• Tidak ada hasil yang ditemukan

DRAFT HASIL PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DRAFT HASIL PENELITIAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

DRAFT HASIL PENELITIAN

LINGKUNGAN PEMBELAJARAN YANG BERPERAN DALAM OPTIMALISASI

KUALITAS LULUSAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

Dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan yang berkualitas demi peningkatan

kualitas kesehatan penduduk Indonesia, dibutuhkan upaya nyata dalam memperbaiki

pendidikan kedokteran. Walau disadari langkah yang perlu diselenggarakan cukup

kompleks, namun perbaikan di bidang pendidikan kedokteran diyakini mampu

meningkatkan kualitas lulusan dokter yang selanjutnya akan memberikan dampak positif

bagi kesehatan masyarakat Indonesia. Lulusan diharapkan mempunyai kemampuan untuk

mengembangkan diri dalam lingkungan internasional, yang dicirikan oleh kualitas moral dan

akhlak, intelektualitas, kematangan emosional serta daya inovasi dan kreativitas tinggi,

dapat meningkatkan posisi tawar atau daya kompetitif lulusan dokter, serta meningkatkan

ranking fakultas kedokteran yang pada akhirnya akan meningkatkan ranking universitas baik

di tingkat nasional maupun internasional.

Setiap institusi pendidikan kedokteran berupaya secara maksimal untuk menyelenggarakan

pendidikan sebaik mungkin bagi mahasiswanya. Penyelenggaraan proses tersebut

dilaksanakan dengan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki masing-masing institusi.

Kekuatan dan sumber daya yang berbeda antar institusi perlu dioptimalkan

pemberdayaannya, diantaranya melalUNUD upaya kolaborasi antar institusi pendidikan

kedokteran.

Pengembangan kurikulum akan dilaksanakan dalam beberapa tahapan, sebagai berikut:

i) Evaluasi Kurikulum

ii) Analisis Kebutuhan

iii) Penyusunan Kurikulum

Untuk tahapan pertama yaitu Evaluasi Kurikulum, telah disepakati akan dilaksanakan

kolaborasi berdasarkan pembagian level Evaluasi Program dari Kirkpatrick, yaitu:

a. Evaluasi kurikulum Kirkpatrick level 1

dilakukan melalUNUD evaluasi lingkungan pembelajaran (educational environment)

tahap akademik dengan menggunakan instrumen DREEM (Dundee Ready

Educational Environment Measurement) dan pada tahap klinik menggunakan

instrumen PHEEM (Postgraduate Hospital Educational Environment Measurement)

(2)

2

b. Evaluasi kurikulum Kirkpatrick level 2

Dilakukan melalUNUD pelaksanaan Progress Test bersama dan pembentukan Bank

Soal

c. Evaluasi kurikulum Kirkpatrick level 2+

Dilakukan melalUNUD penyelenggaraan Survei Internsip

Lingkungan pembelajaran meliputi berbagai aspek yang terdapat dalam suatu setting

pembelajaran yang turut mempengaruhi hasil dari proses pembelajaran yang berlangsung.

1

Lingkungan pembelajaran yang berkualitas baik akan mendukung efektifitas suatu program

pendidikan. Penelitian yang dilakukan oleh para pakar juga telah membuktikan bahwa

aspek yang tercakup dalam lingkungan pembelajaran berkorelasi positif dengan kepuasan

mahasiswa terhadap program dan pencapaian akademik oleh mahasiswa.

2

Evaluasi lingkungan pembelajaran tahap akademik dilakukan dengan mengumpulkan

masukan dari mahasiswa menggunakan instrumen DREEM yang dikembangkan oleh pakar

pendidikan di University of Dundee menggunakan teknik Delphi dengan melibatkan pakar

pendidikan kedokteran yang tersebar di seluruh dunia. Instrumen ini diciptakan terkait

perubahan paradigma pendidikan kedokteran menjadi lebih student-centred, yang

selanjutnya membutuhkan rumusan kriteria lingkungan pembelajaran yang ideal dan upaya

untuk menilainya.

3

MelalUNUD evaluasi lingkungan pembelajaran ini diharapkan dapat diperoleh masukan

mengenai kualitas proses pembelajaran yang berlangsung di institusi yang bersangkutan.

Dari hasil tersebut akan terlihat aspek yang menjadi kekuatan dan kelemahan institusi.

Selanjutnya aspek yang menjadi kekuatan dapat diberdayakan secara maksimal, sementara

aspek yang menjadi kekurangan dan hambatan yang ditemUNUD dapat diupayakan

solusinya.

Evaluasi yang dilakukan secara simultan di ketiga institusi kolaborasi memungkinkan

dilakukannya pembandingan antar institusi, terkait kualitas lingkungan pembelajaran di

institusi masing-masing. Hasil pembandingan tersebut kemudian didiskusikan dan dikaji

bersama yang selanjutnya akan dimanfaatkan sebagai umpan balik oleh institusi terkait

untuk memperbaiki diri dalam rangka mencapai penyelenggaraan pendidikan kedokteran

yang berkualitas.

Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Peserta dalam penelitian ini berjumlah 520 mahasiswa. Jumlah mahasiswa berjenis kelamin

laki-laki adalah 222 orang dan perempuan adalah 298 orang. Nilai rerata skor pada bagian persepsi

mahasiswa akan kegiatan pembelajaran 29,01. Nilai rerata skor pada bagian persepsi mahasiswa

akan para pengajar adalah 27,21. Nilai rerata skor pada bagian persepsi diri mahasiswa akan

prestasi akademiknya adalah 20,58. Nilai rerata skor persepsi diri mahasiswa akan atmosfer

(3)

3

pendidikan adalah 28,77. Nilai rerata skor persepsi diri mahasiswa akan kehidupan sosialnya

adalah 16,60. Rerata jumlah skor total DREEM 122,17.

Rerata Skor DREEM dan Subskala berdasarkan Jenis Kelamin dan Tahapan di Universitas Udayana

Total DREEM Score Students' Perception of Learning Students' Perception of Teachers Students' Academic Self Perceptions Students' Perception of Atmosphere Students' Social Self Perception Jenis Kelamin Laki-laki 118,57 28,43 26,41 19,90 28,01 15,82 Perempuan 124,85 29,44 27,81 21,09 29,33 17,18 Tahapan 1 125,75 29,74 28,29 20,61 29,90 17,20 2 118,27 27,89 26,42 20,17 27,70 16,09 3 123,18 29,72 26,92 21,18 28,81 16,55 N=520

Item Analisis

Rerata Skor DREEM dan Subskala berdasarkan Universitas, Jenis Kelamin, dan Tahapan

Total DREEM Score Students' Perception of Learning Students' Perception of Teachers Students' Academic Self Perceptions Students' Perception of Atmosphere Students' Social Self Perception UNUD 122,17 29,01 27,21 20,58 28,77 16,60 Butir Pertanyaan Mean of Scores

1 Saya didorong untuk berpartisipasi dalam kelas 2,57

2 Staf pengajar berpengetahuan cukup 2,71

3 Terdapat sistem dukungan yang baik bagi mahasiswa yang mengalami stres 1,81

4 Saya terlalu lelah untuk menikmati studi ini 1,88

5

Strategi belajar yang berhasil untuk saya sebelumnya, terus membuahkan

(4)

4

6 Staf pengajar bersikap sabar terhadap pasien 2,42 7 Kegiatan belajar mengajar seringkali memberikan stimulasi/rangsangan 2,52

8 Staf pengajar mencemooh mahasiswa 2,44

9 Staf pengajar bersikap otoriter 2,38

10 Saya yakin bahwa saya dapat melewati tahun akademik ini 2,88

11

Suasana kegiatan belajar mengajar di bangsal/poliklinik/pusat pelayanan

kesehatan rileks 2,39

12 Jadwal kegiatan belajar mengajar tersusun dengan baik 2,05 13 Kegiatan belajar mengajar berpusatkan pada mahasiswa 2,51 14 Saya jarang merasa bosan terhadap studi ini 1,76 15 Saya memiliki teman-teman baik di fakultas ini 3,04 16 Kegiatan belajar mengajar membantu saya mengembangkan kompetensi saya 2,47

17 Perilaku menyontek merupakan masalah di fakultas ini 2,31

18 Staf pengajar memiliki keterampilan berkomunikasi yang baik dengan pasien 2,50 19 Saya memiliki kehidupan sosial yang baik 2,85 20 Kegiatan belajar mengajar terfokus dengan baik 2,55

21

Saya merasa bahwa saya dipersiapkan dengan baik untuk menjalankan profesi

saya 2,59

22 Kegiatan belajar mengajar membantu mengembangkan rasa percaya diri saya 2,56

23 Suasana perkuliahan rileks 2,31

24 Waktu untuk kegiatan belajar mengajar dipakai dengan baik 2,48

25

Kegiatan belajar mengajar terlalu menekankan pada pembelajaran mengenai

informasi faktual 1,50

26

Pembelajaran tahun lalu merupakan persiapan yang baik untuk pembelajaran

tahun ini 2,65

27 Saya dapat menghafalkan semua yang saya perlukan 1,97

28 Saya jarang merasa kesepian 2,45

29 Staf pengajar mampu memberikan umpan balik dengan baik kepada mahasiswa 2,42

30

Terdapat kesempatan bagi saya untuk mengembangkan keterampilan

interpersonal 2,60

(5)

5

Koefisien alfa pada administrasi instrumen DREEM kali ini berkisar antara .92 - .61. Penilaian persepsi mahasiswa menggunakan DREEM di FKUNUD pernah dilakukan pada tahun-tahun akademik sebelumnya dan koefisien reliabilitas yang dihasilkan tidak jauh berbeda. Hasil-hasil ini membuktikan bahwa pemakaian instrumen DREEM di FKUNUD, sebagai salah satu instrumen evaluasi program pendidikan, dapat memberikan hasil atau persepsi yang cukup konsisten dan dapat dipercaya.

32 Di sini staf pengajar memberikan kritik yang membangun 2,54 33 Saya merasa nyaman bersosialisasi dalam kelas 2,64

34 Suasana saat seminar/tutorial rileks 2,68

35 Saya mendapatkan pengalaman yang mengecewakan 2,34

36 Saya dapat berkonsentrasi dengan baik 2,36

37 Staf pengajar memberikan contoh-contoh yang jelas bagi saya 2,43 38 Saya memahami tujuan pembelajaran dengan jelas 2,52

39 Staf pengajar menunjukkan kemarahan dalam kelas 2,53

40 Staf pengajar mempersiapkan diri dengan baik untuk mengajar kelasnya 2,53 41 Kemampuan pemecahan masalah berkembang dengan baik di sini 2,70 42 Kenikmatan melampaUNUD tekanan (stres) dalam menjalani studi 2,10 43 Suasana di sini memotivasi saya sebagai seorang mahasiswa/pelajar 2,53 44 Kegiatan belajar mengajar mendorong saya untuk menjadi pelajar yang aktif 2,58

45

Sebagian besar materi yang harus saya pelajari terasa relevan dengan

profesi/karir dalam bidang kesehatan 2,82

46 Akomodasi saya menyenangkan 2,81

47

Pembelajaran untuk jangka panjang lebih ditekankan daripada pembelajaran

untuk jangka pendek 2,53

48 Kegiatan belajar mengajar terlalu berpusatkan pada staf pengajar 2,21

49 Saya merasa dapat mengajukan pertanyaan yang saya inginkan 2,32

(6)

6

Subskala Koefisien alfa

(reliabilitas)

(N=370) Students’ perceptions of learning (12 pernyataan) .80 Students’ perceptions of teachers (11 pernyataan) .80 Students’ academic self-perceptions (8 pernyataan) .71 Students’ perceptions of atmosphere (12 pernyataan) .69 Students’ social self-perceptions (7 pernyataan) .61

DREEM keseluruhan (50 pernyataan) .92

Tabel di bawah ini adalah skor penilaian persepsi mahasiswa terhadap atmosfer pendidikan di FKUNUD baik secara keseluruhan, maupun per subskala.

Subskala Skor rata-rata

Students’ perceptions of learning (skor maksimum: 60) 43.4 Students’ perceptions of teachers (skor maksimum: 55) 40.1 Students’ academic self-perceptions (skor maksimum: 40) 29.8 Students’ perceptions of atmosphere (skor maksimum: 60) 42.4 Students’ social self-perceptions (skor maksimum: 35) 24.0

DREEM (total) (skor maximum: 250) 179.6

Apabila dinilai dari skor rata-rata DREEM secara keseluruhan, maka lingkungan atau atmosfer pendidikan di FKUNUD cukup baik. Jika dimasukkan ke dalam kategori penilaian yang sudah ada, maka skor 179.6 ini termasuk dalam kategori more positive than negative, artinya lebih banyak hal-hal yang sifatnya positif dalam lingkungan pendidikan di FKUNUD, dibandingkan dengan yang negatif.

Jika penilaian hanya dilakukan berdasarkan skor rata-rata keseluruhan instrumen, maka pengelola program pendidikan akan mengalami kesulitan untuk mengetahUNUD area-area lingkungan pendidikan yang menjadi kekuatan dan kelemahan FKUNUD. Oleh karena itu, setiap subskala dan

(7)

7

skor yang terkait perlu diinterpretasi. Jika skor rata-rata setiap subkala dibandingkan dengan skor maksimum yang dapat diperolehnya, maka hampir semua subskala mendapat hasil yang sama. Tidak ada subskala yang skornya lebih menonjol dibandingkan dengan yang lain.

Subskala terbaik adalah academic self-perceptions. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa FKUNUD mempunyai self-efficacy dan kepercayaan diri yang cukup tinggi dalam area akademik. Hal ini cukup sering terjadi pada mahasiswa kedokteran. Mahasiswa kedokteran umumnya memiliki

self-efficacy dan motivasi yang lebih tinggi, salah satunya karena tantangan dan ekspektasi yang cukup

berat selama studi.

Subskala social self-perceptions memiliki skor yang paling rendah (relatif terhadap skor maksimumnya) dan hasil ini memperlihatkan bahwa aspek-aspek sosial dalam lingkungan pendidikan perlu mendapat perhatian lebih, karena aspek ini juga akan menentukan persepsi mahasiswa terhadap atmosfer pendidikannya. Jika skor pada subskala ini meningkat, maka skor keseluruhan juga akan terangkat.

Skor rata-rata relatif untuk 3 subskala yang lain (perceptions of teachers, perceptions of learning dan

perceptions of atmosphere) tidak jauh berbeda. Secara umum, mahasiswa telah memiliki persepsi

yang cukup baik terhadap staf pengajar, pembelajaran dan atmosfernya. Kesimpulan sementara yang dapat ditarik adalah bahwa pengalaman belajar yang dialami oleh mahasiswa pada kurikulum berbasis kompetensi FKUNUD umumnya cukup positif sehingga mereka dapat memiliki persepsi yang cukup baik.

Hasil-hasil dalam laporan ini tentunya perlu dicermati karena hanya 370 mahasiswa, dari sekitar 1000 mahasiswa FKUNUD tingkat 1-5 yang menjadi target responden, berpartisipasi dalam

pengisian instrumen ini. Response rate yang sangat rendah tentunya membatasi kemampuan untuk melakukan generalisasi hasil, tetapi paling tidak pengelola program pendidikan telah memperoleh gambaran awal atmsofer pendidikan di FKUNUD.

(8)

8

Interpretasi instrumen DREEM juga dapat dilihat dari nilai rata-rata setiap butir pernyataan. MelalUNUD penilaian setiap butir pernyataan, dapat diidentifikasi secara lebih spesifik kekuatan dan kelemahan lingkungan dan atmosfer pendidikan di FKUNUD. Interpretasi seperti ini mungkin lebih bermakna bagi pengelola program pendidikan karena langsung dapat diketahUNUD

komponen-komponen pembelajaran yang perlu ditingkatkan kualitasnya.

No Pernyataan Skor rata-rata

1 Saya didorong untuk berpartisipasi dalam kelas 3.7

2 Staf pengajar berpengetahuan cukup 4.1

3 Terdapat sistem dukungan yang baik bagi mahasiswa yang mengalami stres

2.7

4 Saya terlalu lelah untuk menikmati studi ini 3.1

5 Strategi belajar yang berhasil untuk saya sebelumnya, terus membuahkan keberhasilan bagi saya saat ini

3.3 6 Staf pengajar bersikap sabar terhadap pasien 3.6 7 Kegiatan belajar mengajar seringkali memberikan

stimulasi/rangsangan

3.6

8 Staf pengajar mencemooh mahasiswa 3.6

9 Staf pengajar bersikap otoriter 3.5

10 Saya yakin bahwa saya dapat melewati tahun akademik ini 4.2 11 Suasana kegiatan belajar mengajar di

bangsal/poliklinik/pusat pelayanan kesehatan rileks

3.5 12 Jadwal kegiatan belajar mengajar tersusun dengan baik 3.1 13 Kegiatan belajar mengajar berpusatkan pada mahasiswa 3.7 14 Saya jarang merasa bosan terhadap studi ini 2.9 15 Saya memiliki teman-teman baik di fakultas ini 4.3 16 Kegiatan belajar mengajar membantu saya mengembangkan

kompetensi saya

4.0 17 Perilaku menyontek merupakan masalah di fakultas ini 3.2 18 Staf pengajar memiliki keterampilan berkomunikasi yang

baik dengan pasien

(9)

9

No Pernyataan Skor rata-rata

19 Saya memiliki kehidupan sosial yang baik 3.9

20 Kegiatan belajar mengajar terfokus dengan baik 3.7 21 Saya merasa bahwa saya dipersiapkan dengan baik untuk

menjalankan profesi saya

3.8 22 Kegiatan belajar mengajar membantu mengembangkan rasa

percaya diri saya

3.8

23 Suasana perkuliahan rileks 3.5

24 Waktu untuk kegiatan belajar mengajar dipakai dengan baik 3.5 25 Kegiatan belajar mengajar terlalu menekankan pada

pembelajaran mengenai informasi faktual

2.8 26 Pembelajaran tahun lalu merupakan persiapan yang baik

untuk pembelajaran tahun ini

3.8 27 Saya dapat menghafalkan semua yang saya perlukan 2.9

28 Saya jarang merasa kesepian 3.4

29 Staf pengajar mampu memberikan umpan balik dengan baik kepada mahasiswa

3.7 30 Terdapat kesempatan bagi saya untuk mengembangkan

keterampilan interpersonal

3.9 31 Saya telah belajar banyak mengenai empati dalam profesi

saya

4.0 32 Di sini staf pengajar memberikan kritik yang membangun 3.7 33 Saya merasa nyaman bersosialisasi dalam kelas 3.9

34 Suasana saat seminar/tutorial rileks 3.7

35 Saya mendapatkan pengalaman yang mengecewakan 3.1

36 Saya dapat berkonsentrasi dengan baik 3.5

37 Staf pengajar memberikan contoh-contoh yang jelas bagi saya 3.7 38 Saya memahami tujuan pembelajaran dengan jelas 3.7 39 Staf pengajar menunjukkan kemarahan dalam kelas 3.2 40 Staf pengajar mempersiapkan diri dengan baik untuk

mengajar kelasnya

3.7 41 Kemampuan pemecahan masalah berkembang dengan baik 3.8

(10)

10

No Pernyataan Skor rata-rata

di sini

42 Kenikmatan melampaUNUD tekanan (stres) dalam menjalani studi

3.4 43 Suasana di sini memotivasi saya sebagai seorang

mahasiswa/pelajar

3.8 44 Kegiatan belajar mengajar mendorong saya untuk menjadi

pelajar yang aktif

3.8 45 Sebagian besar materi yang harus saya pelajari terasa relevan

dengan profesi/karir dalam bidang kesehatan

4.1

46 Akomodasi saya menyenangkan 3.7

47 Pembelajaran untuk jangka panjang lebih ditekankan daripada pembelajaran untuk jangka pendek

3.6 48 Kegiatan belajar mengajar terlalu berpusatkan pada staf

pengajar

3.5 49 Saya merasa dapat mengajukan pertanyaan yang saya

inginkan

3.7 50 Para mahasiswa menjengkelkan para staf pengajar 3.4

Pernyataan yang bersifat negatif harus dibalik cara interpretasinya, yaitu semakin tinggi skor untuk pernyataan negatif tersebut, berarti semakin banyak mahasiswa yang tidak setuju atau menentang pernyataan tersebut. Bila skor rata-rata cenderung rendah, maka hal ini berarti bahwa banyak mahasiswa yang menyatakan persetujuannya terhadap kondisi negatif yang dijabarkan dalam pernyataan tersebut. Pernyataan negatif adalah pernyataan yang dicetak miring pada tabel di atas.

Pernyataan dengan skor rata-rata lebih besar atau sama dengan 4 adalah:

 Saya memiliki teman-teman baik di fakultas ini (4.3)

 Saya yakin bahwa saya dapat melewati tahun akademik ini (4.2)

 Sebagian besar materi yang harus saya pelajari terasa relevan dengan profesi/karir dalam bidang kesehatan (4.1)

(11)

11

 Kegiatan belajar mengajar membantu saya mengembangkan kompetensi saya (4.0) dan Saya telah belajar banyak mengenai empati dalam profesi saya (4.0)

Pernyataan dengan skor 4 ke atas berasal dari hampir semua subskala, dengan sebagian besar merupakan pernyataan terkait academic self-perceptions. Relevansi antara apa yang dipelajari dengan profesi yang akan dijalankan nantinya dirasakan sudah cukup baik. Sebagian besar mahasiswa merasa yakin dapat melewati tahun akademik yang sedang berjalan. Pernyataan ini dapat dieksplorasi lebih lanjut melalUNUD wawancara atau observasi untuk mengetahUNUD aspek-aspek yang berkontribusi terhadap tingginya keyakinan diri mahasiswa.

Staf pengajar FKUNUD dianggap berpengetahuan cukup. Selain itu walaupun skornya tidak lebih dari 4, tetapi beberapa poin terkait kemampuan dan sikap staf pengajar, seperti persiapan mengajar dan kemampuan memberikan umpan balik dan dinilai cukup baik oleh mahasiswa.

Persepsi mahasiswa terhadap kegiatan belajar mengajar juga cukup baik karena mahasiswa menilai bahwa kegiatan belajar dapat membantu mereka mengembangkan kompetensinya, tidak terlalu berpusatkan kepada pengajar, dan dapat memberikan stimulus pembelajaran kepada mahasiswa, serta lain sebagainya.

Sedangkan, pernyataan dengan skor rata-rata kurang dari 3 adalah sebagai berikut:

Terdapat sistem dukungan yang baik bagi mahasiswa yang mengalami stres (2.7)

Sistem dukungan (student support) ternyata masih dianggap kurang baik oleh mahasiswa FKUNUD. Walaupun sistem pembimbing akademik dan konseling sudah dipersiapkan dan ditata dengan lebih baik, namun manfaatnya belum dirasakan oleh mahasiswa. Manfaat yang kurang dirasakan oleh mahasiswa ini dapat disebabkan karena sistemnya memang belum berjalan dengan baik, ataupun karena mahasiswa yang tidak mau memanfaatkan sistem dukungan yang ada.

(12)

12

Kegiatan belajar mengajar terlalu menekankan pada pembelajaran mengenai informasi faktual (2.8)

Kontradiksi dengan pernyataan-pernyataan lain terkait kegiatan pembelajaran, masih terdapat anggapan bahwa kegiatan belajar mengajar terlalu menekankan pada pembelajaran mengenai informasi faktual. Temuan ini dapat dijadikan sebagai salah satu poin evaluasi kurikulum berbasis kompetensi (KBK), karena salah satu prinsip penerapan KBK adalah penekanan pada

deep learning (pemahaman materi, tidak hanya sekedar mengingat fakta). Walaupun metode

belajar utama adalah problem-based learning dan kegiatan diskusi kelompok kecil, ternyata mahasiswa masih merasa bahwa mengingat fakta terisolasi adalah hal yang ditekankan oleh staf pengajar baik dalam kegiatan pembelajaran maupun sistem evaluasi hasil belajar.

Saya jarang merasa bosan terhadap studi ini (2.9)

Temuan ini mengindikasikan bahwa sebagian besar mahasiswa masih sering merasa bosan dengan kegiatan pembelajaran selama studi di FKUNUD. Hal ini mungkin disebabkan oleh rutinitas kegiatan modul termasuk ujian-ujiannya yang umumnya cukup padat. Rutinitas kegiatan modul tentunya tidak dapat dihindari, namun staf pengajar dapat didorong untuk membuat kegiatan pendidikan lebih hidup. Selain itu, tantangan untuk pengelola program pendidikan adalah bagaimana dapat mendesain kegiatan ekstrakurikuler yang baik dan memberikan mahasiswa kesempatan lebih untuk mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut, untuk membantu mereka mengurangi kebosanan.

Saya dapat menghafalkan semua yang saya perlukan (2.9)

Pernyataan ini kemungkinan besar berkaitan dengan kegiatan pembelajaran yang menekankan pada informasi faktual. Oleh karena kegiatan pembelajaran menuntut mahasiswa untuk

menghafalkan semua informasi faktual, tanpa menekankan pemahaman materi yang lebih mendalam, maka mahasiswa merasa mereka tidak dapat menghafalkan semua yang mereka perlukan untuk meraih keberhasilan dalam proses pembelajaran. Mahasiswa mungkin perlu mendapat bimbingan lebih untuk mengetahui hal-hal dasar yang mereka perlu ingat, dan yang lebih penting lagi adalah mereka perlu mempelajari bagaimana mereka dapat mencari,

Gambar

Tabel di bawah ini adalah skor penilaian persepsi mahasiswa terhadap atmosfer pendidikan di  FKUNUD baik secara keseluruhan, maupun per subskala

Referensi

Dokumen terkait

Selama ini pengaktifan robot yang dapat bekerja secara otomatis pada umumnya diaktifkan melaluii aktivasi suara (seperti pada Kontes Robot Indonesia), jika suara

Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya, tetapi hasil pe- nelitian ini lebih rendah dari Youssef et al, (2013) yang menunjukkan bahwa penambahan sinbiotik sebagai

Sinta Diah Saputri, NIM : 1512104576 Program Studi Pendidikan Geografi, Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidik, Universit Widya

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai variabel literasi pencatatan laporan keuangan, literasi pengelolaan hutang dan literasi penyusunan anggaran dalam memprediksi

Ketika dilarutkan dalam atau dicampur dengan bahan lain dan dalam kondisi yang menyimpang dari yang disebutkan dalam EN374 silahkan hubungi suplier sarung tangan CE-resmi

Permasalahan dalam penelitian adalah rendahnya aktivitas dan pres- tasi belajar materi pembulatan hasil pengukuran panjang dan berat ke satuan terdekat pada siswa

Menurut Kiyoshi Inoue dari Saitama University (The Accounting Historian Journal, Spring 1978 ) menyebutkan Orang yang pertama-tama "menulis" (bukan menerbitkan seperti

Pero, sinabi ni Crispin na hindi maniniwala ang kanilang ina sapagkat ipikikita niya ang maraming latay na likha ng pagpalo ng kura at ang bulsa niyang butas-butas na walang