ABSTRAK
Pada zaman sekarang, budaya dari luar lebih berpengaruh besar dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Berbagai macam media penyampaian yang menarik membuat orang-orang lebih menyukai pengaruh budaya dari luar tersebut. Sehingga efeknya lama kelamaan seni budaya Indonesia mulai luntur.
Anak-anak kecil lebih tahu dan mengerti tentang seni budaya yang berasal dari luar apabila dibandingkan dengan seni budaya dari Indonesia sendiri. Padahal sangatlah penting untuk melestarikan kebudayaan negeri sendiri, salah satu contoh adalah seni tari tradisional yang mulai kurang dikenal. Hal tersebut disebabkan karena kurangnya media penyampaian yang menarik. Jika sejak kecil anak diperkenalkan dengan seni tari tradisional, maka hingga dewasa ia akan mengerti dan lebih memahami, bahkan dapat juga mempelajari tentang tari tradisional tersebut. Anak kecil akan lebih menyukai sesuatu apabila disampaikan dengan cara yang menarik, mudah dipahami, dan bersifat komunikatif.
Penanaman pendidikan tentang seni tari tradisional ditanamkan pada anak usia 10 tahun sampai dengan 12 tahun, yaitu berkisar pada kelas III, IV, dan V SD, karena pada usia tersebut adalah usia dimana anak mudah untuk mengingat, masa dimana anak-anak ingin mencoba dan terbuka terhadap hal-hal yang baru, anak belajar untuk bersaing (kompetitif), saling memberi dan menerima, dan belajar peraturan – peraturan yang berlaku.
Maka dari itu, anak-anak seharusnya diperkenalkan dengan salah satu budaya Indonesia ini sejak dini, sehingga mereka mengetahui, mengenal, dan mengapresiasikan tari tradisional. Setiap orang tidak diharuskan bisa untuk menguasai tari tradisional, tetapi
dengan mengenal maka mereka akan menghargai budaya sendiri, seperti pepatah “Tak kenal maka tak sayang”.
Dengan adanya buku pengenalan tari tradisional untuk anak-anak ini diharapkan dapat menarik perhatian anak-anak dalam mengenal budayanya sendiri serta menggugah
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...i
LEMBAR PENGESAHAN ...ii
PERNYATAAN ORIGINALITAS KARYA DAN LAPORAN ...iii
PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ...iv
KATA PENGANTAR ...v
1.3 Tujuan Penelitian ...2
1.4 Lingkup Kajian ...3
1.5 Metode Penelitian ...3
1.6 Kerangka Penelitian ...4
1.7 Pembabakan ...5
BAB II LANDASAN TEORI...6
2.1 Apresiasi ...6
2.2 Sejarah Seni Tari Indonesia ...6
2.2.1 Unsur Dasar dan Elemen Komposisi Tari ...8
2.3 Desain ...9
2.3.1 Teori Warna ...9
vii
2.3.4 Layout ...13
2.4 Teori Tentang Psikologi Anak ...14
BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH ... 19
3.1 Data dan Fakta ...19
3.1.1 Seni Tari Tradisional Indonesia ...19
3.1.2 Mandatory ...21
3.1.3 Kerja Sama ...23
3.1.4 Hasil Survey Wawancara ...24
3.1.5 Proyek Sejenis ...28
3.1.6 Segmentasi, Targeting, Positioning ... 29
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 : Yang mengetahui tentang tari tradisional ... 32
Tabel 3.2 : Yang dilakukan anak-anak terhadap tari tradisional ... 32
Tabel 3.3 : Yang tidak disukai anak pada tari tradisional ... 33
Tabel 3.4 : Yang membuat anak-anak menyukai tari tradisional ... 33
Tabel 3.5 : Tokoh favorit anak-anak ... 34
Tabel 3.6 : Akun sosial yang paling banyak dimiliki anak-anak ... 34
Tabel 3.7 Pilihan media dalam penyampaian informasi bagi anak-anak ... 35
Tabel 3.8 Grup musik Indonesia yang disukai anak-anak ... 35
Tabel 4.1 : Tabel Biaya Produksi ... 50
Tabel 4.2 : Tabel Biaya Promosi ... 50
Tabel 4.3 : Tabel Biaya Media Promosi ... 51
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Triadic Color ...10
Gambar 2.2 Tetrad Color ...11
Gambar 2.3 Analogue Color ...11
Gambar 3.1 Logo Dinas Pendidikan Jawa Barat ...21
Gambar 3.2 Logo STSI Bandung ...23
Gambar 3.3 Contoh buku sejenis ...28
Gambar 4.1 Cover depan dan belakang ...41
Gambar 4.2 Copyright dan Daftar isi ...42
Gambar 4.3 Halaman Bab I ...43
Gambar 4.4 Layout dari isi Bab II Pendahuluan...43
Gambar 4.5 Contoh layout pengenalan Tari Tradisional Jawa Barat ...44
Gambar 4.6 Logotype final ...44
Gambar 4.7 Logo grid ...45
Gambar 4.8 Bentuk berbagai sisi dari karakter penari ...46
Gambar 4.9 Poster final ...47
Gambar 4.10 X-banner final ...47
Gambar 4. 11 Pop final ...48
Gambar 4.12 Packaging gimmick ...49
Gambar 4.13 Packaging jepit rambut dan cincin bunga (aksesoris) ...49
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Mendengar kata “budaya” maka spontan pikiran akan melayang jauh pada
hal-hal yang berkaitan dengan tradisional dan memiliki kejayaan pada zamannya. Ada sebuah nuansa yang mempesona dari segala hal yang tradisional itu. Keindahan, keramahan, keaslian, dan keceriaan terpancar dalam budaya tradisional itu. Indonesia sangat kaya akan budaya tradisional yang menyatu dalam keragaman masyarakat bangsa ini. Seni, sejarah, gaya hidup, dan nilai-nilai hidup yang tumbuh dan berkembang dalam setiap insan menyatu dalam kesatuan rasa masyarakat.
Sangat berbeda dengan zaman sekarang, budaya dari luar lebih berpengaruh besar dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Berbagai macam media penyampaian yang menarik membuat orang-orang lebih menyukai pengaruh budaya dari luar tersebut. Sehingga efeknya lama kelamaan seni budaya Indonesia mulai luntur.
Anak-anak kecil lebih tahu dan mengerti tentang seni budaya yang berasal dari luar apabila dibandingkan dengan seni budaya dari Indonesia sendiri. Padahal sangatlah penting untuk melestarikan kebudayaan negeri sendiri, salah satu contoh adalah seni tari tradisional yang mulai kurang dikenal. Hal tersebut disebabkan karena kurangnya media penyampaian yang menarik. Jika sejak kecil anak diperkenalkan dengan seni tari tradisional, maka hingga dewasa ia akan mengerti dan lebih memahami, bahkan dapat juga mempelajari tentang tari tradisional tersebut. Anak kecil akan lebih menyukai sesuatu apabila disampaikan dengan cara yang menarik, mudah dipahami, dan bersifat komunikatif.
2
Universitas Kristen Maranatha
sifatnya kurang komunikatif. Sedangkan tari tradisional sendiri memiliki unsur gerak yang berubah-ubah dan ada pula musik yang didendangkan, karena tarian itu harus diberi contoh, barulah orang tersebut dapat belajar dengan menirukan gerakannya dan gerakan tersebut juga harus disesuaikan dengan musiknya.
1.2Permasalahan
1. Yang membuat kurangnya minat anak-anak terhadap seni tari tradisional. 2. Penyampaian yang kurang menarik sehingga anak-anak kurang apresiasi
terhadap tari tradisional.
1.3Tujuan Penelitian
1. Meningkatkan minat anak-anak terhadap seni tari tradisional, caranya adalah dengan penyampaian yang menarik. Anak-anak tidak mengetahui makna dari suatu tari tradisional sehingga mereka tidak mengerti apa yang mereka dapat dengan mengenal tari tradisional. Apabila seni tari tradisional dikemas dengan cara yang menarik, akan membuat anak-anak lebih mengapresiasikannya.
1.4Lingkup Kajian
Siswa sekolah dasar kelas III, IV, dan V.
Usia berkisar 10 tahun sampai dengan 12 tahun.
Penelitian dilakukan pada beberapa sekolah dasar negri dan swasta di daerah kota Bandung.
Jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Kalangan menengah ke atas.
Waktu yang dibutuhkan untuk penelitian sekitar satu bulan.
1.5Metode Penelitian
4
1.7Pembabakan
1. BAB I : PENDAHULUAN, Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan perancangan, manfaat penelitian, dan skema perancangan.
2. BAB II : LANDASAN TEORI, Bab ini menguraikan tentang landasan teori dan studi pustaka yang berhubungan dengan perancangan.
3. BAB III : DATA DAN ANALISIS MASALAH, Bab ini menguraikan mengenai hasil analisis dan penjelasan data.
52
Universitas Kristen Maranatha
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan dan Saran
Penanaman pendidikan tentang seni tari tradisional ditanamkan pada anak usia 10 tahun sampai dengan 12 tahun, yaitu berkisar pada kelas III, IV, dan V SD, karena pada usia tersebut adalah usia dimana anak mudah untuk mengingat, masa dimana anak-anak ingin mencoba dan terbuka terhadap hal-hal yang baru, anak belajar untuk bersaing (kompetitif), kooperatif dengan orang lain, saling memberi dan menerima, dan belajar peraturan – peraturan yang berlaku.
Tari tradisional di Indonesia yang merupakan salah satu kebudayaan bangsa mulai luntur di masyarakat. Bangsa Indonesia sendiri seharusnya berusaha mempertahankan dan melestarikan, sehingga tidak mudah diklaim oleh negeri tetangga. Apalagi dengan banyaknya budaya dari luar yang masuk ke Indonesia dengan media penyampaian yang canggih dan tidak membosankan. Orang-orang merasa lebih tertarik dengan budaya luar dan kurang berminat terhadap budaya sendiri.
Maka dari itu, anak-anak seharusnya diperkenalkan dengan salah satu budaya Indonesia ini sejak dini, sehingga mereka mengetahui, mengenal, dan mengapresiasikan tari tradisional. Setiap orang tidak diharuskan bisa untuk menguasai tari tradisional, tetapi dengan mengenal maka mereka akan menghargai
budaya sendiri, seperti pepatah “Tak kenal maka tak sayang”.
DAFTAR PUSTAKA
Onesgamelan. 3 September 2008. GAMELAN PELOG SALENDRO PADA
KARAWITAN SUNDA. Onesgamelan’s Weblog , (Online),
(http://onesgamelan.wordpress.com/2008/09/03/gamelan-pelog-salendro-pada-karawitan-sunda/ , diakses 31 Maret 2013).
Ardjo, Irawati Durban. 2008. KAWIT : Teknik Gerak dan Tari Dasar Sunda. Bandung : Pusbitari Press.
Koswara, Koko. 1992. BUKU KAWIH : Cangkurileung Jilid 1. Bandung : Mitra Buana.
Soepandi, BA, Atik & Atmadibrata, Enoch. 1976-1977. KHASANAH KESENIAN DAERAH JAWA BARAT. Bandung : Pelita Masa.
Gita Desera. 2011. Lunturnya Seni Budaya Indonesia,
(http://www.gitabudaya.blogspot.com/2012/09/lunturnya-budaya-tradisional.html, diakses 5 April 2013)
Uthameblog. 7 Desember 2010,
(http://materisenibudayablog.blogspot.com/2010/12/unsur-dasar-dan-komposisi-tari.html, diakses 3 April 2013)
Rangkuti, Freddy. 1997. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.