PENGEMBANGAN BUKU AJAR KULTUR JARINGAN BERBASIS LITERASI SAINS
TESIS
Diajukan sebagai Salah Satu Persyaratan untuk Mendapatkan Gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Program
Pascasarjana Universitas Negeri Medan
Oleh:
LISTON HAPOSAN SIBURIAN NIM. 8116173009
PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN BIOLOGI
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
PENGEMBANGAN BUKU AJAR KULTUR JARINGAN BERBASIS LITERASI SAINS
TESIS
Diajukan sebagai Salah Satu Persyaratan untuk Mendapatkan Gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Program
Pascasarjana Universitas Negeri Medan
Oleh:
LISTON HAPOSAN SIBURIAN NIM. 8116173009
PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN BIOLOGI
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i ABSTRAK
LISTON HAPOSAN SIBURIAN. Pengembangan Buku Ajar Kultur Jaringan Berbasis Literasi Sains. Program Strata Satu (S1) Universitas Negeri Medan 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk; (1) Mengembangkan buku ajar Kultur Jaringan Berbasis Literasi Sains; (2) Mengetahui hasil validasi ahli materi dan ahli desain terhadap buku ajar yang telah dikembangkan; (3) Mengetahui tanggapan Dosen mata kuliah Kultur Jaringan terhadap buku ajar yang telah dikembangkan; (4) Mengetahui tanggapan mahasiswa terhadap buku ajar Kultur Jaringan yang telah dikembangkan; (5) Mengetahui kelayakan buku ajar Kultur Jaringan berbasis literasi sains untuk Mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Negeri Medan; dan (6) Mengetahui perbandingan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan buku ajar Kultur Jaringan berbasis literasi sains dengan yang diajarkan dengan buku teks. Bahan ajar berupa buku akan menjadi pedoman mahasiswa dalam belajar kultur jaringan. Penelitian ini dilakukan di Program Strata Satu (S1) Universitas Negeri Medan pada bulan Januari- Mei 2014, dengan teknik analisis data deskriptif. Pengembangan buku ajar dilaksanakan dengan model pengembangan Thiagarajan (4-D) yang telah dimodifikasi yang terdiri dari 3 tahap yaitu pendefinisian yang meliputi: analisis awal akhir, analisis mahasiswa, analisis materi, analisis tugas, dan spesifikasi tujuan pembelajaran. Tahap dua perancangan meliputi: pemilihan media, pemilihan format, perencanaan awal dan terakhir adalah pengembangan yang meliputi penilaian dosen, validasi, uji terbatas, dan perangkat final. Produk yang dihasilkan merupakan buku ajar yang digunakan mahasiswa semester VII S1 Pendidikan Biologi Unimed. Bahan ajar yang diproses dari hasil penelitian disusun menjadi sebuah buku Kultur Jaringan Berbasis Literasi Sains yang dinilai layak oleh tim validasi, sesuai dan menarik. Hasil penilaian tim ahli materi menunjukkan 96,3%; (kategori sangat layak), ahli rancangan pembelajaran 92% (kategori sangat layak), uji kelompok terbatas oleh dosen sebesar 83% (kategori sangat baik). Sebanyak 40 mahasiswa S1 semester VII Pendidikan Biologi Unimed menilai sebesar 93,3% (kategori sangat baik). Buku ajar kultur jaringan berbasis literasi sains yang digunakan oleh mahasiswa S1 Pendidikan Biologi Unimed adalah sangat efektif digunakan di kelas eksperimen, dengan rata-rata 83,45 dan persetase efektivitas 56,74%. Di kelas kontrol 78,00 dengan persentase efektivitas 55,71%. Maka dapat disimpulkan bahwa postes HA antara eksperimen dan kontrol berada pada posisi signifikan (t-hitung, 7,85 > t-tabel 1,68); postes LA antara eksperimen dan kontrol (t-hitung, 4,15 > t-tabel 1,68); postes HA antara eksperimen dan LA kontrol (t-hitung, 4,72 > t-tabel 1,68); postes LA antara eksperimen dan HA kontrol (t-hitung, 2,70 > t-tabel 1,68).
ii ABSTRACT
Liston Haposan Siburian. Textbook Development of Tissue Culture-Based Science Literacy. Bachelor Degree University of Medan in 2015.
This study aims to; (1) Develop textbook Science Literacy-Based Tissue Culture; (2) Knowing the validation results matter experts and design experts to textbooks that have been developed; (3) Knowing response Tissue Culture Lecturer courses to textbooks that have been developed; (4) Knowing the student response to tissue culture textbook that has been developed; (5) Determine the feasibility of tissue culture-based textbook scientific literacy for Biology Education Student University of Medan; and (6) Knowing the ratio of student learning outcomes are taught with textbooks based tissue culture with scientific literacy is taught with textbooks. Teaching materials in the form of a book will guide the students in the study of tissue culture. This research was conducted in Tier One Program (S1), State University of Medan in January-May 2014, with descriptive data analysis techniques. Development of textbooks carried out with the model development Thiagarajan (4-D) that has been modified which consists of three stages: defining which includes: initial analysis finish, student analysis, material analysis, task analysis and specification of learning objectives. Phase two design includes: the selection of media, election formats, initial and final planning is the development that includes faculty assessment, validation, testing is limited, and the final device. The resulting product is a used textbook VII semester student S1 Unimed Biology Education. Teaching materials are processed from the results compiled into a book-Based Tissue Culture Science Literacy is considered feasible by the validation team, fit and attractive. Results of the assessment team of experts material showed 96.3%; (categorized as very feasible), instructional design experts 92% (very decent category), the test is limited by the faculty group at 83% (very good category). And as many as 40 students of Biology Education S1 VII semester Unimed judging by 93.3% (very good category). Textbooks tissue culture-based scientific literacy used by students of Biology Education S1 Unimed is very effectively used in the experimental class, with an average of 83.45 and 56.74% persetase effectiveness. And in the control class 78.00 with 55.71% effektifitas percentage. It can be concluded HA eksperiment and control are in a position significantly (t-test, 7,85 > t-table 1.68); LA eksperiment and control are in a position significantly (t-test, 4,15 > t-table 1.68); HA eksperiment and LA control are in a position significantly (t-test, 4,72> t-table 1.68); LA eksperiment and HA control are in a position significantly (t-test, 2,70 > t-table 1.68).
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Manha Esa, karena
RahmatNya penulis dapat merampungkan tugas penyusunan tesis ini sebagai
salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Magister Pendidikan pada program
Pascasarjana di Universitas Negeri Medan. Tesis ini berjudul “Pengembangan
Buku Ajar Kultur Jaringan Berbasis Literasi Sains”. Dalam menyelesaikan
penulisan tesis ini, penulis banyak mendapatkan bantuan baik secara langsung
maupun secara tidak langsung dari berbagai pihak. Kemudian ucapan terima kasih
yang tiada terhingga kepada yang terhormat :
1. Ayahanda serta Ibunda tercinta A. Siburian, S.Pd dan E. Sitohang, S.Pd yang
telah luar biasa memberikan doa, semangat dan dukungan baik moril maupun
materil dalam penyusunan tesis ini.
2. Ibu Dr. Fauziyah Harahap, M.Si, selaku pembimbing I yang telah sabar
memberikan bimbingan dan arahan kepada peneliti untuk penyelesaian tesis
ini.
3. Ketua Program Studi Pascasarjana Pendidikan Biologi, Bapak Dr. Hasruddin,
M.Pd., dan selaku pembimbing II, Bapak Prof. Dr. rer. nat Binari Manurung,
Bapak Dr. Mufti Sudibyo, M.Si, dan Bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si
selaku narasumber.
4. Rekan-rekan mahasiswa angkatan XX jurusan Pascasarjana Pendidikan Biologi
kelas A di Universitas Negeri Medan terima kasih telah memberikan dukungan
dalam penyusunan tesis ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini memiliki kekurangan. Oleh
sebab itu penulis mengharapkan masukan dan saran guna menyempurnakan
penulisan ini.
Akhirnya penulis berharap agar kiranya tesis ini bermanfaat bagi seluruh
pembaca guna peningkatan ilmu pengetahuan.
Medan, Februari 2015
Liston H Siburian
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Manha Esa, karena
RahmatNya penulis dapat merampungkan tugas penyusunan tesis ini sebagai
salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Magister Pendidikan pada program
Pascasarjana di Universitas Negeri Medan. Tesis ini berjudul “Pengembangan
Buku Ajar Kultur Jaringan Berbasis Literasi Sains”. Dalam menyelesaikan
penulisan tesis ini, penulis banyak mendapatkan bantuan baik secara langsung
maupun secara tidak langsung dari berbagai pihak. Kemudian ucapan terima kasih
yang tiada terhingga kepada yang terhormat :
1. Ayahanda serta Ibunda tercinta A. Siburian, S.Pd dan E. Sitohang, S.Pd
yang telah luar biasa memberikan doa, semangat dan dukungan baik moril
maupun materil dalam penyusunan tesis ini.
2. Ibu Dr. Fauziyah Harahap, M.Si, selaku pembimbing I yang telah sabar
memberikan bimbingan dan arahan kepada peneliti untuk penyelesaian
tesis ini.
3. Ketua Program Studi Pascasarjana Pendidikan Biologi, Bapak Dr.
Hasruddin, M.Pd., dan selaku pembimbing II, Bapak Prof. Dr. rer. nat
Binari Manurung, Bapak Dr. Mufti Sudibyo, M.Si, dan Bapak Prof. Dr.
Ramlan Silaban, M.Si selaku narasumber.
4. Rekan-rekan mahasiswa angkatan XX jurusan Pascasarjana Pendidikan
Biologi kelas A di Universitas Negeri Medan terima kasih telah
memberikan dukungan dalam penyusunan tesis ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini memiliki kekurangan. Oleh
sebab itu penulis mengharapkan masukan dan saran guna menyempurnakan
Akhirnya penulis berharap agar kiranya tesis ini bermanfaat bagi para
kepala sekolah, para guru-guru Biologi di wilayah Kota Langsa, dan bagi seluruh
pembaca guna peningkatan ilmu pengetahuan.
Medan, Januari 2015
Liston H Siburian
iv
1.7. Hasil yang Diharapkan... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Bahan Ajar... 9
2.1.1. Pengertian Bahan Ajar... 10
2.1.2. Sumber Buku Ajar ... 11
2.1.3. Peranan Buku Ajar dalam Kegiatan Pembelajaran... 12
2.1.4. Prinsip Pengembangan Buku Ajar... 13
2.1.5. Standar Buku Ajar ... 15
2.1.6. Metode Pengembangan Buku Ajar...18
2.2. Hakikat Literasi Sains ... 24
2.2.1. Konsep Literasi Sains... 28
2.2.2. Komponen Literasi Sains ... 30
2.2.3. Buku Ajar Berbasis Literasi Sains ... 35
2.3. Penelitian yang Relevan ... 38
2.4. Kerangka Berpikir ... 39
2.5. Hipotesis Penelitian... 40
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... ...41
3.2. Jenis Penelitian... ...41
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... ...41
3.3.1. Populasi Penelitian... ...41
3.3.2. Sampel Penelitian ... ...41
3.4. Pengembangan Pemberangkat Pembelajaran... 42
3.4.1. Tahap Pendefisian(Define)... 43
3.4.2. Tahap Perencangan (Design) ... 44
3.4.3. Tahap Pengembangan (Develop) ... 46
3.5. Tahap Uji Coba Produk... 46
3.5.1. Desain Uji coba ... 46
v
3.5.3. Jenis Data ... 47
3.6. Pengumpulan Data dan Jenis Instrumen Penelitian ... 47
3.6.1. Angket A... 47
3.8. Instrumen Pengumpulan Data ... 50
3.8.1. Instrumen Tes Hasil Belajar ... 51
3.9. Tahap Analisis Data ... 52
3.9.1. Analisis Uji t ... 53
4.1.1. Hasil Analisis Awal ... 58
4.2. Penyajian Data Hasil Penelitian Pengembangan………59 4.2.1. Data Hasil Validasi Ahli Materi ………59
4.2.2. Data Hasil Validasi Design…….………62
4.2.3. Hasil Penilaian Buku Ajar Kultur Jaringan Oleh Reviewer………..63
4.2.4. Hasil Penilaian Buku Ajar……….63
4.3. Uji Efektivitas Buku Ajar Kultur Jaringan……….64
4.3.1. Hasil Pre Test dan Post Test………..65
4.3.2. Homogenitas dan normalitas data………..66
4.3.3. Hasil Belajar.……….68
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1. Simpulan ………...79
5.2. Implikasi ………...80
5.3. Saran ……….…81
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Peranan Buku Ajar ... 12
Tabel 2.2. Model 4-D ... 23
Tabel 2.3. Prestasi Indonesia Berdasarkan Kriteria Yang Ditetapkan PISA .... 35
Tabel 3.1. Sampel Penelitian... 42
Tabel 3.2. Aspek Materi Tes dan Ranah Kognitif... 51
Tabel 3.3. Kriteria Kelayakan Bahan Ajar ... 53
Tabel 3.4. Kriteria Kesesuaian oleh Dosen ... 53
Tabel 3.5. Kriteria Kemenarikan oleh Mahasiswa ... 53
Tabel 4.1. Hasil Validasi Literasi Sains ... 56
Tabel 4.1. Hasil Validasi Ahli Materi ... 61
Tabel 4.9. Deskripsi Skor ... 65
Tabel 4.10. Deskripsi Data Homogenitas ... 67
Tabel 4.11. Deskripsi Data Normalitas ... 68
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Kerucut Pengalaman Edgar Dale ... 13
Gambar 3.1. Modifikasi 4-D ... 43
Gambar 3.2. Prosedur Penelitian Analisis Uji t ... 50
Gambar 4.1. Grafik Kelayakan Isi ... 60
Gambar 4.2. Grafik Kelayakan Penyajian... 60
Gambar 4.3. Grafik Komponen Litersai Sains... 61
Gambar 4.4. Grafik Validasi Ahli Materi ... 62
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Validasi Kelayakan Isi ... 111
Lampiran 2. Lembar Validasi Kelayakan Penyajian………..112
Lampiran 2. Lembar Validasi Literasi Sains………..113
Lampiran 4. Lembar Validasi Design ... 114
Lampiran 5. Lembar Validasi Reviewer Dosen ... 115
Lampiran 6. Angket Presepsi Mahasiswa ... 116
Lampiran 7. Data Kelas Eksperimen ... 117
Lampiran 8. Data Kelas Kontrol ... 119
Lampiran 9. Data Homogenitas dan Normalitas... 121
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Peranan Buku Ajar ... 12
Tabel 2.2. Model 4-D ... 23
Tabel 2.3. Prestasi Indonesia Berdasarkan Kriteria Yang Ditetapkan PISA .... 35
Tabel 3.1. Sampel Penelitian... 42
Tabel 3.2. Aspek Materi Tes dan Ranah Kognitif... 51
Tabel 3.3. Kriteria Kelayakan Bahan Ajar ... 53
Tabel 3.4. Kriteria Kesesuaian oleh Dosen ... 53
Tabel 3.5. Kriteria Kemenarikan oleh Mahasiswa ... 53
Tabel 4.1. Hasil Validasi Literasi Sains ... 56
Tabel 4.1. Hasil Validasi Ahli Materi ... 61
Tabel 4.9. Deskripsi Skor ... 65
Tabel 4.10. Deskripsi Data Homogenitas ... 67
Tabel 4.11. Deskripsi Data Normalitas ... 68
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Kerucut Pengalaman Edgar Dale ... 13
Gambar 3.1. Modifikasi 4-D ... 43
Gambar 3.2. Prosedur Penelitian Analisis Uji t ... 50
Gambar 4.1. Grafik Kelayakan Isi ... 60
Gambar 4.2. Grafik Kelayakan Penyajian... 60
Gambar 4.3. Grafik Komponen Litersai Sains... 61
Gambar 4.4. Grafik Validasi Ahli Materi ... 62
iviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Validasi Kelayakan Isi ... 111
Lampiran 2. Lembar ValidasiKelayakan Penyajian………..112
Lampiran 2. Lembar ValidasiLiterasi Sains………..113
Lampiran 4. Lembar Validasi Design ... 114
Lampiran 5. Lembar Validasi Reviewer Dosen ... 115
Lampiran 6. Angket Presepsi Mahasiswa ... 116
Lampiran 7. Data Kelas Eksperimen ... 117
Lampiran 8. Data Kelas Kontrol ... 119
Lampiran 9. Data Homogenitas dan Normalitas... 121
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Mutu pendidikan yang baik dicerminkan oleh lulusan yang memiliki
kompetensi yang baik. Mutu pendidikan yang rendah dapat menimbulkan
berbagai masalah seperti tidak dapat melanjutkan studi, tidak dapat menyelesaikan
studinya pada jenjang yang lebih tinggi. Untuk mendapatkan kualitas pendidikan
yang baik perlu dilakukan evaluasi terhadap program pendidikan yang
berlangsung selama ini. Faktor terpenting dalam mendukung kegiatan
pembelajaran adalah adanya bahan ajar yang mendukung (Djali, 2007).
Bahan ajar merupakan bahan yang digunakan untuk membantu dosen
/guru /instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas ataupun
di laboratorium. Bahan yang dimaksud dapat berupa bahan tertulis maupun bahan
tidak tertulis. Buku ajar menjadi bagian dalam bahan ajar yang dirancang agar
mahasiswa menguasai kompetensi yang akan dicapai.
Buku ajar merupakan bagian dalam bahan ajar yang dirancang agar peserta
didik menguasai kompetensi yang akan dicapai. Dalam Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2005 pasal 2 (dua) jenis
buku ajar pelajaran sebagai berikut: (1) buku ajar pelajaran yang digunakan
sebagai acuan wajib oleh guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran; dan
(2) buku pengayaan dan buku referensi yang berfungsi untuk menambah
pengetahuan dan wawasan peserta didik.
Buku ajar memiliki dua misi utama, yaitu buku ajar harus menjadi sumber
2
pembelajaran. Buku ajar memberikan andil cukup besar dalam upaya memperluas
kesempatan memperoleh pendidikan sekaligus meningkatkan mutu proses dan
hasil pembelajaran. Pembelajaran sains juga membutuhkan dua hal penting yaitu
terminologi dan konsep, buku ajar berbasis literasi sains juga merupakan sumber
utama pengetahuan sains. Ada bebarapa upaya yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan literasi sains peserta didik, seperti peserta didik harus
meningkatkan berpikir kritis dan guru/ dosen penggunaan pendekatan inkuiri agar
peserta didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang bukan dari hasil
mengingat fakta-fakta, tetapi dari menemukan sendiri oleh peserta didik.
Secara komperhensif, literasi sains dipandang sebagai cara berpikir (a way
of thinking) untuk memeroleh pemahaman tentang alam dan sifat-sifatnya, cara
untuk menyelidiki (a way of investigating) bagaimana fenomena alam dapat
dijelaskan, dan sebagai batang tubuh pengetahuan (a body of knowledge) yang
dihasilkan dari keingintahuan (inquiry) manusia. Aswasulasikin (2008),
menggunakan pemahaman akan aspek-aspek yang fundamental ini, seorang
guru/dosen dapat terbantu ketika mereka menyampaikan kepada peserta didik
gambaran yang lebih lengkap dan menyeluruh tentang semesta sains.
Apabila dihubungkan dengan hasil penilaian Trends in International
Mathematic and Science Study (TIMSS), terhadap prestasi bidang sains, siswa
Indonesia masih dibawah skor rata-rata, dan hanya mencapai tingkat Law
International Benchmark, begitu juga hasil penelitian PISA. PISA (Programme
for International Student Assesment) 2006 rata-rata nilai komponen literasi sains
anak Indonesia adalah 393 berada di bawah skala kemampuan yang menempatkan
3
memiliki rata-rata nilai 436 menempati posisi ke-32. Pada tingkat kemampuan ini
siswa umumnya hanya mampu mengingat fakta, terminologi, dan hukum sains
serta menggunakan pengetahuan sains yang bersifat umum dalam mengambil dan
mengevaluasi kesimpulan (Hayat, 2003). Buku-buku ajar yang ada selama ini
lebih menekankan kepada dimensi konten dari pada dimensi proses dan konteks
sebagaimana dituntut oleh PISA (Firman, 2007), sehingga diduga menyebabkan
rendahnya tingkat literasi sains anak Indonesia.
Menurut Organization for Economic Cooperation and Development
(OECD, 2003) literasi sains (scientific literacy) didefinisikan sebagai kapasitas
untuk menggunakan pengetahuan ilmiah, mengidentifikasi pertanyaan dan
menarik kesimpulan berdasarkan fakta untuk memahami alam semesta dan
membuat keputusan dari perubahan yang terjadi karena aktivitas manusia. Yusuf
(2003), mengemukakan bahwa literasi lingkungan hidup, kesehatan, ekonomi dan
masalah-masalah lain yang dihadapi oleh masyarakat modern yang sangat
bergantung pada teknologi dan kemajuan serta perkembangan ilmu pengetahuan.
Berdasarkan analisis masalah dan kebutuhan mahasiswa dan dosen di
Universitas Negeri Medan, diperoleh keterangan bahwa buku-buku ajar kultur
jaringan yang ada selama ini lebih menekankan kepada dimensi konten daripada
dimensi proses. Pemilihan buku ajar yang tepat diharapkan terjadinya peningkatan
pemahaman sains yang pada akhirnya dapat meningkatkan literasi sains siswa.
Untuk dapat memilih buku ajar yang baik, diperlukan suatu cara pengembangan
buku yang melibatkan aspek-aspek yang mengandung literasi sains yaitu konten,
4
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari mahasiswa Pendidikan Biologi,
diketahui bahwa pembelajaran kultur jaringan yang dilakukan selama ini belum
menggunakan buku ajar yang berbasis literasi sains yang melibatkan aspek-aspek
yang mengandung literasi sains yaitu konten, proses, dan konteks sehingga sangat
mendesak untuk dikembangkan bahan ajar buku kultur jaringan berbasis literasi
sains. Pengembangan buku ajar berbasis literasi sains sebagai sumber belajar
mahasiswa dalam kegiatan pembelajaran, diharapkan dapat meningkatkan
kemampuan mahasiswa dalam berpikir literasi sains. Buku ajar Kultur Jaringan
berisikan materi pembelajaran mengenai Kultur Jaringan pada tumbuhan. Adapun
bentuk penyusunan buku ajar ini dirancang oleh penulis yang disesuaikan dengan
silabus perkuliahan dan memperhatikan kebutuhan dan kemampuan mahasiswa
dalam pelaksanaan pembelajaran. Sehingga dengan penggunaan buku ajar dapat
mendukung dan menarik minat serta memotivasi mahasiswa dan memberikan
pengaruh positif dalam menumbuh kembangkan sikap ilmiah mahasiswa dalam
meningkatkan hasil belajar agar menjadi lebih baik.
Pengembangan buku ajar berbasis literasi sains sebagai sumber belajar
mahasiswa dalam kegiatan pembelajaran, diharapkan dapat meningkatkan
kemampuan mahasiswa dalam berpikir literasi sains. Buku ajar Kultur Jaringan
berisikan materi pembelajaran mengenai Kultur Jaringan pada tumbuhan. Adapun
bentuk penyusunan buku ajar ini dirancang oleh penulis yang disesuaikan dengan
silabus perkuliahan dan memperhatikan kebutuhan dan kemampuan mahasiswa
dalam pelaksanaan pembelajaran. Sehingga dengan penggunaan buku ajar dapat
5
pengaruh positif dalam menumbuh kembangkan sikap ilmiah mahasiswa dalam
meningkatkan hasil belajar agar menjadi lebih baik.
Berdasarkan data-data tersebut peneliti merasa perlu melakukan
pengembangan buku ajar berbasis literaasi sains. Adapun materi ajar yang peneliti
pilih adalah tentang Kultur Jaringan pada tumbuhan, karena berdasarkan hasil
wawancara dengan dosen dan mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Negeri
Medan, mengemukakan bahwa Kultur Jaringan merupakan mata kuliah yang
dianggap sulit bagi mahasiswa. Pemahaman akan aspek-aspek literasi sains yang
fundamental ini, akan menjadikan seorang mahasiswa dapat terbantu ketika
memahami secara menyeluruh tentang semesta sains. Dengan kata lain
kemampuan literasi sains mahasiswa dapat ditingkatkan salah satu caranya adalah
dengan mengembangkan buku ajar berbasis literasi sains.
Adapun bentuk penyusunan buku ajar ini dirancang oleh penulis yang
disesuaikan dengan silabus perkuliahan dan memperhatikan kebutuhan dan
kemampuan mahasiswa dalam pelaksanaan pembelajaran. Sehingga dengan
penggunaan buku ajar dapat mendukung dan menarik minat serta memotivasi
mahasiswa dan memberikan pengaruh positif dalam menumbuh kembangkan
sikap ilmiah mahasiswa dalam meningkatkan hasil belajar agar menjadi lebih
baik.
1.2. Identifikasi Masalah
Adapun yang menjadi identifikasi masalah pada penelitian ini adalah:
1. Tingkat literasi sains di Indonesia menurut penelitian PISA tahun 2000, 2003,
6
2. Buku ajar kultur jaringan yang digunakan oleh mahasiswa saat ini hanya
menyajikan dimensi konten daripada dimensi proses.
3. Buku ajar yang digunakan oleh mahasiswa saat ini belum menyajikan literasi
sains secara seimbang.
4. Mahasiswa sulit mencari literatur yang sesuai dan terpercaya.
5. Mahasiswa membutuhkan buku ajar Kultur Jaringan yang berbasis literasi
sains.
1.3. Batasan Masalah
Agar penelitian memberikan arah yang tepat, masalah perlu dibatasi
sebagai berikut:
1. Buku ajar yang dikembangkan divalidasi oleh ahli materi dan ahli desain.
2. Buku ajar yang telah dikembangkan dinilai oleh Dosen Mata Kuliah Kultur
Jaringan untuk mengetahui kelayakan buku ajar yang telah dikembangkan.
3. Buku ajar yang telah dikembangkan dinilai oleh mahasiswa pada Mata Kuliah
Kultur Jaringan berbasis literasi sains.
4. Uji coba buku ajar ini dilakukan kepada kelompok lapangan terbatas.
5. Buku ajar yang telah digunakan diuji efektivitasnya.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, dapat dirumuskan permasalahan
yang diteliti yaitu:
1. Bagaimanakah hasil validasi ahli materi dan desain terhadap buku ajar yang
7
2. Bagaimanakah tanggapan Dosen mata kuliah Kultur Jaringan terhadap buku
ajar yang telah dikembangkan?
3. Bagaimanakah tanggapan Mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Negeri
Medan terhadap buku ajar yang telah dikembangkan?
4. Seberapa besar kelayakan buku ajar Kultur Jaringan berbasis literasi sains pada
materi Kultur Jaringan untuk Mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas
Negeri Medan?
5. Apakah hasil belajar mahasiswa yang diajarkan dengan buku ajar Kultur
Jaringan berbasis literasi sains lebih tinggi dari pada hasil belajar mahasiswa
yang diajarkan dengan buku teks?
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian pengembangan ini adalah:
1. Mengetahui hasil validasi ahli materi dan ahli desain terhadap buku ajar yang
telah dikembangkan.
2. Mengetahui tanggapan Dosen mata kuliah Kultur Jaringan terhadap buku ajar
yang telah dikembangkan.
3. Mengetahui tanggapan mahasiswa terhadap buku ajar Kultur Jaringan yang
telah dikembangkan.
4. Mengetahui kelayakan buku ajar Kultur Jaringan berbasis literasi sains untuk
Mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Negeri Medan.
5. Mengetahui perbandingan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan buku ajar
8 1.6. Manfaat Penelitian
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini bermanfaat secara teoritis dan
praktis. Manfaat teoritisnya adalah (1) Memperkaya dan menambah khasanah
ilmu pengetahuan guna meningkatkan kualitas pembelajaran untuk memperkaya
dan menambah khasanah ilmu pengetahuan guna meningkatkan kualitas
pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan pengembangan buku ajar kultur
jaringan, dan (2) Sumbangan pemikiran dan bahan acuan bagi dosen, pengelola,
pengembang, lembaga pendidikan dan peneliti selanjutnya yang ingin mengkaji
dan mengembangkan secara lebih mendalam tentang pengembangan bahan ajar
kultur jaringan.
Manfaat praktis dari penelitian ini antara lain adalah: sebagai bahan
pertimbangan dan alternatif bagi dosen dalam pemilihan sumber belajar. Buku
ajar Kultur Jaringan berbasis literasi sains sebagai kelengkapan perangkat
pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran.\
1.7. Hasil yang Diharapkan
Hasil yang diharapkan dalam penelitian pengembangan ini adalah bahan
ajar berupa buku ajar Kultur Jaringan berbasis literasi bagi Mahasiswa Pendidikan
Biologi Universitas Negeri Medan yang sudah valid dan dapat di implementasikan
dengan mudah sehingga dapat meningkatkan soft skill dan berpikir literasi sains
79
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
1.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan maka
diperoleh simpulan bahwa:
1. Hasil validasi dari ahli materi terhadap kelayakan isi dan kesesuaian kriteria
literasi sains dari buku ajar kultur jaringan berbasis literasi sains yang
dikembangkan secara keseluruhan termasuk dalam kategori sangat baik dan
hasil validasi dari ahli desain pembelajaran terhadap penyajian dari buku ajar
kultur jaringan yang dikembangkan, secara keseluruhan termasuk dalam
kategori sangat baik, sehingga dapat diterima dan layak digunakan dalam
proses pembelajaran.
2. Angket penilaian dosen terhadap kesesuaian kriteria literasi sains buku ajar
kultur jaringan berbasis literasi sains dalam kategori sangat baik.
3. Berdasarkan hasil uji coba di S1 Pendidikan Biologi FMIPA UNIMED
dinyatakan bahwa buku ajar kultur jaringan berbasis literasi sains termasuk
kategori sangat baik.
4. Berdasarkan data hasil standarisasi standar buku Kultur Jaringan untuk
mahasiswa semseter VIII Pendidikan Biologi Universitas Negeri Medan
ditemukan bahwa standar buku ajar kultur jaringan berbasis literasi sains telah
memenuhi Kategori Sangat Baik dengan persentase skor dan jumlah rata-rata
kelayakan: (1) Kelayakan isi adalah 97% (2) penyajian Kelayakan 95% (3)
80
5. Uji efektivitas standar buku Kultur Jaringan pada kelas eksperimen yang
homogen (α = 0,05), normal (α = 0,05), dan dapat meningkatkan prestasi
belajar mahasiswa pada pengajaran kultur jaringan. Peningkatan jumlah
persentase prestasi siswa untuk kedua kelompok, HA dan LA kelompok pada
kelas eksperimen. jumlah peningkatan persentase kelompok HA adalah 56,74%
dan kelompok LA adalah 55,18%. Uji efektivitas buku Kultur Jaringan
Berbasis literasi sains pada kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol
yang menggunakan buku Kultur Jaringan yang konvensional. Yang artinya
penggunaan standar buku Kultur Jaringan di kelas experimen lebih baik
daripada buku teks konvensional.
1.2. Implikasi
Hasil penelitian ini mengimplikasikan bahwa buku ajar kultur jaringan
berbasis literasi sains ini merupakan media yang baik dalam menyampaikan pesan
kepada para mahasiswa terutama dalam menumbuh kembangkan tingkat literasi
sains mahasiswa. Buku ajar ini dapat digunakan sebagai sarana untuk membantu
atau memudahkan para mahasiswa memahami materi elajaran kultur jaringan,
sehingga mempermudah mahasiswa untuk menerima teknologi yang terkait yang
diharapkan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya buku
ajar kultur jaringan berbasis literasi sains ini diharapkan dapat meningkatkan
minat belajar mahasiswa berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa di
81
1.3. Saran
Berdasarkan simpulan diatas, berikut ini penulis mengajukan beberapa
saran dalam upaya meningkatkan hasil belajar mahasiswa yaitu:
1. Mengingat selama ini proses pembelajaran masih menggunakan buku ajar
berupa buku teks, maka disarankan agar menggunakan bahan ajar berupa buku
yang lebih apliaif dalam prses pembelajaran sehingga dapat membantu
mahasiswa untuk dapat memahami materi pembelajaran dan mahasiswa
mampu mengaitkan pembelajaran yang diperoleh dengan kehidupan nyata
sehinggat tidak hanya memperoleh nilai yang memuaskan dalam proses
pembelajaran di dalam kelas tetapi siswa juga mampu mengaplikasikan ilmu
yang diperolehnya dalam kehidupannya.
2. Mengingat hasil penelitian ini masih memungkinkan dipengaruhi ileh
faktor-faktor yang tidak terkontrol, maka perlu kiranya dilakukan penelitian lebih
lanjut pada sampel yang lebih banyak dan luas.
3. Bagi para pengajar disarankan dapat menguasai semua materi pembahasan
literasi sains sehingga dapat menumbuh kembangkan tingkat literasi sains
mahasiswa.
4. Diperlukan saranan dan prasarana dalam upaya mahasiswa melakukan kerja
ilmiah dalam pembalajaran sains untuk meningkatkan hasil belajar kignitif,
82
DAFTAR PUSTAKA
Adisendjadja. Y.H. (2008). Analisis Buku Ajar Sains Berdasarkan Literasi Ilmiah Sebagai Dasar untuk Memilih Buku Ajar Sains (Biologi). Bandung: Pend. Biologi FMIPA UPI.
Alwasilah, A.C., Yusuf, S. (2004). Pedoman Penulisan Buku Bahasa Inggris SMP/SMA. Naskah pada Pusat Perbukuan. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.
Anggraeni, S. (2009).Sudahkan Calon Guru Biologi Merencanakan Pembelajaran Biologi yang Sesuai dengan Hakekat Ilmu?. Proceding seminar Nasional Penelitian Biologi dan Pendidikan Biologi. Yogyakarta. UNY. .
Anonim. (2006). Panduan Pengembangan Pembelajaran IPA Terpadu. Departemen Pendidikan Nasional.
Anonim. (2008). Panduan Pengembangan Pembelajaran IPA Terpadu. Departemen Pendidikan Nasional.
Arwita, W. (2012). Pengembangan Bahan Ajar Biologi berdasarkan Literasi Sains Pada Materi Archaebacteria dan Eubacteria Untuk Kelas X SMA/MA. UNIMED. Tidak diterbitkan.
Aswasulasikin. (2008). Hakekar IPA. (Online). Tersedia: www. uny. ac.id/akademik/harefile/files/10092007234451. Hakikat IPA. doc. ( 9 September 2013).
Belawati, T. (2006). Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Universitas Terbuka.
Blystone, Robert V. & Blodgett, Kevin. (2006). The Scientific Method.CBE-Life Sciences Education. (5) 7-11, Spring 2006.
Chen, L.C. (2011). The Effects of Integrated Information Literacy in Science Curriculum on First-Grade Students’ Memory and Comprehension Using
the Super3 Model. Knowledge Management &E-Learning:An International Journal. 3 (3). 399-411.
Coil, D., Wenderoth, MP., Cunningham, M. (2010). Teaching the Process of Science: Faculty Perceptions andan Effective Methodology. CBE-Life Sciences Education. (9) 524-535.
Djali. (2007). Peningkatan Mutu Pendidikan Nasional Melalui Program Sertifikasi. Bulitin BSNP (Online), No. 3.
83
Firman, H. (2007). Analisis Literasi Sains Berdasarkan Hasil PISA Nasional Tahun 2006. Jakarta: Pusat Penilaian Pendidikan Balitbang Depdiknas.
Hayat, B. (2003). Kemampuan Dasar Hidup: Prestasi Membaca, Matematika, dan Sains Anak Indonesia usia 15 tahun di Dunia Internasional. Jakarta: Pusat Penilaian Pendidikan.
Hayat, B. dan Yusuf, S. (2010). Bechmark International Mutu Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Husna, R., (2013). Pengembangan Buku Mini Riset Mikrobiologi Terapan
Berbasis Masalah.Tesis UNIMED. Tidak diterbitkan
Jasin. (2006). Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Mahardika, I Ketut. (2011). Pengembangan Bahan ajar Mekanika untuk Meningkatkan Kemampuan Multirepresentasi Mahasiswa Calon Guru
Fisika. Tesis Program Pasca Sarjana UPI: Tidak diterbitkan. [Online]
Tersedia:http://repository.upi.edu/operator/upload/d_ipa_0809632_ chapter1.pdf.(8 September 2013).
Mariana, I Made Alit dan Praginda, W, 2009. Hakikat IPA dan Pendidikan IPA. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan IPA.
Majid, A. (2008). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Rosda.
Nieveen, N. 1999. Prototyping to Reach Product Quality. Dalam Plomp, T; Nieveen, N; Gustafson, K; Branch, R.M; dan van den Akker, J (eds). Design Approaches and Tools in Education and Training. London: Kluwer Academic Publisher.
OECD. (2003).Chapter 3 of the Publication “PISA 2003 Assesment of framework
-mathematics, Reading, Science and problem solving knowledge and skills (Online). Tersedia: http://www/oecd.org/dataoecd/38/29/33707226.pdf. (7 September 2013).
PISA. (2006). Science Competencies for Tomorrow’s World Volume 1 -analysis.OECD. [Online]. Tersedia: www.oecd.org/statistics/statlink. (7 September 2013).
Purwanto, N. (2009). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Rosda.
84
Rusyana, Y., Suherli. (2004)Studi Keterbacaan Buku Pelajaran Sekolah Dasar. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.
Supriadi, D. (2002). Anatomi Buku Sekolah di Indonesia. Yogyakarta: AdiCita.
Thiagarajan, S; Semmel, D.S; & Semmel, M.I. 1974. Instructional Development for Training Teachers of Exceptional Children: A Sourcebook. Indiana: Indiana University.
Umri,U., Yennita., dan Zuhdi. (2013). Pengembangan Instrumen Penilaian Literasi Sains Fisika Siswa pada Aspek Konten, Proses, da Kontek. Tesis UNRI. Tidak diterbitkan.