.17
BAB IV
ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Penerapan Matching Concept antara PendapaKan dan Beban pada PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia yang Sesuai demgan PSAK No. 36.
PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia menerapkan kebijakan pengakuan pendapatan dan bebannya berdasarkan metode accrual basis.
Dimana pengakuan pendapatan utamanya {Premi), diakui sebagai pendapatan selama periode kontrak asuransi, dun beban utamanya (Klaim) diakui pada saat bukti-bukti yang sah telah diperoleh atas tuntutan klaim yang terjadi. Hal tersebut telah sesuai dengan ketentuan yang terdapat pada
PSAK No. 36.
Dalam menganalisa pengakuan dan penrutatan atas pendapatan dan
beban yang menghasilkan laba perusahaan, penults membagi penyusunan
analisanya berdasarkan pendapatan dan beban yang Icrkait dengan diperolehnya pendapatan tersebut. Pos-pos ualam perhitungan laba rugi perusahaan yang akan dianalisa tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pendapatan, yang terdiri dari : a. Premi Bruto
Seperti telah dijclaskan scbslumnya, premi merupakan
pendapatan utama bagi PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia,
yang dihasilkan dari penjualan polls asuransi. Premi yang diperoleh perusahaan dari tertanggung diakui sebagai pendapatan
premi bruto yang berdasarkan metode accrual basis, yaitu premi bruto diakui sebagai pendapatan selarna penode kontrak asuransi. Berikut ini adalah jurnal yang dicatat untuk mengakui pendapatan premi bruto:
Premi Rp. 1.045.684.000.000,00
Pendapatan premi bruto Rp. 1.045.684.000.000,00
b. Premi Reasuransi
Premi reasuransi adalah bagian dari premi bruto yang menjadi hak reasuradur berdasarkan peijanjian reasuransi. Premi reasuransi yang dibayarkan kepada pihak reasuradur diakui dan dicatat pada periode yang sama dengan pcriodc pengakuan pendapatan premi bruto, yang diperoleh dari tertanggung dan
pendapatan komisi yang diperolen dari perusahaan reasuransi
diakui sebagai pendapatan lain, dimana pengakuan tersebut telah sesuai dengan ketentuan yang terdapat pada PSAK No. 36.
Berikut ini jurnal yang dicatat untuk premi reasuransi yailu:
Premi reasuransi Rp. 14.544.000.000,00
Hutang premi reasuransi Rp. 14.544.000.000,00
c. Kenaikan atau Penurunan Cadangr.n Fremi
Cadangan premi adalah kewajiban pada pemegang polis atas premi-premi yang telah jatuh tempo, termasuk premi dalam masa keleluasaan. PT. Asuransi Jiwa Manulite Indonesia mencatat
39
cadangan premi sebagai premi yang beban merupakan pendapatan pada akhir tahun.
Karena cadangan premi untuk tahun sebelumnya telah diakui sebagai pendapatan untuk tahun berjaian, maka cadangan
premi yang telah diakui tersebut dikurangi dengan cadangan premi
yang muncul pada tahun berjaian. Hal tersebutlah yang
menyebabkan adanya kenaikan atau nenurunan cadangan premi
yang diperlakukan sebagai faktor peiambahan atau pengurangan
premi bruto.
Ayat jurnal penyesuaian yang dibuat perusahaan untuk
mencatat cadangan premi tahun berjalun adalah :
Cadangan premi Rp. 626.518.000.000,00*
Premi yang belum
merupakan pcndapalan Rp.626.518.000.000.00
* KMPMD tahun/triwulan berjaian - KMPMO tahun/triwulan lalu
= Rp. 3.111.152.000.000,00-Rp. 2.484.634.000.000,00
= Rp. 626.518.000.000,00.Sedangkan pada tanggal 1 Januari 2004 perusahaan telah
melakukan jurnal pembalik atas penyesuaian cadangan premi per
tanggal 31 Desember 2003, yaitu :Premi yang belum
merupakan pendapatan Rp. 248.678.000.000,00*
* KMPMD tahun/triwulan berjalan - KMPMD tahun/triwulan lalu = Rp. 1.881.764.000.000,00-Rp. 1.633.086.000.000,00
- Rp. 248.678.000.000,00.
Dari jurnal tersebut terlihat bahwa adanya kenaikan cadangan premi untuk tahun 2003, yaitu sebesar:
31 Desember 2003, Premi yang belum
merupakan pendapatan Rp. 67.756.000.000,00 31 Dcscmbcr 2002, Prcmi ynngbcluni
merupakan pendapatan Rp. 84.597.000.000,00 Kenaikan premi yang belum
merupakan pendapatan Rp. 16.841.000.000,00 Jadi kenaikan cadangan premi tersebut di atas dianggap sebagai beban yang mengurangi pendapatan premi.
d. Pendapatan Lain
Untuk komisi yang diperoleh dari premi reasuransi keluar, perusahaan mcngakuinya sebagai pcnJapatuu lain, dan hal tcrscbul sesuai dengan ketentuan yang teidapat oada PSAK No. 36.
Berikut ini adalah jurnal untuk mencatat pendapatan komisi yang diperoleh dari perusahaan reasuransi :
Piutang komisi reasuransi keluar Rp. \ 16.722.000.000,00 Komisi reasuransi keluar Rp. 116.722.000.000,00
41
e. Pendapatan Investasi
Pendapatan investasi yang diperoleh PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia adalah bunga deposito yang diberikan oleh Bank, pemilikan surat-surat berharga (seperti obligasi), bunga pinjaman dari pemegang polis.
Hasil investasi disajikan setelah pendapatan investasi dikurangi dengan beban investasi terkait langsung. Dan keuntungan atau kerugian penjualan investasi serta seiisih dari kurs valuta asing yang berkaitan dengan investasi, disajikan sebagai bagian dari hasil inveslasi. Hal tersebut telah sesuai dengan ketentuan yang terdapat pada PSAK No. 36.
Diasumsikan babwa penghasilan investasi perusahaan
untuk tahun 2003 adalah scbesar RP. 65.041.000.000,00 dan taluin
2004 adalah sebesar Rp. 351.660.00(M/0'),00.
2. Beban, yang terdiri dari: a. Kiaim
Perusahaan mengakui kiaim scbagai pengurang pendapatan premi, pada saat bukti-bukti yang sah diperoleh atas tuntutan kiaim yang terjadi. Pengakuan bebar. kiaim dapat mempengaruhi
besarnya laba perusahaan.
Karena terjadinya kiaim tidak dapat ditentukan
kepastiannya, maka kiaim dicatat sebagai beban dalam tahun buku
dimana klaim tersebut dibayar atau terjadi, tanpa memperhatikan waktu pencatatan premi yang bersangkutan. Jadi dalam hal ini konsep penandingan antara beban klaim dengan pendapatan premi dalam sebuah perusahaan asurans) jiwa tidak dapat diterapkan sepenuhnya.
Mengenai pengakuan beban kldm PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia membuat jurnal sebagai berikut:
a). Untuk mencatat beban klaim yang diakui
Beban Klaim Rp. 970.152.000.000,00
Hutang Klaim Rp. 970.152.000.000,00 b). Untuk mencatat pembayaran klaim kepada tertanggung
Hutang Klaim Rp. 970.152.000.000,00
Bank Rp. 970.152.000.000,00
Tetapi menurut PSAK No. 36, pencataton jurnalnya adalah sebagai berikut:
Beban Klaim Rp. 948.614.000.000,00
Hutang Klaim Rp. 948.614.000.000,00 Hutang Klaim Rp. 948 614.000.000,00
Bank Rp. 948.614.000.000,00
Disini terlihat bahwa perbetlaan pencatatan antara jurnal yang dibuat oleh perusahaan dengan yang menurut PSAK No. 36. Dimana pengakuan dan pencatatan atas beban klaim oleh
•u
perusahaan lebih kecil (karena adjuster fee nya tidak dimasukkan ke dalam kategori beban klaitn, dimaua adjuster fee diakui dan dicatat oleh perusahaan pada saat reaiisasinya dan pada akhir tahun, baru diakui sebagai penambah beban kfaiin), sehingga klaim reasuransi keluar yang akan diterima pctusahaan akan Icbili kecil dan berarti beban klaim yang diakui pada akhir lahun akan lebih besar dari seharusnya jika sesuai derigan PSAK No. 36, yaitu beban klaim yang tinggi akan menurunkan laba bersih perusahaan. Dan menurut ketentuan PSAK No. 36, adjuster fee dimasukkan
sebagai bagi*an dari beban klaim.
b. Klaim Reasuransi
Klaim reasuransi diakui sebagai pendapatan pada saat reaiisasinya, yaitu setelah klaim sccara Icknis disclcsaikan dan disetujui oleh perusahaan. Karena perusahaan membagi resiko (jika terjadi klaim) dengan perusahaan reasuransi, maka perusahaan berhak menagih klaim ke reasuradur pada saat terjadinya tunlulan klaim dari tertanggung. Pemulihan kilaim dari pihak reasuradur diakui sebagai pengurang beban klaiin yang ada, dimana hal tersebut telah sesuai dengan PSAK No. 36.
PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia mencatat jurnal pada saat tagihan klaim reasuransi sebagai berikut:
Piutang kiaim premi reasuransi keluar Rp. 4.728.000.000,00 Klaim premi
reasuransi keluar Rp. 4.728.000.000,00 Dan jurnal yang dibuat psda saat pembayaran klaim reasuransi tersebut adalah :
Bank Rp 4.728.000.000,00
Piutang klaim premi
reasuransi keluar Rp. 4.728.000.000,00
Tetapi menurut ketentuan PSAK No. 36, jurnal pada saat tagihan klaim premi reasuransi keluar tersebut adalah :
Piutang klaim premi reasuransi keluar Rp. 26.266.000.000,00* Klaim premi reasuransi keluar Rp. 26.266.000.000,00 * Klaim reasuransi + beban lainnya = Rp. 4.728.000.000,00 + Rp.
21.538.000.000,00 = Rp. 26.26G.00O.O00,00.
Dan jurnal pada saat pembayaran klaim premi reasuransi keluar tersebut adalah :
Bank Rp. 26.266.000.000,00
Piutang klaim premi
reasuransi keluar Rp. 26.266.000.000,00 Di atas terlihat bahwa tercfapat perbedaan antara jumlah pemulihan klaim reasuransi yang diakui oleh perusahaan dengan
A 5
yang menurut PSAK No. 36. dimana klaim premi reasuransi keluar
yang dicatat oleh perusahaan lebih keci1 jumlahnya dibandingkan
dengan yang menurut ketentuan PSAK No. 36. Pada perusahaan
jumlah klaim premi reasuransi keluar yang dicatat adalah sebesar
Rp. 4.728.000.000,00 sedangkan menurut PSAK No. 36, jumlah tersebut dicatat sebesar Rp. 26.266.000.000,00.
Karena klaim premi yang diteiima perusahaan lebih kecil
maka beban klaim perusahaan lebih besar, sehingga Iaba yang
diperoleh perusahaan akan lebih kecil dibandingkan dengan yang menurut PSAK No. 36 (karena klaim reasuransi yang diterima
lebih besar maka beban klaim akan I?bih kecil dan Iaba yang
diperoleh akan lebih besar).c. Cadangan Klaim
Estimasi kewajiban klaim adalah klaim yang belum
diputuskan baik jumlahnya maupun haknya, tcrmasuk klaim yang
terjadi namun belum dilaporkan. Jumlah cadangan klaim yang
dibentuk baru dengan cadangan klahn tahun lalu terdapat selisih
yang disebut kenaikan (penurunan'; estimasi kewajiban klaim
(cadangan klaim), yang diakui perusahaan pada akhir tahun sebagai
penambah (pengurang) beban klaim. Dimana ha! tersebut tdah
sesuai dengan ketentuan yang terdapat pada PSAK No. 36.Berikut ini adalah ayat jumal penyesuaian untuk cadangan klaim :
Estimasi kewajiban klaim (Lap. L/R) xxx
Cadangan klaim (B/S) xxx
d. Beban Akuisisi (seperti beban komisi untuk agen)
Beban akuisisi adalah biaya yang terkait dengan kontrak asuransi baru atau yang diperbaharui, seperti komisi kepada agen yang berhasil menutup polis asuransi. Menurut PSAK No. 36 beban komisi dicatat sebagai bagian dari beban akuisisi, sedangkan perusahaan mencatatnya tetap sebagai beban komisi.
Berikut ini adalah jurnal untuk mencatat beban komisi yang berdasarkan PT. Asuransi Jiwa ManuHte Indonesia :
Komisi premi Rp. 219.810.000.000,00
Hutangkomisi premi Rp. 219.810.000.000,00 Beban komisi dibebankan langsung pada periode terjadinya dan tidak teramortisasi sesuai dengan masa pembayaran premi, sehingga konsep penandingan antara beban komisi dengan pendapatan premi juga tidak dapat diterapkan sepenuhnya dalam
sebuah perusahaan asuransi jiwa.Sedangkan jurnal untuk mencatat
beban komisi menurut PSAKNo.36 adalah:
Komisi premi Rp. 198.272.000.000,00 Hutang komisi premi Rp. 198.272.000.000.00
47
e. Beban Peruasaran
Beban ini merupakan bagian dari biaya manajemen atau
biaya operasional, yang diakui perusahaan pada periode terjadinya.
Karcna beban tersebul hanya membcrikan manfaat pada periode
berjalan.
Beban pemasaran yang dikeluarkan perusahaan pada tahun 2003 adalah sebesar Rp. 3.393.000.000.00 dan pada tahun 2004 adalah sebesar Rp. 5.045.000.000,00.
f. Beban Umum dan Administrasi
Sama halnya dengan beban pemasaran, beban ini juga
termasuk dalam biaya manajemen utau biaya operasional, yang
diakui perusahaan pada periode terjaiiinya. Karena beban ini lumya
memberikan manfaat pada periode berjalan.
Bcsarnya beban umum dan adminislrasi pada tahun 2003
adatah sebesar Rp. I35.890.000.00C,00 dan pada tahun 2004
adalah sebesar Rp. 168.508.000.000,00.3. Pendapatan (Beban) Lain
Pengakuan
pendapatan
(beban)
lain tidak mempunyai
hubungan Iangsung dengan pendapatari utama usaha asuransi jiwa
(pendapatan premi), jadi tidak berpengaruh Iangsung terhadap konsep
Sedangkan untuk pengakuan dan pencatatannya biasanya dilakukan pada saat realisasinya atau pada periode terjadinya transaksi tersebut.
Besarnya pendapatan (beban) lain pada tahun 2003 adalah sebesar (Rp. 18.094.000.000,00) dan pada tahun 2004 adalah sebesar Rp. 25.407.000.000,00.
4. Kesimpulan Penerapan Matching Concept antara Pendapatan dan Beban Pada PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia
Berdasarkan data-data teresbut diatas bahwa premi netto diakui setelah pendapatan premi bruto dikurangi premi reasuransi dan ditambah atau dikurangi oleh kenaikan atau penurunan premi yang belum merupakan pendapatan. Sedangkan beban klaim dan manfaat diakui sebesar klaim dan manfaat yang dibayar dikurangi klaim reasuransi dan ditambah atau dikurangi kenaikan (penurunan) KMPMD serta ditambah atau dikurar.gi kenaikan atau penurunan EKK. Dan berdasarkan mctodc Matching Concept menurul Smith dan Skousen, beban klaim dan manfaat tersebut diakui dalam periode pada saat pendapatan diakui karena perusahaan asuransi harus mengakui beban klaim pada saat premi yang bersangkutan diakui sebagai pendapatan dikarenakan perusahaan asuransi harus menyediakan dana untuk mengantisipasi adanya klaim dari pemegang polis.
B. Pengakuan Pendapatan dan Beban pada PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia, yang sesuai dengan PSAK No. 36 terhadap Laba Perusahaan.
Pengakuan pendapatan dan beban pada PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia yang sesuai dengan PSAK No. 36 dapct mempengaruhi besarnya laba perusahaan, yaitu:
Tabel4.
PT. ASURANSI JIWA MANULIFE INDONESIA LAPORAN LABA RUGI
(MENURUT PERUSAHAAN)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DECEMBER 2004 DAN 2003 (daiam julaan rupiah)
2004 2003
Pendapatan
- Pendapatan Premi - Premi Reasuransi
- Penurunan (kenaikan) PYBMP* Jumlah Pendapatan Premi Neto Hasil Investasi
Imbalan Jasa DPLK/jasa manj.lainnya Pendapatan Lain Jumlah Pendepatan Beban 1 1 1 ,045,684 {(4,544) (16,841) ,014,299 351,660 15,403 116,722 ,498,084 780,239 (17,618) (22,436) 740,185 65,041 . 8,916 (19,926) 794,216
Klaim dan Manfaat
- Klaim dan manfaat dibayar - Klaim reasuransi
- Kenaikan (penurunan) KMPMD - Kenaikan (penurunan) EKK Jumlah beban klaim dan manfaat
274,928 (4,728) 626,518 73,434 970.152 214,431 (4,668) 248,678 1,668 460.109 Biaya akuisisi
- Komisi tahun pertama - Beban komisi tahun lanjutan - Beban komisi overriding - Beban lainnya
Pemasaran
Umum dan Administrasi Hasil (baban) lain Jumlah Beban Laba Sebelum Pajak
57,763 ■52,665 88,144 21,538 219,810 5.045 168,508 (25,407) 1,338,108 159,976 33,178 35,180 51,537 19,659 139,554 3.393 135,8% (18,094) 720,852 73,364
51
TabetS.
PT. ASURANSI JIWA MANULIFE INDONESIA LAPORAN LABA RUGI
(MENURUT PSAK NO. 36)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2004 DAN 2003 (dalam jutaan rupiah)
Pendapatan
- Pendapatan Premi - Premi Reasuransi
- Penurunan (kenaikan) PYBMP* Jumlah Pendapatan Premi Neto Hasil Investasi
Imbalan Jasa DPLK/jasa manj.lainnya
Pendapatan Lain
Jumlah Pendapatan
Beban
Klaim dan Manfaat
- Klaim dan manfaat dibayar - Klaim reasuransi
- Kenaikan (penurunan) KMPMD - Kenaikan (penurunan) EKK Jumlah Beban Klaim dan Manfaat
J004 274,928 (26,266) 626,518 73,434 2003 1,045,684 (14,544) 06.341) 1,014,299 351,660 15,403 (16,722 1^98,084 780,239 (17,618) (22,436) 740,185 65,041 8,916 (19,926) 794,216 214,431 (24,327) 248,678 1,668 )48,614 440,450
- Biaya Overriding Jumlah Biaya Akuisisi Pemasaran
Umum dan Administrasi Hasil (Beban) Lain Jumlah Beban Laba Sebelum Pajak
88,144 198,272 5.045 168,508 (25,407) 1.295,032 203,052 51,537 119,895 3,393 135,890 (18,094) 681,534 112,682
Jika dilihat dari laporan laba rugi di atab, laba bersih sclelah pajak
yang diterima perusahaan pada tahun 2004, yang berdasarkan PSAK No. 36 tercatat febih besar dibandingkan dengan laba yang berdasarkan catatan perusahaan. Dimana besarnya laba yang tercatat berdasarkan PSAK No. 36 adalah Rp. 8.718.592,00 sedangkan besarnya laba yang berdasarkan catatan perusahaan adalah Rp. 7.758.592,00. Jadi besarnya perbedaan tersebut adalah Rp. 960.000,00.
# Interpretasi Hasil Penclitiar
Perbedaan jumlah laba tersebut disebabkan karena adanya perbedaan
lebih kecil sehingga jumlah klaim reasumnsi keluar yang dilerima perusahaan lebih kecil, dan berarti bebaft klaim yang diakui pada akhir tahun
akan lebih tinggi, yang menyebabkan laba yang diperoleh perusahaan
menjadi kecil.
Tetapi dengan menurut PSAK No. 36, beban klaim yang dicatat lebih
besar sehingga jumlah klaim reasuransi keluar yang dilerima perusahaan
juga lebih besar, sehingga beban klaim yang diakui pada akhir tahun akan lebih rendah yang menyebabkan laba yang diperoleh perusahaan menjadi lebih besar.
Dari laporan laba rugi tersebut terlihal bahwa pengakuan dan pencatatan pendapatan dan beban perusahaan y&ng sesuai dengan PSAK No. 36 menghasilkan kinerja ekonomis yang lebih taik, yang tercermin dari faba yang lebih besar tersebut.