• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRODUKSI UBI KAYU DI JAWA BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PRODUKSI UBI KAYU DI JAWA BARAT"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) sektor pertanian di Indonesia menjadi penyumbang tertinggi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Menurut data Kementrian Pertanian, pada tahun 2018 nilai PDB sektor pertanian memiliki peningkatan sebesar 47% dibandingkan dengan tahun 2013. Data tersebut menjelaskan bahwa sektor tanaman pangan seperti serealia, umbi, dan kacang-kacangan memiliki kontribusi yang penting bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Menurut Food and Agriculture Organization (FAO) menjelaskan bahwa pada tahun 2016 Indonesia merupakan salah satu negara penghasil ubi kayu terbesar di dunia menempati peringkat ke empat, dengan cacatan jumlah produksi ubi kayu sebanyak 20,744,674 ton. Berikut adalah jumlah produksi ubi kayu di Provinsi Jawa Barat pada tahun 2014 hingga tahun 2018.

Gambar I.1 Jumlah Produksi Ubi Kayu di Jawa Barat Sumber (Badan Pusat Statistik, 2018)

Produksi ubi kayu di Jawa Barat menempati urutan ke empat dengan penghasil produksi ubi kayu dari 34 Provinsi di Indonesia. Produksi ubi kayu yang cukup melimpah ubi kayu memberikan peluang untuk dimanfaatkan menjadi berbagai macam bahan produk makanan seperti peuyeum. Makanan khas daerah tersebut dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk membuka suatu peluang bisnis baru yaitu UMKM (Usaha mikro, kecil, dan menengah) yang memberikan keuntungan

2,250,024

2,000,224

1,792,716 1,901,433

1,635,031

2014 2015 2016 2017 2018

PRODUKSI UBI KAYU DI JAWA BARAT Dalam satuan ton

(2)

2

kepada negara dan memberikan lapangan pekerjaan baru. Berikut Gambar I. 2 merupakan data UMKM Kota Bandung tahun 2020.

Gambar I.2 Data UMKM Kota Bandung Tahun 2020 Sumber (Dinas Koperasi UMKM Kota Bandung, 2020)

Berdasarkan data UMKM Kota Bandung Tahun 2020, terdapat enam kategori usaha diantaranya makanan, fashion, perdagangan, handicraft, jasa, dan lain lain. Jenis usaha makanan merupakan UMKM terbanyak diantara jenis usaha lainnya yaitu dengan jumlah total 1,533 UMKM yang terdata pada Dinas Koperasi UMKM Kota Bandung. Hal tersebut membuktikan bahwa sektor makanan memiliki peluang pasar yang cukup luas untuk dijadikan suatu bisnis yang bergerak pada bidang makanan.

Gambar I.3 Kemasan Produk UMKM Pikyeum Lain-lain Jasa Handicraft Perdagangan Fashion Makanan 360 435 455 606 907 1,533

(3)

3

UMKM Pikyeum merupakan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang bergerak pada bidang produksi olahan makanan yaitu khusunya pada peuyeum. Pikyeum merupakan singkatan dari keripik peuyeum yang berasal dari Kota Bandung yang dirikan oleh Ibu Indri pada tahun 2016, pengolahan peuyeum itu sendiri adalah hasil olahan dari ubi kayu yang di fermentasi. Tujuan didirikan UMKM Pikyeum adalah untuk melestarikan makanan khas daerah di dalam negeri dan mengenalkan makanan khas daerah ke luar negeri.

Pikyeum merupakan pelopor pertama dalam pengolahan keripik peuyeum sehingga permintaan atas produk cukup banyak. Dalam satu kali produksi UMKM Pikyeum membutuhkan peuyeum sebanyak 30 kg, produksi dilakukan setiap hari senin sampai dengan jum’at. Penjulan produk Pikyeum tersedia di tempat oleh-oleh yang sudah tersebar di Kota Bandung dan Kabupaten Bandung. Kemudian pelanggan dapat membeli produk melalui Whatsapp yang tertera pada Instagram Pikyeum.

Gambar I.4 Produk UMKM Pikyeum

Keunggulan Keripik Peuyeum ini adalah keunikan olahan bahan peuyeum yang dijadikan keripik, mengingat peuyeum memiliki waktu kadaluarsa yang cepat yaitu sekitar 2 sampai 3 hari, sehingga dengan dijadikan sebagai camilan keripik produk Pikyeum dapat bertahan dengan jangka waktu yang lama ±9 bulan dan pengolahan keripik peuyeum memiliki daya saing yang masih sedikit pada pasar. Produk pikyeum memiliki 3 jenis rasa yang ditawarkan yaitu, original, susu, dan cokelat. Harga yang ditawarkan untuk produk makanan Pikyeum adalah Rp25.000 untuk masing-masing rasa. Pikyeum beroperasi dari hari senin hingga sabtu pada jam 09.00 pagi sampai jam 04.00 sore.

(4)

4

Melalui wawancara yang dilakukan kepada pemilik UMKM Pikyeum, Pikyeum memiliki beberapa permasalahan yang menghambat operasional bisnis sehingga belum dapat menyaingi para pesaingnya. Pada proses pemasaran UMKM Pikyeum memiliki keterbatasan SDM dimana pemilik dari UMKM Pikyeum memiliki pekerjaan rangkap yaitu mengurus keuangan bisnis, menjadi admin whatsapp serta mengurus segala sesuatu dengan penjulan kepada konsumen. Dengan pekerjaan rangkap tersebut membuat Ibu Indri selaku pemilik dari UMKM Pikyeum kesulitan mengelola keuangan dan tidak rutin dalam mencatat biaya pendapatan yang diperoleh.

Kemudian terdapat permasalahan belum optimalnya penggunaan teknologi informasi dalam menyebarkan informasi mengenai UMKM Pikyeum seperti media sosial dan marketplace kepada pelanggan, sehingga dalam pemasaran pikyeum tidak mampu bersaing dengan kompetitor yang sudah menggunakan

marketplace lebih dahulu. Saat ini para pesaing dari UMKM Pikyeum sendiri

yaitu berada pada marketplace seperti Tokopedia, Shopee, lazada, dan bukalapak. Pada marketplace tersebut berbagai terdapat berbagai macam variasi rasa dan harga. Marketplace merupakan salah satu fasilitas untuk menjual dan membeli secara online karena pelanggan dapat memilih produk dengan mudah dan berbagai macam variasi pilihan yang ditawarkan, dengan metode pembayaran yang lebih aman. Berikut ini merupakan Tabel I.1 beberapa contoh marketplace yang sering digunakan para pesaing UMKM Pikyeum dalam memasarkan produknya.

Tabel I.1 Contoh Marketplace

No. Nama marketplace Logo

1. Tokopedia

(5)

5

Tabel I.1 Contoh Marketplace (Lanjutan)

3. Lazada

4. Bukalapak

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, pada marketplace tersebut terdapat beberapa pesaing yang mempunyai model bisnis serupa seperti UMKM Pikyeum yaitu Peuyeum Chips Kakarak, Keripik Singkong Maicih, KRIPAS, dan Zanana Chips. Berikut adalah data kompetitor yang dibedakan berdasarkan rentang harga,

marketplace official shop produk dijual, dan media sosial yang digunakan oleh

kompetitor.

Tabel I.2 Data Kompetitor Kompetitor Chips Kakarak Peuyeum Singkong Keripik

Maicih KRIPAS

Zanana

Chips Pikyeum Harga Rp15.000/pcs Rp17.100/pcs Rp22.000/pcs Rp19.000/pcs Rp22.500/pc

s

Marketplace Tokopedia dan

Shopee Tokopedia dan Shopee dan Shopee Tokopedia dan Shopee Tokopedia - Media Sosial Whatsapp,

Instagram, dan Facebook Whatsapp, Instagram, dan Facebook Whatsapp, Instagram, dan Facebook Whatsapp, Instagram, dan Facebook Whatsapp, Instagram, dan Facebook Berdasarkan Tabel I.2 data kompetitor, terdapat marketplace yang digunakan oleh kompetitor, masing-masing kompetitor Pikyeum memiliki marketplace guna menjual produk yang ditawarkan kepada pelanggan. Marketplace yang paling banyak digunakan oleh para kompetitor dalam memasarkan produknya adalah Tokopedia dan Shopee. Namun apabila dibandingkan dengan kompetitor, Pikyeum tidak memiliki marketplace sebagai alat bantu untuk memasarkan produk dan menjadi media transakti yang mudah. Sehingga perlu dilakukan pembaharuan terhadap Pikyeum dalam penyampaian nilai-nilai yang ingin ditawarkan kepada pelanggan. Berdasarkan data pesaing serupa terdapat perbedaan harga antara Pikyeum dengan kompetitor lainnya yaitu Peuyeum Chips

(6)

6

Kakarak dengan harga Rp15.000/pcs, Keripik Singkong Maicih dengan harga Rp17.100/pcs, KRIPAS dengan harga Rp22.000/pcs, Zanana Chips dengan harga Rp19.000/pcs. Menurut pemilik dari UMKM Pikyeum yaitu Ibu Indri Meilandi mengatakan bahwa, dalam segi harga yang ditawarkan sudah cukup baik dan pemilik Pikyeum tetap menjaga dan menyesuaikan dengan harga pasar agar dapat bersaing dengan kompetitor.

Gambar I.5 Laporan Penjualan UMKM Pikyeum Sumber (Laporan Internal Keuangan UMKM Pikyeum, 2020)

Lalu berdasarkan Gambar I. 5 pada segi persentase penjualan produk pada periode tahun 2018-2020, pada tahun 2019 menunjukan peningkatan persentase penjualan yang signifikan yaitu sebesar 10% dengan total penjualan sebanyak 7.158 produk. Pada tahun 2020, persentase penjualan produk Pikyeum mengalami penurunan sebesar 5%. Keadaan naik dan turunya persentase penjualan tersebut dipengaruhi karena adanya faktor-faktor eksternal perusahaan. Penjualan dapat meningkat ketika terdapat banyak wisatawan yang berkunjung ke Ke Kota Bandung dan membeli Pikyeum sebagai oleh-oleh makanan khas Bandung, maka oleh karena itu musim-musim tertentu seperti musim liburan keluarga dan liburan saat menyambut tahun baru mempengaruhi penjualan produk Pikyeum. Dampak lain yang dapat dilihat dari adanya fluktuasi penjualan produk adalah dari

6507 7158 10% 7483 15% 6000 6200 6400 6600 6800 7000 7200 7400 7600 2018 2019 2020

(7)

7

berkurangnya aktivitas produksi produk karena menurunnya permintaan pada toko distributor.

Kemudian perbandingan berdasarkan penggunaan media sosial rata-rata kompetitor sudah menggunakan media sosial sebagai media dalam menyampaikan informasi-informasi menarik terkait dengan produk yang ingin ditawarkan kepada pelanggan. Dapat dilihat bahwa media sosial yang digunakan oleh kompetitor yaitu Peuyeum Chips Kakarak, Keripik Singkong Maicih, KRIPAS, dan Zanana Chips masing-masing sudah menggunakan Whatsapp, Instagram, dan Facebook sebagai media dalam berinteraksi dengan pelanggan. Media sosial digunakan untuk menyampaikan nilai-nilai yang ditawarkan kepada pelanggan. Namun, Pikyeum dalam memberikan nilai-nilai yang ditawarkan kepada pelanggan melalui media sosial dinilai kurang menarik sehingga masyarakat dalam mengenali dan mengingat produk Pikyeum menjadi hambatan dalam penjualan produk. Pikyeum memerlukan adanya perbaikan dan melakukan pembaharuan pemasaran yang informatif dan menarik melalui media sosial untuk meningkatkan branding Pikyeum dimata masyarakat.

Oleh karena itu, berdasarkan pernyataan yang sudah dipaparkan sebelumnya terdapat beberapa hal yang dapat dikaji agar perusahaan mampu bersaing dengan kompetitor dan mengembangkan bisnis model UMKM Pikyeum dalam meningkatkan kinerja perusahaan menggunakan pendekatan model bisnis kanvas. Pada penelitian ini, UMKM Pikyeum membutuhkan usulan model business

canvas untuk memperbaiki dan mengevaluasi permasalahan yang ada pada model

bisnis exsisting UMKM Pikyeum sebagai solusi permasalahannya. Business

model canvas dipilih karena lebih mudah dipahami untuk mengidentifikasi

permasalahan yang dimiliki oleh UMKM Pikyeum dan mudah untuk dikaitkan dengan solusi permasalahan yang ada serta aspek-aspek yang dibahas sederhana dengan menjabarkan kesembilan blok model bisnis. Langkah yang diperlukan adalah dengan memetakan kesembilan blok yaitu segmen pelanggan yang akan menjadi target bisnis, proporsi nilai untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, bagaimana komunikasi distribusi dan penjualan, bagaimana menjalin hubungan dengan pelanggan, bagaimana memperoleh pendapatan dari pelanggan, sumber

(8)

8

daya apa saja yang dimiliki, bagaimana aktivitas yang berkaitan dengan produktivitas bisnis, siapa saja mitra bisnis, dan struktur biaya (Osterwalder dan Pigneur, 2010). Model bisnis digunakan untuk memberikan pandangan dari seluruh proses bisnis yang akan direncanakan dan menjelaskan bisnis apa yang sedang dijalankan agar menghasilkan kinerja yang lebih optimal.

Kemudian untuk menentukan usulan strategi bisnis yang sesuai, diperlukan analisis lingkungan dan analisis SWOT guna mengetahui potensi pasar, faktor internal maupun eksternal, dan peluang pasar yang dapat dimanfaatkan dalam menjalankan bisnis. Berdasarkan uraian latar belakang yang sudah dijelaskan, maka penulis melakukan penilitian dengan membahas permasalahan yang ada pada UMKM Pikyeum dengan judul “Perancangan Model Bisnis UMKM Pikyeum Menggunakan Pendekatan Business Model Canvas”.

I.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana bisnis pada UMKM Pikyeum saat ini?

2. Bagaimana mengetahui faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi proses bisnis UMKM Pikyeum?

3. Bagaimana lingkungan perusahaan pada UMKM Pikyeum? 4. Bagaimana strategi yang didapatkan berdasarkan analisis SWOT?

5. Bagaimana mengembangkan usaha UMKM Pikyeum dengan merancang model bisnis usulan yang sesuai dan dapat diterapkan?

I.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengidentifikasi bisnis pada UMKM Pikyeum saat ini menggunakan metode

business model canvas.

2. Menganalisis lingkungan bisnis berdasarkan aspek kekuatan pasar, kekuatan industri, tren kunci, dan kekuatan ekonomi makro.

3. Mengevaluasi analisis SWOT pada UMKM Pikyeum.

4. Mengidentifikasi strategi usulan menggunakan analisis SWOT pada UMKM Pikyeum.

(9)

9

5. Memberikan rancangan model bisnis usulan dengan menggunakan metode

business model canvas yang dapat mengembangkan usaha pada UMKM

Pikyeum.

I.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang akan didapat dari penelitian ini, yaitu:

1. Evaluasi hasil dari penetilitan dapat dijadikan sebagai solusi dari permasalahan yang terdapat pada Pikyeum.

2. Strategi usulan model bisnis diharapkan dapat meningkatkan pasar dan mengembangkan bisnis UMKM Pikyeum.

3. Penilitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya.

I.5 Batasan Penelitian

Pada penelitian ini, terdapat beberapa batasan yang sudah ditetapkan sebagai berikut:

1. Penilitian ini hanya dilakukan sampai pada tahap usulan tidak sampai pada tahap validasi.

2. Pada penelitian ini aspek finansial seperti harga, biaya, dan laporan keuangan pada UMKM Pikyeum tidak dibahas secara detail.

I.6 Sistematika Penulisan

Penelitian kali ini memiliki sistematika untuk memberikan gambaran mengenai penelitian yang akan dilakukan serta untuk menjelaskan sistematika penulisan secara terstruktur. Sistematika penulisan merupakan kerangka penulisan yang meliputi beberapa elemen penting yang menjelaskan apa, mengapa, serta bagiamana penelitian ini akan dilakukan.

Kerangka yang dimaksud pada penjelasan sebelumnya adalah pendahuluan, landasan teori, metodologi penelitian, pengumpulan dan pengolahan data, analisis pembahasan, dan kesimpulan dan saran. Berikut merupakan penjelasan sistematika penulisan pada penilitian ini:

(10)

10 BAB I Pendahuluan

Pada bab menjelaskan uraian mengenai latar belakang penilitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan penelitian, dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan

BAB II Landasan Teori

Pada bab ini berisi literatur yang relevan dengan permasalahan yang diteliti dan terdapat pembahasan hasil-hasil penelitian terdahulu.

BAB III Metodologi Penelitian

Pada bab ini menjelaskan langkah-langkah dan metode yang digunakan sebagai proses evaluasi permasalahan yang ada dan sebagai kerangka utama yang berfungsi agar penelitian sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

BAB IV Pengumpulan dan Pengolahan Data

Pada bab ini menjelaskan mengenai langkah-langkah yang dilakukan dalam pengumpulan data serta pengolahan data yang terkait pada penilitian ini.

BAB V Analisis dan Pembahasan

Pada bab ini membahas mengenai analisis dari pengumpulan dan pengolahan data yang telah dilakukan sebelumnya serta usulan perbaikan dari permasalahan. BAB VI Kesimpulan dan Saran

Pada bab ini menjelaskan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan serta saran yang berkaitan dengan objek penelitian dan saran untuk penelitian selanjutnya.

Gambar

Gambar I.1 Jumlah Produksi Ubi Kayu di Jawa Barat  Sumber (Badan Pusat Statistik, 2018)
Gambar I.2 Data UMKM Kota Bandung Tahun 2020  Sumber (Dinas Koperasi UMKM Kota Bandung, 2020)
Gambar I.4 Produk UMKM Pikyeum
Tabel I.1 Contoh Marketplace
+3

Referensi

Dokumen terkait