• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Performansi Perangkat Siemens Radio Access-Low Capacity.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Performansi Perangkat Siemens Radio Access-Low Capacity."

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PERFORMANSI PERANGKAT SIEMENS RADIO ACCESS – LOW CAPACITY

Disusun oleh :

Ricky Tedi Sutianto (0622110)

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha, Jl. Prof.Drg.Suria Sumantri, MPH no.65, Bandung, Indonesia,

Email : [email protected]

ABSTRAK

Saat ini teknologi telekomunikasi berkembang dengan pesat seiring dengan kebutuhan pelanggan untuk menukarkan atau mengirimkan data. Data tersebut dapat berupa suara, gambar, video, dan lainnya. Dalam telekomunikasi, hubungan antara sesama pelanggan harus melalui suatu media transmisi. Media transmisi tersebut dapat berupa kabel ataupun gelombang radio.

Tugas Akhir ini diwujudkan untuk menganalisa salah satu media transmisi gelombang mikro radio digital, yaitu : Siemens Radio Access Low Capacity. Spesifikasi perangkat SRA L adalah sistem 1+0 yang terdiri dari : Indoor unit (1 RTM unit, Controller Unit, Tributary Interface, Alarm Unit) dan Outdoor Unit. Proses menganalisa diawali dengan melakukan konfigurasi perangkat antara lain : mengaktifkan perangkat yang digunaka n, menentukan frekuensi yang digunakan, serta menentukan alamat IP setiap perangkat untuk mendukung pembuatan map jaringan.

(2)
(3)

Composed by :

Ricky Tedi Sutianto (0622110)

Electrical Engineering, Maranatha Christian University, Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri, MPH no.65, Bandung, Indonesia,

Email : [email protected]

ABSTRACT

Now a days telecommunications technology is growing rapidly in line with customer needs to exchange or transmit data. Such data may include sound, images, videos, and etc. In telecommunications, the connection between fellow customers have to go through the media.The media can be either cable or radio waves.

This final one is realized to analyze a digital radio microwave transmission medium, such as: Siemens Low Capacity Radio Access. SRA L specification is 1+0 system, consisting of: Indoor units (1 unit RTM, the Controller Unit, Tributary Interface, Alarm Unit) and Outdoor Unit. The process starts by analyzing the configuration of the device include: activate the device used, determine the frequency used, and determines the IP address of each device to support the manufacture of a network folder.

(4)
(5)

Halaman

BAB II LANDASAN TEORI II.1 Sistem Transmisi Microwave ... 4

II.1.1 Line Of Sight (LOS) ... 4

II.1.2 Rugi – Rugi Propagasi ... 7

II.2 Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)... 9

III.2.1 E – Carrier ... 11

III.2.2 E1 ... 12

III.2.3 T – Carrier ... 13

II.3 Synchronous Digital Hierarchy (PDH) ... 13

II.4 Receive Signal Level (RSL) ... 14

II.5 Attenuator ... 15

II.6 Multiplexing ... 15

(6)

III.1.2 Indoor Unit ... 23

III.1.3 Outdoor Unit ... 27

III.2 Attenuator ... 30

III.3 Siemens Bit Error Measuring Set ... 31

III.4 Spesifikasi Perangkat SRA L yang Digunakan ... 33

III.5 Langkah – Langkah Pengkonfigurasian Awal Perangkat SRA L... 33

III.6 Pembuatan MAP Jaringan Dua Site ... 42

BAB IV DATA PENGAMATAN DAN ANALISA DATA IV.1 Konfigurasi Dan Langkah – Langkah Simulasi Gangguan Pada Perangkat SRAL ... 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1 Kesimpulan ... 78

V.2 Saran ... 78

DAFTAR PUSTAKA ... xii

(7)
(8)

Halaman

II.1 Rumus Daerah Fresnel ... 6

II.2 Faktor Koreksi ... 7

II.3 Free Space Loss... 8

II.4 Redaman Spesifik ... 8

II.5 Redaman Hujan Spesifik ... 9

(9)

Halaman

Gambar II.1 Hubungan Komunikasi Line Of Sight ... 5

Gambar II.2 Daerah Fresnel... 6

Gambar II.3 Konsep PDH ... 9

Gambar II.4 Ilustrasi Hierarki PDH (Plesiochron Digital Hierarchy) ... 10

Gambar II.5 Level Multipleks yang Dimulai dari Standar Laju Bit Rate 2 Mbit ... 11

Gambar III.1 Aplikasi Perangkat SRA L ... 18

Gambar III.2 Koneksi IDU dan ODU pada Perangkat SRA L ... 20

Gambar III.3 Perangkat Indoor Unit (IDU) ... 23

Gambar III.4 Blok Diagram Perangkat Indoor Unit (IDU) ... 24

Gambar III.5 Perangkat Outdoor Unit (ODU) ... 27

Gambar III.6 Diagram Blok Perangkat Outdoor Unit (ODU) ... 27

Gambar III.7 Attenuator ... 31

Gambar III.8 Siemens Bit Error Measuring Set (BER Test) ... 31

Gambar III.9 SRA L Direct Connection ... 34

Gambar III.10 Koneksi SRA L ... 34

Gambar III.11 Icon Program LCT ... 35

Gambar III.12 Open Map pada Program LCT ... 35

Gambar III.13 Pemilihan File LOCALNE.MAP ………... 36

Gambar III.14 Tampilan File LOCALNE.MAP ... 36

Gambar III.15 Login ke Perangkat melalui LOCALNE.MAP ... 37

Gambar III.16 Blok Diagram Perangkat Outdoor Unit (ODU) ... 37

Gambar III.17 Tampilan Menu Equipment ... 38

Gambar III.18 Tampilan Menu System ... 39

Gambar III.19 Tampilan Menu Frequency ... 40

Gambar III.20 Tampilan Menu Tributary ... 41

Gambar III.21 Tampilan Menu NE Address... 42

Gambar III.22 Program NetBuilder ... 43

(10)

Gambar III.26 Penambahan Net Element Pada MAP ... 45

Gambar III.27 Pengaturan IP untuk Net-Element ... 45

Gambar III.28 Pembuatan Net – Element Site B ... 46

Gambar III.29 Tampilan Map 2 Perangakat SRA L ... 46

Gambar IV.1 Aplikasi Attenuator dengan Perangkat SRA L ... 47

Gambar IV.2 Konektor LSA Probe ... 49

Gambar IV.3 Konektor DDF ... 50

Gambar IV.4 Konektor pada Perangkat BER Test ... 50

Gambar IV.5 Percobaan Pertama Fisikal Loop di Site B ... 52

Gambar IV.6 Mengubah Daya Transmitter ... 54

Gambar IV.7 Percobaan Kedua Fisikal Loop di Site A ... 55

Gambar IV.8 Remote Loop Site B pada Program LCT ... 57

Gambar IV.9 Percobaan Ketiga Remote Loop di Site B ... 58

Gambar IV.10 Remote Loop Site A pada Program LCT... 60

Gambar IV.11Percobaan Keempat Remote Loop di Site A ... 61

Gambar IV.12 Percobaan Kelima TX Site A ke RX Site B ... 63

Gambar IV.14 Percobaan Keenam TX Site B ke RX Site A ... 66

Gambar IV.15 Percobaan Ketujuh Local Loop Site A ... 68

Gambar IV.16 Percobaan Kedelapan Local Loop Site B ... 69

(11)

Halaman

Tabel II.1 Sistem Multipleks SDH ... 14

Tabel IV.1 Hasil Percobaan Pertama ... 53

Tabel IV.2 Hasil Percobaan Kedua... 56

Tabel IV.3 Hasil Percobaan Ketiga... 59

Tabel IV.4 Hasil Percobaan Keempat... 62

Tabel IV.5 Hasil Percobaan Kelima ... 64

Tabel IV.6 Hasil Percobaan Keenam ... 65

Tabel IV.7 Hasil Percobaan Ketujuh ... 67

Tabel IV.8 Hasil Percobaan Kedelapan ... 70

Tabel IV.9 Data RSL ketika Muncul Tanda Error ... 71

Tabel IV 10 Data RSL ketika Muncul Tanda AIS ... 72

Tabel IV.11 Perbandingan Data Percobaan Pertama, Ketiga, dan Kelima .. 75

Tabel IV.12 Perbandingan Data Percobaan Kedua dan Keempat ... 76

(12)

LAMPIRAN 1

Panduan Penggunaan

(13)

Siemens Radio Access

Low Capacity

SRA L

I.

Tujuan

1. Mahasiswa dapat memahami tentang salah satu perangkat media transimisi digital dengan teknologi gelombang mikro, yaitu SRA L. 2. Mahasiswa dapat melakukan konfigurasi perangkat SRA L dan

menggunakan perangkat SRA L.

II.

Alat

alat

1. Komputer

2. Perangkat SRA L (Indoor Unit dan Outdoor Unit) 3. Siemens Bit Error Measuring Set

4. Attenuator

III.

Landasan Teori

Perangkat SRA L termasuk dalam perangkat dengan teknologi PDH versi Eropa. Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH) adalah suatu teknologi yang digunakan dalam jaringan telekomunikasi untuk mengangkut sejumlah besar data melalui peralatan transportasi digital, seperti serat optik dan sistem radio gelombang mikro.

(14)

Gambar L.1. Ilustrasi Hierarki PDH (Plesiochron Digital Hierarchy)

Perangkat SRA L terdiri dari 2 perangkat, yaitu : Indoor Unit dan Outdoor Unit. Perangkat Indoor Unit atau IDU terdiri dari beberapa komponen, antara lain : RTM, Controller Unit, Alarm Unit, Tributary Interface, D-channel, Q-channel, dan EOW expansion.

Gambar L.2 Perangkat Indoor Unit (IDU)

(15)

Gambar L.3 Perangkat Outdoor Unit (ODU) dengan antena

Perangkat lain yang akan digunakan yaitu attenuator dan BER Test. Attenuator adalah sebuah perangkat yang berfungsi mengurangi nilai amplitude atau kekuatan dari suatu sinyal tanpa menyebabkan distrosi pada bentuk gelombang tersebut. Attenuator ini berfungsi memperlemah sinyal.

Attenuator digunakan untuk meredam daya transmitter dari perangkat SRA L sehingga daya yang diterima di perangkat SRA L lawan sehingga daya yang masuk tidak melebihi batas spesifikasi daya terima. Jika melebihi spesifikasi daya terima, maka perangkat SRA L tidak mengalami kerusakan.

Gambar L.4 Attenuator

(16)

Gambar L.5 Siemens Bit Error Measuring Set (BER Test)

Keterangan mengenai gambar perangkat BER Tes diatas, antara lain : a : led error, sebagai tanda jika terjadi error pada link atau jaringan

b : led no signal, sebagai tanda bahwa jaringan belum atau tidak terhubung c : led no sync atau no frame, berfungsi sebagai tanda bahwa jaringan tidak

sinkron atau tidak ada frame yang diterima.

d : led AIS (Alarm Indication Signal), sebagai tanda bahwa jaringan putus. e : tombol clear Alarm, berfungsi menghilangkan tanda led error, led no signal,

led no sync / no frame, dan led AIS.

f – k : tombol menu pada layar, berfungsi untuk memilih menu pada layar. l : tombol start atau stop, berfungsi untuk mengaktifkan BER Test.

m : tombol locked, berfungsi untuk mengunci tampilan layar ketika proses tes kesalahan bit sedang dilakukan.

o : tombol up p : tombol down

t : jack banana kabel transmit (TX-ground) untuk ke tributari 120 Ohm

u : jack banana kabel transmit (TX-A) untuk ke tributari 120 Ohm, 2 – 8 Mbit/s v : jack banana kabel transmit (TX-B) untuk ke tributari 120 Ohm, 2 – 8 Mbit/s y : jack banana kabel transmit (RX-ground) untuk ke tributari 120 Ohm

(17)

IV.

Percobaan 1

Percobaan 1 adalah melakukan konfigurasi dari perangkat SRA L. Beberapa langkah awal untuk melakukan konfigurasi perangkat SRA L :

1. Nyalakan Radio SRA L. Lalu tunggu hingga Controller Unit melakukan startup (sekitar 30 – 60 detik).

2. Cek keadaan perangkat. Lihat apakah keadaan led aktif, pada:

Led ON LINE di RTM unit

 Led CH di RTM unit

 Led URG dan ∑ di controller unit

3. Tidak ada perangkat (card) yang gagal (led Δ’ harus tidak aktif) 4. Tidak ada Alarm untuk kondisi OPEN CABLE.

5. Periksa keadaan receive field (receive signal level) pada tampilan di RTM. Tampilan pertama RSL tersebut adalah -99 dBm (jika tidak bernilai -99 dBm, maka cek kabel IDU dan ODU atau inteferensi frekuensi).

6. Nyalakan komputer dan sambungkan komputer ke IDU.

Untuk melakukan konfigurasi setiap perangkat SRA L, sambungkan kabel dari komputerke PC channel pada IDU di SRA L tersebut.

7. Run “SRA L direct connection” koneksi dial up dan pastikan TCP/IP running sebelum melanjutkan proses selanjutnya atau klik pada icon SRA L seperti pada gambar L.6.

(18)

8. Lalu akan muncul user and password seperti pada gambar L.7, gunakan sysmanager untuk USER NAME and admin user untuk PASSWORD.

Gambar L.7 Koneksi SRA L.

9. Setelah langkah diatas selesai dilakukan, buka program Local Craft Terminal. Klik tampilan program LCT, seperti pada gambar L.8.

(19)

10. Setelah masuk ke program LCT, klik File  Open Map, seperti pada gambar L.9.

Gambar L.9 Open Map pada Program LCT

11. Setelah langkah diatas selesai dilakukan, tampilan seperti gambar L.10 akan muncul, lalu pilihlah File LOCALNE.MAP.

Gambar L.10 Pemilihan File LOCALNE.MAP

(20)

Gambar L.11 Tampilan File LOCALNE.MAP

13. Setelah itu akan muncul windows seperti gambar L.12 untuk login ke perangkat. Pilih Admin User untuk User Class dan readonly untuk Password.

Gambar L.12 Login ke Perangkat melalui LOCALNE.MAP

(21)

Gambar L.13 Blok Diagram Perangkat Outdoor Unit (ODU)

15. Konfigurasi perangkat yang digunakan pada perangkat SRA L dilakukan pada menu equipment. Gambar L.14 menampilakan menu equipment yang telah dipilih. Konfigurasi dilakukan sesuai dengan spesifikasi perangkat SRA L yang digunakan. Dalam tugas akhir ini, ada 2 buah perangkat SRA L yang digunakan dan perlu dikonfigurasi terlebih dahulu.

 Konfigurasi untuk perangkat SRA L, antara lain : a. RTM1, kapasitasnya 8x2 Mbit/s

b. Q-adapter isikan unequipped c. EOW isikan equipped

d. Alarm isikan standard, dan Trib Int isikan Standard 120 Ohm

(22)

16. Setelah konfigurasi perangkat benar, proses konfigurasi dilanjutkan ke sistem (configurationsystem). Beberapa item yang perlu dikonfigurasi adalah kapasitas (capacity, 4x2 Mbit/s atau 8x2 Mbit/s), aktivasi sistem (System Activation , on atau off), Mode kanal pengguna (User Chan Mode, codirectional atau contradirectional), Daya RF TX (dapat diisi dengan nilai antara -4 sampai 20), seperti pada gambar L.15.

 Konfigurasi untuk perangkat SRA L, antara lain : a. Capacity isikan 8x2 Mbit/s

b. System Activation : ON.

c. User Chan Mode : contradirectional. d. RF TX Power : 10 dBm

e. Link Id Code TX : 15 dan Link Id Code TX : 15

f. ODU Power Up : Normal dan ODU Power Down : Normal.

Gambar L.15 Tampilan Menu System

(23)

 Konfigurasi untuk perangkat SRA L pertama, antara lain : a. Tx Frequency : 15.162, 500 MHz

Rx Frequency : 14.672, 500 MHz b. Frequency mode : Continuous Mode c. Capacity : 8x2 Mbit/s

 Konfigurasi untuk perangkat SRA L kedua, antara lain : a. Tx Frequency : 14.672, 500 MHz

Rx Frequency : 15.162, 500 MHz b. Frequency mode : Continuous Mode c. Capacity : 8x2 Mbit/s

Gambar L.16 Tampilan Menu Frequency

(24)

Gambar L.17 Tampilan Menu Tributary

Konfigurasi Perangkat SRA L pertama dan kedua, yaitu : Trib 1 – Trib 4 : enabled.

19. Langkah yang terakhir adalah pembuatan IP. Pembuatan IP dilakukan dengan

membuka menu Network NE Address sehingga muncul tampilan seperti gambar L.18, kemudian klik modify untuk mengganti IP Address. IP Address dapat diisikan dengan angka berapa pun sesuai dengan kesepakatan pembuat jaringan (IP Address planner).

 Konfigurasi untuk perangkat SRA L pertama, antara lain : a. IP Address : 10.10.10.10

b. Net Mask : 255.255.255.0

 Konfigurasi untuk perangkat SRA L kedua, antara lain : a. IP Address : 10.10.20.10

(25)

Gambar L.18 Tampilan Menu NE Address

V.

Percobaan 2

Percobaan 2 ditujukan untuk percobaan pembuatan map jaringan. Langkah – langkah pembuatan map adalah sebagai berikut :

1. Setelah melakukan langkah pengaktifan SRA L pada percobaan pertama. Bukalah program Net Builder pada start  program  Radio Management 6.5  Net Builder seperti gambar L.19.

Gambar L.19 Program NetBuilder

2. Lalu program Net Builder akan terbuka. Untuk membuat map baru, klik File

(26)

Gambar L.20 Tampilan Program NetBuilder

3. Lalu klik kanan pada tulisan NewMap0 dan pilihlah background atau Edit background, setelah itu akan muncul windows untuk memilih background yang akan digunakan. Pilihlah Two_ne, seperti pada gambar L.21 karena jaringan hanya menggunakan 2 perangkat SRA L.

(27)

4. Setelah tampilan pada program Net Builder berubah seperti gambar L.22.

Gambar L.22 Tampilan Background Map Two_ne

5. Lalu masukan dua Net Element seperti pada gambar L.23. Isikan NE Name dengan siteA untuk perangkat SRA L pertama dan NE Name dengan siteB untuk perangkat SRA L kedua.

Gambar L.23 Penambahan Net Element Pada MAP

(28)

Gambar L.24 Pengaturan IP untuk Net-Element

7. Setelah itu ulangi langkah 6 dan 7 untuk membuat net element baru dari perangkat SRA L kedua dengan NE Name : siteB dan IP Address : 10.10.20.10 sesuai dengan data pada percobaan 1 langkah 19. Gambar L.25 menunjukkan pembuatan net elemen untuk site B.

Gambar L.25 Pembuatan Net – Element Site B

(29)

Gambar L.26 Tampilan Map 2 Perangakt SRA L

VI.

Percobaan 3

Percobaan 3 dilakukan dengan melakukan simulasi gangguan pada perangkat SRA L. Pada percobaan ini akan digunakan 2 perangkat SRA L, attenuator, dan BER Test. Konfigurasi dari BER Tes :

1. Clock diatur menjadi eksternal dengan kapasitas 2Mbit/s 2. Output / Input : balance/balance

3. Pattern : PRBS 2↑9-1 4. Injection : Bit Error Off 5. Sensitivity : 0 dB

6. Evaluation Pattern : CCITT G.821 7. Interval : 24 hours

Percobaan 3 dilakukan seperti pada gambar L.27 dengan menghubungkan attenuator diantara perangkat SRA L dan menghubungkan BER Tes ke DDF pada perangkat SRA L. Penghubungan kabel dari BER Tes ke DDF pada perangkat SRA L ditampilkan pada gambar L.28.

(30)

Gambar L.27 Percobaan 3

(31)

Setelah pengkabelan dilakukan, lakukanlah percobaan dengan mengubah nilai attenuator dari nilai 8 – 3,5 dan amati perubahan receive signal level (RSL) pada masing – masing site dan BER pada alat BER Tes dengan mengisi tabel dibawah ini.

Tabel L-1. Percobaan 1

Nilai pada atenuator (dB)

(32)

VII.

Percobaan 4

Percobaan 4 dilakukan dengan mengubah looping pada site B. Kabel untuk looping dicabut dan digantikan dengan mengaktifkan remote loop pada program LCT, configuration test, dan tampilan seperti pada gambar L.29. Setelah itu, lakukan percobaan dengan mengubah nilai attenuator dari angka 8 – 3,5.

Gambar L.29 Remote loop Site B pada Program LCT

Tabel L-2. Percobaan 2

Nilai pada atenuator (dB)

(33)

VIII.

Percobaan 5

Percobaan 5 dilakukan untuk menguji jalur satu arah, yaitu : dari site A ke site B, seperti pada gambar L.30. Pengkabelan untuk percobaan ini dengan menghubungkan kabel pertama, yaitu : banana plug ke perangkat BER Tes (u dan v) dan LSA Probe ke DDF bagian RX pada tributari 1 di site A (Pada gambar, tributari 1, yaitu no 1. RX ). Kabel ke 2, yaitu : banana plug ke BER Tes (z dan aa) dan LSA Probe ke DDF bagian TX pada tributari 1 di site B (Pada gambar, tributari 1, yaitu no 1. TX ). Ambilah data pengamatan seperti pada percobaan sebelumnya.

(34)

IX.

Percobaan 6

Percobaan 6 dilakukan untuk menguji jalur satu arah, yaitu : dari site B ke site A, seperti gambar L.31. Pengkabelan untuk percobaan ini dengan menghubungkan kabel pertama, yaitu : banana plug ke perangkat BER Tes (u dan v) dan LSA Probe ke DDF bagian RX pada tributari 1 di siteB (Pada gambar, tributari 1, yaitu no 1. RX ). Kabel ke 2, yaitu : banana plug ke BER Tes (z dan aa) dan LSA Probe ke DDF bagian TX pada tributari 1 di site A (Pada gambar, tributari 1, yaitu no 1. TX ). Ambilah data pengamatan seperti pada percobaan sebelumnya.

(35)

LAMPIRAN 2

(36)

Tabel L.1 Konektor Pin-Out Tributari 2 Mbit/s 1-4

PIN Sinyal Deskripsi

(37)

LAMPIRAN 3

Contoh

Rencana Pemasangan Perangkat SRA L

Dan

(38)

Gelombang mikro Worksheet - 280199-280090

Antenna model VHP2-71W VHP2-71W Antenna height (m) 47.00 40.00

Antenna gain (dBi) 30.40 30.40 TX line type 108 107 Circ. branching loss (dB) 1.10 1.10

Frequency (MHz) 7400.00 Polarization Vertical Path length (km) 3.63 Free space loss (dB) 121.05 Atmospheric absorption loss (dB) 0.04

Net path loss (dB) 62.49 62.49 RX threshold criteria BER 10-3 BER 10-3 RX threshold level (dBm) -84.00 -84.00

RX signal (dBm) -39.49 -39.49 Thermal fade margin (dB) 44.51 44.51

Geoclimatic factor 3.67E-05 Path inclination (mr) 8.71 Fade occurrence factor (Po) 9.38E-06

Worst month SESR 3.44E-10 3.44E-10 (seconds /month) 9.05e-04 9.05e-04 BBER - multipath 2.06E-09 2.06E-09 ESR - multipath 2.05E-06 2.05E-06 Worst month multipath unavailability 1.53E-11 1.53E-11 (seconds /month) 4.01e-05 4.01e-05

Rain region ITU Region P 0.01% rain rate (mm/hr) 145.00

Flat fade margin - rain (dB) 44.51 44.51 Rain rate (mm/hr) 1894.98 1894.98 Rain attenuation (dB) 44.51 44.51 Annual rain outage (min) 1.06e-15 1.06e-15 BBER - rain 2.05E-09 2.05E-09 ESR - rain 2.05E-06 2.05E-06 BBER - multipath + rain 2.06E-09 2.06E-09 ESR - multipath + rain 2.05E-06 2.05E-06 Annual unavailability 1.97E-12 1.97E-12 (minutes /year) 1.04e-06 1.04e-06

Mon, Jan 12 2009 02RKB062-314.pl4

(39)
(40)

Preliminary checks

Title work performed OK NOK NA

Preliminary site checks

Factory test must be available and attach

 Link Budget must be available and attach

Before starting (on arrival at the site)

- Check engineer’s certificate of competency level

- Check tools and equipment (completeness and calibrated with valid certificate. All equipment must be provided by vendor)

Measurement MW Input Power DC (see Table 1 and Table 2)

Indoor Unit is supplied by –48 V DC

Measurement Interference Signal (see Table 3 )

Specification for PRx Interference is lower than BER Threshold

VInput MW Specification

(41)

Terminal inventory

EQUIPMENTS CHECKING IDU ODU Note

OK/NOK OK/NOK Attach the print out of Inventory

ANTENNA CHECKING Type Diameter Serial Number Polarization Remark

OK/NOK

PC Management

SW Package Windows Soft. Version Password Login IP Address Remark

OK/NOK

Indoor Unit Mechanical Check

ITEM TO BE CHECKED STATUS Remark

Installation of IDU OK ฀ NOK ฀ NA Label of IDU ฀ OK ฀ NOK ฀ NA Installation of DDF ฀ OK ฀ NOK ฀ NA Label of DDF ฀ OK ฀ NOK ฀ NA The equipment is correctly grounded ฀ OK ฀ NOK ฀ NA

Outdoor Unit Mechanical Check

ITEM TO BE CHECKED STATUS Remark

(42)

Local Test Performance

ITEM TEST SPECIFICATION MEASUREMENT REMARK

MAIN ST BY

ITEM TEST SPECIFICATION MEASUREMENT REMARK

MAIN ST BY

IDU No Alarm ฀OK ฀NOK ฀NA

ODU No Alarm ฀OK ฀NOK ฀NA

HOUSEKEEPING* /

AUX. ALARM* Working Normally ฀OK ฀NOK ฀NA

Hop Test Performance

ITEM TEST SPECIFICATION MEASUREMENT REMARK

(43)

Quality Test

ITEM

TEST SPECIFICATION MEASUREMENT RESULT

TX/RX AIS Test

No Error at each ports for 2

minutes ฀

1 ฀2 ฀3 ฀4 ฀5 ฀6 ฀7 ฀8

฀9 ฀10 ฀11 ฀12 ฀13 ฀14 ฀15 ฀16 ฀ OK ฀ NOK BER No Error at one port for 24

hours Please attach the print out ฀ OK ฀ NOK

Attachment Checking

ITEM TO BE ATTACH STATUS Number Page Pages Total

Bill Of Quantity (BOQ) as Equipment Inv. OK ฀ NOK ฀ NA

Module Inventory OK NOK NA

Factory test OK ฀ NOK ฀ NA

Link Calculation OK ฀ NOK ฀ NA

(44)

LAMPIRAN 4

(45)
(46)

LAMPIRAN 5

Komposisi Perangkat SRA L dengan

(47)
(48)

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi tentang latar belakang, identifikasi masalah, perumusan masalah, tujuan, pembatasan masalah, dan sistematika penulisan laporan tugas akhir.

I.1. Latar Belakang

Telekomunikasi merupakan suatu teknik pengiriman atau penyampaian informasi dari suatu tempat ke tempat lain. Informasi tersebut dapat berbentuk suara maupun data, serta gambar. Dalam telekomunikasi, hubungan antara sesama pelanggan terjadi melalui tahapan-tahapan dari berbagai sarana yang tersedia. Salah satu sarana tersebut adalah BSC (Base Station Controller) yang berfungsi untuk mengontrol dan memonitor semua aktivitas BTS (Base Transceiver Station), termasuk menerima sinyal informasi untuk diteruskan ke MSC (Mobile Switching Center) dan akhirnya dikirim ke pelanggan yang dituju.

Terdapat beberapa media transmisi, diantaranya adalah kabel bawah laut, gelombang radio, gelombang cahaya, dan satelit. Gelombang radio yang menghubungkan BTS dan BSC bisa berupa gelombang radio mikro. Salah satu media transmisi dengan teknologi gelombang radio mikro, yaitu Siemens Radio Access – Low capacity (SRA L). SRA L merupakan alat media transmisi dengan kapasitas yang rendah, yaitu dengan jumlah kanal maksimal 8x2Mbps.

(49)

I.2. Identifikasi Masalah

Berdasar latar belakang di atas, masalah utama yang akan diangkat pada Tugas Akhir ini adalah menganalisa kemungkinan penyebab-penyebab terjadinya kesalahan bit (Bit Error Rate - BER) pada perangkat SRA-L sebagai media transmisi data.

I.3. Perumusan Masalah

Permasalahan yang akan dibahas dalam Tugas Akhir ini meliputi :

1. Bagaimana menganalisa kinerja perangkat SRA berdasarkan kesalahan bit (BER) yang terjadi pada informasi atau data yang dikirimkan melalui perangkat SRA L tersebut?

2. Bagaimana cara memanfaatkan perangkat SRA L sehingga dapat mendukung proses perkuliahan di Jurusan Teknik Elektro?

I.4. Tujuan

Tujuan yang hendak dicapai dalam pengerjaan Tugas Akhir ini adalah: 1. Menganalisa kinerja perangkat SRA berdasarkan kesalahan bit (BER) yang

terjadi pada informasi atau data yang dikirimkan melalui perangkat SRA L tersebut lahan bit (BER) pada informasi atau data yang dikirimkan melalui perangkat SRA L.

2. Membuat panduan mengenai perangkat SRA L sehingga dapat mendukung proses perkuliahan di Jurusan Teknik Elektro.

I.5. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah pada Tugas Akhir ini meliputi :

1. Media transmisi gelombang mikro radio digital yang digunakan adalah

Siemens Radio Access - Low Capacity (SRAL). Frekuensi : 15 GHz, Kapasitas Kanal : 8x2Mb

2. Proses pengiriman bit dan analisa kesalahan bit menggunakan alat Siemens

Bit Error Measuring Set, tipe : K4303.

(50)

I.6 Sistematika Penulisan

Sistematika pembahasan laporan ini disusun menjadi lima bab, yaitu sebagai berikut :

Bab I PENDAHULUAN

Pada bab ini dibahas tentang latar belakang, identifikasi masalah, perumusan masalah, tujuan, pembatasan masalah, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI.

Pada bab ini dibahas tentang sistem transmisi microwave, frekuensi, PDH, E-Carrier, T-Carrier, dan SDH.

BAB III KONFIGURASI DAN SIMULASI

Pada bab ini dibahas tentang spesifikasi dan penjelasan mengenai perangkat SRA L, konfigurasi dan simulasi perangkat SRA L.

BAB IV DATA PENGAMATAN DAN ANALISA DATA

Pada bab ini dibahas tentang data pengamatan serta analisa data dari setiap percobaan yang dilakukan untuk menguji performansi perangkat SRA L.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(51)

Pada bab ini berisi kesimpulan dari Tugas Akhir dan saran-saran yang perlu dilakukan untuk perbaikan di masa mendatang.

V.1 Kesimpulan

Dalam melakukan konfigurasi dan proses simulasi perangkat SRAL untuk menganalisa performansi dari perangkat tersebut ketika dioperasikan dalam bentuk jaringan dengan dua site, dapat disimpulkan beberapa hal yaitu :

1. Perangkat SRA L dapat bekerja dengan baik dan error atau kesalahan tidak

akan terjadi jika RSL di site penerima > -90 dBm (sesuai dengan dokumen mengenai spesifikasi perangkat SRA L).

2. Telah dibuat panduan mengenai langkah – langkah konfigurasi dari perangkat SRA L dan percobaan simulasi gangguan untuk mengetahui performansi perangkat SRA L.

V.2 Saran

Saran-saran yang dapat diberikan untuk perbaikan dan pengembangan Tugas Akhir ini di masa mendatang adalah :

1. Perangkat SRA L dapat dikonfigurasi dengan jaringan yang diproteksi oleh frekuensi diversity atau hot – stanby untuk mengantisipasi beberapa gangguan yang mungkin terjadi dengan cara

(52)

DAFTAR PUSTAKA

1. Glover, Ian & Peter Grant .1998.”Digital Communication”. Prentice Hall : Europe.

2. http://en.wikipedia.org/wiki/Attenuator_(electronics) (Diakses pada tanggal 15 Januari 2010)

3. http://en.wikipedia.org/wiki/Bit_error_rate (Diakses pada tanggal 15 Januari

2010)

4. http://en.wikipedia.org/wiki/Bit_Error_Rate_Test (Diakses pada tanggal 15

Januari 2010)

5. http://en.wikipedia.org/wiki/E-carrier (Diakses pada tanggal 15 Januari 2010) 6. http://en.wikipedia.org/wiki/Plesiochronous_Digital_Hierarchy (Diakses pada

tanggal 15 Januari 2010)

7. http://en.wikipedia.org/wiki/Signal_strength (Diakses pada tanggal 15 Januari 2010)

8. http://en.wikipedia.org/wiki/Synchronous_Digital_Hierarchy (Diakses pada tanggal 15 Januari 2010)

9. http://en.wikipedia.org/wiki/T-carrier (Diakses pada tanggal 15 Januari 2010) 10. http://id.wikipedia.org/wiki/Multipleksing (Diakses pada tanggal 15 Januari

2010)

11. http://id.wikipedia.org/wiki/Telekomunikasi (diakses tanggal 12 Maret 2008) 12. http://www.ittelkom.ac.id/library/index.php?view=article&catid=10%3Ajarin

gan&id=309%3Asynchronous-digital-hierarchy-sdh&option=com_content&Itemid=15 (Diakses pada tanggal 15 Januari 2010) 13. http://www.ittelkom.ac.id/library/index.php?view=article&catid=11%3Asiste

m-komunikasi&id=290%3Atransmisi-microwave&option=com_content&Itemid=15 (Diakses pada tanggal 15 Januari 2010)

14. http://www.trendcomms.com/multimedia/training/broadband%20networks/we

b/main/m2/temari/seccio11/pdh.htm (Diakses pada tanggal 15 Januari 2010)

(53)

16. 1997.“SDH Radio SRA L System Training”, Siemens Training Center for

Communication Network : Munchen.

17. 1997.“ SRA L Instalation Test Manual”, Siemens Training Center for

Communication Network : Munchen.

Gambar

Gambar L.1. Ilustrasi Hierarki PDH (Plesiochron Digital Hierarchy)
Gambar L.6 SRA L Direct connection
Gambar L.7 Koneksi SRA L.
gambar L.9.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bermain dalam Sinulingga (2018:943) adalah aktivitas yang digunakan untuk mendapatkan kesenangan, keriangan atau kebahagiaan. Dengan bergerak aktif dan memiliki perilaku

Kalau kita mau memberikan diri kita untuk sesuatu, dan kita memang diperintahkan untuk memberikan diri kita di dalam gereja; mereproduksikan kehidupan kita di

Motor bakar diesel biasa disebut juga dengan mesin diesel ( atau mesin  pemicu kompresi ) adalah motor bakar pembakaran dalam yang menggunakan  panas kompresi

membetulkan kesalahan tulis, kesalahan hitung, dan/atau kekeliruan dalam penerapan ketentuan tertentu dalam peraturan perundang-undangan perpajakan daerah yang

Bimbingan belajar atau akademik ialah bimbingan dalam hal menemukan cara belajar yang tepat, dalam memilih program studi yang sesuai, dan dalam mengatasi kesukaran-kesukaran

Di Indonesia, pengembangan tanaman ini salah satunya dilakukan melalui program Desa Mandiri Energi (DME). Program ini dilaksanakan di berbagai daerah di

Syukur Alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini yang berjudul “Analisis Kebutuhan

Hasil analisis data secara statistik menunjukkan bahwa laju mineralisasi C organik pada ketiga sistem olah tanah sangat sesuai dengan model order pertama dengan R 2