PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM AL-KHAIRAT PAMEKASAN PRAKTIKUM LEMBAGA KEUANGAN DAN BISNIS ISLAM 2021
72
PEMBERDAYAAN YATIM DAN DHUAFA’ DIMASA PANDEMI COVID
19 MELALUI PROGRAM SOSIAL DI LEMBAGA AMIL ZAKAT, INFAQ
DAN SHADAQAH MUHAMMADIYAH(LAZISMU) PAMEKASAN
Taufikurrahman, Nor sa’adah, Khoirunnisa, Zainul hasan, Fikri insan ramadaniNIMKO: 2017763100064, 2017762900454, 2017762900439, 2017762900476, 2017762900432.
ABSTRACT
Poverty is a community phenomenon that is never finished to be resolved.
Especially in the midst of the Covid 19 pandemic at this time. Orphans and poor
people are the first to feel the impact, because as a result of this pandemic all income
has drastically decreased as if it was a very painful blow to them. There are a variety
of government assistance that is only focused on the elderly and the poor only,
assistance for orphans has never existed at all, there are even some village officials
who manipulate data so that it is not right on target, many orphans are neglected
due to the economic downturn.
Therefore LAZISMU came to empower orphans and poor people through their
social programs that had been surveyed in advance regarding their data capacity.
The orphans can be touched by assistance in the form of donations and assistance in
the form of basic necessities and school equipment so that they can feel the benefits of
zakat, infaq, and shadaqah which are managed normally from the donors.
Keywords: empowerment, orphan, poor people, covid 19
ABSTRAK
Kemiskinan merupakan fenomina masyarakat yang tak pernah selesai untuk
dipecahkan. Apalagi di tengah pandemi covid 19 pada saat sekarang ini. Anak
yatim dan dhuafa yang pertama kali merasakan dampaknya, karna akibat adanya
pandemi ini turun drastis semua penghasilan seakan- akan menjadi pukulan yang
sangat pedih sekali bagi mereka. Adanya bermacam bantuan pemerintah yang
hanya difokuskan ke para lansia saja dan dhuafa saja, bantuan husus yatim tidak
pernah ada sama sekali, bahkan ada sebagian aparat desa yang memanipulasi data
sehingga tidak tepat sasaran, banyak anak yatim yang terlantar akibat terpuruknya
ekonomi yang ada.
Maka dari itu LAZISMU datang untuk memberdayakan anak yatim dan
dhuafa lewat program sosialnya yang telah di surve terlebih dahulu terkait
keapsahan datanya. para anak yatim bisa tersentuh bantuan yang berupa santunan
dan bantuan berupa sembako dan alat-alat sekolah sehingga mereka bisa
merasakan manfaat dari zakat, infaq, dan shadaqah yang di kelola lazismu dari
para donatur yang ada.
PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM AL-KHAIRAT PAMEKASAN PRAKTIKUM LEMBAGA KEUANGAN DAN BISNIS ISLAM 2021
73
PENDAHULUAN
Kemiskinan merupakan sebuah fenomena masyarakat yang tak pernah selesai untuk dipecahkan. Setiap negara selalu dihadapkan pada permasalahan kemiskinan. Hal ini menjadi dilema yang harus dicarikan solusinya, karena pada hakikatnya setiap negara menginginkan adanya kesejahteraan sosial yang merata untuk keseluruhan penduduknya. Kemiskinan dan pengangguran merupakan dua problematika yang berhasilmenciptakan keprihatinan dalam diri para pemerhati dan pakar sosial ekonomi di Indonesia.1Indonesia sebagai negara mayoritas jumlah muslim terbesar di dunia, seharusnya bisa meminimalisir jumlah kemiskinan yang menjadi masalah ketimpangan sosial ini. Islam sebagai agama shumuliyah tidak hanya mengatur konsep ibadah mahdoh, namun Islam juga memperhatikan konsep mu'amalah.Salah satu perhatian besar Islam dalam bidang sosial adalah pada orang miskin dan anak yatim. Anak yatim merupakan anak yang tidak memiliki ayah kandung karena faktor kematian. Tidak adanya ayah ini menyebabkan anak tersebut kehilangan kepala keluarga yangseharusnya menjadi fungsi pengayoman dan pemberian nafkah terdapat anak-anaknya. Ia hanya memiliki ibu yang harus menanggung kebutuhan hidup anak yatim ini. 1.
Sebagai salah satu bagian dari negara berkembang, Indonesia tidak pernah terlepas dari berbagai krisis yang ada. Sadar akan hal tersebut, Indonesia berupaya untuk berbenah diri mewujudkan perubahan nyata melalui suatu pembangunan. Pembangunan yang dimaksud adalah dengan membentuk suatu interaksi dari semua faktor yang ada di dalam masyarakat, baik faktor ekonomi maupun faktor manusia.
Menurut pandangan para ahli tentang sumber daya manusia, masalah kualitas menjadi hal yang sangat diprioritaskan dibanding kuantitas. Membicarakan tingkat kualitas manusia, ada dua hal yang harus dibedakan satu dengan yang lainnya. Dua komponen kualitas manusia ini yang pertama pendidikan, Kedua, usaha kerja dan etika kerja/budaya kerja, dalam hal ini kaitannya dengan prinsip moral kemasyarakatan dan merupakan warisan budaya yang diturunkan dari generasi ke generasi.2
Untuk mendapatkan manusia yang berkualitas, salah satu cara yang bisa ditempuh adalah dengan melakukan pemberdayaan terhadap Yatin dan dhuafa memalaui program Sosial baik itu berupa dukugan moral, pendidikan dan lain sebagainya. Dan dengan Pemeberdayaan dhuafa melalui metode atau program santunan Sosial menekankan pentingnya suatu proses edukatif dalam melengkapi masyarakat untuk meningkatkan keberdayaan mereka.
Memberdayakan masyarakat berarti melakukan investasi pada masyarakat, khususnya masyarakat miskin. Maka pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial, yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti memilki kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya.3
Pemberdayaan dan partisipasi merupakan hal yang menjadi pusat perhatian dalam proses pembangunan belakangan ini di berbagai negara. Kemiskinan yang terus melanda
1 I Wisnu Indrajit dan Soimin, Pemberdayaan masyarakat dan pembangunan, (Malang intrans Publising,
2014),24
2 Didik J. Rachbini, Pembagunan Ekonomi dan Sumber Daya Manusia. (PT. Grasindo, Anggota IKAPI,
Jakarta, 2001), hal. 114.
3 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, kajian strategis pembangunan
PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM AL-KHAIRAT PAMEKASAN PRAKTIKUM LEMBAGA KEUANGAN DAN BISNIS ISLAM 2021
74
dan menggerus kehidupan umat manusia akibat resesi internasional yang terus bergulir dan proses restrukturisasi, agenagen nasional-internasional, serta negara-negara setempat menunjukan perhatian yang sangat besar terhadap strategi partisipasi masyarakat sebagai sarana percepatan proses pembangunan. Karena itu, perlu ditekankan peningkatan tentang pentingnya pendekatan alternatif berupa pendekatan pembangunan yang diawali oleh proses pemberdayaan masyarakat lokal4. Pemberdayaan masyarakat merupakan tanggungjawab bersama termasuk di dalamnya adalah penyediaan anggaran belanja yang cukup dalam sebuah kebijakan fiscal.5
METODE
Penelitian dalam artikel ini menggunakan metode kualitatif, yaitu dengan mendeskripsikan fenomena-fenomena dalam objek penelitian. Untuk mendapatkan informasi dan data penulis mengumpulkan dari data primer yaitu melakukan wawancara secara mendalam dengan pihak manajemen LAZISMU Pamekasan. Informan meliputi manager, finance, fundresing, marketing. Informan berikutnya adalah dari pihak donatur yang mengajukan program dan ikut serta dalam pendistribusiannya. Untuk mendapatkan validitas data, penulis juga melakukan crosscheck antara informasi pihak manager dengan donatur untuk menyurve ke lapangan layak apa tidaknya untuk dibantu.
Penelitian ini dilakukan secara intensif selama periode praktikum, tanggal 1 sampai dengan 28 Februari 2021. Kehadiran penulis selain sebagai peneliti juga sebagai partisipan melalui keterlibatan langsung dalam membantu pelayanan transaski sesuai dengan hari kerja yaitu Senin sampai Jumat dengan jam kerja pukul 08.00-13.00 wib selama empat pecan. Untuk menyempurnakan data agar didapatkan hasil yang lebih akurat maka dilakukan confirmasi melalui telepeon dan media social.
Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis berdasarkan teori-teori yang relevan untuk mendapatkan deskripsi terhadap focus penelitian yang dimaksud. Diskusi dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk kualitatif dengan pembahasan dan analisis secara deskriptif.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pemberdayaan Yatim dan Dhuafa Melalui Program Sosial di LAZISMU Pamekasan
1. Sosial
Jika berbicara tentang sosial maka pasti berkaitan dengan Kepedulian, dari munculnya kepedulian akan ada empati kepada orang lain yang di wujudkan dalam bentuk memberikan pertolongan sesuai dengan kemampuannya.
Kepedulian Sosial adalah sikap maupun perbuatan yang mencerminkan kepedulian terhadap orang lain terhadap masyarakat yang membutuhkan. Dari kepedulian sosial juga menjadi nilai penting yang harus dimiliki seseorang.
Kepedulian sosial ini merupakan implementasi kesadaran seseorang sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri, seseorang membutuhkan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya sehingga ada sifat saling tergantung dalam arti saling membutuhkan satu samalain.6
4 Harry Hikmat, Strategi Pemberdayaan Masyarakat, (Bandung: Humaniora Utama Press, 2010), hal. 4. 5 (Saputra, Kunaifi, dan Rosyid 2021), lihat juga (Kunaifi 2018).
PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM AL-KHAIRAT PAMEKASAN PRAKTIKUM LEMBAGA KEUANGAN DAN BISNIS ISLAM 2021
75
Salah satu program yang ada di LAZISMU Pamekasan adalah Sosial yang mana bertujuan untuk menimalisir kesenjangan sosial sehingga dibentuklah pos dana ZIS Untuk meningkatkan pelayanan sosial antara lain Santunan Yatim dan Dhuafa.
A. Pengertian Anak Yatim
Dan kata yatim berasal dari bahasa arab yang bentuk fiil Madhinya yaitu yatama, dan fiil mudhari’nya yatimu yang mempunyai arti menyendiri, mengurangi, dan memperlambat.7 Sedangkan bentuk isim failnya ialah yatim yang mempunyai arti anak yang sendirian, mutiara yang sangat berharga dan tidak ada bandingnya.8
Kata yatim juga mempunyai arti kesusahan, keterlambatan dan kesendirian. Para pakar bahasa mengartikan yatim sebagai seorang anak (yang belum cukup umur atau belum dewasa) yang ditinggal mati oleh ayahnya. Pandangan tersebut dalam hal ini bersumber dari fungsi ayah terhadap anak. Sebagai penanggung jawab tugas pelindung, serta pengayoman bagi kelangusngan hidup anak tersebut.9
➢ Adapun kriteria Anak Yatim yang mendapatkan bantuan dari LAZISMU Pamekasan antara lain, yaitu; Yatim Sejak lahir, dan yatim yang belum bisa mandiri dengan batas maksimal masih menempuh pendidikan di SMP. Bantuan yang diberikan oleh pihak LAZISMU Pameksan bisa berupa uang atau tas atau sesuatu yang sesuai dengan yang dibutuhkan dalam arti lain (Tepat Guana).10 B. Pengertian Dhuafa
Perkataan dhu’afa dalam kosa kata Al-Qur’an merupakan bentuk jamak dari kata dha’if. Kata ini berasal dari kata dhu’afa, yadh’ufu, dhu’fan atau dha’fan yang secara umum mengandung dua pengertian, lemah dan berlipat ganda. Tentu saja yang dimaksudkan dalam konteks pembahasan ini dhu’afa secara literal berarti orang-orang yang lemah. Menurut Al-Ashfahani perkataan dhu’fu merupakan lawan dari quwwah yang berarti kuat. Kemudian menurut imam khalil, pakar ilmu nahwu, istilah dhu’fu biasanya dimaksudkan untuk menunjukkan lemah fisik, sedangkan dha’fu biasanya digunakan untuk menunjukkan lemah akal. Sejalan dengan penjelasan di atas, Al-Raghib Al-Ashfahani didalam kitab Mufradat Alfadah Al-Qur’an ketika menjelaskan makna dan maksud istilah dhi’af-an pada surat annisa ayat 9 yang artinya:
Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka.oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.
Dapat disimpulkan menurut al-ashfahani, pengertian dhu’afa yang berakar dari kata dha’afa membentuk kata dhu’afa dengan segala perubahannya di dalam Al-Qur’an mengandung pengertian lemah: lemah secara fisik, lemah kedudukan, lemah ekonomi, lemah akal dan ilmu/kurang pendidikan, lemah iman/keyakinan, dan lemah jiwa.11
7 Louis Maluf, Al-Munjid fi Al-Lugoh Wa A’lam,(Bairut Dar Al-Mantiq, 1987) hlm. 923 8 Warson Munawir, Kamus Arab-Indonesia, (Surabaya: Pustaka Progresif, 2002)
9 Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Pesan, Kesan, dan Kreasi Al-Qur’an, (Jakarta: Lenetera Hati, 2002),
Vol.15
10 Keterangan dari Bapak Khoirul Jannah selaku manager di LAZISMU Pamekasan
11 Asep Usman Ismail, Pengamalan Al-Qur’an Tentang Pemberdayaan Dhua’afa, (Jakarta: Dakwah Press,
PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM AL-KHAIRAT PAMEKASAN PRAKTIKUM LEMBAGA KEUANGAN DAN BISNIS ISLAM 2021
76
➢ Untuk keteria Dhuafa yang mendapat bantuan dari LAZISMU Pamekasan antara lain, yaitu: Lemah secara ekonomi yang artinya dia masuk kategori paling tidak fakir, miskin yang berarti dia bener-benar tidak mampu. Dan cara mengetahui dia berhak menerima bantuan atau tidak yaitu dari oarang atau pihak yang bertanggung jawab. Bantuan yang di berikan oleh LAZISMU Pamekasan bisa berupa uang atau sembako dalam arti lain tepat guna, memberikan sesuatu sesuai dengan kebutuhan mereka.12
Waktu penyaluran bantuan Yatim dan Dhuafa di LAZISMU ada yang rutin perbulan Seperti halnya Dhuafa dan Beasiswa yatim dan ada yang tidak rutin perbulan agar bantuan bisa merata.13
Ada dua cara penyaluran batuan Yatim maupun Dhuafa, antara lain yaitu : Mendatangi setiap rumah yang berhak meneriama bantuan atau manfaat, dan bisa juga berupa undangan dalam arti, dari pihak LAZISMU membuat acara dan mengundang pihak yang bersangkutan atau penerima manfaat, untuk menjalankan program tersebut.14
Untuk ruang lingkup penyaluran dan penghimpunan dana, di LAZISMU Pamekasan memiliki sasaran 13 Kecamatan, namun yang lebih diprioritaskan adalah kecamatan yang memiliki KL LAZISMU atau Kantor Layanan LAZISMU supaya program-program yanag ada di sana tetap berjalan.15
Adapun aliran pemasukan dana sosial di LAZISMU Pamekasan berasal dari zakat, infaq dan shadaqah, pendayagunaan sumber dana ada yang bersifat Umum & Khusus. Maksud bersifat umum ialah pihak penyumbang memberi kebebasan kepada pihak LAZISMU, dana yang di sumbangkannya akan di alirkan ke program mana. Bersifat khusus yang maksudnya ialah dari pihak pemberi dana yang langsung tertuju dana yang akan di sumbangkannya akan di alirkan ke program mana. Jadi dana yang akan di salurkan atau diberi kepada Yatim dan Dhuafa bisa diambil dari infaq khusus dan bia juga dari infaq bersifat umum dalam arti infaq yang tidak terikat.16
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Yatim mempunyai arti kesusahan, keterlambatan dan kesendirian. Para
pakar bahasa mengartikan yatim sebagai seorang anak (yang belum cukup umur
atau belum dewasa) yang ditinggal mati oleh ayahnya. Pandangan tersebut dalam
hal ini bersumber dari fungsi ayah terhadap anak. Sebagai penanggung jawab
tugas pelindung, serta pengayoman bagi kelangusngan hidup anak tersebut.
Adapun kriteria Anak Yatim yang mendapatkan bantuan dari LAZISMU
Pamekasan antara lain, yaitu; Yatim Sejak lahir, dan yatim yang belum bisa
mandiri dengan batas maksimal masih menempuh pendidikan di SMP. Bantuan
yang diberikan oleh pihak LAZISMU Pameksan bisa berupa uang atau tas atau
sesuatu yang sesuai dengan yang dibutuhkan.
Pengertian dhu’afa yang berakar dari kata dha’afa membentuk kata dhu’afa
dengan segala perubahannya di dalam Al-Qur’an mengandung pengertian lemah:
12 Keterangan dari Bapak Khoirul Jannah selaku manager di LAZISMU Pamekasan13 Ibid 14 Ibid 15 Ibid 16 Ibid
PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM AL-KHAIRAT PAMEKASAN PRAKTIKUM LEMBAGA KEUANGAN DAN BISNIS ISLAM 2021
77
lemah secara fisik, lemah kedudukan, lemah ekonomi, lemah akal dan ilmu/kurang
pendidikan, lemah iman/keyakinan, dan lemah jiwa.
Dhuafa yang mendapat bantuan dari LAZISMU Pamekasan antara lain,
yaitu: Lemah secara ekonomi yang artinya dia masuk kategori paling tidak fakir,
miskin yang berarti dia bener-benar tidak mampu. Dan cara mengetahui dia benar
tidak mampu yaitu dari oarang yang bertanggung jawab, bahwa orang tersebut
bener masuk kategori orang yang tidak mampu. Bantuan yang di berikan oleh
LAZISMU Pamekasan bisa berupa uang atau sembako dalam arti lain tepat guna,
memberikan sesuatu sesuai dengan kebutuhan mereka.
B. SARAN
Kepada mahasiswa yang akan magang
1.
Bersikap baik dan menjaga etika untuk menjaga nama baik almamater dan
diri sendiri.
2.
Untuk lebih memanfaatkan waktu sebaik mungkin, supaya tidak sia-sia dan
yang ingin di ketahui bisa diketahui.
3.
Menjalin komunikasi yang baik dengan dosen pamong sehingga tidak ada
kecanggungan untuk konsultasi terkait masalah dan solusi yang ingin
diketahui. dan juga dengan seluruh pegawai LAZISMU, supaya lebih mudah
untuk berinteraksi.
Kepada pihak LAZISMU Pamekasan
1.
Adanya keterbukaan untuk menerima mahasiswa yang ingin magang.
2.
Untuk para pegawai jangan merasa canggung ataupun tidak enak untuk
memerintah mahasiswa magang dalam membantu tugasnya ataupun
melakukan kegiatan yang lain.
3.
Hendakya para pegawai staff memiliki inisiatif tersendiri untuk
mengajarkan mahasiswa magang tentang semua bidang yang ada di tempat
tersebut
UCAPAN TERIMAKASIH
Dalam penyusunan laporan magang ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ketua Senat IAI Al-Khairat Pamekasan, RKH. Moh. Tohir abd. Hamid
2. Rektor IAI Al-Khairat Pamekasan, Dr. H. Abdul Muin, M.Pd, MM
3. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Abdul Kadir, M.HI
4. Kaprodi Perbankan Syariah, Matnin, S.HI, M.EI
5. Kaprodi Ekonomi Syariah, Aang Kunaifi, SE., M.EI
6. Dosen Pembimbing Lapangan, Risca Dwi Ariyanti, M .pd
7. Manager Lazismu pamekasan, Khairul Jannah, S.pd, M.M
8. Kepala Biro Akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, H. Dahruji,
M.Pd.I
PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM AL-KHAIRAT PAMEKASAN PRAKTIKUM LEMBAGA KEUANGAN DAN BISNIS ISLAM 2021
78 REFRENSI
Harry Hikmat, Strategi Pemberdayaan Masyarakat, (Bandung: Humaniora Utama Press, 2010)
J. Rachbini Didik, Pembagunan Ekonomi dan Sumber Daya Manusia. (PT. Grasindo, Anggota IKAPI, Jakarta, 2001)
Keterangan dari Bapak Khoirul Jannah selaku manager di LAZISMU Pamekasan Keterangan dari Bapak Taufikur Rahm
Kunaifi, Aang. 2018. “Telaah Kritis Kebijakan Fiskal Perspektif Kaidah Fiqh.” Proceedings International Seminar, 1, The 3rd Annual International on Islamic International Education, no. Vol.3 No.1 (2018): Seri-1: 21.
Saputra, Taufik Aris, Aang Kunaifi, dan Abd Rosyid. 2021. “Benarkah Kebijakan Fiskal Islam Efektif Menghadapi Resesi? (Kontekstualisasi Kebijakan Fiskal Sesuai Shariah).” Prosiding Seminar STIAMI 8, no. 1: 1–6.
an selaku fundrising di LAZISMU Pamekasan
Maluf Louis, Al-Munjid fi Al-Lugoh Wa A’lam,(Bairut Dar Al-Mantiq, 1987)
Munawir Warson, Kamus Arab-Indonesia, (Surabaya:Pustaka Progresif,2002)
Shihab Quraish, Tafsir Al-Misbah, Pesan, Kesan, dan Kreasi Al-Qur’an, (Jakarta: LeneteraHati, 2002), Vol.15
Suharto Edi, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, kajian strategis pembangunan kesejahteraan sosial dan pekerjaan sosial. (PT. Refika Aditama, 2005)