Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Keripik Kentang Gizi Food Menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD)
(Studi Kasus di UKM Agronas Kota Batu)
Analysis of Factors Affecting the Quality of Potato Chips at Gizi Food With Quality Function Deployment (QFD) Method
(Case Study at UKM Agronas, Batu)
Qurrata A’yunin
1), Panji Deoranto
2), Mas’ud Effendi
2)1)
Alumni Jurusan Teknologi Industri Pertanian - Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya
2)
Staf Pengajar Jurusan Teknologi Industri Pertanian - Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya Jl. Veteran No. 1 Malang 65145
*email: qurrata.qurrata@yahoo.com
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan perbaikan yang perlu dilakukan dalam meningkatkan kualitas keripik kentang berdasar keinginan dan kebutuhan konsumen. Pada penelitian ini, metode QFD digunakan untuk menerjemahkan kebutuhan pasar menjadi apa yang dihasilkan perusahaan. Voice of Customer (VOC) diperoleh dengan melakukan survei pendahuluan kepada konsumen keripik kentang. VOC untuk keripik kentang adalah warna keripik kentang, rasa keripik kentang, tekstur keripik kentang, keamanan konsumsi, kerenyahan keripik kentang, dan kemasan keripik kentang. VOC akan digunakan pada matriks kebutuhan pelanggan pada House of Quality yang merupakan alat metode QFD. Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan prioritas utama atribut harapan pelanggan yang perlu ditingkatkan dan dikembangkan adalah atribut kemasan keripik kentang.
Perbaikan dapat dilakukan adalah dengan membuat kemasan keripik kentang menjadi lebih praktis dengan desain zip lock, akan memudahkan konsumen dalam membuka kemasan dan memudahkan penyimpanan kembali apabila produk tidak habis dalam sekali makan.
Kata kunci: House of Quality (HoQ), Quality Function Deployment (QFD), Voice of Customer (VOC) Abstract
The purpose of this study was to determine the repairs that need to be done in improving the quality of potato chips based on the desires and needs of consumers. In this study, QFD is used to translate what the market needs to be what the company generated. Voice of Customer (VOC) obtained by performing a preliminary survey to consumers of potato chips. VOC for potato chips is the color of potato chips, potato chips flavors, textures potato chips, consumer safety, crispy potato chips, potato chips and packaging. VOC will be used in the matrix of customer needs in the House of Quality which is a tool of QFD. The results show a major priority based customer expectations attributes that need to be improved and developed is potato chips packaging attributes. Improvements that can be done is to make the packaging of potato chips become more practical with a zip lock design, will enable customers to open the packaging and ease of storage back if the product is not exhausted in one meal.
Keywords: House of Quality (HoQ), Quality Function Deployment (QFD), Voice of Customer (VOC)
PENDAHULUAN Latar Belakang
Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan salah satu jenis tanaman hortikultura yang dikonsumsi umbinya. Tingginya kandungan karbohidrat kentang dapat dijadikan bahan pangan substitusi (menggantikan) bahan pangan karbohidrat lain dari beras, jagung, dan gandum.
Permintaan terhadap kentang untuk bahan olahan industri menunjukkan adanya peningkatan dari 1.086 ton pada tahun 2010 menjadi 1.178 ton pada tahun 2011 (BPS, 2012). Permintaan yang semakin tinggi dari tahun ke tahun seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, tingkat
pendapatan masyarakat, dan kesadaran gizi
masyarakat. Dari segi bisnis, usaha olahan keripik
kentang sangat menguntungkan. Hal ini
disebabkan waktu panen kentang yang relatif
singkat yakni 3-4 bulan. Sedangkan dari segi
manfaat, pengolahan kentang menjadi keripik
merupakan tahapan pasca panen untuk
pengembangan diversifikasi produk dan
peningkatan nilai tambah dikarenakan kentang
hanya bertahan selama 2 bulan penyimpanan
setelah panen. Keripik merupakan salah satu
produk makanan ringan yang banyak digemari
konsumen. Murahnya harga yang ditawarkan
dengan kualitas yang didapat menjadikan keripik
kentang sebagai alternatif tepat sebagai camilan.
Keripik kentang adalah makanan ringan yang dihasilkan melalui tahapan pengupasan, pengirisan, perendaman dalam larutan dan penggorengan.
Usaha Agronas merupakan UKM yang memproduksi keripik kentang. UKM Agronas memproduksi 3 jenis keripik kentang berdasarkan warna umbi kentang, yaitu kentang putih, kentang kuning, dan kentang merah. Usaha pengolahan keripik kentang adalah salah satu usaha yang sedang berkembang di kota Batu.
Hasil wawancara dengan pemilik UKM, pemasaran yang dilakukan hingga saat ini adalah membuka outlet di dekat tempat produksi, mengirimkan produk ke toko retail dan grosir, pasar tradisional, serta tempat penjualan oleh-oleh khas Malang di kota Batu, Malang, dan sekitarnya.
Permasalahannya dengan semakin banyaknya usaha olahan keripik kentang di Batu membuat UKM Agronas perlu mempertahankan kualitas keripik kentang yang dihasilkan dan bagaimana cara dalam memperbaiki dan mempertahankan kualitasnya. Kualitas keripik kentang dapat diperbaiki dan dipertahankan dengan menjaga proses produksi dari keripik kentang.
Keripik kentang yang baik berasal dari umbi kentang yang mempunyai kadar air dan gula rendah serta kadar pati tinggi (Asandhi dan Kusdibyo, 2004). Kadar air yang terlalu tinggi akan menghasilkan keripik kentang dengan tekstur kurang renyah. Kadar gula yang tinggi pada kentang akan menurunkan kualitas keripik kentang terutama warnanya karena akan mempercepat terjadinya reaksi pencoklatan.
Faktor-faktor yang menentukan kualitas keripik kentang yaitu warna, kenampakan, cita rasa, tekstur, kandungan minyak, kandungan air dan nilai gizi .
Faktor yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen adalah faktor kualitas produk. Sebelum membeli, konsumen akan mempertimbangkan kualitas produk yang akan dibeli. Konsumen mengharapkan kesesuaian antara harga dengan kualitas produk yang mereka terima. Dengan kualitas produk yang baik keinginan dan kebutuhan konsumen akan terpenuhi. Dalam menghasilkan keripik kentang yang memiliki kualitas produk, maka setiap proses harus dilakukan secermat mungkin agar tidak terjadi kegagalan produksi. Untuk menjaga proses produksi berjalan lancar perlu adanya proses perencanaan dan pengembangan produk.
Bertujuan untuk menetapkan spesifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen dan menerjemahkan ke dalam aktivitas proses yang harus diprioritaskan penanganannya oleh perusahaan.
Dalam manajemen kualitas, terdapat beberapa metode yang digunakan antara lain adalah Six Sigma, Quality Function Deployment (QFD), Statistical Process Control (SPC), Total Quality Management (TQM), Acceptance Sampling, Service Quality (ServQual) dan lain sebagainya.
Dari metode-metode tersebut dipilih metode QFD karena metode QFD menerjemahkan keinginan konsumen ke dalam sebuah produk guna memperbaiki kualitasnya sesuai keinginan dan kebutuhan pasar. QFD adalah sebuah sistem perencanaan dan pengembangan produk yang dimulai dari merancang produk, proses manufaktur, sampai produk tersebut ke tangan konsumen, dimana pengembangan produk berdasarkan keinginan konsumen (Djati, 2003).
QFD menerjemahkan apa yang dibutuhkan pasar menjadi apa yang dihasilkan perusahaan. QFD juga didefinisikan sebagai praktek menuju perbaikan proses yang dapat memungkinkan perusahaan melampaui harapan pasar (Wijaya, 2011). Analisis karakteristik proses dan hubungan keterkaitan antar proses, penentuan hubungan antar atribut kualitas produk dengan karakteristik proses diolah dengan metode QFD dengan bantuan matriks HoQ (House of Quality).
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini dilaksanakan di UKM Agronas, Jl. Raya Sidomulyo No.55 Batu, pada bulan April – November 2014. Tahapan penelitian diawali dari penelitian pendahuluan dan identifikasi masalah, studi literatur, batasan masalah, identifikasi variabel, penentuan responden dan metode pengumpulan data, penyusunan kuesioner, uji validitas dan reliabilitas, penyebaran kuesioner, analisis data, dan menarik kesimpulan dan saran.
Survei pendahuluan dilaksanakan dengan pengamatan langsung dan wawancara di UKM Agronas. Survei dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui kondisi umum UKM tersebut dan perijinan untuk dilakukannya penelitian ini.
Selain itu, survei dilaksanakan agar peneliti dapat mengetahui data awal yang dibutuhkan untuk dijadikan dasar penelitian.
Identifikasi dan perumusan masalah,
kegiatan ini dilaksanakan untuk mengetahui
permasalahan yang terjadi berkaitan dengan
metode QFD. Rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah atribut whats apa sajakah yang
mempengaruhi kualitas keripik kentang dan
atribut respon teknis (atribut hows) apa yang harus
dilakukan agar kualitas keripik kentang dapat
ditingkatkan pada UKM Agronas dengan metode
QFD.
Penelitian ini memilik batasan masalah, hal ini digunakan supaya penelitian tidak terlalu menyimpang jauh dari tujuan penelitian. Dimana penelitian ini hanya dilakukan di UKM Agronas.
Responden adalah konsumen yang pernah mengkonsumsi keripik kentang Agronas dan Cita Mandiri. Responden yang dipilih harus berumur diatas 17 tahun. Hal tersebut dipertimbangkan sesuai dengan umur konsumen yang produktif dan dapat memberikan penilaian kualitas secara objektif. Biaya kualitas dan harga keripik kentang tidak diperhitungkan. Metode QFD hanya dilakukan sampai tahap House of Quality. Faktor kualitas yang digunakan pada penelitian ini adalah supplier involvement, workforce involvement, process management, quality information, dan product design.
Identifikasi variabel bertujuan untuk menentukan atribut apa sajakah yang akan di nilai oleh peneliti. Berikut harapan konsumen (Whats) dapat dilihat pada Tabel 1. Respon teknis (Hows) dari pihak UKM Agronas diperoleh dengan cara sistem wawancara.
Tabel 1. Atribut Whats (Harapan Konsumen) Harapan Konsumen (Whats)
No. Atribut Keterangan
1. Warna Keripik Kentang
Warna keripik kentang yang baik adalah kuning sampai coklat merata.
2. Rasa Keripik Kentang
Rasa keripik kentang yang gurih.
3. Tekstur Keripik Kentang
Tekstur keripik kentang yang tidak kasar dan tidak berintik.
4. Kerenyahan
Keripik Kentang Kerenyahan keripik kentang yang baik adalah renyah saat dikonsumsi.
5. Keamanan Keripik Kentang
Keripik kentang yang tidak mengandung bahan yang membahayakan.
6. Kemasan Keripik Kentang
Keripik kentang dikemas dengan kemasan praktis dan ergonomis.
Sumber: Data Primer Diolah, 2014
Teknik sampling yang digunakan adalah nonprobability sampling. Ada beberapa jenis pengambilan sampel menggunakan teknik nonprobability sampling salah satunya adalah sampel secara accidental sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan pertemuan antara responden dengan peneliti saat reponden mengkonsumsi atau pembeli keripik kentang.
Penentuan jumlah sampel berdasarkan linier time function dapat dilakukan bila jumlah populasinya sangat besar sehingga tidak dapat diketahui dengan pasti jumlah sampel yang terlibat.
Besarnya sampel dapat dihitung dengan rumus :
...(1) 84,84 ∞ 85 orang Keterangan:
N = jumlah sampel
T = waktu yang tersedia untuk penelitian (14 jam/hari X 14 hari) = 196 jam
T
o= waktu pengambilan sampel (12 jam/hari X 14 hari) = 168 jam
T
i= jumlah waktu yang digunakan oleh responden untuk pengisian kuesioner (20menit) = 0,33 jam
Dengan rumus linier time function tersebut maka diperoleh responden sebanyak 85 orang dengan taraf kesalahan 10% atau 0,1.
Tahapan-tahapan analisis data dengan menggunakan QFD adalah sebagai berikut (Zagloel dan Nurcahyo, 2013):
a. Fase Pengumpulan Suara Konsumen (Voice Of Consumers)
b. Fase Penyusunan House of Quality (HoQ) - Pembuatan Matrik Kebutuhan Konsumen - Pembuatan Matrik Perencanaan yang
meliputi:
1. Importance to Consumers – hasil kuesioner tingkat kepentingan.
2. Consumers Satisfaction Performance (CSP) – hasil kuesioner tingkat kepuasan konsumen.
3. Goal – membandingkan nilai terbaik tingkat kepuasan konsumen UKM Agronas dengan pesaing.
4. Improvement Ratio (IR) – menentukan tingkatan yang ingin dicapai untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
5. Sales Point (SP) – informasi kemampuan penjualan produk.
6. Row Weight dan Normalized Row Weight – Row Weight adalah kepentingan keseluruhan konsumen yang terdiri dari importance to consumers, improvement ratio dan sales point.
Normalized Row Weight digunakan untuk menghitung Row weight dalam bentuk persentase. Normalized Row Weight dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
c. Pembuatan Respon Teknis – Tanggapan dari
UKM yang akan digunakan dalam
menentukan kebutuhan konsumen dan fokus
terhadap perbaikan dan peningkatan kualitas
produk.
d. Menentukan hubungan respon teknis dengan kebutuhan konsumen. Simbol hubungan yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Simbol Hubungan Atribut whats dengan hows
Simbol Keterangan Nilai
● Hubungan Kuat 9
O Hubungan Sedang 3
Δ Hubungan Lemah 1
Kosong Tidak ada hubungan 0 Sumber: Wijaya, 2011
e. Menentukan hubungan teknis untuk memudahkan dalam menentukan keputusan yang akan diambil dengan menggunakan simbol hubungan yang dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Simbol Hubungan antar Respon Teknis Simbol Keterangan
++ Hubungan Kuat Positif + Hubungan Positif Kosong Tidak ada hubungan - Hubungan Negatif -- Hubungan Kuat Negatif Sumber: Wijaya, 2011
f. Benchmarking – menentukan penilaian kualitas produk UKM Agronas yang berada di daerah Batu dengan pesaing. Nilai brenchmarking dapat ditentukan dengan menggunakan rumus berikut:
Benchmarking=
g. Target – target yang ingin dicapai oleh pihak UKM Agronas.
HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum UKM Agronas
UKM Agronas merupakan salah satu UKM pengolahan keripik kentang yang berada di Jalan Raya Sidomulyo 55 Kota Batu. Awal berdiri merupakan perusahaan yang menyuplai kentang mentah ke pasar tradisional dan perusahaan pengolahan keripik kentang di beberapa daerah di pulau Jawa. Pada tahun 2002 UKM Agronas beralih menjadi usaha pengolahan keripik kentang
“Gizi Food” dan memiliki outlet pemasaran sendiri di dekat tempat produksi. Pada tahun 2007 hingga sekarang jumlah tenaga kerjanya meningkat menjadi 27 orang. Dengan bertambahnya jumlah tenaga kerja tetap, maka kapasitas produksi juga bertambah menjadi 500-800 kg kentang per hari.
UKM Agronas telah memperoleh ijin pendirian usaha dan dagang dengan no Dep. Kes. R P-IRT No 2153 5790 4008.
Karakteristik Responden
Karakteristik umum responden dalam kajian ini dapat ditunjukan dari jenis kelamin, usia, pekerjaan, besar pendapatan/uang saku per bulan, dan keseringan konsumen membeli keripik
kentang tiap bulannya. Karakteristik konsumen keripik kentang UKM Agronas dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Karakteristik Konsumen
Karakeristik Kelompok Jumlah %
Jenis kelamin
Perempuan 47 55,29
Laki-laki 38 44,71
Usia (tahun)
17-25 21 23,53
26-35 42 49,41
36-60 22 27,06
Jenis Pekerjaan
Pegawai Negeri Pegawai Swasta
10 32
11,76 37,65
Ibu Rumah Tangga 12 15,29
Wiraswasta 12 14,12
Guru 3 3,53
Pelajar/Mahasiswa 12 14,12
Pensiunan 2 2,35
Pengangguran 1 1,18
Pendapatan
≤ Rp 500.000 3 3,52
Rp 500.000 – Rp.1.000.000 16 18,82 Rp 1.000.000 - Rp 1.500.000 26 30,59
≥ Rp 1.500.000 40 47,06
Tingkat konsumsi
1 kali 24 28,24
2 kali 30 35,29
3 kali 18 21,18
≥ 3 kali 13 15,29
Sumber: Data Primer Diolah, 2014 Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji coba instrument dengan sampel 30 orang dan jika valid penelitian dapat dilanjutkan.
Berdasarkan pengujian validitas yang diperoleh dari 85 kuesioner, didapatkan nilai koefisien validitas pada tingkat ekspektasi dan tingkat persepsi konsumen lebih besar 0,2133 atau >0,2133 (r-tabel), sehingga tiap atribut yang digunakan dalam kuesioner valid.
Nilai cronbach’ alpha pada tabel lebih dari 0,6 dapat diartikan kuesioner reliabel. Uji Reliabilitas dilakukan dengan memberikan pernyataan terbalik pada responden atau mengukur korelasi antara jawaban pernyataan awal dengan kebalikan pernyataan awal. Pengukuran reliabilitas dilakukan dengan uji Cronbach Alpha, hasil uji reliabilitas pada nilai Cronbach Alpha > 0.6 maka dikatakan reliabel.
Analisis QFD
Analisis data merupakan cara yang digunakan dalam menganalisis dan mengolah data. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah QFD. Tahapan-tahapan analisis data dengan menggunakan QFD adalah sebagai berikut:
1. Voice of Consumers
Identifikasi kebutuhan konsumen
merupakan langkah pertama dalam menyusun
matriks HoQ. Tahap ini dilakukan survey untuk
memperoleh suara konsumen yang tentu akan
memakan waktu dan membutuhkan ketrampilan
mendengarkan. Proses QFD membutuhkan data konsumen yang ditulis sebagai atribut-atribut dari produk.
2. Penyusunan House of Quality (HoQ) Penerapan metode Quality Function Deployment dalam proses perancangan produk dan jasa diawali dengan pembentukan matriks perencanaan yaitu HoQ. HoQ pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1. Dari urutan fase QFD, product planning (penyusunan HoQ) merupakan fase kedua dan bertujuan untuk mendapatkan nilai prioritas.
3. Pembuatan Matriks Kebutuhan
Pembuatan matriks kebutuhan didasarkan dari atribut yang telah ditentukan sebelumnya.
Matriks kebutuhan pada penelitian ini dapat dilihat pada HoQ. Pada HoQ dapat dilihat bahwa pada sisi kiri terdapat atribut whats dan pada sisi atas terdapat atribut respon teknis (hows).
a. Importance to Consumers
Perhitungan Importance to Customer merupakan tingkat kepentingan masing-masing kebutuhan konsumen (Nasution, 2006). Nilai importance to consumers dapat dilihat pada Tabel 5.
Berdasarkan nilai importance to consumers yang telah diperoleh, dapat diketahui bahwa atribut yang diatas rata-rata paling dipentingkan oleh konsumen adalah kemasan keripik kentang, kerenyahan keripik kentang, rasa keripik kentang, keamanan konsumsi keripik kentang, tekstur keripik kentang, dan warna keripik kentang.
Tabel 5. Nilai Importance to Consumers
No Atribut Nilai Importance to
Consumers
1 Warna Keripik Kentang 4,11
2 Rasa Keripik Kentang 4,60
3 Tekstur Keripik Kentang 4,36
4 Keamanan Konsumsi 4,53
5 Kerenyahan Keripik Kentang 4,82 6 Kemasan Keripik Kentang 4,84 Sumber: Data Primer Diolah, 2014
b. Consumers Satisfaction Performance (CSP) CSP adalah persepsi atau pandangan konsumen tentang bagus atau tidaknya produk yang telah dihasilkan saat ini dalam memenuhi kebutuhan (Nasution, 2006). .Nilai CSP didapatkan dari hasil penilaian konsumen berdasarkan kepuasan mereka terhadap kualitas produk keripik kentang UKM Agronas dan UKM Cita Mandiri sebagai pesaing. Nilai CSP dapat diliihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Nilai Consumers Satisfaction Performance
No Atribut Nilai CSP
UKM Agronas UKM Cita Mandiri 1 Warna Keripik Kentang 3,84 3,61
2 Rasa Keripik Kentang 4,12 4,07
3 Tekstur Keripik Kentang 3,76 3,69
4 Keamanan Konsumsi 4,01 3,87
5 Kerenyahan Keripik Kentang 4,26 4,46 6 Kemasan Keripik Kentang 4,35 4,59
Sumber: Data Primer Diolah, 2014
Pada Tabel 6, dapat diketahui bahwa nilai evaluasi untuk UKM Agronas mempunyai rata- rata yang lebih tinggi daripada nilai evaluasi UKM Cita Mandiri. Nilai CSP yang didapat menunjukkan bahwa nilai per-atribut pada UKM Agronas menujukkan rata-rata lebih tinggi dibanding pesaing yaitu UKM Cita Mandiri. Ada empat atribut nilai CSP UKM Agronas yang lebih tinggi dari UKM Cita Mandiri. Hal ini menjadi kelebihan dari UKM Agronas dibanding dengan pesaingnya yaitu terdapat pada atribut warna, rasa, tektur, dan keamanan konsumsi keripik kentang.
c. Goal dan Improvement Ratio
Nilai goal didapatkan dengan membandingkan nilai terbaik pada tingkat kepuasan konsumen. Nilai improvement ratio didapatkan dari hasil perbandingan antara nilai goal dengan nilai CSP. Nilai goal dan improvement ratio dapat dilihat pada Tabel 7. Berdasarkan Tabel 8, dapat diketahui bahwa nilai improvement ratio yang sudah mencapai nilai goal atau 1 yaitu atribut warna, rasa, tekstur, dan keamanan konsumsi keripik kentang. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa keempat atribut ini sudah mencapai nilai yang diinginkan sehingga tidak lagi diperlukan usaha perbaikan untuk mencapai nilai tersebut. Zagloel dan Nurcahyo (2013) juga menambahkan bahwa nilai improvement ratio menandakan besarnya usaha perbaikan yang perlu dilakukan.
Tabel 7. Nilai Goal dan Improvement ratio
No Atribut Goal Nilai
Improvement Ratio 1 Warna Keripik Kentang 3,84 1 2 Rasa Keripik Kentang 4,12 1 3 Tekstur Keripik Kentang 3,76 1
4 Keamanan Konsumsi 4,01 1
5 Kerenyahan Keripik Kentang 4,46 1,05 6 Kemasan Keripik Kentang 4,59 1,06 Sumber: Data Primer Diolah, 2014
d. Sales Point
Nilai sales point merupakan penentuan besar
kecilnya pengaruh suatu atribut terhadap tingkat
penjualan produk apabila atribut tersebut
mengalami perbaikan (Suryaningrat, 2010). Nilai
sales point merupakan nilai tingkat penjualan suatu
produk (Andriantantri, 2008). Zagloel dan
Nurcahyo (2013) menambahkan penentuan sales
point bertujuan memberi penilaian terhadap
atribut mana yang perlu mendapat tindakan
perbaikan dalam usaha meningkatkan kemampuan persaingan pada suatu produk. Nilai sales point pada 6 atribut keripik kentang dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Nilai Sales Point
No Atribut Nilai
Sales Point
1 Warna Keripik Kentang 1
2 Rasa Keripik Kentang 1
3 Tekstur Keripik Kentang 1
4 Keamanan Konsumsi 1
5 Kerenyahan Keripik Kentang 1,2 6 Kemasan Keripik Kentang 1,5 Sumber: Data Primer Diolah, 2014
e. Row Weight dan Normalized Row Weight Semakin tinggi nilai row weight suatu atribut maka semakin tinggi prioritas pengembanganya (Suryaningrat, 2010). Normalized row weight dihitung dengan cara nilai row weight dibagi dengan jumlah nilai row weight secara keseluruhan (Zheng and Pulli, 2007). Nilai row weight dan normalized row weight dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Nilai Row Weight dan Normalized
No Atribut Row
Weight
Normalized Row Weight
1 Warna Keripik Kentang 4,11 0,13 2 Rasa Keripik Kentang 4,60 0,15 3 Tekstur Keripik Kentang 4,36 0,14 4 Keamanan Konsumsi 4,53 0,14 5 Kerenyahan Keripik Kentang 6,07 0,19 6 Kemasan Keripik Kentang 7,70 0,25
Total 31,37 1
Sumber: Data Primer Diolah, 2014
Berdasarkan nilai yang telah didapat, dapat diketahui bahwa kemasan keripik kentang mempunyai bobot paling besar daripada atribut yang lain. Hal tersebut membuktikan bahwa
atribut tersebut merupakan prioritas utama dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.
Nilai normalized row weight tertinggi adalah atribut kebersihan meja sedangkan nilai normalized row weight terendah adalah atribut kenyamanan tempat parkir. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, maka atribut kemasan keripik kentang merupakan atribut yang menjadi prioritas utama untuk memuaskan keinginan konsumen. Atribut produk adalah manfaat-manfaat yang akan diberikan oleh produk, manfaat-maanfaat ini dikomunikasikan dan dipenuhi oleh atribut produk yang berwujud seperti : merek produk, mutu produk, ciri-ciri produk, desain produk, label produk, dan kemasan produk. Atribut produk dijadikan konsumen sebagai dasar keputusan pembelian (Simamora, 2000).
4. Pembuatan Respon Teknis
Pada QFD, setelah kebutuhan dan harapan konsumen dinyatakan dalam atribut whats, langkah selanjutnya dalam membangun matriks HoQ adalah mendaftar respon teknik (atribut hows) yang akan berhubungan satu atau lebih atribut whats. Respon teknik adalah langkah bagaimana perusahaan menjawab hal-hal yang diinginkan konsumen yang terdapat pada daftar atribut whats dengan berbagai sumber daya yang dimiliki perusahaan. Untuk memperoleh respon teknik dilakukan wawancara dengan pihak manajemen UKM Agronas. Berdasarkan hasil wawancara dengan Manajer UKM Agronas didapatkan daftar respon teknik yang dilakukan UKM Agronas dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Atribut Hows UKM Agronas
Respon Teknik (hows)
No Atribut Keterangan
1 Pemilihan Bahan Baku Kualitas umbi kentang yang dijadikan bahan baku dilihat dari penampakan luar, ukuran, bentuk, tekstur, warna kulit, warna daging, tidak ada mata tunas, ada tidaknya cacat, kadar air dan gula rendah serta kadar pati tinggi.
2 Pemilihan Bahan Pendukung
Bahan baku pendukung mempunyai kualitas bagus, terbebas dari jamur, dan tidak kadaluarsa.
3 Pemilihan Kemasan
Produk Dikemas pada kemasan yang baik dan praktis, contohnya plastik.
4 Pengolahan Keripik Kentang
Proses produksi dilakukan ditempat yang steril sehingga meminimalisir adanya jamur.
5 Pengendalian Produk Keripik Kentang
Keripik kentang ini mempunyai komposisi kentang, garam, dan bawang putih saja.
Keripik kentang berasal dari umbi putih. Disajikan dalam bentuk produk jadi siap makan dan setengah jadi.
6 Penyediaan Informasi Kuaitas Produk
Keripik kentang yang dipasarkan oleh UKM Agronas mempunyai informasi kualitas yang terdapat pada kemasan produk. Informasi kualitas berupa komposisi produk, nilai gizi per 100 gr porsi, kode produksi, tanggal kadaluarsa, label halal, keamanan pangan (PIRT dan BPOM).
7 Pelaksanaan Kinerja Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang digunakan pada UKM Agronas tidak memiliki pendidikan tinggi.
Mereka umumnya merupakan tenaga kerja yang mengetahui tentang keripik kentang.
Mereka melakukan pengendalian kualitas dengan meminimalisir kesalahan pada proses yang berhubungan dengan keripik kentang.
8 Pemasaran Produk Pemasaran yang dilakukan hingga saat ini adalah membuka outlet didekat tempat produksi.
Pemasaran juga dilakukan dengan cara mengirimkan produk ke toko retail dan grosir, pasar
tradisional, serta tempat penjualan oleh-oleh khas malang di kota Batu, Malang, dan sekitarnya.
Sumber : Data Primer Diolah, 2014
5. Penentuan Hubungan Atribut WTts dengan atribut How
Langkah selanjutnya dalam penyusunan HoQ adalah menghubungkan antara atribut harapan konsumen (whats) dengan respon teknik (hows). Setiap atribut hows mungkin akan mempengaruhi lebih dari satu atribut whats.
Penentuan hubungan dilakukan melalui wawancara dengan pihak UKM Agronas.
Hubungan atribut hows dengan whats dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Matriks Hubungan Atribut Whats dengan Atribut Hows
6. Penentuan Hubungan Antara Atribut Hows Selain menentukan hubungan antara atribut whats dan hows, hubungan antar–atribut hows juga harus ditentukan. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan agar dapat mengetahui apakah proses yang terdapat dalam atribut hows tersebut saling mengganggu atau saling mendukung. Pada penelitian ini, hubungan antar-atribut hows dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Hubungan Antara Atribut Hows 7. Bobot Respon Teknis dan Prioritas
Pada HoQ, respon teknis diprioritaskan berdasarkan respon teknis, nilai target, row weight
dan bobot respon teknis tersebut. Chen (2007) menambahkan bahwa untuk dapat melayani pelanggan secara lebih efektif, harus memprioritaskan sesuai dengan urutan prioritas dari respon teknis. Bobot respon teknis dan urutan prioritas pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 11. Adriantantri (2008) menjelaskan bahwa nilai prioritas tertinggi akan memberikan kontribusi terbesar dalam memenuhi kebutuhan pelanggan tersebut.
Tabel 11. Bobot Respon Teknis dan Prioritas
No Atribut Bobot respon
teknis Prioritas
1 Pemilihan Bahan Baku
Kentang
158,4 4
2 Pemilihan Bahan Pendukung 94,5 6 3 Pemilihan Kemasan Produk 164,7 3 4 Pengolahan Keripik Kentang 213,03 2
5 Pengendalian Produk 282,33 1
6 Penyediaan Informasi Kualitas
40,77 7
7 Pelaksanaan Kinerja Tenaga Kerja
40,77 7
8 Pemasaran Produk 146,19 5
Sumber: Data Primer Diolah, 2014
Prioritas respon teknis yang paling tinggi adalah pengendalian produk keripik kentang, sehingga UKM Agronas disarankan untuk memprioritaskan atribut ini untuk meningkatkan kualitas keripik kentang. Nilai prioritas tertinggi akan memberikan kontribusi terbesar dalam memenuhi kebutuhan pelanggan (Adriantantri, 2008). Pengendalian produk mendapat prioritas pertama karena banyak mempengaruhi atribut respon teknis lainnya. Faktor yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen adalah faktor kualitas produk. Sebelum membeli, konsumen akan mempertimbangkan kualitas produk yang akan dibeli. Dengan kualitas produk yang baik keinginan dan kebutuhan konsumen akan terpenuhi. Dalam menghasilkan keripik kentang yang memiliki kualitas produk, maka setiap proses harus dilakukan secermat mungkin agar tidak terjadi kegagalan produksi. Untuk menjaga proses produksi berjalan lancar perlu adanya proses perencanaan dan pengembangan produk. Bertujuan untuk menetapkan spesifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen dan menerjemahkan ke dalam aktivitas proses yang harus diprioritaskan penanganannya oleh perusahaan .
8. Benchmarking dan Target
Benchmarking dilakukan untuk
mengetahui posisi-posisi relatif produk yang ada
di pasaran yang merupakan kompetitor.
Benchmarking adalah proses peningkatan kapasitas, dimana suatu perusahaan mengukur kinerjanya dan membandingkannya dengan perusahaan yang lebih baik.
Tabel 12. Nilai Benchmarkingdan Target
No Atribut UKM
Agronas
UKM Cita Mandiri
Target