1
RENCANA PENGELOLAAN PEMANFAATAN HASIL HUTAN PT. TELAGABAKTI PERSADA
PERIODE TAHUN 2020 – 2029
A. MAKSUD & TUJUAN
Maksud penyusunan Rencana Pengelolaan Pemanfaatan Hasil Hutan PT.
Telagabakti Persada merupakan rancangan Rencana Pengelolaan (management plan) unit manajemen PT. Telagabakti Persada dalam mengelola pemanfaatan hasil hutan alam produksi, yang pada prinsipnya akan dikelola secara lestari (jangka panjang) yaitu tercapai kelestarian usaha (secara ekonomi menguntungkan) dengan memperhatikan keseimbangan lingkungan (ekologi), hutan yang bernilai konservasi tinggi tetap terjaga, pekerja hutan terjamin kesejateraan, kesehatan dan keselamatannya serta memperhatikan social ekonomi dan budaya masyarakat setempat, sehingga operasional pemanfaatan hutan tahunan dilapangan dapat dilakukan secara rasional terukur sesuai dengan kemampuan regeneratif alami maupun buatan.
Tujuan penyusunan rencana pengelolaan PT. Telagabakti Persada adalah untuk internal diperolehnya landasan dan arahan umum yang rasional dan terukur dalam jangka waktu panjang (10 tahun) bagi pemanfaatan hutan alam produksi berbasis ekosistem hutan, dengan memperhatikan aspek usaha, sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat setempat.
Sedangkan untuk eksternal adalah sebagai bahan informasi kepada stake holders terkait seluruh kegiatan yang dilakukan di PT. Telagabakti Persada selama periode 2020-2029.
B. KONDISI UMUM PERUSAHAAN 1. Legalitas, Letak dan Luas
Nama IUPHHK : PT. Telagabakti Persada No. SK : SK. 372/MENHUT-II/3009
Tanggal : 23 Juni 2009
Luas : 63.405 ha
Jangka ijin : 28 Maret 2009 – 27 Maret 2044
2
Lokasi : Pulau Obi, Kabupaten Halmahera Selatan Provinsi Maluku Utara
Letak Geografis : 126°52’BT – 128°09’BT dan 1°20’LS – 1°45’LS
Kelompok Hutan :
- Blok Barat (Rijang & Jikodolong) seluas 45.150 ha (kelompok hutan tanjung Akelamo)
- Blok Tengah/utara (Anggai/Huru) seluas 12.255 ha (kelompok hutan tanjung Toona)
- Blok Timur (Sum) seluas 6.000 ha (kelompok hutan tanjung Jobubu)
Administrasi Pemerintahan :
- Provinsi Maluku Utara
- Kabupaten Halmahera Selatan
- Kecamatan Obi Timur, Obi Selatan, Obi Barat, Obi Utara dan Obi
2. Topografi
Topografi areal IUPHHK PT.Telagabakti Persada pada umumnya berbukitbukit kecuali pada kelompok hutan tanjung Jobubu yang pada umumnya datar.
Kelas Lereng di Areal PT. Telagabakti Persada dapat dilihat seperti pada tabel berikut :
Tabel 1. Kelas Lereng
3. Fungsi Hutan
Fungsi Hutan di Areal IUPHHK-HA PT. Telagabakti Perasada ditunjukkan
pada Tabel. 2 sebagai berikut :
3
Tabel 2. Fungsi Hutan di PT. Telagabakti Persada
Fungsi Hutan Tanjung
Akelamo
Tanjung Toona
Tanjung Jobubu Hutan Produksi Terbatas (HPT) 8.610 7.460 -
Hutan Produksi (HP) 36.302 4.795 5.559
Hutan Produksi Konversi (HPK) - 398
Hutan Lindung 226 43
Areal Penggunaan Lain 12 -
Jumlah 45.150 12.255 6.000
4. Kondisi Vegetasi Hutan
Areal IUPHHK PT. Telagabakti Persada termasuk tipe hutan hujan tropika basah yang didominasi oleh family Dipterocarpaceae. Berdasarkan penafsiran citra satelit tahun 2019, penutupan lahan areal PT. Telagabakti Persada ditunjukkan Tabel 3. sebagai berikut :
Tabel 3. Penutupan Lahan di PT. Telagabakti Persada
Penutupan Lahan HL (ha)
HPT (ha)
HP (ha)
HPK (ha)
APL (ha)
Jumlah
Hutan lahan kering primer 226 525 2.185 0 0 2.936
Hutan Mangrove Primer 28 0 2 0 0 30
Hutan Karst primer 0 1.062 267 0 0 1.329
Hutan Lahan Kering Sekunder 0 11.306 31.517 103 0 42.926
Hutan Karst sekunder 0 1.790 0 0 0 1.790
Belukar tua 0 0 439 121 0 560
Belukar muda dan semak 15 258 8.017 169 12 8.471
Tanah terbuka 0 0 506 5 0 511
Pertambangan 0 0 551 0 0 551
Tubuh air 0 0 1.115 0 0 1.115
Tertutup awan 0 1.129 2.057 0 0 3.186
Jumlah 269 16.070 46.656 398 12 63.405
4
Tabel 4. Deliniasi Makro Areal PT. Telagabakti Persada
No. Zona/Kawasan Tanjung
Akelamo (Jikodolong)
Tanjung Toona (Anggai)
Tanjung Jobubu
(Sum)
Jumlah
ha ha ha ha
1. Kawasan Lindung 6.367 1.547 244 8.158
- Sungai & sempadan 797 645 65 1.507
- Badan danau - Buffer danau
- Hutan Lindung 1.757 - 42 1799
- Buffer HL/CA 1.152 311 137 1.600
- KPN 300 - - 300
- Lereng > 40% 629 591 - 1.220
2. Areal tidak efektif untuk produksi 4.040 329 1.898 6.267
- Sarana/prasarana 259 51 43 353
- Kebun bibit 295 278 - 573
- PUP 200 - - 200
- Tambang 3.286 - - 3.286
- Kebun Masyarakat - - 1.855 1.855
3. Areal Efektif dikelola 34.743 10.379 3.858 48.980
- Berhutan 29.671 10.226 3.598 43.495
- Non hutan 5.072 153 260 5.485
Jumlah 45.150 12.255 6.000 63.405
C. TEKNIK SILVIKULTUR
IUPHHK PT. Telagabakti Persada pada jangka pengusahaan hutan ke-1 (1989- 2009) telah menerapkan sistem silvikultur TPTI (Tebang Pilih Tanam Indonesia) dan sejak RKT tahun 2007 melaksanakan uji coba TPTII-SILIN sesuai surat Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan nomor SK.194/VI-BPHA/04 dan nomor S.56/VIBPHA/06 yang diperbaharui dengan Keputusan Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan nomor SK.31/VI-BPHA/2010 tanggal 17 Maret 2010 tentang Penunjukan Pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Alam (IUPHHK-HA) sebagai pelaksana silvikultur TPTJ dengan teknis SILIN.
Memperhatikan perkembangan Peraturan tentang pelaksanaan sistem silvikultur dan kondisi tapak areal kerja PT. Telagabakti Persada, maka pada areal IUPHHK PT. Telagabakti Persada pada periode 2020 – 2029, akan menerapkan multi sistem silvikultur yaitu:
1. Sistem silvikultur TPTI pada areal areal berhutan dengan topografi secara umum relatif agak berat).
2. Sistem silvikultur TPTJ-SILIN pada areal berhutan/bekas tebangan dengan
topografi relatif sedang.
5 D. TEKNIK PEMANENAN
Pemanenan di PT. Telagabakti Persada menggunakan alat chainsaw (untuk penebangan dan pemotongan), traktor (pembukaan jalan angkutan, jalan sarad dan kegiatan penyaradan), swing yarder (memindahkan kayu rebah dari lokasi tebangan ke TPn), logging truk (pengangkutan kayu/log), Load loader (bongkar muat kayu/log).
Walaupun menggunakan banyak alat berat, PT. Telagabakti Persada menerapkan teknik pemanenan berdampak rendah/Reduce Impact Logging (RIL). Praktek Pemanenan berdampak rendah meliputi aspek perencanaan (peta pohon, topografi, posisi jalan sarad dan TPn), aspek produksi (pengaturan arah rebah pohon, arah penyaradan dan deaktivasi pasca tebangan) yang bertujuan untuk meminimalkan kerusakan tanah dan tegakan tinggal serta optimalisasi pemanenan hutan.
Beberapa prinsip yang dilakukan dalam pemanenan adalah:
Memanen tidak boleh melebihi riap, yaitu sesuai dengan perhitungan JPT dan menebang hanya pohon jenis komersil berdiameter sesuai limit yang diijinkan.
Melakukan perencanaan pemanenan berbasis data/system informasi geographis (GIS),
Memperhatikan kawasan lindung terutama pada petak tebangan yang teridentifikasi terdapat kawasan bernilai konservasi tinggi (HBKT).
Memanen secara ramah lingkungan, yaitu menerapkan teknis pemanenan berdampak rendah (RIL) untuk menghasilkan produksi kayu bulat yang optimal, tetapi kerusakan hutan dapat dikurangi (keterbukaan rendah dan permudaan hutan terjaga).
Pasca tebangan melakukan tindakan/pengelolaan pada petak tebangan untuk mempercepat proses recovery hutan dan mencegah terjadinya erosi/sedimentasi, yaitu berupa pembuatan sudetan pada bekas jalan sarad, pengembalian top soil pada bekas TPn/TPK, pembersihan badan sungai dari limbah penebangan, penanaman pada areal-areal terbuka.
Memperhatikan kesehatan dan keselamatan pekerja berpedoman kepada Sistem Manajemen K3 dan HIRA
Volume yang diambil dalam sistem TPTI adalah volume pohon berdiameter >40 cm
untuk HP dan HPK, serta diameter >50 cm untuk HPT. Dengan istilah lain, disebut
dengan etat volume, hanya saja jumlah yang diambil setiap tahun tidak sama.
6
Sedangkan untuk sistem TPTJ-SILIN volume yang diambil pohon berdiameter > 40 cm. Untuk pendugaan yang lebih cermat dibutuhkan beberapa fungsi lain seperti fungsi mortalitas (kematian) dan fungsi alih tumbuh (recruitment), juga kerusakan akibat penebangan. Riap volume rata-rata tahunan yang digunakan adalah 1,749 m3/Ha/tahun sesuai arahan Puslitbang Konservasi dan Rehabilitasi nomor : S.199/VIII/P3KR-2/2011 tanggal 24 Maret 2011.
Berikut perhitungan taksiran produksi tahunan untuk masing-masing system
silvikultur :
7
8
9
Setelah dilakukan perhitungan jatah produksi tahunan, untuk sistem silvikultur TPTI
diperoleh hasil 46.970 m 3 /tahun. Dan untuk sistem silvikultur TPTJ-Silin diperoleh
hasil 34.580 m
3/tahun. Etat tersebut kemudian digunakan sebagai pengaturan
kelestarian hasil, yang tentu saja tidak mungkin ditemukan angka-angka luas dan
volume tebangan tahunan yang absolut sama, melainkan akan bergerak di sekitar
angka rata-rata etat tersebut.
10 E. RENCANA PENGELOLAAN HUTAN
Rencana setiap kegiatan periode tahun 2020 sampai dengan 2029 berdasarkan sistem Silvikultur yang diterapkan ditunjukkan sebagai berikut :
Tabel 5. Rencana Pengelolaan Sistem TPTI
KEGIATAN LUAS
PAK (ha) 10.680
ITSP (ha) 9.816
PWH (Km) 122,4
Pemanenan (M
3) 515.321,77
Pengadaan Bibit (batang) 942.912
Penanaman & Pemeliharaan tanaman
(ha) 6.548
Tabel 6. Rencana Pengelolaan Sistem TPTI – Silin dan TPTJ – Silin
KEGIATAN TPTI – SILIN
Pengadaan bibit (btg) 169.056
Penyiapan Lahan luas gross /efektif (ha) 2.088/417,6
Penanaman – luas efektif (ha) 352,2
Pemeliharaan (ha) 352,2
Tabel 7. Rencana Pengelolaan Sistem TPTJ – Silin
KEGIATAN TPTJ – Silin
Penataan Areal TPTJ 10.345
Pengadaan Bibit (btg) 671.112
Penyiapan Lahan – luas gross/ efektif (ha)
10.345/1.551,75
Penanaman – Luas efektif 1.398,2
Pemeliharaan (ha) 1,398,4
Tebang Naungan (M
3) 329.668,4
11 F. PENGGUNAAN DAN PENJUALAN
Rencana penggunaan dan penjualan hasil hutan berupa logs, disajikan selama jangka 10 (sepuluh) tahun, baik untuk industri sendiri maupun untuk memasok bahan baku industri perusahaan lain serta untuk memenuhi kebutuhan kayu lokal (5%).
Tabel 8. Rencana Penggunaan dan Penjualan Log
No. Tahun Volume Penggunaan Log (m
3)
Jumlah Industri
(Kerjasama) Industri
lain Pemenuhan kebutuhan lokal
1. 2020 64.665 - 3.403 68.068
2. 2021 60.803 - 3.200 64.003
3. 2022 72.335 - 3.807 76.142
4. 2023 71.042 - 3.739 74.781
5. 2024 72.168 - 3.798 75.966
6. 2025 74.900 - 3.942 78.842
7. 2026 100.310 - 5.279 105.589
8. 2027 114.148 - 6.008 120.156
9. 2028 144.786 - 7.620 152.406
10. 2029 174.877 - 9.204 184.081
Jumlah 950.032 50.002 1.000.034
Ket : Realisasi penggunaan dan penjualan log berasal dari hasil tebangan pada areal TPTI dan TPTJ
G. TENAGA KERJA
Kebutuhan tenaga kerja IUPHHK-HA PT. Telagabakti Persada pada tingkat Pusat, Cabang dan Camp adalah seperti pada tabel berikut :
Tabel 9. Rencana Penggunaan Tenaga Kerja
Rencana penggunaan tenaga teknis kehutanan, tenaga local dan pendatang,
tenaga teknis non kehutanan seperti pada tabel berikut :
12
Tabel 10. Rencana Penggunaan tenaga teknis kehutanan
Tabel 11. Rencana penggunaan tenaga local dan pendatang (%)
Tabel 12. Rencana penggunaan tenaga non teknis kehutanan
Pendidikan Tahun
2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029
S1 Ekonomi/
manajemen 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
S1 Teknik 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
S1 Hukum 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
S1 Komputer/IT 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
S1 Sosial/
Antropolog 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
S1 Pertanian 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
S1 Geografi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Jumlah 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7