• Tidak ada hasil yang ditemukan

Diagnostik Mikrobiologi Molekuler.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Diagnostik Mikrobiologi Molekuler."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

DIAGNOSTIK

MIKROBIOLOGI MOLEKULER

Sunaryati Sudigdoadi

Departemen Mikrobiologi

Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah Subhanahuwa ta’ala atas segala rahmat

dan hidayahNya, penulis dapat menyelesaikan menyusun buku ini.

Buku ini merupakan tugas khusus sebagai salah satu pemenuhan mata kuliah pada

Program Pendidikan Doktor, Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran Bandung.

Salah satu bidang ilmu terkait dengan Mikrobiologi saat ini yang berkembang secara

pesat adalah tentang Biologi Molekuler sehingga berbagai teori molekuler dan berbagai

metode molekuler dalam bidang Mikrobiologi banyak dikembangkan. Untuk itu disusunlah

buku Diagnostik Mikrobiologi Molekuler ini yang mencakup teori-teori dasar Mikrobiologi

Molekuler serta berbagai perkembangan metode diagnostik secara molekuler untuk dapat

menentukan mikroba terkait dengan etiologi infeksi.

Dengan kerendahan hati penulis sampaikan bahwa penyusunan buku ini terlaksana,

sumbangan pikiran, saran, dorongan, dan bantuan lain dari berbagai pihak, serta secara

khusus dorongan dari suami Prof. Dr. Sudigdoadi, dr., SpKK(K). Tak lupa penulis juga

mengucapkan terima kasih tak terhingga kepada Prof. Dr. H. Imam Supardi, dr., Sp.MK.

(alm) selaku Promotor pada Program Doktor saat itu yang banyak memberikan dorongan

kepada penulis. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima

kasih yang tak terhingga saran-saran yang sangat berharga tersebut.

Akhirul kata penulis mengharapkan buku ini dapat bermanfaat untuk pembaca

dikalangan peserta didik mulai dari jenjang pendidikan Strata 1, Strata 2 ataupun peserta

(3)

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI iii

I. PENDAHULUAN 1 II. MAKROMOLEKUL DAN GENETIKA MIKROBA 4

2.1. Struktur Kimia Asam Nukleat 4

2.2. Struktur Kimia Protein 6

2.3. Struktur DNA 9

2.3.1. Struktur Primer Polinukleotida DNA 9

2.3.2. Struktur Sekunder Polinukleotida DNA 11

2.3.3. Denaturasi dan Renaturasi 14

2.5.3. Inisiasi dari sintesis DNA 32

(4)

III. REKAYASA GENETIK DAN BIOKTEKNOLOGI 54

3.1.Sistem Kloning Gen 55

3.2.DNA Sintetik 57

IV. PRINSIP- PRINSIP DIAGNOSTIK MIKROBIOLOGI MOLEKULER 59

4.1.Pelacak (probe) asam nukleat untuk deteksi dan identifikasi penyebab infeksi 59

4.1.1. Bentuk-bentuk Hibridisasi 63

4.1.1.1. Hibridisasi Fase Cairan 63

4.1.1.2.Hibridisasi Fase Padat 65

4.1.2. Indikasi Penggunaan Pelacak di Laboratorium 67

4.1.2.1.Pelacak untuk Enterik Patogen 68

4.1.2.2. Penyakit-penyakit yang ditularkan melalui makanan 71

4.1.2.3.Patogen-patogen pada Saluran Pernafasan 71

4.1.2.4. Patogen-patogen yang ditularkan melalui kontak seksual 74

4.1.2.5. Patogen-patogen lain pada Traktus Urogenital 79

4.1.2.6. Diagnosis Sepsis Bakterial 80

4.1.2.7. Pelacak-pelacak untuk Patogen lain yang ditularkan melalui Darah 82

4.1.2.8.Penyaring Darah dan Produk Darah sebelum Transfusi 83

4.1.2.9. Pelacak-pelacak untuk Gen-gen Resistensi Antimikroba 83

4.1.3. Hibridisasi in situ 86

4.2. Teknik-teknik amplifikasi asam nukleat in vitro 97

4.2.1. Pengaturan Tahap untuk Teknik Amplifikasi 100

4.2.2. Sensitivitas Klinik dan Sensitivitas Analitik 101

4.2.3.Metode-metode Amplifikasi Target 104

(5)

4.2.5.1. Multiplex PCR 111

4.2.5.2. Point Mutation Detection 112

4.2.5.3. Nested Amplification 114

4.2.5.4. Deteksi target-target RNA 119

4.2.5.5. PCR Kuantitatif 121

4.2.6. Sistem Amplifikasi Berdasarkan Transkripsi : TAS dan 3SR 121

4.2.7. Strand Displacement Amplification (SDA) 128

4.2.8. Aplikasi Khusus dari Amplifikasi Target 133

4.3. Amplifikasi Molekul Pelacak 135

4.3.1. Amplifikasi Q Replikase dari Molekul Pelacak RNA 136

4.3.2. Amplifikasi yang tergantung DNA Ligase 140

4.3.3. Teknik amplifikasi signal 144

4.3.4. Masalah-masalah penting pada sistem Amplifikasi 145

(6)

DIAGNOSTIK MIKROBIOLOGI MOLEKULER I. PENDAHULUAN

Sepanjang perkembangan ilmu pengetahuan para ilmuan selalu berusaha untuk

mengatasi kesulitan-kesulitan atau masalah-masalah yang telah dihadapi oleh ilmuan

sebelumnya. Sejak ditetapkannya postulat Koch maka berarti bahwa suatu agent penyebab suatu penyakit infeksi harus dapat diisolasi pada suatu biakan murni, harus dapat

diidentifikasi, menimbulkan suatu penyakit yang sama pada hewan percobaan, dan dapat

diisolasi kembali pada suatu biakan murni.

Selanjutnya perkembangan didalam menentukan penyebab penyakit infeksi diawali

dengan mengambil bahan pemeriksaan klinik melalui prosedur-prosedur pewarnaan, isolasi

dengan menggunakan medium pembenihan, melakukan reaksi-reaksi biokimiawi untuk

menentukan produk-produk metabolisme, dan tes-tes serologik atau imunodiagnostik untuk

mendeteksi antigen mikroba atau antibodi terhadap antigen mikroba. Pemeriksaan-

pemeriksaan tersebut dilakukan di bidang Mikrobiologi Kedokteran untuk tujuan diagnostik

labolatorik atau tujuan-tujuan penelitian.

Dengan menggunakan dogma biakan murni dapat diisolasi dan diidentifikasi

penyebab suatu penyakit infeksi yaitu bakteri, jamur atau virus. Namun dengan teknik-teknik

yang telah ada, diketahui bahwa beberapa organisme sangat sulit atau mungkin tidak

mungkin dibiakan, sehingga harus dicari metode lain untuk dapat menetukan penyebab

infeksi tersebut. Selain itu pada beberapa keadaan metode-metode untuk identifikasi sangat

terbatas dalam hal sensitivitas atau spesifitas atau keduanya. Untuk menambah sensitivitas,

mempercepat waktu pemeriksaan dan menentukan mikroorganisme yang sukar dibiak telah

dikembangkan suatu immunoassay yang biasa dilakukan oleh laboratorium-laboratorium yang besar maupun yang kecil untuk mendapatkan hasil diagnosis yang cepat.

Kemajuan di bidang biologi molekuler dan bidang pengembangan dari bioteknologi

saat ini merupakan langkah baru untuk menetukan penyebab infeksi sehingga dapat

digunakan sebagai alat bantu pembantu diagnosis, karena metode-metode biologi molekuler

lebih sensitif, lebih spesifik, dan lebih cepat. Prinsip-prinsip dasar di bidang biologi

molekuler seperti genetika molekul, faga bakteri, dan enzim-enzim bakteri melahirkan

bioteknologi modern pada akhir tahun 1970.

Analisis asam nukleat mendapat perhatian dalam beberapa tahun terakhir ini dan saat

ini telah banyak dilakukan sebagai dasar yang rutin di dalam pemeriksaan laboratorium

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian terdahulu mengenai penciptaan pengetahuan umumnya hanya meneliti dari sudut pandang proses penciptaan pengetahuan yang dikemukakan oleh Nonaka dan Takeuchi (1995),

Berdasarkan uji lanjut Tukey menunjukkan bahwa rata-rata pertumbuhan tinggi terbesar adalah bibit seleksi yang dihasilkan dari provenans Sungai Runtin, sedangkan pertumbuhan

Dari data pada Tabel 5 dapat dilihat bahwa internet, bagian dari teknologi informasi, mampu menempati peran penting bagi pemakai sebagai salah satu sumber informasi yang

Oral Health-Related Quality of Life in Complete Denture Wearers.. Depending on Their Socio-Demographic Background, Prosthetic-Related Factors and

Kepada semua Badan, Dinas, Kantor, dan Lembaga Pemerintah maupun Swasta serta semua pihak yang telah membantu dalam menyusun publikasi ini saya ucapkan terimakasih dan

Masyarakat sudah jenuh dengan situasi Covid-19 Sanksi hukum terlalu longgar sehingga tidak ada efek jera Tidak ada kontrol dari pemerintah terhadap kebijakan yang ditetapkan

BAGI MAHASISWA YANG ADA DI KELAS DIBAWAH INI AGAR SEGERA PINDAH KE KELAS LAIN YANG TERSEDIA... HENDRI

Pada penelitian ini akan dilakukan proses recovery dan regenerasi limbah B3 asal industri refinery minyak sawit, dan minyak yang diperoleh dari proses recovery