4 A. Landasan Teori
1. Definisi Akuntansi
“Akuntansi adalah sistem informasi yang mengukur aktivitas bisnis, mengolah data menjadi laporan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada para pengambil keputusan”. Haryono Jusup (2012:04)
“Akuntansi dapat diartikan sebagai sistem informasi yang menyediakan laporan untuk para pemangku kepentingan mengenai aktivita s ekonomi dan kondisi perusahaan”. M. Reeve et.al (2013:9) 2. Fungsi Dasar Akuntansi dan Penyiapan Transaksi
a. Fungsi Dasar Akuntansi
“Fungsi dasar akuntansi adalah menyediakan informasi dana suatu entitas atau unit organisasi”. Sony Warsono (2013:1) b. Penyiapan Transaksi
“Penyiapan transaksi merupakan tahap penginputan, yaitu menjadikan transaksi siap untuk diolah oleh akuntansi. Kekurang- optimalan dalam penyiapan transaksi akan mempengaruhi proses dan bahkan output yang dihasilkan”. Sony Warsono (2013:49)
Terdapat 3 (tiga) fungsi utama dalam penyiapan transaksi:
1) Fungsi Pengidentifikasian
Peristiwa bisnis diklasifikasikan menjadi 2 (dua),
yaitu peristiwa ekonomi (transaksi) dan peristiwa non-
ekonomi (non-transaksi). Peristiwa bisnis
diklasifikasikan sebagai transaksi jika memenuhi 2 (dua) kriteria sebagai berikut:
a) Menyebabkan perubahan dana, dan
b) Dapat diukur menggunakan satuan uang (moneter).
Sony Warsono (2013:49)
“Akuntansi hanya memproses transaksi. Oleh karena itu, perusahaan harus mengidentifikasi peristiwa bisnis yang terjadi”. Sony Warsono (2013:49)
Sementara itu, peristiwa non-transaksi tidak diproses oleh akuntansi. Berikut ini contoh peristiwa yang sejauh ini dipertimbangkan sebagai non-transaksi:
a) Pelanggan menanyakan tentang tarif jasa konsultasi
b) Perhitungan perkiraan upah lembur untuk 1 bulan berikutnya
c) Penyimpangan uang tunai di brankas pada akhir jam kerja
d) Rotasi karyawan yang dilakukan perusahaan. Sony Warsono (2013:50)
2) Fungsi Pengukuran
Pengukuran merupakan salah satu fungsi yang penting dan krusial di akuntansi. Pengukuran yang tidak tepat ataupun tidak akurat akan menghasilkan informasi keuangan yang berisiko menyesatkan. Satuan ukuran yang digunakan di akuntansi sejauh ini adalah unit moneter atau sauna uang. Sony Warsono (2013:50) Terdapat beragam pengukuran, diantaranya adalah empat jenis pengukuran yang didiskusikan di literature akuntansi, yaitu:
a) Beban historis (historical cost);
b) Beban kini (current cost);
c) Nilai realisasi/penyesuaian (realizable/settlement value);
d) Nilai sekarang (present value). Sony Warsono (2013:50)
Pengukuran di akuntansi dapat diklasifikasikan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu:
a) Perhitungan nilai moneter: pengukuran yang
dimaksudkan untuk menghitung besarnya nilai
moneter suatu transaksi. Pengukuran ini lazimnya dilakukan untuk transaksi yang melibatkan pihak eksternal.
b) Penetapan nilai moneter: pengukuran yang dimaksudkan untuk menetapkan besarnya nilai moneter transaksi. Pengukuran ini lazimnya dilakukan untuk transaksi yang bersifat internal.
Sony Warsono (2013:51) 3) Fungsi Pendokumentasian
“Agar proses akuntansi dapat berjalan lancer, transaksi yang telah diukur menggunakan suatu moneter selanjutnya direkam ke dalam dokumen yang lazim disebut transaksi”. Sony Warsono (2013:53)
Bukti transaksi sangat penting sebagai dasar dalam pemrosesan akuntansi selanjutnya. Bukti transaksi dapat berupa kertas maupun elektronik. Pada prinsipnya bukti transaksi harus dirancang sehingga perekaman transaksi dapat berjalan cepat, ringkas, terhindar dari kesalahan, dan bermanfaat untuk pengendalian. (Sony Warsono, 2013: 53)
Dilihat dari sumber pembuatannya, bukti transaksi dapat berasal dari:
1) Internal ; bukti yang dibuat oleh perusahaan sendiri. Contoh: bukti pembayaran honorarium dan surat tagihan ke pelanggan (faktur penjualan).
2) Eksternal; bukti yang dibuat oleh pihak eksternal dan diterima oleh perusahaan. Contoh: surat tagihat dari rekanan (faktur pembelian) dan bukti pelunasan utang dari pelanggan. Sony Warsono (2013:53)
3. Persamaan Akuntansi
Sumber daya yang dimiliki perusahaan disebuat asset atau
aktiva. Hak atau klaim atas asset biasanya dibagi berdasarkan
dua jenis pemilik: (1) hak kreditor dan (2) hak pemilik. Hak kreditor mencerminkan utang perusahaan dan disebut kewajiban. Hak pemilik disebut ekuitas pemilik.
Hubungan antara keduanya dapat membentuk persamaan sebagai berikut:
9
(1)Sumber: Arikunto (2013:15)
4. Proses Utama Akuntansi a. Penjurnalan
“Jurnal adalah alat untuk mencatat transaksi perusahaan yang dilakukan secara kronologis (berdasarkan urut waktu terjadinya) dengan menunjukkan akun yang harus didebet dan dikredit beserta jumlah rupiahnya masing-masing”. Haryono Jusup (2012:126)
“Penjurnalan adalah meringkas transaksi secara sistematis.
Di akuntansi, fungsi ini lazim disebut juga pencatatan pertama (the original entry). Disebut sistematis karena penjurnalan berlandas pada system pencatatan berpasangan”. Sony Warsono (2013:65)
Terdapat 2 (dua) tipe buku jurnal, yaitu buku jurnal umum (general journal) dan buku jurnal khusus (special journal).
Perusahaan kecil lazimnya menggunakan buku jurnal umum, yaitu 1 (satu) jenis buku jurnal yang menampung
Aset = Kewajiban + Ekuitas Pemilik
semua jenis transaksi yang terjadi di perusahaan. Sony Warsono (2013:66)
“Perusahaan besar lazimnya menggunakan buku jurnal khusus yang terdiri dari beberapa buku. Setiap buku menampung jenis transaksi tertentu”. Sony Warsono (2013:66)
Jurnal khusus umumnya terdiri dari:
1) Jurnal Penjualan
“Jurnal ini digunakan untuk mencatat transaksi penjualan, baik penjualan kredit maupun tunai”. Mulyadi (2014:107). Berikut bentuk jurnal penjualan:
Tabel 1 Jurnal Penjualan Tgl Keterangan Nomor
Bukti
Piutang Dagang Kredit
Penjualan Tunai Debit
Lain-lain Hasil Penjualan
Kredit No.
Rek Jumlah
Sumber: Mulyadi (2014:108) 2) Jurnal Pembelian
“Jurnal pembelian ini digunakan untuk mencatat transaksi pembelian kredit. Transaksi pembelian tunai dicatat dalam jurnal jurnal pengeluaran kas”. Mulyadi (2014:107). Berikut bentuk jurnal pembelian:
Tabel 2
Jurnal Pembelian
Tanggal Keterangan Nomor Bukti
Utang Dagang
Kredit
Persediaan Debit
Lain-lain No.
Rek Jumlah
Sumber: Mulyadi (2014:109) 3) Jurnal Penerimaan Kas
“Jurnal penerimaan kas digunakan untuk mencatat transaksi penerimaan kas. Sumber pokok penerimaan kas umumnya dari penjualan tunai dan penerimaan piutang.”.
Mulyadi (2014:110). Berikut bentuk jurnal penerimaan kas:
Tabel 3
Jurnal Penerimaan Kas
Tanggal Keterangan Nomor Bukti
Kas Debit
Piutang Dagang Kredit
Penjualan Tunai Kredit
Lain-lain No.
Rek Jumlah
Sumber: Mulyadi (2014:110) 4) Jurnal Pengeluaran Kas
“Jurnal pengeluaran kas digunakan untuk mencatat transaksi pengeluaran kas”. Mulyadi (2014:108). Berikut bentuk jurnal pengeluaran kas:
Tabel 4
Jurnal Pengeluaran Kas
Tanggal Keterangan Nomor Bukti
Utang Dagang
Debit
Lain-lain
Kas Kredit No.
Rek Jumlah
Sumber: Mulyadi (2014:106) 5) Jurnal Umum
Jurnal umum digunakan untuk mencatat transaksi selain yang dicatat pada jurnal khusus. Pada umumnya jurnal umum berbentuk jurnal dua kolom yaitu kolom debit dan kolom kredit. (Mulyadi, 2014:108). Berikut bentuk jurnal umum:
Tabel 5 Jurnal Umum
Tanggal Keterangan Ref Jumlah Debet Kredit
Rp …. Rp ….
Sumber: Haryono Jusup (2012:128) b. Pemindah-bukuan
Pemindah-bukuan (posting) adalah “memindahkan” akun-akun yang tercantum di buku jurnal ke akun-akun yang sama di buku besar (ledgers). (Sony Warsono, 2013:68)
1) Buku Besar Utama
“Buku besar merupakan kumpulan rekening-rekening
yang digunakan untuk menyortasi dan meringkas informasi
yang telah dicatat dalam jurnal.” Mulyadi (2014:121).
Berikut bentuk buku besar:
Tabel 6 Buku Besar
Akun:….. No:…..
Tanggal Keterangan Ref. Debet Kredit Jumlah Debet Kredit
Sumber: Haryono Jusup (2012:142) 2) Buku Pembantu
Buku pembantu adalah suatu cabang dari buku besar yang berisi rincian rekening tertentu yang ada dalam buku besar, yang dibentuk untuk memudahkan dan mempercepat penyusunan laporan dan neraca percobaan. (Mulyadi, 2014:139). Berikut contoh buku besar pembantu:
Tabel 7 Buku Pembantu
Tanggal Deskripsi Debet Kredit
Sumber: Sony Warsono (2013:236) 5. Penyiapan Laporan Keuangan
Terdapat 3 fungsi penyiapan laporan keuangan:
a. Pembuatan Daftar Saldo Percobaan
Daftar saldo percobaan berisi saldo setiap akun yang terdapat di
buku besar utama. Tujuan membuat daftar saldo percobaan
adalah mengetahui saldo masing-masing akun dan mengecek
terjaganya keseimbangan persamaan yang mencerminkan hukum dana. (Sony Warsono, 2013:90). Berikut bentuk daftar saldo percobaan:
Tabel 8 PT Adil Seimbang Daftar Saldo Percobaan
Per 31 Desember 2012
NAMA AKUN DEBET
(Rp)
KREDIT (Rp)
Kas 1.650.000
Piutang usaha 1.240.000
Suplies kantor 170.000
Dibayar dimuka beban sewa kantor
180.000
Kendaraan 4.300.000
Peralatan knator 1.500.000
Utang usaha 1.240.000
Utang hipotek 3.000.000
Diterima dimuka pendapatan usaha
80.000
Dividen 100.000
Modal saham biasa 4.000.000
Pendapatan usaha 940.000
Pendapatan lain-lain 130.000
Beban iklan 30.000
Beban lain-lain 20.000
Beban gaji 200.000
TOTAL 9.390.000 9.390.000
Sumber: Sony Warsono (2013:96) b. Pencatatan Penyesuai
“Pencatatan penyesuai dilakukan untuk menjadikan semua transaksi yang terjadi dalam satu periode telah terekam dan tercatat”. Sony Warsono (2013:101). Berikut bentuk pencatatan penyesuai:
Tabel 9
Pencatatan Penyesuai
Tanggal Nama Akun Debet (Rp) Kredit (Rp)
Sumber: Sony Warsono (2013:96)
c. Pembuatan Daftar Saldo Setelah Penyesuaian
Daftar saldo setelah penyesuaian berisi saldo akun-akun pada tanggal tertentu yang ada di buku besar utama setelah dilakukan pembaruan karena terjadi pencatatan penyesuai. (Sony Warsono, 2013:99). Berikut bentuk daftar saldo setelah penyesuaian:
Tabel 10 PT Adil Seimbang
Daftar Saldo Setelah Penyesuaian Per 31 Desember 2012
NAMA AKUN DEBET
(Rp)
KREDIT (Rp)
Kas 1.650.000
Piutang usaha 1.240.000
Suplies kantor 170.000
Dibayar dimuka beban sewa kantor
180.000
Kendaraan 4.300.000
Peralatan knator 1.500.000
Uutang usaha 1.240.000
Utang hipotek 3.000.000
Diterima dimuka pendapatan usaha
30.000
Dividen 100.000
Modal saham biasa 4.000.000
Pendapatan usaha 990.000
Pendapatan lain-lain 130.000
Beban iklan 50.000
Beban lain-lain 20.000
Beban gaji 200.000
Beban Suplies Kantor 130.000
Lanjutan
Beban peny. Peralatan kantor
150.000 Akum. beban peny.
Peralatan kantor
150.000 Beban peny. Kendaraan 200.000
Akum. beban peny.
Kendaraan
200.000
Beban sewa kantor 60.000
Beban pajak penghasilan 40.000
Utang iklan 20.000
Utang pajak penghasilan 40.000
TOTAL 9.800.000 9.800.000
Sumber: Sony Warsono (2013:100) 6. Penyajian Laporan Keuangan
Laporan Keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Kondisi perusahaan pada saat ini adalah keadaan keuangan perusahaan pada tanggal tertentu (untuk neraca) dan periode tertentu (untuk laporan laba rugi).
Kasmir (2013:7)
Tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi posisi keuangan dan kinerja suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomik oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhaninformasi tersebut. IAI (2016:3)
Secara umum laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi keuangan suatu perusahaan pada saat tertentu maupun pada periode tertentu. Laporan keuangan mampu memberikan informasi keuangan kepada pihak dalam maupun luar perusahaan yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan. Kasmir (2013:10)
Terdapat empat macam laporan keuangan yang banyak dikenal, yaitu:
a. Laporan Laba Rugi
“Laporan laba rugi merupakan laporan yang
menunjukkan jumlah pendapatan atau penghasilan yang diperoleh dan biaya-biaya yang dikeluarkan dan laba rugi dalam suatu periode tertentu”. Kasmir (2013:45)
Laporan laba/rugi disusun untuk mengTabelkan hasil operasi perusahaan dalam suatu periode waktu tertentu. Laporan laba/rugi mengTabelkan keberhasilan atau kegagalan operasi perusahaan dalam mencapai tujuannya. (Haryono Jusup, 2012:29-30). Berikut bentuk laporan laba rugi:
Tabel 11 Laporan Laba Rugi Pendapatan:
Penjualan Bersih Xxxxxx
Pendapatan Sewa Xxxxx
Jumlah Pendapatan Xxxxxxx
Beban:
Harga Pokok Penjualan Xxxx
Beban Penjualan Xxxx
Beban Administrasi Xxxx
Beban Bunga Xxxx
Jumlah Beban Xxxxxxx
Laba Bersih Xxxxx
Sumber: M. Reeve et.al (2013:285) b. Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan modal merupakan laporan yang berisi jumlah
dan jenis modal yang dimiliki pada saat ini. Laporan ini juga
menjelaskan perubahan modal dan sebab-sebab terjadinya
perubahan modal di perusahaan. Laporan ini baru dibuat bila
memang ada perubahan modal. (Kasmir, 2013:30) Berikut bentuk
laporan perubahan ekuitas:
Tabel 12 PT Adil Seimbang Laporan Perubahan Ekuitas
Periode 1 Jan-31 Des 2012
Modal, awal periode 3.000.000
(+) Setoran modal selama periode berjalan 1.000.000
Saldo modal di DSPP 4.000.000
(+/-) Laba rugi satu periode 270.000
(-) Dividen (100.000)
Ekuitas akhir, per 31 Desember 2012 4.170.000 Sumber: Sony Warsono (2013:116)
c. Neraca
Neraca merupakan ringkasan laporan keuangan. Artinya laporan keuangan disusun secara gari besarnya dan tidak mendetail. Setiap perusahaan diharuskan untuk menyajikan laporan keuangan dalam bentuk neraca. Neraca biasanya disusun pada periode tertentu.
Namun, juga dapat dibuat pada saat tertentu untuk mengetahui kondisi perusahaan saat ini bila diperlukan. (Kasmir, 2013:30).
Berikut contoh bentuk neraca:
Tabel 13 Neraca 31 Desember 2011 Aset
Aset Lancar:
Kas Rp
Piutang Usaha Rp
Persediaan Rp
Bahan Habis Pakai Rp
Asuransi dibayar dimuka Rp
Jumlah Aset Lancar Rp
Aset Tetap:
Tanah Rp
Lanjutan
Peralatan Toko Rp
Dikurangi akumulasi penyusutan
Rp Rp
Peralatan Kantor Rp Dikurangi akumulasi
penyusutan
Rp Rp
Jumlah Aset Tetap Rp
Jumlah Aset Rp
Kewajiban
Kewajiban Lancar:
Utang Usaha Rp
Wesel Bayar Rp
Utang Gaji Rp
Sewa diterima dimuka Rp
Jumlah Kewajiban Lancar Rp
Kewajiban Jangka Panjang:
Wesel bayar (jatuh tempo tahun 2019)
Rp
Jumlah Kewajiban Rp
Ekuitas Pemilik
Modal Rp
Jumlah kewajiban dan ekuitas pemilik
Rp Sumber: Arikunto (2014:286)
d. Laporan Arus Kas
“Laporan arus kas adalah laporan yang menyajikan informasi selama satu periode tentang beragam perubahan dan aktivitas yang melibatkan sumber daya kas.” Sony Warsono (2013:111)
Laporan arus kas merpakan laporan yang menunjukkan semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan, baik yang berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap kas. Laporan kas harus disusun berdasarkan konsep kas selama periode laporan. Laporan kas terdiri dari arus kas masuk (cash in) dan arus kas keluar (cash out). Kasmir (2013:30). Berikut bentuk laporan arus kas:
Tabel 14
PT Adil Seimbang Tahun 2012 Keterangan Peneriamaan
Kas
Pengeluaran
Kas Saldo
Arus Kas dari Aktivitas Operasi:
Penjualan Tunai xxx xxx
Gaji Karyawan xxx
Aliran Kas Bersih
Aktivitas Operasi xxx xxx Xxx
Arus Kas dari Aktivitas Investasi:
Penjualan Mesin xxx
Pembelian Mesin
Tunai xxx
Aliran Kas Bersih dari Aktivitas Investasi
xxx xxx Xxx
Aliran Kas dari Aktivitas Pendanaan:
Pinjaman Hipotek xxx
Pelunasan dan
Angsuran Pinjaman xxx
Aliran Kas Bersih dari Aktivitas Pendanaan
xxx xxx Xxx
Kenaikan/Penurunan
Bersih Kas Xx
Sumber: Sony Warsono (2013:119) 7. Kode Rekening
Kode adalah suatu rerangka yang menggunakan angka atau huruf atau kombinasi antara angka dan huruf untuk memberi tanda terhadap klasifikasi yang sebelumnya telah dibuat.
Kode ini memudahkan identifikasi dan pembedaan elemen- elemen yang ada di dalam suatu klasifikasi. Mulyadi (2014:127)
a. Tujuan Kode
Dalam sistem pengolahan data akuntansi, kode harus
memenuhi berbagai tujuan berikut ini:
2. Mengidentifikasi data akuntansi secara unik
Data akuntansi perlu diberi identifikasi secara unik agar dapat dilakukan pencatatan, klasifikasi, penyimpanan, serta pengambilan data tersebut dengan benar.
3. Meringkas data
Kode menjadikan data akuntansi lebih ringkas sehingga hanya memerlukan lebih sedikit ruang dalam pencatatannya.
4. Mengklasifikasikan rekening atau transaksi
Dalam mengolah data akuntansi, kode digunakan untuk menunjukkan masuk ke dalam klasifikasi apa suatu rekening atau transaksi dikelompokkan.
5. Menyampaikan makna tertentu
Dengan kode dapat menyampaikan informasi yang bermakna tertentu. Mulyadi (2014:127)
b. Metode Pemberian Kode Rekening
Pemberian kode rekening pada umumnya didasarkan pada rerangka pemberian kode tertentu, sehingga memudahkan pemakai dalam penggunaannya. Ada 5 (lima) metode pemberian kode rekening:
1) Kode Angka atau Alfabet Urut
Dalam metode pemberian kode ini, rekening buku besar diberi kode angka atau huruf yang berurutan.
Kelemahan metode ini adalah jika terjadi perluasan jumlah rekening akan mengakibatkan perubahan menyeluruh terhadap kode rekening yang mempunyai kode angka yang lebih besar. Contoh Kode Angka Urut sebagai berikut:
1 Kas dan bank 2 Investasi sementara 3 Piutang
4 Cadangan kerugian piutang
5 Persediaan produk jadi
Mulyadi (2014:129) 2) Kode Angka Blok
Dalam metode ini, rekening buku besar dikelompokkan menjadi beberapa golongan dan setiap golongan disediakan satu blok angka yang berurutan untuk memberi kodenya. Contoh Kode Angka Blok sebagai berikut:
1-24 Aktiva Lancar
25-39 Investasi Jangka Panjang 40-69 Aktiva Tetap Berwujud 70-79 Aktiva Tidak Berwujud 80-99 Aktiva Lain-Lain Mulyadi (2014:130-131) 3) Kode Angka Kelompok
Kode ini terbentuk dari dua atau lebih subcodes yang dikombinasikan menjadi satu kode. Kode Angka Kelompok ini mempunyai karakteristik sebagai berikut:
a) Rekening diberi kode angka atau kombinasi angka dan huruf
b) Jumlah angka dan/atau huruf dalam kode tetap c) Posisi angka dan/atau huruf dalam kode
mempunyai arti tertentu
d) Perluasan klasifikasi dilakukan dengan memberi cadangan angka dan/atau huruf ke kanan.
Sebagai contoh plat mobil di Indonesia. Jika plat mobil AB7964CE, maka makna yang disampaikan adalah:
AB Daerah Istimewa Yogyakarta 7964 Kode unik untuk mobil tertentu
CE Kabupaten Sleman
Mulyadi (2014:134) 4) Kode Angka Desimal
Desimal berarti persepuluhan. Kode Angka Desimal memneri kode angka terhadap klasifikasi yang membagi kelompok menjadi maksimum 10 subkelompok dan membaginya menjadi maksimum 10 golongan yang lebih kecil dari subkelompok tersebut.
Sebagai contoh sebagi berikut:
1 Persediaan
1.1 Persediaan Suku Cadang 1.2 Persediaan Bahan Penolong 1.3 Persediaan Bahan Baku\
Mulyadi (2014:137)
5) Kode Angka Urut Didahului dengan Huruf
Metode ini menggunakan kode kombinasi angka dan huruf. Setiap rekening diberi kode angka yang di depannya dicantumkan huruf singkatan kelompok rekeningtersebut. Misalnya:
AL 101
ATL 112
MO 245
AL merupakan singkatan dari aktiva lancar, ATL
singkatan dari aktiva tidak lancer, MO singkatan dari
modal. Mulyadi (2014:138)
B. Hasil Penelitian Terdahulu
Tabel 15
Hasil Penelitian Terdahulu
Identitas
Penelitian Aspek
Zulaiha A03 140030 Politeknik Negeri Banjarmasin
Lisna Maulida A03 130030 Politeknik Negeri Banjarmasin
Chairunnisa A03 140010 Politeknik Negeri Banjarmasin