MENINGKATKAN RASA TANGGUNG JAWAB DALAM KEGIATAN AKADEMIK MELALUI PEMBELAJARAN KARAKTER CERDAS
FORMAT KELOMPOK PADA KONSELOR SEBAYA DI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN TAHUN 2014
SKRIPSI
OLEH
NURAINI RANGKUTI
NIM 1102151012
PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
i
ABSTRAK
NURAINI RANGKUTI : 1102151012. Meningkatkan Rasa Tanggung Jawab dalam Kegiatan Akademik Melalui Pembelajaran Karakter Cerdas Format Kelompok (PKC-KO) Pada Konselor Sebaya Di Universitas Negeri Medan Tahun 2014. Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan. Program Studi Bimbingan Konseling. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Medan.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah melalui Pembelajaran Karakter Cerdas Format Kelompok (PKC-KO) akan dapat meningkatkan rasa tanggung jawab dalam kegiatan akademik pada mahasiswa konselor sebaya di Universitas negeri Medan Tahun 2014. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan rasa tanggung jawab dalam kegiatan akademik pada mahasiswa konselor sebaya Universitas Negeri Medan melalui Pembelajaran Karakter Cerdas Format Kelompok (PKC-KO).
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan Bimbingan Konseling (PTBK) dengan menggunakan teknik analisis deskripstif kualitatif data. Subjek dalam penelitian ini adalah komunitas mahasiswa konselor sebaya Unimed sebanyak 8 orang. Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan menggunakan angket yang diberikan kepada subjek penelitian, catatan lapangan, lembar penilaian AKURS, dan lembar observasi pelaksanaan kegiatan yang diberikan kepada observer untuk menilai keberhasilan tindakan.
Dari hasil analisis data pada siklus I setelah dilakukan tindakan yang berupa Pembelajaran Karakter Cerdas Format Kelompok (PKC-KO) terjadi peningkatan sebesar 50%. Hal ini dapat dilihat dari hasil evaluasi yang diberikan oleh peneliti kepada mahasiswa namun peningkatan ini masih berada dalam kriteria kurang berhasil sehingga perlu dilanjutkan ke siklus II karena belum mencapai target yang telah ditentukan peneliti. Dari hasil analisis data pada siklus II setelah dilakukan tindakan terjadi peningkatan sebesar 75% dan persentase ini telah sesuai dengan target keberhasilan yang telah ditetapkan oleh peneliti sebelum melakukan tindakan. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa Pembelajaran Karakter Cerdas Format Kelompok (PKC-KO) dapat meningkatkan rasa tanggung jawab mahasiswa dalam kegiatan akademik.
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I: PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... 1
1.2 Identifikasi masalah ... 9
1.3 Pembatasan masalah ... 10
1.4 Rumusan masalah ... 10
1.5 Tujuan penelitian ... 11
1.6 Manfaat penelitian ... 11
BAB II: KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kerangka teoritis ... 13
2.1.1 Tanggung jawab akademik... 13
2.1.1.1 Karakteristik tanggung jawab akademik ... 16
2.1.1.2 Faktor - faktor yang mempengaruhi rasa tanggung jawab dalam kegiatan akademik ... 19
2.1.1.3 Cara menjadi orang yang bertanggung jawab ... 22
2.1.1.4 Manfaat menjadi orang yang bertanggung jawab ... 23
2.1.2 Pembelajaran karakter cerdas format kelompok ... 24
2.1.2.1 Visi dan misi pembelajaran karakter ... 25
2.1.2.2 Fungsi dan tujuan pembelajaran karakter ... 25
vi
2.1.2.4 Sarana PKC-KO ... 28
2.1.2.5 Kelengkapan PKC-KO ... 29
2.1.2.6 Tahap kegiatan PKC-KO ... 30
2.1.3 PKC-KO dalam meningkatkan rasa tanggung jawab dalam
3.2.1 Desain penelitian untuk siklus I ... 42
3.2.2 Desain penelitian untuk siklus II ... 45
3.3 Subjek penelitian ... 48
3.4 Operasional variabel penelitian ... 48
3.5 Teknik dan alat pengumpulan data ... 49
3.5.1 Teknik pengumpulan data ... 49
3.5.2 Alat pengumpulan data ... 49
3.6 Teknik analisis data ... 52
3.6.1 Validitas ... 52
3.6.2 Teknik analisis kualitatif data ... 53
3.6.3 Teknik analisis persentase ... 54
3.7 Lokasi dan waktu penelitian ... 55
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi lokasi dan pelaksanaan penelitian ... 56
4.1.1 Deskripsi lokasi penelitian ... 56
4.1.2 Deskripsi pelaksanaan penelitian ... 56
vii
4.2.1 Hasil penelitian pra siklus ... 58
4.2.2 Hasil penelitian sesudah tindakan ... 59
4.2.2.1 Data proses kegiatan PKC-KO pada siklus I ... 59
4.2.2.2 Data proses kegiatan PKC-KO pada siklus II ... 68
4.3 Pembahasan hasil penelitian ... 78
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 81
5.2 Saran ... 82
DAFTAR PUSTAKA ... 83
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema kegiatan PKC-KO tahap 1 ... 30
Gambar 2.2 Skema kegiatan PKC-KO tahap 2 ... 31
Gambar 2.3 Skema kegiatan PKC-KO tahap 3 ... 32
Gambar 2.4 Skema kegiatan PKC-KO tahap 4 ... 33
Gambar 2.5 Skema kegiatan PKC-KO tahap 5 ... 34
Gambar 3.1 Skema tahapan penelitian tindakan kelas ... 41
Gambar 4.1 Diagram perbandingan persentase peningkatan setiap siklus ... 76
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Format observasi pelaksanaan kegiatan PKC-KO ... 85
Lampiran 2. Hasil observasi pelaksanaan kegiatan PKC-KO siklus I ... 88
Lampiran 3. Hasil observasi pelaksanaan kegiatan PKC-KO siklus II ... 94
Lampiran 4. Daftar hadir mahasiswa ... 100
Lampiran 5. Format angket ... 101
Lampiran 6. Perhitungan validasi angket ... 102
Lampiran 7. Hasil perhitungan angket ... 103
Lampiran 8. Format catatan lapangan ... 105
Lampiran 9. Hasil catatan lapangan ... 106
Lampiran 10. Format penilaian AKURS ... 112
Lampiran 11. Hasil penilaian AKURS siklus I ... 113
Lampiran 12. Hasil penilaian AKURS siklus II... 115
Lampiran 13. RPLBK siklus I ... 117
Lampiran 14. RPLBK siklus II ... 125
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sesuai dengan Fungsi Pendidikan Nasional yang tertuang dalam UU No
20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas menyatakan bahwa Pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Pendidikan karakter dimaksudkan untuk mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Dalam beberapa tahun belakangan ini Universitas Negeri Medan sedang
berusaha menerapkan character building University dalam penanaman nilai
pendidikan karakter yang diintegrasikan dalam metode pendidikan di kampus.
Program tersebut sejalan dengan rencana strategis Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan untuk menciptakan generasi terbaik bangsa ini dalam menghadapi
tingkat persaingan global yang semakin pesat dan terbuka.
Dalam penanaman pendidikan karakter ini, Universitas Negeri Medan
berusaha untuk mengembangkan enam pilar karakter yang juga dikembangkan
2
oleh the six pillar of character education Josephon Institut yang dikenal dengan
CHARACTER COUNTS dalam (Samani & Hariyanto, 2012:25) yang terdiri dari:
a. Trustworthiness (keterpercayaan)
Pilar pertama ini mengandung unsur-unsur berikut: 1) kejujuran, 2) tidak
berbohong; 3) dapat dipercaya; 4) melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang
dikatakan; 4) keberanian bertindak atas dasar kebenaran; 5) pembangunan
reputasi yang baik; dan 6) kesetiaan, baik pada keluarga, teman, dan negara.
b. Respect (rasa hormat)
Komponen pembangun karakter ini adalah 1) memperlakukan orang lain
dengan hormat; 2) menerima dan bertoleransi dalam berbagai perbedaan; 3)
berperilaku baik dan menghindari kata-kata kasar; 4) mempertimbangkan
perasaan orang lain; 5) tidak mengancam, memukul atau mencederai orang lain;
dan 6) menahan amarah, tidak menghina orang lain, dan tidak memaksakan
ketidaksetujuan pada orang lain.
c. Responsibility ( tanggungjawab)
Bertanggungjawab dipahami dalam beberapa perspektif seperti
melaksanakan kewajiban, membuat perencanaan, ketangguhan, berusaha
melakukan yang terbaik, pengendalian diri, disiplin, berpikir sebelum bertindak,
bertanggungjawab atas ucapan, perbuatan, dan sikap, dan menjadi teladan bagi
orang lain.
d. Fairness (keadilan)
Pengertian fairness adalah kesediaan untuk bertindak adil bagi diri sendiri
dan orang lain. Tindakan adil ini diindikasikan oleh kesediaan untuk mengikuti
3
terbuka (mau mendengar orang lain), tidak memanfaatkan orang lain, tidak
menyalahkan orang lain dengan semena-mena, dan memperlakukan orang lain
secara adil.
e. Caring (kepedulian)
Secara nyata keperdulian ditandai oleh keramahan/kebaikan hati, simpati
dan empati, rasa terima kasih, kemauan memaafkan orang lain, dan membantu
orang yang tengah membutuhkan.
f. Citizenship (kewargaan)
Nilai-nilai rasa persatuan ini dimanifestasikan dalam bentuk kontribusi
nyata untuk membuat komunitas tempat ia berada menjadi lebih baik,
bekerjasama dengan orang lain, terlibat dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan,
terus mengikuti perkembangan informasi, menjadi anggota masyarakat yang baik,
mematuhi hukum dan perundang-undangan, menghargai para pemimpin, perduli
pada lingkungan, dan kesukarelaan.
Begitu banyaknya unsur – unsur yang terkandung dalam setiap pilar
karakter di atas. Maka pada kesempatan ini penulis lebih terfokus pada salah satu
pilar saja. Disini penulis memilih untuk fokus pada pilar yang ketiga yaitu
responsibility (tanggung jawab). Mahasiswa adalah agen perubahan di dunia ini
sehingga penanaman rasa tanggung jawab sangat penting untuk mereka.
Mahasiswa merupakan generasi penerus bangsa yang kelak akan memimpin
Negara ini nantinya. Dengan adanya rasa tanggung jawab yang kuat dalam diri
mahasiswa dapat menjadikan mereka sebagai pemimpin yang mampu
4
Tanggung jawab merupakan salah suatu karakter yang sedang
dikembangkan dan sangat penting untuk menunjang sebuah kesuksesan.
Tentunya kesuksesan dalam kehidupannya di masa depan. Sebuah kesuksesan
dapat diraih jika di dalam diri seseorang tertanam tanggung jawab yang besar
terhadap apa yang menjadi keinginannya. Kesuksesan merupakan suatu keinginan
tetapi tanggung jawab merupakan suatu kewajiban yang harus dimiliki oleh
mereka yang menginginkan sebuah kesuksesan. Tanpa tanggung jawab, mereka
akan menemui kesulitan dalam bermasyarakat, karena pada dasarnya mereka yang
tidak bertanggung jawab terhadap yang diembannya memberikan kerugian bukan
hanya pada dirinya tetapi pada orang lain yang ada di sekitarnya juga.
Pentingya tanggung jawab dalam diri seseorang adalah agar orang tersebut
tidak mengalami kegagalan atau kerugian untuk dirinya maupun orang lain.
Karena dengan adanya tanggung jawab kita akan mendapatkan hak kita
seutuhnya. Dengan tanggung jawab juga orang akan lebih memiliki simpati yang
besar untuk kita, dengan sendirinya derajat dan kualitas kita dimata orang lain
akan tinggi karena memiliki tanggung jawab yang besar. Kualitas moral kita akan
semakin kuat dengan besarnya tanggung jawab yang kita pikul. Tanggung jawab
mengembangkan tabiat dan memperbesar kemampuan seseorang.
Tanggung jawab diperlukan untuk dapat menyelesaikan sesuatu dan untuk
meraih sesuatu dengan begitu dapat mengubah kita menjadi lebih baik dan lebih
dewasa. Kedewasaan seseorang diukur dari penerimaan akan tanggung jawab
yaitu seberapa besar respon seseorang dalam penerimaan tanggung jawab
5
Tugas dan tanggung jawab yang dihadapi mahasiswa tidaklah mudah. Di
dalam proses penyelesaian tugas dan tanggung jawab mahasiswa mungkin
dihadapkan pada berbagai tingkat kesulitan tertentu dan prasyarat tertentu seperti
IPK minimal 2,00 dengan jumlah SKS sebanyak 150 SKS, lulus mata kuliah
skripsi / tugas akhir minimal grade “C”. Persyaratan ini ditujukan agar mahasiswa
memiliki kualitas ketika dia menyelesaikan program pendidikan strata 1 dan
membantu mahasiswa di dalam dunia kerja. Ini dibuktikan bahwa persyaratan
yang dibutuhkan dalam dunia kerja salah satunya adalah IPK minimal 3,00 yang
juga harus diimbangi dengan sofskill dan hardskill yang baik (Wordpress, 2009)
dalam (http:// library.binus.ac.id/collections/ethesis-detail.pdf).
Produk dari pendidikan yang selama ini hanya dipusatkan pada sisi
akademis dan kurang memperhatikan sisi karakter. Semua pihak seolah hanya
ingin mengejar nilai, rangking atau medali Olimpiade sementara proses
pembentukan karakter yang sesungguhnya jauh lebih penting dari prestasi
akademis terabaikan. Akibatnya mahasiswa sebagai kaum pelajar tertinggi dalam
pendidikan hanya tumbuh menjadi orang yang pintar tapi kurang berkarakter dan
ini sangat berbahaya ketika mereka berada di masyarakat. Dengan hanya berbekal
kepintaran tanpa ada karakter yang mengendalikannya, tidaklah mengherankan
semakin banyaknya terjadi tawuran antar mahasiswa, adanya mahasiswa abadi
yang belum juga bisa menyelesaikan tugas akhirnya, serta meluasnya korupsi dan
manipulasi diberbagai bidang kehidupan.
Dimyati dalam (http://el-yabara.blogspot.com) mengemukakan bahwa
6
Masyarakatnya mulai tercabut dari peradaban ketimuran yang terkenal dengan
wataknya yang santun, toleran, bermoral, dan beragama. Kemudian berubah
menjadi suatu tindak kekerasan, korupsi, manipulasi, konflik, tingginya
kenakalan dan kurangnya sikap sopan santun para remaja, berbohong,
menyontek, dan aktivitas negatif lainnya sudah mulai menjadi hal yang biasa
dalam masyarakat, termasuk pula dalam lembaga-lembaga pendidikan di
Indonesia.
Sebagai mahasiswa yang dipandang masyarakat sebagai golongan
berpendidikan dan berintelektual tinggi, kita seharusnya sadar dan menjaga nilai
moral kita dari segala hal yang menyimpang. Mahasiswa yang dalam
kehidupannya tidak dapat memberikan contoh dan keteladanan yang baik berarti
telah meninggalkan amanah dan tanggung jawab sebagai kaum terpelajar.
Prokraktinasi merupakan masalah yang sering dialami sebagian besar mahasiswa
dalam hal akademik. Steel (2007) dalam (http://library.binus.ac.id/ collections
/ethesis-detail.pdf) mengatakan bahwa prokrastinasi adalah menunda dengan
sengaja kegiatan yang diinginkan walaupun individu mengetahui bahwa perilaku
penundaanya tersebut dapat menghasilkan dampak buruk. Hasil penelitian
Salomom & Rothblum dalam (http://
library.binus.ac.id/collections/ethesis-detail.pdf) menunjukkan bahwa 50% mahasiswa melakukan prokraktinasi. Dari
sini dapat diketahui bahwa perilaku prokraktinasi kemungkinan merupakan salah
satu bentuk akibat dari rendahnya persentase karakter responsibility dalam
7
Nugrasanti (2006) dalam (http://
library.binus.ac.id/collections/ethesis-detail.pdf) menyebutkan beberapa perilaku prokraktinasi akademik yang
dilakukan oleh mahasiswa, diantaranya adalah: menunda – nunda untuk memulai
atau menyelesaikan tugas yang diberikan dosen, menyerahkan tugas melewati
waktu yang diberikan, malas membuat catatan kuliah, mem-fotocopy catatan
teman menjelang ujian dan belajar pada malam terakhir menjelang ujian. Hasil
penelitian Kathleen dalam (http:// library.binus.ac.id/collections/ethesis-detail.pdf)
menyebutkan bahwa perilaku prokraktinasi akademis yang dilakukan mahasiswa
menurut survey adalah 32,60% menunda untuk memulai ataupun menyelesaikan
tugas yang diberikan oleh dosen, 30,43% melakukan penundaan untuk membaca
materi kuliah, 10,87% malas untuk membuat catatan kuliah, 19,56% belajar pada
malam terakhir menjelang ujian atau yang biasa disebut sistem kebut semalam
(SKS), 17,39% mengerjakan aktivitas lain terlebih dahulu dibandingkan
mengerjakan tugas yang diberikan dan 8,6% datang terlambat saat kelas dimulai.
Hasil penelitian Rahmulyani, dkk (2011) dalam
(http://digilib.unimed.ac.id/peningkatan-kompetensi-mahasiswa-bimbingan-dan-
konseling-berbasis-pendidikan-karakter-melalui-program-pengalaman-lapangan-24737.html) menunjukkan bahwa rata - rata kepemilikan karakter responsibility
mahasiswa Unimed sebesar 43,70%. Persentase ini dirasa masih kurang baik
sehingga perlu ditingkatkan lagi. Dari hasil pengamatan selama mengikuti
perkuliahan, penulis pun sering melihat tindakan – tindakan tersebut terjadi di
Universitas Negeri Medan. Masih banyak terlihat mahasiswa yang sering
melakukan penundaan menyelesaikan tugas dari dosen, menunda–nunda membuat
8
teman, tidak membuat catatan, dan datang terlambat saat perkuliahan, serta
kegiatan – kegiatan negatif lainnya. Dari pengamatan inilah penulis mencoba
untuk mencaritahu penyebab dan cara menanggulangi kebiasaan – kebiasan yang
telah membudidaya itu.
Dalam penelitian tindakan ini, peneliti mencoba mempertimbangkan
beberapa alternatif tindakan yang diantaranya adalah 1) Bimbingan Kelompok,
Prayitno (1981:11) mengemukakan bahwa melalui Bimbingan Kelompok
kesempatan mengemukakan pendapat dapat menjadi peluang yang amat berharga
bagi anggota kelompok sehingga terbentuk dinamika kelompok yang dapat
mengembangkan pribadi anggotanya. Dengan demikian dapat diketahui apa yang
menjadi permasalahan yang sebenarnya; 2) Pembelajaran Karakter Cerdas Format
Klasikal (PKC-KA), Prayitno (2011:88) mengemukakan bahwa melalui PKC-KA
nilai – nilai karakter dapat dimasukkan ke dalam suatu materi pelayanan yang
direalisasikan di dalam kelas yang meliputi kegiatan pendahuluan, inti, dan
penutup; dan 3) Pembelajaran Karakter Cerdas Format Kelompok (PKC-KO),
Prayitno (2012:1) mengungkapkan bahwa melalui PKC-KO ini dapat secara nyata
menghayati dan mengamalkan nilai – nilai karakter dalam kehidupannya dan
saling bertukar cerita dalam kelompok yang dapat menjaga seluruh rahasia yang
ada pada anggota kelompok. Atas dasar pertimbangan yang matang maka peneliti
memutuskan untuk menggunakan tindakan yang berupa Pembelajaran Karakter
Cerdas Fomat Kelompok (PKC-KO). Hal ini dikarenakan dalam PKC-KO
terdapat pembahasan mengenai butir – butir pancasila, dimana tanggung jawab
merupakan salah satu butir dari pancasila tersebut yaitu terdapat pada cerminan
9
PKC-KO merupakan hal yang baru sehingga lebih dapat menarik perhatian dan
lebih dapat meningkatkan kehidupan berkarakter melalui dinamika kelompok
yang terjadi dalam kelompok. Melalui Pendidikan Karakter Cerdas Format
Kelompok (PKC-KO) para peserta berkehendak untuk seia sekata dalam karakter
cerdas, yaitu secara nyata menghayati dan mengamalkan nilai – nilai karakter
cerdas dalam wujud perilaku dan kehidupan pada umumnya sehingga dapat
membawa manfaat yang sebesar – besarnya dalam hidup pribadi, berkeluarga,
berkelompok, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Karakter tidak bisa diwariskan, karakter tidak bisa dibeli dan karakter
tidak bisa ditukar. Karakter harus dibangun dan dikembangkan secara sadar hari
demi hari dengan melalui suatu proses yang tidak instan. Oleh karena itu penulis
menggnunakan desain penelitian tindakan kelas untuk mengembangkan karakter
tanggung jawab di dalam diri mahasiswa dalam kegiatan akademik sehingga
dalam penelitian ini penulis menggunakan judul “Meningkatkan rasa tanggung
jawab dalam kegiatan akademik melalui Pembelajaran Karakter Cerdas Format
Kelompok pada konselor sebaya di Universitas Negeri Medan tahun 2014”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berpijak dari latar belakang yang diuraikan di atas, terkait dengan
peningkatan rasa tanggung jawab dapat diidentifikasi beberapa permasalahan
sebagai berikut :
1. Kurangnya kesadaran mahasiswa akan tanggung jawab mereka dalam
10
2. Adanya anggapan bahwa pada setiap mengerjakan tugas akademik yang
terpenting adalah tugas tersebut selesai meskipun bukan hasil dari kerja
keras sendiri
3. Kurang kuatnya komitmen dalam diri mahasiswa terhadap tanggung jawab
mereka dalam kegiatan akademik
4. Kurangnya efisiensi mahasiswa dalam mengatur waktu yang
mengakibatkan terbengkalainya kegiatan – kegiatan akademik
5. Adanya anggapan bahwa kegiatan akademik itu tidak penting
6. Kurangnya pengawasan orang tua terhadap perkembangan kegiatan
akademik anak
1.3 Pembatasan Masalah
Idealnya semua masalah yang diidentifikasi harus dikaji agar diperoleh
peningkatan penanaman rasa tangggung jawab. Mengingat begitu kompleksnya
permasalahan seperti yang diungkapkan pada identifikasi masalah di atas serta
terbatasnya dana, waktu, alat, dan kemampuan maka pengkajian pada penelitian
ini hanya terbatas pada bagaimana cara meningkatkan rasa tanggung jawab dalam
kegiatan akademik.
1.4 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah melalui
Pembelajaran Karakter Cerdas Format Kelompok akan dapat meningkatkan rasa
tanggung jawab dalam kegiatan akademik pada mahasiswa konselor sebaya
11
1.5 Tujuan Penelitian
a. Tujuan umum
Tujuan dari penelitian ini secara umum adalah meningkatkan rasa
tanggung jawab dalam kegiatan akademik pada mahasiswa Universitas Negeri
Medan seluruhnya melalui Pembelajaran Karakter Cerdas Format Kelompok.
b. Tujuan khusus
Tujuan dari penelitian ini secara khusus adalah meningkatkan rasa
tanggung jawab dalam kegiatan akademik pada mahasiswa konselor sebaya
Universitas Negeri Medan tahun 2014 melalui Pembelajaran Karakter Cerdas
Format Kelompok.
1.6 Manfaat Penelitian
a. Manfaat konseptual
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih teoritis bagi
perkembangan disiplin ilmu Psikologi Pendidikan dan Bimbingan dengan
memberikan sumbangsih mengenai Peningkatan rasa tanggung jawab melalui
Pembelajaran Karakter Cerdas Format Kelompok dalam kegiatan akademik.
b. Manfaat praktis
Bagi mahasiswa sebagai calon konselor
Penelitian ini akan bermanfaat untuk pembekalan para calon konselor
untuk merencanakan strategi pelayanan yang jitu untuk berperan serta dalam
12
Diharapkan dapat dijadikan acuan bagi mahasiswa calon konselor untuk
dapat meneliti lebih dalam lagi mengenai rasa tangggung jawab dan Pembelajaran
Karakter Cerdas Format Kelompok.
Bagi pendidik (dosen)
Penelitian ini akan bermanfaat dalam merancang sistem pembelajaran
karakter, khususnya karakter tanggung jawab baik dalam pembelajaran secara
teori maupun praktek. Selain itu dapat memberikan gambaran mengenai
Pembelajaran Karakter Cerdas Format Kelompok dan memberikan solusi terbaik
dalam mengatasi masalah – masalah yang berkaitan dengan hai itu.
Bagi mahasiswa secara umum
Penelitian ini dapat memberikan gambaran dan penjelasan kepada
mahasiswa tentang pentingnya rasa tanggung jawab dalam kegiatan akademik.
Diharapkan dapat dijadikan bahan evaluasi dan intropeksi diri dalam mengikuti
proses perkuliahan. Sehingga mereka bisa mengetahui bagaimana tanggung jawab
mereka dalam kegiatan akademik.
Bagi penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan
dengan terjun langsung ke lapangan dan memberikan pengalaman belajar yang
menumbuhkan kemampuan dan keterampilan meneliti dan menulis serta
82
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
A. Kegagalan seseorang dalam meraih apa yang menjadi tujuan hidupnya tidak
selamanya karena kurangnya kecerdasan intelektual tetapi melainkan karena
kurangnya rasa tanggung yang dimiliki di dalam dirinya. Sehingga dia tidak
mampu untuk memfokuskan dirinya terhadap hal yang seharusnya dilakukan
untuk mencapai tujuan tersebut. Setiap mahasiswa akan dapat mampu
menyelesaikan masa studinya dengan tepat waktu apabila di dalam dirinya
tertanam rasa tanggung jawab yang cukup kuat untuk benar – benar ingin
menjalankan akademiknya sehingga dia mampu merencanakan hal – hal yang
harus dilakukannya dan benar – benar melaksanakannya dengan baik.
B. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan selama dua bulan
menunjukkan bahwa rasa tanggung jawab dalam kegiatan akademik akan
meningkat dengan melihat kendala – kendala yang dialami selama proses
perkuliahan. Permasalahan – permasalahan tersebut dapat diketahui melalui
pembicaraan antar teman sebaya yang mengalami hal yang sama. Sehingga
para mahasiswa bisa saling mengeluarkan permasalahannya dengan mudah
dan tanpa malu – malu.
C. Peningkatan yang terjadi selama proses penelitian ini adalah pada siklus I
terjadi peningkatan sebanyak 50% lalu dilanjutkan ke siklus II dengan
peningkatan sebanyak 75% dan pada siklus II ini peningkatan sudah mencapai
target yang telah ditentukan peneliti. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rasa
82
tanggung jawab mahasiswa dalam kegiatan akademik dapat meningkat dengan
menggunakan teknik Pembelajaran Karakter Cerdas Format Kelompok.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat dikemukakan beberapa saran
yang berkaitan dengan hasil penelitian adalah sebagai berikut:
A. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangsih untuk perkembangan
ilmu Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
B. Diharapkan penelitian ini berguna untuk merencakan strategi pelayanan untuk
para konseli dalam menanamkan karaker di dalam diri.
C. Pembelajaran yang perlu dikembangkan oleh dosen dalam rangka
pembentukan karakter di antaranya dapat dengan memasukkan nilai-nilai
karakter ke dalam topik-topik pembelajaran, baik secara teori maupun dalam
pembelajaran praktek.
D. Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan bahan evaluasi dan intropeksi diri
bagi para mahasiswa dalam proses perkuliahan.
E. Diharapkan dapat dijadikan bahan contoh untuk menumbuh kembangkan
kemampuan dan keterampilan meneliti serta menulis
F. Diharapkan kepada komunitas mahasiswa pembimbing teman sebaya
(konselor sebaya) dapat memiliki jadwal khusus setiap minggunya untuk
melakukan kegiatan – kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan konseling
83
DAFTAR PUSTAKA
Afandi, R. 2011. Integrasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. Pedagogia (online),Vol 1.No.1 (http://journal.umsida.ac. .id/files/RifkiV1.1.pdf, diakses 9 januari 2014).
Dewi, R. 2012. Penelitian Pendidikan Desain Emperikal dan PTK. Medan: Pasca Sarjana Unimed.
Fauzi, F .Y, dkk. 2013. Peran Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam Upaya pembentukan Karakter Peserta Didik. Jurnal PPKN UNJ (online),vol.1.No.2,(http://www.academia.edu/5894101/peran_guru_pendi dikan_pancasila_dan_kewarganegaraan_dalam_upaya_pembentukan_ karakter peserta_didik.pdf, diakses 16 januari 2014)
Http://wvu.edu/~exten/infores/pubs/fypubs/367.wl.pdf, diakses 8 januari 2014.
Http://Yoga.web.id/2011/03/belajar bertanggung jawab. com, diakses 27 maret 2014.
Iskandar. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jambi: Referensi.
Kathleen, G. N. 2012. Hubungan Self Efficiacy dengan Prokraktinasi Akademik pada Mahasiswa Semester Dua Jurusan Psikologi Universitas X (online), (http:// library.binus.ac.id/collections/ethesis-detail.pdf, diakses 2 januari 2014).
Lewis, B. 2004. Character Building untuk Remaja.Terjemahan oleh Arvin Saputra. Batam: Karisma Publishing Group.
Marzuki. 2012. Pengintegrasian Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran di Sekolah ,Jurnal Pendidikan Karakter, (online), Tahun. 2. No.1, (http://staff.uny.ac.id/ Marzuki/ pendidikan karakter dalam pembelajaran.pdf, diakses 16 januari 2014).
Prayitno & Afriva Khaidir. 2011. Model Pendidikan Karakter Cerdas. Padang: UNP Press.
Prayitno & Afriva Khaidir. 2012. Petunjuk Pelaksanaan Pembelajaran Karakter Cerdas Format Kelompok. Padang: Universitas Negeri Padang.
84
Purwanto, E. 2012. Konstruksi pendidikan Karakter di PerguruanTinggi Agama Islam, (online), (http://el-yabara.blogspot.com, diakses 12 januari 2014).
Rahmulyani, dkk 2011. Peningkatan Kompetensi Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Berbasis Pendidikan Karakter Melalui Program Pengalaman Lapangan,(online),(http://digilab.unimed.ac.id/peningkatan-kompetensi-
mahasiswa-bimbingan-dan-konseling-berbasis-pendidikan-karakter-melalui-program-pengalaman-lapangan-24737. html, diakses 3 februari 2014).
Sadulloh (2010: 176) dalam (http://repository.upi.edu, diakses 18 desember 2013).
Samani, M. & Hariyanto. 2012. Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R& D. Bandung: Alfabeta.
Watloly. A. 2001. Tanggung Jawab Pengetahuan. Yogyakarta: Kanisius.