PENGUKURAN DAN INTERPRETASI
ANTROPOMETRI
-Pada Bayi dan Balita-
Andra Vidyarini, S.Gz, M.Si
Tim Pengajar Penilaian Status Gizi
Program S1 Ilmu Gizi
FIKES – UHAMKA
Klasifikasi Status Gizi
1. Dalam menentukan klasifikasi status gizi → REFERENCES
2. Baku antropometri di Indonesia → WHO-NCHS → PERMENKES NO 2/2020 3. Klasifikasi status gizi diperlukan Batasan → ambang batas
4. Batasan berbeda tiap negara → tergantung kesepakatan ahli gizi serta
penelitian empiris dan keadaan klinis tiap negara
Klasifikasi Status Gizi
Berdasarkan Harvard, status gizi dibagi menjadi 4 :
1. Gizi lebih untuk overweight (termasuk kegemukan dan obesitas) 2. Gizi baik untuk well nourished
3. Gizi kurang under underweight yang mencakup KEK berat atau sedang 4. Gizi buruk untuk KEK, termasuk marasmus, marasmus-kwashiorkor dan
kwashiorkor
Klasifikasi Status Gizi
1.
Beberapa klasifikasi status gizi yang sering digunakan :2.
Klasifikasi Gomez (1956)3.
Klasifikasi Menurut Wellcome Trust4.
Klasifikasi Menurut Waterlow5.
Klasifikasi Jelliffe6.
Klasifikasi Bengoa7.
Klasifikasi Status Gizi berdasarkan Rekomendasi Lokakarya Antropometri dan Puslitbang Gizi8.
Klasifikasi Menurut Direktorat Bina Gizi Masyarakat Depkes RI (1999)RUJUKAN
1. Ada 2 baku rujukan → baku internasional dan nasional/local
2. Digunakan sebagai dasar menentukan status gizi baik screening atauoun monitoring hingga evaluasi
3. Baku rujukan nasional di Indonesia → PERMENKES
4. Baku rujukan internasional → WHO NCHS, HARVARD, TANNER, KANADA
Klasifikasi Gomez (1956)
● Menggunakan baku rujukan Harvard
● Indeks yang digunakan adalah BB/U dengan batas persentil 50
● mengklasifikasikan status gizi normal, ringan, sedang dan berat
Kategori (Derajat KEP) BB/U (%)
0 = normal ≥ 90
1 = Ringan 89 – 75
2 = Sedang 74 – 60
3 = Berat < 60
Klasifikasi Wellcome Trust
● Baku yang digunakan berupa baku Harvard
● Tidak memerlukan pemeriksaan klinis atau laboratorium
BB % dari Baku
Edema
Tidak Ada Ada
≥ 6 % Gizi kurang Kwashiorkor
< 60 % Marasmus Marasmus - Kwasiorkor
Klasifikasi Waterlow
● Membedakan KEP akut dan kronis → dapat menyebabkan wasting → stunting
● Defisit energi dan protein tinggi menurut umur merupakan akibat kekurangan gizi yang berlangsung lama
Kategori Stunting (TB/U) Wasting (BB/TB)
0 = normal > 95 % > 90 %
1 = Ringan 95 – 90 % 90 – 80 %
2 = Sedang 89 – 85 % 80 – 70 %
3 = Berat < 85 % < 70 %
Klasifikasi Jelliffe
● Menggunakan kategori BB/U
Kategori BB/U (% baku)
KEP 1 90 – 80
KEP II 80 – 70
KEP III 70 – 60
KEP IV < 60
Penilaian Status Gizi Anak
Indeks antropometri yang sering digunakan menilai status gizi anak
:
Berat badan menurut umur (BB/U)
Berat badan menurut panjang atau tinggi
badan
(BB/PB atau BB/TB)
Panjang atau tinggi badan menurut umur
(PB/U atau TB/U)
Terdapat dalam KMS
UMUR
●
Umur bukan merupakan parameter antropometri, tetapi karena pertumbuhan tubuh sangat berkaitan dengan umur, maka umur menjadi sangat penting dalam penentuan status gizi●
Penghitungan umur harus dilakukan secara teliti, karena pertumbuhan tubuh berhubungan dengan bertambahnya umur serta kecepatan tumbuh (growth rate) tidak sama sepanjang masa pertumbuhan.●
Apabila umur anak tetap tidak dapat ditentukan, maka untuk menilai pertumbuhan anak dengan menggunakan indikator pertumbuhan yang tidak menggunakan umur, misalnya berat badan menurut panjang badan/tinggi badan.Batasan Umur
Tahun penuh
Bulan penuh (anak umur 0-
2 tahun)
Indeks BB/U
● BB menggambarkan massa tubuh (otot, lemak, mineral, air).
● BB merupakan ukuran antropometri yang sangat labil, karena massa tubuh sensitif terhadap perubahan keadaan mendadak (sakit, kurang nafsu makan, atau berkurangnya konsumsi makanan).
● Dengan sifat labil, indeks BB/U menggambarkan status gizi pada masa kini.
● Indeks ini dapat mendeteksi underweight dan overweight.
13
Ambang batas Status Gizi Anak (0-60bulan) berdasarkan BB/U
Oktober 2020 Pengukuran Antropometri : KONSEP
1. Mudah dan cepat dimengerti masyarakat umum.
2. Sensitif melihat perubahan status gizi jangka pendek.
3. Dapat mendeteksi kelebihan berat badan ( overweight ).
4. Pengukuran objektif, pengulangan memberikan hasil relatif sama.
5. Alat mudah dibawa dan relatif murah.
6. Pengukuran mudah dilakukan dan teliti.
7. Pengukuran tidak makan waktu banyak
Indeks BB/U
1. Kekeliruan interpretasi bila ada oedema.
2. Perlu data umur yang akurat.
3. Sering kesalahan pengukuran akibat pengaruh pakaian dan gerakan anak.
4. Secara operasional sering terjadi hambatan karena masalah sosial budaya setempat.
KEUNGGULAN KEKURANGAN
Indeks BB/TB atau BB/PB
● BB mempunyai hubungan linear dengan TB.
Keadaan normal : perkembangan BB searah dengan pertambahan TB dengan kecepatan tertentu.
● Indeks ini menggambarkan status gizi masa kini, baik digunakan apabila data umur tidak diketahui.
● Karena indeks ini menggambarkan proporsi BB relatif terhadap
TB, maka indeks ini merupakan indikator kekurusan (wasting).
Ambang batas Status Gizi Anak (0-60bulan) BB/PB
Oktober 2020
Pengukuran Antropometri : KONSEP
16
1. Hampir bebas terhadap pengaruh umur dan ras.
2. Dapat membedakan anak : kurus, gemuk, marasmus atau bentuk KEP lainnya.
Indeks BB/TB
1. Tidak dapat memberi gambaran
apakah anak tersebut pendek, cukup tinggi badan atau kelebihan TB, karena faktor umur tidak diperhatikan.
2. Dalam praktek sering dialami
kesulitan ketika mengukur panjang badan anak baduta atau TB anak balita.
3. Sering terjadi kesalahan membaca angka hasil pengukuran, terutama bila dilakukan oleh tenaga non-profesional.
KEUNGGULAN KEKURANGAN
Indeks TB/U atau PB/U
● TB menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal.
● Keadaan normal : TB tumbuh bersamaan dengan pertambahan umur.
● Pertumbuhan TB, tidak seperti BB, relatif kurang sensitif terhadap defisiensi gizi dalam jangka pendek.
● Indeks ini menggambarkan keadaan stunting.
1. Indikator yang baik untuk mengetahui kurang gizi masa lampau.
2. Alat mudah dibawa ke lapangan dan dapat dibuat secara lokal.
3. Jarang orangtua keberatan diukur anaknya.
4. Pengukuran objektif
Indeks TB/U
1.
Dalam menilai intervensi harus disertai indeks lain (spt BB/U), karena perubahan TB tidak terjadi dalam waktu singkat.2.
Membutuhkan beberapa teknik pengukuran seperti : alat ukur PB untuk anak < 2 tahun, dan alat ukur TB untuk anak >2 tahun.3.
Hasil ukur yang teliti sulit diperoleh oleh tenaga kurang terlatih, seperti kader atau petugas yang belum berpengalaman.4.
Memerlukan tenaga 2 orang atau lebih untuk mengukur panjang badan.5.
Umur tepat kadang sulit didapatkanKEUNGGULAN KEKURANGAN
20
Ambang batas Status Gizi Anak (0-60bulan) berdasarkan BB/U dan PB/U
Oktober 2020 Pengukuran Antropometri : KONSEP
Oktober 2020 Pengukuran Antropometri : KONSEP 21
Ambang batas Status Gizi Anak (0-60bulan) berdasarkan IMT/U
Indeks dapat dinyatakan dengan:
• deviasi nilai seseorang dari nilai median populasi referensi dibagi dengan simpangan baku populasi referensi.
Z-score
• tingkatan posisi seseorang pada distribusi referensi (WHO/NCHS), yang dijelaskan dengan nilai seseorang sama atau lebih besar
daripada nilai persentase kelompok populasi.
Persentil
• rasio nilai seseorang yang diukur (misal BB) dengan nilai median data referensi menurut umur atau tinggi badan yang sama, dan dinyatakan dalam persentase.
Persen terhadap median
Measured Value – Median Value (reference) Z Score = ---
SD of Reference
• Nilai simpang baku rujukan (SD of reference) → maksudnya adalah selisih kasus dengan standar +1 SD atau -1 SD.
• apabila BB/TB pada kasus LEBIH BESAR DARIPADA MEDIAN, maka nilai simpang baku rujukannya diperoleh dengan MENGURANGI +1 SD
DENGAN MEDIAN.
• jika BB/TB kasus lebih KECIL DARIPADA MEDIAN, maka nilai simpang baku rujukannya menjadi MEDIAN DIKURANGI DENGAN -1 SD.
PERHITUNGAN Z-SCORE
Seorang anak laki-laki berumur 26 bulan dengan tinggi badan 90 cm dan berat badan 15 kg, dan seorang anak laki-laki dengan umur 11 bulan dengan panjang badan 68 cm serta berat badan 5 kg.
Status Gizi?
Umur
Simpang Baku
-3 SD -2 SD -1 SD Median +1 SD +2 SD +3 SD
11 bln 6,8 7,6 8,4 9,4 10,5 11,7 13
26 bln 8,9 10,0 11,2 12,5 14,1 15,8 17,8
untuk kasus bayi 11 bulan, berat badannya (5 kg) lebih kecil daripada nilai median (9,4), maka dari itu nilai simpang baku rujukannya menjadi 9,4-8,4 = 1
z score BB/U = -4,4
Karena nilai z score sudah mencapai -4,4 berarti status gizinya tergolong buruk.
Measured Value – Median Value (reference) Z Score = ---
SD of Reference
Seorang anak laki-laki berumur 26 bulan dengan tinggi badan 90 cm dan berat badan 15 kg, dan seorang anak laki-laki dengan umur 11 bulan dengan panjang badan 68 cm serta berat badan 5 kg.
Status Gizi?
Umur
Simpang Baku
-3 SD -2 SD -1 SD Median +1 SD +2 SD +3 SD
11 bln 6,8 7,6 8,4 9,4 10,5 11,7 13
26 bln 8,9 10,0 11,2 12,5 14,1 15,8 17,8
Untuk balita 26 bulan, karena berat badannya (15 kg) lebih besar daripada nilai simpang baku mediannya (12,5), maka dari itu nilai simpang baku rujukannya diperoleh dengan mengurangi nilai simpang baku +1SD dengan nilai median, yakni 14,1-12,5 = 1,6
z score BB/U = 1,56
karena nilai z score-nya 1,56 maka status gizinya tergolong baik.
Measured Value – Median Value (reference)
Z Score = --- SD of Reference
Umur
Simpang Baku (PB/U)
-3 SD -2 SD -1 SD Median +1 SD +2 SD +3 SD
11 Bulan 67,6 69,9 72,2 74,5 76,9 79,2 81,5
26 Bulan 79,3 82,5 85,6 88,8 92 95,2 98,3
Measured Value – Median Value (reference) Z Score = ---
SD of Reference
Tinggi badan (cm)
Berat badan (kg)
-3 SD -2 SD -1 SD Median 1 SD 2 SD 3 SD
68 6,3 6,8 7,3 8,0 8,7 9,4 10,3
90 10,2 11,0 11,9 12,9 14,0 15,2 16,6
Hitung Indeks PB/U dan BB/TB dari kedua anak tersebut
z
score PB/U (11 bulan)
= -2,82 (status gizi pendek) z score PB/U (26 bulan) = 0,38 (status gizi normal)..z
score
BB/TB (68 kg) = -4,3 (status gizi sangat kurus).Z-score BB/TB (90 kg)= 1,9 (status gizi normal).
Latihan 1
1. Hitung status gizi anak laki-laki dengan umur 1 tahun 3 bulan, berat badan 12,4 kg, panjang badan 96 cm berdasarkan PB/U & BB/PB !
2. Hitung status gizi anak perempuan dengan umur 9 bulan, panjang badan 62 cm berdasarkan indeks PB/U !
3. Hitung status gizi anak laki-laki dengan umur 2 tahun 6 bulan, berat badan 13,6
kg, tinggi badan 87 cm berdasarkan indeks BB/U, TB/U, dan BB/TB,tentukan
status gizinya berdasarkan masing-masing indeks dan gabungan !
Persentil
1.
Penentuan persentil sebagai ambang batas → agar menggabarkan urutan terkecil hingga terbesar2.
Persentil 50 sama dengan nilai tengah populasi3.
NCHS merekomendasikan persentil ke 5 sebagai batas gizi baik dan kurang, sedangkan persentil 95 sebagai batas gizi lebih dan gizi baikPersen terhadap median
1.
Nilai median dinyatakan sebagai nilai ambang batas dari klasifikasi status gizi balita2.
Persentase tehadap nilai median adalah membandingkan nilai actual dengan nilaimedian
3.
Persen terhadap median diharapkan dapat menggambarkan nilai rata – rata dari status gizi balita4.
MisalNilai median berat badan untuk anak usia 2 tahun adalah 12 kg, dengan nilai 80% median
= 9,6 kg dan 60% median = 7,2 kg. jika 80% dan 60% dianggap ambang batas gizi baik dan kurang, maka anak tersebut masuk kedalam gizi baik.
Classification Weight-for- height (%)
Height-for-age (%)
Weight-for- age (%)
Normal > 80 > 90 > 80
Moderately
malnourished 70-79 85-89 60-79
Severely
malnourished < 70 < 85 < 60
Nilai aktual
Persen = --- x 100%
Median
Indeks Lingkar Lengan Atas (LILA)
● Menggambarkan keadaan jaringan otot dan lapisan lemak di bawah kulit.
● Sensitif menilai keadaan gizi anak balita (selain WUS dan ibu hamil).
● Indeks ini sangat labil, beberapa peneliti mengklaim kemampuan mendeteksi anak KEP dengan LILA memiliki reliabilitas yang sama dengan BB/U.
● Menggambarkan keadaan gizi masa kini.
● Karena perkembangannya tidak banyak berbeda antar jenis kelamin pada
balita, maka tidak dibedakan menurut umur dan jenis kelamin.
Indeks Lingkar Lengan Atas (LILA)
✓ Mudah dan praktis, apalagi untuk sampel besar.
✓ Sangat menguntungkan untuk screening gizi dan penilaian status gizi
Tidak dapat memberi gambaran pertumbuhan gizi secara tepat.
Dari segi operasional sering mengalami kesulitan pengukuran, terutama bila anak takut dan tegang
Kriteria penggolongan status gizi anak balita :
• Gizi baik, bila LILA > 13,5 cm
• Gizi kurang, bila LILA antara 12,5 - 13,5 cm
• Gizi buruk, bila LILA < 12,5 cm
Indeks Lingkar Kepala menurut Umur (LK/U)
●
LK/U dapat digunakan sebagai indikator status gizi kronik selama dua tahun pertama kehidupan.●
Gizi kurang kronik selama beberapa bulan pertama kehidupan, atau hambatanpertumbuhan janin, dapat menurunkan jumlah sel otak, dan mengakibatkan lingkar kepala menjadi kecil.
●
Setelah usia 2 tahun, pertumbuhan kepala sangat rendah sehingga tidak banyak manfaatnya.●
LK/U tidak sensitif terhadap gizi kurang yang ekstrim.●
Faktor non-gizi (penyakit atau kondisi patologi), keragaman genetik, dan praktek budaya (mengikat kepala bayi) mempengaruhi lingkar kepala.PEMANTAUAN KMS BALITA
• Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah catatan grafik perkembangan anak yang diukur berdasarkan umur, berat badan, dan jenis kelamin
• KMS anak perempuan dan laki – laki berbeda
• Berat badan anak ditimbang dan tinggi badannya diukur, tenaga medis atau petugas akan memberikan titik sesuai bulan waktu anak diperiksa → dilihat di KMS
a. Bila grafik pertumbuhan anak berada di bawah garis merah → kurang gizi sedang hingga berat
b. Bila grafik pertumbuhan terletak di warna hijau muda di atas garis
kuning → berat badan cukup atau status gizi baik dan dikatakan normal
c. Grafik KMS di atas warna hijau tua → berat badan yang lebih di atas
normal
Plotting KMS
1.
Setelah didapatkan angka hasil pengukuran, maka selanjutnyaa di plot kedalam Grafik Pertumbuhan Anak/GPA.2.
Dalam memplot angka hasil pengukuran, perlu dipahami beberapa istilah yang berhubungan dengan grafik yaitu:a.
Sumbu X – garis horizontal pada grafik. Pada grafik pertumbuhan anak, sumbu X menunjukkan umur atau panjang/tinggi badan anak. Plot titik pada garis vertikal sesuai dengan umur penuh (dalam bulan, tahun dan bulan) atau panjang/tinggi badan yang dibulatkan ke nilai yang terdekatb.
Sumbu Y – garis baku vertikal yang terletak di sebelah kiri grafik. Di dalam buku catatan grafik pertumbuhan, sumbu y menunjukkan panjang/tinggi badan, berat badan, atau Indeks Massa Tubuh (IMT)c.
Letak titik – angka hasil pengukuran yang diplot pada sebuah grafik yang terletak pada perpotongan antara sumbu X (misalnya: umur) dengan garis terhadap sumbu Y (misalnya: berat badan)INTERPRETASI HASIL PLOTTING
1. Garis lengkung pada grafik pertumbuhan akan membantu menginterpretasikan titik yang diplot untuk menggambarkan status pertumbuhan anak
2. Garis 0 pada setiap grafik menunjukkan median. Garis lengkung yang lain adalah garis z- score atau SD yang menunjukkan jarak dari median
3. Garis z-score pada grafik pertumbuhan ditandai dengan positif (1, 2, 3) atau negatif (-1,-2, - 3)
4. Secara umum, angka-angka yang diplot jauh dari median baik ke arah positif atau negatif (misalnya: dekat dengan 3 atau -3 garis z-score) menunjukkan adanya masalah
pertumbuhan, walaupun faktor-faktor lain harus dipertimbangkan, seperti kecenderungan pertumbuhan, kondisi kesehatan anak dan tinggi badan orang tua.
5. Suatu indikator dimasukkan dalam definisi tertentu dengan cara diplotkan di atas atau di bawah garis z-score tertentu
6. Jika hasil plot tepat pada garis z-score, maka dianggap masuk katagori yang lebih ringan.
Sebagai contoh, BB/U tepat pada garis -3, dianggap berat badan kurang dan bukan berat badan sangat kurang
7. Indikator yang digunakan → indeks BB/U, TB/U, BB/TB, IMT/U
PENGGUNAAN APLIKASI WHO ANTRO
1. WHO Anthro 2005 merupakan software buatan WHO dengan standar baru yang dapat digunakan untuk individu maupun untuk keperluan pengolahan data survey dalam mengevaluasi status gizi secara antropometri.
2. Untuk anak kurang dari 5 tahun → WHO Antro
3. Dalam WHO Antro ada 3 menu :
a. Anthropometric Calculator digunakan untuk konselling individu. Hasil olah status gizi dapat divisualisasikan langsung kepada klien (ibu dari balita yang diukur parameter antropometrinya.
Namun, hasilnya tidak disimpan. Setelah kalkulasi kedua dilakukan, yang pertama akan hilang.
Menu ini menghasilkan keluaran z-score dan grafik z-score berdasarkan nilai antropometri yang dimasukkan
b. Individual assesment berguna untuk memantau perkembangan anak dari waktu ke waktu selama balita (59 bulan). Jika sudah lewat dari 59 bulan menggunakan Anthro Plus. Software ini merupakan prediksi pemakaian di posyandu modern. Jika data pengukuran selama balita dimasukkan, dapat dicetak menjadi grafiklengkap seperti halnya Kartu menuju Sehat (KMS)
c. Nutritional survey berguna untuk mengolah data astatus gizi balita secara massal (di suatu daerah), di mana merupakan hasil pengumpulan data secara cross sectional (survey/penelitian). Sehingga didapatkan hasil perbandingan status gizi antara satu anak dengan anak lain dan dibandingkan dengan sebuah kurva normal.
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by Flaticon and
infographics & images by Freepik.
Thanks
Does anyone have any questions?
Please keep this slide for attribution