• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kepala Sekolah 10 Manajemen Unit Produksi (Jasa) sbg Sumber Belajar Siswa dan Penggalian D

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kepala Sekolah 10 Manajemen Unit Produksi (Jasa) sbg Sumber Belajar Siswa dan Penggalian D"

Copied!
146
0
0

Teks penuh

(1)

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

MANAJEMEN UNIT PRODUKSI/JASA

SEBAGAI SUMBER BELAJAR SISWA

DAN PENGGALIAN DANA PENDIDIKAN

PERSEKOLAHAN

DIREKTORAT TENAGA KEPENDIDIKAN DIREKTORAT JENDERAL

PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

KEPALA SEKOLAH PENDIDIKAN

MENENGAH KOMPETENSI

(2)
(3)

PENGANTAR

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah telah ditetapkan bahwa ada 5 (lima) dimensi kompetensi yaitu: Kepribadian, Manajerial, Kewirausahaan, Supervisi dan Sosial. Dalam rangka pembinaan kompetensi calon kepala sekolah/kepala sekolah untuk menguasai lima dimensi kompetensi tersebut, Direktorat Tenaga Kependidikan telah berupaya menyusun naskah materi diklat pembinaan kompetensi untuk calon kepala sekolah/kepala sekolah.

Naskah materi diklat pembinaan kompetensi ini disusun bertujuan untuk memberikan acuan bagi stakeholder di daerah dalam melaksanakan pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah/kepala sekolah agar dapat dihasilkan standar lulusan diklat yang sama di setiap daerah.

Kami mengucapkan terimakasih kepada tim penyusun materi diklat pembinaan kompetensi calon kepala sekolah/kepala sekolah ini atas dedikasi dan kerja kerasnya sehingga naskah ini dapat diselesaikan.

Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa meridhoi upaya-upaya kita dalam meningkatkan mutu tenaga kependidikan.

Jakarta, November 2007 Direktur Tenaga Kependidikan

(4)
(5)

...

(6)

BAB III PERENCANAAN UNIT PRODUKSI/JASA SMK/MAK

C. Sistem Administrasi UP/J SMK/MAK ... ... 58

D. Pelaksanaan UP/J SMK/MAK sebagai Sumber

(7)

... ... 59

E. Pelaksanaan UP/J SMK/MAK sebagai Salah Satu Sumber Pendanaan Pendidikan SMK/MAK ...

(8)

...

BAB VI PEMASARAN HASIL UP/J SMK/MAK

(9)
(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Perbedaan Unit Produksi dengan Teaching Factory

... ... 7

Tabel 4.1. Perbedaan Manajer, Enterpreneur dengan Intrapreneur

(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Persaingan yang dialami oleh tamatan SMK/MAK dalam memenangkan kesempatan kerja semakin hari semakin ketat. Hanya mereka yang kompetenlah yang mampu memenangkan persaingan tersebut. Terlebih-lebih dalam menghadapi pasar global, di mana tenaga kerja dari negara manapun akan bebas bersaing di negara kita.

Sejalan dengan kondisi tersebut, SMK/MAK harus semakin siap membekali tamatannya dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia kerja sehingga tamatannya benar-benar mampu bersaing dan siap memenangkannya.

Tujuan utama SMK/MAK adalah menyiapkan tamatan yang siap bekerja di bidangnya. Berkaitan dengan penyiapan tenaga kerja ini, secara eksplisit disebutkan dalam Peraturan pemerintah Nomor 29 tahun 1990 pada pasar 29 ayat 2, bahwa:

(12)

Siswa-siswa belajar cara menghasilkan barang/jasa yang bernilai ekonomis sehingga laku dijual di pasaran. Pengalaman ini memberikan rasa percaya diri bagi siswa untuk berwirausaha kelak di samping siswa dan sekolah mendapatkan keuntungan finansial. Keuntungan finansial unit produksi/jasa ini dapat menjadi salah satu sumber pendanan pendidikan di SMK/MAK mengingat tingginya biaya praktik. Agar unit produksi/jasa sekolah dapat menjadi sumber pembelajaran dan pendanaan pendidikan maka perlu dikelola secara profesional.

Berdasarkan alasan di atas maka calon Kepala SMK/MAK perlu diberi diklat manajemen unit produksi/jasa sekolah. Manajemen UP/J SMK/MAK ialah perencanan, pelaksanaan, kepemimpinan, pengawasan, dan pemasaran di UP/J SMK/MAK.

Ruang lingkup manajemen UP/J SMK/MAK adalah: (1) Pengantar Manajemen UP/J SMK/MAK, (2) Perencanaan UP/J SMK/MAK, (3) Pelaksanaan UP/J SMK/MAK, (4) Kepemimpinan UP/J SMK/MAK, (5) pengawasan UP/J SMK/MAK, dan (6) pemasaran UP/J SMK/MAK. Materi pendidikan dan pelatihan ini disusun berdasarkan ruang lingkup tersebut dan dengan uraian berikut ini.

B. DIMENSI KOMPETENSI

Dimensi kompetensi yang diharapkan dibentuk pada akhir pendidikan dan pelatihan ini adalah dimensi kompetensi majemen unit produksi.

(13)

2. Membuat perencanaan UP/J SMK/MAK sebagai sumber belajar dan pendanaan pendidikan.

3. Melaksanakan UP/J SMK/MAK sebagai sumber belajar dan pendanaan pendidikan..

4. Memiliki kepemimpinan UP/J SMK/MAK

5. Mengawasi UP/J SMK/MAK sebagai sumber belajar siswa dan pendanaan pendidikan di SMK/MAK

6. Memahami konsep pemasaran hasil UP/J SMK/MAK

D. INDIKATOR PENCAPAIAN HASIL

1. Mampu memahami konsep manajemen UP/J SMK/MAK 2. Mampu membuat perencanaan UP/J SMK/MAK sebagai

sumber belajar dan pendanaan pendidikan.

3. Mampu melaksanakan UP/J SMK/MAK sebagai sumber belajar dan pendanaan pendidikan.

4. Mampu mengimplemetasikan kepemimpinan UP/J SMK/MAK.

5. Mampu mengawasi UP/J SMK/MAK sebagai sumber belajar siswa dan pendanaan pendidikan.

6. Mampu melaksanakan pemasaran UP/J SMK/MAK

E. ALOKASI WAKTU

No. Materi Diklat Alokasi

1. Konsep Manajemen U/J SMK/MAK 5 jam 2. Perencanaan UP/J SMK/MAK sebagai sumber belajar dan

pendanaan pendidikan. 7 jam

3. Pelaksanaan UP/J SMK/MAK sebagai sumber belajar dan

pendanaan pendidikan. 5 jam

4. Kepemimpinan UP/J SMK/MAK. 4 jam 5. Pengawasan UP/J SMK/MAK sebagai sumber belajar siswa

dan pendanaan pendidikan.

5 jam

(14)

F. SKENARIO 1. Perkenalan

2. Pejelasan singkat, jelas dan terarah tentang dimensi kompetensi, indikator alokasi waktu dan skenario pendidikan dan pelatihan menajemen kewirausahaan.

3. Pre-test

4. Eksplorasi pemehaman peserta berkenaan dengn seluk beluk unit produksi melalui pendekatan andragogi.

5. Pendidikan dan pelatihan (diklat) ini diselenggarakan dengan menggunakan pendekatan andragogi. Pendekatan ini lebih mengutamakan pengungkapan kembali pengalaman peserta pelatihan, menganalisis, menyimpulkan, dan mengeneralisasi dalam suasana diklat yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, menyenangkan, dan bermakna. Peranan pelatih lebih mengutamakan sebagai fasilitator.

6. Diskusi tentang indikator keberhasilan pelaksanaan unit produksi

7. Praktik ( Simulasi) unit produksi.

(15)

BAB II

KONSEP MANAJEMEN UNIT PRODUKSI

A. PENGERTIAN MANAJEMEN

Manajemen berasal dari Bahasa Latin, yaitu dari asal kata manus

yang berarti tangan dan agere yang berarti melakukan. Kata-kata itu digabung menjadi kata kerja managere yang artinya menangani.

Managere diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggeris dalam bentuk kata kerja to manage, dengan kata benda management, dan manager untuk orang yang melakukan kegiatan manajemen. Akhirnya,

management diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi manajemen atau pengelolaan.

Manajemen menurut Mary Parker (Stoner & Freeman, 2000) ialah seni melaksanakan pekerjaan melalui orang-orang (The art of getting things done through people). Meskipun banyak definisi manajemen yang telah diungkapkan para ahli sesuai pandangan dan pendekatannya masing-masing seperti: Barnard (1938), Terry (1960), Gray (1982), Manullang (1983), Gitosudarmo (1984), Sukiswa (1986), Siregar & Samadhi (1997), Hitt,et.al. (1989), Schermerhon (1996), Wright & Noe (1996), Fattah (1996), Matteson & Ivancevich (1996), Handoko (2003), Gibson (2003), Dressler (2003) dan Casio (2003); namun tidak satupun yang memuaskan. Walaupun demikian, esensi manajemen dapat dianggap baik sebagai proses (fungsi) maupun sebagai tugas (task).

(16)

Controlling yang disingkat PCCC. Sedangkan menurut Gulick, fungsi manajemen adalah Planning, Organizing, Staffing, Directing, Coordinating, Reporting, and Budgeting dengan akronim POSDCoRB. Terry menyatakan fungsi manajemen adalah Planning, Organizing, Actualizing, and Controlling (POAC).

Manajemen (pengelolaan) sebagai fungsi meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, kepemimpinan, pemantauan, supervisi, evaluasi pelaporan, dan tindak lanjut hasil (Gibson, 2003 & Husaini Usman, 2007). Tetapi liputan manajemen ini dapat lebih disederhanakan menjadi Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pengawasan (P3). Karena pengorganisasian dan kepemimpinan dapat dimasukkan dalam pelaksanaan. Sedangkan pemantauan, supervisi, evaluasi pelaporan, dan tindak lanjut hasil pengawasan dapat dimasukkan ke dalam pengawasan.

B. PENGERTIAN UP/J SMK/MAK

UP/J SMK/MAK ialah suatu proses kegiatan usaha yang dilakukan sekolah/madrasah secara berkesinambungan, bersifat akademis dan bisnis dengan memberdayakan warga sekolah/madrasah dan lingkungan dalam bentuk unit usaha produksi/jasa yang dikelola secara profesional (Bambang Sartono, 2006). Selanjutnya, ditambahkan Bambang Sartono (2006), UP/J SMK/MAK juga merupakan suatu usaha incorporated-enterpreuneur

(17)

pengertian tersebut, lebih lanjut Bambang menjelaskan perbedaan antara Unit produksi dengan Teaching Factory, sebagai berikut.

TABEL 2.1. PERBEDAAN UNIT PRODUKSI DENGAN TEACHING FACTORY

Unit Produksi Teaching Factory

1. Produk mendukung

pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar

2. Produksi bergantung pada idle capacity sekolah

3. Harus melibatkan guru, siswa dan staf sekolah

1. Menekankan pada kualitas produk

2. Dapat diexpand tan-pa batas

3. Hanya melibatkan guru, siswa, staf sekolah yang profesional.

Bambang Sartono (2006).

C. TUJUAN DAN MANFAAT UP/J SMK/MAK Tujuan UP/J SMK/MAK adalah untuk:

meningkatkan mutu tamatan dalam berbagai segi terutama dalam hal pengetahuan dan keterampilan;

1. wahana pelatihan berbasis produksi/ jasa bagi siswa;

2. wahana menumbuhkan dan mengembangkan jiwa wirausaha guru dan siswa pada SMK/MAK;

3. sarana praktik produktif secara langsung bagi siswa;

4. membantu pendanaan untuk pemeliharaan, penambahan fasilitas dan biaya-biaya operasional pendidikan lainnya; 5. menambah semangat kebersamaan, karena dapat menjadi

(18)

6. mengembangkan sikap mandiri dan percaya diri dalam pelaksanaan kegiatan praktik siswa;

7. melatih untuk berani mengambil risiko dengan perhitungan yang matang;

8. mendukung pelaksanaan dan pencapaian Pendidikan Sistem Ganda (PSG) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang seutuhnya;.

9. memberikan kesempatan kepada siswa dan guru untuk mengerjakan pekerjaan praktik yang berorientasi pada pasar; 10. meningkatkan kreativitas dan inovasi di kalangan siswa, guru

dan manajemen sekolah;

11. menumbuhkan sikap profesional produktif pada siswa dan guru;

12. melatih siswa untuk tidak bergantung kepada orang lain, namun

13. mandiri khususnya dalam mendapatkan kesempatan kerja; 14. wadah Pendidikan Sistem Ganda (PSG) bagi siswa yang tidak

mendapatkan tempat praktik kerja industri di dunia usaha dan industri;

15. menjalin hubungan yang lebih baik dengan dunia usaha dan industri serta masyarakat lain atas terbukanya fasilitas untuk umum dan hasil-hasil produksinya;

16. meningkatkan intensitas dan frekuensi kegiatan intra, ko, dan ekstra kurikuler siswa; dan

17. membangun kemampuan sekolah dalam menjalin kerjasama sinergis dengan pihal luar dan lingkungan serta masyarkat luas.

(19)

Adapun Manfaat UP/J SMK/MAK a. Sebagai sumber belajar siswa.

b. Sebagai salah satu sumber pendanaan pendidikan di SMK/MAK.

D. PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN UP/J SMK/MAK

Dalam mengelola UP/J SMK/MAK antara lain dapat menerapkan manajemen berbasis sekolah dengan prinsip:

1. kemandirian 2. akuntabilitas, 3. tranparan, 4. kemitraan, 5. partisipasi. 6. efektif, 7. efisien.

1. Kemandirian

(20)

Otonomi UP/J SMK/MAK yang terus menerus akan menjamin keberlangsung (sustainabilitas) dan pengembangan UP/J SMK/MAK.

Otonomi harus didukung antara lain oleh kemampuan: merencanakan, mengorganisasikan, memotivasi, kepemimpinan transformasional, pemecahan masalah dan pengambilan keputusan, berkomunikasi, berkoordinasi secara sinerjis, dan melakukan perubahan organisasi organisasi (jujur, adil, demokratis, transparan, adaptif, antisipatif, memberdayakan sumberdaya yang ada, dan memenuhi kebutuhan sendiri).

Otonomi dalam manajemen UP/J SMK/MAK dapat memberikan pembelajaran bagi siswa SMK/MAK bahwa dalam berusaha janganlah menunggu perintah orang lain, mulailah dari diri sendiri karena diri sendirilah yang paling tahu apa yang terbaik bagi dirinya berdasarkan kemampuan dan kemauan yang dimiliki. UP/J SMK/MAK diharapkan mampu menghasilkan tamatan yang mandiri. Otonomi juga menuntut siswa agar mau berubah ke arah yang lebih baik dan menyadarkan siswa bahwa nasib tidak akan berubah kecuali oleh diri sendiri.

2. Akuntabilitas

Akuntabilitas ialah pertanggungjawaban tertulis sekolah kepada

(21)

mengurangi bahkan menghindarkan kecurigaan telah terjadi KKN. UP/J SMK/MAK adalah milik sekolah dan menggunakan fasilitas dan dana milik sekolah dan atau milik investor. Oleh sebab itu, sudah sewajarnya pihak manajemen melaporkan pemanfaatan fasilitas dan dana tersebut kepada pihak sekolah dan investor.

Penerapan prinsip akuntabilitas dalam manajemen UP/J SMK/MAK dapat memberikan pembelajaran bagi siswa SMK/MAK bahwa bahwa setiap mendapat tugas harus diselesaikan dengan penuh tanggung jawab dan mampu mempertangungjawabkan hasilnya kepada pihak pemberi tugas. Penyelesaian suatu pekerjaan harus dilaporkan dan dipertanggungjawabkan. UP/J SMK/MAK diharapkan mampu menghasilkan tamatan yang bertanggung jawab baik bagi dirinya maupun orang lain. Prinsip otonomi dalam manajemen UP/J SMK/MAK dapat menyadarkan siswa bahwa setiap manusia adalah pemimpin minimal memimpin dirinya sendiri dan setiap pemimpin diminta pertanggungjawabannya.

Akuntabiltas dalam manajemen UP/J SMK/MAK sebagai salah satu sumber pendanaan pendidikan di SMK/MAK dapat menambah kepercayaan bagi warga sekolah, investor, mitra, dan pelanggan UP/J SMK/MAK untuk membantu fasilitas dan dana, serta menyalurkan, dan membeli barang/jasa yang dihasilkan UP/J SMK/MAK. Pelanggan tidak akan mau bekerja sama dengan UP/J SMK/MAK jika kurang ada rasa tanggung jawabnya.

3. Transparan

(22)

dicurigai akan ditinggalkan stakeholder-nya. Stakeholder sekolah ialah orang-orang yang peduli dengan kemajuan sekolah. Stakeholder

internal sekolah adalah: siswa, guru, wakil kepala sekolah, kepala sekolah, dan tenaga kependidikan lainnya. Stakeholder eksternal sekolah antara lain adalah: orang tua/wali siswa, birokrat Dinas Pendidikan, tokoh masyarakat termasuk LSM, pengusaha, anggota profesi, dan alumni.

Keterbukaan merupakan awal dari kejujuran. Keterbukaan dalam arti bersifat proporsional yaitu tidak semua rahasia pribadi diungkapkan melainkan keterbukaan dalam manajemen dan keuangan UP/J SMK/MAK. Keterbukaan hanya akan efektif jika ada komunikasi yang efektif atau sebaliknya.

(23)

Penerapan prinsip keterbukaan dalam manajemen UP/J SMK/MAK sebagai salah satu sumber pendanaan di SMK/MAK adalah pengelola UP/J SMK/MAK terbuka terutama dalam hal keuangan UP/J SMK/MAK, terbuka dalam hal mutu yang dihasilkan UP/J SMK/MAK sehingga tidak mengecewakan pelanggan.

4. Kemitraan

(24)

Penerapan prinsip kemitraan dalam manajemen UP/J SMK/MAK sebagai sumber belajar bagi siswa SMK/MAK dapat memberikan pelajaran dalam belajar dan berusaha: (1) binalah kemitraan melalui jaringan kerja (netwoking) dalam melakukan usaha, (2) bermitralah dengan prinsip saling menguntungkan, (3) mengetahui sumber daya yang akan dipasok mitra, dan (4) mengetahui apa yang dapat dilakukan mitra dalam memasarkan produk barang/jasa. Dalam penyusunan silabus untuk UP/J SMK/MAK, guru dapat bermitra dengan Kelompok Kerja Guru (KKG), Musyawarah Guru Mata Pelajaranan (MGMP), Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) atau perguruan tinggi.

Penerapan prinsip kemitraan dalam manajemen UP/J SMK/MAK sebagai salah satu sumber pendanaan pendidikan di SMK/MAK adalah UP/J SMK/MAK dapar dukungan sumberdaya manusia dan nonmanusia dari mitra atau industri pasangan dalam mengembangkan UP/J SMK/ MAK dan untuk menempatkan siswa SMK/MAK magang di tempat mitra atau industri pasangan.

5. Partisipasi

(25)

dana, waktu stakeholder sesuai dengan relevansinya. Stakeholder

bekerja bahu membahu secara profesional sebagai tim kerja yang sinergis dan solid. Untuk membuat stakeholder yang terlibat dan merasa memiliki terhadap perencanaan UP/J SMK/MAK, diperlukan suasana yang demokratis, dan stakeholder terlibat dalam proses pengambilan keputusan. Prinsip ini menuntut para orang-tua dan guru mengerti segala kebutuhan yang terbaik untuk peserta didiknya, dan melalui satu usaha yang kooperatif, mereka dapat bahu membahu meningkatkan program-program yang tepat sesuai kebutuhan peserta didik (Duhou, 2002).

(26)

Penerapan prinsip partisipasi dalam manajemen UP/J SMK/MAK sebagai salah satu sumber pendanaan di SMK/MAK adalah UP/J SMK/MAK mendapatkan dukungan dana dan fasilitas lainnya dari mitra SMK/MAK.

6. Efektif

Efektif ialah setiap upaya untuk mencapai hasil/output yang cocok/sesuai dengan persyaratan yang diinginkan/diharapkan para pelanggan. Rendah atau kurangnya keefektifan (effectiveness) diukur oleh tingkatan di mana proses menghasilkan output tidak sesuai/sejalan/dan tidak cocok dengan persyaratan-persyaratan yang diinginkan/diharapkan pelanggan (dapat dilihat pada rendahnya mutu output/hasil) (Anonim, 2006). Sedangkan keefektifan (effectiveness) ialah keadaan di mana pencapaian hasil sesuai dengan acuan yang direncanakan dan diharapkan untuk memenuhi kepuasan pelanggan/pengguna hasil pendidikan. Hasil yang diharapkan dapat diukur secara kuantitatif dan kualitatif. Efektivitas secara kuantitatif adalah perbandingan antara hasil yang diperoleh dibagi dengan target yang harus dicapai, sedangkan efektivitas secara kualitatif adalah tingkat kepuasan yang diperoleh. Sesuatu yang efisien belum tentu efektif dan sesuatu yang efektif belum tentu efisien.

(27)

maka efektivitas lebih memfokuskan diri pada output atau hasil yang diharapkan.

7. Efisien

Efisien ialah suatu proses yang menghasilkan sesuatu yang dipersyaratkan dengan pengorbanan sumber daya yang paling minimal (Anonim, 2006). Sumber daya terutama biaya, waktu, dan tenaga. Dalam hal ini, proses-proses yang dilakukan selalu menghindari terjadinya pemborosan atau kerugian-kerugian percuma yang tidak perlu. Proses efisiensi diukur dengan perbandingan antara output yang dicapai dengan biaya-biaya untuk menghasilkan output yang diharapkan. Biaya-biaya ini lazimnya dinyatakan dalam bentuk satuan sumber biaya yang telah dikeluarkan (baik dalam bentuk rupiah, jam kerja, satuan enerji yang digunakan). Sedangkan yang dimaksud efisiensi ialah acuan terukur kinerja di mana hasil yang dicapai dibandingkan dengan biaya-biaya/pengorbanan sumber daya yang telah dikeluarkan bagi pencapaian hasil tersebut (Anonim, 2006).

(28)

Penerapan prinsip efisien dalam manajemen UP/J SMK/MAK sebagai sumber belajar bagi siswa SMK/MAK dapat memberikan pelajaran bahwa dalam mengerjakan sesuatu harus hemat biaya, tenaga, dan waktu. Penerapan prinsip efisien dalam manajemen UP/J SMK/MAK sebagai salah satu sumber pendanaan pendidikan di SMK/MAK adalah UP/J SMK/MAK harus berupaya menghemat biaya, waktu, dan tenaga dalam menghasilkan barang/jasa. Penghematan dapat menghasilkan keuntungan yang lebih besar, dan dapat menekan harga harga barang/jasa yang diproduksi sehingga mampu bersaing dengan para pesaing.

E. CARA PEMPERKUAT MANAJEMEN UP/J SMK/MAK

Keberhasilan Unit Produksi di SMK sangat tergantung kepada manajemen yang diterapkan di sekolah tersebut. Oleh karena menjadi hal yang penting untuk mem-perkuat manajemen SMK agar Unit Produksi dapat dikembangkan dalam upaya memperkokoh daya saing tamatan. Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:

1. Perkuat Jiwa Wirausaha

(29)

2. Diperlukan Kesadaran akan Manfaat Keberadaan Unit Produksi di SMK

Keberadaan Unit Produksi di SMK seharusnya dapat mengatasi masalah-masalah yang berkaitan dengan produksi hasil praktik siswa. Unit produksi dapat menjadi wadah yang menampung produk siswa; menjadi quality control atas produk siswa; menjadi tim pemasaran; menjadi agen penjualan yang dapat memberikan kontribusi langsung siswa memperoleh hasil penjualan. Dalam upaya mengembangkan kesadaran ini, diperlukan iklim manajemen yang transparan sehingga seluruh warga sekolah dapat melihat secara langsung berbagai keuntungan yang diperoleh.

3. Tertib Administrasi

Aspek administrasi sering kurang mendapat perhatian dalam usaha kecil di Indonesia. Unit Produksi seharusnya melakukan pembukuan atas setiap transaksi yang dapat dipelajari oleh warga sekolah. Data operasi Unit produksi dapat menjadi sarana untuk mengkaji berbagai hal yang berhubungan dengan pengembangan usaha, misalnya jenis permintaan yang paling sering disampaikan pelanggan, jenis produk yang cenderung diperlukan pada waktu tertentu, jenis produk yang diminati pada kalangan tertentu, dimana lokasi tempat tinggal pelanggan, pada waktu kapan keuntungan terbesar, pada saat bagaimana produk mencapai puncaknya atau sebaliknya permintaan pada posisi terendah.

(30)

kompetensi, mereka perlu ditantang untuk kreatif dan inovatif. Tantangan ini akan menggugah kompetisi diantara siswa, lebih-lebih bila diberikan sistem reward yang konsisten.

4. Ciptakan Iklim ‘Market’ di Sekolah

Beri kesempatan siswa dan guru untuk melakukan ‘jual-beli’ di sekolah. Misalnya antara siswa maupun siswa dengan guru atau sebaliknya guru dengan siswa. Mereka dapat saling berjual-beli untuk saling memenuhi kebutuhan. Selanjutnya anjurkan siswa untuk berjual-beli di lingkungan keluarga mereka dan diteruskan dengan berjual-beli dengan di lingkungan masyarakat sekitar. Dengan cara ini maka akan terbentuk jejaring laba-laba yang bermuara di sekolah.

5. Pengkondisian Lingkungan Sekolah

Mulailah dengan menanamkan nilai-nilai yang ada di industri untuk terjadi dan berlangsung di sekolah. Beberapa nilai yang dapat mulai dikondisikan adalah kebersihan, ketertiban, disiplin, dan ramah terhadap setiap tamu. Kondisi ini harus diciptakan dan menjadi budaya sekolah, karena dengan terciptanya kondisi tersebut warga sekolah khususnya siswa akan mengalami lingkungan/ dunia usaha yang sesungguhnya. Karena di dunia usaha selalu diupayakan suasana yang tertib, disiplin, ramah terhadap pelanggan dan selalu menjaga kebersihan untuk memberi kenyamanan kepada pelanggan dan relasi.

6. Guru adalah Sumberdaya yang Penting

(31)

peningkatan wawasan dan keterampilan berwirausaha. Guru sebagai aset penting SMK akan menjadi agen perubahan dalam iklim belajar siswa. Bila perlu guru perlu dicarikan kesempatan melakukan on the job training di unit usaha kecil dan menengah. Pelatihan yang berkaitan dengan inovasi produk dan layanan berkaitan dengan program keahlian dan bidang mereka akan menjadi nilai tambah bagi pribadi guru maupun kepentingan sekolah.

7. Membuka Berbagai Referensi

Belajar dengan multi referensi dan metode yang variatif akan menjadi daya tarik bagi siswa untuk menekuninya. Siswa perlu dibawa untuk melihat kemungkinan mencari informasi dan ide serta sumber belajar dari berbagai jenis referensi. Gunakan metode survey

ke lapangan/ pasar, menjelajah internet, mempelajari iklan, berbagi berita ekonomi dan bisnis, membaca success story, akan merupakan pengalaman belajar yang memberi banyak pengetahuan.

8. Mengembangkan Organisasi Unit Produksi

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat strukur organisasi Unit Produksi antara lain:

a. Organisasi dan manajemen Unit Produksi disusun secara flat:

o Lebih menekankan pada kerja tim

o Sebagai anggota tim, karyawan dilibatkan dan diberdayakan untuk memberi kontribusi kepada manajemen dalam mewujudkan kepuasan kepada pelanggan

(32)

b. Mengembangkan prinsip ’desentralisasi’ dan otoritas dalam pembagian tugas dan wewenang

c. Peran dan tanggungjawab personel dan pengelola secara jelas, untuk dapat menumbuhkan usaha tanpa dikekang oleh jalur birokrasi yang kaku

d. Gaya kepemimpinan sekolah bersifat luwes, fleksibel dan demokratis, untuk dapat menjalin komunikasi dan menyaring informasi dengan cepat bagi kepentingan Unit Produksi

e. Staffing, dilakukan dalam aktivitas yang berkaitan dengan pengelolaan SDM dalam pengembangan Unit Produksi yang meliputi: rekrutmen, seleksi, penempatan, orientasi, pemberian imbalan, unit pelatihan, promosi dan penilaian prestasi kerja.

f. Pengendalian dilakukan untuk melakukan pengaturan atau pengarahan dalam organisasi agar tujuan tercapai.

1) Pengendalian fisik, misal:

o Bahan baku

o Kualitas produk

o Peralatan produksi

o Kapasitas mesin, dll

2) Pengendalian Personel, meliputi:

oPenempatan pekerja baru

oTraining karyawan

oPenggajian dan prestasi kerja

3) Pengendalian Informasi, meliputi:

oInformasi pemasaran dan penjualan

oInformasi analisis lingkungan

oJadual produksi

(33)

BAB III

PERENCANAAN UNIT PRODUKSI/JASA SMK/MAK

A. PENGERTIAN PERENCANAAN UP/J SMK/MAK

Perencanaan UP/J SMK/MAK ialah kegiatan yang akan dilaksanakan UP/J SMK/MAK untuk mencapai tujuan sekolah secara efektif dan efisien. Perencanaan UP/J SMK/MAK dalam hal ini adalah perencanan pembelajaran dan usaha atau bisnis karena fungsi UP/J SMK/MAK adalah sebagai sumber belajar dan pendanaan pendidikan SMK/MAK.

(34)

menyiapkan tenaga kerja terampil, maka Unit Produksi perlu dikembangkan, dan manakala telah mencapai pertumbuhan yang memadai dapat menjadi wahana praktik industri bagi siswa (Dikmenjur, 2007).

B. KONSEP PERENCANAAN UP/J SMK/MAK SEBAGAI SUMBER BELAJAR

1. Program Pembelajaran di UP/J SMK/MAK a. Visi UP/J SMK/MAK

1) Pengelola UP/J SMK/MAK merumuskan dan menetapkan visi UP/J SMK/MAK serta mengembangkannya.

2) Visi UP/J SMK/MAK:

a) dijadikan sebagai cita-cita bersama warga SMK/MAK dan segenap pihak yang berkepentingan pada masa yang akan datang.

b) mampu memberikan inspirasi, motivasi, dan kekuatan pada warga SMK/ MAK dan segenap pihak yang berkepentingan

c) dirumuskan berdasar masukan dari berbagai warga SMK/MAK dan stakeholder selaras dengan visi SMK/MAK.

d) diputuskan oleh rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolah/ madrasah dengan memperhatikan masukan komite sekolah

(35)

f) ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan perkembangan dan tantangan di masyarakat. b. Misi S/M

1) Pegelola UP/J SMK/MAK merumuskan dan menetapkan misi serta mengembangkannya.

2) Misi UP/J SMK/MAK

a) memberikan arah dalam mewujudkan visi UP/J SMK/MAK sesuai dengan tujuan pendidikan nasional

b) merupakan tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu tertentu

c) menjadi dasar program pokok sekolah/madrasah

d) menekankan pada mutu layanan siswa dan mutu lulusan yang diharapkan oleh sekolah/madrasah

e) memuat pernyataan umum dan khusus yang berkaitan dengan program sekolah/madrasah

f) memberikan keluwesan dan ruang gerak pengembangan kegiatan satuan-satuan unit sekolah/madrasah yang terlibat

g) dirumuskan berdasarkan masukan dari segenap pihak yang berkepentingan termasuk komite sekolah/madrasah dan diputuskan oleh rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolah/madrasah

h) disosialisaikan kepada warga sekolah/madrasah dan segenap pihak yang berkepentingan

i) ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan perkembangan dan tantangan di masyarakat.

(36)

1) Pengelola UP/J SMK/MAK merumuskan dan menetapkan tujuan serta mengembangkannya.

2) Tujuan UP/J SMK/MAK

a) menggambarkan tingkat mutu yang perlu dicapai dalam jangka menengah (empat tahunan);

b) mengacu pada visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional serta relevan dengan kebutuhan masyarakat;

c) mengacu pada standar kompetensi lulusan yang sudah ditetapkan oleh sekolah/madrasah;

d) mengakomodasi masukan dari berbagai pihak yang berkepentingan termasuk komite sekolah/madrasah dan diputuskan oleh rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh Kepala SMK/MAK; dan

e) menyosialisasikan kepada warga SMK/MAK dan segenap pihak yang berkepentingan.

2. Rencana Pembelajaran UP/J SMK/MAK a. Pengelola UP/J SMK/MAK membuat:

1) rencana kerja jangka menengah yang menggambarkan tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu empat tahun yang berkaitan dengan mutu lulusan yang ingin dicapai dan perbaikan komponen yang mendukung peningkatan mutu lulusan; dan

2) rencana kerja tahunan yang dinyatakan dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran UP/J SMK/MAK dilaksanakan berdasarkan rencana jangka menengah

(37)

1) disetujui rapat dewan pendidik setelah memperhatikan pertimbangan dari komite sekolah/madrasah dan disahkan berlakunya oleh dinas pendidikan kabupaten/kota. Pada sekolah/madrasah swasta, rencana kerja ini disahkan berlakunya oleh penyelenggara sekolah/madrasah; dan

2) dituangkan dalam dokumen yang mudah dibaca oleh pihak-pihak yang terkait.

c. Rencana kerja empat tahun dan tahunan disesuaikan dengan persetujuan rapat dewan pendidik dan pertimbangan komite sekolah/madrasah;

d. Rencana kerja tahunan dijadikan dasar manajemen UP/J SMK/MAK yang ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, partispasi, keterbukaan, dan akuntabilitas.

e. Rencana kerja tahunan UP/J SMK/MAK memuat ketentuan yang jelas mengenai:

1) kesiswaan yang akan terlibat praktik

2) kurikulum dan kegiatan pembelajaran praktik

3) pendidik dan tenaga kependidikan serta pengembangannya,

4) sarana dan prasarana, 5) keuangan dan pembiayaan, 6) budaya dan lingkungan sekolah,

7) peran serta masyarakat dan kemitraan,

(38)

C. KONSEP PERENCANAAN UP/ SMK/MAK SEBAGAI SUMBER PENDANAAN PENDIDIKAN

1. Faktor-faktor yang Perlu Diperhatikan dalam Menyiapkan Rencana Unit Produksi/Jasa

Langkah-langkah yang akan dibahas mencakup faktor-faktor utama yang dipertimbangkan dalam mempersiapkan ssuatu rencana usaha. Rencana usaha anda bisa meliputi sebagian atau seluruh langkah-langkah ini.

a. Pelajari Pasar Anda (Membaca Peluang Bisnis)

Tentukan siapa saja konsumen bagi produksi atau jasa yang akan anda tawarkan. Sebagai contoh, jika anda akan menjual kusen pintu/jendela, anda harus tahu bahwa pasar anda (atau konsumen) adalah orang-orang yang sedang membutuhkan tempat tinggal dan biasanya akan membeli kusen/jendela berdasarkan selera pribadi mereka. Memahami orang yang akan anda layani. Bagaimana karakteristik mereka? Berapa besar belanja mereka dan apa saja yang biasanya menarik perhatian mereka?

Selidiki siapa pesaing anda. Berapa banyak mereka dan dimana mereka berusaha? Dengan mengetahui persaingan dan jumlah orang yang mungkin akan membeli produk seperti produk anda, berapa banyak dari orang-orang ini anda inginkan menjadi konsumen tetap anda? Ini adalah pangsa pasar anda.

(39)

dijelaskan permintaan masyarakat akan produk barang/jasa pada saat ini yang dapat dipenuhi. Mungkin permintaan sekarang dipasok oleh pemasok atau produsen lokal. Bila demikian, selidiki apakah suplai lokal sudah memenuhi permintaan lokal atau belum sehingga dapat diketahui masih ada peluang atau tidak untuk membuka usaha di bidang tersebut. Sebagai contoh, jika suatu perusahaan bangunan hanya mampu memenuhi setengah dari kebutuhan lokal maka dapat dipertimbangkan untuk membuka perusahaan bangunan.

Alternatif lain, sejumlah produk disuplai oleh konsumen atau pemasok dari luar. Pelajari produk-produk itu dan adakan modifikasi-modifikasi. Ada kemungkinan dengan sumber daya tertentu, Anda dapat menghasilkan produk sejenis dengan bentuk, fasilitas, dan mutu yang lebih tinggi tetapi dengan harga yang lebih rendah maka produk yang dhasilkan akan berpeluang laku di pasaran.

Sebaliknya, Anda juga dapat mencari peluang dari produk-produk yang dieksport. Biasanya, produk-produk ini diekspor dalam bentuk bahan baku setengah jadi. Misalnya, kayu yang diproduksi masyarakat biasanya dijual ke pembuat mebel di luar daerahnya. Sebagai seorang calon pengusaha, Anda dapat menemukan cara-cara meningkatkan nilai tambah kayu tersebut sebelum dijual atau diekspor. Misalnya dengan membuat mebel yang mempunyai nilai jual. Dengan demikian, Anda berpeluang membuka usaha.

Tersedianya sumber daya tertentu di lokasi tertentu dapat membuka peluang usaha. Beberapa hal yang pelu dipertimbangkan dalam memilih alternatif usaha.

1) Bahan Baku

(40)

sumber daya yang melimpah ini baik melalui pengumpulan, perdagangan, pengolahan parsial atau proses produksi. Misalnya tersedianya tanah lempung membuka peluang industri keramik. 2) Keterampilan khusus SMK/MAK dan masyarakat setempat

Suatu kelompok siswa du sekolah dan masyarakat biasanya memiliki keterampila khusus yaitu keterampilan tradsional yang dapat digunakan untuk keperluan komersial. Pelajari keterampilan-keterampilan ini secara cermat sebagai peluang tenaga kerja. Contoh: Daerah pantai tersedia tenaga nelayan dapat membuka peluang usaha penangkapan ikan.

3) Informasi Industri

Membaca jurnal-jurnal teknik dan bisnis akan membuka wawasan dunia usaha dewasa ini. Majalah SWA misalnya, adalah menyajikan berita-berita secara teratur tentang produk dan teknik-teknik baru. Beberapa lembaga ada yang melakukan studi berkala yang membahas: pertumbuhan, kemajuan, dan kinerja industri-industri tertentu. Stud-studi ini akan memberikan informasi yang bermanfaat dan mungkin akan membantu memutuskan apakah Anda melakukan investasi pada industri atau tidak.

3) Teknologi

(41)

4) Berbisnis Mulailah dari yang Kecil

Berbisnis sendiri dengan memulai dari kecil atau bekerja sama dengan orang lain, sama-sama memiliki nilai kelebihan dan kekurangannya. Bagi bisnis pemula, untuk memulainya disarankan mulai dari yang kecil. Jangan karena orang tersebut memiliki uang banyak atau modal besar, langsung berbisnis dalam skala besar.

Belajarlah dari yang kecil. Jika bisnisnya berkembang, ini merupakan doa dan harapan semua pebisnis dan dapat dibesarkan sesuai dengan kapasitas yang dimiliki baik m odal, tenaga, pikiran, peluyang, dan tantangan yang ada. Jika bisnisnya dimulai dari kecil maka resiko yang dihadapi juga kecil. Kalau bisnisnya kurang maju atau sama sekali tidak berkembang, kerugian yang yang dideritanya tidak terlalu besar. Sesuatu yang dimulai dari kecil itu biasanya menyenangkan. Sebab, jika terjadi sesuatu kerugian, tidaklah terlalu menyakitkan. Di samping itu, usaha yang dimulai dari kecil pada umumnya mempunyai fondasi yang kokoh yang bermanfaat untuk pengembangan usaha ke depannya sehingga tidak mudah goyah dengan berbagai persaingan dan kendala-kendala.

5) Risiko

(42)

6) Hobby

Anda juga harus mempertimbangkan apakah usaha itu adalah usaha dalam bidang Anda atau kesukaan Anda.

Dari mana usaha dimulai? Jawabnya: a) Mulailah dari yang ringan

b) Mulailah dari yang dekat. c) Mulailah dari yang kecil d) Mulailah dari yang mudah e) Mulailah dari diri sendiri f) Mulailah dari sekarang

b. Teliti perilaku pasar di masa datang

Hitung berapa orang yang membeli produk anda di masa lalu, berapa orang yang membeli produk serupa dari perusahaan lain, dan berapa harganya. Faktor-faktor permintaan pasar akan suatu produk atau jasa serta tingkat persaingan juga menentukan tipe usaha Anda. Jangan membuka usaha yang sudah jenuh dan persaingan sangat keras meskipun Anda memiliki keunggulan khusus. Bukalah tipe usaha yang paling sedikit ditekuni orang lain atau yang paling tidak keras persaingannya.

c. Memilih lokasi usaha

(43)

Contoh: Tempat dimana banyak orang yang menghabiskan waktu luangnya, merupakan tempat yang ideal bagi usaha penjualan makanan atau hiburan. Usaha t-shirt printing mungkin paling baik berlokasi dekat sekolah, atau dekat tempat pusat olahraga, atau di tempat lain yang sering dikunjungi oleh calon pemakai produk anda.

Perhatikan fasilitas yang tersedia di daerah yang akan digunakan sebagai lokasi usaha anda. Apakah fasilitas listrik, air dan/atau sambungan telepon tersedia? Mudahkah dijangkau oleh pemasok dan konsumen anda? Apakah lokasi itu dekat dengan kawasan perdagangan dan dipinggir jalan besar?

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam memilih lokasi usaha:

1) Jarak antara sumber bahan baku dengan pasar (calon pembeli)

2) Ketersediaan dan keandalan transportasi dan fasilitas lain 3) Ketersediaan dan upah tenaga kerja

4) Ketersediaan, keandalan dan harga daya listrik 5) Ketersediaan, kualitas dan harga air

6) Fasilitas pembuangan dan pengelolaan limbah 7) Pajak

8) Ketersediaan, karakteristik dan harga limbah

(44)

Jika bahan baku/produk jadi termasuk barang yang berat, harus diperhitungkan dengan benar ketersediaan dan keandalan alat angkut di lokasi yang akan kita pilih.

Jika perusahaan berbentuk padat karya seperti perusahaan rokok, lokasi perusahaan harus diusahakan dekat dengan daerah yang penduduknya dapat direkrut sebagai tenaga kerja.

Lokasi terpilih adalah lokasi yang memerlukan investasi awal dan biaya operasional yang paling rendah.

d. Mempersiapkan Rencana Usaha

Berdasarkan jumlah calon konsumen yang anda tuju, tentukan jumlah barang yang akan anda produksi untuk memenuhi pangsa pasar anda. Dari sini anda bisa mengestimasi jumlah bahan baku dan biaya yang dibutuhkan.

Putuskan juga apakah anda akan menyewa, membeli toko lama atau membangun yang baru. Jika akan membangun toko baru jangan lupa untuk memenuhi semua persyaratan (misalnya IMB) dan dengan sendirinya biaya yang dibutuhkan lebih besar.

Pada rencana usaha yang telah disusun sebelumnya, telah ditentukan jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk mengisi posisi administrasi, penjualan dan produksi. Hendaknya berhati-hati dalam memilih dan melatih tenaga kerja, karena ada hubungannya dengan uang yang akan dikeluarkan sebagai imbalan atas jasa mereka. Kita harus tahu persis keahlian khusus apa yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha agar uang kita berguna.

(45)

dari kenalan (cara yang murah), atau melalui bursa tenaga kerja (memerlukan biaya). Cara lain adalah dengan memasang iklan lowongan pekerjaan di koran/majalah. Tenaga kerja yang telak direkrut harus dilatih (dan diawasi) sesuai dengan tugasnya dan bertanggung jawab terhadap pekerjaannya.

e. Mempersiapkan Rencana Organisasi

Tentukanlah bentuk organisasi usaha anda. Apakah itu berupa perusahaan perseorangan, firma, atau korporasi (PT)? Selain itu, pelajari semua persyaratan-persyaratan hukum untuk memulai usaha. Selain ijin-ijin umum, cari informasi apakah jenis usaha anda memerlukan ijin khusus dari suatu departemen tertentu, misalnya. Apakah usaha Anda legal atau tidak? Pelajari dengan seksama apakah ada batasan-batasan hukum yang dapat membuat usaha Anda sulit atau dilarang beroperasi.

Setelah itu tulis semua kegiatan/aktivitas yang harus dilakukan dalam berusaha seperti perencanaan, pengemasan, penjualan, dan lain-lain. Tentukan posisi pada tiap kegiatan dan estimasi jumlah orang yang diperkerjakan pada setiap posisi. Tetapkan gaji untuk posisi pekerjaan berdasarkan tarip gaji di perusahaan-perusahaan lain yang bergerak pada usaha yang sejenis.

f. Mempersiapkan Rencana Keuangan

(46)

terbatas pula jenis usaha yang akan Anda terjuni. Sebagai contoh: jika modal kecil bukalah usaha yang bermodal kecil pula. Misalnya membuka usaha warung makanan cukup modal relatif kecil.

Dengan menggunakan informasi yang diperoleh dari rencana-rencana lain, susunlah informasi keuangan berikut.

1) Tentukan berapa banyak uang akan dibutuhkan untuk memulai usaha;

2) Putuskan dari mana uang tersebut akan didapat;

3) Estimasi semua item pendapatan dan pengeluaran. Buat anggaran kas untuk tahun pertama operasi, berdasarkan pemasukan kas yang diharapkan dan pengeluaran kas.

4) Estimasi modal yang dimiliki (misalnya, kas, property, dll) serta jumlah uang yang akan diinvestasikan sebagai modal kerja, dan pinjaman yang harus anda peroleh untuk menutupi selisih antara investasi yang dibutuhkan dan uang yang anda miliki. Dari informasi ini, buatlah taksiran neraca akhir.

Modal usaha bisa berasal dari modal sendiri atau melalui pinjaman dari pihak lain, yang penting, harus dilakukan estimasi secara akurat mengenai jumlah dana yang dibutuhkan agar usaha berjalan lancar. Bila memang diperlukan, dana bisa dipinjam dari berbagai sumber dan setiap sumber punya kelebihan/kekurangan sendiri.

(47)

Setelah modal terkumpul, harus dibuat keputusan yang tepat mengenai pengadaan mesin/peralatan atau yang dibutuhkan untuk menghindari hal-hal berikut: (1) membayar lebih mahal, (2) membeli peralatan yang tidak diperlukan, (3) biaya operasi yang besar (perawatan, reparasi dan lain-lain).

Bila dana yang dibutuhkan tidak mencukupi, pemilihan mesin bisa dilakukan dengan memperhatikan: (1) karakteristik operasi, (2) teknologi, dan (3) harga.

Dilihat dari karakteristik operasinya mesin terdiri dari mesin khusus dan mesin multiguna. Sangat dianjurkan membeli mesin yang multiguna bila: (1) volume produksi rendah, (2) desain produk berubah dari waktu ke waktu, (3) tingkat fleksibilitas tinggi, (4) menginginkan harga mesin lebih murah.

Mesin khusus dapat digunakan bila: (1) desain produk tertentu, dan (2) volume produksi besar.

Sebelum memutuskan untuk membeli, bandingkan harga dari setiap mesin beserta untung-ruginya. Pertimbangkan juga biaya perawatannya. Anda dapat meminta informasi dari produsen lain yang menggunakan mesin dimaksud, juga mengenai reputasi suplier. Pilih suplier yang dapat menentukan mesin berdasarkan kebutuhan anda, dan yang memberikan jaminan purna jual yang baik misal : pemasangan, perawatan, dan reparasi; dan juga menyediakan suku cadang.

(48)

Dalam membeli mesin bekas, perhatikan hal-hal berikut: (1) cek reparasi suplier yang menjual mesin bekas, (2) cari dan bandingkan beberapa mesin di beberapa tempat, (3) periksa kondisi mesin, dan (4) ketahui umur mesin dan lama pemakaian, sehingga dapat diramalkan performansinya dimasa datang.

g. Studi Kelayakan Usaha Bisnis

Lakukan pengambilan keputusan membuka usaha dengan kriteria: tingkat kemudahan, tingkat resiko, dan cepat kembali modal atau Tingkat Return of Invesment (ROI).

Kriteria:

Usaha yang dibuka adalah usaha B

(49)

A. Kelayakan pemasaran B. Kesukaan

C. Keahlian D. Dana

E. Bahan baku F. SDM/Teknologi

Jika A + B + C + D + E + F hasilnya kurang dari 2 maka usaha jangan dibuka.

24

Contoh: 2 + 4 + 0 + 2 + 3 + 1 hasilnya = 0,5 maka usaha jangan dibuka.

24

h. Cara Memilih Bentuk Usaha

Pengelolaan usaha dapat dilakukan melalui cara: (1) menjadi pemilik, (2) mencari mitra kerja, dan (3) membentuk perusahaan

Jika anda mempunyai uang, ide dan pengalaman, anda dapat memutuskan untuk menjadi pemilik. Jika anda punya uang dan ide, tetapi kurang memiliki pengalaman, anda dapat mencari mitra kerja yang mempunyai keahlian yang dibutuhkan. Jika anda mempunyai ide, tetapi tidak punya uang dan kurang pengalaman, anda dapat mencari mitra kerja, atau membentuk perusahaan.

Karakteristik setiap bentuk usaha: 1) Pemilik Tunggal

Sebagai satu-satunya pemilik, banyak keuntungan yang didapat misalnya :

(50)

 Dapat bereaksi dengan cepat terhadap perubahan yang terjadi dalam dunia usaha.

 Semua keuntungan menjadi milik anda.

Dari sisi lain kerugiannya juga, misalnya : ada kemungkinan anda harus membayar hutang dengan kekayaan pribadi apabila asset usaha tidak cukup untuk menutupi hutang. 2) Kerjasama

Dapat dibentuk bila anda dan orang lain sepakat untuk bekerja sama dan bersama-sama memiliki perusahaan, dan harus perjanjian yang memperinci hak dan kewajiban setiap pihak. Paling tidak ada satu pihak yang bertanggung jawab terhadap masalah keuntungan. Perusahaan akan bubar bila salah satu pihak meninggal dunia.

3) Perusahaan

Dalam bentuk usaha ini, dipisahkan antara pemilik (yang disebut dengan pemegang saham) dengan perusahaan (pelaksana). Kelangsungan hidup perusahaan ini tidak dipengaruhi baik oleh jumlah saham yang ada, ataupun dengan kematian salah seorang pemegang saham.

i. Cara memulai unit produksi/jasa sekolah

Berikut ini beberapa petunjuk dalam memulai unit produksi/jasa sekolah. Berikut ini beberapa petunjuk dalam merencanakan UP/J SMK/MAK (Dikmenjur, 2007) antara lain:

(51)

a) Menginventarisir hobi/ minat siswa/ guru yang relevan dengan program keahlian yang dikembangkan di SMK b) Menginventarisasi kompetensi dan peng-alaman yang

dimiliki siswa/ guru yang dapat dikembangkan menjadi kegiatan usaha

c) Pelajari media masa (koran, majalah, internet, tayangan televisi), khususnya yang mem-bahas tentang hal-hal yang berkaitan dengan bisnis

d) Kunjungi pameran; anjurkan para siswa dan guru untuk menunjungi pameran dan menemukan ide bisnis berkaitan dengan kompetensi masing-masing program keahlian

e) Lakukan survey ke pasar dan lingkungan tertentu untuk menemukan kebutuhan yang mendesak dalam lingkungan tersebut

f) Menginventarisir keluhan-keluhan; tugaskan siswa dan guru untuk mewawancarai orang-orang yang mengkonsumsi produk tertentu.

g) Melakukan curah gagasan/brainstorming, hal ini dapat dilakukan dengan siswa, staf/ guru, maupun dengan

stakeholders lainnya

h) Kembangkan kreativitas, malalui lomba/ kompetisi; jajak pendapat; penyelenggaraan acara/ kegiatan yang memungkinkan munculnya aneka ide dari berbagai sumber.

(52)

inovasi tersebut masih terintegrasi dengan program reguler di SMK

2) Setelah ditemukan ide untuk memulai bisnis, maka perlu dilakukan pembahasan oleh tim di sekolah untuk menjawab beberapa pertanyaan berikut:

a) dimana posisi kita sekarang? b) ke mana kita akan pergi? c) bagaimana kita mencapai?

Untuk menjawab pertanyaan di atas, maka dilakukan analisis

SWOT.

Sebagai contoh: Kekuatan:

a. Hubungan sekolah dengan masyarakat baik b. Lokasi sekolah strategis

c. Fleksibilitas anggaran

d. Sarana prasarana mencukupi

e. Pelanggan produksi dan jasa sudah ada f. Dukungan pemerintah baik

g. Seluruh warga sekolah mendukung, h. dll

Kelemahan:

a. Tingkat motivasi/ disiplin warga sekolah rendah b. Motivasi warga sekolah untuk berkembang rendah

c. Staf yang terlatih sangat kurang/ tidak mempunyai jiwa

(53)

d. Rasa memiliki atas fasilitas rendah e. Pengambangan staf tidak ada

f. Hanya memusatkan perhatian terhadap ke-pentingan pembelajaran reguler

g. Manajemen usaha menjadi satu dengan manajemen sekolah h. Perangkat keras masih dipergunakan hanya untuk KBM

i. Para guru pelaksana Unit Produksi memiliki beban mengajar yang sama dengan guru lain yang tidak terlibat,

Kesempatan:

a. adanya pengembangan praktik kerja industri di SMK

b. Daya dukung DU/DI dalam bentuk pening-katan kemampuan warga sekolah

c. Prospek SMK

d. DU/DI masih menuntut tenaga terampil, e. dll

Ancaman

a. Kekurangan profesionalitas pengelola

b. Daya saing usaha produk/ jasa masih ren-dah c. Stabilitas ekonomi dan politik yang tidak stabil

Untuk lebih memantapkan perencanaan Unit produksi maka dalam pembentukannya perlu diawali juga dengan langkah-langkah Rencana Bisnis (Bisnis Plan)

Deskripsi Usaha

(54)

b. Jenis produksi dan jasa apa yang akan dijual/ dihasilkan c. Jenis peluang apa yang ada

d. Potensi yang dapat membantu pertumbuhan usaha e. Apa yang dapat mendukung keberhasilan usaha

Masalah pemasaran:

a. siapa konsumen yang potensial

b. Siapa pesaing yang dihadapi dan apa saja keunggulan mereka

c. Bagaimana promosi penjualan yang akan dilakukan d. Berapa target pasar yang akan diraih

e. Bagaimana stategi iklan dan promosi yang akan ditempuh

Infrastruktur:

a. Dimana lokasi usaha

b. Faktor yang harus dipertimbangkan dalam penentuan lokasi c. Fasilitas dan peralatan untuk usaha

d. Jenis transportasi yang ada dan yang akan dibutuhkan

e. Faktor pendukung lain (jaringan listrik, komunikasi, air bersih,

drainase, dll)

f. Ketersediaan tenaga kerja

g. Siapa suplier dalam usaha yang akan dilaksanakan

Manajemen:

a. Siapa manajernya

b. Jumlah pekerja yang dibutuhkan c. Berapa gaji yang dibayarkan

(55)

e. Apakah diperlukan konsultan ahli f. Apakah diperlukan ijin usaha

g. Bagaimana pengaturan antara kegiatan pembelajaran reguler dengan Unit produksi.

Risiko:

a. Problem apa yang amat potensial yang dapat diidentifikasi b. Risiko yang harus diperhitungkan

Finansial:

a. Berapa biaya yang dibutuhkan untuk usaha yang akan dikembangkan

b. Berapa modal yang dibutuhkan untuk mengawali usaha c. Cashflow (aliran dana)

d. Break Even Point

e. Sumber keungan yang potensial f. Apakah ada investor

g. Apakah ada loan

Penjadwalan:

a. Berapa waktu yang diproyeksikan untuk usaha tersebut b. Bagaimana mengatur waktu mewujudkan tujuan

j. Cara Membuat Rencana Bisnis (Business Plan) Sistematika Rencana Bisnis adalah sebagai berikut.

(56)

Berisi:

A. Tujuan UP/J SMK/MAK dan produksi/jasa yang akan dihasilkan.

B. Kecenderungan paling penting industri barang/jasa. C. Tipe iklan dan promosi yang akan diimlementasikan

D. Penjualan dan keuntungan tiga tahun terakhir (jika UP/J sudah berjalan)

E. Proyeksi penjualan dan keuntungan tiga tahun yang akan datang

F. Pendidikan dan pengalaman bisnis manajemen UP/J SMK/MAK

G. Pertimbangan penting seperti MoU, kontak pelanggan, hak paten, dan lain-lain.

I. Informasi penting lainnya seperti prosedur kerja di UP/J SMK/MAK.

II. Pernyataan Misi A. Tujuan bisnis

B. Identifikasi produk barang/jasa yang akan ditawarkan. C. Gambaran filsafat manajemen yang dianut.

III. Analisis Lingkungan Bisnis

Uraikan pertimbangan perubahan penduduk, bekijakan dan tindakan pemerintah, perubahan teknologi, kecenderungan ekonomi, dan sebagainya.

Analisis juga menjawab:

(57)

 Apakah sudah ada industri baru atau sudah ada satu industri yang sedang berkembang?

 Apa saja keuntungan industri selain uang?

 Siapa sasaran pembelinya dan bagaimana daya beli masyarakat?

IV. Gambaran Produksi/Jasa Berisikan:

Informasi tentang ukuran, bentuk, bahan utama, warna, berat, kecepatan, kemasan, tekstur, feature, lama garansi, pelayanan purna jual, dan

jenis jasa yang ditawarkan.

V. Analisis Persaingan Berisikan:

 Idnetifikasikan tiga nama pesaing utama Anda.

 Jarak antara UP/J SMK/MAK dengan pesaing lainnya.  Analisis kekuatan dan kelemahan pesaing Anda misalnya:

Pilihan produksi: partai besar, menengah, kecil? Luas Pemasaran: 100%, 50%, 0%?

Mutu layanan : baik, rata-rata, jelek? Jumlah promosi : banyak, sedang, sedikit? Harga : mahal, sedang, murah?

Pekerja : stabil, rata-rata, banyak yang berhenti? Pengetahuan pekerja: baik, rata-rata, rendah? Keuangan : kuat, rata-rata, lemah?

(58)

Kapasitas produksi: penuh, rata-rata, sedikit? VI. Strategi Harga

Berisikan: apakah ada harga promosi? Harga eceran? Harga partai besar?

Harga kontan? Bonus?

VII. Gambarkan Kebijakan Kredit

Berisikan berapa harga kredit, frekuensi pembayaran, cara pembayaran, bonus dan sanksi.

VIII. Gambarkan Keunggulan Kompetitif UP/J SMK/MAK

Berisikan: mutu, harga, waktu pemesanan, harga, lokasi, pelayanan purna jual. Jelaskan bagaimana Anda membuat mutu lebih baik, pelayanan lebih baik, lokasi lebih baik. Kombinasikan beberapa kelebihan atau keunggulan jika mungkin.

IX. Gambaran Metode Segmentasi Pasar yang Akan Digunakan

Berisikan:

Wilayah akan akan dilayani

Status penduduk yang akan menjadi pangsa pasar.

Psikologi pembeli seperti gaya hidup, orientasi keluarga, olah ragawan, dan sebagainya.

X. Gambaran Lokasi

(59)

XI. Gambaran Rencana Promosi

Berisikan apa yang akan dipromosikan, bagaimana mempromosikan, siap yang terlibat, waktu promosi, dan berapa biayanya?.

XII. Identifikasi Manajemen dan Personil

Berisikan: struktur organisasi, uraian tugas, dan rencana gaji/upah. Alamat rumah dan nomor telepon masing-masing personil

XIII. Pertimbangan Hukum

Berisikan: akte pendirian, pajak yang akan dibayar, hak paten, merk dagang, perjanjian kontrak dengan pemasok, penyalur, pelanggan, dan lain-lain.

XIV. Identifikasi Persyaratan Asuransi

Berisikan: asuransi kesehatan, kecelakaan, perusahaan, dan lain-lain.

XV. Identifikasi Pemasok

Berisikan: siapa pemasok bahan baku utama? Sistem pembayaran, jadwal penyampaian, dan standar minimal mutu dan kuantitas.

XVI. Daftar Resiko yang Tidak Dapat Diramalkan

(60)

XVII. Simpulan

(61)

BAB IV

PELAKSANAAN UP/J SMK/MAK

A. PENGORGANISASIAN UP/J SMK/MAK

1. Prinsip Pengorganisasian

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat strukur organisasi UP/J SMK/MAK (Dikmenjur, 2007) antara lain:

a. Organisasi dan manajemen Unit Produksi disusun secara flat: 1) Lebih menekankan pada kerja tim

2) Sebagai anggota tim, karyawan dilibatkan dan diberdayakan untuk memberi kontribusi kepada manajemen dalam mewujudkan kepuasan kepada pelanggan

3) Adanya pendelegasian tugas dan wewenang yang jelas kepada setiap unit kerja dan pelaksana

b. Mengembangkan prinsip ’desentralisasi’ dan otoritas dalam pembagian tugas dan wewenang

c. Peran dan tanggungjawab personel dan pengelola secara jelas, untuk dapat menumbuhkan usaha tanpa dikekang oleh jalur birokrasi yang kaku

d. Gaya kepemimpinan sekolah bersifat luwes, fleksibel dan demokratis, untuk dapat menjalin komunikasi dan menyaring informasi dengan cepat bagi kepentingan Unit Produksi

(62)

f. Pengendalian dilakukan untuk melakukan pengaturan atau pengarahan dalam organisasi agar tujuan tercapai.

1) Pengendalian fisik, misal: (1) bahan baku, (2) kualitas produk, (3) peralatan produksi, dan (4) kapasitas mesin, dll

2) Pengendalian Personel, meliputi: (1) penempatan pekerja baru, (2) diklat karyawan, dan (3) penggajian dan prestasi kerja

3) Pengendalian Informasi, meliputi: (1) informasi pemasaran dan penjualan, (2) informasi analisis lingkungan, (3) jadwal produksi, dan (4) pengendalian finansial

2. Pelaksanaan Pengorganisasian UP/J SMK/MAK a. Struktur organisasi UP/J SMK/MAK berisi sistem

penyelenggaraan dan administrasi yang diuraikan secara jelas dan transparan.

b. Semua pimpinan, pendidik, dan tenaga kependidikan mempunyai uraian tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang jelas tentang keseluruhan pelaksanan UP/J SMK/MAK. c. Pedoman yang mengatur tentang struktur organisasi UP/J

SMK/MAJK:

1) memasukan unsur staf administrasi dengan wewenang dan tanggung jawab yang jelas untuk menyelenggarakan administrasi secara optimal;

2) dievaluasi secara berkala untuk melihat efektivitas mekanisme kerja pengelolaan sekolah;

d. Diputuskan oleh Kepala SMK/MAK dengan

(63)

3. Alternatif Struktur Organisasi UP/J SMK/MAK

Unit produksi pada hakekatnya secara kelembagaan merupakan suatu unit yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari organisasi sekolah. Namun demikian, untuk mempermudah dan lebih fokus dalam pembahasan, maka unit produksi dapat divisualisasikan dalam bentuk bagan tersendiri.

Pada prinsipnya, struktur organisasi unit produksi SMK/MAK belum terbakukan dan sangat tergantung dari kebutuhan masing-masing sekolah. Hal ini dipengaruhi oleh cakupan/luasan kegiatan yang ada pada unit produksi itu sendiri. Untuk itu, perlu dipahami bahwa bentuk struktur organisasi Unit produksi tidak ada yang terbaik. Yang ada, adalah organisasi yang disesuaikan dengan kebutuhan dan sumberdaya yang dimiliki (Dikmenjur, 2007).

Secara sederhana, organisasi unit produksi sekolah paling tidak terdiri atas penanggung jawab, ketua, bendahara, sekretaris, dan bagian operasional yang meliputi bagian produksi dan pemasaran. Dengan demikian bagan struktur organisasi UP/J SMK/MAK dapat digambarkan sebagaimana halaman berikut ini (Dikmenjur (2007):

(64)

Gambar 4.2 Alternatif 2 Struktur Organisasi UP/J

Apabila kondisinya sudah berkembang dan mempunyai jenis/ bidang usaha yang bervariasi, maka organisasinya perlu ditambah kepala divisi untuk masing-masing jenis/ bidang usaha tersebut Misal kepala Divisi Usaha Bengkel (jasa service, ganti oli, penjualan

(65)

Gambar 4.3 Alternatif 3 Struktur Organisasi UP/J

B. URAIAN TUGAS PERSONIL UP/J SMK/MAK

1. Penanggungjawab

a. Menyusun visi dan misi

b. Menetapkan struktur organisasi, uraian tugas dan mekanisme kerja

c. Menetapkan sistem pengelolaan keuang-an dan pembagian hasil kerja

d. Mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat e. Menyusun rencana program

f. Mengevaluasi pelaksanaan program

2. Ketua

(66)

c. Menjalin Kerjasama dengan mitra kerja

d. Menyusun uraian Tugas Personil Unit Pro-duksi Sekolah e. Mendistribusikan tugas kepada setiap personil Unit Produksi

Sekolah

f. Menandatangani naskah kerjasama de-ngan mitra kerja g. Memberikan persetujuan atas produk sesuai dengan hasil

musyawarah dengan personil lainnya (Kadiv usaha)

h. Memberikan persetujuan anggaran pro-duksi berdasarkan perhitungan harga yang telah diperhitungkan sebelumnya

3. Kepala Divisi

a. Mengkoordinir kegiatan pada Unit Usaha masing-masing b. Mengawasi kegiatan pada Unit Usaha masing-masing

c. Bekerjasama dengan ketua unit produksi menjalin Kerjasama dengan mitra kerja

d. Menyusun draft uraian tugas Personil pada unit usaha

e. Meneruskan pendistribusian tugas kepada setiap personil yang ada pada unit usaha

f. Memberikan rekomendasi persetujuan atas produk sesuai dengan hasil musyawarah dengan personil lainnya dalam lingkup unit usaha

g. Memberikan rekomendasi persetujuan anggaran produksi pada unit usaha berdasarkan perhitungan harga yang telah diperhitungkan sebelumnya

4. Sekretaris

(67)

d. Mengatur Jadwal kegiatan Unit Produksi

e. Membantu Bendahara dalam menyiapkan administrasi laporan keuangan

f. Menyiapkan Naskah Kerjasama Unit Produksi dengan mitra kerja

g. Mendistribisukan surat-surat baik intern maupun ekstern h. Membuat dan mengarsipkan notula rapat

i. Mendokumentasikan berbagai dokumen Unit Produksi (Sertifikat: MoU; Kontrak; SPK, dll)

j. Membuat laporan berkala

5. Bendahara

a. Menyusun Rencana anggaran Biaya untuk mendapat persetujuan ketua

b. Mengatur aliran dana masuk dan keluar dari dan ke Unit Produksi

c. Membukukan aliran dana Unit Produksi

d. Mendokumentasikan bukti-bukti penge-luaran dan pemasukan Unit Produksi

e. Membuat perhitungan upah bersama dengan bagian produksi f. Menyusun laporan keuangan secara berkala dan tahunan

6. Bagian Produksi

a. Mengkoordinir pengerjaan permintaan produksi

b. Menyusun perhitungan kebutuhan produksi yang meliputi: bahan dan upah

(68)

e. Membuat sample inovasi produk

7. Bagian Pemasaran

a. Membuat program promosi

b. Menjalin kerjasama dan melakukan pende-katan dengan mitra kerja

c. Melaksanakan kegiatan promosi

d. Berkordinasi dengan Bagian Produksi untuk realisasi produksi sesuai permintaan pelanggan

e. Membuat laporan berkala tentang kegiatan promosi

8. Pelaksana Produksi

a. Melaksanakan kegiatan produksi sesuai dengan permintaan bagian produksi

b. Melaporkan hasil produksi kepada bagian produksi

c. Melakukan perawatan dan pencatatan kondisi peralatan kerja d. Menjaga keselamatan kerja

(Dikmenjur, 2007).

C. SISTEM ADMINISTRASI UP/J SMK/MAK

Beberapa unsur pokok yang harus ada dalam sistem administrasi UP/J SMK/MAK adalah (Dikmenjur, 2007):

1. Kesekretariatan, yang meliputi: (1) surat menyurat, (2)

penggajian, (3) data Pelanggan, (4) mekanisme Alur Informasi, (5) peraturan-peraturan, (6) perjanjian-perjanjian, (7) Buku Kas per Unit Usaha, (8) Buka Kas Sentral, (9)

(69)

2. Akuntansi, yang meliputi: (1) pembagian pendapatan, (2) pengelolaan kas dan tunai bank, dan (3) pembukuan

D. PELAKSANAAN UP/J SMK/MAK SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN SISWA

1. Pedoman Pembelajaran di UPJ/ SMK/MAK

a. Pengelola UP/J SMNK/MAK membuat dan memiliki pedoman yang mengatur berbagai aspek pengelolaan pembelajaran secara tertulis yang mudah dibaca oleh pihak-pihak yang terkait.

b. Perumusan pedoman S/M

1) Mempertimbangkan visi, misi, dan tujuan SMK/MAK; 2) Ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai

dengan perkembangan masyarakat

3) Pedoman pengelolaan pembelajaran meliputi: (1) KTSP, (2) kalender pendidikan/akademik, (3) struktur organisasi S/M, (4) pembagian tugas di antara guru, (5) pembagian tugas di antara tenaga kependidikan, (6) peraturan akademik, (7) tata tertib UP/J SMK/MAK, (8) kode etik SMK/MAK, dan (9) biaya operasional SMK/MAK

c. Pedoman UP/J SMK/MAK berfungsi sebagai petunjuk pelaksanaan operasional pembelajaran

(70)

e. Kepala SMK/MAK mempertanggungjawabkan pelaksanaan pengelolaan pembelajaran di UP/J SMK/MAK pada rapat dewan pendidik dan bidang nonakademik pada rapat komite SMK/MAK dalam bentuk laporan pada akhir tahun ajaran yang disampaikan sebelum penyusunan rencana kerja tahunan berikutnya.

2. Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di UP/J SMK/MAK

Pelaksanaan MBS diarahkan agar UP/J SMK/MAK dapat mencapai target indikator mutu implementasi manajemen sekolah/madrasah antara lain: (1) pengelola UP/J SMK/MAK menerapkan prinsip-prinsip MBS, (2) kegiatan UP/J SMK/MAK tersusun secara proporsional untuk satu tahun pelajaran, (3) penugasan guru praktik sesuai dengan tuntutan minimal, (4) kuantitas dan kualitas guru praktik dan staf sesuai dengan kebutuhan UP/J SMK/MAK, (5) tenaga yang ada dimanfaatkan secara optimal, (6) pengelola UP/J SMK/MAK memiliki rencana pengembangan karier guru dan staf, (7) pengelola UP/J SMK/MAK memiliki mekanisme pemberian sanksi dan insentif, (8) pengelola UP/J SMK/MAK memiliki perencanaan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan, (9) pengelola UP/J SMK/MAK memiliki program peningkatan mutu pendidikan, (10) pengelola UP/J SMK/MAK mengembangkan keterbukaan secara proporsional, dan (11) pengelola UP/J SMK/MAK mengelola keuangan sekolah/madrasah dengan transparan.

(71)

kontinyu dan melibatkan warga sekolah/madrasah dan stakeholders

secara aktif dan bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah/madrasah.

3. Tujuan Tahap-tahap Implementasi MBS

Tahap-tahap implementasi MBS dibuat dengan tujuan untuk: (1)membantu SMK/MAK agar MBS dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien; (2) membantu SMK/MAK dalam menyusun rencana dan program-programnya untuk mendapatkan dukungan dana dari sponsor kompeten, dan (3) melakukan ujicoba pelaksanaan konsep MBS.

4. Tahap-tahap implementasi MBS a. Menyosialisasikan Konsep MBS

Menyosialisasikan konsep MBS melalui pelatihan, workshop

dan sejenisnya. Dalam sosialisasi tersebut, dijelaskan apa, mengapa, dan bagaimana konsep MBS diimplementasikan. b. Mengidentifikasi Tantangan Nyata UP/J SMK/MAK

Tantangan nyata UP/J SMK/MAK adalah selisih hasil sekolah/madrasah dengan target sekolah/madrasah. Tantangan nyata UP/J SMK/MAK umumnya bersumber dari empat kategori yaitu: mutu, produktivitas, efektivitas, dan efisiensi. Contoh: Keuntungan Rp 50 juta. Target = Rp 75 juta. Tantangan nyata = Rp 25 juta.

c. Merumuskan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran UP/J SMK/MAK. d. Mengidentifikasi Fungsi-fungsi yang diperlukan untuk

(72)

Setelah sasaran ditetapkan maka langkah berikutnya adalah mengidentifikasi fungsi-fungsi yang digunakan untuk mencapai sasaran yang masih perlu diteliti tingkat kesiapannya antara lain fungsi manajemen seperti perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan UP/J SMK/MAK.

e. Melakukan Analisis SWOT

Analisis SWOT dilakukan untuk mengenali tingkat kesiapan UP/J SMK/MAK dalam mencapai sasaran sekolah/madrasah. Kekuatan adalah faktor dari dalam UP/J SMK/MAK yang mendorong pencapaian sasaran. Peluang adalah faktor dari luar UP/J SMK/MAK yang mendorong pencapaian sasaran. Kelemahan adalah faktor dari dalam UP/J SMK/MAK yang menghambat pencapaian sasaran. Ancaman adalah faktor dari luar UP/J SMK/MAK yang menghambat pencapaian sasaran.

f. Alternatif Langkah Pemecahan Masalah

Dari hasil analisis SWOT dapat dilakukan tindakan yang diperlukan untuk merubah fungsi yang tidak siap menjadi siap. Tindakan mengatasi kelemahan menjadi kekuatan, dan ancaman menjadi peluang.

g. Menyusun Rencana dan Program UP/J SMK/MAK

Gambar

Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Alternatif 1 Struktur Organisasi UP/J
Gambar 4.2 Alternatif 2 Struktur Organisasi UP/J
Gambar 4.3 Alternatif 3 Struktur Organisasi UP/J
+3

Referensi

Dokumen terkait

Simbol-simbol atau lambang-lambang material, seperti pakaian seragam, ruang kantor dan lain-lain atribut fisik yang dapat diamati merupakan unsur penting budaya

Optimalisasi partisipasi orang tua dalam pengelolaaan program di PAUD EAGLE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu..

Bardasarkan hasil perhitungan ,kondisi antrian pada waktu periode hari kerja (Waktu tidak sibuk) dengan peluang adamya pelanggan dalam system 0,92 (Po : 0,08), tidak seramai pada

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, dengan limpah karunia-Nya Penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul

Selanjutnya, makna simbol komunikasi nonverbal dalam tradisi perkawinan di Gampong Paya Laba Kecamatan Kluet Timur Kabupaten Aceh Selatan, diantaranya simbol banta basusun

PROSES BERPIKIR SISWA BERDASARKAN TEORI BRUNER DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATERI KESEBANGUNAN DI KELAS IX-A MTs MIFTAHUL HUDA. BANDUNG TULUNGAGUNG TAHUN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh panjang serat dan fraksi volume serat daun lidah mertua terhadap kekuatan tarik dan ketangguhan impak

untuk menentukan apakah tindakan seseorang yang mengumumkan di jejaring media sosial dalam hal menyanyikan ulang lagu atau mengcover lagu dapat dikatakan