• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI EKSPOSITORIS (AUTOBIOGRAFI) MELALUI TEKNIK PEMBELAJARAN TARI BAMBU DENGAN MEDIA TAYANGAN TELEVISI “HITAM PUTIH TRANS 7”: Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VII SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung Tahun Aj

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI EKSPOSITORIS (AUTOBIOGRAFI) MELALUI TEKNIK PEMBELAJARAN TARI BAMBU DENGAN MEDIA TAYANGAN TELEVISI “HITAM PUTIH TRANS 7”: Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VII SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung Tahun Aj"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

Widya Cahyaningrum, 2013

Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Ekspositoris (Autobiografi) Melalui Teknik Pembelajaran Tari Bambu Dengan Media Tayangan Televisi "Hitam Putih Trans7"

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI EKSPOSITORIS

(AUTOBIOGRAFI)

MELALUI TEKNIK PEMBELAJARAN TARI BAMBU

DENGAN MEDIA TAYANGAN TELEVISI “HITAM PUTIH TRANS 7”

(Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VII

SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

oleh

Widya Cahyaningrum

0902525

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI EKSPOSITORIS

(AUTOBIOGRAFI)

MELALUI TEKNIK PEMBELAJARAN TARI BAMBU

DENGAN MEDIA TAYANGAN TELEVISI “HITAM PUTIH TRANS 7”

(Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VII

SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)

oleh

Widya Cahyaningrum

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Widya Cahyaningrum 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang

(3)

Widya Cahyaningrum, 2013

Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Ekspositoris (Autobiografi) Melalui Teknik Pembelajaran Tari Bambu Dengan Media Tayangan Televisi "Hitam Putih Trans7"

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI EKSPOSITORIS (AUTOBIOGRAFI)

MELALUI TEKNIK PEMBELAJARAN TARI BAMBU

DENGAN MEDIA TAYANGAN TELEVISI “HITAM PUTIH TRANS 7”

(Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VII

SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)

SKRIPSI

oleh

Widya Cahyaningrum NIM 0902525

disetujui dan disahkan oleh Pembimbing I,

Dr. Hj. Vismaia Sabariah D., M.Pd. NIP 196704151992032001

Pembimbing II,

Dr. Hj. Nuny Sulistiany Idris, M.Pd NIP 196707151991032001

diketahui oleh

Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

Universitas Pendidikan Indonesia,

(4)

ABSTRAK

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI EKSPOSITORIS (AUTOBIOGRAFI)

MELALUI TEKNIK PEMBELAJARAN TARI BAMBU

DENGAN MEDIA TAYANGAN TELEVISI “HITAM PUTIH TRANS 7”

(Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VII

SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)

Widya Cahyaningrum (0902525)

(5)

ii

Widya Cahyaningrum, 2013

Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Ekspositoris (Autobiografi) Melalui Teknik Pembelajaran Tari Bambu Dengan Media Tayangan Televisi "Hitam Putih Trans7"

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Abstract

This thesis is motivated by the narrative expository essay writing skills. In this study, researchers applied the technique in the Bamboo Dance teaching writing narrative expository essay. The purpose of this study was to determine the profile of the students' ability in writing narrative expository essay on class VII SMP Percontohan Laboratorium UPI Bandung, learning writing narrative expository essay with Bamboo Dance learning techniques, and the differences were significant between the ability to write a narrative essay on class VII SMP Percontohan Laboratorium UPI Bandung, before and after implementing the learning techniques Bamboo Dance. The study design used was a quasi-experiment with the design of the initial test - post-test in the quasi-experimental class and the control class. Test instrument used in this study is in the form of worksheets and tests nontes. Students' ability in writing narrative expository essay in class VII Indonesian teachers is still low, but after applying the Bamboo Dance technique narrative expository essay writing skills of students increased . Bamboo techniques taught shortly after students listened television show "Hitam Putih

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GRAFIK ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Perumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Anggapan Dasar ... 6

G. Hipotesis ... 7

BAB II IHWAL MENULIS KARANGAN NARASI, TEKNIK PEMBELAJARAN TARI BAMBU, DAN PENGGUNAAN TAYANGAN TELEVISI SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN A.Menulis ... 8

1. Definisi Menulis ... 8

2. Tujuan Menulis ... 9

3. Manfaat Menulis ... 10

B. Karangan Narasi ... 10

1. Definisi Karangan ... 10

2. Ciri-ciri Karangan Narasi ... 11

(7)

Widya Cahyaningrum, 2013

Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Ekspositoris (Autobiografi) Melalui Teknik Pembelajaran Tari Bambu Dengan Media Tayangan Televisi "Hitam Putih Trans7"

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Jenis-jenis Karangan Narasi Ekspositoris ... 13

C. Teknik Pembelajaran Tari Bambu... ... 15

D. Media Pembelajaran ... 16

1. Definisi Media ... 16

2. Jenis-jenis Media Pembelajaran ... 17

E. Tayangan Televisi ... 18

1. Pengertian Televisi ... 18

F. Langkah-langkah Pembelajaran Menulis Karangan Narasi dengan Menggunakan Teknik Pembelajaran Tari Bambu ... 19

G. Kriteria Penilaian Karangan Narasi Ekspositoris ... 20

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 26

B. Teknik Pengumpulan Data... 27

1. Tes ... 27

2. Observasi ... 27

3. Wawancara ... 28

C. Teknik Pengolahan Data ... 28

D. Populasi dan Sampel ... 31

a. Populasi ... 32

b. Sampel ... 32

E. Instrumen Penelitian ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 57

1. Hasil Studi Pendahuluan ... 57

B. Pembahasan Hasil Observasi ... 59

C. Deskripsi Analisis Data ... 62

(8)

1. Deskripsi Analisis Data Pascates Kelas Eksperimen ... 63

D. Deskripsi Pengolahan Data ... 104

1. Analisis Data Nilai Prates ... 104

2. Analisis Data Nilai Pascates ... 106

3. Analisis Statistik Prates dan Pascates Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 107

a. Uji Reliabilitas ... 107

1) Uji Reliabilitas Prates Kelas Eksperimen... 108

2) Uji Reliabilitas Prates Kelas Kontrol ... 110

3) Uji Reliabilitas Pascates Kelas Eksperimen ... 113

4) Uji Reliabilitas Pascates Kelas Kontrol ... 116

b. Uji Normalitas Data ... 119

1) Uji Normalitas Data Prates Kelas Eksperimen ... 119

2) Uji Normalitas Data Prates Kelas Kontrol ... 121

3) Uji Normalitas Data Pascates Kelas Eksperimen ... 123

4) Uji Normalitas Nilai Pascates Kelas Kontrol ... 126

c. Uji Homogenitas ... 128

1) Uji Homogenitas Data Prates dan Pascates Kelas Eksperimen... 128

2) Uji Homogenitas Data Prates dan Pascates Kelas Kontrol ... 128

3) Uji T ... 129

E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 132

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 136

5.2 Saran ... 137

DAFTAR PUSTAKA

(9)

Widya Cahyaningrum, 2013

Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Ekspositoris (Autobiografi) Melalui Teknik Pembelajaran Tari Bambu Dengan Media Tayangan Televisi "Hitam Putih Trans7"

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan Pokok antara Narasi Ekspositoris dan Narasi Sugestif ... 13

Tabel 2.2 Kriteria Penilaian Karangan Narasi Ekspositoris (Autobiografi) ... 20

Tabel 3.1 Koefisiensi Korelasi Guilford ... 30

Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Karangan Narasi Ekspositoris (Autobiografi) ... 34

Tabel 4.1 Hasil Wawancara dengan Guru ... 58

Tabel 4.2 Kriteria Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran ... 61

Tabel 4.3 Format Penilaian Karangan Narasi Ekspositoris Adinda ... 65

Tabel 4.4 Format Penilaian Karangan Narasi Ekspositoris Ainun ... 67

Tabel 4.5 Format Penilaian Karangan Narasi Ekspositoris Aisyah ... 68

Tabel 4.6 Format Penilaian Karangan Narasi Ekspositoris Alicia ... 70

Tabel 4.7 Format Penilaian Karangan Narasi Ekspositoris Andi ... 71

Tabel 4.8 Format Penilaian Karangan Narasi Ekspositoris Ariaduta ... 73

Tabel 4.9 Format Penilaian Karangan Narasi Ekspositoris Bintan ... 75

Tabel 4.10 Format Penilaian Karangan Narasi Ekspositoris Cielo ... 76

Tabel 4.11 Format Penilaian Karangan Narasi Ekspositoris Delia ... 78

Tabel 4.12 Format Penilaian Karangan Narasi Ekspositoris Dhiya ... 79

Tabel 4.13 Format Penilaian Karangan Narasi Ekspositoris Enrico ... 81

Tabel 4.14 Format Penilaian Karangan Narasi Ekspositoris Fabian ... 82

Tabel 4.15 Format Penilaian Karangan Narasi Ekspositoris Fatimah ... 84

Tabel 4.16 Format Penilaian Karangan Narasi Ekspositoris Hajar ... 85

Tabel 4.17 Format Penilaian Karangan Narasi Ekspositoris Hastry ... 87

Tabel 4.18 Format Penilaian Karangan Narasi Ekspositoris Julian ... 89

Tabel 4.19 Format Penilaian Karangan Narasi Ekspositoris Khansa Haya ... 90

(10)

Tabel 4.21 Format Penilaian Karangan Narasi Ekspositoris Laila ... 93

Tabel 4.22 Format Penilaian Karangan Narasi Ekspositoris Reyhan ... 95

Tabel 4.23 Format Penilaian Karangan Narasi Ekspositoris Nur ... 97

Tabel 4.24 Format Penilaian Karangan Narasi Ekspositoris Romulus ... 98

Tabel 4.25 Format Penilaian Karangan Narasi Ekspositoris Salsabila ... 100

Tabel 4.26 Format Penilaian Karangan Narasi Ekspositoris Shaynandra ... 101

Tabel 4.27 Format Penilaian Karangan Narasi Ekspositoris Syifa ... 103

Tabel 4.28 Format Penilaian Karangan Narasi Ekspositoris Tariza ... 104

Tabel 4.29 Data Rata-Rata Penilaian Prates Kelas Eksperimen ... 105

Tabel 4.30 Data Rata-Rata Penilaian Prates Kelas Kontrol ... 106

Tabel 4.31 Data Rata-Rata Penilaian Pascates Kelas Eksperimen ... 107

Tabel 4.32 Data Rata-Rata Penilaian Pascates Kelas Kontrol ... 107

Tabel 4.33 Tabel Guilford ... 108

Tabel 4.34 Uji Reliabilitas Prates Kelas Eksperimen ... 109

Tabel 4.35 Format ANAVA Prates ... 111

Tabel 4.36 Uji Reliabilitas Prates Kelas Kontrol ... 111

Tabel 4.37 Format ANAVA Prates ... 114

Tabel 4.38 Uji Reliabilitas Pascates Kelas Eksperimen ... 114

Tabel 4.39 Format ANAVA Pascates ... 116

Tabel 4.40 Uji Reliabilitas Pascates Kelas Kontrol ... 117

Tabel 4.41 Format ANAVA Pascates ... 119

Tabel 4.42 Distribusi Frekuensi Data Prates Kelas Eksperimen ... 120

Tabel 4.43 Nilai Disrtibusi Frekuensi Normalitas Chi Kuadrat Prates ... 121

Tabel 4.44 Distribusi Frekuensi Data Prates Kelas Kontrol ... 123

Tabel 4.45 Nilai Disrtibusi Frekuensi Normalitas Chi Kuadrat Prates ... 123

(11)

Widya Cahyaningrum, 2013

Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Ekspositoris (Autobiografi) Melalui Teknik Pembelajaran Tari Bambu Dengan Media Tayangan Televisi "Hitam Putih Trans7"

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.47 Nilai Disrtibusi Frekuensi Normalitas Chi Kuadrat Pascates ... 126

Tabel 4.48 Distribusi Frekuensi Data Pascates Kelas Kontrol ... 127

Tabel 4.49 Nilai Disrtibusi Frekuensi Normalitas Chi Kuadrat Pascates ... 128

(12)

DAFTAR GRAFIK

(13)

1

Widya Cahyaningrum, 2013

Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Ekspositoris (Autobiografi) Melalui Teknik Pembelajaran Tari Bambu Dengan Media Tayangan Televisi "Hitam Putih Trans7"

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, kemampuan menulis merupakan

kemampuan berbahasa sangat penting karena menulis merupakan salah satu dari

empat keterampilan berbahasa. Empat keterampilan berbahasa tersebut adalah

menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Setiap keterampilan berbahasa tersebut

sangat berkaitan dengan keterampilan lainnya serta pemerolehannya didapat secara

berurutan. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang diperoleh paling

akhir dalam proses berbahasa seseorang. Selain itu, menulis juga merupakan

keterampilan yang hasil pembelajarannya terlihat secara nyata yaitu berupa tulisan.

Maka dari itu dalam hasil pemerolehannya, menulis banyak mengeluarkan produk

berupa tulisan. Selain itu, dalam pemanfaatannya menulis sangat penting bagi

pendidikan karena memudahkan pelajar berpikir, serta dapat menstimulus pikiran

untuk berpikir kritis. Tidak hanya itu, menulis sudah menjadi suatu nilai penting

dalam kehidupan bermasyarakat karena dalam kehidupan bermasyarakat menulis

dapat digunakan untuk berkomunikasi.

Keahlian menulis seseorang perlu melewati proses. Oleh karena itu, proses

yang harus dilakukan bukanlah proses yang instan, melainkan proses yang berupa

pelatihan. Pelatihan menulis dapat dilakukan sejak dini, misalnya pada saat duduk di

bangku sekolah. Proses pembelajaran di sekolah bisa jadi dimanfaatkan siswa untuk

belajar menulis. Mulai dari fase taman kanak-kanak hingga ke jenjang perguruan

tinggi, keterampilan menulis menjadi suatu keterampilan yang menjadi salah satu

aspek kebahasaan yang penting dalam kegiatan pembelajaran. Salah satu

keterampilan menulis yang dipelajari peserta didik saat di bangku sekolah adalah

menulis karangan narasi. Karangan narasi sendiri memliki definisi sebagai suatu

bentuk wacana yang berusaha mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga

(14)

dari definisinya, karangan narasi merupakan karangan yang cukup mudah untuk

dipelajari siswa. Namun, bukan berarti karangan ini mudah, kemudian dalam

prosesnya tidak memerlukan teknik pembelajaran yang tepat untuk menunjang

kegiatan pembelajarannya. Selain teknik pembejalaran yang tepat, tentunya peran

guru di dalam kelas dalam mengelola siswa sangat berperan pula pada pembelajaran

menulis karangan narasi siswanya. Tak jarang siswa merasa jenuh dan kesulitan saat

belajar tanpa menggunakan variasi dalam proses pembelajaran. Hal ini diutarakan

oleh guru mata pelajaran bahasa Indonesia tempat peneliti melakukan penelitian.

Beliau mengatakan jika siswa merasa kesulitan dan merasa bosan ketika harus belajar

menulis, khususnya menulis karangan narasi.

Untuk itu, penerapan teknik pembelajaran dirasa penting dalam proses

pembelajaran menulis karangan narasi. Selain dirasa penting dan dirasa menunjang

untuk proses pembelajaran siswa, penggunaan teknik pembelajaran diharapkan dapat

menumbuhkan motivasi siswa untuk belajar dan dapat meminimalisasi kejenuhan

saat belajar. Penggunaan teknik pembelajaran tidak boleh sembarangan diterapkan,

tetapi teknik pembelajarannya harus tepat digunakan dalam materi yang sedang

diajarkan dan dapat dibutuhkan oleh siswa serta dapat berguna untuk pembelajaran

karangan narasi. Salah satu teknik pembelajaaran yang dirasa tepat dalam

pembelajaran menulis karangan narasi adalah penggunaan teknik pembelajaran Tari

Bambu. Teknik pembelajaran ini memiliki tujuan agar siswa saling berbagi informasi

pada saat yang bersamaan dengan pasangan yang berbeda dalam waktu singkat secara

teratur. Strategi ini cocok untuk materi yang membutuhkan pertukaran pengalaman

pikiran dan informasi antarsiswa. Materi yang diambil pada penelitian ini adalah

menulis karangan narasi untuk siswa kelas VII SMP. Sesuai kompetensi dasar yang

tertera pada silabus Bahasa Indonesia untuk SMP kelas VII yaitu menuliskan

informasi dalam sebuah peristiwa melalui karangan narasi.

Penggunaan teknik pembelajaran Tari Bambu ini diharapkan mampu menjadi

(15)

3

Widya Cahyaningrum, 2013

Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Ekspositoris (Autobiografi) Melalui Teknik Pembelajaran Tari Bambu Dengan Media Tayangan Televisi "Hitam Putih Trans7"

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi pada siswa. Selain

diharapkan menjadi teknik pembelajaran yang menarik, juga dapat menjadi teknik

pembelajaran yang dapat memberikan stimulus dan kepekaan dalam proses

pembelajaran menulis karangan narasi. Mengingat pembelajaran menulis tidak bisa

didapatkan secara instan, maka dalam proses pembelajarannya perlu dilakukan

latihan yang intensif agar pembelajaran menulis menjadi menarik dan mendapatkan

hasil yang optimal. Peran guru yang aktif dan kreatif sangat diperlukan agar dalam

proses pembelajaran bisa menstimulus dan memotivasi siswa dalam belajar. Melihat

dari kompetensi dasar mata pelajaran bahasa Indonesia pada tingkat SMP/MTS kelas

VII semester 2, pembelajaran menulis karangan narasi termasuk dalam kemampuan

menulis untuk siswa SMP kelas VII. Karangan narasi merupakan jenis karangan yang

menceritakan suatu peristiwa kehidupan manusia baik fiksi maupun nonfiksi yang di

dalamnya terdapat pelaku, waktu kejadian serta tempat kejadian. Bagi siswa SMP

kelas VII nampaknya tidak asing lagi dengan karangan narasi karena pada saat

mereka masih duduk di bangku sekolah dasar, mereka sudah pernah belajar tentang

karangan narasi.

Siswa kelas VII merupakan tingkatan awal pada sekolah menengah pertama,

maka dalam belajar mereka masih memerlukan bantuan, dalam hal ini adalah media.

Oleh karena itu, penerapan teknik pembelajaran yang akan digunakan harus tepat.

Penggunaan teknik pembelajaran tari bambu dalam pembelajaran menulis karangan

narasi ini dilakukan dalam beberapa tahapan atau perlakuan. Jadi, tidak hanya satu

kali diberi perlakuan, tetapi diberikan dua kali perlakuan pada siswa kelas eksperimen.

Hal ini bertujuan agar dalam hasil pembelajarannya dapat ditemukan perbedaan yang

siginfikan, seperti hipotesis yang akan diajukan oleh peneliti.

Berdasarkan pemaparan penulis di atas, penulis berniat untuk memaparkan

beberapa hasil kajian pustaka dari penelitian sebelumnya. Menurut penelitian Fatonah

(2009) yang berjudul “Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Ekspositoris dengan

(16)

VII SMP Negeri 29 Bandung Tahun Ajaran 2008/2009).” Penelitian tersebut

mengajukan hipotesis penelitian, yaitu terdapat perbedaan yang signifikan antara

hasil pembelajaran menulis narasi elspositoris saat sebelum dan sesudah

menggunakan perlakuan dengan menggunakan teknik pemodelan. Hal ini terllihat

dari pengingkatan rata-rata prates ke pascates. Nilai prates yang dihasilkan yaitu 46,5

dan nilai prates 70,45. Hal itu membuktikan bahwa hipotesis yang diajukan

menunjukan perbedaan yang signifikan antara hasil pembelajaran menulis narasi

siswa sebelum dan sesudah menggunakan perlakuan dengan menggunakan teknik

pemodelan dapat diterima. Penelitian ini membuktikan bahwa teknik pemodelan

efektif digunakan dalam pembelajaran menulis karangan narasi siswa.

Penelitian lainnya yang terdahulu tentang teknik Tari Bambu yaitu berasal

dari salah satu skripsi jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia. Penelitian tersebut berjudul “Pembelajaran Menulis Puisi dengan Menggunakan Teknik Tari Bambu (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 29 Bandung Tahun Ajaran

2008/2009)”. Pada penelitian tersebut, teknik yang digunakan adalah Tari Bambu

yang diterapkan kepada siswa kelas VIII SMP. Berdasarkan beberapa hasil belajar

yang dipaparkan dalam skripsinya, para siswa di sekolah tersebut menerima dengan

baik penggunaan teknik Tari Bambu tersebut. Dalam proses pembelajarannya, kelas

dibagi dua, yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kelas eksperimen diberi

perlakuan berupa teknik Tari Bambu dan kelas kontrol menggunakan teknik

konvensional. Hal ini berpengaruh pada perbedaan yang signifikan saat pembelajaran

menulis puisi yang menggunakan teknik Tari Bambu dan yang dengan menggunakan

teknik konvensional. Hal tersebut menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan bisa

diterima.

Berdasarkan pemaparan di atas, penulis memutuskan untuk memilih judul

penelitian “Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Ekspositoris (Autobiografi)

(17)

5

Widya Cahyaningrum, 2013

Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Ekspositoris (Autobiografi) Melalui Teknik Pembelajaran Tari Bambu Dengan Media Tayangan Televisi "Hitam Putih Trans7"

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Percontohan UPI Tahun Ajaran 2013/2014)”. Penulis mengharapkan agar penerapan

teknik pembelajaran tersebut dapat menjadi inovasi dalam proses pembelajaran dan

efektif dalam pembelajaran menulis karangan narasi.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah diutarakan oleh penulis,

identifikasi masalah yang akan menjadi bahan penelitian ini adalah keterampilan

menulis tidak bisa didapatkan secara instan, tetapi perlu adanya proses latihan secara

intensif. Kemudian guru masih kurang menerapkan teknik pembelajaran yang sesuai

untuk pembelajaran menulis karangan narasi, dan yang terakhir adalah penerapan

teknik pembelajaran Tari Bambu dalam pembelajaran menulis karangan narasi

ekspositoris dirasa efektif dalam pembelajaran menulis karangan narasi.

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut.

1) Bagaimana kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris siswa kelas

eksperimen dan kelas kontrol pada siswa kelas VII SMP Laboratorium

Percontohan UPI Bandung?

2) Bagaimana proses pembelajaran menulis karangan narasi ekspositoris pada siswa

kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan teknik pembelajaran Tari Bambu?

3) Apakah terdapat perbedaan yang signfikan antara kemampuan menulis karangan

narasi ekspositoris pada siswa kelas eksperimen di kelas VII SMP Laboratorium

Percontohan UPI Bandung sebelum dan sesudah menerapkan teknik

pembelajaran Tari Bambu?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian yang ingin dicapai

(18)

1) kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris siswa kelas eksperimen dan

kelas kontrol pada siswa kelas VII SMP Laboratorium Percontohan UPI

Bandung;

2) proses pembelajaran menulis karangan narasi ekspositoris pada siswa kelas

eksperimen dan kelas kontrol dengan teknik pembelajaran Tari Bambu;

3) perbedaan yang signfikan antara kemampuan menulis karangan narasi

ekspositoris pada siswa kelas VII SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung

sebelum dan sesudah menerapkan teknik pembelajaran Tari Bambu.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis. Adapun

uraiannya sebagai berikut.

1) Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk guru,

peneliti, dan siswa. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut.

a) Bagi guru, penerapan teknik pembelajaran Tari Bambu diharapkan dapat

menjadi inovasi baru dan dapat digunakan dalam proses pembelajaran di kelas.

b) Bagi peneliti, peneliti sebagai calon tenaga pendidik diharapkan mampu

memanfaatkan dan menerapkan berbagai teknik pembejaran yang inovatif,

variatif, dan kreatif, guna menghadapi berbagai persoalan di kelas dalam

proses pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran menulis karangan narasi.

c) Bagi siswa, penerapan teknik pembelajaran Tari Bambu diharapkan dapat

mengembangkan kemampuan siswa dalam menulis, khususnya menulis

karangan narasi.

F. Anggapan Dasar

Pembelajaran menulis merupakan suatu proses pelatihan untuk mengasah

kemampuan menulis seseorang. Akan tetapi, terkadang siswa merasa kesulitan

(19)

7

Widya Cahyaningrum, 2013

Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Ekspositoris (Autobiografi) Melalui Teknik Pembelajaran Tari Bambu Dengan Media Tayangan Televisi "Hitam Putih Trans7"

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menulis yang dalam penelitian ini difokuskan pada konteks pembelajaran menulis

karangan narasi. Agar pembelajaran karangan narasi tidak terkesan monoton,

diperlukan teknik pembelajaran yang inovatif, variatif dan menarik. Penerapan

teknik pembelajaran Tari Bambu diharapkan dapat digunakan sebagai teknik

pembelajaran yang menarik dalam pembelajaran menulis karangan narasi. Oleh

karena itu, teknik pembelajaran tersebut diharapkan dapat meningkatkan

kemampuan siswa dan meningkatkan imajinasi serta kreatifitas siswa dalam

pembelajaran menulis karangan narasi.

G. Hipotesis

Peneliti merumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut.

1) H0 = Tidak terdapat perbedaan kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris

kelas eksperimen dan kelas kontrol pada siswa kelas VII SMP Laboratorium

Percontohan UPI Bandung sebelum dengan sesudah diberi perlakuan berupa

penerapan teknik pembelajaran Tari Bambu.

2) H1 = Terdapat perbedaan kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris kelas

eksperimen dan kelas kontrol pada siswa kelas kelas VII SMP Laboratorium

Percontohan UPI Bandung sebelum dengan sesudah diberi perlakuan berupa

(20)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah

metode penelitian eksperimen semu. Tujuan pengambilan eksperimen ini adalah

untuk menguji hipotesis penulis terhadap penerapan teknik pembelajaran Tari Bambu

terhadap kemampuan siswa SMP kelas VII dalam pembelajaran menulis karangan

narasi ekspositoris (autobiografi).

Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kuasi eksperimen

(eksperimen semu). Penelitian eksperimen ini dilakukan untuk memperoleh jawaban

atas hipotesis yang disusun, yaitu untuk mengetahui pengaruh penerapan teknik

pembelajaran Tari Bambu pada pembelajaran menulis karangan narasi pada siswa

kelas VII SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung. Sampel dalam penelitian ini

adalah kelas eksperimen yaitu kelas yang diberikan perlakuan berupa teknik

pembelajaran Tari Bambu dan kelas kontrol yaitu kelas yang diberikan perlakuan

teknik bercerita berpasangan. Pola penelitiannya adalah sebagai berikut:

Keterangan:

A : Kelas Eksperimen

B : Kelas Kontrol

O1 : Uji awal pada kelompok eksperimen (prates)

O2 : Uji akhir pada kelompok eksperimen (postes)

X1 : Perlakuan pada kelompok eksperimen berupa pembelajaran menulis

karangan narasi dengan menggunakan teknik pembelajaran Tari Bambu

E O1 X1 O2

(21)

27

Widya Cahyaningrum, 2013

Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Ekspositoris (Autobiografi) Melalui Teknik Pembelajaran Tari Bambu Dengan Media Tayangan Televisi "Hitam Putih Trans7"

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

X2 : kelompok kontrol diberi perlakuan teknik bercerita berpasangan

O3 : Uji awal pada kelompok kontrol (prates)

O4 : Uji akhir pada kelompok kontrol (postes)

B. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis meliputi dua jenis,

yaitu teknik tes dan observasi. Di bawah ini akan dibahas mengenai teknik yang

dilakukan dalam pengumpulan data penelitian.

a. Tes

Tes merupakan sederetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang

digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, dan kemampuan

atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Hasan, 2010: 16). Dalam

penelitian ini, tes yang diberikan adalah yaitu prates dan pascates. Penggunaan prates

ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam hubungannya dengan materi

yang akan diajarkan. Hasil dari prates nantinya akan menjadi pembanding dari nilai

pascates. Bentuk tesnya yaitu berupa tes tertulis yang ditujukan untuk menguji

kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi.

b. Observasi

Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik

bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuisioner. Jika

wawancara dan kuisioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak

terbatas pada orang, tetapi juga pada objek-objek alam yang lain. Hadi (Sugiyono,

2007: 145) mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks,

suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara

yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.

Kegiatan observasi ini akan dilakukan terhadap siswa yang sedang mengikuti

(22)

Tari Bambu pada kelas eksperimen dan tidak menggunakan teknik Tari Bambu pada

pembelajaran di kelas kontrol. Tujuan dari dilakukannya kegiatan observasi tersebut

adalah untuk mengetahui proses pembelajaran dan perbedaan yang signifikan yang

timbul setelah pembelajaran tersebut. Peneliti menggunakan dua jenis penilaian

dalam observasi ini, yaitu penilaian terhadap Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) dan penilaian terhadap proses pelaksanaan pembelajaran. Selain itu, peneliti

juga mengobservasi keaktifan siswa di dalam kelas.

c. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk

mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui bercakap-cakap dan berhadapan

muka dengan orang yang dapat memberikan keterangan pada si peneliti. Wawancara

ini dapat dipakai untuk melengkapi data yang diperoleh melalui observasi.

Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat

dilakukan melalui tatap muka (face to face) maupun dengan menggunakan telepon.

Wawancara yang dilakukan peneliti adalah wawancara tidak terstruktur. Melalui

wawancara tidak terstruktur ini, peneliti mewawancarai hal-hal yang berupa garis

besar permasalahan yang akan ditanyakan.

C. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data dilaksanakan setelah kegiatan pengumpulan data selesai.

Data selesai yang masih berupa data mentah belum memiliki makna berarti. Agar

data tersebut bermakna dan dapat memberikan gambaran nyata mengenai

permasalahan yang diteliti, maka perlu adanya proses pengolahan data untuk

memberikan arahan agar dapat menganalisis lebih lanjut.

Untuk hasil tes, pengolahan data dilakukan terhadap skor tes awal dan skor tes

akhir kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris (autobiografi). Pengukuran

(23)

29

Widya Cahyaningrum, 2013

Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Ekspositoris (Autobiografi) Melalui Teknik Pembelajaran Tari Bambu Dengan Media Tayangan Televisi "Hitam Putih Trans7"

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

karangan narasi ekspositoris (autobiografi), sedangkan pengukuran tes akhir adalah

untuk mengukur sejauh mana keefektifan teknik tari bambu dalam pembelajaran

menulis karangan narasi ekspositoris (autobiografi).

Langkah-langkah yang peneliti lakukan adalah sebagai berikut.

a. Menganalisis hasil uji awal dan uji akhir siswa

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui tingkat penilaian antar penguji dalam

setiap tes. Sebagai tolak ukur tentang berapa besar koefisien reliabiitas uji antar

penimbang, dapat dilihat dari tabel Guilford berikut.

Tabel 3.1

Koefisiensi Korelasi Guilford

< dari 0,2 Tidak ada korelasi

0,20 – 0,40 Korelasi rendah

0,40 – 0,60 Korelasi sedang

0,60 – 0,80 Korelasi tinggi

0,80 – 0,90 Korelasi tinggi sekali

1,00 Korelasi sempurna

(Subana, dkk, 2005 : 104) Menghitung uji reliabilitas:

R =

c. Uji normalitas

Uji normalitas digunakan untuk meyakinkan kemampuan siswa yang

mempunyai distribusi normal, sebagai syarat yang harus diberikan untuk menguji

kemampuan dua rata-rata. Untuk menentukan bahwa data mempunyai sifat yang

(24)

Keterangan

X2 = nilai chi-kuadrat

Oi = frekuensi yang di observasi (frekuensi empiris)

Ei = frekuensi yang diharapkan (frekuensi teoretis)

Menemukan normal atau tidaknya distribusi data dengan kriteria:

X2itung≤ X2 tabel artinya distribusi data normal

X2itung≥ X2 tabel artinya distribusi data tidak normal

d. Uji homogenitas

Tujuan dari homogenitas adalah homogen tidaknya variasi sampel dalam

populasi yang sama atau homogen tidaknya data berdasarkan kriteria:

F hitung ≤ F tabel artinya distribusi data homogen

F itung ≥ F tabel artinya distribusi data tidak homogen

Uji homogenitas menggunakan uji F:

e. Uji T

Uji Hipotesis digunakan untuk menguji ada atau tidaknya perbedaan

antarvariabel, dalam penelitian ini kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris

(autobiografi) siswa kelas eksperimen menggunakan teknik Tari Bambu dengan kelas

kontrol tidak menggunakan teknik Tari Bambu, sehingga diperoleh kesimpulan

apakah perbedaan keduanya cukup berarti. Uji hipotesis pun menjawab apakah teknik

Tari Bambu efektif digunakan dalam pembelajaran menulis naskah drama

(25)

31

Widya Cahyaningrum, 2013

Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Ekspositoris (Autobiografi) Melalui Teknik Pembelajaran Tari Bambu Dengan Media Tayangan Televisi "Hitam Putih Trans7"

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Perumusan hipotesis

Terdapat perbedaan kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris kelas eksperimen dan kelas kontrol pada siswa kelas kelas VII SMP Laboratorium

Percontohan UPI Bandung sebelum dengan sesudah diberi perlakuan berupa

penerapan teknik pembelajaran Tari Bambu.

Tidak terdapat perbedaan kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris kelas eksperimen dan kelas kontrol pada siswa kelas VII SMP Laboratorium Percontohan

UPI Bandung sebelum dengan sesudah diberi perlakuan berupa penerapan teknik

pembelajaran Tari Bambu.

µE≠ µK

µE=µK

Menentukan standar deviasi gabungan

Menghitung nilai t hitung

to =

-

√(n - ) (n - )

n n - n n

Mencari derajat kebebasan db = n1+n2- 2

Berdasarkan nilai db dengan mencari harga t dari tabel dengan taraf signifikan 1%

dan 5% dengan ketentuan:

a) jika t hitung t tabel maka hipotesis nol ditolak.

(26)

D. Populasi dan Sampel

Penelitian ini memiliki populasi dan sampel yang akan dijelaskan dalam

uraian berikut ini.

a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi bukan hanya orang, tetapi

juga objek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah

yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat

yang dimiliki oleh subjek atau objek itu (Sugiyono, 2007: 80). Berdasarkan

pengertian tersebut, maka populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP

Laboratorium Percontohan UPI.

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah atau karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Sampel yang diambil dari populasi haruslah representatif

(Sugiyono, 2007: 81).

Berdasarkan penjelasan di atas, peneilti menggunakan teknik sampling

purposive. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik sampling purposive

adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Oleh karena itu, yang

dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah kelas VII A sebagai kelas eksperimen

dan kelas VII B sebagai kelas kontrol. Hal ini karena pertimbangan dari saran guru

bahasa Indonesia kelas VII di SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yaitu alat yang digunakan untuk mengumpulkan atau

(27)

33

Widya Cahyaningrum, 2013

Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Ekspositoris (Autobiografi) Melalui Teknik Pembelajaran Tari Bambu Dengan Media Tayangan Televisi "Hitam Putih Trans7"

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian adalah sejumlah informasi penting yang diperlukan untuk menjawab

masalah penelitian melalui prosedur pengelolaannya (Sutedi, 2011: 155).

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Instrumen berupa pengumpulan data, yaitu: (a) lembar observasi dan (b) lembar

evaluasi tes menulis karangan narasi.

(a) Lembar Obsevasi

Lembar observasi ini digunakan untuk proses pengambilan data penelitian

saat proses pembelajaran menggunakan teknik Tari Bambu di kelas eksperimen.

Dalam hal ini adalah penelitian penerapan teknik pembelajaran Tari Bambu dalam

pembelajaran menulis karangan narasi. Proses observasi dilakukan oleh observer.

Pada penelitian ini, yang berlaku sebagai observer adalah guru mata pelajaran Bahasa

dan Sastra Indonesia kelas VII SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung.

(b) Lembar Evaluasi Tes Menulis Karangan Narasi

Lembar tes digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menulis

karangan narasi. Dalam penelitian ini, tes dilakukan dalam dua tahapan yaitu pada

saat sebelum diberi perlakuan dan setelah diberi perlakuan. Perlakuan yang

dimaksudkan di sini adalah penerapan teknik Tari Bambu dalam pembelajaran

menulis narasi.

Berikut ini adalah soal untuk prates.

Berikut ini adalah soal untuk pascates.

Lembar Format Penilaian

Buatlah karangan narasi eskpositoris berupa autobiografi atau riwayat hidup diri sendiri minimal dua paragraf! (40 menit)

(28)

Tabel 3.2

Kriteria Penilaian Karangan Narasi Ekspositoris (Autobiografi)

No Aspek yang Dinilai Skor Kriteria

1. Kebahasaan

a.Paragraf 12  12 = Baik: peralihan paragraf baik,

paragraf kohesif

 8 = Cukup: perlaihan paragraf cukup

lancar, terjadi sedikit lompatan ide

 4 = Kurang: peralihan paragraf tidak lancar, ide meloncat-loncat

b.Kalimat 9  9 = Baik: konstruksi kalimat

sederhana, efektif, tidak terjadi

kesalahan pada kontruksi kalimat

 6 = Cukup: konstruksi kalimat

sederhana, sering terjadi kesalahan,

tapi makna tidak kabur

 3 = Kurang: terjadi kesalahan serius dalam konstruksi kalimat sehingga

makna membingungkan

c.Diksi 6  6 = Baik: pilihan kata tepat, ketepatan

kata yang membangun kalimat sudah

efektif, perbendaharaan katanya luas

(71%-100%)

 4 = Cukup: pilihan kata cukup tepat, ketepatan kata yang membangun

kalimat kurang efektif,

perbendaharaan kata cukup luas

(29)

35

Widya Cahyaningrum, 2013

Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Ekspositoris (Autobiografi) Melalui Teknik Pembelajaran Tari Bambu Dengan Media Tayangan Televisi "Hitam Putih Trans7"

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

 2 = Kurang: pilihan kata kurang

tepat, ketepatan kata yang

membangun kalimat kurang efektif,

perbendaharaan kata terbatas

(10%-40%)

d.Ejaan dan tanda baca 3  3 = Baik: penggunaan ejaan dan

tanda baca sudah baik sesuai dengan

EYD yang yang telah ditetapkan

 2 = Cukup: penggunaan ejaan dan tanda baca cukup baik, masih adanya

ketidaksesuaian dengan EYD yang

telah ditetapkan

 1 = Kurang: penggunaan ejaan dan tanda baca banyak yang tidak sesuai

dengan EYD yang telah ditetapkan

2. Riwayat hidup tokoh

a.Asal-usul tokoh (kelahiran,

daerah asal, dan asal

keluarga)

3  3 = Baik: asal-usul tokoh

digambarkan dengan jelas mulai dari

kelahiran, daerah asal dan keluarga

tokoh yang bersangkutan

 2 = Cukup: asal-usul tokoh

digambarkan cukup jelas hanya

memuat kelahiran dan keluarga tokoh

saja

 1 = Kurang: asal-usul tokoh

digambarkan kurang lengkap, hanya

terdapat salah satu saja baik itu

(30)

keluarga tokoh

b.Pendidikan tokoh 6  6 = Baik: pendidikan tokoh

digambarkan lengkap dari pendidikan

dasar, menengah, maupun atas

 4 = Cukup: penggambaran

pendidikan hanya menengah dan atas

saja

 2 = Kurang: penggambaran

pendidikan tokoh hanya salah satu

saja baik dasar, menengah, maupun

atas

c.Prestasi-prestasi tokoh 9  9 = Baik: prestasi tokoh digambarkan

dengan lengkap sesuai dengan

kenyataannya

 6 = Cukup: prestasi tokoh

digambarkan cukup lengkap sesuai

dengan kenyataannya

 3 = Kurang: prestasi tokoh

digambarkan kurang lengkap dan

tidak sesuai dengan kenyataannya

d.Hal-hal yang menarik dari

tokoh

12  12 = Baik: terdapat hal menarik yang

digambarkan dengan lengkap

 8 = Cukup: terdapat hal menarik yang

digambarkan cukup lengkap

 4 = Kurang: hal menarik hanya

digambarkan sepintas saja

e.Hal-hal yang dapat

diteladani dari tokoh

15  15 = Baik: terdapat hal yang dapat

(31)

37

Widya Cahyaningrum, 2013

Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Ekspositoris (Autobiografi) Melalui Teknik Pembelajaran Tari Bambu Dengan Media Tayangan Televisi "Hitam Putih Trans7"

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu lengkap dari tokoh tersebut

 10 = Cukup: terdapat hal yang dapat diteladani dan cukup lengkap dari

tokoh tersebut

 5 = Kurang: terdapat sedikit hal yang dapat diteladani dan digambarkan

tidak lengkap dari tokoh tersebut

3. Unsur-unsur intrinsik narasi

a.Tema 5  5 = Baik: jika isi karangan

narasi sudah sesuai dengan tema yang

ditentukan

 4 = Cukup: jika isi karangan narasi hampir sesuai dengan tema yang

ditentukan

 2 = Kurang: jika isi karangan narasi kurang sesuai dengan tema yang

ditentukan

b.Alur 9  9 = Baik: memuat awal, isi, dan akhir

cerita tersusun logis, mengudang

minat pembaca

 6 = Cukup: memuat awal, isi, dan akhir cerita tersusun, namun kurang

logis, kurang mengundang minat

pembaca

 3 = Kurang: memuat awal, isi, dan akhir cerita, tidak tersusun secara

logis, tidak mengundang minat baca

(32)

pendukung, penokohan digambarkan

secara jelas

 2 = Cukup: terdapat tokoh utama,

tidak ada tokoh pendukung,

penokohan digambarkan cukup jelas

 1 = Kurang: tidak terdapat tokoh

utama, hanya tokoh pendukung saja,

penokohan digambarkan kurang jelas

d.Latar 5  5 = Baik: latar digambarkan

secara jelas dan rinci

 4 = Cukup: latar digambarkan cukup jelas, namun tidak rinci

 2 = Kurang: latar digambarkan secara

tidak jelas dan tidak rinci

e.Sudut pandang 3  3 = Baik: penggunaan sudut pandang

konsisten

 2 = Cukup: penggunaan sudut

pandang kurang konsisten

 1 = Kurang: penggunaan sudut

pandang tidak konsisten

Jumlah 100

2) Instrumen perlakuan, yaitu penilaian terhadap rencana pelaksanaan pembelajaran

yang menjadi alat bantu peneliti dalam menerapkan treatment berupa teknik Tari

Bambu. Instrumen penelitian yang dimaksud adalah RPP.

Di bawah ini adalah RPP yang digunakan sebagai instrumen perlakuan

(33)

39

Widya Cahyaningrum, 2013

Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Ekspositoris (Autobiografi) Melalui Teknik Pembelajaran Tari Bambu Dengan Media Tayangan Televisi "Hitam Putih Trans7"

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menuli karangan nara i menggunakan media ta angan televi i “Hitam Putih”

Trans 7 terhadap siswa kelas VII SMP Laboratorium Percontohan UPI.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(KELAS EKSPERIMEN)

Satuan Pendidikan : SMP Lab. Percontohan UPI Bandung

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : VII/2

Alokasi Waktu : 4 x 40 menit

KKM : 70

A. Standar Kompetensi :

Mengungkapkan berbagai informasi dalam bentuk narasi dan pesan singkat.

B. Kompetensi Dasar:

Menuliskan informasi dalam sebuah peristiwa melalui karangan narasi

ekspositoris (autobiografi).

C. Indikator:

1. Mampu memahami karangan narasi ekspositoris (autobiografi).

2. Mampu memahami unsur-unsur karangan narasi ekspositoris.

3. Mampu memahami macam-macam autobiografi.

4. Mampu menggunakan teknik Tari Bambu dalam menulis karangan narasi

ekspositoris (autobiografi).

D. Tujuan Pembelajaran:

1. Siswa mampu memahami karangan narasi ekspositoris (autobiografi).

2. Siswa mampu memahami unsur-unsur karangan narasi ekspositoris.

(34)

4. Siswa mampu menggunakan teknik Tari Bambu dalam menulis karangan

narasi ekspositoris (autobiografi).

E. Materi Pembelajaran:

1. Pengertian karangan narasi

Karangan narasi merupakan suatu bentuk karangan yang berusaha

mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-olah

pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu.

2. Ciri-ciri karangan narasi

Berdasarkan pengertian karangan narasi, maka yang menjadi ciri

tulisan narasi adalah sebagai berikut.

a. Tulisan itu berisi cerita tentang kehidupan manusia.

b. Peristiwa kehidupan manusia yang diceritakan itu boleh merupakan

kehidupan nyata, imajinasi, dan boleh gabungan keduanya.

c. Cerita itu memiliki nilai keindahan, baik keindahan isinya maupun

penyajiannya.

d. Di dalam peristiwa itu ada konflik, yaitu pertentangan kepentingan,

kemelut, atau kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Tanpa konflik,

cerita tidak menarik.

e. Di dalamnya seringkali terdapat dialog untuk menghidupkan cerita.

f. Tulisan disajikan dengan menggunakan cara kronologis.

3. Jenis-jenis karangan narasi

Karangan narasi dapat dibagi atas dua jenis, yaitu karangan narasi

sugestif dan karangan narasi ekspositoris. Narasi sugestif yaitu narasi yang

berbentuk karya sastra yang enak dibaca, seperti karya novel atau ceita

pendek. Narasi ekspositoris adalah narasi yang menceritakan tentang

kehidupan seseorang yang penuh dengan suka dan duka.

4. Unsur-unsur karangan narasi

(35)

41

Widya Cahyaningrum, 2013

Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Ekspositoris (Autobiografi) Melalui Teknik Pembelajaran Tari Bambu Dengan Media Tayangan Televisi "Hitam Putih Trans7"

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Alur atau jalan cerita merupakan rangkaian cerita yang dibentuk oleh

tahapan-tahapan peristiwa menjalin suatu cerita yang dihadirkan oleh para

pelaku dalam suatu cerita.

c. Tokoh dan penokohan merupakan gambaran tokoh beserta wataknya atau

karakternya.

d. Latar (setting) merupakan tempat, waktu dan suasana terjadinya peristiwa

yang diceritakan

e. Sudut pandang adalah posisi pengarang dalam cerita.

5. Karangan narasi ekspositoris

Narasi ekspositoris adalah narasi yang mengisahkan peristiwa faktual,

sesuatu yang benar-benar terjadi, berfungsi memperluas pengetahuan

seseorang. Contohnya adalah biografi dan autobiografi.

6. Unsur-unsur karangan narasi ekspositoris (autobiografi)

Secara umum, berikut ini merupakan unsur yang terdapat dalam karangan

narasi ekspositoris:

a. asal usul tokoh merupakan tempat kelahiran, daerah asal, dan asal

keluarga dari tokoh yang diceritakan.

b. pendidikan tokoh adalah pendidikan yang ditempuh dari seorang tokoh

mulai dari pendidikan dasar (TK dan SD), menengah (SMP dan SMA),

dan pendidikan tinggi (Perguruan Tinggi).

c. narasi perjalanan kehidupan tokoh merupakan kisah hidup yang dialami

oleh seorang tokoh dari lahir hingga akhir hayatnya.

d. deskripsi kegiatan dan prestasi-prestasi tokoh yang fenomenal dan

monumental merupakan gambaran kegiatan yang dilakukan dalam

mencapai prestasi yang membanggakan serta dapat menjadi teladan bagi

orang lain.

e. hal-hal menarik tentang tokoh merupakan keunikan yang dimiliki seorang

(36)

7. Macam-macam Karangan Autobiografi

a. Autobiografi Terstruktur

Autobiografi terstruktur biasanya terbatas pada topik-topik tertentu.

Autobiografi terstruktur menguraikan aneka topik yang luas dalam urutan

tertentu atau hanya menanggapi singkat topik yang ditunjuk.

b. Autobiografi Tidak Terstruktur

Autobiografi tidak terstruktur biasanya disebut komprehensif (luas dan

lengkap serta memperlihatkan wawasan). Autobiografi tidak terstruktur

biasanya menyajikan riwayat hidup tanpa berpegang pada suatu kerangka

yang diikuti secara ketat, dengan memasukkan segala sesuatu yang

dianggap penting.

F. Alat/Bahan/Media/Sumber Belajar

- Power point

- Infokus

- Video ta angan televi i “Hitam Putih Tran 7”

- Buku Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas VII

G. Metode Pembelajaran

- Tanya jawab

- Inkuiri

- Diskusi

- Penugasan

H. Kegiatan Pembelajaran

Pertemu

an ke-

Langkah-langkah Pembelajaran Karakter

Bangsa

Waktu

1

1. Kegiatan Awal

 Peserta didik bersama guru

mengondisikan kelas untuk persiapan

belajar mengajar.

(37)

43

Widya Cahyaningrum, 2013

Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Ekspositoris (Autobiografi) Melalui Teknik Pembelajaran Tari Bambu Dengan Media Tayangan Televisi "Hitam Putih Trans7"

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

 Peserta didik dimotivasi mengenai

pentingnya pembelajaran ini sebagai

kegiatan apersepsi.

 Peserta didik diberikan penjelasan

tentang kompetensi dan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai.

konsentrasi

tertib

komunikatif

konsentrasi

produktif

cermat

2. Kegiatan Inti

EKSPLORASI

 Peserta didik diingatkan kembali

mengenai materi sebelumnya tentang

karangan narasi.

 Peserta didik bertanya jawab mengenai

materi yang sudah diajarkan

sebelumnya.

 Peserta didik menyimak penjelasan

mengenai materi karangan narasi

ekspositoris.

 Peserta didik menyimak penjelasan

mengenai macam-macam karangan

narasi ekspositoris.

 Peserta didik menyimak penjelasan

mengenai unsur-unsur karangan narasi

ekspositoris (autobiografi).

 Peserta didik menyimak penjelasan

guru mengenai materi macam-macam

autobiografi.

 Peserta didik menyimak materi tentang autobiografi terstruktur.

(38)

 Peserta didik diajarkan materi

mengenai cara menulis karangan

menggunakan EYD.

 Peserta didik diberikan video tayangan

televi i “Hitam Putih Tran 7 epi ode

Peraih Nilai UN SMU Tertinggi

Se-Indone ia”.

 Peserta didik kemudian diberi

penjelasan mengenai teknik

pembelajaran Tari Bambu.

ELABORASI

 Separuh kelas berdiri berjajar. Mereka bisa berjajar di depan kelas. Sebagian

siswa berjajar di sela-sela deretan

bangku.

 Separuh kelas yang lainnya berjajar dan menghadap jajaran yang pertama.

 Dua siswa yang berpasangan dari kedua

jajaran saling berbagi informasi

mengenai video tayangan televisi

“Hitam Putih Tran 7 epi ode Peraih

Nilai UN SMU Tertinggi Se-Indone ia”

yang telah ditayangkan di depan kelas.

 Kemudian, satu atau dua siswa yang berdiri di ujung salah satu jajaran

pindah ke ujung lainnya di jajaran yang

lain sehingga jajaran ini akan bergeser.

(39)

45

Widya Cahyaningrum, 2013

Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Ekspositoris (Autobiografi) Melalui Teknik Pembelajaran Tari Bambu Dengan Media Tayangan Televisi "Hitam Putih Trans7"

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu mendapatkan pasangan yang baru untuk

berbagi informasi. Pergeseran bisa

dilakukan terus sesuai dengan

kebutuhan.

 Peserta didik ditugaskan untuk

membuat salah satu karangan narasi

ekspositoris (autobiografi) yaitu

autobiografi terstruktur.

KONFIRMASI

 Peserta didik dan guru mengevaluasi hasil kerja masing-masing.

3. Kegiatan Akhir

 Peserta didik bersama guru melakukan refleksi.

 Peserta didik diberikan kesempatan

untuk bertanya mengenai kesulitan

selama kegiatan pembelajaran.

 Guru menutup pembelajaran.

10’

2 1. Kegiatan Awal

 Peserta didik bersama guru

mengondisikan kelas untuk persiapan

belajar mengajar.

 Peserta didik dimotivasi mengenai

pentingnya pembelajaran ini sebagai

kegiatan apersepsi.

 Peserta didik diberikan penjelasan

tentang kompetensi dan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai.

(40)

2. Kegiatan Inti

EKSPLORASI

 Peserta didik diingatkan kembali

mengenai materi sebelumnya tentang

karangan narasi.

 Peserta didik bertanya jawab mengenai

materi yang sudah diajarkan

sebelumnya.

 Peserta didik menyimak materi tentang autobiografi tidak terstruktur.

 Peserta didik diajarkan materi

mengenai cara menulis karangan

menggunakan EYD.

 Peserta didik diberikan video tayangan

televi i “Hitam Putih Tran 7 epi ode Ki ah Hidup Dede OVJ”.

 Peserta didik kemudian diberikan

kembali penjelasan mengenai teknik

pembelajaran Tari Bambu.

ELABORASI

 Separuh kelas berdiri berjajar. Mereka bisa berjajar di depan kelas. Sebagian

siswa berjajar di sela-sela deretan

bangku.

 Separuh kelas yang lainnya berjajar dan menghadap jajaran yang pertama.

 Dua siswa yang berpasangan dari kedua

jajaran saling berbagi informasi

(41)

47

Widya Cahyaningrum, 2013

Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Ekspositoris (Autobiografi) Melalui Teknik Pembelajaran Tari Bambu Dengan Media Tayangan Televisi "Hitam Putih Trans7"

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengenai video tayangan televisi

“Hitam Putih Trans 7 episode Kisah

Hidup Dede OVJ” ang telah

ditayangkan di depan kelas.

 Kemudian, satu atau dua siswa yang berdiri di ujung salah satu jajaran

pindah ke ujung lainnya di jajaran yang

lain sehingga jajaran ini akan bergeser.

Dengan cara ini, masing-masing siswa

mendapatkan pasangan yang baru untuk

berbagi informasi. Pergeseran bisa

dilakukan terus sesuai dengan

kebutuhan.

 Peserta didik ditugaskan untuk

membuat salah satu karangan narasi

ekspositoris (autobiografi) yaitu

autobiografi tidak terstruktur.

KONFIRMASI

Peserta didik dan guru mengevaluasi

hasil kerja masing-masing.

3. Kegiatan Akhir

 Peserta didik bersama guru melakukan refleksi.

 Peserta didik diberikan kesempatan

untuk bertanya mengenai kesulitan

selama kegiatan pembelajaran.

 Guru menutup pembelajaran.

(42)

I. Penilaian

a. Prosedur : tes

b. Jenis : tes mengarang

c. Bentuk : uraian

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(KELAS PEMBANDING)

Satuan Pendidikan : SMP Lab. Percontohan UPI Bandung

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : VII/2

Alokasi Waktu : 4 x 40 menit

KKM : 70

A. Standar Kompetensi :

Mengungkapkan berbagai informasi dalam bentuk narasi dan pesan singkat.

B. Kompetensi Dasar:

Menuliskan informasi dalam sebuah peristiwa melalui karangan narasi

ekspositoris (autobiografi).

C. Indikator:

1. Mampu memahami karangan narasi ekspositoris (autobiografi).

2. Mampu memahami unsur-unsur karangan narasi ekspositoris.

3. Mampu memahami macam-macam autobiografi.

4. Mampu menuliskan informasi ke dalam karangan narasi ekspositoris

(autobiografi).

D. Tujuan Pembelajaran:

1. Siswa mampu memahami karangan narasi ekspositoris (autobiografi).

(43)

49

Widya Cahyaningrum, 2013

Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Ekspositoris (Autobiografi) Melalui Teknik Pembelajaran Tari Bambu Dengan Media Tayangan Televisi "Hitam Putih Trans7"

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Siswa mampu memahami macam-macam autobiografi.

4. Siswa mampu menuliskan informasi ke dalam karangan narasi ekspositoris

(autobiografi).

E. Materi Pembelajaran:

1. Pengertian karangan narasi

Karangan narasi merupakan suatu bentuk karangan yang berusaha

mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-olah

pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu.

2. Ciri-ciri karangan narasi

Berdasarkan pengertian karangan narasi, maka yang menjadi ciri

tulisan narasi adalah sebagai berikut.

g. Tulisan itu berisi cerita tentang kehidupan manusia.

h. Peristiwa kehidupan manusia yang diceritakan itu boleh merupakan

kehidupan nyata, imajinasi, dan boleh gabungan keduanya.

i. Cerita itu memiliki nilai keindahan, baik keindahan isinya maupun

penyajiannya.

j. Di dalam peristiwa itu ada konflik, yaitu pertentangan kepentingan,

kemelut, atau kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Tanpa konflik,

cerita tidak menarik.

k. Di dalamnya seringkali terdapat dialog untuk menghidupkan cerita.

l. Tulisan disajikan dengan menggunakan cara kronologis.

3. Jenis-jenis karangan narasi

Karangan narasi dapat dibagi atas dua jenis, yaitu karangan narasi

sugestif dan karangan narasi ekspositoris. Narasi sugestif yaitu narasi yang

berbentuk karya sastra yang enak dibaca, seperti karya novel atau ceita

pendek. Narasi ekspositoris adalah narasi yang menceritakan tentang

kehidupan seseorang yang penuh dengan suka dan duka.

(44)

f. Tema merupakan hal yang dibicarakan dalam cerita.

g. Alur atau jalan cerita merupakan rangkaian cerita yang dibentuk oleh

tahapan-tahapan peristiwa menjalin suatu cerita yang dihadirkan oleh para

pelaku dalam suatu cerita.

h. Tokoh dan penokohan merupakan gambaran tokoh beserta wataknya atau

karakternya.

i. Latar (setting) merupakan tempat, waktu dan suasana terjadinya peristiwa

yang diceritakan

j. Sudut pandang adalah posisi pengarang dalam cerita.

5. Karangan narasi ekspositoris

Narasi ekspositoris adalah narasi yang mengisahkan peristiwa faktual,

sesuatu yang benar-benar terjadi, berfungsi memperluas pengetahuan

seseorang. Contohnya adalah biografi dan autobiografi.

6. Unsur-unsur karangan narasi ekspositoris (autobiografi)

Secara umum, berikut ini merupakan unsur yang terdapat dalam karangan

narasi ekspositoris:

f. asal usul tokoh merupakan tempat kelahiran, daerah asal, dan asal

keluarga dari tokoh yang diceritakan.

g. pendidikan tokoh adalah pendidikan yang ditempuh dari seorang tokoh

mulai dari pendidikan dasar (TK dan SD), menengah (SMP dan SMA),

dan pendidikan tinggi (Perguruan Tinggi).

h. narasi perjalanan kehidupan tokoh merupakan kisah hidup yang dialami

oleh seorang tokoh dari lahir hingga akhir hayatnya.

i. deskripsi kegiatan dan prestasi-prestasi tokoh yang fenomenal dan

monumental merupakan gambaran kegiatan yang dilakukan dalam

mencapai prestasi yang membanggakan serta dapat menjadi teladan bagi

(45)

51

Widya Cahyaningrum, 2013

Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Ekspositoris (Autobiografi) Melalui Teknik Pembelajaran Tari Bambu Dengan Media Tayangan Televisi "Hitam Putih Trans7"

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

j. hal-hal menarik tentang tokoh merupakan keunikan yang dimiliki seorang

tokoh yang berbeda dari orang lain.

7. Macam-macam Karangan Autobiografi

a. Autobiografi Terstruktur

Autobiografi terstruktur biasanya terbatas pada topik-topik tertentu.

Autobiografi terstruktur menguraikan aneka topik yang luas dalam urutan

tertentu atau hanya menanggapi singkat topik yang ditunjuk.

b. Autobiografi Tidak Terstruktur

Autobiografi tidak terstruktur biasanya disebut komprehensif (luas dan

lengkap serta memperlihatkan wawasan). Autobiografi tidak terstruktur

biasanya menyajikan riwayat hidup tanpa berpegang pada suatu kerangka

yang diikuti secara ketat, dengan memasukkan segala sesuatu yang

dianggap penting.

Contoh Karangan Narasi Ekspositoris (Autobiografi Terstruktur)

Nama saya Ruri Ayuningtyas, biasa dipanggil Ruri. Saya merupakan anak

tunggal dari pasangan Bapak Ridwan dan Ibu Indah. Saya lahir 25 tahun yang lalu di

Kota Sukabumi, tetapi saat ini saya tinggal di Bandung. Saya baru saja mengalami

peristiwa yang sangat mengagumkan. Peristiwa ini terjadi saat saya hendak pulang

dari tempat saya bekerja. Kebetulan saya sudah lulus kuliah dan saat ini saya bekerja

di salah satu perusahaan swasta di Kota Bandung, tepatnya di jalan Merdeka. Saya

sudah bekerja selama empat tahun di perusahaan tersebut. Sewaktu saya hendak

pulang dari tempat kerja, saya dipanggil oleh atasan saya ke ruangannya. Atasan saya

memang terkenal cukup tegas terhadap para karyawannya.

Ketika saya dipanggil ke ruangannya, perasaan saya bisa dibilang sangat

gugup dan takut. Saya dari tadi hanya berkata-kata dalam hati mudah-mudahan saya

tidak dimarahi. Namun, bukan itu yang saya dapatkan. Ini benar-benar di laur dugaan

saya. Atasan saya malah memberikan kabar yang sangat menggembirakan. Ia

(46)

juga saya langsung tersenyum dan menangis bahagia. Beliau mengatakan kepada saya

bahwa saya memang berhak mendapatkan hadiah ini sebagai bayaran atas kerja keras

saya selama empat tahun bekerja di perusahaan yang pimpinnya. Saya menjadi

semakin semangat bekerja dan akan terus berusaha memberikan yang terbaik bagi

perusahaan tempat saya bekerja.

F. Alat/Bahan/Sumber Belajar

- Power point

- Infokus

- Contoh karangan narasi

- Buku Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas VII

G. Metode Pembelajaran

- Tanya jawab

- Inkuiri

- Diskusi

- Penugasan

H. Kegiatan Pembelajaran

Pertemu

an ke-

Langkah-langkah Pembelajaran Karakter

Bangsa

Waktu

1

1. Kegiatan Awal

 Peserta didik bersama guru

mengondisikan kelas untuk persiapan

belajar mengajar.

 Peserta didik dimotivasi mengenai

pentingnya pembelajaran ini sebagai

kegiatan apersepsi.

 Peserta didik diberikan penjelasan

tentang kompetensi dan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai.

tertib

konsentrasi

(47)

53

Widya Cahyaningrum, 2013

Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Ekspositoris (Autobiografi) Melalui Teknik Pembelajaran Tari Bambu Dengan Media Tayangan Televisi "Hitam Putih Trans7"

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Kegiatan Inti

EKSPLORASI

 Peserta didik diingatkan kembali

mengenai materi sebelumnya tentang

karangan narasi.

 Peserta didik bertanya jawab mengenai

materi yang sudah diajarkan

sebelumnya.

 Peserta didik menyimak penjelasan

mengenai materi karangan narasi

ekspositoris.

 Peserta didik menyimak penjelasan

mengenai macam-macam karangan

narasi ekspositoris.

 Peserta didik menyimak penjelasan

mengenai unsur-unsur karangan narasi

ekspositoris (autobiografi).

 Peserta didik menyimak penjelasan

guru mengenai materi macam-macam

autobiografi.

 Peserta didik menyimak materi tentang autobiografi terstruktur.

 Peserta didik diajarkan materi

mengenai cara menulis karangan

menggunakan EYD.

 Peserta didik diberikan teks

autobiografi terstruktur.

 Peserta didik berkelompok secara

tertib

komunikatif

konsentrasi

produktif

cermat

(48)

berpasangan.

ELABORASI

 Siswa secara berrpasangan mencari

unsur-unsur yang terdapat dalam

autobiografi tertsruktur.

 Peserta didik ditugaskan untuk

membuat salah satu karangan narasi

ekspositoris (autobiografi) yaitu

autobiografi terstruktur.

KONFIRMASI

 Peserta didik dan guru mengevaluasi hasil kerja masing-masing.

3. Kegiatan Akhir

 Peserta didik bersama guru melakukan refleksi.

 Peserta didik diberikan kesempatan

untuk bertanya mengenai kesulitan

selama kegiatan pembelajaran.

 Guru menutup pembelajaran.

10’

2 1. Kegiatan Awal

 Peserta didik bersama guru

mengondisikan kelas untuk persiapan

belajar mengajar.

 Peserta didik dimotivasi mengenai

pentingnya pembelajaran ini sebagai

kegiatan apersepsi.

 Peserta didik diberikan penjelasan

tentang kompetensi dan tujuan

(49)

55

Widya Cahyaningrum, 2013

Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Ekspositoris (Autobiografi) Melalui Teknik Pembelajaran Tari Bambu Dengan Media Tayangan Televisi "Hitam Putih Trans7"

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.

Gambar

Tabel 4.50 Perbedaan Data Prates-Pascates Kelas Ekspermen dan Kelas Kontrol131
Grafik 4.1 Peningkatan Nilai Karangan Narasi Ekspositoris ..............................
Tabel 3.1
Tabel 3.2

Referensi

Dokumen terkait

Prediksi kebangkrutan juga untuk memberikan panduan bagi berbagai pihak untuk menilai kinerja keuangan perusahaan.Oleh sebab itu, tujuan Penelitian ini adalah untuk

Pilih nama komponen yang akan dibuat SPL(Surat Pembelian Langsung), kemudian klik ’ Lanjut ’ maka akan muncul tampilan sebagai berikut :. Download template file format excel

As the primary foreign language, English has the following functions in Indonesia (Alwi.. &amp; Sugono,

Dari kedua pendapat di atas, pengajaran melalui pendekatan pembelajaran Taktis ini untuk berusaha menghubungkan kemampuan taktis bermain dan keterampilan teknik dasar

Terdapat perbedaan pengaruh keterampilan bermain bolavoli antara kelompok siswa yang memperoleh pembelajaran melalui pendekatan taktis dan teknis pada kelompok siswa

[r]

Sistem pengendalian jarak jauh tersebut sangat efisien digunakan untuk mengatasi gangguan pada jaringan distribusi listrik tegangan menengah 20 kV yang menggunakan jaringan

An Analysis Of Character Values In Narrative Texts In A Bse/Buku Sekolah Elektronik (Electronic Textbook) Of English For Senior High School.. Universitas Pendidikan Indonesia