• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Representasi Korupsi Dalam Film (Film Kita Vs Korupsi) T1 362007069 BAB VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Representasi Korupsi Dalam Film (Film Kita Vs Korupsi) T1 362007069 BAB VI"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB VI PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan untuk menjawab pertanyaan yang dirumuskan sebagai dasar penelitian yaitu:

1. Korupsi direpresentasikan dalam bentuk tindakan korup yang berbeda-beda dalam film KvsK, baik money politic, penyuapan, penggunaan calo, mark-up anggaran, penimbunan barang, maupun penjualan buku di sekolah. Korupsi dapat terjadi dimanapun, disekolah, di rumah, di instansi pemerintah maupun di lingkungan perusahaan swasta. Korupsi selalu diawali oleh penyimpangan dari prosedur yang seharusnya dijalankan untuk mempercepat proses, mendapatkan keuntungan atau melancarkan proses pengambilan keputusan. 2. Selain bentuk-bentuk korupsi yang banyak terjadi dalam masyarakat, film

KvsK juga menyampaikan pesan anti korupsi melalui pendidikan keluarga. Setting film yang banyak mengambil latar belakang keluarga semakin menekankan bahwa nilai-nilai kebaikan dan kejujuran yang ditanamkan dalam keluarga mampu menjadi benteng bagi anak di masa depan. Karakter seorang anak dibentuk di dalam keluarga yang hasilnya akan terlihat ketika mereka telah dewasa. Film KvsK menampilkan keluarga sebagai pembentuk karakter Risa, Laras dan Gita yang mampu bertahan untuk tidak melakukan tindakan korup.

6.2. Saran

Dari hasil kesimpulan di atas, penulis menyusun saran sebagai bagian dari upaya meningkatkan kualitas penelitian maupun film-film tentang korupsi yang dibuat di masa mendatang.

(2)

2

sederhana dalam segmen-segmen film KvsK. Akan tetapi, pada segmen film pertama, tindakan korupsi yang terjadi tidak ditampilkan secara detail, tetapi hanya terselubung melalui dialog-dialog via telepon. Hal ini akan menyulitkan penonton dari masyarakat awam yang pendidikannya kurang dan tidak memahami kondisi politik dalam pemilihan lurah. Akan lebih baik apabila tindakan korupsi yang ingin disampaikan pada masyarakat ditampilkan dalam adegan-adegan yang sederhana dan mudah dipahami oleh masyarakat. Hal yang sama juga terjadi pada segmen film Aku Padamu, meskipun pada segmen ini adegan-adegan yang menunjukkan tindak korupsi lebih jelas terlihat.

2. Target audiens sangat penting untuk diteliti sebelum memproduksi sebuah film. Oleh karena itu, rumah produksi hendaknya melakukan survey terlebih dahulu siapa target audiens dari film yang akan diproduksi sehingga dapat menyesuaikan dialog, adegan maupun kostum dan setting lain yang diperlukan agar sesuai dengan target audiens.

Referensi

Dokumen terkait

selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi, yang memberikan kesempatan untuk penulis dapat menyelesaikan karya sederhana ini.. Bapak Dr.Pamerdi Giri Wiloso,

Fair terhadap semua orang seperti adegan film yang terdapat pada korpus 3, masyarakatnya mendapat perlakuan yang sama dari

Posisi pengambilan gambar yang terjadi pada gambar pertama dilakukan secara Medium Long Shot (MLS karena ingin melihatkan bahwa Srintil sebagai objek yang ingin melakukan

Melalui 12 iklan layanan masyarakat yang disampaikan, Nasional Demokrat. juga menyampaikan wacana propaganda politiknya secara tersirat,

karena bidang kajian tersebut dapat membantu dalam memahami pesan-pesan dalam. proses komunikasi, apalagi dengan perkembangan media teknologi informatika

dengan konsep video campaign, sehingga video campaign mudah dipahami namun tidak melupakan tujuan awal yang ingin mensosialisasiakan tentang adanya program makan

Dari kriteria mudah dipahami (comprehensibility), responden berpendapat bahwa informasi harga yang didapat, mudah untuk dipahami. Dari informasi

menyatakan bahwa sikap GPIB terhadap korupsi tidak sejalan dengan apa yang