• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penataan Pantai Sanur sebagai KSPN untuk Meningkatkan Keunggulan Kompetitif Wilayah di Bali.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penataan Pantai Sanur sebagai KSPN untuk Meningkatkan Keunggulan Kompetitif Wilayah di Bali."

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

EC O - LO G IC C ITY

2015

Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara

Jakarta, 18-19 September 2015

Penataan Pantai Sanur sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional

(KSPN) untuk Meningkatkan Keunggulan Kompetitif Wilayah di Bali

Ni Luh Putu Eka Pebriyanti

Teknik Arsitektur Universitas Udayana, c_beb@yahoo.com

Abstrak

Keunggulan komparatif sering dikatakan sebagai keunggulan yang disediakan oleh Tuhan dan sudah tersedia di alam, tanpa adanya proses campur tangan manusia. Keunggulan ini berupa sumber daya alam, lokasi geografis, iklim, dan sebagainya. Bali adalah salah satu tempat favorit daerah tujuan wisata bagi wisatawan domestik maupun mancanegara meliputi wisata alam, wisata buatan dan wisata budaya. Namun permasalahannya sekarang adalah hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan untuk dapat memanfaatkan keunggulan komparatif (Comparative Advantage) tersebut sehingga Bali mampu bertahan menjadi wilayah kunjungan wisata. Potensi pariwisata antara kabupaten/kota di Bali selama ini memiliki perbedaan dan dapat dilihat dari tingkat penerimaan pajak yang diperoleh masing-masing kabupaten/kota.

Upaya perencanaan dan penyusunan arahan perancangan dalam pembangunan dan pengelolaan kepariwisataan strategis di wilayah-wilayah yang ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) sudah dilakukan. Hal ini, mengingat hubungan perencanaan dan perancangan wilayah/kota dengan peningkatan keunggulan kompetitif (Competitive Advantage) suatu wilayah bisa menjadi solusi terwujudnya pariwisata yang berkelanjutan.

Metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah metode kualitatif berdasarkan data sekunder melalui kajian peraturan dan kebijakan tata ruang wilayah khususnya Pantai Sanur. Studi berupa analisis kualitatif menghasilkan rancangan kreatif pada titik-titik/area di Kawasan Pantai Sanur. Hasil Akhir diperoleh terdapat hubungan antara perencanaan dan perancangan wilayah/kota dengan peningkatan keunggulan kompetitif suatu wilayah/kota. Hal tersebut dirumuskan menjadi aspek-aspek keberlanjutan dalam penataan kawasan pesisir.

Kata kunci: Keunggulan Kompetitif, Penataan pantai, Pariwisata Bali

Abstract

Comparative advantage is often said to be the advantages provided by God and is readily available in nature, without human intervention process. These advantages such as natural resources, geographical location, climate, and so on. Bali is one of the favorite tourist destination for domestic and foreign tourists include nature tourism and cultural tourism artificial. But the problem now is what are the things that need to be considered in order to exploit comparative advantages so that Bali is able to survive into the tourist destination. Tourism potential between districts/cities in Bali during this time and the differences can be seen from the level of tax revenue obtained by each district/city.

Efforts planning and design direction in the strategic development and management of tourism in areas designated as National Tourism Strategic Area (KSPN) has been performed. This, given the relationship of planning and design of the area / city with increased competitive advantage a region could be a solution to the realization of sustainable tourism.

The method used in this paper is a qualitative method based on secondary data through the study of the rules and policies of spatial especially Sanur Beach. Study is qualitative analysis to produce creative designs at points / areas in Region Sanur Beach. The end result is obtained there is a relationship between the planning and design of the area / city with increased competitive advantage of a region / city. It is formulated into aspects sustainability in the structuring of the coastal region.

Keywords: Competitive Advantage, Beach spatial planning, Bali Tourism

PENDAHULUAN

Pembangunan daerah Bali yang menitikberatkan pada perencanaan struktur ruang diupayakan dengan strategi pengembangan sistem pelayanan pusat-pusat perkotaan dan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi wilayah yang proporsional, merata dan hierarkhis.

(2)

perkotaan Bali Selatan dengan pusat pelayanan Kawasan Perkotaan Denpasar-Badung-Gianyar-Tabanan (Sarbagita) yang berfungsi sebagai PKN, (4) Sistem perkotaan Bali Barat dengan pusat pelayanan kawasan perkotaan Negara yang berfungsi sebagai PKW.

Upaya tersebut dimaksudkan untuk mendorong kawasan perkotaan dan pusat pertumbuhan agar lebih kompetitif dan lebih efektif dalam pengembangan wilayah di sekitarnya. Kawasan Perkotaan Denpasar-Badung-Gianyar-Tabanan (Sarbagita) sebagai PKN yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala internasional, nasional, atau beberapa provinsi, tentu memiliki peluang yang besar bagi peningkatan pertumbuhan kawasannya yang lebih kompetitif bila dibandingkan dengan kabupaten lainnya di Bali. Rencana struktur ruang wilayah Provinsi Bali dalam hal ini juga mencakup sistem perkotaan yang berkaitan dengan kawasan perdesaan dan sistem jaringan prasarana wilayah. Sistem jaringan transportasi baik itu sebagai sistem jaringan prasarana utama maupun sistem jaringan prasarana lainnya antara lain : (1) Sistem jaringan energi, (2) Sistem jaringan telekomunikasi, (3) Sistem jaringan sumber daya air, (4) Sistem jaringan prasarana lingkungan. Dalam hal ini, sembilan kabupaten/kota di Bali memiliki visi dan misi pembangunan masing-masing. Hal tersebut didukung oleh adanya perbedaan letak dan kondisi geografis serta perbedaan potensi yang dimiliki masing-masing kabupaten.

Kawasan pantai Sanur terletak di kecamatan Denpasar Selatan meliputi (1) Desa Sanur Kaja, (2) Kelurahan Sanur dan (3) Desa Sanur Kauh. Kawasan pantai Sanur yang menjadi pembahasan dalam tulisan ini adalah daerah pantai sepanjang pantai matahari terbit sampai pantai Mertasari. Adapun nama-nama pantai sepanjang kawasan tersebut meliputi (1) Pantai Matahari Terbit, (2) Pantai Sanur, (3) Pantai Segara Ayu, (4) Pantai Sindu, (5) Pantai Batu Jimbar, (6) Pantai Karang, (7) Pantai Semawang dan (8) Pantai Mertasari.

Kondisi dan potensi eksisting masing-masing pantai sangat spesifik. Kawasan rekreasi sebagai pantai terbuka (publik) seperti Pantai Matahari Terbit, Pantai Sanur, Pantai Sindu, Pantai Semawang dan Pantai Mertasari. Biasanya para wisatawan tertarik menikmati indahnya matahari terbit mengingat kawasan ini berada di sebelah timur pulau Bali. Hotel Grand Bali Beach dibangun pada tahun 1963-1965 setelah Hotel Sindu Beach sekitar kawasan pantai Sanur merupakan bangunan tinggi pertama sebagai awal berkembangnya pariwisata di Bali. Kawasan rekreasi bawah laut seperti

diving dan snorkeling pada kawasan palung

Semawang dan pantai Sindu. Kawasan rekreasi di atas permukaan laut seperti

board surfing di pantai Sanur; kite and wind

surfing pada perairan inner reef pantai Sindu, pantai Semawang dan pantai Mertasari, serta water sport pada perairan outer reef

sepanjang pantai Semawang sampai pantai Sanur. Kawasan suci sebagai tempat melasti

seperti Pantai Sanur, Pantai Semawang dan Pantai Mertasari. Pantai sanur selain termasuk kawasan Daya Tarik Wisata (DTW) kota Denpasar juga merupakan kawasan peruntukan perikanan. Pangkalan

Gambar 1. Kawasan Pantai Sanur

(3)

perahu/jukung nelayan terletak di Pantai Mertasari, Pantai Semawang, Pantai Sindu, Pantai Sanur, dan Pantai Matahari Terbit. Sentra-sentra industri kecil kemaritiman, tersebar di Kelurahan Sanur Kauh. Sebaran pengembangan kegiatan perikanan tangkap sekitar perairan laut di desa Sanur Kaja.

Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang. Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hirarkis memiliki hubungan fungsional. Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Perencanaan tata ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur ruang dan pola ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata ruang. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek fungsional. Disebutkan juga bahwa yang dimaksud dengan ruang wilayah Provinsi Bali terdiri dari total palemahan seluruh desa pakraman di Provinsi Bali.

Keunggulan kompetitif (competitive advantage) dikemukakan oleh Michael Porter pada tahun 1996.

Competitive advantage theory suggests that states and businesses should pursue policies that create high-quality goods to sell at high prices in the market.

Keunggulan kompetitif terjadi ketika sebuah negara dapat mengembangkan kemampuan-kemampuan tertentu yang memungkinkan untuk mengungguli kompetitornya. Menurut Porter (2000) dalam Santoso (2010), pada hakekatnya keunggulan

kompetitif suatu wilayah adalah produktivitas, dimana produktivitas menjadi penentu utama standar hidup suatu wilayah dalam jangka panjang.

Salah satu unsur penting yang mendukung adalah lokasi geografis, dimana terdapat konsentrasi geografis yang memberikan akses terhadap input faktor-faktor yang dianggap khusus sehingga mampu memberikan kinerja tinggi. Keunggulan kompetitif adalah keunggulan dari pesaing diperoleh oleh konsumen menawarkan nilai yang lebih besar, baik melalui harga yang lebih rendah atau dengan menyediakan manfaat yang lebih besar dan layanan yang membenarkan harga yang lebih tinggi. Upaya peningkatan keunggulan kompetitif suatu wilayah dilakukan dengan memajukan dan mengembangkan potensi unggulan daerah, baik yang mempunyai keunggulan komparatif maupun keunggulan kompetitif.

(4)

wilayah adalah sumber daya alam dan sumber daya manusia yang cukup melimpah. Dengan tersedianya kedua modal tersebut, maka akan dapat diraih keunggulan kompetitif. Dengan adanya penggunaan dari keunggulan kompetitif tersebut secara maksimal dan efisien untuk pengembangan sumber daya alam untuk menghasilkan pertumbuhan yang berkelanjutan pada suatu wilayah perencanaan. Suatu wilayah mempunyai keunggulan kompetitif jika wilayah tersebut memiliki nilai keuntungan finansial. Disamping itu, suatu wilayah dapat dikatakan memiliki keunggulan kompetitif jika wilayah tersebut tidak memiliki pesaing dan wilayah tersebut lebih baik dari wilayah yang lain atau dengan kata lain mampu membuat sesuatu yang baru yang tidak dimiliki oleh wilayah lain. Dalam meningkatkan daya saing dalam suatu perencanaan wilayah perlu dilakukan dengan strategi pengembangan.

Wilayah-wilayah yang mempunyai sumber daya alam yang berlimpah, mempunyai kecenderungan menggunakan pendekatan teori keunggulan komparatif mengikuti pendekatan Ricardian yang mendorong terjadinya spesialisasi wilayah dalam memproduksi barang dan jasa yang memiliki produktivitas dan efisiensi tinggi. Sementara daerah-daerah yang mempunyai sumberdaya alam terbatas cenderung menggunakan pendekatan keunggulan kompetitif mengikuti model yang dikembangkan oleh Porter.

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah kualitatif berdasarkan data sekunder melalui kajian peraturan dan kebijakan yang berhubungan dengan perencanaan tata ruang wilayah propinsi Bali dan kota Denpasar. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan dokumentasi terhadap kondisi maupun potensi eksisting kawasan pantai Sanur yaitu daerah sepanjang pantai Matahari terbit sampai Pantai Mertasari. Teknik wawancara dilakukan untuk memperoleh permasalahan-permasalahan di sekitar

kawasan Pantai Sanur kemudian melakukan analisis untuk menemukan solusi dan konsep-konsep rancangan.

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

Kawasan Pantai Sanur terletak di pesisir timur laut Pulau Bali merupakan sumber daya alam yang sangat penting baik dilihat dari aspek sosial, budaya, dan ekonomi. Penataan kawasan Pantai Sanur meliputi semua sistem dari proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah pesisir tersebut. Proses tersebut harus mempertimbangkan yaitu : (1) kebijakan lingkungan alam pesisir kaitannya dengan sempadan pantai/garis pantai, (2) upaya perlindungan/pelestarian habitat laut (flora dan fauna) (3) upaya pencegahan dan mitigasi terhadap bencana alam seperti abrasi dan tsunami (4) meminimalisasi perusakan wilayah pesisir seperti peralihan fungsi lahan akibat kegiatan pembangunan perumahan atau bangunan komersil yang dekat dengan wilayah Pantai Sanur maupun penggalian pasir laut yang mengakibatkan meluasnya cakupan ombak laut ke bibir pantai.

Menurut UU RI Nomor 27 tahun 2007 Sempadan Pantai adalah daratan sepanjang tepian yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik pantai, minimal 100 (seratus) meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat. Ruang lingkup pengaturan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil meliputi daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut, ke arah darat mencakup wilayah administrasi kecamatan dan ke arah laut sejauh 12 (dua belas) mil laut diukur dari garis pantai. Garis pantai kawasan pariwisata Sanur memiliki panjang ± 9 km. Pantai terletak di sebelah Timur yang membentang dari utara ke selatan.

(5)

kegiatan pendukung kepariwisataan, dan optimasi kegiatan pariwisata. Upaya tersebut guna 'merintis' terwujudnya pariwisata berkelanjutan yang memperhitungkan penuh dampak ekonomi, sosial dan lingkungan saat ini dan masa depan, memenuhi kebutuhan pengunjung, industri, lingkungan dan masyarakat setempat.

Kondisi Eksisting

Fasilitas pariwisata baik itu prasarana, sarana dan sarana penunjang yang dimiliki oleh kawasan Pantai Sanur antara lain : (1) Prasarana : jalan raya utama yaitu Jalan bypass Ngurah Rai-Sanur, dilalui jalur bus SARBAGITA, bandara udara internasional Ngurah Rai dan pelabuhan Benoa. Instalasi pembangkit listrik, instalasi air bersih dan sistem pengolahan sampah suwung. ATM dan beberapa bank. Sistem telekomunikasi seperti telepon, pos, telegraf, faksimili, telex, email, dan lain. Prasarana kesehatan seperti rumah sakit dan pusat kesehatan masyarakat. Prasarana, keamanan, pendidikan dan hiburan. (2) Sarana pariwisata : Perusahaan perjalanan seperti travel agent, travel bureu dan tour operator, Perusahaan transportasi, terutama transportasi angkutan wisata, Biro perjalanan wisata, Agen perjalanan wisata, Industri-industri dalam kepariwisataan, Pengangkutan, Akomodasi /hotel dan jenis akomodasi lainnya, Bar,

restoran, katering dan usaha jasa boga lainnya, Toko cendramata dan pusat kerajinan, Daya tarik wisata, Organisasi kepariwisataan. (3) Sarana penunjang :

restoran, art shop, pasar seni, sarana hiburan dan rekreasi.

Ada lima kelompok jukung pariwisata yang ada di Sanur yaitu kelompok jukung yang ada di Sanur Kaja tepatnya beroperasi di sekitar Grand Bali Beach, kelompok Jukung 2 terletak di Pantai Segara Sanur, kelompok Jukung 3 bertempat di Pantai Cemara Beneh dan kelompok 4 beroperasi di sekitaran pantai Hotel Hyatt tiga kelompok ini berada dalam wilayah Kelurahan Sanur. Jukung pariwisata kelompok 5 berada di wilayah Desa Sanur Kauh, dan anggotanya sebagian dari Kelurahan Sanur dan sebagian lagi dari masyarakat Desa Sanur Kauh.Selain kelompok jukung ada lima kelompok nelayan yang dikhususkan untuk menangkap ikan saja. Kelompok nelayan yang ada di Sanur yaitu: Kelompok nelayan Mina Sari Asih yang terletak di Pantai Matahari Terbit Sanur Kaja, kelompok Nelayan Astitining Segara di Pantai Hyatt, kelompok nelayan tapang Kembar di Pantai Semawang keduanya berada dalam wilayah Kelurahan Sanur, dua kelompok nelayan yang berada di Desa Pekraman Intaran Sanur Kauh, yaitu kelompok nelayan Mina Suka Werdi dan Kelompok Nelayan Pica Segara di Pantai Tirta Empul Mertasari. Dalam kelompok nelayan ini tidak diperbolehkan untuk menyediakan jasa yang dikomersialkan untuk wisatawan. Keseluruhan dari kelompok nelayan yang ada di Sanur tergabung dalam satu organisasi besar yang disebut Dewi Setayo Jana Gandhi Sanur.

Permasalahan dan Tantangan

Konsep dan Solusi

(6)

pantai dan pedestrian, (4) Area duduk sepanjang pantai, (5) Pos Balawista (Penjaga Pantai), (6) Warung UKM, (7) Toilet umum, dan (8) Tempat sampah.

Akses Pencapaian pantai sebagai ruang penerimaan pengunjung harus memiliki kesan ruang yang lapang, teduh, dan informatif. Kesan lapang dihadirkan melalui: area plaza yang memberikan keleluasaan; penataan parkir motor yang rapi dan tidak menggangu daerah Drop off dan putaran mobil; dan pengaturan sirkulasi yang tidak saling silang antara pejalan kaki dengan sepeda. Level lantai parkir motor dan Drop off sekurang-kurangnya lebih rendah 30 cm dari lantai Plaza ataupun pedestrian agar sepeda motor tidak dapat naik ke area tersebut. Kesan Teduh dihadirkan melalui: pohon peneduh di parkir, plaza, area duduk, dan pedestrian. Kesan informatif dihadirkan melalui: papan tanda dan penunjuk arah yang terintegrasi dengan lampu penerangan, Informasi lokasi dan tempat sekitar yang tampil dalam rupa aling-aling, informasi pemisahan sampah di tempat sampah.

KESIMPULAN

Hasil Akhir diperoleh terdapat hubungan antara perencanaan dan perancangan wilayah/kota dengan peningkatan keunggulan kompetitif suatu

wilayah/kota. Hal tersebut dirumuskan menjadi aspek-aspek keberlanjutan dalam penataan kawasan pesisir.

BIBLIOGRAFI

Bagian ini berisi daftar kepustakaan yang digunakan sebagai sumber informasi dalam makalah dan disusun berdasarkan urutan abjad. Penulisan Bibliografi menggunakan font

11 pt dengan format seperti pada

beberapa contoh berikut:

Baird, George. (1969). La Dimension Amoureuse’ in Architecture. Dalam Hays, Michael K. (Ed.). Architecture Theory Since

1968 (pp 36-54). Cambridge: MIT Press.

Barthes, Roland. (1957). Mythologies. New York: Noonday Press.

Devitt, T. (2001, August 2). Lightning injures four at music festival. The Why? Files. Diakses 23 January 2002, dari http://whyfiles.org/137lightning/index.ht ml

Dishub DKI Jakarta. (2013, Maret). Wawancara pribadi.

Irawan A.P., Soemardi T.P., Kusumaningsih W., Reksoprodjo A.H.S., Tensile and flexural strength of ramie fiber reinforced epoxy composites for socket prosthesis application, IJMME, 2011, Vol. 6 No. 1, p. 46-50.

(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)

Gambar

Gambar 1. Kawasan Pantai Sanur Sumber : Perencanaan pengembangan KSPN

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian proteksi radiasi matahari terhadap resiko kanker kulit bagi wisatawan yang berjemur di pantai Kuta Bali dimulai dengan penentuan intensitas sinar matahari tanpa

Lokasi Kawasan Wisata Pantai Prigi yang direncanakan berada di tepi pantai sehingga memerlukan perletakan main entrance pada simpul jalan yang menuju ke Pantai

Kemudian adanya kapal nelayan yang sandar pada tanggul di Tepi Pantai sehingga menurunkan nilai estetika dari pantai tersebu, Sulitnya meretas masalah yang ada sebab

Berdasarkan kondisi pantai tersebut, sangat penting dilakukan penelitian mengenai struktur komunitas moluska, kondisi kualitas air dan tipe substrat di Pantai Grand

Oleh karena belum adanya laporan mengenai kandungan logam Zn maupun fraksinasinya dalam sedimen di Pantai Sanur maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui

Penelitian tentang Partisipasi Wanita dalam Pemanfaatan Warisan Nilai-Nilai Budaya Bahari sebagai Penguat Usaha Ekonomi Kreatif di Kawasan Pantai Desa

Padang lamun yang hidup di kawasan Pantai Sanur selain sebagai penyeimbang ekosistem disekitarnya, diharapkan juga dapat memberikan peranan lain secara optimal yaitu

x RINGKASAN PENELITIAN STUDI KEAMANAN PANGAN DARI ASPEK MIKROBIOLOGI PADA PRODUKSI LUMPIA DI KAWASAN WISATA PANTAI SANUR Oleh : Ni Kadek Mahesa Dwipayani P07131218037 Lumpia