menetap di dalam diri seseorang untuk merasa senang dan tertarik pada suatu objek dan mendorongnya untuk melakukan atau menekuni pilihan suatu objek yang diinginkan tersebut.

(33)

genetis. Dalam teori ini ada lima penentu minat ( penelitian bersama dosen dan mahasiswa ;2008) :

1. Pengaruh lingkungan dan atau sosial. 2. Genetik.

3. Trait kepribadian. 4. Kebutuhan. 5. Konsep diri

Teori yang kedua adalah teori empiris. Teori ini mengkonstruksi minat dengan mengunakan analisis minat secara struktural. Biasanya dilakukan dengan menggunakan analisis faktor dan analisis cluser. Analisis yang dilakukan itu lebih difokuskan untuk memperoleh struktur minat jabatan, dripada untuk memperoleh gambaran bagaimana minat terbentuk.

Pengembangan sifat-sifat minat adalah merupakan suatu yang sangat rumit dan kompleks. Minat individu tidak dapat dikembangkan dalam suatu lingkungan. Menurut Sukardi (1988:66) sifat-sifat minat adalah :

a. Minat sedikitnya banyak memainkan peran yang penting dalam keberhasilan aktivitas tertentu.

b. Pola minat cenderung untuk stabil setelah masa adolesen.

c. Keberhasilan seseorang dalam aktivitas tertentu bukanlah hanya karena memiliki karakteristik bakat dan kemampuan yang sama, tetapi juga memiliki minat yang sebagaimana adanya.

(34)

1. Penegasan kembali tes-tes minat yang telah ada. 2. Pengembangan tes-tes minat jabatan yang baru.

3. Pengumpulan data validitas konstruk untuk mengidentifikasi trait psikologis yang diukur oleh suatu inventori minat.

Di samping alasan di atas, Brown dan Brooks (dalam penelitian bersama dosen dan mahasiswa ;2008) menyatakan bahwa pengukuran minat bermanfaat untuk membantu individu mengembangkan self awareness, mengidentifikasi alternatif okupasional, membantu individu dalam membedakan preferensi okupasional dan kegiatan waktu luang, mengidentifikasi sumber-sumber ketidakpuasan pekerjaan/pendidikan, dan merangsang eksplorasi okupasional.

Giartama 1990;6 (dalam penelitian bersama dosen dan mahasiswa;2008) menggolongkan minat menjadi dua, yaitu :

1. Minat secara intrinsik

Merupakan minat yang timbul dari dalam individu sendiri tanpa pengaruh dari luar. Minat intrinsik dapat timbul karena pengaruh sikap, presepsi, prestasi belajar, bakat, jenis kelamin dan intelegensia.

a. Sikap

(35)

b. Persepsi

Persepsi merupakan proses yang meliputi penginderaan terhadap rangsang, pengorganisasian rangsang, dan penafsiran rangsang sehingga individu mengerti rangsang yang di inderanya.

Ada tiga komponen dalam persepsi yaitu: seleksi, interpretasi, dan reaksi. Makna informasi bagi individu yang satu dengan yang lain berbeda-beda. Hal ini tergantung dari ketiga komponen persepsi. Dengan adanya perbedaan seleksi dapat menimbulkan interpretasi yang berbeda pula, sehingga reaksi yang timbul tergantung dari interpretasi yang ada.

c. Prestasi belajar

Seorang yang kurang berminat pada pendidikan atau pekerjaan biasanya menunjukan ketidaksenangan. Hal ini dapat di lihat dalam kejadian-kejadian seperti berprestasi rendah, bekerja dibawah kemampuannya dalam setiap mata pelajaran atau dalam melaksanakan pekerjaan yang tidak di sukai. Besarnya minat seseorang terhadap pendidikan dapat dipengaruhi oleh minat pada pekerjaan. Jika seseorang mengharapkan pekerjaan yang menuntut pendidikan tinggi, maka pendidikan akan dianggap sebagai batu loncatan (Elizabeth B. Hurlock, 1997:221).

d. Bakat

(36)

e. Jenis kelamin

Laki-laki biasanya lebih bersungguh-sungguh dalam hal pekerjaan dibandingkan dengan perempuan yang kebanyakan memandang pekerjaan sebagai pengisi waktu sebelum menikah.

Laki-laki menginginkan pekerjaan yang menarik dan menggairahkan tanpa memperhatikan kemampuan yang dituntut oleh pekerjaan atau oleh kesempatan yang ada untuk memperoleh pekerjaan. Mereka juga menginginkan pekerjaan yang bermartabat tinggi, sekalipun bayarannya lebih sedikit daripada berbagai kegiatan yang tidak terlampau bergengsi. Banyak laki-laki dari keluarga yang statusnya rendah, berharap mancapai status sosial yang lebih tinggi melalui pekerjaan. Pada umumnya perempuan memilih pekerjaan yang memberikan rasa aman dan yang tidak banyak menuntut waktu. Dalam memilih pekerjaan, biasanya perempuan menekankan unsur melayani orang lain seperti mengajar atau merawat (Elizabeth B. Hurlock, 1997:221)

f. Intelegensi

Dalam buku pengantar Psikologi Umum, Intelegensi adalah daya menyesuaikan diri dengan keadaan baru dengan mempergunakan alat-alat berpikir menurut tujuannya ( kamus pedagogik, 1953)

(37)

2. Minat secara ekstrinsik

Merupakan minat yang timbul akibat pengaruh dari luar individu. Minat secara ekstrinsik timbul antara lain timbul karena latar belakang ekonomi, minat, orang tua dan teman sebaya.

a. Latar belakang ekonomi

Apabila status ekonomi baik, orang cenderung memperluas minat mereka untuk mencakup hal-hal yang semula belum mampu mereka laksanakan. Sebaliknya, kalau status ekonomi buruk atau kurang baik karena tanggungjawab keluarga atau usaha yang kurang maju, maka orang cenderung untuk mempersempit minat mereka.

b. Minat orang tua

Seorang remaja yang mempunyai hubungan yang erat dengan seorang anggota keluarga akan mengidentifikasikan diri dengan orang ini dan ingin mengembangkan pola kepribadian yang sama (Elizabeth B. Hurlock, 1997:235).

c. Minat teman sebaya

(38)

di luar rumah bersama dengan teman-teman sebaya pada sikap, pembicaraan, minat, penampilan dan perilaku lebih besar daripada keluarga (Elizabeth B. Hurlock, 1997:235).

Menurut Andi Mappiare (1980 : 64), minat dipengaruhi oleh latar belakang lingkungan, tingkat ekonomi, status sosial, dan pengalaman. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwa hampir seluruh unsur lingkungan yang ada di sekitar anak akan menjadi faktor yang mempengaruhi minat mahasiswa untuk menjadi guru.

Menurut Drs. Andi Mappiare (1982 : 62), minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran dari perasaan, harapan, pendirian, prasangka, rasa takut atau kecenderungan-kecenderungan lain yang mengarahkan individu pada suatu pilihan tertentu. Perkembangan minat terhadap cita-cita jabatan dan pendidikan dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Perkembangan minat/cita-cita remaja awal

Minat/cita-cita remaja terhadap sekolah dan jabatan remaja awal banyak dipengaruhi oleh minat orang tua dan minat kelompoknya. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemilihan jabatan seseorang cukup banyak antara lain tingkat status ekonomi/sosial, tingkat pendidikan, jenis kelamin, kebutuhan-kebutuhan dan lain-lain. Dalam masa remaja awal, minat/cita-cita sekolah atau jabatan seseorang masih berubah-ubah.

(39)

Minat/cita-cita pendidikan/ jabatan pekerjaan dalam masa remaja akhir, pada umumnya telah mantap dalam pilihan, terutama dalam parohan akhir masa remaja akhir. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan jabatan remaja adalah pengaruh citra diri, lingkungan keluarga/orang tua, lingkungan sosial kultural, dan sebagainya. Setelah mendekati masa remaja akhir, minat/cita-cita tersebut dapat lebih jelas, dan beberapa remaja telah dapat menentukan dan mengarahkan minat dan cita-cita pendidikan atau jabatan pekerjaan. Jadi, dapat dikatakan bahwa jenis sekolah, jenis pekerjaan/jabatan yang dipilih seorang remaja akhir, dipengaruhi minat dan aspirasinya sendiri, minat dan aspirasi orang tuanya, kesan-kesan (menyangkut gengsi) dari teman-teman sebaya remaja yang bersangkutan.

Minat merupakan salah satu unsur pokok yang sangat penting untuk meraih sukses dalam melakukan kegiatan. Arti penting minat menurut The Liang Gie (1994:28) ialah :

a. Minat melahirkan perhatian yang serta merta. b. Minat memudahkan terciptanya konsentrasi. c. Minat mencegah gangguan perhatian dari luar.

d. Minat memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan. e. Minat memperkecil kebosanan studi dalam diri sendiri

(40)

harapan, pendirian, prasangka, harapan, rasa takut, atau kecenderungan lain yang mengarahkan seseorang untuk memilih menjadi guru.

B. Guru

1. Pengertian Guru

UU RI No. 20 Th 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 5 mengemukakan bahwa tenaga kependidikan adalah anggota dari masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Dalam RUU tentang guru pasal 1:

“guru adalah tenaga profesional yang mempunyai dedikasi dan loyalitas tinggi dengan tugas utamua menjadi agen pembelajar yang memotivasi, memfasilitasi, mendidik, membimbing dan melatih peserta didik sehingga menjadi manusia berkualitas yang mengaktualisasikan potensi kemanusiaannya secara optimum, pada jalur pendidikan formal jenjang pendidikan dasar dan menengah, termasuk pendidikan anak usia dini formal.”

Sesuai dengan kutipan di atas, dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia mengartikan guru sebagai orang yang pekerjaannya atau mata pencahariannya atau profesinya mengajar.

(41)

pekerjaan di masyarakat. Dalam pandangan beliau, guru mengemban dua misi sekaligus yaitu, tugas keagamaaan ketika guru melakukan kebaikan dengan menyampaikan ilmu pengetahuan kepada manusia sebagai mahkluk termulia di muka bumi ini, sedangkan yang termulia dari manusia adalah hatinya, tugas kedua adalah sosiopolitik dimana guru membangun, memimpin dan menjadi teladan yang menegakkan keteraturan, kerukunan dan menjamin keberlangsungan masyarakat, yang kedua berujung pada pencapaiaan kebahagiaan di akhirat, oleh karena itu guru harus memilki standar kualitas pribadi tertentu.

Kompetensi personal mengarah pada guru sebagai pribadi yang mantap. Kepribadian guru merupakan kunci kesuksesannya dalam profesinya. Khususnya dalam rangka manajemen kelas, kepribadian seorang guru sangat dominan, dan juga menjadi model keteladanan anak didiknya dalam perkembangan. Guru yang baik adalah ketika ia dapat menciptakan kekompakan dalam kelas yang artinya dapat menjalin kesatuan dan persatuan kelas secara harmonis. Oleh sebab itu kepribadian guru harus dibina dan dikembangkan secara baik, berikut ini sifat-sifat kepribadian yang perlu dimiliki oleh seorang guru (Ametembun, 1973 : 135) :

a. Kepercayaan pada diri sendiri b. Hubungan insani

(42)

2. Syarat-Syarat Menjadi Guru

Jabatan guru sebagai suatu profesion, adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang membutuhkan keahlian (pendidikan atau latihan) khusus di bidang keguruan, perlu memiliki syarat-syarat tertentu untuk menjunjung martabat guru dan menjamin mutu pendidikan dan pengajaran yang diberikan oleh guru. Maka dibutuhkan syarat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang guru, yaitu (Amatembun, 1973 : 4-10) :

a. Syarat Profesional

Adalah syarat yang menyangkut bidang keahlian guru, meliputi :

1. Pengetahuan di bidang keguruan dan pendidikan, baik bersifat umum maupun khusus.

2. Ketrampilan dalam mengajar pada khususnya, dan mendidik pada umumnya yang pada hakekatnya memiliki kesanggupan dalam memimpin kelasnya.

b. Syarat Personal

Syarat-syarat ini yang menyangkut diri pribadi orang yang menjadi guru, adapun syarat-syaratnya adalah :

1. Kesehatan Fisik

(43)

beberapa Sarjana Muda bahkan Sarjana Pendidikan lulusan IKIP yang tuna netra.

2. Kesehatan Psikis

Bahwa seseorang guru hendaklah sehat jiwanya, sehat mental atau rohaninya. Orang yang menderita penyakit jiwa atau penyakit-penyakit jiwa atau gangguan-gangguan syaraf (misalnya gangguan syaraf otak, kejiwaan), janganlah diangkat menjadi guru.

3. Kesehatan Psycho-somatic

Seorang guru bukan hanya sehat jasmaniah dan rohaniahnya saja tetapi haruslah sehat jasmani dan rohaninya, ia harus memiliki kesehatan psycho-somatis yang baik karena gangguan-gangguan pada badan dapat mempengaruhi fungsi-fungsi jiwa tertentu dan sebaliknya.

4. Integritas Pribadi

Syarat personal ini menyangkut kepribadian seoarang guru sebagai suatu totalitas. Kita membutuhkan guru-guru yang telah terintegrasi kepribadiannya yang telah dewasa dalam arti pendagogis yaitu sanggup mengambil keputusan sendiri atas tanggung jawab sendiri.

c. Syarat Moralitas

(44)

bukan hanya dapat mengetahui apa yang baik dan yang buruk, tapi juga sanggup berbuat menurut norma kesusilaan.

d. Syarat religiousity

Syarat beragama adalah syarat mutlak bagi orang-orang yang bertindak sebagai guru di bumi Indonesia ini sebagai perwujudan falsafah Pancasila secara konsekwen.

e. Syarat Formality

Syarat ini mencakup keempat syarat yang telah disebutkan di atas (profesional, personal, moralitas, religiousity) merupakan syarat formal yang harus dimiliki seseorang sebelum menjadi guru.

Dalam UUGD syarat-syarat menjadi guru adalah sebagai berikut :

1. Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, melalui pendidikan sarjana atau diploma empat

2. Memiliki kompetensi pendagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi

3. Sertifikat pendidik diberikan pada guru yang telah memenuhi prasyaratan.

4. Sehat jasmani dan rohani,

5. Serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

3. Peranan Guru

(45)

dan membimbing anak didiknya untuk memiliki pengetahuan yang luas dan terampil dalam belajar. Menurut (Hamalik, 2001:123), di zaman modern seperti ini peranan guru tidak hanya sebagai pengajar, pendidik dan pembimbing, melainkan juga sebagai ilmuan (teacher as scientist) dan guru sebagai pribadi (teacher as person).

Peranan guru akan menjadi luas kerena ia juga berfungsi menjadi penghubung antara ilmu pengetahuan dan teknologi dengan masyarakat. Dalam hal ini guru memodernisasi masyarakat dituntut serta secara aktif dalam pembangunan karena telah menghubungkan masyarakat dengan IPTEK. Sehubungan dengan ini (Hamalik, 2001:124) menyebutkan bahwa:

a. Guru sebagai penghubung (teacher as communicator)

Sekolah berdiri diantara dua lapangan, yakni di satu pihak mengemban tugas menyampaikan ilmu, teknologi, dan kebudayaan yang terus-menerus berkembang dengan lajunya, dan di pihak lain bertugas menampung aspirasi, masalah, kebutuhan minat dan tuntutan masyarakat. Diantara dua pihak tersebut sekolah sebagai penghubung dimana guru sebagai pelaksana. Cara yang dipakai oleh guru untuk menghubungkan sekolah dengan masyarakat antara lain dengan public relation, bulletin, pameran, pertemuan-pertemuan berkala, kunjungan ke masyarakat.

b. Guru sebagai modernisator

(46)

negara-negara berkembang. Masuknya pengaruh-pengaruh tersebut secara langsung ke dalam masyarakat dan ada yang melalui sekolah. Guru memegang peran sebagai pembaharu oleh karena kegiatan guru menyampaikan ilmu dan teknologi, contoh-contoh yang baik dan lain-lain maka akan menanamkan jiwa pembaruan di kalangan murid. Karena sekolah merupakan agent-modernization maka guru harus mengikuti uasah-usaha pembaharuan di segala bidang dan menyampaikan kepada masyarakat dalam batas-batas kemampuan dan aspirasi masyarakat. Maka guru harus menciptakan hubungan dua arah sehingga pembaharuan dapat diterima dan dilaksanakan secara baik oleh masyarakat.

c. Guru sebagai pembangun (teacher as contructor)

(47)

4. Tanggung Jawab Guru

Profesi guru merupakan profesi yang mulia dan luhur, oleh karena itu guru sudah seharusnya memiliki tanggung jawab yang besar. Menurut (Hamalik, 2001 : 127) merangkum tanggung jawab guru adalah sebagai berikut :

a. Guru harus menuntut murid-muridnya belajar. b. Guru turut serta dalam membina kurikulum sekolah.

c. Guru melakukan pembinaan terhadap diri siswa dalam hal kepribadian, watak dan jasmaniah.

d. Guru memberikan bimbingan pada murid

e. Guru melakukan diagnosis atas kesulitan-kesulitan belajar dan mengadakan penilaian atas kemajuan belajar.

f. Guru mengadakan penelitian yang merupakan tanggung jawab profesional.

g. Guru mengenal masyarakat dan aktif ikut serta dalam kegiatan yang ada di dalam masyarakat.

h. Guru bertanggung jawab menghayati, mengamalkan dan mengamankan pancasila.

i. Guru turut serta dalam membantu terciptanya kesatuan dan persatuan bangsa serta perdamaian dunia.

j. Guru turut serta menyukseskan pembangunan.

(48)

5. Kewajiban dan Hak Guru

Dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang pendidik, guru memiliki kewajiban yang harus dilaksanakan dan hak yang harus diperjuangkan yang menjadi miliknya. Hak guru seperti tercantum dalam Undang-undang Guru dan Dosen No 14 adalah sebagai berikut :

a. Memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosial.

b. Mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja.

c. Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas kekayaan intelektual.

d. Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi.

e. Memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk menunjang kelancaran tugas keprofesionalan.

f. Memiliki kebebasan dalam memeberikan penilaian dan ikut menentukan kelulusan, penghargaan, dan atau sanksi kepada peserta didik sesuai dengan kaidah pendidikan, kode etik guru dan peraturan perundang-undangan.

g. Memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas.

(49)

i. Memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan pendidikan.

j. Memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan Kualifikasi akademik dan kompetensi.

k. Memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya. Sedangkan kewajiban yang harus dilakukan oleh seorang guru menurut UUGD no 14 adalah sebagai berikut :

a. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.

b. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni.

c. Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, ras , kondisi fisik tertentu, atau latar belakang keluarga dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran. d. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum dan kode

etik guru, nilai-nilai agama dan etika.

e. Memeliharara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.

C. Profesi Guru

1. Pengertian Profesi

(50)

atau latihan khusus. Menurut Webster`s New Worl Dictionary (dalam Ametembun, 1973:11)

Profession is a vocation or occupation requiring advanced training in some liberal art or science and usually involving mental rather than manual work, as teaching, engineering, writing, etc, especially, medicine, law, or theology.

Profesi guru adalah jabatan atau pekerjaan sebagai guru yang membutuhkan pendidikan atau latihan khusus di bidang keguruan.

Menurut Hornby e.a (dalam Intan Desy Cahyani, 2006 : 10) “profession” yang ada di-Indonesia-kan menjadi profesi, dapat diartikan sebagai suatu pekerjan yang memerlukan pendidikan yang lanjut dan latihan khusus, seperti ahli hukum arsistek, dokter, guru, teolog dan lain-lain. Menurut Arikunto (1990 : 231) profesi diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan nafkah. Jadi, profesi merupakan jabatan atau pekerjaan yang tetap dan teratur untuk memperoleh nafkah yang membutuhkan pendidikan atau latihan khusus.

2. Ciri-Ciri Profesi

D.Westby Gibson (dalam Arikunto, 1990 : 236) mengemukakan ciri-ciri keprofesian secara rinci, yaitu sebagai berikut :

(51)

b. Dimilikinya sekumpulan bidang ilmu yang menjadi landasan sejumlah teknik dan prosedur yang unik.

c. Diperlukan persiapan yang sengaja dan sistematis sebelum orang mampu melaksanakan suatu pekerjaan profesional.

d. Dimilikinya organisasi yang di samping melindungi kepentingan anggotannya dari saingan kelompok luar, juga berfungsi tidak saja menjaga, akan tetapi sekaligus selalu berusaha meningkatkan kualitas layanan kepada masyarakat tindak-tindak etis profesional kepada anggotanya.

(52)

3. Profesi Guru

Profesi mengajar adalah suatu jabatan yang mempunyai kekhususan. Sementara itu, profesi guru memiliki arti jabatan atau pekerjaan sebagai guru yang membutuhkan pendidikan atau latihan khusus di bidang keguruan (Ametembun, 1973 : 11). Mengingat tugas dan tanggung jawab guru begitu kompleks, maka Robert W. Richey (dalam Arikunto, 1990 : 235) mengemukakan ciri-ciri dan syarat-syarat profesi sebagai berikut : a. Lebih mementingkan pelayanan kemanusiaan yang ideal dibandingkan

dengan kepentingan pribadi.

b. Seseorang pekerja profesional, secara relatif memerlukan waktu yang panjang untuk mempelajari konsep-konsep secara prinsip-prinsip pengetahuan khusus yang mendukung keahliannya.

c. Memiliki kualifikasi tertentu memasuki profesi tersebut serta mampu mengikuti perkembangan dan pertumbuhan jabatan.

d. Memiliki kode etik yang mengatur keanggotaan, tingkah laku, sikap dan cara kerja.

e. Membutuhkan suatu kegiatan intelektual yang tinggi.

f. Adanya organisasi yang dapat meningkatkan standar pelayanan, disiplin diri dalam profesi, serta kesejahteraan anggota.

g. Memberikan kesempatan untuk kemajuan, spesialisasi dan kemandirian.

(53)

Seseorang yang telah mantap dalam memilih profesinya, dalam hal ini adalah profesi guru, ia tidak boleh ragu-ragu lagi untuk mengejar profesi tersebut dalam bidangnya, yaitu dengan mengabdi sepenuh hati terhadap tugasnya. Prestasi guru dalam profesinya akan membawa pada jenjang karir yang diharapkan dalam hidupnya. Saat itulah seorang guru memperoleh kepuasan dan kebahagiaan hidup sebagai hasil pemilihan profesi yang mantap.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi seberapa besar orang lain memberikan pengakuan jabatan guru sebagai profesi adalah sebagai berikut (Arikunto, 1990 : 241) :

1. Akuntabilitas (accountability) LPTK

Akuntabilitas dapat diartikan sebagai ukuran sejauh mana lembaga pendidikan berhasil dengan efektif melaksanakan program pendidikannya. Keberhasilan program pendidikan tersebut diukur dari kompetensi lulusannya oleh tiga komponen yaitu :(a) oleh pembina program (pengajar), (b) oleh para pemakai lulusan serta masyarakat luas, dan (c) oleh kelompok profesional.

2. Pendekatan kompetensi

(54)

pelaksanaan tugas-tugas yang akan diemban di kemudian hari, tetapi tekanan perencanaan lebih banyak diberikan pada pembentukan kompetensi secara langsung dan sistematis, yaitu dengan cara mengkaji serta menguji kaitan antara prasyaratan tugas, kompetensi dan pengalaman belajar para siswa.

3. Ada integrasi antara isi metode serta teori praktik

Dengan pelaksanaan sistem pendidikan yang diintegrasikan isi-metode dan teori-praktik, maka akan membentuk kesatuan pengetahuan dan ketrampilan yang diisyaratkan oleh suatu pelayanan profesional, tetapi juga akan terbentuk sikap dan nilai yang dibutuhkan suatu lapangan profesional seperti tugas guru.

4. Kode etik organisasi profesional

Kode etik organisasi profesional sangat penting karena merupakan landasan moral dan pedoman tingkah laku yang dijunjung tinggi oleh setiap anggota dan berfungsi mendinamisasikan setiap anggota untuk meningkatkan pelayanan, menggerakkan anggota untuk mengembangkan kemampuan profesionalnya.

5. Periode “in servis”

(55)

6. Organisasi profesional

Organisasi profesional adalah tempat dimana setiap petugas profesional menggabungkan diri sekaligus untuk mendinamiskan dan memotivasi para anggota untuk mengembangkan diri dan juga menyiapkan kode etik yang mengatur seluruh tingkah laku dan sikap anggota serta persyaratan minim yang harus dipenuhi oleh seseorang yang akan menjadi anggota organisasi profesional tersebut.

D. Faktor Finansial

Di Indonesia, berbicara tentang guru memang tidak pernah lepas dari masalah kesejahteraan. Meskipun kesejahteraan guru bukanlah satu-satunya penentu kehormatan dan martabat guru, akan tetapi hal ini menjadi tema pembicaraan yang hangat mengenai profesi guru. Pada saat iniprofesi atau status guru dilihat dari pendapatannya untuk saat ini memang bukan suatu pekerjaan yang menjanjikan dengan gaji atau pendapatan yang besar. Tapi toh guru tetap mencintai profesinya.

(56)

Kesejahteraan guru meliputi aspek material dan non material. Aspek non material meliputi kemudahan naik pangkat, suasana kerja yang sejuk dan perlindungan hukum. Adapun yang termasuk kesejahteraan material adalah gaji, tunjangan, dan intensif lainnya. Aspek material khususnya gaji inilah yang harus secara jujur diakui masih minim (http.www . Suara Merdeka . com/harian/0401/12/kha2.htm). Kedua aspek tersebut diakui menjadi indikator dalam pemilihan seseorang guru, pemerintah telah berbuat banyak untuk mengatasi permasalahan tersebut, misalnya melalui fungsionalisasi jabatan guru, kenaikan gaji, pemberian tunjangan beras dan intensif lainnya Waupun jumlahnya masih relatif kecil. Selain itu dengan disyahkannya UU guru dan dosen yang akan memberikan tunjangan satu kali lipat gaji pokok, semakin membuktikan bahwa pemerintah sungguh-sungguh berniat dalam memperjuangkan kesejahteraan guru. Kesejahteraan guru juga meliputi asuransi jiwa, asuransi kecelakaan, asuransi pendidikan anak bagi guru yang meninggal atau cacat permanen karena menjalankan tugas keprofesiannya, uang lembur atau uang kelebihan jam mengajar, hak untuk mendapatkan cuti atau libur.

(57)

Sedangkan menurut pasal 14 dalam UUGD No 14 tahun 2005 menegaskan bahwa guru berhak memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosial, selain itu guru juga mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja. Tentu saja dengan adanya pasal tersebut di atas semakin menjamin kesejahteraan profesi guru.

Tunjangan yang diberikan untuk guru saat ini masih minim dan kenaikan gaji selama ini cenderung baru upaya mengimbangi inflasi (Supriadi, 1999:32). Kenaikan tunjangan fungsional memang sangat diharapkan oleh guru, sebab dengan adanya tambahan tunjangan berarti kehidupannya lebih sejahtera. Perbedaan tunjangan yang diberikan tergantung dari jabatan yang ditunjukkan oleh perbedaan jumlah kumulatif yang dituntut setiap jabatan. Untuk mengangkat status sosial guru dengan melihat pendapatan yang diperolehnya, maka dibenarkan jika guru mencari penghasilan tambahan. Hal ini dinyatakan dalam UUSPN yang mengungkapkan bahwa (Supriyadi, 1999) :

“Tenaga kependidikan dapat bekerja diluar tugas pokoknya untuk memperoleh penghasilan tambahan sepanjang tidak mengganggu tugas pokok”.

(58)

Dengan adanya beberapa fakta yang terjadi menyimpulkan bahwa dengan meningkatnya status guru secara nyata melalui perbaikan kondisi kerja, kesejahteraan, pengembangan profesi, profesi ini akan jauh menarik minat anak-anak muda dalam memilih karier sebagai guru. Tersedianya dana pensiun, kenaikan gaji dan tunjangan fungsional sangat diharapkan oleh guru karena untuk meningkatkan taraf kehidupan.

E. Faktor Sosial

Fungsi sosial adalah pengaruh khas yang diberikan seseorang atau lembaga sosial terhadap seluruh masyarakat. Apabila pasa pengertian peranan soial itu hendak ditekankan unsur kewajiaban dan tangung jawab peranan sosial itu disebut dengan istilah lain, yakni jabatan atau tugas. Maka jabatan atau tugas sosial ialah suatu peranan sosial yang diserahkan kepada seseorang atau institusi sosial oleh instansi yang berwenang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

(59)

Kehidupan status sosial guru sangat mempengaruhi prestis guru, karena dalam kehidupan sosial guru dapat dinilai dan dicontoh oleh masyarakat jika dapat menunjukan martabat dan budi pekerti yang baik. Masyarakat yang nantinya akan menghormati dan menyegani keberadaan guru karena memiliki status sosial tinggi.

Menurut Edman dalam Rini Yuniyanti (2005 ; 12) menggambarkan peranan guru dalam kontek anatara budaya mencakup 2 hal yaitu:

1. Peranannya ialah melakasanakan apa yang diamanatkan masyarakat melalui sekolah agar dapat mempersiapkan anak didik sesuai tujuan yang diharapkan masyarakat.

2. Peranannya ialah melaksanakan tujuan yang diserahkan kepadanya baik di dalam kelas sehari-hari maupun dalam hubungannya dengan tuntutan masyarakat.

Sedangkan menurut Waten B dalam Rini Yuniyanti (2005 : 13) peran guru antara lain :

a. Sebagai tokoh terhormat dalam masyarakat, sebab ia nampak sebagai seseorang yang punya wibawa.

b. Sebagai penilai, ia memberi penilaian c. Sebagai orang sumber (nara sumber) d. Sebagai pembantu

(60)

g. Sebagai objek identifikasi h. Sebagai penyangga rasa takut

i. Sebaagi orang yang menolong memahami diri (super ego) j. Sebagai pemimpin kelompok

k. Sebagai orang tua/wali (parent/surrogates)

l. Sebagai orang yang membina dan memberikan layanan m. Sebagai pembawa rasa kasih sayang.

Seorang guru dipandang oleh masyarakat mempunyai peranan, adapun peranan guru dalam suatu masyarakat terdapat beberapa unsur, yaitu :

a. Guru bergaul dengan masyarakatnya, dengan tetap memelihara statusnya bahwa ia adalah orang yang digugu dan ditiru dimana saja ia berada. b. Guru menjauhkan diri untuk memasuki kegiatan-kegiatan masyarakat

tertentu.

c. Guru menerima peranan secara tidak bertentangan dengan kenyataan yang dihadapi.

d. Guru memegang suatu kode tingkah laku tertentu.

e. Guru menyayangi semua golongan sebab kehidupan guru dan keahliannya, dicontoh, dan diteladani oleh seluruh masyarakat.

f. Guru merupakan perintis pembangunan pada segala bidang kehidupan dalam masyarakat.

(61)

jarak dengan peserta didik. Tugas guru sebagai orang tua di sekolah juga harus bisa bekerja sama dengan orang tua peserta didik dalam memecahkan suatu masalah pribadi peserta didik disekolah Indah dan Prem (34 :2005)

Selain guru memiliki satus sosial di masyarakat dalam Peraturan Menteri Nomer 16 tahun 2007 seorang guru juga harus mempunyai kompetensi sosial yang perlu dimiliki, kompetensi tersebut antara lain : 1. Bersikap komunikatif dengan teman sejawat dan komunitas lainya secara

santun, empatik dan efektif.

2. Berkomunikasi dengan orang tua murid dan masyarakat secara santun, empatik dan efektif tentang program pembelajaran dan kemajuan tentang anak didiknya.

3. Mengikutsertakan orang tua peserta didik dan masyarakat dalam program pembelajaran dan dalam mengatasi kesulitan belajar siswa. 4. Tidak bersikap diskriminatif terhadap peserta didik, orang tua siswa,

teman sejawat dan lingkungan sekolah karena perbedaaan suku, ras agama, jenis kelamin, latar belakang keluarga dan status soisal ekonomi. 5. Mampu beradaptasi dengan lingkungan tempat bekerja dalam rangka

meningkatkan efektivitas sebagai pendidik termasuk memahami bahasa daerah setempat.

(62)

7. Mampu berkomunikasi dengan teman seprofesi maupun profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.

Status sosial guru berkaitan dengan profesi guru itu sendiri dan penghargaan masyarakat terhadap wibawa guru. Menurut (Supriyadi, 1999:68) makin tinggi sekolah tempat guru mengajar, semakin baik status sosial keluarganya. Secara umum status sosial keluarga guru SMA jauh lebih baik dari status sosial keluarga guru SMP dan SD. Hal ini dapat dipahami untuk menjadi guru pada jenjang yang lebih tinggi dibutuhkan pendidikan yang lebih tinggi pula yang terkait dengan status sosial keluarga dan juga status ekonomi. Tetapi sekarang ini tuntutan untuk menjadi seorang guru SD harus berpendidikan S1.

Hal-hal yang telah disebutkan di atas mempengaruhi kewibawaan guru di mata masyarakat. Profesi guru harus dihargai dan dipandang oleh masyarakat, dengan begitu citra guru menjadi terangkat. Apapun yang dibicarakan oleh masyarakat tidak akan mengubah guru dan profesi atau tidak mengubah status dan nasib mereka.

F. Faktor Yuridis

(63)

UU No.2 tahun 1989 tentang UUSPN juga dijelaskan perlindungan secara eksplisit dikemukakan dalam pasal 28 sebagai berikut : (Supriyadi, 1999 :37)

“Kegiatan mengajar hanya dapat dilakukan oleh tenaga pendidik yang mempunyai wewenang mengajar (ayat 1) dan memiliki kualifikasi sebagai tenaga pengajar (ayat2)”.

Pengakuan dan perlindungan pemerintah terhadap status guru sungguh merupakan nilai lebih yang lain dari UUSPN. Secara yuridis (hukum) perkembangan ini jauh melampaui apa yang masih dihadapi oleh profesi keguruan pada forum internasional. Menurut UNESCO dan ILO, status profesional guru masih dalam tingkat rekomendasi, melainkan telah ditegaskan oleh hukum melalui undang-undang.

(64)

UU guru dan dosen no 14 Tahun 2005 menyebutkan bahwa profesi guru oleh pemerintah diberikan perlindungan, perlindungan tersebut meliputi:

1. Perlindungan hukum terhadap tindak kekerasan, ancaman, perlakuan diskriminatif, intimidasi, atau perlakuan tidak adil dari pihak peserta didik, orang tua peserta didik, masyarakat, birokrasi, atau pihak lain. 2. Perlindungan profesi mencakup perlindungan terhadap pemutusan

hubungan kerja yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan, pemberian imbalan yang tidak wajar, pembatasan dalam menyampaikan pandangan, pelecehan terhadap profesi, dan pembatasan/pelarangan lain yang dapat menghambat guru dalam melaksanakan tugas.

3. Perlindungan keselamatan dan kesehatan mencakup perlindungan terhadap risiko gangguan keamanan kerja, kecelakaan kerja, kebakaran pada waktu kerja, bencana alam, kesehatan lingkungan kerja, dan/atau risiko lain.

Sementara itu, Peraturan Pemerintah Tentang Guru dalam Pasal 36 ditetapkan bahwa :

(65)

2. Rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas diperoleh guru melalui perlindungan hukum, profesi, keselamatan, dan kesehatan kerja.

3. Masyarakat, organisasi profesi guru, Pemerintah atau Pemerintah Daerah dapat saling membantu dalam memberikan perlindungan.

UU No. 14 Tahun 2005 telah menetapkan juga perlindungan terhadap guru dalam melaksanakan tugas profesinya sebagaimana ditentukan dalam Pasal 39 yaitu:

1. Pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, organisasi profesi, dan/atau satuan pendidikan wajib memberikan perlindungan terhadap guru dalam pelaksanaan tugas.

2. Perlindungan meliputi perlindungan hukum, perlindungan profesi, serta perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja.

3. Perlindungan hukum mencakup perlindungan hukum terhadap tindak kekerasan, ancaman, perlakuan diskriminatif, intimidasi, atau perlakuan tidak adil dari pihak peserta didik, orang tua peserta didik, masyarakat, birokrasi, atau pihak lain.

(66)

pembatasan/pelarangan lain yang dapat menghambat guru dalam melaksanakan tugas.

5. Perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja mencakup perlindungan terhadap risiko gangguan keamanan kerja, kecelakaan kerja, kebakaran pada waktu kerja, bencana alam, kesehatan lingkungan kerja, dan/atau resiko lain.

Menurut pasal 15 UUGD 2005 mengatur tentang perlindungan jaminan penghasilan guru sebagai berikut :

1. Penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum meliputi gaji pokok, tunjangan yang melekat pada gaji, serta penghasilan lain berupa tunjangan profesi, tunjangan fungsional, tunjangan khusus, dan maslahat tambahan yang terkait dengan tugasnya sebagai guru yang ditetapkan dengan prinsip penghargaan atas dasar prestasi.

2. Guru yang diangkat oleh satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah atau pemerintah daerah diberi gaji sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

3. Guru yang diangkat oleh satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat diberi gaji berdasarkan perjanjian kerja atau kesepakatan kerja bersama.

(67)

1. Pemerintah memberikan tunjangan profesi kepada guru yang telah memiliki sertifikat pendidik yang diangkat oleh penyelenggara pendidikan dan/atau satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat.

2. Tunjangan profesi diberikan setara dengan 1 (satu) kali gaji pokok guru yang diangkat oleh satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah atau pemerintah daerah pada tingkat, masa kerja, dan kualifikasi yang sama.

3. Tunjangan profesi dialokasikan dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) dan/atau anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).

Pasal 39 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen mengamanatkan bahwa guru berhak memperoleh perlindungan dalam menjalankan tugas profesinya. Artinya secara yuridis guru sesungguhnya telah memiliki payung hukum untuk memperoleh perlindungan dalam menjalankan tugasnya, baik perlindungan hukum, perlindungan profesi, perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja.

(68)

pemerintah dengan bagusnya, tetapi sampai saat ini belum secara konkret terwujud untuk memberikan perlindungan hukumnya.

E. Kerangka berfikir dan Hipotesis

1. Hubungan Faktor Finansial dengan Minat Mahasiswa FKIP Memilih Guru Faktor finansial merupakan faktor penting mengapa seseorang memilih profesi ini yaitu berhubungan dengan imbalan jasa yang berupa gaji, jaminan pensiun dan tunjangan lainnya. Imbalan jasa yang diperoleh para guru akan mempengaruhi dinamika perilaku dan kehidupan gru dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Setiap orang dalam bekerja dan menjalankan profesi selalu terdorong untuk memperoleh gaji, kenaikan tingkat gaji, kenaikan pangkat atau golongan, tunjangan fungsional dan tersedianya dana pensiun (wijayanti, 2001:360). Gurupun demikian, guru selain mengabdikan pada profesinya juga mmbutuhkan kesejahteraan dan itu semua diperoleh profesi yang dijalaninya. Akan tetapi jika melihat fakta yang ada sekarang ini, kesejahteraan guru sangatlah minim, apalagi untuk guru non PNS yaitu guru-guru swasta kecil bahwa gaji guru non PNS ditetapkan oleh penyelenggara satuan pendidikan dengan mengacu kepada besaran gaji guru PNS sehingga perlu subsidi bagi non PNS. Walaupun demikian guru tetap menjalankan profesi sebagai guru apalagi sekarang dengan ditetapkannya UU no 14 samakin menarik minat pilihan profesi guru ditinjau dari faktor finansial.

(69)

Ha : Ada hubungan yang positif dan signifikan antara faktor finansial dengan minat Mahasiswa FKIP menjadi guru.

2. Hubungan Faktor Sosial dengan Minat Mahasiswa FKIP Menjadi Guru. Guru dalam menjalankan profesinya selalu berinteraksi dengan

masyarakat tempat ia tinggal selain di sekolah tempat ia bekerja. Prestis guru sangat penting karena hal ini berpengaruh terhadap profesinya. Seorang guru yang memiliki prestis yang tinggi di lingkungan tempat ia tinggal maka akan dihormati dan disegani. Seorang guru akan lebih disegani dan dihormati oleh lingkungannya jika bersama-sama dengan masyarakat bekerjasama dan bergotong royong dalam suatu kegiatan. Status sosial juga berpengaruh terhadap prestis dan wibawa guru, sejauh mana masyarakat menghargai dan menghormati guru (Supriadi, 1999:34). Status sosial ekonomi dari zaman ke zaman semakin menurun. Namun faktor sosial ini juga menarik minat pilihan profesi guru.

Berdasar kerangka berfikir di atas diturunkan hipotesis sebagai berikut: Ha : Ada hubungan yang positif dan signifikan antara faktor sosial dengan

minat Mahasiswa FKIP menjadi guru.

3. Hubungan Faktor Yuridis Dengan Minat Mahasiswa FKIP Menjadi Guru.

(70)

dan kewajiban guru. Di Indonesia, status guru bukan lagi berupa rekomendasi, melainkan telah ditegaskan secara hukum melalui undang-undang (Supriyadi, 1999:38). Berkaitan dengan undang-undang-undang-undang tersebut lebih menekankan perlindungan dan jaminan hukum hak guru, memberikan rasa aman dan ketenangan, dan juga perlakuan secara adil yang akan berdampak pada kepuasan kerja yang meningkatkan prestasi kerja guru.

Berdasar kerangka berfikir di atas diturunkan hipotesis sebagai berikut: Ha : Ada hubungan yang positif dan signifikan antara faktor yuridis dengan

(71)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan penelitian studi kasus, yaitu penelitian

mendalam tentang suatu obyek atau subyek pada area yang terbatas. Dengan

demikian hasil penelitian hanyalah berlaku pada kasus dimana obyek atau

subyek yang diteliti dan tidak dapat digeneralisasikan pada kasus ini. Jenis

penelitian studi kasus tersebut bila dihubungkan dengan hasil penelitian maka

hanya berlaku bagi obyek yang diteliti saja dan tidak berlaku bagi obyek

penelitian yang lain. Penelitian ini terbatas pada faktor finansial, sosial dan

Gambar

Tabel 5.6  Rangkuman Hasil Pengujian Linieritas ........................................
Tabel III.1
Tabel III.2
Tabel III.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian yang telah dilakukan berupa suatu sistem informasi pendaftaran siswa baru dan pembagian kelas berbasis client / server yang dapat mengolah

Simpulan penelitian pengembangan ini adalah (1) Dihasilkan modul pembelajaran fisika dengan strategi inkuiri terbimbing pada materi fluida statis yang tervalidasi; (2)

Secara teoritis dapat dijadikan sumbangan informasi dan keilmuan yang yang berarti bagi lembaga yang berkompeten mengenai pentingnya kondisi fisik atlet, khususnya atlet

skor penilaian yang diperoleh dengan menggunakan tafsiran Suyanto dan Sartinem (2009: 227). Pengkonversian skor menjadi pernyataan penilaian ini da- pat dilihat

KONTRIBUSI POWER TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN DINAMIS TERHADAP HASIL DRIBBLE-SHOOT DALAM PERMAINAN FUTSAL.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Hasil analisis selanjutnya akan digunakan untuk mengukur apakah kebijakan pengaturan batas atas dan batas bawah LDR (LDR Target) yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sudah

Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkannya hari ini, mainan apa yang paling disukai2. Bercerita pendek yang berisi

Beban diakui dalam laporan laba rugi ketika penurunan manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan penurunan aset atau kenaikan liabilitas telah terjadi dan dapat diukur