• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN RASA TANGGUNG JAWAB DALAM KEGIATAN AKADEMIK MELALUI PEMBELAJARAN KARAKTER CERDAS FORMAT KELOMPOK PKC KO PADA KONSELOR SEBAYA DI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN TAHUN 2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN RASA TANGGUNG JAWAB DALAM KEGIATAN AKADEMIK MELALUI PEMBELAJARAN KARAKTER CERDAS FORMAT KELOMPOK PKC KO PADA KONSELOR SEBAYA DI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN TAHUN 2014."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN RASA TANGGUNG JAWAB DALAM KEGIATAN AKADEMIK MELALUI PEMBELAJARAN KARAKTER CERDAS

FORMAT KELOMPOK PADA KONSELOR SEBAYA DI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN TAHUN 2014

SKRIPSI

OLEH

NURAINI RANGKUTI

NIM 1102151012

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

(2)

i

ABSTRAK

NURAINI RANGKUTI : 1102151012. Meningkatkan Rasa Tanggung Jawab dalam Kegiatan Akademik Melalui Pembelajaran Karakter Cerdas Format Kelompok (PKC-KO) Pada Konselor Sebaya Di Universitas Negeri Medan Tahun 2014. Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan. Program Studi Bimbingan Konseling. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Medan.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah melalui Pembelajaran Karakter Cerdas Format Kelompok (PKC-KO) akan dapat meningkatkan rasa tanggung jawab dalam kegiatan akademik pada mahasiswa konselor sebaya di Universitas negeri Medan Tahun 2014. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan rasa tanggung jawab dalam kegiatan akademik pada mahasiswa konselor sebaya Universitas Negeri Medan melalui Pembelajaran Karakter Cerdas Format Kelompok (PKC-KO).

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan Bimbingan Konseling (PTBK) dengan menggunakan teknik analisis deskripstif kualitatif data. Subjek dalam penelitian ini adalah komunitas mahasiswa konselor sebaya Unimed sebanyak 8 orang. Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan menggunakan angket yang diberikan kepada subjek penelitian, catatan lapangan, lembar penilaian AKURS, dan lembar observasi pelaksanaan kegiatan yang diberikan kepada observer untuk menilai keberhasilan tindakan.

Dari hasil analisis data pada siklus I setelah dilakukan tindakan yang berupa Pembelajaran Karakter Cerdas Format Kelompok (PKC-KO) terjadi peningkatan sebesar 50%. Hal ini dapat dilihat dari hasil evaluasi yang diberikan oleh peneliti kepada mahasiswa namun peningkatan ini masih berada dalam kriteria kurang berhasil sehingga perlu dilanjutkan ke siklus II karena belum mencapai target yang telah ditentukan peneliti. Dari hasil analisis data pada siklus II setelah dilakukan tindakan terjadi peningkatan sebesar 75% dan persentase ini telah sesuai dengan target keberhasilan yang telah ditetapkan oleh peneliti sebelum melakukan tindakan. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa Pembelajaran Karakter Cerdas Format Kelompok (PKC-KO) dapat meningkatkan rasa tanggung jawab mahasiswa dalam kegiatan akademik.

(3)

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I: PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... 1

1.2 Identifikasi masalah ... 9

1.3 Pembatasan masalah ... 10

1.4 Rumusan masalah ... 10

1.5 Tujuan penelitian ... 11

1.6 Manfaat penelitian ... 11

BAB II: KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kerangka teoritis ... 13

2.1.1 Tanggung jawab akademik... 13

2.1.1.1 Karakteristik tanggung jawab akademik ... 16

2.1.1.2 Faktor - faktor yang mempengaruhi rasa tanggung jawab dalam kegiatan akademik ... 19

2.1.1.3 Cara menjadi orang yang bertanggung jawab ... 22

2.1.1.4 Manfaat menjadi orang yang bertanggung jawab ... 23

2.1.2 Pembelajaran karakter cerdas format kelompok ... 24

2.1.2.1 Visi dan misi pembelajaran karakter ... 25

2.1.2.2 Fungsi dan tujuan pembelajaran karakter ... 25

(4)

vi

2.1.2.4 Sarana PKC-KO ... 28

2.1.2.5 Kelengkapan PKC-KO ... 29

2.1.2.6 Tahap kegiatan PKC-KO ... 30

2.1.3 PKC-KO dalam meningkatkan rasa tanggung jawab dalam

3.2.1 Desain penelitian untuk siklus I ... 42

3.2.2 Desain penelitian untuk siklus II ... 45

3.3 Subjek penelitian ... 48

3.4 Operasional variabel penelitian ... 48

3.5 Teknik dan alat pengumpulan data ... 49

3.5.1 Teknik pengumpulan data ... 49

3.5.2 Alat pengumpulan data ... 49

3.6 Teknik analisis data ... 52

3.6.1 Validitas ... 52

3.6.2 Teknik analisis kualitatif data ... 53

3.6.3 Teknik analisis persentase ... 54

3.7 Lokasi dan waktu penelitian ... 55

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi lokasi dan pelaksanaan penelitian ... 56

4.1.1 Deskripsi lokasi penelitian ... 56

4.1.2 Deskripsi pelaksanaan penelitian ... 56

(5)

vii

4.2.1 Hasil penelitian pra siklus ... 58

4.2.2 Hasil penelitian sesudah tindakan ... 59

4.2.2.1 Data proses kegiatan PKC-KO pada siklus I ... 59

4.2.2.2 Data proses kegiatan PKC-KO pada siklus II ... 68

4.3 Pembahasan hasil penelitian ... 78

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 81

5.2 Saran ... 82

DAFTAR PUSTAKA ... 83

(6)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema kegiatan PKC-KO tahap 1 ... 30

Gambar 2.2 Skema kegiatan PKC-KO tahap 2 ... 31

Gambar 2.3 Skema kegiatan PKC-KO tahap 3 ... 32

Gambar 2.4 Skema kegiatan PKC-KO tahap 4 ... 33

Gambar 2.5 Skema kegiatan PKC-KO tahap 5 ... 34

Gambar 3.1 Skema tahapan penelitian tindakan kelas ... 41

Gambar 4.1 Diagram perbandingan persentase peningkatan setiap siklus ... 76

(7)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Format observasi pelaksanaan kegiatan PKC-KO ... 85

Lampiran 2. Hasil observasi pelaksanaan kegiatan PKC-KO siklus I ... 88

Lampiran 3. Hasil observasi pelaksanaan kegiatan PKC-KO siklus II ... 94

Lampiran 4. Daftar hadir mahasiswa ... 100

Lampiran 5. Format angket ... 101

Lampiran 6. Perhitungan validasi angket ... 102

Lampiran 7. Hasil perhitungan angket ... 103

Lampiran 8. Format catatan lapangan ... 105

Lampiran 9. Hasil catatan lapangan ... 106

Lampiran 10. Format penilaian AKURS ... 112

Lampiran 11. Hasil penilaian AKURS siklus I ... 113

Lampiran 12. Hasil penilaian AKURS siklus II... 115

Lampiran 13. RPLBK siklus I ... 117

Lampiran 14. RPLBK siklus II ... 125

(8)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sesuai dengan Fungsi Pendidikan Nasional yang tertuang dalam UU No

20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas menyatakan bahwa Pendidikan nasional

berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban

bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab. Pendidikan karakter dimaksudkan untuk mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Dalam beberapa tahun belakangan ini Universitas Negeri Medan sedang

berusaha menerapkan character building University dalam penanaman nilai

pendidikan karakter yang diintegrasikan dalam metode pendidikan di kampus.

Program tersebut sejalan dengan rencana strategis Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan untuk menciptakan generasi terbaik bangsa ini dalam menghadapi

tingkat persaingan global yang semakin pesat dan terbuka.

Dalam penanaman pendidikan karakter ini, Universitas Negeri Medan

berusaha untuk mengembangkan enam pilar karakter yang juga dikembangkan

(9)

2

oleh the six pillar of character education Josephon Institut yang dikenal dengan

CHARACTER COUNTS dalam (Samani & Hariyanto, 2012:25) yang terdiri dari:

a. Trustworthiness (keterpercayaan)

Pilar pertama ini mengandung unsur-unsur berikut: 1) kejujuran, 2) tidak

berbohong; 3) dapat dipercaya; 4) melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang

dikatakan; 4) keberanian bertindak atas dasar kebenaran; 5) pembangunan

reputasi yang baik; dan 6) kesetiaan, baik pada keluarga, teman, dan negara.

b. Respect (rasa hormat)

Komponen pembangun karakter ini adalah 1) memperlakukan orang lain

dengan hormat; 2) menerima dan bertoleransi dalam berbagai perbedaan; 3)

berperilaku baik dan menghindari kata-kata kasar; 4) mempertimbangkan

perasaan orang lain; 5) tidak mengancam, memukul atau mencederai orang lain;

dan 6) menahan amarah, tidak menghina orang lain, dan tidak memaksakan

ketidaksetujuan pada orang lain.

c. Responsibility ( tanggungjawab)

Bertanggungjawab dipahami dalam beberapa perspektif seperti

melaksanakan kewajiban, membuat perencanaan, ketangguhan, berusaha

melakukan yang terbaik, pengendalian diri, disiplin, berpikir sebelum bertindak,

bertanggungjawab atas ucapan, perbuatan, dan sikap, dan menjadi teladan bagi

orang lain.

d. Fairness (keadilan)

Pengertian fairness adalah kesediaan untuk bertindak adil bagi diri sendiri

dan orang lain. Tindakan adil ini diindikasikan oleh kesediaan untuk mengikuti

(10)

3

terbuka (mau mendengar orang lain), tidak memanfaatkan orang lain, tidak

menyalahkan orang lain dengan semena-mena, dan memperlakukan orang lain

secara adil.

e. Caring (kepedulian)

Secara nyata keperdulian ditandai oleh keramahan/kebaikan hati, simpati

dan empati, rasa terima kasih, kemauan memaafkan orang lain, dan membantu

orang yang tengah membutuhkan.

f. Citizenship (kewargaan)

Nilai-nilai rasa persatuan ini dimanifestasikan dalam bentuk kontribusi

nyata untuk membuat komunitas tempat ia berada menjadi lebih baik,

bekerjasama dengan orang lain, terlibat dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan,

terus mengikuti perkembangan informasi, menjadi anggota masyarakat yang baik,

mematuhi hukum dan perundang-undangan, menghargai para pemimpin, perduli

pada lingkungan, dan kesukarelaan.

Begitu banyaknya unsur – unsur yang terkandung dalam setiap pilar

karakter di atas. Maka pada kesempatan ini penulis lebih terfokus pada salah satu

pilar saja. Disini penulis memilih untuk fokus pada pilar yang ketiga yaitu

responsibility (tanggung jawab). Mahasiswa adalah agen perubahan di dunia ini

sehingga penanaman rasa tanggung jawab sangat penting untuk mereka.

Mahasiswa merupakan generasi penerus bangsa yang kelak akan memimpin

Negara ini nantinya. Dengan adanya rasa tanggung jawab yang kuat dalam diri

mahasiswa dapat menjadikan mereka sebagai pemimpin yang mampu

(11)

4

Tanggung jawab merupakan salah suatu karakter yang sedang

dikembangkan dan sangat penting untuk menunjang sebuah kesuksesan.

Tentunya kesuksesan dalam kehidupannya di masa depan. Sebuah kesuksesan

dapat diraih jika di dalam diri seseorang tertanam tanggung jawab yang besar

terhadap apa yang menjadi keinginannya. Kesuksesan merupakan suatu keinginan

tetapi tanggung jawab merupakan suatu kewajiban yang harus dimiliki oleh

mereka yang menginginkan sebuah kesuksesan. Tanpa tanggung jawab, mereka

akan menemui kesulitan dalam bermasyarakat, karena pada dasarnya mereka yang

tidak bertanggung jawab terhadap yang diembannya memberikan kerugian bukan

hanya pada dirinya tetapi pada orang lain yang ada di sekitarnya juga.

Pentingya tanggung jawab dalam diri seseorang adalah agar orang tersebut

tidak mengalami kegagalan atau kerugian untuk dirinya maupun orang lain.

Karena dengan adanya tanggung jawab kita akan mendapatkan hak kita

seutuhnya. Dengan tanggung jawab juga orang akan lebih memiliki simpati yang

besar untuk kita, dengan sendirinya derajat dan kualitas kita dimata orang lain

akan tinggi karena memiliki tanggung jawab yang besar. Kualitas moral kita akan

semakin kuat dengan besarnya tanggung jawab yang kita pikul. Tanggung jawab

mengembangkan tabiat dan memperbesar kemampuan seseorang.

Tanggung jawab diperlukan untuk dapat menyelesaikan sesuatu dan untuk

meraih sesuatu dengan begitu dapat mengubah kita menjadi lebih baik dan lebih

dewasa. Kedewasaan seseorang diukur dari penerimaan akan tanggung jawab

yaitu seberapa besar respon seseorang dalam penerimaan tanggung jawab

(12)

5

Tugas dan tanggung jawab yang dihadapi mahasiswa tidaklah mudah. Di

dalam proses penyelesaian tugas dan tanggung jawab mahasiswa mungkin

dihadapkan pada berbagai tingkat kesulitan tertentu dan prasyarat tertentu seperti

IPK minimal 2,00 dengan jumlah SKS sebanyak 150 SKS, lulus mata kuliah

skripsi / tugas akhir minimal grade “C”. Persyaratan ini ditujukan agar mahasiswa

memiliki kualitas ketika dia menyelesaikan program pendidikan strata 1 dan

membantu mahasiswa di dalam dunia kerja. Ini dibuktikan bahwa persyaratan

yang dibutuhkan dalam dunia kerja salah satunya adalah IPK minimal 3,00 yang

juga harus diimbangi dengan sofskill dan hardskill yang baik (Wordpress, 2009)

dalam (http:// library.binus.ac.id/collections/ethesis-detail.pdf).

Produk dari pendidikan yang selama ini hanya dipusatkan pada sisi

akademis dan kurang memperhatikan sisi karakter. Semua pihak seolah hanya

ingin mengejar nilai, rangking atau medali Olimpiade sementara proses

pembentukan karakter yang sesungguhnya jauh lebih penting dari prestasi

akademis terabaikan. Akibatnya mahasiswa sebagai kaum pelajar tertinggi dalam

pendidikan hanya tumbuh menjadi orang yang pintar tapi kurang berkarakter dan

ini sangat berbahaya ketika mereka berada di masyarakat. Dengan hanya berbekal

kepintaran tanpa ada karakter yang mengendalikannya, tidaklah mengherankan

semakin banyaknya terjadi tawuran antar mahasiswa, adanya mahasiswa abadi

yang belum juga bisa menyelesaikan tugas akhirnya, serta meluasnya korupsi dan

manipulasi diberbagai bidang kehidupan.

Dimyati dalam (http://el-yabara.blogspot.com) mengemukakan bahwa

(13)

6

Masyarakatnya mulai tercabut dari peradaban ketimuran yang terkenal dengan

wataknya yang santun, toleran, bermoral, dan beragama. Kemudian berubah

menjadi suatu tindak kekerasan, korupsi, manipulasi, konflik, tingginya

kenakalan dan kurangnya sikap sopan santun para remaja, berbohong,

menyontek, dan aktivitas negatif lainnya sudah mulai menjadi hal yang biasa

dalam masyarakat, termasuk pula dalam lembaga-lembaga pendidikan di

Indonesia.

Sebagai mahasiswa yang dipandang masyarakat sebagai golongan

berpendidikan dan berintelektual tinggi, kita seharusnya sadar dan menjaga nilai

moral kita dari segala hal yang menyimpang. Mahasiswa yang dalam

kehidupannya tidak dapat memberikan contoh dan keteladanan yang baik berarti

telah meninggalkan amanah dan tanggung jawab sebagai kaum terpelajar.

Prokraktinasi merupakan masalah yang sering dialami sebagian besar mahasiswa

dalam hal akademik. Steel (2007) dalam (http://library.binus.ac.id/ collections

/ethesis-detail.pdf) mengatakan bahwa prokrastinasi adalah menunda dengan

sengaja kegiatan yang diinginkan walaupun individu mengetahui bahwa perilaku

penundaanya tersebut dapat menghasilkan dampak buruk. Hasil penelitian

Salomom & Rothblum dalam (http://

library.binus.ac.id/collections/ethesis-detail.pdf) menunjukkan bahwa 50% mahasiswa melakukan prokraktinasi. Dari

sini dapat diketahui bahwa perilaku prokraktinasi kemungkinan merupakan salah

satu bentuk akibat dari rendahnya persentase karakter responsibility dalam

(14)

7

Nugrasanti (2006) dalam (http://

library.binus.ac.id/collections/ethesis-detail.pdf) menyebutkan beberapa perilaku prokraktinasi akademik yang

dilakukan oleh mahasiswa, diantaranya adalah: menunda – nunda untuk memulai

atau menyelesaikan tugas yang diberikan dosen, menyerahkan tugas melewati

waktu yang diberikan, malas membuat catatan kuliah, mem-fotocopy catatan

teman menjelang ujian dan belajar pada malam terakhir menjelang ujian. Hasil

penelitian Kathleen dalam (http:// library.binus.ac.id/collections/ethesis-detail.pdf)

menyebutkan bahwa perilaku prokraktinasi akademis yang dilakukan mahasiswa

menurut survey adalah 32,60% menunda untuk memulai ataupun menyelesaikan

tugas yang diberikan oleh dosen, 30,43% melakukan penundaan untuk membaca

materi kuliah, 10,87% malas untuk membuat catatan kuliah, 19,56% belajar pada

malam terakhir menjelang ujian atau yang biasa disebut sistem kebut semalam

(SKS), 17,39% mengerjakan aktivitas lain terlebih dahulu dibandingkan

mengerjakan tugas yang diberikan dan 8,6% datang terlambat saat kelas dimulai.

Hasil penelitian Rahmulyani, dkk (2011) dalam

(http://digilib.unimed.ac.id/peningkatan-kompetensi-mahasiswa-bimbingan-dan-

konseling-berbasis-pendidikan-karakter-melalui-program-pengalaman-lapangan-24737.html) menunjukkan bahwa rata - rata kepemilikan karakter responsibility

mahasiswa Unimed sebesar 43,70%. Persentase ini dirasa masih kurang baik

sehingga perlu ditingkatkan lagi. Dari hasil pengamatan selama mengikuti

perkuliahan, penulis pun sering melihat tindakan – tindakan tersebut terjadi di

Universitas Negeri Medan. Masih banyak terlihat mahasiswa yang sering

melakukan penundaan menyelesaikan tugas dari dosen, menunda–nunda membuat

(15)

8

teman, tidak membuat catatan, dan datang terlambat saat perkuliahan, serta

kegiatan – kegiatan negatif lainnya. Dari pengamatan inilah penulis mencoba

untuk mencaritahu penyebab dan cara menanggulangi kebiasaan – kebiasan yang

telah membudidaya itu.

Dalam penelitian tindakan ini, peneliti mencoba mempertimbangkan

beberapa alternatif tindakan yang diantaranya adalah 1) Bimbingan Kelompok,

Prayitno (1981:11) mengemukakan bahwa melalui Bimbingan Kelompok

kesempatan mengemukakan pendapat dapat menjadi peluang yang amat berharga

bagi anggota kelompok sehingga terbentuk dinamika kelompok yang dapat

mengembangkan pribadi anggotanya. Dengan demikian dapat diketahui apa yang

menjadi permasalahan yang sebenarnya; 2) Pembelajaran Karakter Cerdas Format

Klasikal (PKC-KA), Prayitno (2011:88) mengemukakan bahwa melalui PKC-KA

nilai – nilai karakter dapat dimasukkan ke dalam suatu materi pelayanan yang

direalisasikan di dalam kelas yang meliputi kegiatan pendahuluan, inti, dan

penutup; dan 3) Pembelajaran Karakter Cerdas Format Kelompok (PKC-KO),

Prayitno (2012:1) mengungkapkan bahwa melalui PKC-KO ini dapat secara nyata

menghayati dan mengamalkan nilai – nilai karakter dalam kehidupannya dan

saling bertukar cerita dalam kelompok yang dapat menjaga seluruh rahasia yang

ada pada anggota kelompok. Atas dasar pertimbangan yang matang maka peneliti

memutuskan untuk menggunakan tindakan yang berupa Pembelajaran Karakter

Cerdas Fomat Kelompok (PKC-KO). Hal ini dikarenakan dalam PKC-KO

terdapat pembahasan mengenai butir – butir pancasila, dimana tanggung jawab

merupakan salah satu butir dari pancasila tersebut yaitu terdapat pada cerminan

(16)

9

PKC-KO merupakan hal yang baru sehingga lebih dapat menarik perhatian dan

lebih dapat meningkatkan kehidupan berkarakter melalui dinamika kelompok

yang terjadi dalam kelompok. Melalui Pendidikan Karakter Cerdas Format

Kelompok (PKC-KO) para peserta berkehendak untuk seia sekata dalam karakter

cerdas, yaitu secara nyata menghayati dan mengamalkan nilai – nilai karakter

cerdas dalam wujud perilaku dan kehidupan pada umumnya sehingga dapat

membawa manfaat yang sebesar – besarnya dalam hidup pribadi, berkeluarga,

berkelompok, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Karakter tidak bisa diwariskan, karakter tidak bisa dibeli dan karakter

tidak bisa ditukar. Karakter harus dibangun dan dikembangkan secara sadar hari

demi hari dengan melalui suatu proses yang tidak instan. Oleh karena itu penulis

menggnunakan desain penelitian tindakan kelas untuk mengembangkan karakter

tanggung jawab di dalam diri mahasiswa dalam kegiatan akademik sehingga

dalam penelitian ini penulis menggunakan judul “Meningkatkan rasa tanggung

jawab dalam kegiatan akademik melalui Pembelajaran Karakter Cerdas Format

Kelompok pada konselor sebaya di Universitas Negeri Medan tahun 2014”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berpijak dari latar belakang yang diuraikan di atas, terkait dengan

peningkatan rasa tanggung jawab dapat diidentifikasi beberapa permasalahan

sebagai berikut :

1. Kurangnya kesadaran mahasiswa akan tanggung jawab mereka dalam

(17)

10

2. Adanya anggapan bahwa pada setiap mengerjakan tugas akademik yang

terpenting adalah tugas tersebut selesai meskipun bukan hasil dari kerja

keras sendiri

3. Kurang kuatnya komitmen dalam diri mahasiswa terhadap tanggung jawab

mereka dalam kegiatan akademik

4. Kurangnya efisiensi mahasiswa dalam mengatur waktu yang

mengakibatkan terbengkalainya kegiatan – kegiatan akademik

5. Adanya anggapan bahwa kegiatan akademik itu tidak penting

6. Kurangnya pengawasan orang tua terhadap perkembangan kegiatan

akademik anak

1.3 Pembatasan Masalah

Idealnya semua masalah yang diidentifikasi harus dikaji agar diperoleh

peningkatan penanaman rasa tangggung jawab. Mengingat begitu kompleksnya

permasalahan seperti yang diungkapkan pada identifikasi masalah di atas serta

terbatasnya dana, waktu, alat, dan kemampuan maka pengkajian pada penelitian

ini hanya terbatas pada bagaimana cara meningkatkan rasa tanggung jawab dalam

kegiatan akademik.

1.4 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah melalui

Pembelajaran Karakter Cerdas Format Kelompok akan dapat meningkatkan rasa

tanggung jawab dalam kegiatan akademik pada mahasiswa konselor sebaya

(18)

11

1.5 Tujuan Penelitian

a. Tujuan umum

Tujuan dari penelitian ini secara umum adalah meningkatkan rasa

tanggung jawab dalam kegiatan akademik pada mahasiswa Universitas Negeri

Medan seluruhnya melalui Pembelajaran Karakter Cerdas Format Kelompok.

b. Tujuan khusus

Tujuan dari penelitian ini secara khusus adalah meningkatkan rasa

tanggung jawab dalam kegiatan akademik pada mahasiswa konselor sebaya

Universitas Negeri Medan tahun 2014 melalui Pembelajaran Karakter Cerdas

Format Kelompok.

1.6 Manfaat Penelitian

a. Manfaat konseptual

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih teoritis bagi

perkembangan disiplin ilmu Psikologi Pendidikan dan Bimbingan dengan

memberikan sumbangsih mengenai Peningkatan rasa tanggung jawab melalui

Pembelajaran Karakter Cerdas Format Kelompok dalam kegiatan akademik.

b. Manfaat praktis

 Bagi mahasiswa sebagai calon konselor

Penelitian ini akan bermanfaat untuk pembekalan para calon konselor

untuk merencanakan strategi pelayanan yang jitu untuk berperan serta dalam

(19)

12

Diharapkan dapat dijadikan acuan bagi mahasiswa calon konselor untuk

dapat meneliti lebih dalam lagi mengenai rasa tangggung jawab dan Pembelajaran

Karakter Cerdas Format Kelompok.

 Bagi pendidik (dosen)

Penelitian ini akan bermanfaat dalam merancang sistem pembelajaran

karakter, khususnya karakter tanggung jawab baik dalam pembelajaran secara

teori maupun praktek. Selain itu dapat memberikan gambaran mengenai

Pembelajaran Karakter Cerdas Format Kelompok dan memberikan solusi terbaik

dalam mengatasi masalah – masalah yang berkaitan dengan hai itu.

 Bagi mahasiswa secara umum

Penelitian ini dapat memberikan gambaran dan penjelasan kepada

mahasiswa tentang pentingnya rasa tanggung jawab dalam kegiatan akademik.

Diharapkan dapat dijadikan bahan evaluasi dan intropeksi diri dalam mengikuti

proses perkuliahan. Sehingga mereka bisa mengetahui bagaimana tanggung jawab

mereka dalam kegiatan akademik.

 Bagi penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan

dengan terjun langsung ke lapangan dan memberikan pengalaman belajar yang

menumbuhkan kemampuan dan keterampilan meneliti dan menulis serta

(20)

82

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

A. Kegagalan seseorang dalam meraih apa yang menjadi tujuan hidupnya tidak

selamanya karena kurangnya kecerdasan intelektual tetapi melainkan karena

kurangnya rasa tanggung yang dimiliki di dalam dirinya. Sehingga dia tidak

mampu untuk memfokuskan dirinya terhadap hal yang seharusnya dilakukan

untuk mencapai tujuan tersebut. Setiap mahasiswa akan dapat mampu

menyelesaikan masa studinya dengan tepat waktu apabila di dalam dirinya

tertanam rasa tanggung jawab yang cukup kuat untuk benar – benar ingin

menjalankan akademiknya sehingga dia mampu merencanakan hal – hal yang

harus dilakukannya dan benar – benar melaksanakannya dengan baik.

B. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan selama dua bulan

menunjukkan bahwa rasa tanggung jawab dalam kegiatan akademik akan

meningkat dengan melihat kendala – kendala yang dialami selama proses

perkuliahan. Permasalahan – permasalahan tersebut dapat diketahui melalui

pembicaraan antar teman sebaya yang mengalami hal yang sama. Sehingga

para mahasiswa bisa saling mengeluarkan permasalahannya dengan mudah

dan tanpa malu – malu.

C. Peningkatan yang terjadi selama proses penelitian ini adalah pada siklus I

terjadi peningkatan sebanyak 50% lalu dilanjutkan ke siklus II dengan

peningkatan sebanyak 75% dan pada siklus II ini peningkatan sudah mencapai

target yang telah ditentukan peneliti. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rasa

(21)

82

tanggung jawab mahasiswa dalam kegiatan akademik dapat meningkat dengan

menggunakan teknik Pembelajaran Karakter Cerdas Format Kelompok.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat dikemukakan beberapa saran

yang berkaitan dengan hasil penelitian adalah sebagai berikut:

A. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangsih untuk perkembangan

ilmu Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

B. Diharapkan penelitian ini berguna untuk merencakan strategi pelayanan untuk

para konseli dalam menanamkan karaker di dalam diri.

C. Pembelajaran yang perlu dikembangkan oleh dosen dalam rangka

pembentukan karakter di antaranya dapat dengan memasukkan nilai-nilai

karakter ke dalam topik-topik pembelajaran, baik secara teori maupun dalam

pembelajaran praktek.

D. Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan bahan evaluasi dan intropeksi diri

bagi para mahasiswa dalam proses perkuliahan.

E. Diharapkan dapat dijadikan bahan contoh untuk menumbuh kembangkan

kemampuan dan keterampilan meneliti serta menulis

F. Diharapkan kepada komunitas mahasiswa pembimbing teman sebaya

(konselor sebaya) dapat memiliki jadwal khusus setiap minggunya untuk

melakukan kegiatan – kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan konseling

(22)

83

DAFTAR PUSTAKA

Afandi, R. 2011. Integrasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. Pedagogia (online),Vol 1.No.1 (http://journal.umsida.ac. .id/files/RifkiV1.1.pdf, diakses 9 januari 2014).

Dewi, R. 2012. Penelitian Pendidikan Desain Emperikal dan PTK. Medan: Pasca Sarjana Unimed.

Fauzi, F .Y, dkk. 2013. Peran Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam Upaya pembentukan Karakter Peserta Didik. Jurnal PPKN UNJ (online),vol.1.No.2,(http://www.academia.edu/5894101/peran_guru_pendi dikan_pancasila_dan_kewarganegaraan_dalam_upaya_pembentukan_ karakter peserta_didik.pdf, diakses 16 januari 2014)

Http://wvu.edu/~exten/infores/pubs/fypubs/367.wl.pdf, diakses 8 januari 2014.

Http://Yoga.web.id/2011/03/belajar bertanggung jawab. com, diakses 27 maret 2014.

Iskandar. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jambi: Referensi.

Kathleen, G. N. 2012. Hubungan Self Efficiacy dengan Prokraktinasi Akademik pada Mahasiswa Semester Dua Jurusan Psikologi Universitas X (online), (http:// library.binus.ac.id/collections/ethesis-detail.pdf, diakses 2 januari 2014).

Lewis, B. 2004. Character Building untuk Remaja.Terjemahan oleh Arvin Saputra. Batam: Karisma Publishing Group.

Marzuki. 2012. Pengintegrasian Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran di Sekolah ,Jurnal Pendidikan Karakter, (online), Tahun. 2. No.1, (http://staff.uny.ac.id/ Marzuki/ pendidikan karakter dalam pembelajaran.pdf, diakses 16 januari 2014).

Prayitno & Afriva Khaidir. 2011. Model Pendidikan Karakter Cerdas. Padang: UNP Press.

Prayitno & Afriva Khaidir. 2012. Petunjuk Pelaksanaan Pembelajaran Karakter Cerdas Format Kelompok. Padang: Universitas Negeri Padang.

(23)

84

Purwanto, E. 2012. Konstruksi pendidikan Karakter di PerguruanTinggi Agama Islam, (online), (http://el-yabara.blogspot.com, diakses 12 januari 2014).

Rahmulyani, dkk 2011. Peningkatan Kompetensi Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Berbasis Pendidikan Karakter Melalui Program Pengalaman Lapangan,(online),(http://digilab.unimed.ac.id/peningkatan-kompetensi-

mahasiswa-bimbingan-dan-konseling-berbasis-pendidikan-karakter-melalui-program-pengalaman-lapangan-24737. html, diakses 3 februari 2014).

Sadulloh (2010: 176) dalam (http://repository.upi.edu, diakses 18 desember 2013).

Samani, M. & Hariyanto. 2012. Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R& D. Bandung: Alfabeta.

Watloly. A. 2001. Tanggung Jawab Pengetahuan. Yogyakarta: Kanisius.

Gambar

Gambar 2.1   Skema kegiatan PKC-KO tahap 1 ................................................

Referensi

Dokumen terkait

Reklamasi dengan cara ini memerlukan biaya sekitar USD 750 – 2000,- per hektar di luar biaya untuk perataan lahan (Iskandar, 2008). Pengadaan kompos yang bersumber dari luar

Sebagai seorang yang melakukan kegiatan, para karyawan akan menilai kemampuannya baik pengetahuan maupun keterampilan untuk memperkenalkan apakah ia mampu menyelesaikan

Lingkar pinggang adalah prediktor yang lebih baik terhadap penyakit terkait obesitas daripada IMT (Indeks Massa Tubuh) dan RLPP (Rasio Lingkar Pinggang Pinggul)

Berdasarkan pengujian ini, diketahui bahwa operasi penangkapan pada bagang dengan variasi 4 lampu bawah air akan membuat reaksi fototaksis ikan lebih positif,

K-Link dengan berbagai latar belakang yang selalu berpikir positif, mau belajar & bekerja keras dalam waktu 2-5 tahun telah menjadi Crown Ambassador.. Langkah Kerja

Lampiran 8 Tabulasi Skor Observasi Kemampuan Membaca Anak Melalui Permainan Memasangkan Gambar Dengan Kata Di TK Aisyiyah Kota Pasir Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012 Siklus

[r]

Hal tersebut sesuai dengan penelitian Sarwanto (2004), yang menyebutkan bahwa pendapatan mitra jauh lebih rendah dibandingkan peternak mandiri karena harga output