BAB III
METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian
Pada Bab ini akan menjelaskan mengenai tahapan yang akan dilakukan selama penelitian berlangsung secara sistematis. Tahapan yang ada pada metodologi penelitian antara lain tahap pemilihan indikator yang relevan, tahap pengembangan model Sustainable Value Stream Mapping berdasarkan hasil Manufacturing Sustainability Index (MSI), dan yang terakhir yaitu tahap analisa pada studi kasus.
3.1.1 Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di UD. Sumber Rizky yang berlokasi di Jl. KH. Hasyim Ashari RT.10/ RW. 15, Buaran Indah, Kota Tangerang. Usaha ini bergerak pada bidang furniture yang memproduksi berbagai macam produk seperti dipan, set kursi tamu, set meja makan, pintu rumah, jendela, meja belajar dan lainnya.
3.2 Tahapan Penelitian
Tahapan penelitian dijelaskan pada gambar flowchart (gambar 3.1) yang menjelaskan alur proses penelitian. Berikut ini merupakan tahapan penelitian pada gambar 3.1
Gambar 3.1 Flowchart Tahapan penelitian
Gambar 3.2 Framework penggunaan metode
3.3 Deskripsi Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan Sus-VSM sebagai alat ukur kinerja pada pendekatan lean manufacturing. Sus-VSM mampu mengidentifikasi kegiatan yang memiliki nilai tambah maupun tidak.
Tahap pertama dimulai dengan pemilihan indikator yang relevan. Database indikator yang dicari melalui literatur akan dinilai oleh praktisi industri menggunakan metode delphi. Relevansi indikator dengan keberlanjutan perusahaan ditentukan dengan metode rata-rata (Feil, de Quevedo, & Schreiber, 2015) dengan responden yang berada pada level teratas di perusahaan furniture.
Selanjutanya indikator yang dipilih akan diukur dan dipetakan kedalaman Sus- VSM. Sistem penilaian dalam Sus-VSM dibuat dengan Traffic Light System yang mampu memberi tanda apakah suatu indikator memerlukan perbaikan. Terdapat 3 warna yaitu merah yang menunjukkan score indikator masih dibawah target, kuning yang menunjukkan score yang dicapai perlu ditingkatkan, hijau menunjukkan indikator sesuai dengan target.
Score pada setiap indikator akan dikalikan dengan bobotnya. Bobot masing-masing indikator ditentukan dengan metode AHP menggunakan kuesioner perbandingan berpasangan. Adapun kriteria responden untuk mengisi kuesioner ini yaitu :
1. Petinggi perusahaan yang dijadikan studi kasus.
2. Ikut serta kedalam kegiatan pada lini produksi.
Penilaian pada studi kasus diperoleh dari dari survei, wawancara observasi, dokumen internal serta artikel yang diakses melalui internet.
3.3.1 Pemilihan Indikator yang Relevan 3.3.1.1 Desain Indikator
Pada penilitian sebelumnya telah melibatkan beberapa indikator dalam pendekatan Lean manufacturing terutama pada Sus-VSM. Penilaian yang akan dilakukan akan dikombinasikan dengan indikator yang berkaitan dengan triple bottom
line mencakup 3 aspek yaitu ekonomi, sosial, dan lingkungan. Indikator tersebut antara lain yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.1 daftar indikator untuk proses penilaian
Dimensi Indikator Referensi
Ekonomi Time (Faulkner & Badurdeen,
2014; Fearne & Norton, 2006; Garza-Reyes et al.,
2018; Hartini, Ciptomulyono, &
Anityasari, 2017; Hartini et al., 2020; Paju et al., 2010) Invetory (Atieh, Kaylani,
Almuhtady, & Al-Tamimi, 2016; Faulkner &
Badurdeen, 2014; Helleno, de Moraes, & Simon,
2017; Sparks, 2014;
Vinodh et al., 2014) Quality (Hartini et al., 2020;
Sparks, 2014) Cost (Hartini et al., 2020;
Helleno et al., 2017; Torres Jr & Gati, 2009; Vinodh et
al., 2014)
Lingkungan Material (Hartini et al., 2020;
Helleno et al., 2017; Torres Jr & Gati, 2009; Vinodh et
al., 2014) Energy (Hartini et al., 2020;
Helleno et al., 2017; Torres Jr & Gati, 2009; Vinodh et
al., 2014) Waste Recycle (Hartini et al., 2020) Sosial Satisfaction level (Hartini et al., 2020) Health level (Hartini et al., 2020) Safety level (Hartini et al., 2020;
Helleno et al., 2017) Employee training (Hartini et al., 2020)
3.3.1.2 Pemilihan Indikator dengan Metode Delphi
Metode delphi digunakan sebagai metode survei untuk mencari opini dan konsensus mengenai masalah yang kompleks dan melibatkan kuesioner berurutan yang dijawab secara anonim oleh sekelompok ahli. Untuk memenuhi praktik objectif, dipilih sekelompok ahli dari para praktisi yang mengelola perusahaan furniture yang berpengalaman lebih dari 5 tahun ditingkat atas. Sebelum meminta responden untuk memilih indikator, sebelumnya sudah dijelaskan mengenai hal-hal berikut (Feil et al., 2015):
1. Alasan pemilihan responden, responden merupakan praktisi industri mebel kayu.
2. Pengukuran dan aktivitas perusahaan. Perusahaan yang dipilih adalah perusahaan furniture kayu menengah dan besar.
3. Deskripsi proses produksi industri furniture kayu.
4. Pemilihan indikator berdasarkan pengaruh indikator terhadap manufacturing sustainability performance.
Analisis cut-off indikator yang dinilai oleh 10 ahli didasarkan pada analisis Weight Average (WA) dan Level of Consensus (LC) (Feil et al., 2015; Miller, 2001).
Menurut Hartini et al. (2020) indikator terpilih yang memiliki nilai WA > 4,0 dan LC
> 0,7. Berikut ini merupakan rumus dari Weight Average (WA) dan Level of Consensus (LC):
𝑥̅ =
∑ 𝑋𝑛𝑖=1 𝑖𝑊𝑖
∑𝑛𝑖=1𝑊𝑖 (1) Dimana :
𝑥̅ = nilai weight average 𝑋𝑖 = nilai data ke- i 𝑊𝑖 = bobot data ke-i 𝑛 = jumlah data
LC = ∑𝑌
𝑅 . 100% (2)
Dimana :
LC = Level of Consensus
∑y = Jumlah responden yang setuju R = Total responden
3.3.2 Pengembangan Model Manufacturing Sustainability Performance Assesment 3.3.2.1 Penentuan Indikator Terpilih
Indikator ekonomi dipilih berdasarkan pendekatan lean yang melibatkan beberapa indikator seperti efisiensi waktu, kualitas, persediaan, dan biaya sebagai indikator ekonomi.
Kepatuhan terhadap standar lingkungan merupakan persyaratan dalam pendirian suatu usaha. Sebagai upaya untuk penghematan energi dan minimalisi limbah, penilaian yang akan digunakan yaitu daur ulang limbah, efisiensi energi, dan efisiensi bahan sebagai indikator lingkungan.
Indikator sosial dipilih berdasarkan pendekatan sustainable yaitu tingkat kepuasan karyawan, tingkat keselamatan kerja, tingkat kesehatan karyawan, dan tingkat pelatihan karyawan. Berikut ini merupakan rumus untuk melakukan penilaian pada setiap indikator yang digunakan :
Tabel 3.2 Rumus pada indikator terpilih
No.
(i)
Indikator Input Rumus Referensi
1 Time (menit) TE = Efisiensi waktu
VAT = waktu dalam kegiatan yang memiliki nilai tambah
TT = total waktu
NVAT = waktu dalam kegiatan yang tidak memiliki nilai tambah n = proses ke n
TE = VAT/TT VAT = ∑𝑛𝑖=1(𝑉𝐴𝑇𝑖) NVAT = ∑𝑛𝑖=1(𝑁𝑉𝐴𝑇𝑖)
TT = VAT + NVAT
Vinodh et al. (2014)
2 Inventory (unit) IE = Efisiensi persediaan NI = jumlah persediaan TM = total material
IE = NI/TM Faulkner and Badurdeen (2014)
3 Quality (part) QE = Efisiensi kualitas QE = 1 – (ND/TM) Sparks (2014)
Sumber : (Hartini et al., 2020)
ND = jumlah kecacatan TM = total material 4 Cost (Rp) CE = efisiensi biaya
VAC = biaya pada kegiatan yang memiliki nilai tambah
NVAC = biaya pada kegiatan yang tidak memiliki nilai tambah TC = total biaya
n = proses ke n
CE = VAC/TC VAC = ∑𝑛𝑖=1(𝑉𝐴𝐶𝑖) NVAC = ∑𝑛𝑖=1(𝑁𝑉𝐴𝐶𝑖)
TC = VAC + NVAC
Vinodh et al. (2014)
5 Material (kg) ME = Efisiensi material
VAM = material pada kegiatan yang memiliki nilai tambah
TM = total material yang digunakan
NVAM = material pada kegiatan yang tidak memiliki nilai tambah n = proses ke n
ME = VAM/TM VAM = ∑𝑛𝑖=1(𝑉𝐴𝑀𝑖) NVAM = ∑𝑛𝑖=1(𝑁𝑉𝐴𝑀𝑖)
TM = VAM + NVAM
Vinodh et al. (2014)
6 Energy (kWh) EE = Efisiensi energi
VAE = energi pada kegiatan yang memiliki nilai tambah
NVAE = energi pada kegiatan yang tidak memiliki nilai tambah
ET = energi total n = proses ke n
EE = VAE/TE VAE = ∑𝑛𝑖=1(𝑉𝐴𝐸𝑖) NVAE = ∑𝑛𝑖=1(𝑁𝑉𝐴𝐸𝑖)
TE = VAM + NVAM
Vinodh et al. (2014)
7 Waste Recycle (kg)
TW = total limbah
WL = jumlah limbah darat
WE = 1 – (WL/TW) Helleno et al. (2017) 8 Satisfaction level TO = jumlah pergantian karyawan
NE = jumlah karyawan keseluruhan
SE = 1 – (TO/NE) Tett and Meyer (1993) 9 Health level NA = jumlah karyawan yang absen
NE = jumlah karyawan keseluruhan
HE = 1 – (NA/NE) Helleno et al. (2017) ; Paju et al. (2010) 10 Safety level NR = jumlah aktivitas yang
berisiko
Nac = total aktivitas
RE = 1 – (NR/Nac) Helleno et al. (2017)
11 Employee training
E_HRD = Tingkat pelatihan karyawan
NT = jumlah karyawan yang mengikuti pelatihan
NE = jumlah karyawan keseluruhan
E_HRD = NT/NE Hartini et al. (2020)
3.3.2.2 Penentuan Manufacturing Sustainability Index
Skor indikator ditentukan dengan menggunakan konsep efisiensi, yaitu perbandingan antara penggunaan sumber dengan nilai tambah terhadap penggunaan total. Indeks ekonomi ditentukan dengan mengalikan score indiktor ekonomi dengan bobot indikator dan hal ini berlaku untuk indikator lingkungan dan sosial.
Manufacturing Sustainability Index didapatkan dengan menambahkan semua bobot dari indeks ekonomi, lingkungan dan sosial. Pada prinsip indeks keberlanjutan dapat dilakukan dengan mengalikan score indikator dengan bobotnya (De Silva, Jawahir, Dillon Jr, & Russell, 2009; Huang & Badurdeen, 2018). dengan rumus sebagai berikut
Tabel 3.4 Rumus MSI
No. Dimensi Input Rumus
1 Indeks Ekonomi
Wi = bobot indikator- I
Ei = score dari indikator ekonomi – i i= seluruh indikator ekonomi
Ec_I = ∑
𝑛𝑖𝑊𝑖 . 𝐸𝑖
2 Indeks Lingkungan
Wi = bobot indikator- I
Vi = score dari indikator lingkungan – i
i= seluruh indikator lingkungan
En_I = ∑
𝑛𝑖𝑊𝑖 . 𝑉𝑖
3 Indeks Sosial Wi = bobot indikator- I
Si = score dari indikator sosial – i i= seluruh indikator sosial
S_I = ∑
𝑛𝑖𝑊𝑖 . 𝑆𝑖
4 Manufacturing Sustainability Index (MSI)
Ec_I = indeks ekonomi En_I = indeks lingkungan S_I = indeks sosial
α = bobot dari dimensi ekonomi β = bobot dari dimensi lingkungan
ᵞ
= bobot dari dimensi sosialMSI = (α . Ec_I) + (β . En_I) + (
ᵞ
. S_I)Sumber : (Hartini et al., 2020)
3.3.3 Hasil Analisa dan Kesimpulan
Tahap ini dilakukan untuk mengevaluasi dan menganalisa mengenai hasil dari pengolahan data yang didapatkan sebelumnya. Tahapan ini menjelaskan penetuan alternatif perbaikan yang sesuai dengan mempertimbangkan kondisi perusahaan. Hasil dari analisa dan pembahasan digunakan untuk landasan pemberian usulan perbaikan untuk mengurangi pemborosan yang terjadi.
Kesimpulan dapat diambil berdasarkan analisa yang telah dilakukan dan menjawab dari tujuan penelitian. Saran yang diberikan merupakan masukan-masukan mengenai perbaikan yang diusulkan oleh peneliti untuk kemajuan perusahaan.