• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Kp Selesai REVISI BIBIT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Kp Selesai REVISI BIBIT"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA PERFORMANSI

ANALISA PERFORMANSI

MESIN DIESEL 4 SILINDER 2771 CC

MESIN DIESEL 4 SILINDER 2771 CC

MENGGUNAKAN BIODIESEL B30

MENGGUNAKAN BIODIESEL B30

LAPORAN KERJA PRAKTEK

LAPORAN KERJA PRAKTEK

BIBIT MULYO BIBIT MULYO NIM 2014030315 NIM 2014030315

PRODI TEKNIK MESIN PRODI TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAMULANG UNIVERSITAS PAMULANG TANGERANG SELATAN TANGERANG SELATAN 2017 2017

(2)
(3)

ii ii

ANALISA PERFORMANSI

ANALISA PERFORMANSI

MESIN DIESEL 4 SILINDER 2771 CC

MESIN DIESEL 4 SILINDER 2771 CC

MENGGUNAKAN BIODIESEL B30

MENGGUNAKAN BIODIESEL B30

LAPORAN KERJA PRAKTEK

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Mata Kuliah Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Mata Kuliah Kerja Praktek Pada Jurusan Teknik Mesin Strata S1 Kerja Praktek Pada Jurusan Teknik Mesin Strata S1

BIBIT MULYO BIBIT MULYO NIM 2014030315 NIM 2014030315

PRODI TEKNIK MESIN PRODI TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAMULANG UNIVERSITAS PAMULANG TANGERANG SELATAN TANGERANG SELATAN 2017 2017

(4)

iii iii

LEMBAR PENGESAHAN I

LEMBAR PENGESAHAN I

BALAI TEKNOLOGI TERMODINAMIKA DAN

BALAI TEKNOLOGI TERMODINAMIKA DAN PROPULSIPROPULSI

“ BT2MP BT2MP ””

PENGUJIAN DAN ANALISA

PENGUJIAN DAN ANALISA PERFORMANSIPERFORMANSI MESIN DIESEL 4 SILINDER 2771 CC MESIN DIESEL 4 SILINDER 2771 CC MENGGUNAKAN BIODIESEL B30 MENGGUNAKAN BIODIESEL B30 Disusun Oleh : Disusun Oleh : Febriyansyah Febriyansyah 2013030312 2013030312 Menyetujui, Menyetujui, Pembimbing

Pembimbing I I Pembimbing Pembimbing IIII

(

(5)

iv iv

LEMBAR PENGESAHAN II

LEMBAR PENGESAHAN II

UNIVERSITAS PAMULANG UNIVERSITAS PAMULANG PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

PENGUJIAN DAN ANALISA

PENGUJIAN DAN ANALISA PERFORMANSIPERFORMANSI MESIN DIESEL 4 SILINDER 2771 CC MESIN DIESEL 4 SILINDER 2771 CC MENGGUNAKAN BIODIESEL B30 MENGGUNAKAN BIODIESEL B30 Disusun Oleh : Disusun Oleh : Febriyansyah Febriyansyah 2013030312 2013030312 Menyetujui, Menyetujui, Dosen

Dosen Pembimbing Pembimbing Kaprodi Teknik Kaprodi Teknik MesinMesin

(

(6)

v

YAYASAN SASMITA JAYA

UNIVERSITAS PAMULANG

Jln. Surya Kencana No. 1 Pamulang Barat - Pamulang, Tangerang Selatan –  Banten

Telp. / Fax. (021) 7412566 / 74709855

 Nomor : 372/C.5/KM/UNPAM/X/2016 Lampiran :

-Perihal : Permohonan Magang

Yth. Ketua Balai Teknologi Termodinamika Motor dan Propulsi ( BT2MP ) Kawasa PUSPITEK, Gedung 230, Serpong  –  Tangerang 15314

Telp. (021) 7560539, Fax. (021) 7560538

Kepala Program Studi TEKNIK MESIN Universitas Pamulang dengan ini mengajukan permohonan untuk melakukan magang di BT2MP. Untuk mahasiswa kami berikut ini:

 Nama : FEBRIYANSYAH

 NIM : 2013030312

Program Studi : TEKNIK MESIN

Fakultas : Teknik

Semester : 6 (enam)

Alamat : Kamp. Manungtung Rt 01/01 Kec. Legok Kab. Tangerang

Lamanya Magang : Satu Bulan

Demikian permohonan ini kami sampaikan, atas terpenuhinya permohonan ini kami ucapkan terima kasih.

Tangerang Selatan, 08 Oktober 2016 Kaprodi TEKNIK MESIN

Ir. Djuhana, M.Si.  NIDN : 0405065404 Tembusan:

1. Rektor

2. Dekan Fakultas Teknik 3. Ketua BAAPM

(7)

vi

BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI

BALAI TEKNOLOGI TERMODINAMIKA MOTOR DAN PROPULSI Kawasan PUSPITEK,

Gedung 230, SERPONG –  TANGERANG 15314 Telp. (021) 7560539, Fax. (021) 7560538

 No. : 23/BT2MP.1.1/KP/HM00.02/10/2016 Tangerang Selatan, 14 Oktober 2016 Lamp. :

-Hal :Persetujuan Kerja Praktek a/n Febriyansyah 2013030312

Kepada Yth, Kepala Program Studi Teknik Mesin Di Universitas Pamulang

Menunjuk surat nomor 372/C.5/KM/X/2016 perihal permohonan kerja praktek, dengan ini disampaikan bahwa kami dapat menerima mahasiswa bapak dengan ketentuan sbb. :

1. Waktu pelaksanaan tanggal 18 Oktober s.d 18 November 2016.

2. Mahasiswa wajib menyerahkan 1 ( satu ) copy laporan untuk BT2MP. 3. BT2MP tidak menyediakan fasilitas apapun dalam rangka kerja praktek.

4. Biaya yang timbul dalam rangka penelitian menjadi beban mahasiswa yang  bersangkutan.

5. Pembimbing Respatya Teguh Soewono, ST.

Demikian disampaikan, atas perhatian diucapkan terima kasih.

Ka. Sub. Bag. TU,

IGA Uttariyani, MT NIP : 197101191997032001 Tembusan :

1. Respatya Teguh Soewono, ST 2. Arsip

(8)

vii

YAYASAN SASMITA JAYA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PAMULANG

Jln. Surya Kencana No. 1 Pamulang Barat - Pamulang, Tangerang Selatan –  Banten Telp. / Fax. (021) 7412566 / 74709855 LEMBAR PENILAIAN KERJA PRAKTEK MAHASISWA  Nama : Bibit Mulyo

 NIM : 2014030315 Program Studi : Teknik Mesin

Tempat Kerja Praktek : NANO CENTER INDONESIA

Waktu Pelaksanaan : 02 Oktober 2017 –  01 Desember 2017 KRITERIA PENILAIAN

Penilaian Pembimbing Lapangan ( Instansi Tempat Kerja Praktek )  No. Materi Penilaian  Nilai

( Dalam Angka ) 1 Keaktifan, Disiplin, dan

Inisiatif

2 Kemampuan dan Kerjasama

3 Kemampuan Bekerja Mandiri

4 Tugas Khusus

 Nilai Rata –  rata

Penilaian Pembimbing Program Studi Teknik Mesin Universitas Pamulang

 No. Materi Penilaian  Nilai ( Dalam Angka ) 1 Kedalaman Materi

2 Penguasaan Materi 3 Penyajian Laporan

 Nilai rata – rata akhir : ...( dalam angka ) : ...(dalam huruf )

Pamulang, ... Ketua Program Studi Teknik Mesin

Ir. Djuhana, M.Si  NIDN. 0405065404 Komponen Penilaian 80-100 : A 70-79 : B 56-69 : C 45-55 : D

Stempel, Nama & Tanda Tangan Pembimbing Instansi

( Indra, ST )

Stempel, Nama & Tanda Tangan Pembimbing Program Studi

(9)

viii

KATA PENGANTAR

Pertama - tama perkenankanlah saya memanjatkan puji syukur kehadapan ALLAH SWT Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas anugerahNya laporan kerja praktek yang berjudul “ ANALISA PERFORMANSI MESIN DIESEL 4 SILINDER 2771 CC MENGGUNAKAN BIODIESEL B30 “ dapat diselesaikan. Dalam penyusunan laporan kerja praktek ini, penulis banyak memperoleh  petunjuk dan bimbingan dari berbagai pihak. Sehingga pada kesempatan ini  perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih yang sebesar - besarnya kepada :

1. Kedua orang tua tercinta yang telah memberikan semangat, doa, dukungan baik moral maupun materil yang tiada henti –  hentinya kepada  penulis dalam menyelesaikan laporan kerja praktek ini.

2. Bapak Dr. H. Dayat Hidayat, M.M selaku Rektor Universitas Pamulang. 3. Bapak Ir. Dadang Kurnia, M.M selaku Dekan Fakultas Teknik

Universitas Pamulang.

4. Bapak Ir. Djuhana, M.Si selaku Kaprodi Teknik Mesin Universitas Pamulang.

5. Bapak Joko Setiyono, ST, MT selaku dosen pembimbing yang telah memberikan kritik dan saran maupun arahan yang sangat berguna dalam  penyusunan laporan kerja praktek ini.

6. Bapak Indra, ST sebagai pembimbing lapangan yang dengan penuh  perhatian telah memberikan dorongan, semangat, bimbingan dan saran selama dalam melakukan kegiatan kerja praktek dan penulisan laporan kerja praktek.

7. Serta semua pihak yang turut membantu terwujudnya laporan kerja  praktek ini yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi

(10)

ix

kesempurnaan penulisan di masa yang akan datang. Semoga ALLAH SWT Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan dan penyelesaian laporan kerja praktek.

Tangerang Selatan, 08 Januari 2018

(11)

x

DAFTAR ISI

COVER ... i

JUDUL ... ii

LEMBAR PENGESAHAN I ... iii

LEMBAR PENGESAHAN II ... iv

SURAT PERMOHONAN KERJA PRAKTEK ... v

SURAT BALASAN KERJA PRAKTEK ... vi

LEMBAR PENILAIAN KERJA PRAKTEK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Tujuan Kerja Praktek ... 2

1.2.1. Tujuan umum ... 2

1.2.2. Tujuan khusus ... 2

1.3. Perumusan Masalah... 3

1.4. Manfaat Kerja Praktek ... 3

1.4.1. Bagi mahasiswa ... 3

1.4.2. Bagi lembaga perguruan tinggi ... 3

1.4.3. Bagi instansi terkait ( NANO CENTER ) ... 3

BAB II TINJAUN UMUM INSTANSI 2.1. Sejarah NANO CENTER ... 4

2.2. Visi dan Misi ... 6

2.2.1. Visi ... 6

(12)

xi

2.3. Tugas Poko dan Fungsi ... 7

BAB III DASAR TEORI 3.1. Mesin Diesel ... 9

3.1.1. Mesin diesel 4 silinder ... 10

3.2. Performasi Mesin Diesel ... 13

3.2.1. Torsi dan daya ... 13

3.2.2. Konsumsi bahan bakar spesifik ( SFC ) ... 14

3.3. Biodiesel ... 14

3.3.1. Karakteristik biodiesel ... 15

3.4. Dinamometer ... 17

3.4.1. Dynamometer eddy current ( Froude AG250 ) ... 18

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Diagram Alir ... 21

4.2. Waktu dan Tempat ... 22

4.3. Alat dan Bahan Pengujian ... 22

4.3.1. Alat ... 22

4.3.2. Bahan ... 22

4.4. Tahapan Pelaksanaan ... 23

4.4.1. Proses persiapan alat dan bahan uji ... 23

4.4.2. Proses instalasi alat uji ... 23

4.4.3. Proses pengujian ... 24

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1. Data Hasil Pengujian ... 26

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan... 31

(13)

xii

DAFTAR PUSTAKA ... 33 LAMPIRAN ... 34

(14)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Gedung BT2MP ... 4

Gambar 2.2. Ruang ETC ( Engine Test Cell ) ... 5

Gambar 3.1. Mesin Diesel 4 Silinder ... 11

Gambar 3.2. Dynamometer Eddy Current ( Froude AG250 )... 18

Gambar 3.3. Diagram Penampang Dinamometer AG250 ... 19

Gambar 3.4. Ukuran Dinamometer AG250 ... 19

Gambar 3.5. Grafik Kinerja Da ya Dinamometer ... 20

Gambar 3.6. Grafik Kinerja Torsi Dinamometer ... 20

Gambar 4.1. Diagram Alir Penelitian ... 22

Gambar 5.1. Grafik Data Analisa ... 27

Gambar 5.2. Grafik Pengaruh Rpm dan Torsi Terhadap Daya ... 28

(15)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Data Spesifikasi Mesin Diesel 4 Silinder ... 11

Tabel 3.2. Perbandingan Biodiesel dan Solar ( Petrodiesel ) ... 16

Tabel 3.3. B30 Validation Fuel Analysis Results ... 17

Tabel 3.4. Ukuran Dinamometer AG250 ... 29

Tabel 5.1. Data Hasil Pengujian ... 26

Tabel 5.2. Data Hasil Perhitungan Daya Mesin ... 28

(16)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 ... 34 Lampiran 2 ... 35 Lampiran 3 ... 36

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Motor bakar diesel biasa disebut juga dengan Mesin diesel (atau mesin  pemicu kompresi) adalah motor bakar pembakaran dalam yang menggunakan panas kompresi untuk menciptakan penyalaan dan membakar  bahan  bakar yang telah diinjeksikan ke dalam ruang bakar.  Mesin ini tidak menggunakan busi seperti mesin bensin atau mesin gas. Mesin ini ditemukan pada tahun 1892 oleh Rudolf Diesel,  yang menerima paten pada 23 Februari 1893. Diesel menginginkan sebuah mesin untuk dapat digunakan dengan berbagai macam  bahan bakar termasuk debu batu bara. Dia mempertunjukkannya pada Exposition

Universelle (Pameran Dunia)  tahun 1900 dengan menggunakan minyak kacang. Mesin ini kemudian diperbaiki dan disempurnakan oleh Charles F. Kettering.

Mesin diesel memiliki efisiensi termal terbaik dibandingkan dengan mesin  pembakaran dalam maupun pembakaran luar lainnya, karena memiliki rasio kompresi yang sangat tinggi. Mesin diesel kecepatan-rendah (seperti pada mesin kapal) dapat memiliki efisiensi termal lebih dari 50%.

Mesin diesel dikembangkan dalam versi dua - tak dan empat - tak. Mesin ini awalnya digunakan sebagai pengganti mesin uap. Sejak tahun 1910-an, mesin ini mulai digunakan untuk kapal dan kapal selam, kemudian diikuti lokomotif, truk,  pembangkit listrik, dan peralatan berat lainnya. Pada tahun 1930-an, mesin diesel

mulai digunakan untuk  mobil.  Sejak saat itu, penggunaan mesin diesel terus meningkat dan menurut British Society of Motor Manufacturing and Traders, 50% dari mobil baru yang terjual di Uni Eropa adalah mobil bermesin diesel, bahkan di Perancis mencapai 70%.

Mesin diesel menggunakan prinsip kerja hukum Charles, yaitu ketika udara dikompresi maka suhunya akan meningkat. Udara disedot ke dalam  ruang  bakar mesin diesel dan dikompresi oleh piston yang merapat dengan rasio kompresi antara 15:1 dan 22:1 sehingga menghasilkan tekanan 40-bar (4.0 MPa; 580 psi),

(18)

2

dibandingkan dengan mesin bensin yang hanya 8 to 14 bar (0.80 to 1.40 MPa; 120 to 200 psi). Tekanan tinggi ini akan menaikkan suhu udara sampai 550 °C (1,022 °F).

Dengan dilakukannya pengaplikasian mesin diesel pada semua mobil barang atau pun penumpang yang ada di dunia menjadikan semua mobil tersebut memiliki suatu kualitas yang lebih baik, dalam segi perfoma dan efisiensi pengguanan bahan  bakar. Pengaplikasian tersebut mempuyai dampak yang sangat baik untuk kinerja suatu mobil terutama pada mobil barang seperti truk –  truk yang ada di indonesia.

1.2. Tujuan Kerja Praktek

Pelaksanaan kegiatan kerja praktek ini dimaksudkan untuk memperoleh manfaat yang sebesar –  besarnya bagi semua pihak, baik bagi mahasiswa, lembaga  perguruan tinggi, maupun bagi pihak instansi selaku obyek pelaksanaan dari

kegiatan ini. Adapun tujuan yang ingin kami capai yaitu : 1.2.1. Tujuan Umum

1. Melaksanakan kurikulum yang telah ditetapkan oleh Fakultas Teknik Universitas Pamulang.

2. Menambah wawasan mahasiswa tentang displin ilmu teknik mesin yang diperoleh di perguruan tinggi dengan kondisi nyata di lapangan/dunia industri

3. Menciptakan hubungan timbal balik yang saling menguntungkan antara  perguruan tinggi dan dunia industri

4. Menambah pengalaman dan pengetahuan mahasiswa mengenai keadaan yang sesungguhnya untuk mempersiapkan diri dalam memasuki dunia kerja.

1.2.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui bagaimana cara penelitian motor bakar yang dilakukan di BT2MP.

2. Dan untuk mengetahui jenis pengujian apa saja yang dilakukan di BT2MP.

(19)

3

1.3. Perumusan Masalah

Untuk membatasi permasalahan yang ada, penulis hanya memfokuskan pada  penganalisaan performa mesin diesel 4 silinder 2771 cc dengan menggunakan  bahan bakar biodiesel B30, dimana RPM mesin menjadi suatu variabel pembanding

dari perubahan setiap kinerja mesin.

1.4. Manfaat Kerja Praktek 1.4.1. Bagi mahasiwa

1. Dapat menguji kemampuan pribadi dalam berkreasi pada ilmu yang dimiliki serta menciptakan pola pikir yang lebih maju dalam menghadapi berbagai permasalaahan.

2. Dapat mempersiapkan langkah  –   langkah yang diperlukan untuk menyesuaikan diri dalam dunia kerja yang akan datang.

3. Sebagai sarana untuk memperoleh pengalaman kerja guna meningkatkan kemampuan diri.

4. Dapat dijadikan sebagai pembanding antara ilmu yang diperoleh mahasiswa pada saat perkuliahan dengan ilmu yang di peroleh pada saat kegiatan Kerja Praktek.

1.4.2. Bagi lembaga perguruan tinggi

1. Sebagai bahan evaluasi atas laporan hasil magang yang dilakukan oleh mahasiswa untuk menyesuaikan kurikulum di masa yang akan datang agar menjadi lebih baik.

2. Sebagai media untuk menjalin hubungan kerja dengan instansi terkait dalam pelaksanaan kerja praktek.

1.4.3. Bagi instansi terkait ( NANO CENTER )

1. Sebagai salah satu sarana penghubung antara pihak instansi dengan lembaga perguruan tinggi ( UNPAM Fakultas Teknik Mesin ).

2. Dapat melaksanakan salah satu bentuk tanggung jawab sosial terhadap massyarakat.

(20)

4

BAB II

TINJAUAN UMUM INSTANSI

2.1. Sejarah NANO CENTER

Pada awalnya, Masyarakat Nano Indonesia (MNI) dibangun sebagai forum komunikasi antara para peneliti dan pelaku industri, di pemerintahan, Lembaga riset,

universitas maupun dunia industri, yang tertarik atau bergerak di bidang sains dan teknologi.

Beberapa peneliti dan mahasiswa di bawah bimbingan Dr. Nurul Taufiqu Rochman kemudian mendirikan Indonesia Nano Foundation (INF) pada tahun 2007 yang menjadi cikal bakal lembaga riset dan pendidikan yang berfokus pada penelitian

nanoteknologi dan pemberian beasiswa pada mahasiswa. Paten-paten yang dihasilkan oleh tim INF tersebut kemudian mulai dikomersialisasikan secara formal dalam bentuk lembaga usaha pada tahun 2008 dengan nama PT Nanotech Research

and Business (NRB).

Untuk semakin memperkuat aktivitas bisnis berbasis nanoteknologi, pada tahun 2009, didirikan CV Nanotech Indonesia yang berlokasi di Komplek Puspiptek, Serpong.

Pada tahun 2012, Nano Center Indonesia didirikan sebagai yayasan dengan focus kegiatan pada riset inovasi nanoteknologi, inkubasi bisnis nanoteknologi, edukasi,

dan pemberian beasiswa riset dan kuliah pada mahasiswa. Hingga tahun 2016, Nano Center Indonesia telah :

Menghasilkan >60 publikasi ilmiah di jurnal/prosiding nasional dan internasional. Menghasilkan dan mengelola 22 paten dalam bidang nanoteknologi dalam aplikasi

herbal, mineral, lingkungan dan aplikasi di bidang lainnya. Mendirikan 5 perusahaan start-up berbasis teknologi.

Memberikan beasiswa ke ±150 mahasiswa S1 hingga S3 dan membentuk 20 Nano Club se-Indonesia di lebih dari 10 provinsi

(21)

5

2.2. Visi Perusahaan

  Representing Indonesia to Be a World Class NanotechnologyInstitution by

 year 2020 and Beyond.

2.3. Misi Perusahaan

 “Education” Educate people towards “Nanotechnology wave”.  “Research” Conduct applied research in materials and nanotechnology,

utilizing Indonesian resources.

 “Technology Transfer” Incubate and establish nanotechnology companies to

 solve real problems in society.

2.4. Lokai Perusahaan

 Gedung Pusat Inovasi LIPI, Ruang A/9,MJalan Raya Jak arta-Bogor KM 47,

Cibinong, Bogor 16916 Indonesia Telp: (021) 87917216 ext. 135.

2.5. Hari dan Jam kerja

 Hari kerja di Nano Center Indonesia adalah 5 hari dalam seminggu, adapun

waktu kerjanya adalah sebagai berikut : Jam kerja pukul :08.30-17.00 wib Istirahat pukul :12,00-13,00 wib.

(22)

9

BAB III

DASAR TEORI

3.1. Mesin Diesel

Motor bakar diesel biasa disebut juga dengan mesin diesel ( atau mesin  pemicu kompresi ) adalah motor bakar pembakaran dalam yang menggunakan  panas kompresi untuk menciptakan penyalaan dan membakar bahan bakar yang telah diinjeksi kedalam ruang bakar ini tidak menggunakan busi seperti mesin  bensin atau mesin gas. Mesin ini ditemukan pada tahun 1892 oleh Rudolf Diesel, yang menerima paten pada 23 Februari 1893. Diesel menginginkan sebuah mesin untuk dapat digunakan dengan berbagai macam bahan bakar termasuk debu batu  bara. Dia mempertunjukkannya pada Exposition Universelle (Pameran Dunia)

tahun 1900 dengan menggunakan minyak kacang (biodiesel). Mesin ini kemudian diperbaiki dan disempurnakan oleh Charles F. Kettering.

Mesin diesel memiliki efisiensi termal terbaik dibandingkan dengan mesin  pembakaran dalam maupun pembakaran luar lainnya, karena memiliki rasio kompresi yang sangat tinggi. Mesin diesel kecepatan - rendah (seperti pada mesin kapal) dapat memiliki efisiensi termal lebih dari 50%.

Mesin diesel dikembangkan dalam versi dua-tak dan empat-tak.  Mesin ini awalnya digunakan sebagai pengganti mesin uap. Sejak tahun 1910-an, mesin ini mulai digunakan untuk kapal dan kapal selam, kemudian diikuti lokomotif, truk,  pembangkit listrik, dan peralatan berat lainnya. Pada tahun 1930-an, mesin diesel

mulai digunakan untuk  mobil.  Sejak saat itu, penggunaan mesin diesel terus meningkat dan menurut British Society of Motor Manufacturing and Traders, 50% dari mobil baru yang terjual di Uni Eropa adalah mobil bermesin diesel, bahkan di Perancis mencapai 70%.

Mesin diesel menggunakan prinsip kerja hukum Charles, yaitu ketika udara dikompresi maka suhunya akan meningkat. Udara disedot ke dalam  ruang  bakar mesin diesel dan dikompresi oleh piston yang merapat dengan rasio

(23)

10

kompresi antara 15:1 dan 22:1 sehingga menghasilkan tekanan 40-bar (4.0 MPa; 580 psi), dibandingkan dengan mesin bensin yang hanya 8 to 14 bar (0.80 to 1.40 MPa; 120 to 200 psi). Tekanan tinggi ini akan menaikkan suhu udara sampai 550 °C (1,022 °F).

Kebanyakan mesin diesel saat ini telah mempunyai turbocharger dan  beberapa diantaranya gabungan turbo dan supercharger. Karena bahan bakar pada mesin diesel tidak ada dalam silinder sebelum pembakaran dimulai, maka tekanan udara lebih dari 1 bar (100 kPa) dapat dimasukkan dalam silinder tanpa pra- pembakaran. Mesin dengan turbocharger dapat memproduksi tenaga jauh lebih  besar daripada mesin biasa dengan konfigurasi yang sama, karena lebih banyak udara yang dimasukkan berarti makin banyak bahan bakar yang dapat dibakar sehingga tenaga lebih besar. Supercharger umumnya digerakkan mekanis oleh crankshaft mesin, sedangkan turbocharger digerakkan oleh gas buang mesin, tidak membutuhkan tenaga mekanis apapun. Turbocharger dapat mengurangi konsumsi bahan bakar [14] pada mesin diesel dengan mengambil panas yang terbuang dari gas buang.

Untuk meningkatkan kemampuan mesin diesel, umumnya ditambahkan intercooler untuk mendinginkan udara yang akan masuk ruang bakar. Udara yang panas volumenya akan mengembang begitu juga sebaliknya, maka dengan didinginkan bertujuan supaya udara yang menempati ruang bakar bisa l ebih  banyak.

3.1.1. Mesin diesel 4 silinder

Mesin diesel 4 silinder termasuk dalam jenis mesin diesel 4 tak dengan 4 silinder serta dilengkapi dengan turbocharger dan intercooler. Mesin ini diaplikasikan pada kendaraan mobil yang mempunyai daya angkut yang cukut  besar, termasuk mobil –  mobil pengangkut barang seperti mobil truck. Mesin ini

mempunyai kecepatan putar sekitar 3400 rpm dengan daya sekitar 100  –  115 PS ( 74 –  85 Kw ) dan isi silinder sekitar 2771 cc.

(24)

11

Gambar 3.1. Mesin Diesel 4 Silinder

Tabel 3.1. Data Spesifikasi Mesin Diesel 4 silinder

Engine type Four-cycle, overhead

valve, water cooled Combustion chamber type Direct injection

Cylinder liner type Dry type, chrome plated, stainless steel tube

Timing gear train system Belt drive  No. Of cylinder –  bore x

stroke mm (in)

4 –  93 x 102 (3.66 x 4.02)

 No. Of piston rings Compression ring : 2/oil ring:1

Total piston displacement cm3 (in3)

2,771 (169.0)

Compression ratio (to 1) 17.5 Compression pressure

kg/cm2 (psi/kPa)

31 (441/3)

Engine weight kg (ld) Approximately 255 (562) Fuel injector order 1 –  3 –  4 –  2

Uel injection timing BTDC deg

(25)

12

Specified fuel type SAE No. 2 diesel fuel

Idling speed rpm 750 –  790

Valve clearances (at cold) : Intake mm(in)

0.4 (0.016)

Valve clearances (at cold): Exhaust mm(in)

0.4 (0.0016)

Intake valves Open at (BTDC) deg

Close at (ABDC) deg

24.0 55.0

Exhaust valves Open at (BBDC) deg Close at (ATDC) deg 54.0 26.0 Fuel system

Injection pump type BOSCH distributor VE type

Governor type Mechanical (all speed)

Injection nozzle type Single spring, hole with 4 orifices (gear drive)

Two springs, hole with 4 orifices (belt drive) Injection nozzle opening kg/cm2 (psi/kPa)

Single spring type (gear drive models oly)

185 (2,631/18,143)

Two spring type (belt drive models only) :

First pressure Second pressure

180 (2,560/17,653) 274.5 (3,903/26,920) Main fuel filter type Cartridge paper element

ant water separator Lubricating system

Lubricating method Pressure circulation Specified engine oil (API

grade)

(26)

13 Oil pressure kg/cm2 (psi/kPa)/rpm Approximately 1.0 (14.2/98.1)/770 (SAE 10W-30 API CD grade) engine oil at an oil temperature of 800C (1760F)

Oil pump type Gear

Oil filter type Cartridge paper element

Bypass filter type ** Cartridge paper element Oil capacity Lit (US/UK

gal)

5.5 (1.5/1.2)

Oil cooler type Water colled

Cooling system

Water pump type Centrifugal

Thermostat type Wax pellet with jiggle

valve

Air cleaner type Dry paper element

Battery type/voltage x No. Of units

 NX120 –  7/12 x 1 or  NX200 –  10/12 x 1 Alternator capacity V –  A

(Kw)

12 –  40 (480) or 12 –  50 (600)

Starter motor output V - W 12 –  2.0 or 12 –  2.2

3.2. Performansi Mesin Diesel

Dalam kasus performansi mesin diesel ada hal  –  hal penting yang menjadi indikasi dari pengujian tersebut adalah torsi, daya, konsumsi bahan bakar spesifik (Specific fuel Consumption, SFC), perbandingan bahan bakar ( Air Fuel Ratio, AFR ), effisiensi volumetris, dan effisiensi thermal brake. Karena sistem proses yang dilakukan hanya menggunakan satu bahan bakar dan sistem uji yang modern, maka dalam kasus ini hanya memfokuskan pada 3 kasus yaitu :

3.2.1. Torsi dan daya

Torsi yang dihasilkan suatu mesin dapat diukur dengan menggunakan dinamometer yang dikopel dengan poros output mesin. Oleh karena itu sifat

(27)

14

dinamometer yang bertindak seolah –  olah seperti sebuah rem dalam sebuah mesin, maka daya yang dihasilkan poros otput ini sering disebut sebagai daya rem ( Brake Power ).

= 2 . . 

6 T 

Keterangan :

 P  B : Daya keluaran (watt)

n : Putaran mesin (Rpm) T : Torsi (Nm)

3.2.2. Konsumsi bahan bakar spesifik ( SFC )

Konsumsi bahan bakar spesifik adalah parameter unjuk kerja mesin yang  berhubungan dengan nilai ekonomis sebuah mesin, karena dengan mengetahui hal ini dapat dihitung jumlah bahan bakar yang dibutuhkan untuk menghasilkan sebuah daya dala selang waktu tertentu.

Bila daya rem dalam satuan Kw dan laju aliran massa bahan bakar dalam satuan Kg/jam, maka :

 = 10

3

Keterangan :

Sfc : konsumsi bahan bakar spesifik (g/Kw.h) m f : laju aliran bahan bakar (Kg/jam)

3.3. Biodiesel

Biodiesel atau biosolar adalah bahan bakar yang terbuat dari minyak tumbuh  –  tumbuhan atau lemak hewan. Komposisi biodiesel umumnya terdiri dari berbagai  jenis asam lemak yang melalui proses kimiawi ditransformasi menjadi “ Metil Ester

Asam Lemak “ ( Fatty Acid Methil Esters = FAME ).

Cara memproduksi biodesel dapat dilakukan melalui proses transesterfikasi minyak nabati dengan metanol atau esterfikasi langsung asam lemak hasil hidrolisis

(28)

15

dengan metanol. Namun, transesterfikasi lebih intensif dikembangkan karena  proses ini lenih efisien dan ekonomis.

Pemanfaatan minyak nabati sebagai pengganti bahan bakar yang berasal dari minyak bumi khususnya solar telah lama dikenal namu pengembangan produk  biodiesel ternyata lebih menggembirakan dibandingkan dengan pemanfaatan

minyak nabati yang lagsung digunakan sebagai bahan bakar kerana proses thermal ( panas ) di dalam mesin akan teroksidasi atau terbakar secara relatif sempurna, tetapi dari glliserin akan terbentuk senyawa akrolein dan terpolimerisasi menjadi senyawa plastis yang agak padat. Senyawa ini menyebabkan kerusakan pada mesin, karena membentuk deposit pada pompa injektor. Karena itu perlu dilakukan modifikasi pada mesin  –   mesin kendaraan bermotor komersial apabila menggunakan minyak nabati langsung sebagai pengganti bahan bakar solar.

Selain dapat digunakan langsung, biodiesel juga dapat dicampur dengan solar atau minyak diesel lainnya dengan tujuan untuk mengubah karakteristiknya agar sesuai dengan kebutuhan. Bahan bakar yang mengandung biodiesel kerap dikenal sebagai “ BXX “ yang merujuk pada suatu jenis bahan bakar dengan komposisi XX % biodiesel dan 1  –   XX % minyak diesel. Sebagai contoh, B30 merupakan campuran 30 % minyak nabati dan 70 % minyak diesel.

3.3.1. Karakteristik biodiesel

Biodiesel tidak mengandung nitrogen atau senyawa aromatik dan hanya mengandung kurang dari 15 ppm ( part per million ) sulfur. Biodeisel mengandung kira –  kira 11 % oksigen dalam persen berat yang keberadaannya mengakibatkan  berkurangnya kandyngan energi ( LHV menjadi lebih rendah bila dibandngkan denga solar ) namun menurunkan kadar emisi gas buang yang berupa karbon monoksida ( CO ), hidrokarbon ( HC ), partikulat dan jelaga. Kandunga energi  biodiesel kira  –  kira 10 % lebih rendah bila dibandingkan dengan solar. Efisiensi  bahan bakar dari biodiesel kurang lebih sama denga solar, yang berarti daya dan torsi yang dihasilkan proporsional dengan kandungan nilai kalor pembakarannya ( LHV ).

(29)

16

Biodiesel mempunyai sifat melarutkan ( solvency ). Hal ini dapat menimbulkan permasalahan, dimana bila digunakan pada mesin diesel yang sebelumnya telah lama menggunakan solar dan didalam tangki bahan bakrnya telah terbentuk sedimen dan kerak , maka biodiesel akan melarutkan sedimen dan kerak tersebut sehinggi dapat menyumbat saluran dan saringan bahan bakar. Oleh karena itu, bila kandungan sedimen dan kerak pada tangki bahan bakar cukup tinggi , sebaiknya diganti sebelu menggunakan biodiesel.

Seperti halnya bahan bakar diesel lainnya, biodiesel dapat berubah fasa menjadi “ gel “ pada temperatur yang rendah. Biodiesel memiliki temperatur titik tuang ( pout point ) yang lebih tinggi yaitu sekitar –  15 sanpai 10 0C dibandingkann solar, - 35 sampai - 15 0C sehingga pemakaian biodiesel murni pada daerah rendah kurang dianjurkan.

Tabel 3.2. Perbandingan Biodiesel dan Solar ( Petrodiesel )

Fisika Kimia Biodiesel Solar

Kelembaman (%) 0.1 0.3

Energi Power Energi yang dihasilkan 128.000 BTU

Energi yang dihasilkan 130.000 BTU Komposisi Metil Ester atau asam

lemak Hidrokarbon

Modifikasi Engine Tidak diperlukan

-Komsumsi Bahan

Bakar Sama Sama

Lubrikasi Lebih tinggi Lebih rendah

Emisi

CO rendah, total hidrokarbon, sulfur dioksida, dan nitroksida

CO tinggi, total hidrokarbon, sulfur

dioksida, dan nitroksida

Penanganan Flamable lebih rendah Flamable lebih tinggi Lingkungan Toxisitas rendah Toxisitas 10 kali lebih

tinggi

(30)

17

Tabel 3.3. B30 Validation Fuel Analysis Results

Cetane Number (ISO 5165) 53.1

FAME Content (EN 14078) 29.7 % v/v

Gross Calorific Value (IP 12) 44.07 MJ/kg Density at 150C (ASTM

D4052) 0.8497 kg/L

Sulphur Content (IP 490) 9.5 mg/kg

3.4. Dinamometer

Sebuah dinamometer atau "dyno" adalah perangkat yang digunakan untuk mengukur tenaga, torsi, atau daya. Misalnya, daya yang dihasilkan oleh mesin, motor atau benda lainnya yang berputar dengan  penggerak utama dapat dihitung secara bersamaan pada saat mengukur torsi dan kecepatan rotasi (RPM).

Selain digunakan untuk menentukan torsi atau daya, dynamometers dapat digunakan di sejumlah peran lainnya contohnya dalam siklus uji emisi standar seperti yang didefinisikan oleh United States Environmental Protection Agency (US EPA), dalam uji emisi dynamometers digunakan untuk memberikan beban  jalan simulasi baik mesin (menggunakan dinamometer mesin) atau powertrain  penuh (menggunakan dinamometer chassis). Bahkan, di luar tenaga dan torsi  pengukuran sederhana, dynamometers dapat digunakan sebagai bagian dari testbed untuk berbagai kegiatan pengembangan mesin, seperti kalibrasi pengendali manajemen mesin, penyelidikan rinci ke dalam perilaku pembakaran, dan tribology.

Sebuah dinamometer terdiri dari unit penyerapan (atau absorber / driver), dan  biasanya termasuk sarana untuk mengukur torsi dan kecepatan rotasi. Sebuah unit  penyerapan terdiri dari beberapa jenis rotor didalam bodi. rotor digabungkan dengan mesin atau peralatan lain yang diuji dan bebas berputar pada kecepatan apa  pun yang diperlukan untuk tes. Beberapa sarana yang disediakan untuk mengembangkan torsi pengereman antara rotor dan bodi dari dinamometer. Sarana  pengukuran torsi dapat berupa gesekan, hidrolik, elektromagnetik, atau sebaliknya,

(31)

18

Cara lain untuk mengukur torsi adalah dengan menghubungkan mesin pada dinamo melalui  penginderaan torsi kopling atau torsi transduser. Sebuah torsi transduser memberikan sinyal listrik yang sebanding dengan torsi.

Dengan unit penyerapan listrik, memungkin untuk menentukan torsi dengan mengukur arus yang ditarik oleh absorber / driver. Ini umumnya merupakan metode yang kurang akurat dan tidak banyak dipraktekkan di zaman modern, tapi mungkin cukup untuk beberapa tujuan.

3.4.1. Dynamometer eddy current ( Froude AG250 )

Dinanometer jenis ini memiliki power / daya sebesar 250 Kw ( 335 bhp ) dan kecepatan operasi maksimum sebesar 6000 Rpm. Dinamometer ini adalah salah satu dari dinamometer yang telah dirancang khusus untuk mesin pengujian seperti  penelitian dan pengembangan sebuat alat / mesin.

Gambar 3.2. Dynamometer Eddy Current ( Froude AG 250 )

Kontruksi dinamometer terdiri dari perakitan poros / rotor yang dipasang dalam casing yang didukung pada baseplate kaku.

Daya yang diserap oleh dinamometer dikendalikan oleh berbagai medan megnet yang dihasilkan oleh kumparan yang terletak di dalam casing. Sebagai  poros berputar, rotor memotong medan magnet dan menghasilkan arus eddy yang

(32)

19

sehingga menimbulkan pembebanan pada penggerak utama dan menghasilkan  panas dalam loss plates. Sehingga tenaga mesin yang diserap muncul sebagai panas

dalam loss plates, yang disebarkan oleh air pendingin yang mengalir melalui saluran yang dirancang khusus menuju ke bagian belakang loss plates.

Kecepatan diukur dengan mengambil pulsa elektromagnetik dan roda gigi yang dipasang pada hub kopling setengah poros. Bedplate juga mendukung koneksi air eksternal dan sebagai pengabung kotak terminal listrik dengan sistem kontrol dinamometer.

Gambar 3.3. Diagram Penampang Dinamometer AG250

Gambar 3.4. Ukuran Dinamometer AG250 Tabel 3.4. Ukuran Dinamometer AG250

(33)

20

Gambar 3.5. Grafik Kinerja Daya Dinamometer

Gambar 3.6. Grafik Kinerja Torsi Dinamometer 0 25 50 75 100 125 150 175 200 225 250 275 0 1 0 0 0 2 0 0 0 3 0 0 0 4 0 0 0 5 0 0 0 6 0 0 0    D  a   y   a    K  w Rpm 0 200 400 600 800 1000 1200 1400 0 1 0 0 0 2 0 0 0 3 0 0 0 4 0 0 0 5 0 0 0 6 0 0 0    T  o   r   s    i    N  m . Rpm

(34)

21

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Diagram Alir

Gambar 4.1. Diagram Alir Penelitian Mulai

Persiapan bahan dan  pemasangan alat

Variasi kecepatan ( Rpm ) dari 1200 –  3400 dengan interval kenaikkan sekitar 200 Rpm

Pengujian Performansi Mesin Diesel 4 silinder 2771 cc

Torsi Daya Laju aliran

 bahan bakar Temperatur gas buang Pengambilan data Pengolahan Data Analisa data Kesimpulan Berhenti Selesai

(35)

22

4.2. Waktu dan Tempat

Pengujian dilakukan di laboratorium Termodinamika Motor dan Sistem Propulsi ( BT2MP ) yang bertempat di kawasan PUSPITEK, Gedung 230 –  Serpong  –  Tangerang, selama kurang lebih 1 bulan.

4.3. Alat dan Bahan Pengujian 4.3.1. Alat

Dalam proses pengujian ini, yang menjadi objek / media pengkajian dan  penelitian adalah mesin diesel 4 silinder 2771 cc.

Dan alat - alat yang digunakan dalam proses penelitian adalah sebagai  berikut :

1. Dinamometer eddy current AG250

2. Air Presurization System ( tempat supply bahan bakar ) 3. Sensor suhu ( thermocouple ) dan sensor tekanan

4. Alat bantu perbengkelan ( tools )

5. Mesin uji ( measuring pressure and temperature ) cussons technology. 4.3.2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam proses pengujian adalah bahan bakar  biodiesel B30.

(36)

23

4.4. Tahapan Pelaksanaan

4.4.1. Proses persiapan alat dan bahan Uji

Sebelum melakukan proses pengujian, mesin yang dikirim oleh perusahan harus ditempatkan di workshop untuk melewati proses pengecekan dan penyetelan, diantaranya yaitu :

1. Pengecekan perlengkapan mesin uji ( seperti filter oli / bahan bakar, alat  –  alat listrik / elektro, engine mounting, dan lain sebagainya.

2. Pembuatan dudukan mesin ( engine mounting ) yang sesuai dengan karakteristik engine test based yang digunakan.

3. Melakukan analisa mesin untuk menempatkan beberapa titik sensor yang tepat dan berapa banyak sensor yang akan digunakan.

4. Melakukan pengeboran dan pengetapan pada beberapa titik yang sudah ditentukan.

5. Menentukan jenis probeshaft dan adapter yang sesuai dengan karakteristik mesin.

6. Dan menyiapkan beberapa alat dan bahan lainnya yang akan dipergunakan.

4.4.2. Proses instalasi alat uji

Mesin yang telah siap akan dibawa ke ruang lab ETC6 menggunakan forklift untuk selanjutnya akan dilakukan pamasangan / instalasi semua alat uji pada mesin. Hal yang dilakukan dalam proses ini, yaitu sebagai berikut :

1. Mensetting mesin pada engine test based. Mesin yang telah tiba diruang lab akan langsung diposisikan atau ditempatkan pada engine test based dengan keadaan mesih tergantung pada tangan forklift. Selanjutnya engine mounting dipasang pada setiap dudukan tiang engine test based dan memposisikannya sesuai dengan dudukan mesin, setelah tepat

(37)

24

dengan posisinyya barulah mesin diturunkan dan semua baut dikencangkan.

2. Memasang adapter probeshaft pada poros utama mesin.

3. Mensetting titik center antara poros dinamometer dengan poros utama mesin. Caranya dengan menggunakan 2 buah dial indikator yang dipasangkan pada porong dinamometer dan jarum dial indikator disentuhkan pada pringan adapter mesin secara horizontal dan vertikal. Lalu putar poros dinamometer dan lihat pergerakan dari jarum dial indikator, jika ada pergerakan dari jarum maka setting posisi mesin dengan menggeser engine test based.

4. Pemasangan probe shaft, pada poros dinamometer dan poros utama mesin.

5. Pemasangan komponen pendukung seperti ( intercooler, exhaust, laminer flow system, air pressurization system, cover probe shaft, dan lain sebagainya).

6. Pemasangan sensor tekanan dan sensor suhu pada setiap titik mesin yang telah dibuat dan pada panel sensor di sistem kontrol ( cussons technology ).

7. Pemasangan dan perakitan komponenn listrik antara mesin dengan sistem kontrol ( cussons technology ).

8. Pemasangan semua sistem elektrik komponen uji pada sistem kontrol. 4.4.3. Proses pengujian

1. Pengisian bahan bakar biodiesel B30 pada tangki air pressurization sytem ( tangki no 1 dan 2 ).

2. Pengisian oli pada mesin dan menutup cover probe shaft.

3. Membuka valve air pendingin untuk dialirkan pada intercooler dan  pengecekan laju aliran air yang masuk dan mengisi air intercooler.

(38)

25

4. Membuka valve udara yang terdapat pada saluran utama ( kompresor ) yang menuju ke sistem kontrol.

5. Membuka valve saluran lanjutan yang mengalir menuju air  pressurization sytem dan atur tekanan udaranya dengan memutar tuas

regulator yang terdapat di sistem kontrol.

6. Membuka valve udara pada sistem kontrol air pressurization sistem dan atur tekanan udaranya.

7. Buka valve saluran udara yang mensupply ke tangki ( no 1 dan 2 ) dari  posisi V ke P, selanjutnya buka saluran bahan bakar yang ada pada

valve fuel supplies ( no 1 dan 2 ).

8. Lakukan pengecekan kembali pada setiap komponen uji. 9. Tutup dan kunci pintu ruangan lab.

10. Hidupkan komputer atau sistem kontrol dengan menekan tombol on. 11. Buka dan jalankan sofware pengujian.

12. Hidupkan blower dan ventilasi udara dengan menekan tombol on pada  panel kontrol.

13. Cek lampu indikator dinamometer pada panel kontrol, usahakan lampu on menyala.

14. Hidupkan mesin dengan menekan tombol start pada panel kontrol. 15. Setelah mesin dihidupkan, maka akan tampil semua indikasi uji pada

display komputer seperti ( kecepatan putar, torsi, daya, temperatur, tekanan, laju aliran bahan bakar dan udara ).

16. Catat semua indikasi uji sesuai dengan variabel kecepatan putar yang telah ditentukan ( dari 1200  –   3400 rpm denga kenaikkan setiap  perubahan sebesar 200 rpm ).

(39)

26

BAB V

ANALISA DAN PEMBAHASAN

5.1. Data hasil Pengamatan

Data hasil pengujian performansi mesin diesel dapat dilihat pada tabel di  bawah ini.

Tabel 5.1. Data Hasil Pengujian

N o . D y n o S p e e d r p m E n g i n e -S p e e d r p m E n g i n e P o w e r k W E n g i n e T o r q u e N m C o o l a n t _ I n l e t _ T e m p ° C C o o l a n t O u t l e t T e m p ° C E x h a u s t _ G a s _ T e m p e r a t u r e s ° C O i l P r e s s u r e k P a O i l S u m p T e m p ° C L i q u i d F u e l F l o w l / h r 1 1200 1200 35,56 283,12 82,1 87,7 471,4 310,1 96,3 10,491 2 1400 1400 42,06 287,03 80,9 89,9 520,3 341,2 103,6 12,196 3 1600 1600 48,23 288,00 78,3 85,9 510,2 387,4 106,1 13,74 4 1800 1800 53,91 286,15 79,1 85,3 509,3 423,9 107,7 15,309 5 2000 2000 59,96 286,43 79,6 87,1 519,1 439 110,7 17,319 6 2200 2200 65,99 286,58 86,1 90,2 533 450,3 112,9 19,304 7 2400 2400 71,68 285,35 79,7 86,7 542,7 464 113,8 21,319 8 2600 2600 75,05 275,78 80,5 87,4 545,9 479,8 112,9 22,536 9 2800 2800 79,86 272,50 84,3 87,8 558,2 493,7 112,9 24,27 10 3000 3000 81,82 260,57 88,6 92,2 555,7 506,2 110,5 25,75 11 3200 3200 81,59 243,60 77,2 87,7 548,8 524,7 113,8 26,659 12 3400 3400 74,29 208,76 80,5 88,2 476,7 545,3 108,5 26,463

Bila dilihat pada tabel 5.1, torsi maksimal yang dapat dihasilkan oleh putaran mesin diesel ini adalah sekitar 288 Nm dengan kecepatan putaran Mesin 1600 Rpm dan torsi minimum terdapat pada kecepatan 3400 Rpm yaitu sekitar 208,76 Nm. Sedangkan power atau daya maksimal yang dapat dihasilkan adalah sekitar 81,82 Kw dengan kecepatan putaran mesin 3000 Rpm dan daya minimum dari mesin ini yaitu 35,56 Kw pada kecepatan 1200 Rpm.

(40)

27

Gambar 5.1. Grafik Data Analisa

y = -0.0016x6+ 0.0723x5- 1.299x4+ 11.745x3- 55.735x2+ 135.89x - 90.282 R² = 0.9984 y = -0.0138x6+ 0.6364x5- 11.623x4+ 106.7x3- 513.49x2+ 1211.3x - 789.48 R² = 0.9856 y = -0.0183x6+ 0.8397x5- 15.331x4+ 141.49x3- 687.65x2+ 1650.7x - 1001.7 R² = 0.9974 y = -0.0005x6+ 0.0214x5- 0.3859x4+ 3.4837x3- 16.383x2+ 39.185x - 25.092 R² = 0.999 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340 360 380 400 420 440 460 480 500 520 540 560 0 1 2 0 0 1 4 0 0 1 6 0 0 1 8 0 0 2 0 0 0 2 2 0 0 2 4 0 0 2 6 0 0 2 8 0 0 3 0 0 0 3 2 0 0 3 4 0 0 Rpm

Engine Power kW Engine Torque Nm

(41)

28

Tabel 5.2. Data Perhitungan Daya Mesin

 No. Engine Speed rpm Engine Torque  Nm Engine Power Kw 1 1200 283,12 35,56 2 1400 287,03 42,06 3 1600 288,00 48,23 4 1800 286,15 53,91 5 2000 286,43 59,96 6 2200 286,58 65,99 7 2400 285,35 71,68 8 2600 275,78 75,05 9 2800 272,50 79,86 10 3000 260,57 81,82 11 3200 243,60 81,59 12 3400 208,76 74,29

Gambar 5.2. Grafik Pengaruh Rpm dan Torsi Terhadap Daya

y = -0.0016x6+ 0.0723x5- 1.299x4+ 11.745x3- 55.735x2+ 135.89x - 90.282 R² = 0.9984 y = -0.0138x6+ 0.6365x5- 11.623x4+ 106.7x3- 513.51x2+ 1211.4x - 789.5 R² = 0.9856 0 25 50 75 100 125 150 175 200 225 250 275 300 325 350 0 1 2 0 0 1 4 0 0 1 6 0 0 1 8 0 0 2 0 0 0 2 2 0 0 2 4 0 0 2 6 0 0 2 8 0 0 3 0 0 0 3 2 0 0 3 4 0 0 Rpm

(42)

29

Setelah data dibuat dalam grafik polinominal ( gambar 5.2 ) maka didapatkan  persamaan : y = -0,0016x6 + 0,0723x5 - 1,299x4 + 11,745x3 - 55,735x2 + 135,89x -90,282 dengan nilai regresi R² = 0,9984 dan grafik condong terbuka keatas. Dari grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa kecenderungan Daya maksimum diperoleh sebesar : 81,82 Kw pada kecepatan putar 3000 Rpm.

Untuk Konsumsi bahan bakar spesifik ( specific fuel consumption, SFC ) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

 =   10

3

Keterangan :

 = Laju aliran bahan bakar ( Kg/jam ) PB = Daya Keluaran ( Kw )

Tabel 5.3. Data Hasil Perhitungan SFC

 No. Engine Speed rpm Engine Power Kw SFC Kg/Kwh 1 1200 35,56 250,6806159 2 1400 42,06 246,3847171 3 1600 48,23 242,066722 4 1800 53,91 241,2921035 5 2000 59,96 245,4295247 6 2200 65,99 248,5620367 7 2400 71,68 252,7169964 8 2600 75,05 255,1477575 9 2800 79,86 258,2296394 10 3000 81,82 267,4135297 11 3200 81,59 277,6339294 12 3400 74,29 302,6734567

Dari tabel 5.3 dapat dilihat bahwa konsumsi bahan bakar minimum terdapat  pada kecepatan 1800 Rpm dengan SFC sekitar 241,29 Kg/Kwh dan konsumsi  bahan bakar maksimum terdapat pada kecepatan 3400 Rpm yaitu sekitar 302,67

Kg/Kwh. Sedangkan rumus untuk menghitung banyaknya bahan bakar yang digunakan tiap liter adalah sebagai berikut :

(43)

30

Jumlah bahan bakar = laju bahan bakar x lamanya pengujian = 19,613 L/jam x 30 menit

= 9,8065 Liter

Maka bahan bakar yang dibutuhkan dalam proses pengujian performansi mesin diesel ini adalah sekitar 10 liter bahan bakar.

Gambar 5.3. Grafik Pengaruh Rpm dan Daya Terhadap SFC

Setelah data dibuat dalam grafik polinominal ( gambar 5.3 ) maka didapatkan  persamaan : y = -0,0007x6 + 0,0304x5 - 0,4931x4 + 3,7048x3 - 12,688x2 + 18,667x + 210,65 dengan nilai regresi R² = 0,9987 dan grafik condong terbuka kebawah. Dari grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa kecenderungan konsumsi bahan  bakar spesifik maksimum diperoleh sebesar : 308,3468637 Kg/Kwh pada kecepatan  putar 3400 Rpm. y = -0.0004x6+ 0.0154x5- 0.2175x4+ 1.5014x3- 5.2581x2+ 14.738x + 29.755 R² = 0.9997 y = -0.0007x6+ 0.0304x5- 0.4931x4+ 3.7048x3- 12.688x2+ 18.667x + 210.65 R² = 0.9987 0 25 50 75 100 125 150 175 200 225 250 275 300 325 350 1 2 0 0 1 4 0 0 1 6 0 0 1 8 0 0 2 0 0 0 2 2 0 0 2 4 0 0 2 6 0 0 2 8 0 0 3 0 0 0 3 2 0 0 3 4 0 0 Rpm Engine Power kW SFC kg/Kwh

(44)

31

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Beberapa kesimpulan yang dapat ditarik dari proses pengujian ini adalah : 1. Mesin diesel 4 silinder 2771 cc dengan putaran maksimal 3400 Rpm,

dapat menghasilkan torsi antara 208,76 –  288 Nm. Dimana torsi terendah terdapat pada putaran 3400 Rpm dan torsi tertinggi terdapat pada putaran 1600 Rpm.

2. Daya terendah terjadi pada putaran 1200 Rpm dengan torsi 283,12 Nm yaitu sekitar 35,56 Kw, sedangkan daya tertinggi terjadi pada putaran 3000 Rpm dengan torsi 260,57 Nm yaitu sekitar 81,82 Kw.

3. Besar kecilnya daya mesin bergantung pada besar kecilnya torsi yang didapat dan putaran poros engkol yang terjadi akibat dorongan  pistonyang dihasilkan karena adanya pembakaran bahan bakar dengan udara. Semakin besar torsi dan putaran poros yang didapat dari hasil  pengujian maka semakin besar pula daya yang dihasikan.

4. Konsumsi bahan bakar spesifik ( SFC ) tertinggi terjadi pada putaran 3400 Rpm dengan daya 74,29 Kw yaitu sekitar 302,67 Kg/Kwh, sedangkan konsumsi bahan bakar spesifik ( SFC ) terendah terjadi pada  putaran 1800 Rpm dengan daya 53,91 Kw yaitu sekitar 241,29 Kg/Kwh.

6.2. Saran - Saran

1. Untuk mendukung kelancaran dan akurasi hasil pengujian sebaiknya dilakukan pemeriksaan dan kalibrasi terhadap instrumentasi dan alat ukur setiap kali pengujian akan dilakukan

(45)

32

2. Pengaturan valve air pendingin untuk intercooler diharapkan menggunakan sistem kendali otomatis yang terhubung langsung pada sistem kontrol komputer, agar pada saat proses pengujian berlangsung  pengaturan valve bisa dilakukan dengan aman tanpa harus masuk ke

(46)

33

DAFTAR PUSTAKA

1. John Dinkel, “Chassis Dynamometer”, Road and Track Illustrated Automotive  Dictionary,(BentleyPublishers, 2000) p.46.

2. Canakci M, Van Germen J (1999) Biodiesel production via acid catalysis. Trans ASAE 1999, 42(5):1203 – 1210

3. Bosch, 1999,  Diesel fuel-injection: An overview, Technical Instruction, 3rd  Edition, Robert Bosch GmBH, Germany.

4. Geng, P. Y., Reichenbaecher, L., Spangenberg, A., Burnett, D. E. and Doerr,D., (2008), “Testing & Validation Fuels in Vehicle Development”, SAE International Powertrains, Fuels and Lubricants Congress, Shanghai, China, June 23-25, 2008.

5. Holman, J.P. 1984. Experimental Methods for Engineers. McGraw-Hill Book, Inc.

6. Fukuda H, Konodo A, Noda H (2001) Biodiesel fuwl production by transesterification of oils. J. Biosci Bioeng 92(5):405-416.

(47)

34

LAMPIRAN

Lampiran 1

( Gambar Air Pressurization System )

(48)

35

Lampiran 2

( Gambar Kondisi Ruang Lab ETC6 )

( Gambar rangkaian kompenen pengujian )

Keterangan :

1. Dinamometer

2. Cover ( probe shaft ) 3. Mesin uji

4. Laminer flow system 5. Exhaust press back

6. Exhaust

7. Panel input sensor 8. Sistem kendali 9. Engine test based

Gambar

Gambar 3.1.  Mesin Diesel 4 Silinder
Tabel 3.2.  Perbandingan Biodiesel dan Solar ( Petrodiesel )
Tabel 3.3.  B30 Validation Fuel Analysis Results
Gambar 3.2.  Dynamometer Eddy Current ( Froude AG 250 ) Kontruksi dinamometer terdiri dari perakitan poros / rotor yang dipasang dalam casing yang didukung pada baseplate kaku.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada pemeriksaan makroskopis mola hidatidosa komplit didapatkan gambaran berupa villi korialis yang mengalami degenerasi hidropik menyerupai anggur tanpa embrio

Lukoh gilo yang dulunya hanya digunakan sebagai sarana dengan nuansa magis, berkembang fungsinya yakni dapat diguna- kan sebagai sarana dalam upacara pengangkatan

Siswa yang semula merasa bosan dengan proses pembelajaran dengan metode ceramah, mulai ada perubahan pada siklus I dalam mengikuti pelajaran karena di awali

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pengurangan 2 kg konsentrat dengan suplementasi 0,5 kg pakan sumber protein yang terlindungi dapat meningkatkan kualitas dan produksi susu,

Phillip Hitti mengomentari penemuan-penemuan fundamental Al Battani dalam bidang astronomi dengan pernyataannya, “Dia (Al Battani) melakukan perubahan dalam karya Ptolomeus

Neno Utami mengatakan “meskipun fasilitas pendidikannya leng- kap dan canggih, namun tidak ditunjang oleh keberadaan guru yang berkualitas maka mustahil akan menimbulkan proses

Setelah diidentifikasi masalah yang ditemukan di lapangan, maka dapat dirumuskan masalah yang akan diteliti yaitu “Bagaimana analisis alat penilaian kompetensi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh metode belajar tutor sebaya terhadap motivasi belajar mahasiswa dalam pembelajaran gitar.. Populasi pada