PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP, DUKUNGAN KELUARGA DAN MOTIVASI TENAGA KESEHATAN TERHADAP KEPATUHAN IBU
HAMIL MENGONSUMSI TABLET ZAT BESI DI PUSKESMAS SITINJO KABUPATEN DAIRI TAHUN 2015
TESIS
Oleh
ENDANG JUNITA SINAGA 127032007/IKM
PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
2015
PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP, DUKUNGAN KELUARGA DAN MOTIVASI TENAGA KESEHATAN TERHADAP KEPATUHAN IBU
HAMIL MENGONSUMSI TABLET ZAT BESI DI PUSKESMAS SITINJO KABUPATEN DAIRI TAHUN 2015
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes) dalam Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi Administrasi dan Kebijakan Gizi Masyarakat
pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
Oleh
ENDANG JUNITA SINAGA 127032007/IKM
PROGRAM STUDI S-2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
2015
Judul Tesis : PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP, DUKUNGAN KELUARGADAN MOTIVASI TENAGA KESEHATAN TERHADAP
KEPATUHAN IBU HAMIL MENGONSUMSI TABLET ZAT BESI DI PUSKESMAS SITINJO KABUPATEN DAIRI 2015
Nama Mahasiswa : Endang Junita Sinaga Nomor Induk Mahasiswa : 127032007
Program Studi : S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Minat Studi : Administrasi dan Kebijakan Gizi Masyarakat
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Dr. Ir. Evawany Y. Aritonang, M.Si) (Ernawati Nasution, S.K.M, M.Kes
Ketua Anggota
)
Dekan
(Dr. Drs. Surya Utama, M.S )
Tanggal Lulus :
Telah Diuji pada Tanggal :
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Dr.Ir. Evawany Y Aritonang, M.Si Anggota : 1. Ernawati Nasution, S.K.M, M.Kes
2. Dr. Ir Zulhaida Lubis, M.Kes
3. Dra. Jumirah, Apt, M.Kes
PERNYATAAN
PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP, DUKUNGAN KELUARGA DAN MOTIVASI TENAGA KESEHATAN TERHADAP KEPATUHAN IBU
HAMIL MENGONSUMSI TABLET ZAT BESI DI PUSKESMAS SITINJO KABUPATEN DAIRI TAHUN 2015
TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka
Medan, April 2015
Endang Junita Sinaga
127032007/IKM
ABSTRAK
Suplementasi zat besi pada ibu hamil telah lama diselenggarakan, namun kepatuhan mengonsumsi tablet zat besi sering dihambat oleh faktor pengetahuan, sikap, dukungan keluarga dan motivasi tenaga kesehatan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengetahuan, sikap, dukungan keluarga dan motivasi tenaga kesehatan terhadap kepatuhan ibu hamil mengonsumsi tablet zat besi.
Penelitian cross sectional ini dilakukan di Puskesmas Sitinjo Kabupaten Dairi dengan 35orang ibu hamil sebagai sampel yang dipilih secara total sampling. Data kepatuhan mengonsumsi tablet besi diperoleh melalui perhitungan jumlah tablet zat besi yang telah dikonsumsi sesuai dengan umur kehamilan.. Analisis korelasi yang digunakan dalam penelitian ini adaalah korelasi Kendall’ Tau b.
Hasil penelitian menunjukkan ibu hamil yang tidak patuh mengonsumsi tablet zat besi sebesar 62,8%. Ada hubungan pengetahuan, sikap, dukungan keluarga terhadap kepatuhan mengonsumsi tablet zat besi. Variabel yang paling besar pengaruhnya adalah dukungan keluarga dengan nilai koefisien B 3,559. Nilai percentage correct sebesar 88,6% menunjukkan pengetahuan, sikap dan dukungan keluarga dapat menjelaskan hubungannya terhadap kepatuhan mengonsumsi tablet zat besi, sisanya sebesar 11,4% dipengaruhi oleh faktor motivasi tenaga kesehatan.
Berdasarkan penelitian disarankan peranan keluarga dan motivasi tenaga kesehatan semakin ditingkatkan untuk mendorong ibu untuk patuh mengonsumsi tablet zat besi. Semakin tinggi dukungan keluarga maka semakin besar nilai kepatuhan mengonsumsi tablet zat besi.
Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Dukungan Keluarga, Motivasi, Suplementasi
Tablet Zat Besi, Ibu Hamil
ABSTRACT
Iron supplement in pregnant women has long been applied, but compliance in taking iron tablets is usually hampered by the factors of knowledge, attitude, family support, and health care providers’ motivation.
The objective of the research was to find out the influence of knowledge, attitude, family support, and health care providers’ motivation on pregnant women’s compliance in taking iron tablets.
The research was cross sectional; it was conducted at Sitinjo Puskesmas, Dairi District. The samples were 35 pregnant women as the respondents, using total sampling technique. The data of compliance in taking iron tablets were gathered by calculating the number of iron tablets consumed according to the age of pregnancy.
The analysis used in the research was Kendall’ Tau b correlation.
The Result of the research showed that 62.8% of the respondents did not comply with taking iron tablets. There was the correlation of knowledge, andattitude, famiy support. The variable which had most dominant influence was family support at the coefficient value (B)= 3,559. The percentage correct value was 88.6% which indicated that knowledge, attitude and family support, while the remaining 11,4 % was influenced by health care providers’ motivation.
It is recommended that family role and health care providers’ motivation should be increased in order to encourage women to comply with taking iron tablets.
The more family support is, the more the compliance in taking iron tablets.
Keywords: Knowledge, Attitude, Family Support, Motivation, Supplement,
IronTablets, Pregnant Women
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmatNyalah penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul
“Pengaruh Pengetahuan, Sikap, Dukungan Keluarga dan Motivasi Tenaga Kesehatan terhadap Kepatuhan Ibu Hamil Mengonsumsi Tablet Zat Besi di Puskesmas Sitinjo Kabupaten Dairi Tahun 2015”.
Tesis merupakan salah satu persyaratan akademik untuk menyelesaikan pendidikan Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi Administrasi dan Kebijakan Gizi Masyarakat pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
Dalam penyelesaian tesis ini, penulis banyak menerima bantuan dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Untuk itu penulis dengan rendah hati mengucapkan terimakasih dan penghormatan kepada : 1. Prof. dr. Syahril Pasaribu, DTM &H, M.Sc (CTM), Sp. A(K) selaku Rektor
Universitas Sumatera Utara.
2. Dr. Drs. Surya Utama, M.S selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan pada Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
3. Dr.Ir Evawany Y Aritonang, M.Si selaku Sekretaris Program Studi S2 Ilmu
Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara dan selaku Dosen
Pembimbing I, yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, motivasi dan pengarahan kepada penulis dalama menyelesaikan tesis ini.
4. Ernawati Nasution, S.K.M. M.Kes selaku Dosen Pembimbing II, Yang telah banyak memberikan dorongan, pengarahan, motivasi dan waktu luang untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
5. Dr. Ir. Zulhaida Lubis, M.Kes dan Dra. Jumirah, Apt, M.Kes selaku Komisi penguji yang telah banyak memberikan saran, bimbingan dan arahan dalam penulisan tesis ini.
6. Seluruh Dosen dan Staf dilingkungan program studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi Administrasi dan Kebijakan Gizi Masyarakat pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara yang telah banyak memberikan ilmu yang sangat berarti selama penulis mengikuti pendidikan.
7. Kepala Puskesmas Sitinjo Kabupaten Dairi, Ibu dr. Meryana Marbun dan seluruh pegawai Puskesmas Sitinjo Kabupaten Dairi
8. Teristimewa kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda DJ. Perlin Sinaga dan
Ibunda tersayang Nurmala Sibarani yang telah memberi dukungan penuh lewat
doa, dana dan motivasi kepada penulis. Semoga mereka yan tercinta diberi
kesehatan, umur panjang, kebahagiaan, kesejahteraan di masa tua oleh Tuhan
Yang Maha Esa.
9. Terkhusus kepada suami tercinta A. Simbolon SE, yang selalu memberikan dukungan, doa, tenaga dan motivasi yang tidak henti-hentinya kepada penulis selama pembuatan tesis ini.
10. Rekan-rekan seperjuangan mahasiswa kelas Minat Studi Administrasi dan Kebijakan Gizi Masyarakat Angkatan 2012 yang selalu memberikan bantuan dan dorongan yang tidak henti-hentinya kepada penulis selama menyelesaikan tesis ini.
Akhirnya Penulis menyadari akan keterbatasan dan kekurangan, untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan tesis ini dengan penuh harapan semoga tesis ini bermanfaat bagi semua pihak.
Medan, April 2015 Penulis
Endang Junita Sinaga
127032007/IKM
RIWAYAT HIDUP
Endang Junita Sinaga, lahir pada tanggal 15 Juni 1987 di Laelongki, anak dari pasangan Ayahanda JP. SinagaIbunda N. Sibarani. Menikah pada tanggal 21 Desember 2013, dengan A Simbolon, SE.
Pendidikan formal penulis dimulai dari sekolah dasar di Sekolah Dasar Negeri Laelongki tamat Tahun 1999, Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Pardamean tamat Tahun 2002, Sekolah Menengah Umum Tingkat Atas Santo Yoseph Medan tamat Tahun 2005, S1 Fakultas Kesehatan Masyarakat USU tamat tahun 2009.
Penulis mengikuti pendidikan lanjutan di ProgramStudi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Administrasi dan Kebijakan Gizi Masyarkat, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara sejak tahun 2012 dan menyelesaikan pendidikan tahun 2015.
Pada tahun 2010 - 2011 penulis bekerja sebagai staf pengajar di Prodi D-III
Keperawatan, D-III Kebidanan dan Program Studi S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nauli Husada Sibolga. Pada tahun 2011-2014 penulis
bekerja sebagai staf pengajar di Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas
Prima Indonesia. Pada tahun 2015 bekerja sebagai staf pengajar di Fakultas
Kesehatan Masyarkat Universitas Prima Indonesia hingga sekarang
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
RIWAYAT HIDUP ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB 1. PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 8
1.3 Tujuan Penelitian ... 8
1.4 Hipotesis ... 8
1.5 Manfaat Penelitian ... 8
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ... 10
2.1 Kepatuhan dalam Mengonsumsi Tablet Zat Besi (Fe) ... 10
2.1.1 Cara Mengukur Kepatuhan ... 12
2.1.2Tablet Zat Besi ... 14
2.1.3 Manfaat Tablet Fe Bagi Ibu Hamil ... 18
2.1.4 Konsumsi Tablet Zat Besi (Fe) ... 19
2.1.5 Anemia pada Kehamilan ... 20
2.1.6 Penyebab Anemia Kehamilan ... 21
2.1.7 Gejala-gejala Penderita Anemia ... 21
2.1.8 Efek Samping Tablet Fe ... 23
2.2 Perilaku ... 24
2.3 Ibu Hamil ... 26
2.3.1 Kebutuhan Gizi pada Ibu Hamil... 27
2.4 Faktor-faktor yang Memengaruhi Kepatuhan Ibu Hamil dalam Mengonsumsi Tablet Zat Besi... 31
2.4.1 Tingkat Pengetahuan ... 31
2.4.2 Sikap ... 33
2.4.3 Dukungan Keluarga ... 33
2.4.4 Motivasi Tenaga Kesehatan ... 34
2.5 Landasan Teori ... 35
2.6 Kerangka Konsep ... 38
BAB 3. METODE PENELITIAN ... 39
3.1Jenis Penelitian ... 39
3.2Lokasi dan Waktu Penelitian ... 39
3.2.1 Lokasi Penelitian ... 39
3.2.2 Waktu Penelitian ... 39
3.3 Populasi dan Sampel ... 39
3.3.1 Populasi... 39
3.3.2 Sampel ... 40
3.4 Metode Pengumpulan Data ... 40
3.5 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 41
3.6 Variabel dan Definisi Operasional ... 44
3.6.1 Variabel Independen ... 44
3.6.2 Variabel Dependen ... 45
3.7 Aspek Pengukuran ... 45
3.7.1 Pengetahuan ... 46
3.7.2 Sikap ... 46
3.7.3 Dukungan Keluarga ... 46
3.7.4 Motivasi Tenaga Kesehatan ... 47
3.7.5 Kepatuhan Ibu Hamil Dalam Mengonsumsi Tablet Fe ... 47
3.8 Teknik Pengolahan Data ... 47
3.9 Metode Analisis Data ... 48
BAB 4. HASIL PENELITIAN ... 51
4.1 Gambaran Umum Puskesmas Sitinjo ... 51
4.2 Karakteristik Responden ... 53
4.3 Pengetahuan ... 54
4.4 Sikap ... 56
4.5 Dukungan Keluarga ... 59
4.6 Motivasi Tenaga Kesehatan ... 60
4.7 Kepatuhan Konsumsi Tablet Besi ... 62
4.8 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 62
4.8.1 Pengaruh Pengetahuan Ibu Hamil terhadap Kepatuhan Mengonsumsi Tablet Zat Besi ... 62
4.8.2 Pengaruh Sikap Ibu Hamil terhadap Kepatuhan Mengonsumsi Tablet Zat Besi ... 64
4.8.3 Pengaruh Dukungan Keluarga terhadap Kepatuhan Mengonsumsi Tablet Zat Besi ... 65
4.8.4 Pengaruh Motivasi Tenaga Kesehatan terhadap Kepatuhan Mengonsumsi Tablet Zat Besi ... 66
4.8.5 Analisis Multivariat ... 67
BAB 5. PEMBAHASAN ... 69
5.1 Pengaruh Pengetahuan Ibu Hamil terhadap Kepatuhan Mengonsumsi Tablet Zat Besi ... 69
5.2 Pengaruh Sikap Ibu Hamil terhadap Kepatuhan Mengonsumsi Tablet Zat Besi ... 72
5.3 Pengaruh Dukungan Keluarga terhadap Kepatuhan Mengonsumsi Tablet Zat Besi ... 74
5.4 Pengaruh Motivasi Tenaga Kesehatan terhadap Kepatuhan Mengonsumsi Tablet Zat Besi ... 78
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN ... 83
6.1 Kesimpulan ... 83
6.2 Saran ... 84
DAFTAR PUSTAKA ... 85
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
No. Judul Halaman
2.1. Rata-rata AKG yang Dianjurkan Perorangan Perhari KhususIbu Hamil ... 28 3.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Pengetahuan ... 42 3.2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Sikap ... 43 3.3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Dukungan Keluarga .... 43 3.4 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Motivasi Tenaga
Kesehatan ... 44 4.1. Distribusi Responden Menurut Umur, Tingkat Pendidikan, Paritas
dan Usia Kandungan Ibu di Puskesmas Sitinjo Kabupaten Dairi Tahun 2015 ... 54 4.2 Distribusi Responden Menurut Tingkat Pengetahuan di Puskesmas
Sitinjo Kabupaten Dairi Tahun 2015 ... 55 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Jawaban terhadap Setiap
Pertanyaan Pengetahuan ... 55 4.4 Distribusi Responden Menurut Sikap di Puskesmas Sitinjo
Kabupaten Dairi Tahun 2015 ... 56 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Jawaban terhadap Setiap
Pertanyaan Sikap ... 57 4.6 Distribusi Responden Menurut Dukungan Keluarga di Puskesmas
Sitinjo Kabupaten Dairi Tahun 2015 ... 59 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Jawaban terhadap Setiap
Pertanyaan Dukungan Keluarga... 59 4.8 Distribusi Responden Menurut Motivasi Tenaga Kesehatandi
Puskesmas Sitinjo Kabupaten Dairi Tahun 2015 ... 61
4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Jawaban terhadap Setiap Pertanyaan Motivasi Tenaga Kesehatan ... 61 4.10 Distribusi Responden Menurut Tingkat Kepatuhan KonsumsiTablet
Zat Besi di Puskesmas Sitinjo Kabupaten Dairi Tahun 2015 ... 62 4.11 Nilai Koefisien Korelasi Pengetahuan terhadap Kepatuhan
Mengonsumsi Tablet Zat Besi ... 63 4.12 Nilai Koefisien Korelasi Sikap terhadap Kepatuhan Mengonsumsi
Tablet Zat Besi ... 64 4.13 Nilai Koefisien Korelasi Dukungan Keluarga terhadap Kepatuhan
Mengonsumsi Tablet Zat Besi ... 65 4.14 Nilai Koefisien Korelasi Motivasi Tenaga Kesehatan terhadap
Kepatuhan Mengonsumsi Tablet Zat Besi ... 66
4.15 Hasil Akhir Uji Regresi Logistik Berganda ... 67
DAFTAR GAMBAR
No. Judul Halaman
2.1. Faktor yang Memengaruhi Perilaku ... 26
2.2. Kerangka Konsep Penelitian ... 39
DAFTAR LAMPIRAN
No. Judul Halaman
1. Kuesioner Penelitian ... 89
2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 95
3. Master Data ... 107
ABSTRAK
Suplementasi zat besi pada ibu hamil telah lama diselenggarakan, namun kepatuhan mengonsumsi tablet zat besi sering dihambat oleh faktor pengetahuan, sikap, dukungan keluarga dan motivasi tenaga kesehatan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengetahuan, sikap, dukungan keluarga dan motivasi tenaga kesehatan terhadap kepatuhan ibu hamil mengonsumsi tablet zat besi.
Penelitian cross sectional ini dilakukan di Puskesmas Sitinjo Kabupaten Dairi dengan 35orang ibu hamil sebagai sampel yang dipilih secara total sampling. Data kepatuhan mengonsumsi tablet besi diperoleh melalui perhitungan jumlah tablet zat besi yang telah dikonsumsi sesuai dengan umur kehamilan.. Analisis korelasi yang digunakan dalam penelitian ini adaalah korelasi Kendall’ Tau b.
Hasil penelitian menunjukkan ibu hamil yang tidak patuh mengonsumsi tablet zat besi sebesar 62,8%. Ada hubungan pengetahuan, sikap, dukungan keluarga terhadap kepatuhan mengonsumsi tablet zat besi. Variabel yang paling besar pengaruhnya adalah dukungan keluarga dengan nilai koefisien B 3,559. Nilai percentage correct sebesar 88,6% menunjukkan pengetahuan, sikap dan dukungan keluarga dapat menjelaskan hubungannya terhadap kepatuhan mengonsumsi tablet zat besi, sisanya sebesar 11,4% dipengaruhi oleh faktor motivasi tenaga kesehatan.
Berdasarkan penelitian disarankan peranan keluarga dan motivasi tenaga kesehatan semakin ditingkatkan untuk mendorong ibu untuk patuh mengonsumsi tablet zat besi. Semakin tinggi dukungan keluarga maka semakin besar nilai kepatuhan mengonsumsi tablet zat besi.
Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Dukungan Keluarga, Motivasi, Suplementasi
Tablet Zat Besi, Ibu Hamil
ABSTRACT
Iron supplement in pregnant women has long been applied, but compliance in taking iron tablets is usually hampered by the factors of knowledge, attitude, family support, and health care providers’ motivation.
The objective of the research was to find out the influence of knowledge, attitude, family support, and health care providers’ motivation on pregnant women’s compliance in taking iron tablets.
The research was cross sectional; it was conducted at Sitinjo Puskesmas, Dairi District. The samples were 35 pregnant women as the respondents, using total sampling technique. The data of compliance in taking iron tablets were gathered by calculating the number of iron tablets consumed according to the age of pregnancy.
The analysis used in the research was Kendall’ Tau b correlation.
The Result of the research showed that 62.8% of the respondents did not comply with taking iron tablets. There was the correlation of knowledge, andattitude, famiy support. The variable which had most dominant influence was family support at the coefficient value (B)= 3,559. The percentage correct value was 88.6% which indicated that knowledge, attitude and family support, while the remaining 11,4 % was influenced by health care providers’ motivation.
It is recommended that family role and health care providers’ motivation should be increased in order to encourage women to comply with taking iron tablets.
The more family support is, the more the compliance in taking iron tablets.
Keywords: Knowledge, Attitude, Family Support, Motivation, Supplement,
IronTablets, Pregnant Women
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Menurut WHO, 40% kematian ibu di negara berkembang berkaitan dengan anemia dalam kehamilan. Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan pendarahan akut bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi.Kekurangan gizi dan perhatian yang kurang terdapat ibu hamil merupakan perdisposisi anemia difisiensi di Indonesia (Saifuddin, 2009).
Anemia yang sering ditemukan pada ibu hamil adalah anemia defisiensi besi yang disebut dengan “potential danger to mother and child” (bahaya potensial bagi ibu dan anak) dan pengaruhnya sangat besar terhadap sumber daya manusia. Oleh karena itu, anemia defisiensi besi ini memerlukan perhatian yang serius oleh semua pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan khususnya pelayanan kesehatan di Indonesia (Manuaba, 2010).
Penelitian yang dilakukan di delapan Negara berkembang mengungkapkan
salah satu faktor yang memengaruhi kepatuhan dalam mengonsumsi tabet besi adalah
pengetahuan mengenai tablet besi folat. Selain itu, penelitian mengenai sikap ibu
hamil di Palestina mengungkapkan bahwa ibu hamil yang memiliki sikap yang baik,
akanmengerti pentingnya memeriksakan diri kepelayanan kesehatan dan
mengonsumsi tablet zat besi. Kepatuhan tinggi dalam mengonsumsi tablet besi juga
karena motivasi untuk pencapaian kesehatan yang lebih baik setelah mengonsumsi
tablet besi folat. Hal ini karena motivasi merupakan dorongan yang digunakan untuk memulai dan mengarahkan perilaku.
Hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 menyebutkan bahwa Angka Kematian Ibu di Indonesia sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan target dalam Millennium Development Goals (MDGs)yaitu menurunkan angka kematian ibu sebesar ¾ dari angka kematian ibu pada tahun 1990 (450 per 100.000) menjadi 102 per 100.000 yang ingin dicapai pada tahun 2015. Salah satu penyumbang angka kematian ibu tersebut adalah riwayat anemia selama kehamilan yang menyebabkan pendarahan. Prevalensi anemia ibu hamil di Indonesia jika dibandingkan dengan PHI (Public Health Indicator) masih termasuk dalam kategori moderate yaitu antara 20-39,9% (Sadariah, 2012).Sementara prevalensi anemia pada ibu hamil di dunia menurut WHO tahun 2005 yaitu sebesar 41,8% dimana negara berkembang menyumbang sebesar 56% dan negara maju sebesar 18%.
Anemia pada kehamilan bukannya tanpa resiko.Pada dasarnya ibu hamil dapat
mengalami keguguran, lahir sebelum waktunya, berat badan lahir rendah, perdarahan
sebelum dan selama persalinan bahkan dapat mengakibatkan kematian pada ibu dan
janinnya (Tarwoto dan Wasnidar, 2007). Penelitian Chi, dkk tahun 1981 pada dua
belas rumah sakit pendidikan di Indonesia didapatkan angka kematian ibu 70% untuk
ibu-ibu yang anemia dan 19,7% untuk mereka yang non anemia (Prawirohardjo,
2002).
Faktor yang menyebabkan tingginya anemia defisiensi pada ibu hamil adalah rendahnya kepatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi tablet besi. Faktor-faktor yang memengaruhi ketidak patuhan ibu hamil dalam mengonsumsi tablet besi antara lain, pengetahuan, sikap, dan efek samping dari tablet besi yang diminumnya. Faktor yang sering dikemukakan ibu hamil adalah pernyataan “lupa” untuk meminum tablet besi.
Tingkat pengetahuan ibu hamil yang rendah akan memengaruhi bagaimana ibu hamil menjaga kehamilannya. Pengetahuan kurang memiliki resiko 1,45 kali lebih besar untuk menderita anemia kehamilan dibandingkan dengan ibu hamil yang berpengetahuan baik (Dinkes Sumut, 2013).
Hasil Riskesdas 2013 menunjukkan konsumsi zat besi dan variasi jumlah
asupan zat besi selama hamil di Indonesia sebesar 89,1 persen. Diantaranya yang
mengonsumsi zat besi tersebut, terdapat 33,3 persen mengonsumsi minimal 90 hari
selama kehamilannya, 34,4 persen mengonsumsi kurang dari 90 hari, dan 21,4 persen
lupa mengonsumsi zat besi. Prevalensi anemia di Indonesia 2013 pada perempuan
umur 15 – 49 tahun 22,7 persen, di perkotaan 22,4 persen dan di pedesaan 23,0
persen. Kelompok ibu hamil merupakan salah satu kelompok yang beresiko tinggi
mengalami anemia, meskipun anemia yang dialaminya umumnya merupakan relatif
akibat perubahan fisiologis tubuh selama kehamilan. Anemia pada ibu hamil sebesar
37,1 persen dan prevalensinya hampir sama antara ibu hamil di perkotaan 36,4 persen
dan pedesaan 37,8 persen. Hal ini menunjukkan angka tersebut mendekati masalah
kesehatan masyarakat berat dengan batas prevalensi anemia ≥40 persen.
Anemia sering terjadi pada Ibu hamil yang kekurangan zat gizi terutama zat besi, vitamin B12, dan asam folat yang diperlukan untuk sintesis eritrosit. Selama kehamilan, kebutuhan zat-zat makanan bertambah dan terjadi perubahan pada darah dan sumsum tulang. Hudono (2000) menjelaskan ketidakseimbangan antara kecepatan penambahan volume plasma dan bertambahnya masa eritrosit (pertambahan plasma 30%, eritrosit 18%, dan hemoglobin 19%), mengakibatkan terjadinya hemodilusi (pengenceran darah). Hemodilusi semakin terlihat nyata seiring dengan bertambahnya umur kehamilan. Keadaan ini terjadi paling menonjol selama trimester kedua.
Hasil penelitian Silalahi (2008) tentang kejadian anemia di Kabupaten Dairi dengan sampel ibu hamil trismester III sebanyak 70 orang menunjukkan persentase ibu hamil anemia adalah 55,7%, cakupan suplementasi zat besi adalah 65,7%, kejadian anemia pada ibu hamil yang tercakup suplementasi zat besi adalah 52,2%
dan konsumsi tablet besi cukup pada ibu hamil yang tercakup suplementasi zat besi adalah 56,5%. Faktor yang paling berpengaruh dalam kejadian anemia dalam penelitian tersebut adalah rendahnya konsumsi makanan tinggi zat besi dan rendahnya konsumsi tablet zat besi. Rendahnya konsumsi makanan tinggi zat besi dipengaruhi budaya konsumsi kopi di daerah setempat, yang menghambat penyerapan zat gizi.
Berdasarkan hasil Riskesdas 2010 menunjukkan bahwa disparitas menurut
provinsi khususnya yang tidak pernah minum tablet Fe yang terendah adalah di DI
Yogyakarta (3,6%), dan yang tertinggi di Sumatera Utara (38,0%). Sebaliknya ibu
hamil yang meminum tablet Fe terbanyak di DI Yogyakarta (67,5%) dan terendah adalah provinsi Sulawesi Barat (2,3%).
Ramawati, dkk (2008), dalam penelitiannya menemukan faktor-faktor yang paling dominan mempengaruhi kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat besi adalah pengetahuan, dukungan suami dan ketersediaan tablet zat besi itu sendiri.
Sedangkan pada penenlitian Budiarni (2012)di Semarang menyatakan faktor yang paling dominan adalah motivasi tenaga kesehatan terhadap kepatuhan konsumsi tablet besi.
Data Riskesdas tahun 2010 menunjukkan bahwa sebanyak 80,7% ibu hamil yang mendapatkan tablet Fe hanya 18% yang mengkonsumsi sesuai dengan batas minimal yang dianjurkan. Konsistensi presentase ibu yang melaporkan minum tablet Fe pada kehamilan terakhir dijelaskan bahwa ibu hamil yang tinggal dipedesaan (24,8%) selalu lebih tinggi dibandingkan diperkotaan (14,1%). Terlihat juga konsistensinyaibu hamil dengan tingkat pendidikan terendah, petani/nelayan/buruh(27,8%), serta status ekonomi terendah (27,4%), selalu yang tertinggi menghadapi masalah atau tidak dapat pelayanan. Padahal dalam penelitian Setyoresmi (2012) disimpulkan bahwa semakin patuh ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe maka akan semakin naik kadar Hb ibu hamil. Selain itu, ibu hamil yang tidak minum tablet Fe mempunyai resiko yang lebih tinggi melahirkan bayi dengan BBLR dari pada ibu hamil yang mengkonsumsi 90 tablet Fe atau lebih.
Untuk meningkatkan kepatuhan mengkonsumsi tablet besi, maka diperlukan sistem
evaluasi dan monitoring yang dapat dipercaya (Broek, 2003).
Menurut Notoamodjo, perilaku kesehatan dipengaruhi oleh faktor predisposing (predisposisi) diantaranya adalah pengetahuan. Mengonsumsi tablet zat besi dapat menimbulkan efek samping yang mengganggu sehingga orang cenderung menolak tablet yang diberikan. Faktor enabling (pemungkin) meliputi ketersediaan sarana dan prasana atau fasilitas kesehatan dan faktor reinforcing (penguat) meliputi dukungan keluarga, dukungan petugas kesehatan dan ketersediaan Fe. Menurut Maulana (2010), keterlibatan suami semenjak awal akan sangat berguna untuk menjaga secara emosional merasa tenang dan yakin. Terlebih jika setiap keluarga mengharapkan kehamilan, mendukung bahkan memperlihatkan dukungan dalam berbagai hal.ibu hamil pun akan merasa lebih percaya diri, lebih bahagia selama menjalani kehamilan. Untuk meningkatkan kepatuhan ibu dalam mengonsumsi tablet Fe. Petugas kesehatan harus mengikutsertakan keluarga dalam pengawasan makan obat, pengawasan minum obat merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menjamin kepatuhaan minun obat sesuai dengan dosis dan jadwal seperti yang telah ditetapkan (Maulana, 2008). Menurut BKKBN (2009) pengetahuan ibu hamil tentang kesehatan khususnya anemia akan berpengaruh terhadap perilaku ibu hamil pada pelaksanaan program pencegahan anemia, sikap tersebut dapat berupa tanggapan.
Pada penelitian Nasyidah (2011), didapatkan ibu hamil dengan anemia paling
sering terdapat pada kelompok ibu hamil yang tingkat kepatuhannya dalam
mengonsumsi tablet besi cukup yaitu sebesar 53,8%. Kelompok ibu hamil yang
tingkat kepatuhannya dalam mengonsumsi tablet besi baik sebesar 41%, sedangkan
untuk kelompok ibu hamil yang tingkat kepatuhannya dalam mengonsumsi tablet besi buruk persentasenya hanya sebesar 5,1%.
Kepatuhan mengonsumsi tablet Fe diukur dari ketepatan jumlah tablet yang dikonsumsi, ketepatan cara mengonsumsi tablet zat besi, frekuensi konsumsi perhari.
Dosis pemberian zat besi dibedakan atas dosis pencegahan dan dosis pengobatan.
Dosis pencegahan diberikan kepada kelompok sasaran setelahdilakukan pemeriksaan kadar Hb. Dosis yang dianjurkan untuk ibu hamil sampai masa nifas adalah sehari satu tablet (60 mg besi elemental) dan 0,25 mg asam folat. Berturut-turut selama minimal 90 hari masa kehamilannya sampai 42 hari setelah melahirkan. Dengan pertimbangan bahwa sebagian besar ibu hamil mengalami anemia, maka dilakukan pemberian preparat Fe sebanyak 90 tablet pada ibu-ibu hamil di Puskesmas.
Hasil wawancara yang dilakukan penulis pada awal survei, terhadap 20 ibu hamil yang datang berkunjung ke Puskesmas Sitinjo, penulis menanyakan jumlah tablet zat besi yang sudah dikonsumsi dan menanyakan kegunaan tablet zat besi yang sudah diperoleh dari tenaga kesehatan. Lima orang telah mengkonsumsi sesuai jumlah hari setelah diberikan tablet zat besi, 11 orang mengakui belum mengkonsumsi tablet zat besi sesuai jumlah hari setelah menerima tablet besi, dan 4 orang ibu hamil mengakui sering lupa mengkonsumsi tablet zat besi jika tidak diingatkan oleh suami.
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh
pengetahuian, sikap, dukungan keluarga dan motivasi tenaga kesehatan terhadap
kepatuhan ibu hamil mengonsumsi tablet zat besi di Puskesmas Sitinjo di Kabupaten Dairi.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan penelitian ini adalah bagaimana pengaruh Pengetahuan, Sikap, Dukungan Keluarga dan Motivasi Tenaga Kesehatan terhadap Kepatuhan Ibu Hamil Mengonsumsi Tablet Zat Besi di Puskesmas Sitinjo Kabupaten Dairi.
1.3. Tujuan Penelitian
Mengetahui pengaruhpengetahuan, sikap, dukungan keluarga dan motivasi tenaga kesehatan terhadap kepatuhan ibu hamil mengonsumsi tablet zat besi di Puskesmas Sitinjo Kabupaten Dairi.
1.4. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian adalah ada pengaruh pengetahuan, sikap, dukungan keluarga dan motivasi tenaga kesehatan terhadap kepatuhan konsumsi tablet zat besidiwilayah kerja puskesmas Sitinjo Kabupaten Dairi Tahun 2015.
1.5. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang pengaruh
pengetahuan, sikap, dukungan keluarga dan motivasi tenaga kesehatan terhadap
kepatuhan ibu hamil mengonsumsi tablet zat besi di Puskesmas Sitinjo di Kabupaten
Dairi dan diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya
talet zatbesi selama kehamilan,diharapkan juga sebagai bahan masukan untuk
keperluan program perencanaan dan evaluasi program pemberian tablet Fe pada ibu
hamil di Puskesmas Sitinjo Kabupaten Dairi.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kepatuhan dalam Mengonsumsi Tablet Zat Besi (Fe)
Kepatuhan berasal dari kata dasar patuh yang berarti taat, suka menurut perintah. Kepatuhan adalah tingkat pasien melaksanakan cara pengobatan dan perilaku yang disarankan dokter atau oleh orang lain (Santoso, 2005). Menurut Arisman (2004) mengartikan kepatuhan adalah sebagai tingkat pasien melaksanakan cara pengobatan dan perilaku yang disarankan oleh bidannya atau oleh orang lain.
Kepatuhan dalam penelitian ini menunjuk pada kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi zat besi (Fe).
Perilaku mengonsumsi obat merupakan perilaku peran sakit yaitu tindakan atau kegiatan yang dilakukan penderita agar dapat sembuh.Kepatuhan menjalankan aturan pengobatan sangat penting untuk mencapai kesehatan secara optimal.Perilaku kepatuhan dapat berupa perilaku patuh dan tidak patuh yang dapat diukur melalui dimensi kemudahan, lama pengobatan, mutu, jarak dan keteraturan pengobatan.
Kepatuhan akan meningkat bila instruksi pengobatan jelas, hubungan obat terhadappenyakit jelas dan pengobatan teratur serta adanya keyakinan bahwa kesehatan akan pulih, petugas kesehatan yang menyenangkan dan berwibawa, dukungan sosial keluarga pasien dan lain sebagainya (Medicastore, 2007).
Definisi kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet zat besi adalah ketaatan ibu
hamil melaksanakan anjuran petugas kesehatan untuk mengkonsusmsi tablet zat besi.
Kepatuhan menurut Sackett pada pasien sebagai “Sejauh mana perilaku individu sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh profesional kesehatan”(Afnita, 2004).
Kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi diukur dari ketepatan jumlah tablet yang dikonsumsi, ketepatan cara mengkonsumsi tablet zat besi, frekuensi konsumsi perhari. Suplementasi besi atau pemberian tablet Fe merupakan salah satu upaya penting dalam mencegah dan menanggulagi anemia, khususnya anemia kekurangan besi. Suplementasi besi merupakancaraefektif karena kandungan besinya yang dilengkapi asam folat yang sekaligus dapat mencegah anemia karena kekurangan asam folat (Afnita, 2004).
Menurut Afnita (2004) yang dikutip Hartati (2014), kepatuhan tergantung pada banyak faktor, diantaranya adalah pasien sering kali tidak mengakui bahwa merekatidak melakukanapayang dianjurkan dokter.Untuk itu diperlukan pendekatan yang baik dengan pasien agar dapat mengetahui kepatuhan mereka dalam melaksanakan pengobatan.
Menurut Dinicola dan Dimatteo (1984) yang dikutip Niven (2002) cara meningkatkan kepatuhan diantaranya melalui perilaku sehat dan pengontrolan perilaku dengan faktor kognitif, dukungan sosial dalam bentuk dukungan emosional dari anggota keluarga yang lain, teman, waktu dan uang merupakan faktor yang penting dalam kepatuhan dalam program-program medis, dan dukungan dari profesional kesehatan.
Tablet zat besi sebagai suplementasi yang diberikan pada ibu hamil menurut
aturan harus dikonsumsi setiap hari. Namun karena berbagai alasan misalnya,
pengetahuan, sikap, dan praktek ibu hamil yang kurang baik, efek samping dari tablet zat besi, motivasi petugas kesehatan yang kurang sering kali terjadi ketidak patuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat besi tersebut. Hal ini dapat mengakibatkan tujuan dari pemberian tablet zat besi tidak tercapai.
2.1.1. Cara Mengukur Kepatuhan
Beberapa ahli mengemukakan cara mengukur kepatuhan berobat antara lain pengukuran kepatuhan berobat yang dinyatakan oleh Sacket, dkk (1985) dan Sarafino (1990). Sacket, dkk (1985) menyatakan bahwa kepatuhan berobat dapat diketahui melalui 7 cara yaitu: keputusan dokter yang didasarkan pada hasil pemeriksaan, pengamatan terhadap jadwal pengobatan, penilaian pada tujuan pengobatan, perhitungan jumlah tablet/pil pada akhir pengobatan, pengukuran kadar obat dalam darah dan urin, wawancara pada pasien dan pengisian formulir khusus. Pernyataan Sarafino (1990) hampir sama dengan Sacket yaitu kepatuhan berobat pasien dapat diketahui melalui tiga cara yaitu perhitungan sisa obat secara manual, perhitungan sisa obat berdasarkan suatu alat elektronik serta pengukuran berdasarkan biokimia (kadar obat) dalam darah/urin).
Sebagai sebuah perilaku, aspek-aspek kepatuhan pasien dalam mengkonsumsi
obat dapat diketahui dari metode yang digunakan untuk mengukurnya. Berdasarkan
pendapat Lailahtushifah (2012) yang mengutip pendapat Horne (2006), merangkum
beberapa metode untuk mengukur kepatuhan dalam mengkonsumsi obat seperti
berikut:
a. Metode langsung
Metode langsung dapat dilakukan dengan observasi langsung, mengukur metabolisme dalam tubuh dan mengukur aspek biologis dalam darah.
b. Metode tidak langsung
Metode tidak langsung dengan cara memberikan kuesioner kepada pasien atau pelaporan diri pasien, melihat jumlah pil atau obat yang dikonsumsi,rate beli ulang resep (kontiniutas), monitoring pengobatan secara elektronik, catatan harian pasien dan kuesioner terhadap orang-orang sekitar.
Terdapat teori utama yang diungkapkan oleh Lailahtushifah dikutip dari pendapat Weinman dkk, menjelaskan perilaku patuh dalam mengkonsumsi obat yaitu, :
a. Health Belief Model
Health Belief Model menjelaskan perilaku sehat (misal memeriksakan diri) merupakan fungsi dari keyakinan personal terhadap besarnya ancaman penyakit dan penularannya serta keuntungan dari rekomendasi yang diberikan petugas kesehatan.
Ancaman yang dirasakan berasal dari keyakinan tentang keseriusan yang dirasakan
terhadap penyakit dan kerentanan orang tersebut. Individu kemudian menilai
keuntungan tindakan yang diambil (misal: berobat akan memperingan simptom),
meskipun dibayang-bayangi oleh resiko-resiko dari tindakan yang diambilnya, seperti
takut akan efek samping atau pun biaya pengobatan. Berdasarkan dinamika tersebut
dapat dipahami bahwa kepatuhan dalam mengkonsumsi obat merupakan proses yang
diawali oleh keyakinan seseorang akan keseriusan penyakitnya, yang berujung pada
tindakan untuk berobat ke petugas kesehatan, termasuk kepatuhan dalam mengkonsumsi obat,.
b. Theory of Planned Behavior (TBP)
Teori ini berusaha menguji hubungan antara sikap dan perilaku yang focus utamanya adalah pada intense (niat) yang mengantarkan hubungan antara sikap dan perilaku norma subjektif terhadap perilaku, dan control terhadap perilaku yang dirasakan. Sikap terhadap perilaku merupakan produk dari keyakinan tentang hasil akhir,(misal : frekuensi kekambuhan epilepsy berkurang) dan nilai yang dirasakan dari hasil akhir tersebut (kondisi jarang kambuh sangat penting bagi orang tersebut).
Norma subjektif berasal dari pandangan orang-orang disekitar tentang perilaku berobat (misal: suami atau istri ingin agar orang tersebut mengikuti rekomendasi dari dokter), dan motivasi untuk mendukung pandangan-pandangan orang-orang disekitar tersebut. Contoh ibu hamil termotivasi untuk mengkonsumsi tablet zat besi didukung ingin menyenangkan hati pasangannya dengan mengikutin saran dan rekomendasi bidan atau dokter. Kontrol perilaku yang dirasakan menggambarkan tentang seberapa jauh orang tersebut merasakan bahwa perilaku patuh dapat dikendalikannya. Hal ini tergantung keyakinan orang tersebut bahwa dirinya mampu untuk mengontrol tindakannya
2.1.2. Tablet Zat Besi (Fe)
Zat besi merupakan mikroelemen yang esensial bagi tubuh. Zat ini terutama
diperlukan dalam pembentukan darah yaitu sintesis hemoglobin (Hb). Hemoglobin
(Hb) yaitu suatu oksigen yang mengantarkan eritrosit berfungsi penting bagi tubuh.
Hemoglobin terdiri dari Fe (zat besi), protoporfirin, dan globin (1/3 berat Hb terdiri dari Fe).
Sumber zat besi adalah makan hewani, seperti daging, ayam dan ikan. Sumber baik lainnya adalah telur, serealia tumbuk, kacang-kacangan, sayuran hijau dan beberapa jenis buah. Disamping jumlah besi, perlu diperhatikan kualitas besi di dalam makanan, dinamakan juga ketersediaan biologic (bioavability). Pada umumnya besi di dalam daging, ayam, dan ikan mempunyai ketersediaan biologik tinggi, besi di dalam serealia dan kacangkacangan mempunyai ketersediaan biologik sedang, dan besi dalam sebagian besar sayuran, terutama yang mengandung asam oksalat tinggi, seperti bayam mempunyai ketersediaan biologik rendah. Sebaiknya diperhatikan kombinasi makanan sehari-hari, yang terdiri atas campuran sumber besi berasal dari hewan dan tumbuh-tumbuhan serta sumber gizi lain yang dapat membantu sumber absorbsi. Menu makanan di Indonesia sebaiknya terdiri atas nasi, daging/ayam/ikan, kacang-kacangan, serta sayuran dan buah-buahan yang kaya akan vitamin C.
Kebutuhan zat besi (Fe) pada ibu hamil terjadi peningkatan, asupan kurang
atau rendah, dapat menimbulkan anemia. Berbagai gangguan akan dialami ibu hamil
yang terkena anemia, dan menyebabkan terjadinya abortus, lahir prematur,
pendarahan post partum, dan rentan infeksi. Pada ibu hamil, anemia meningkatkan
frekuensi komplikasi pada kehamilan dan persalinan.Resiko kematian matermal,
angka prematur, berat badan rendah dan angka kematian perinatal yang meningkat
(Soeprono, 1998).
Tablet zat besi (Fe) adalah tablet untuk suplementasi penanggulangan anemia gizi yang setiap tablet mengandung Fero sulfat 200 mg atau setara 60 mg besi elemental dan 1,25 mg asam folat. Pelayanan pada ibu hamil baik pada K1 maupun K4 ibu hamil akan dibekali dengan tablet zat besi (Fe), hal ini merupakan upaya dari penanggulangan anemia pada ibu hamil. Ini diberikan oleh pemerintah sebagai cara untuk mengatasi anemia gizi besi pada ibu hamil (Depkes RI, 1999).
Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 12 gram/dl (Wiknjosastro, 2002). Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gram/dl pada trimester I dan III atau kadar <10,5 gram/dl pada trimester II (Saifuddin, 2002). Penyebab utama anemia karena defisiensi zat besi khususnya dinegara berkembang adalah konsumsi gizi yang tidak memadai. Banyak orang bergantung hanya pada makanan nabati yang memiliki absorbsi zat besi yang buruk dan terdapat beberapa zat dalam makanan tersebut yang mempengaruhi absorbsi besi (Gibney,et.al, 2009).
Penyebab lainnya adalah karena darah akan bertambah banyak dalam
kehamilan yang lazim disebut Hidremia atau Hipervolemia. Akan tetapi,
bertambahnya sel darah kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma sehingga
terjadi pengenceran darah. Perbandingan tersebut adalah sebagai berikut: plasma
30%, sel darah 18% dan haemoglobin 19%. Bertambahnya darah dalam kehamilan
sudah dimulai sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan
antara 32 dan 36 minggu (Wiknjosastro, 2002).
Dalam beberapa kasus, penanganan anemia kekurangan zat besi memerlukan secara berhati-hati sesuai dengan dosis yang dianjurkan, karena asupan zat besi (Fe) secara berlebihan tidak dibenarkan tetapi dapat menimbulkan gangguan kesehatan.Mengkonsumsi suplemen zat besi dapat menimbulkan mual, nyeri lambung, kosntipasi, ataupun diare sebagai efek sampingnya.Untuk mengatasinya dengan mengkonsumsi setangah dosis yang ditinkatkan secara berlahan-lahan sampai dosis yang dianjurkan (Depkes, 1998).
Menurut Smet (1994) beberapa sebab rendahnya kepatuhan ibu hamil meminum tablet zat besi (Fe) antara lain karena faktor program dan faktor individu yang meliputi :
1) Individu tidak merasa dirinya sakit.
2) Ketidaktahuan akan gejala atau tanda-tanda dan dampak yangditimbulkan.
3) Kelainan ibu hamil atau rendahnya motivasi ibu hamil dalam tablet zat besi setiap hari sampai waktu yang cukup lama.
4) Adanya efek samping gastrointestinal seperti mual, rasa nyeri lambung
5) Kurang diterimanya warna, rasa dan beberapa karateristik lain dari suplemen besi (Fe).
6) Rasa takut terhadap suplemen besi (Fe) dapat memperbesar janin dan akan menyulitkan dalam persalinan.
Menurut WHO (1996) manfaat dan kepatuhan ibu hamil meminum tablet zat
besi yaitu :
a. Bisa mencegah anemia defesiensi besi (Fe)
Karena pada wanita hamil cenderung mengalami defesiensi baik zat besi maupun folat. Oleh karena itu penting sekali bagi ibu hamil untuk meminum tablet zat besi setiap hari.
b. Bahaya selama kehamilan, persalinan dan nifas dapat dihindari.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kautshar dkk, menunjukkan kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe di Puskesmas Bara-Baraya tahun 2013 dipengaruhi oleh faktor pengetahuan, dukungan keluarga dan peran petugas kesehatan serta ketersediaan tablet zat besi.(Kautshar, 2013).
2.1.3. Manfaat Tablet Fe bagi Ibu Hamil
Menurut Almatsier (2003) manfaat tablet Fe bagi ibu hamil adalah : 1. Metabolisme Energi
Di dalam tiap sel, besi bekerja sama dengan rantai protein pengangkut elektron yang berperan dalam langkah-langkah akhir metabolisme energi. Protein inimemindahkan hidrogen dan elektron yang berasal dari zat gizi penghasil energi ke oksigen sehingga membentuk air. Dalam proses tersebut dihasilkan molekul protein yang mengandung besi dari sel darah merah dan mioglobin di dalam otot.
2. Sistem Kekebalan
Besi memegang peranan penting dalam sistem kekebalan tubuh, respon
kekebalan oleh limfosit-T terganggu karena berkurangnya pembentukan sel-sel
tersebut, yang kemungkinan disebabkan oleh berkurangnya sintesis DNA, disamping
itu sel darah putih yang menghancurkan bakteri tidak dapat bekerja secara aktif dalam keadaan tubuh kekurangan besi.
3. Pelarut Obat-obat
Obat-obatan yang tidak larut oleh enzim yang mengandung besi dapat dilarutkan sehingga dapat dikeluarkan dari tubuh.
2.1.4. Konsumsi Tablet Zat Besi (Fe)
Konsumsi tablet Fe ibu hamil adalah jumlah tablet Fe yang dikonsumsi ibu hamil sesuai dengan usia kehamilan. WHO menganjurkan untuk memberikan 60 mg besi selama 6 bulan untuk memenuhi kebutuhan fisiologik selama kehamilan.Namun, banyak literature menganjurkan dosis 100 mg besi setiap hari selama 16 minggu atau lebih pada kehsmilan (Saifuddin, 2008).
Menurut anjuran Depkes, ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi tablet zat besi
(Fe) setiap hari selama 90 hari pada masa kehamilan dan 40 hari setelah melahirkan,
dimana ketika hamil seorang ibu tidak saja dituntut memenuhi kebutuhan zat besi
(Fe) untuk dirinya, tetapi juga harus memenuhi kebutuhan zat besi untuk
pertumbuhan janinnya. Pendarahan saat melahirkan juga bias menyebabkan seorang
ibu kehilangan lebih banyak lagi zat besi (Fe), karena itu setiap ibu hamil disarankan
untuk mengkonsumsi tablet zat besi (Fe). Tablet zat besi (Fe) yang digunakan adalah
obat generik yang harganya terjangkau oleh masyarakat yang bungkusnya putih yang
berisi 30 tablet perbungkus dengan merek dagang yang memenuhi spesifikasi
(mengandung 60 mg besi elemental dan 0,25 asam folat) (Depkes, 1998)
Menurut Waterbury (2001), pengobatan dengan tablet besi diberikan dalam keadaan perut kosong (1 jam sebelum makan) dan bila timbul efek samping maka dapat diberikan tablet besi bersamaan dengan makanan (meskipun terjadi penurunan penyerapan zat besi sebesar 50%), tetapi tidak bersamaan dengan obat maag (antasida) dan dengan teh (penyerapan sangat menurun). Biasanya ibu hamil diberikan tablet zat besi untuk mencukupi kebutuhan zat besi, untuk perkembangan otak janin dan pembentukan sel darah merah. Namun sebaiknya ibu hamil tidak berlebihan dalam mengonsumsizat besi, sebab hal itu akan menyebabkan peningkatan tekanan darah, padahal tekanan darah yang tinggi akan menyulitkan proses persalinan.Kekurangan zat besi menyebabkan anemia, pada kondisi hamil pada ibu- ibu yang aktif bekerja membutuhkan zat besi lebih banyak, karena zat besi dikeluarkan untuk energi bersama dengan kalori. Fungsi persiapan zat besi dalam tubuh ibu hamil adalah untuk kebutuhan aktifitas tubuh setiap hari, untuk stabilitas kadar Hb darah supaya aliran oksigen ke janin optimal dan menghindari kelelahan saat bersalin sehingga tidak terjadi perdarahan yang berlebihan (Mandriwati, 2008).
2.1.5. Anemia pada Kehamilan
Anemia atau sering disebut kurang darah adalah keadaan dimana darah merah
kurang dari normal. Dan biasanya yang digunakan sebagai dasar adalah kadar
Hemoglobin (Hb). Anemia kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat
besi.Anemia pada kehmilan merupakan masalah nasional mencerminkan nilai
kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat, dan pengaruhnya sangat besar terhadap
sumber daya manusia. Anemia gizi besi dapat terjadi karena kandungan zat besi (Fe)
yang berasal dari makanan yang dikonsumsi ibu hamil tidak mencukupi kebutuhan dimana makanan yang kaya akan kandungan zat besi seperti makanan sumber hewani (daging dan ikan) serta makanan yang mengandung sumber nabati (sayuran hijau), meningkatnya kebutuhan tubuh akan zat besi yaitu pada masa hamil.
2.1.6. Penyebab Anemia Kehamilan
Ada beberapa hal yang menyebabkan anemia pada masa kehamilan yaitu:
a. Kurangnya mengkonsumsi makanan kaya zat besi, terutama yang berasal dari sumber hewani yang mudah diserap.
b. Kekurangan zat besi karena kebutuhan yang meningkat seperti pada kehamialn c. Kehilangan zat besi yang berlebihan pada pendarahan termasuk haid yang
berlebihan, sering melahirkan dengan jarak yang dekat.
d. Pemecahan eritrosit terlalu cepat (hemolisis) (Gultom, 2005).
2.1.7. Gejala-gejala Penderita Anemia
Menurut Manuaba, (2001) gejala-gejala yang sering muncul pada penderita anemia :
a. 5 L (letih, lelah, lemah, lesu dan lunglai) b. Nafsu makan menurun atau anoreksia c. Sakit kepala
d. Konsentrasi menurun
e. Pandangan berkunang-kunang terutama bila bangkit dari duduk
f. Nafas pendek (pada anemia yang parah)
Pada pemeriksaan didapat gejala anemia a. Kulit pucat
b. Kuku-kuku jari pucat
c. Rambut rapuh (pada anemia yang parah)
Menurut Manuaba, (2001) Pengaruh anemia terhadap kehamilan a. Penyakit yang timbul akibat anemia :
1) Abortus
2) Partus prematur
3) Partus lama karena inerlia uteri
4) Perdarahan post partum karena atonia uteri 5) Syok
6) Infeksi baik intra partum maupun post partum
7) Anemia yang sangat berat dengan Hb kurang dari 4 gr/100ml dapat mneyebabkan dekompensasi kordis.
b. Terhadap hasil konsepsi, anemia dalam kehamilan memberi pengaruh kurang baik, seperti :
1) Kematian janin 2) Kematian perinatal 3) Prematuritas
4) Dapat terjadi cacat bawaan
5) Cadangan besi kurang
Menurut Herlina, (2007) Cara mencegah anemia adalah:
a. Meningkatkan konsumsi zat besi terutama dari sumber hewani yang mudah diserap.
b. Minum 1 tablet tambah darah setiap hari bagi ibu hamil minimal 1 tablet selama kehamilan
c. Mengantur jarak kelahiran dengan menjadi peserta keluarga berencana (KB) 2.1.8. Efek Samping Tablet Fe
Efek samping yang paling sering timbul berupa intoleransi terhadap sediaan oral, dan ini sangat tergantung dari jumlah Fe yang dapat larut dan yang diabsorpsi pada tiap pemberian. Gejala dan yang timbul dapat berupa mual dan nyeri lambung (± 7-20%), konstipasi (±10%), diare (±5%) dan kolik. Gangguan ini biasanya ringan dan dapat dikurangi dengan mengurangi dosis atau dengan pemberian sesudah makan, walaupun dengan cara ini absorpsi dapat berkurang. Perlu ditenangkan kemungkinan timbulnya feses yang berwarna hitam kepada pasien.
Untuk menghindari akibat yang tidak diinginkan, maka ibu hamil dengan
anemia perlu ditangani segera dengan asupan nutrisi yang baik sesuai dengan
kebutuhan antara lain makanan yang mengandung zat besi dan protein cukup (bahan
pangan hewani dan nabati seperti daging, ikan, telur, kacang-kacangan) dan sayuran
berwarna hijau yang mengandung mineral dan vitamin (Paath, dkk, 2005).
2.2. Perilaku
Perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati secara langsung ataupun tidak langsung yang dapat diamati pihak luar.Perilaku seseorang atau subyek untuk patuh dipengaruhi atau ditentukan oleh faktor-faktor baik dari dalam maupun dari luar subyek.Skinner (1938) seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap rangsangan dari luar (stimulus). Proses perubahan perilaku merupakan hasil dari suatu yang kompleks, memerlukan waktu yang cukup lama (Notoatmodjo, 2010). Proses tersebut terdiri dari 4 tahap, yaitu:
1. Pengetahuan (knowledge) yaitu subyek yang mulai mengenal ide barudan baru dapat memahaminya.
2. Persuasi yaitu individu yang membentuk sikap positif atau negatif dari ide baru tersebut.
3. Mengambil keputusan yaitu individu dapat aktif dalam menentukan keputusan untuk menerima atau menolak ide tersebut.
4. Konfirmasi yaitu individu mulai mencari dukungan dari orang-orang disekitar terhadap keputusan yang dibuatnya.
Dalam perilaku kesehatan menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2003) terbagi tiga teori penyebab masalah kesehatan yaitu:
1. Faktor – faktor predisposisi (predisposing factors) yaitu faktor-faktor yang
mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku seesorang, antara lain
pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai, tradisi.
2. Faktor pemungkin (enabling factors) adalah faktor-faktor yang memungkinkan atau menfasilitasi perilaku atau tindakan. Artinya faktor pemungkin adalah sarana dan prasarana atau fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan, serta jarak sarana pelayanan kesehatan.
3. Faktor-faktor penguat (reinforcing factors) adalah faktor-faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku berawal dari adanya pengalaman seseorang serta didukung oleh faktor luar (lingkungan) baik fisik maupun non fisik, kemudian dipersepsikan, diyakini, sehingga menimbulkan motivasi, niat untuk bertindak, yang pada akhirnya terjadilah perwujudan niat yang berupa melakukan perilaku.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku berawal dari adanya pengalaman seseorang serta didukung oleh faktor luar (lingkungan) baik fisik maupun non fisik, kemudian dipersepsikan, diyakini, sehingga menimbulkan motivasi, niat dan bertindak, yang pada akhirnya terjadilah perwujudan niat yang berupa melakukan perilaku.
Gambar 2.1. Faktor yang Memengaruhi Perilaku (Sumber : Lawrence Green dalam Soekidjo Notoatmodjo,2003)
Internal a. Persepsi b. Pengetahuan c. Keyakinan d. Motivasi e. Niat f. Sikap
Respon PERILAKU Eksternal
a. Pengalaman
b. Fasilitas
c. Sosio Budaya
2.3. Ibu Hamil
Ibu hamil merupakan salah satu kelompok dalam masyarakat yang paling mudah menderita gangguan kesehatan atau rawan kekurangan gizi, sehingga pada masa kehamilan ibu hamil, memerlukan unsur-unsur gizi lebih banyak dibandingkan dengan keadaan biasanya (Hall,2000). Selama kehamilan, ibu hamil akan mengalami proses fisiologis yaitu keadaan kesehatan fisik dan mental sebelum dan selama hamil berpengaruh terhadap keaaan janin dan waktu persalinan.
Lamanya kehamilan mulai ovulasi sampai partus adalah kira-kira 280 hari (40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Pada kehamilan 40 minggu disebut kehamilan matur (cukup bulan), bila kehamilan lebih dari 43 minggu disebut kehamilan postmatur, sedangkan kehamilan antara 28 dan 36 minggu disebut kehamilan premature. Kehamilan yang ditinjau dari umur kehamilan dibagi dalam tiga bagian, yaitu kehamilan trisemester I (antara 1-11 minggu), trisemester II (antara 12-28 minggu) dan trisemester III (antara 29-40 minggu) (Wiknjosastro,1999).
Ditinjau dari fisiologis kehamilan, kehamilan adalah periode khusus dimana kebutuhan akan sebagian nutrisi meningkat selama masa tersebut. Penambahan berat badan yang terjadi selama kehamilan disebabkan oleh meningkatnya ukuran jaringan reproduksi, adanya janin dalam kandungan dan cadangan lemak dalam tubuh ibu.
Selama hamil, seorang ibu akan bertambah beratnya sebanyak kurang lebih 12,5 kg,
dimana penambahan sebesar kurang lebih 9 kg diantaranya terjadi dalam 20 minggu
terakhir (Hadyanto,2002).
Moehji (2003), pada umumnya selama kehamilan ibu hamil memiliki karakteristik pada tiap triwulan sebagai berikut :
a. Pada trisemester pertama dari kehamilan, biasanya nafsu makan sangat kurang, karena timbul rasa mual dan muntah, serta dari bentuk tubuh yang semakin melebar, payudara yang semakin kencang. Kondisi psikis ibu juga mengalami tingkat kepekaan yang sangat tinggi. Ibu akan mudah marah atau akan segera sangat sedih jika terjadi sesuatu.
b. Pada trisemester kedua, kehamilan, metabolisme basal mulai meningkat, berat badan juga meningkat. Pada masa ini tingkat konsumsi protein sangat diutamakan. Hal ini disebabkan oleh kadar protein yang sangat berpengaruh dengan janin hingga akan dilahirkan kelak.
c. Pada trisemester ketiga, metabolisme basal tetap mengalami kenaikan dimana keadaan ini umumnya nafsu makan ibu semakin membaik. Selain itu kandungan pada trisemester ketiga menjadi besar, sehingga menyebabkan lambung terdesak.
Perubahan fisik misalnya perut ibu semakin membesar. Keadaan janin juga semakin membesar, dan ibu siap melahirkan. Kondisi emosi ibu kembali tidak stabil karena menanti masa kelahiran.
2.3.1. Kebutuhan Gizi pada Ibu Hamil
Bagi ibu hamil pada dasarnya semua zat gizi memerlukan tambahan, namun
yang seringkali menjadi kekurangan adalah energi protein dan beberapa mineral
seperti zat besi dan kalsium. Kebutuhan energi untuk kehamilan yang normal perlu
tambahan kira-kira 80.000 kalori selama kehamilan kurang lebih dari 280 hari. Hal
ini berarti perlu tambahan ekstra sebanyak kurang lebih 300 kalori setiap hari selama kehamilan.
Kebutuhan energi pada semester I meningkat secara minimal. Kemudian sepanjang trisemester II dan III kebutuhan energi terus meningkat sampai akhir kehamilan. Energi tambahan selama trisemester II diperlukan untuk jaringan ibu seperti penambahan volume darah, pertumbuhan uterus, dan payudara, serta penumpukan lemak. Selama trisemester III energi tambahan digunakan untuk pertumbuhan janin dan plasenta. Karena banyaknya perbedaan kebutuhan energi selama hamil, maka WHO menganjurkan jumlah tambahan sebesar 150 Kkal sehari pada semester I, 350 Kkal sehari pada semester II dan III (Depkes, 2001).
Tabel 2.1. Rata-rata AKG yang Dianjurkan Perorangan Perhari Khusus Ibu Hamil
Gizi Wanita tidak Hamil
(20-45 th) BB (52-55) TB (154-156)
Ibu Hamil