PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER TERHADAP
PERUBAHAN KARAKTER DAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH FISIKA
Fatma Reni Pulungan
Jurusan Pendidikan Fisika-Pascasarjana Universitas Negeri Medan Guru Fisika SMA Negeri 11 Medan
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran problem based learning berbasis pendidikan karakter terhadap perubahan karakter dan kemampuan menyelesaikan masalah Fisika. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain faktorial 2x3. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Panca Budi Medan Semester 1 Tahun Pelajaran 2012/2013. Sampel diambil dengan teknik cluster random sampling, didapat tiga kelas sebagai sampel penelitian, masing-masing terdiri atas 21, 20 dan 21 siswa. Analisis data menggunakan uji anava dua jalan dengan isi sel tak sama kemudian dilanjutkan dengan uji komparasi ganda metode Scheffe dengan taraf signifikansi 0,05 dan uji Chi Kuadrad untuk anlisis perubahan karakter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh model pembelajaran problem based learning berbasis pendidikan karakter terhadap perubahan karakter dan kemampuan menyelesaikan masalah Fisika. Ini berarti terdapat hubungan pengaruh perubahan perilaku jujur, disiplin, gigih serta bertanggung jawab siswa yang diberikan pembelajaran dengan model Problem Based Learning berbasis pendidikan karakter, siswa yang diberikan pembelajaran dengan model
Problem Based Learning tanpa berbasis pendidikan karakter dan siswa
siswa yang diberikan pembelajaran model konvensional terhadap kemampuan menyelesaikan masalah Fisika siswa.
Kata kunci: karakter, model pembelajaran, model PBL, pendidikan karakter, model konvensional
PENDAHULUAN
Jika diperhatikan, dekadensi karakter bangsa yang luar biasa terjadi pada orang dewasa dan anak-anak. Khusus siswa, krisis itu antara lain kebocoran kunci jawaban pada saat UN atau contek massal yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia seperti di daerah DI Yogyakarta, Aceh Utara, Bekasi, Probolinggo, Bengkulu, dan Lampung Tengah (Indra, 2011), kekerasan di kalangan remaja yang semakin memprihatinkan sebagai contoh aksi prema-nisme yang dilakukan oleh pelajar yang
tergabung dalam geng nero istilah yang diguna-kan para premanisme, kebiasaan menyontek,
bullying disekolah, dan tawuran. Aksi tawuran
di kalangan pelajar setiap tahun mengalami peningkatan terutama di daerah jabodetabek dari 128 kasus pada tahun sebelumnya meningkat 100% ditahun 2012 menurut Merdeka Sirait.
setahun oleh The Ethics of American Youth, dari Josepshon Institutes of Ethics, yaitu: 82% mengakui bahwa mereka berbohong kepada orang tua; 62% mengakui bahwa mereka berbohong kepada seorang guru tentang sesuatu yang signifikan; 33% menjiplak tugas dari internet; 60% menipu selama pelaksanaan ujian disekolah; 23% mencuri sesuatu dari orang tua atau kerabat lainnya; 19% mencuri sesuatu dari seorang teman; 28% mencuri sesuatu dari toko.
Menurut komnas Perlindungan Anak tidak terjadinya perubahan perilaku siswa, dikarenakan tiga hal, antara lain:
1) Kurikulum yang berlaku di sekolah saat ini lebih menitikberatkan pada peningkatan prestasi akademik pelajar ketimbang ekspresi diri. Akibatnya, kebutuhan anak untuk mengekpresikan diri tidak tersalurkan dengan baik dan cenderung salah arah. Salah satunya melalui aksi tawuran.
2) Kurangnya sosialisasi dan edukasi tentang karakter pelajar yang sesuai, baik di sekolah maupun lingkungan rumah. Seperti: karakter berani bertanggung jawab atas perilaku dan tindakan, jujur, toleransi dengan sesama maupunmenghargaipluralisme di sekitarnya. 3) Berdasarkan hasil analisis pemetaan fakta di lapangan diketahui bahwa sebagian besar aksi tawuran pelajar terjadi karena membu-daya di lingkungan sekolahnya masing-masing. Kesimpulan itu didapatkan dari fakta bahwa mayoritas pelajar yang terlibat masih menduduki tingkat pertama atau kedua.
Persoalan karakter atau moral memang tidak sepenuhnya terabaikan oleh lembaga pendidikan. Namun, fakta yang ada seputar kemerosotan karakter menunjukkan ada kega-galan pada institusi pendidikan dalam menum-buhkan siswa yang berkarakter dan berakhlak mulia (Zubaedi, 2011).
Menurut Wu Jian (2004) pembelajaran Fisika di kelas merupakan kesalahan bagi sebagian siswa karena siswa merasa tidak relevan, membosankan, sukar dan tidak berguna dengan dunia nyata. Siswa tidak salah dalam menyampaikan pendapat tersebut, namun
seorang guru harus melihat dan mendengar juga merubah metode pengajaran agar keadaan seperti ini bisa berubah. Masih menurut Wu Jian (2004) dalam pengajaran Fisika ada beberapa teori pengajaran yang dikedepankan, antara lain: teori behavioristik, teori konstruk-tivis, pemetaan konsep, pembelajaran berbasis masalah (Problem Based learning). Sedangkan strategi dan metode yang digunakan, yaitu: 1) Jam mengajar guru yang dipersingkat, 2) Mengaplikasikan system CAI (Computer Aided
Instruction) dan penggunaan internet seperti
penggunaan website untuk mengefisiensikan pengajaran, 3) Kerja tim dan kegiatan kelompok
kooperatif (diskusi, debat, penilaian individu, komunikasi), 4) Pembelajaran langsung secara mandiri (penilaian mandiri, membaca buku dan menggunakan website), 5) Tutorial. Dengan menggunakan strategi dan metode di atas, maka pembelajaran berpusat pada siswa. Pembelaja-ran yang berpusat pada siswa dapat menyelesai-kan masalah yang dihadapi siswa selama pembelajaran Fisika di kelas. Problem based
learning (PBL) adalah salah satu model
pembe-lajaran yang ditawarkan Wu Jian. PBL adalah strategi pembelajaran dan proses pembelajaran yang didominasi oleh penyelesaian masalah
(problem solving). Pada PBL Fisika siswa
terlebih dahulu diberikan sebuah permasalahan Fisika sebelum guru menjelaskan materi Fisika. Untuk menyelesaikan masalah Fisika itu maka siswa harus lebih dahulu membaca materi Fisika tersebut. Dengan menerapkan PBL membantu menyelesaikan masalah yang di hadapi siswa selama ini dalam belajar Fisika di kelas. Didasarkan pemaparan PBL di atas maka model pembelajaran berbasis masalah adalah model pembelajaran yang sesuai dengan penelitian pendidikan karakter siswa karena perkembangan karakter siswa dapat diamati dalam setiap menyelesaikan masalah Fisika yang ada.
Berdasarkan latar belakang ini, rumusan masalahnya adalah (1) Apakah ada perubahan perilaku disiplin, jujur, tanggung jawab serta bekerja keras pada siswa yang diberikan pembelajaran model PBL berbasis pendidikan Pulungan, F.R.: Pengaruh Model Pembelajaran
Problem Based Learning Berbasis Pendidikan Karakter Terhadap Perubahan Karakter dan Kemampuan Menyelesaikan Masalah Fisika.
karakter, siswa yang diberikan pembelajaran model PBL tanpa berbasis pendidikan karakter dan siswa yang diberikan pembelajaran model tradisional? (2) Apakah ada perubahan kemam-puan penyelesaian masalah Fisika pada kelompok siswa yang memiliki karakter tinggi dan karakter rendah yang diberikan pembela-jaran model PBL berbasis pendidikan karakter, siswa yang diberikan pembelajaran model PBL tanpa berbasis pendidikan karakter dan siswa yang diberikan pembelajaran model konven-sional? (3) Apakah ada hubungan antara perubahan perilaku jujur, disiplin, gigih dan bertanggung jawab pada siswa yang diberi pembelajaran model PBL berbasis pendidikan karakter dalam meningkatkan kemampuan
menyelesaikan masalah Fisika, hubungan antara perubahan perilaku jujur, disiplin, gigih dan bertanggung jawab pada siswa yang diberi pembelajaran model PBL tanpa berbasis pendidikan karakter dalam meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah Fisika dan hubungan antara perubahan perilaku jujur, disiplin, gigih dan bertanggung jawab pada siswa yang diberi pembelajaran model konvensional dalam meningkatkan kemampuan
penyelesaianmasalahFisika?
Tujuan penelitian ini adalah untuk meng-analisis (1) perubahan perilaku jujur, disiplin, gigih dan bertanggung jawab pada siswa yang diberikan pembelajaran model PBL berbasis pendidikan karakter, siswa yang diberikan pembelajaran model PBL tanpa berbasis pendidikan karakter dan siswa yang diberikan pembelajaran model konvensional, (2) peruba-han kemampuan menyelesaikan masalah Fisika pada siswa yang diberikan pembelajaran model
PBL berbasis pendidikan karakter, siswa yang
diberikan pembelajaran model PBL tanpa berbasis pendidikan karakter dan siswa yang diberikan pembelajaran model konvensional, (3) perubahan perilaku disiplin, jujur, gigih serta bertanggung jawab terhadap kemampuan
menyelesaikan masalah Fisika pada siswa yang diberikan pembelajaran model PBL berbasis pendidikan karakter, siswa yang diberikan pembelajaran model PBL tanpa berbasis
pendidikan karakter dan siswa yang diberikan pembelajaran model konvensional.
Seiring dengan pendidikan karakter, Zubaedi menjelaskan bahwa karakter dapat sebagai penilaian subjektifitas terhadap kualitas moral dan mental seseorang, maka upaya mengubah atau membentuk karakter hanya berkaitan dengan stimulasi terhadap intelektual seseorang. Karakter mulia yang melekat pada diriseseorangditandai dengan nilai-nilai seperti: reflektif, percaya diri, rasional, logis, kritis, analitis, kreatif dan inovatif, mandiri, hidup sehat, bertanggung jawab, cinta ilmu, sabar, berhati-hati, rela berkorban, pemberani, dapat dipercaya, jujur, menepati janji, adil, rendah hati, malu berbuat salah, pemaaf, berhati lembut, setia, bekerja keras, tekun, gigih, teliti, memiliki inisiatif, selalu berpikir positif, disiplin. Coon (Zubaedi, 2011) mendefinisikan karakter sebagai suatu penilaian subjektif terhadap kepribadian seseorang yang berkaitan dengan atribut kepribadian yang dapat atau tidak dapat diterima oleh masyarakat. Menurut Sani (2011) karakter adalah nilai-nilai yang melandasi perilaku manusia berdasarkan norma agama, kebudayaan, hukum/konstitusi, adat-istiadat dan estetika.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di kelas X SMA Panca Budi Medan, dengan alokasi waktu penelitian 5 x 45 menit/minggu untuk pelaksa-naan perlakuan dalam proses pembelajaran. Populasi dalam penelitian yang telah dilakukan adalah seluruh siswa kelas X semester ganjil SMA Panca Budi Medan yang berjumlah lima kelas dengan jumlah siswa 20 orang tiap kelas. Sampel penelitian dipilih secara acak dengan mengundi 5 kelas yang ada untuk mendapatkan 3 kelas sebagai sampel penelitian. Dari hasil pengundian, terpilih satu kelas sebagai kelas eksperimen yang diajar dengan model pembela-jaran PBL berbasis pendidikan karakter yang terdiri atas jujur, disiplin, gigih dan bertang-gung jawab yaitu kelas X B, kelas eksperimen kedua yang terpilih untuk diajar dengan model PBL tanpa berasis pendidikan karakter yang terdiri atas jujur, disiplin, gigih dan bertang-gung jawab yaitu kelas X A dan kelas ketiga yaitu kelas X C diberi pengajaran tanpa model PBL serta tidak berbasis pendidikan karakter yaitu: jujur, disiplin, gigih dan bertanggung jawab.
Desain Penelitian
Tabel 1. Eksperimen dan Kemampuan Menyelesaikan Masalah Fisika Eksperimen Model
Pembelajaran (E)
Kemampuan Menyelesaikan Masalah Fisika Rendah (F1)
Kemampuan Menyelesaikan Masalah Fisika Tinggi (F2) PBL berbasis
Karakter (E1)
E1F1 E1F2
PBL (E2) E2F1 E2F2
Konvensional (E3) E3F1 E3F2
Untuk menguji kebenaran hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, maka teknik analisis data yang digunakan adalah analisis varians (ANAVA) untuk analisa kemampuan hasil belajar dan Chi-Square untuk analisa karakter jujur, disiplin, gigih dan bertanggung jawab. Penggunaan teknik ini dengan maksud agar hasil tes akhir yang dicapai oleh subyek penelitian benar-benar karena pengaruh dari perlakuan yang diberikan selama penelitian.
Taraf signifikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah α = 0,05.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Diawal penelitian dilakukan uji tes Lavene yang diperoleh hasil bahwa signifikansi tes awal yang diberikan kepada siswa sebesar 0,148 > 0,05, maka keseluruhan siswa dianggap memiliki kemampuan sama.
1. Perubahan perilaku jujur, disiplin, gigih serta bertanggung jawab pada siswa yang diberikan pembelajaran berbasis pendidikan karakter.
Gambar 1. Histogram Karakter Siswa di Awal Pembelajaran Model PBL berbasis Pendidikan Karakter
Gambar 2. Histogram Karakter Siswa di Akhir Pembelajaran Model PBL berbasis Pendidikan Karakter
2. Perubahan perilaku disiplin, jujur, tanggung jawab serta gigih pada siswa yang diberikan model pembelajaran PBL
Gambar 3. Histogram Karakter Siswa di Awal Pembelajaran Model PBL
Pulungan, F.R.: Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning Berbasis Pendidikan Karakter Terhadap Perubahan Karakter dan Kemampuan Menyelesaikan Masalah Fisika.
Gambar 4. Histogram Karakter Siswa di Akhir Pembelajaran Model PBL
3. Perubahan perilaku disiplin, jujur, tanggung jawab serta gigih menggunakan model pembelajaran konvensional
Gambar 5. Histogram Karakter Siswa di Awal Pembelajaran Model Konvensional
Gambar 6. Histogram Karakter Siswa di Akhir Pembelajaran Model Konvensional
7. Pengaruh perubahan karakter jujur, disiplin, gigih dan bertanggung jawab terhadap kemampuan menyelesaikan masalah Fisika.
Tabel 2. Skor rata-rata pengaruh perubahan karakter jujur, disipln,gigih dan bertanggung jawab terhadap kemampuan menyelesaikan masalah Fisika menggunakan model PBL berbasis Pendidikan Karakter, PBL, dan Konvensional.
HasilBelajar
Model dan Karakter N
Subset
1
Tukey Ba,b,c
PBL dan karakter rendah 6 53,50 PBLK dan karakter rendah 2 53,50 Konvensional dan karakter
rendah
17 54,82
Konvensional dan karakter tinggi
4 58,00
PBLdan karakter tinggi 14 60,00 PBLK dan karakter tinggi 19 70,58
Scheffea, b,c
PBL dan karakter rendah 6 53,50 PBLK dan karakter rendah 2 53,50 Konvensional dan karakter
rendah
17 54,82
Konvensional dan karakter tinggi
4 58,00
PBLdan karakter tinggi 14 60,00 PBLK dan karakter tinggi 19 70,58
Sig. ,162
PENGUJIAN HIPOTESIS
Tabel 4. Hasil perhitungan ANAVA dua jalur Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable:HasilBelajar
Source
Type III Sum of Squares Df
Mean
Square F Sig.
Corrected Model
2890,591a 5 578,118 5,996 ,000
Intercept 111665,55 1 111665,55 1
1158,21 ,000
Model 172,917 2 86,458 ,897 ,414
Karakter 651,041 1 651,041 6,753 ,012 Model *
Karakter
230,683 2 115,342 1,196 ,310
Error 5399,102 56 96,413 Total 237895,00
0 62
Corrected Total
8289,694 61
a. R Squared = ,349 (Adjusted R Squared = ,291)
masalah Fisika pada kelompok model pembe-lajaran PBL dan kelompok model pembepembe-lajaran Konvensional. Berdasarkan data tersebut maka pengujian hipotesis dilakukan, dengan Fhitung = 10,35 > Ftabel = 4,20, karena Fhitung lebih besar daripada Ftabel dengan taraf signifikansi 5%, maka terdapat perubahan kemampuan penyele-saian masalah Fisika pada siswa yang diberikan pembelajaran dengan model PBL berbasis pendidikan karakter, siswa yang diberikan
pembelajaran dengan model PBL tanpa berbasis pendidikan karakter dan siswa siswa yang diberikan pembelajaran model konvensional. Hasil pengujian ini menunjukkan tidak terjadi perubahan secara signifikan pada diri siswa, dikarenakan siswa masih beradaptasi dengan materi Fisika yang hanya sedikit diperoleh mereka pada saat duduk di SMP.
Jika hasil perhitungan dikaitkan dengan tabel Anava Dua Jalur diperoleh signifikansi untuk variabel model pembelajaran sebesar 0,414 dan variabel karakter 0,012 maka dapat disimpulkan untuk ketiga kelas tersebut yang signifikan hanya faktor karakter yang mempu-nyai signifikan 0,012 < 0,05. Sedang untuk variabel interaksi model pembelajaran dan karakter bukan merupakan faktor pengaruh yang signifikan karena signifikansi 0,310 > 0,05, maka tidak terdapat hubungan pengaruh perubahan karakter siswa yang diberikan pembelajaran dengan model PBL berbasis pendidikan karakter, siswa yang diberikan pembelajaran dengan model PBL tanpa berbasis pendidikan karakter dan siswa siswa yang diberikan pembelajaran model konvensional terhadap kemampuan menyelesaikan masalah Fisika siswa.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pemba-hasan dapat disimpulkan bahwa:
1. Perubahan perilaku jujur, disiplin, gigih dan bertanggung jawab terjadi secara signifikan di kelompok siswa dengan model pembela-jaran PBL berbasis Pendidikan Karakter,
sedangkan kelompok siswa dengan model Pembelajaran PBL dan juga kelompok siswa dengan model pembelajaran Konvensional tidak terjadi perubahan.
2. Perubahan kemampuan menyelesaikan masalah Fisika terjadi dengan dukungan dari model pembelajaran yang diberikan. Kemampuan awal semua siswa untuk tiap modelpembelajaran yang rendah, mengalami peningkatan yang berbeda terhadap hasil belajar Fisika siswa. Bagi kelompok siswa yang memiliki kemampuan awal yang tinggi memperoleh hasil belajar yang lebih baik jika dibandingkan dengan kelompok siswa yang memiliki kemampuan awal rendah. 3. Tidak terdapat hubungan pengaruh perubahan
perilaku jujur, disiplin, gigih serta bertang-gung jawab siswa yang diberikan pembelaja-ran dengan model PBL berbasis pendidikan karakter, siswa yang diberikan pembelajaran dengan model PBL tanpa berbasispendidikan
karakter dan siswa siswa yang diberikan pembelajaran model konvensional terhadap kemampuan menyelesaikan masalah Fisika siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Indra. 2011. Dibeberkan, Parahnya Kecurangan
UN SMA, artikel di website:
http://edu-kasi.kompas.com/read/2011/04/25/19171 563/Dibeberkan.Parahnya.Kecurangan.U N.SMA. [28 Februari 2012]
Sani, RA. 2011. Pendidikan Karakter di
Pesantren. Bandung: Citapustaka.
Tan, Ong-Seng. 2009. Problem-Based Learning
andCreativity.Singapore: Seng Lee Press.
Wu, Jian. 2004. Improvement of Physics
teaching with Problem Based Learning.
The ChinaPapers, artikel di website : http://sydney.edu.au/science/uniserve_sci ence/pubs/china/vol3/CP3_P1.pdf. [16 Februari 2012]
Zubaedi. 2011. Desain Pendidikan Karakter. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Pulungan, F.R.: Pengaruh Model Pembelajaran
Problem Based Learning Berbasis Pendidikan Karakter Terhadap Perubahan Karakter dan Kemampuan Menyelesaikan Masalah Fisika.