KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR MATEMATIKA
PADA SISWA TUNANETRA DI SLBN A CITEUREUP KOTA CIMAHI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat
untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Khusus
Oleh Yuli Yuliani
1000870
JURUSAN PENDIDIKAN KHUSUS
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2014
KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR MATEMATIKA
PADA SISWA TUNANETRA
DI SLBN A CITEUREUP KOTA CIMAHI
Oleh
Yuli Yuliani
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana pada
Fakultas Ilmu Pendidikan
© Yuli Yuliani
Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
YULI YULIANI
KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR MATEMATIKA
PADA SISWA TUNANETRA
DI SLBN A CITEUREUP KOTA CIMAHI
disetujui dan disahkan oleh pembimbing:
Pembimbing I
Dr. Hj. Ehan, M. Pd.
NIP. 19570712 198403 2 001
Pembimbing II
Dr. Nia Sutisna, M. Si.
NIP. 19570131 198603 1 001
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Khusus
Drs. Sunaryo, M.Pd.
Yuli Yuliani, 2014
Kegiatan belajar mengajar matematika
Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
PERNYATAAN ...i
KATA PENGANTAR... ii
UCAPAN TERIMA KASIH... iii
ABSTRAK ... v
DAFTAR ISI ... vi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Fokus Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian... 3
BAB II LANDASAN TEORI ... 5
C. Matematika Untuk Tunanetra ...14
D. Tunanetra ...16
E. Guru ...18
BAB III METODE PENELITIAN ...20
A. Tempat Penelitian ...20
B. Metode Penelitian ...20
C. Subjek Penelitian ...21
D. Instrumen dan teknik Pengumpulan Data...21
E. Pengujian Keabsahan Data ...26
F. Analisis Data...28
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...30
Yuli Yuliani, 2014
Kegiatan belajar mengajar matematika
Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Pembahasan ...35
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ...41
A. Kesimpulan ...41
B. Implikasi ...42
DAFTAR PUSTAKA ... vii
LAMPIRAN
Yuli Yuliani, 2014
Kegiatan belajar mengajar matematika
Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR MATEMATIKA
PADA SISWA TUNANETRA DI SLBN A CITEUREUP KOTA
CIMAHI
MATHEMATIC LEARNING ACTIVITES ON BLIND STUDENT
AT SLBN A CITEUREUP CIMAHI CITY
Yuli Yuliani, Ehan
1, Nia Sutisna
2Jurusan Pendidikan Khusus Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia
Abstrak: Penelitian bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan belajar mengajar matematika pada siswa tunanetra di SLBN A Citeureup kota Cimahi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, observasi, dan studi dokumentasi yang ditujukan kepada guru dan siswa tunanetra di SLBN A Citeureup kota Cimahi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan guru sudah melaksanakan tahapan-tahapan mengajar dengan baik, akan tetapi ada beberapa kesulitan yang dihadapi oleh guru seperti keterbatasan alat peraga, penyediaan buku sumber, lingkungan yang kurang kondusif, serta waktu belajar matematika yang kurang. Harapan siswa tunanetra dalam kegiatan belajar mengajar matematika yaitu guru yang sabar, tersedianya alat peraga yang memadai, adanya buku sumber untuk siswa, serta memperbanyak parktek atau latihan soal-soal baik di sekolah maupun di rumah.
Kata kunci: KBM Matematika pada siswa tunanetra
Yuli Yuliani, 2014
Kegiatan belajar mengajar matematika
Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pemahaman yang jelas tentang siapa anak tunanetra merupakan dasar yang
penting untuk dapat menyelenggarakan layanan pendidikan dan pengajaran yang
tepat bagi mereka. Tunanetra adalah kondisi seseorang yang mengalami hambatan
dalam indera penglihatannya. Tunanetra juga dapat diartikan sebagai: “individu yang
indera penglihatannya (kedua-duanya) tidak berfungsi sebagai saluran penerima
informasi dalam kegiatan sehari-hari seperti halnya orang awas”. (Somantri, 2007, hlm. 65). Akibat hilang atau berkurangnya fungsi indera penglihatan, mereka
berusaha memaksimalkan indera-indera lain seperti perabaan, pendengaran, penciuman, dan lain sebagainya untuk membantu melakukan aktivitas sehari-hari
termasuk kegiatan belajar mengajar. Kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses
atau kegiatan seorang guru menyampaikan informasi kepada siswa agar mereka
belajar atau mendapatkan ilmu pengetahuan yang lebih luas. Menurut Suryosubroto
(2009, hlm. 16) “Kegiatan belajar mengajar adalah kegiatan yang dilakukan guru
mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan, sampai evaluasi dan program tindak
lanjut yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.”
Setiap proses belajar mengajar selalu melibatkan dua pelaku aktif, yaitu guru dan siswa. Guru sebagai pengajar merupakan pencipta kondisi belajar siswa yang
didesain secara sengaja, sistematis dan berkesinambungan. Siswa sebagai subyek pembelajaran merupakan pihak yang menikmati kondisi belajar yang diciptakan guru.
Perpaduan dari kedua unsur manusiawi ini melahirkan interaksi edukatif guna
Yuli Yuliani, 2014
Kegiatan belajar mengajar matematika
Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
masukan, sehingga kegiatan belajar mengajar harus merupakan aktivitas yang hidup,
sarat nilai, dan senantiasa memiliki tujuan.
Sebagian besar hasil belajar siswa ditentukan oleh peranan guru. Guru
mempunyai pengaruh yang besar bukan hanya pada prestasi pendidikan anak tetapi
juga pada sikap anak di sekolah dan terhadap kebiasaan belajar anak pada umumnya.
Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif
dan akan lebih mampu mengelola kegiatan belajar mengajar sehingga siswa mampu
menerima semua pelajaran yang telah disampaikan oleh guru terutama mata pelajaran
yang dianggap sulit seperti mata pelajaran matematika.
Pada saat ini, dari sekian banyak mata pelajaran yang ada, matematika dianggap
sebagai mata pelajaran yang paling sulit untuk dipelajari. Padahal matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan formal
memegang peranan penting, karena matematika merupakan sarana berpikir ilmiah
yang sangat mendukung untuk mengkaji Iptek. Realisasi pentingnya pelajaran
matematika diajarkan pada peserta didik, tercermin pada ditempatkannya matematika
sebagai salah satu ilmu dasar untuk semua jenis dan jenjang pendidikan baik di
sekolah umum maupun di sekolah luar biasa.
Mengingat pentingnya peranan matematika maka prestasi belajar matematika
setiap sekolah perlu mendapatkan perhatian yang serius baik dari pihak guru maupun siswa. Guru dan siswa dituntut untuk menguasai pelajaran matematika karena sangat
berpengaruh untuk menunjang keberhasilan belajar siswa dalam menempuh pendidikan yang lebih tinggi. Tidak ada syarat khusus dalam matematika yang harus
dimiliki oleh siapapun yang ingin mendalaminya baik untuk sekolah umum maupun
Yuli Yuliani, 2014
Kegiatan belajar mengajar matematika
Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keberhasilan siswa tunanetra tidak lepas dari peranan guru dalam menyampaikan
mata pelajaran matematika yang mudah dipahami oleh siswa tunanetra.
Akan tetapi, fakta di lapangan menunjukkan bahwa sebagian guru di Sekolah
Luar Biasa seringkali tidak mengetahui pembelajaran seperti apa yang diharapkan
oleh siswa terutama untuk mata pelajaran matematika yang dianggap paling sulit oleh
siswa. Siswa hanya menerima kondisi yang diciptakan oleh guru baik dengan kondisi
yang diinginkan maupun kondisi yang tidak diinginkan oleh siswa. Jika hal ini
dibiarkan, maka guru tidak akan mengetahui dimana letak kekurangannya akibatnya
kegiatan belajar mengajar menjadi kurang optimal.
Berdasarkan permasalahan di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Kegiatan Belajar Mengajar Matematika pada Siswa Tunanetra di SLBN A Citeureup Kota Cimahi”.
B. Fokus Masalah
Adapun yang menjadi fokus masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana
Kegiatan Belajar Mengajar Matematika pada Siswa Tunanetra di SLBN A Citeureup
Kota Cimahi”. Selanjutnya fokus masalah tersebut dirinci ke dalam beberapa
pertanyaan penelitian, yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimanakah kegiatan belajar mengajar matematika pada siswa tunanetra di
SLBN A Citeureup kota Cimahi?
2. Bagaimanakah Kegiatan belajar mengajar matematika yang diharapkan oleh
siswa tunanetra di SLBN A Citeureup kota Cimahi?
3. Bagaimanakah kesulitan yang dihadapi guru dalam kegiatan belajar mengajar
Yuli Yuliani, 2014
Kegiatan belajar mengajar matematika
Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Bagaimanakah upaya yang dilakukan guru dalam mengatasi kesulitan dalam
kegiatan belajar mengajar matematika pada siswa tunanetra di SLBN A Citeureup kota Cimahi?
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai
kegiatan belajar mengajar matematika pada siswa tunanetra di SLBN A Citeureup
kota Cimahi”.
b. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1) Kegiatan belajar mengajar matematika pada siswa tunanetra di SLBN A
Citeureup kota Cimahi
2) Kegiatan belajar mengajar matematika yang diharapkan oleh siswa tunanetra di
SLBN A Citeureup kota Cimahi
3) Kesulitan yang dihadapi guru dalam kegiatan belajar mengajar matematika pada
siswa tunanetra di SLBN A Citeureup kota Cimahi
4) Upaya yang dilakukan guru dalam mengatasi kesulitan dalam kegiatan belajar mengajar matematika pada siswa tunanetra di SLBN A Citeureup kota Cimahi
2. Manfaat Penelitian
Adapun penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara
teoritis maupun praktis.
Yuli Yuliani, 2014
Kegiatan belajar mengajar matematika
Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada
pengembangan ilmu pendidikan, khususnya dalam dunia pendidikan di sekolah luar biasa. Pengembangan tersebut berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar
matematika yang dapat dinikmati oleh semua kalangan termasuk anak tunanetra.
b. Manfaat Praktis
Secara praktis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1) Siswa: Bisa mendapatkan layanan pendidikan yang lebih optimal khususnya
untuk mata pelajaran matematika sesuai dengan kebutuhannya.
2) Guru: Memberikan informasi tentang pembelajaran matematika yang diharapkan
oleh siswa serta masukan agar kegiatan belajar mengajar bisa lebih optimal. 3) Lembaga pendidikan: memberikan informasi serta masukan untuk meningkatkan
Yuli Yuliani, 2014
Kegiatan belajar mengajar matematika
Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah suatu tempat/lokasi dimana penelitian akan dilakukan,
di tempat inilah data-data untuk kepentingan penelitian akan diperoleh. Adapun
Penelitian ini akan dilaksanakan di Sekolah Luar Biasa Negeri bagian Tunanetra
(SLBN A) Citeureup yang beralamat di Jalan Sukarasa no. 40 Citeureup Kota Cimahi
Utara.
B. Metode Penelitian
Metode berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos yang berarti cara atau jalan. Metode merupakan cara yang teratur untuk mencapai suatu maksud yang diiginkan.
Penelitian adalah suatu proses penyelidikan yang dilakukan secara sistematis,
ditujukan pada penyediaan informasi untuk menyelesaikan masalah-masalah.
Menurut Silalahi (2010, hlm. 12-13) yang dimaksud dengan metode penelitian
adalah: “Cara dan prosedur yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki suatu
masalah tertentu dengan maksud mendapatkan informasi untuk digunakan sebagai
solusi atas masalah tersebut”. Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara/langkah yang akan ditempuh oleh peneliti untuk menjawab permasalahan penelitian untuk menentukan bagaimana data penelitian dikumpulkan.
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Alasan peneliti menggunakan metode
ini karena data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan
Yuli Yuliani, 2014
Kegiatan belajar mengajar matematika
Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dirangkum menjadi kesimpulan deskriptif berdasarkan data penelitian yang
dikumpulkan oleh peneliti. Selain itu, analisis data yang dilakukan berupa deskripsi atas gejala-gejala yang diamati datanya dinyatakan dalam keadaan kewajaran atau
sebagimana adanya (natural setting) dengan tidak dirubah dalam bentuk simbol atau
bilangan. Dengan demikian, laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk
memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut bisa diperoleh melalui
wawancara, observasi/pengamatan, maupun dokumentasi.
C. Subjek Penelitian
Penentuan subjek penelitian diharapkan mampu menyaring sebanyak mungkin informasi dari berbagai macam sumber. Menurut (Moleong, 1997, hlm. 165) penentu
subjek penelitian dalam penelitian kualitatif, mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1. Sampel tidak dapat ditentukan atau ditarik terlebih dahulu;
2. Pemilihan sampel secara berurutan, teknik “snowball Sampling” dengan cara responden diminta menunjuk orang lain yang dapat memberikan informasi dan responden berikutnya diminta pula menunjuk lagi dan begitu seterusnya, sehingga semakin lama sampling akan semakin banyak;
3. Penyesuaian berkelanjutan dari sampel. Pada mulanya setiap sampel dapat sama kegunaannya pada saat informasi. Semakin banyak diperoleh dan semakin mengembangkan hipotesis kerja, sampel dipilih atas dasar fokus penelitian;
4. Pemilihan berakhir jika sudah terjadi pengulangan, jika tidak ada lagi informasi yang dapat dijaring, maka penarikan sampel dihentikan.
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa tunanetra kelas X (sepuluh) dan kelas
VIII (delapan) serta guru yang mengajar matematika pada siswa tunanetra di SLBN A
Citeureup Kota Cimahi.
D. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data
Yuli Yuliani, 2014
Kegiatan belajar mengajar matematika
Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Satu-satunya instrumen terpenting dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu
sendiri. Selain peneliti sebagai instrumen utama, digunakan alat bantu kamera dan catatan lapangan. Kamera digunakan untuk mengambil gambar dan merekam segala
sesuatu yang terjadi di lapangan. Catatan lapangan digunakan untuk mencatat segala
bentuk informasi yang bersangkutan dengan penelitian.
2. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Daniel (2003, hlm. 132) “pengumpulan data adalah prosedur yang
sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan”. Adapun teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
a. Observasi/Pengamatan
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis dan disengaja melalui pengamatan dan pencatatan terhadap gejala yang diamati.
Menurut Purwanto (dalam Basrowi, 2008, hlm. 94) „observasi ialah metode atau
cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara-cara sistematis mengenai tingkah
laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung‟.
Observasi digunakan untuk melihat dan mengamati secara langsung keadaan di
lapangan agar peneliti memperoleh gambaran yang lebih luas tentang permasalahan
yang diteliti. Observasi dilakukan dengan tujuan untuk memberikan lebih banyak
informasi, serta dapat digunakan untuk membandingkan data yang berasal dari keterangan responden dengan keadaan dilapangan, sehingga data yang terkumpul
lebih akurat. Dalam penelitian ini, peneliti mengamati bagaimana kegiatan belajar mengajar matematika pada siswa tunanetra yang berlangsung. Observasi/pengamatan
dilakukan terhadap siswa di Sekolah Menengah yaitu siswa kelas X (sepuluh) dan
siswa kelas VIII (delapan) di SLBN A Citeureup Kota Cimahi.
Yuli Yuliani, 2014
Kegiatan belajar mengajar matematika
Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Wawacara adalah percakapan antara dua orang atau lebih dengan maksud
tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pihak yang mewawancara/mengajukan pertanyaan (interviewer) dan pihak yang memberikan
jawaban atas pertanyaan itu (interviewee). Dalam penelitian ini wawancara ditujukan
kepada siswa tunanetra kelas X (sepuluh) dan kelas VIII (delapan) serta guru
matematika di SLBN A Citeureup Kota Cimahi.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variable berupa
catatan, transkrip, buku-buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya. Dokumentasi ini digunakan untuk melengkapi data yang diperoleh
dari hasil wawancara dan observasi. Sumber ini terdiri dari dokumen dan rekaman.
Adapun dalam penelitian ini, peneliti mencari dokumen-dokumen yang berkaitan
dengan tujuan penelitian baik dokumen dari siswa, guru, maupun sekolah.
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Kegiatan Belajar Mengajar Matematika Pada Siswa Tunanetra di SLBN A
Yuli Yuliani, 2014
Kegiatan belajar mengajar matematika
Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Yuli Yuliani, 2014
Kegiatan belajar mengajar matematika
Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Yuli Yuliani, 2014
Kegiatan belajar mengajar matematika
Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengatasi
E. Pengujian Keabsahan Data
Pengujian keabsahan data sangat diperlukan untuk menilai kesahihan data-data
yang diperoleh melalui proses pengumpulan data. Moleong (2010, hlm. 324) menjelaskan bahwa
Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Ada empat kriteria yang digunakan, yaitu derajat kepercayaan (credibility), keteralihan
Yuli Yuliani, 2014
Kegiatan belajar mengajar matematika
Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(confirmability). Masing-masing kriteria tersebut menggunakan teknik
pemeriksaan sendiri-sendiri.
Teknik pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan
data yang memanfaatkan sesuatu yang lain untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu. Untuk menguji kredibilitas data, maka penelitian ini
akan menggunakan triangulasi sumber. Menurut Patton (dalam Moleong, 2010, hlm.
330): „triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda‟.
Hal ini menurut Moleong (2010, hlm. 331) dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:
1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.
2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi.
3. Membandingkan apa yang dikatakan orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.
4. Membandingkan keadaan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang.
5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Dalam penelitian ini, data yang diperoleh melalui observasi/pengamatan,
wawancara, dan dokumentasi direduksi, yaitu dengan menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan diorganisasi. Kemudian dilakukan
crosscheck atau cek silang di antara ketiga data tersebut. Setiap sumber data dicek silang dengan dua sumber data lainnya. Dengan demikian validitas data yang ada
dapat dipertanggungjawabkan, karena data akhir yang didapat adalah hasil
perbandingan dari berbagai sumber data yang ada.
Yuli Yuliani, 2014
Kegiatan belajar mengajar matematika
Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Data hasil dokumentasi
Bagan 3.1 Triangulasi teknik pengumpulan data
Bagan di atas merupakan alur teknik triangulasi yang digunakan oleh peneliti,
data hasil observasi dibandingkan dengan dicek silang dari data hasil dokumentasi
dan data hasil wawancara dari berbagai sumber. Data hasil wawancara juga
dibandingkan dengan dicek silang dari data hasil dokumentasi dan observasi. Demikian pula data hasil dokumentasi dicek silang dengan data hasil wawancara dan
observasi. Langkah terakhir adalah mengambil dan memutuskan kesimpulan secara keseluruhan.
F. Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari wawancara, angket, observasi/pengamatan, dan dokumentasi dengan
cara mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola, kategori, dan satuan
uraian dasar sehingga mudah untuk dipahami. Analisis data dalam penelitian ini
dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Hal ini sejalan dengan pendapat Nasution (dalam Sugiyono, 2008, hlm.
245) „Analisis telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian‟.
Secara lebih rinci analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Yuli Yuliani, 2014
Kegiatan belajar mengajar matematika
Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Reduksi data merujuk pada proses pemilihan, pemokusan, penyederhanaan,
abstraksi, dan pentransformasian data mentah yang terjadi dalam catatan-catatan lapangan tertulis. “Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang mempertajam,
memilih, memokuskan, membuang, dan menyusun data dalam suatu cara dimana
kesimpulan akhir dapat digambarkan dan diverifikasikan” (Emzir, 2011, hlm. 130).
Menurut Silalahi (2010, hlm. 339): “reduksi data merupakan suatu bentuk analisis
yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan
mengorganisasi data sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan akhirnya dapat
ditarik dan diverifikasi”. Pada tahap ini peneliti memilih hal-hal pokok dari data yang
diperoleh di lapangan, merangkum, memfokuskan pada hal-hal yang penting, kemudian dicari tema dan polanya. Penulis memilah-milah data yang penting yang
berkaitan dengan fokus penelitian dan membuat kerangka penyajiannya.
2. Penyajian data (display data)
Setelah melakukan reduksi data, tahap selanjutnya yaitu penyajian data.
Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberi
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Melalui data
yang disajikan, peneliti akan melihat dan memahami apa yang sedang terjadi dan apa
yang harus dilakukan, menganalisis ataukah mengambil tindakan atas pemahaman
yang didapat dari penyajian data yang diperoleh. Pada tahap ini peneliti menyusun
kembali data berdasarkan klasifikasi, masing-masing topik kemudian dipisahkan, topik yang sama disimpan dalam satu tempat untuk diberi tanda. Hal ini dilakukan
agar memudahkan dalam penggunaan data supaya tidak terjadi kekeliruan.
3. Kesimpulan dan Verifikasi (Conclusion drawing/verification)
Yuli Yuliani, 2014
Kegiatan belajar mengajar matematika
Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan, dan alur sebab akibat. Mula-mula
kesimpulan belum jelas, tetapi kemudian kian meningkat menjadi lebih terperinci. Kesimpulan diverifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi itu mungkin
sesingkat pemikiran kembali yang melintas dalam pemikiran peneliti ataupun suatu
tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan. Makna-makna yang mucul dari data
harus diuji kebenarannya, kekukuhannya, dan kecocokannya yakni yang merupakan
Yuli Yuliani, 2014
Kegiatan belajar mengajar matematika
Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Kesimpulan dibuat berdasarkan pertanyaan penelitian yang telah disusun dalam
penelitian ini. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini diantaranya adalah
sebagai berikut:
Kegiatan belajar mengajar matematika pada siswa tunanetra di SLBN A
Citeureup Cimahi diawali dengan perencanaan pembelajaran yaitu melakukan
asesmen, analisis standar kompetensi dan kompetensi dasar (SK dan KD), membuat kriteria ketuntasan minimal (KKM), membuat silabus, serta membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Adapun tahapan kegiatan belajar mengajar di SLBN A Citeureup Cimahi adalah kegiatan awal yang meliputi berdoa,
mengucapkan salam, mengabsen, mengemukakan tujuan pembelajaran, pre test,
apersepsi, memotivasi siswa; kegiatan inti yaitu menyampaikan materi sesuai dengan
tujuan pembelajaran; serta kegiatan akhir yang meliputi evaluasi, tanya jawab,
menyimpulkan, memberikan tugas, berdoa, dan penutup.
Kegiatan belajar mengajar matematika yang diharapkan oleh siswa tunanetra di
SLBN A Citeureup Cimahi diantaranya guru yang sabar dan tidak cepat marah,
penggunaan alat peraga untuk setiap pertemuan, penggunaan buku sumber untuk siswa, serta memperbanyak praktek dan latihan soal-soal.
Adapun kesulitan yang dihadapi oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk siswa tunanetra yaitu keterbatasan alat peraga dan media pembelajaran,
banyak materi pra syarat yang belum dikuasai siswa, mood siswa yang selalu
Yuli Yuliani, 2014
Kegiatan belajar mengajar matematika
Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan kesulitan yang dihadapi oleh guru, maka upaya untuk mengatasi
kesulitan dalam kegiatan belajar mengajar matematika di SLBN A Citeureup Cimahi yaitu dengan membuat alat peraga sesuai kemampuan, mendikte materi untuk dicatat
oleh siswa, menyesuaikan materi sesuai dengan kemampuan siswa,
mengulang-ngulang materi, menugaskan siswa untuk mempelajari materi selain di sekolah.
B. Implikasi
1. Guru diharapkan lebih memahami karakteristik setiap siswa. Jika materi pra
syarat belum dipahami oleh siswa maka sebaiknya guru terlebih dahulu
mengajarkan materi pra syarat itu. Jadi jangan terpaku pada Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang telah ditentukan sebelumnya.
2. Guru diharapkan mempersiapkan alat peraga secara matang agar kegunaanya bisa lebih maksimal.
3. Siswa diharapkan bisa lebih aktif untuk mencari buku sumber, jangan hanya
mengandalkan catatan dari guru saja.
4. Untuk sekolah diharapkan bisa lebih memperhatikan penyediaan sarana dan
prasarana seperti alat peraga pembelajaran khususnya untuk pelajaran
Yuli Yuliani, 2014
Kegiatan belajar mengajar matematika
Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Basrowi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.
Daniel, M. (2003). Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Depdiknas. (2003). Kegiatan Belajar Mengajar Yang Efektif. Jakarta.
Emzir. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Halim, A. (2012). Matematika Hakikat dan Logika. Jogjakarta. Ar Ruzz Media.
Masykur, M. (2007). Mathematical intelligence. Jogjakarta: Ar Ruzz Media.
Moleong, L. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Pertuni. (2004). Anggaran Rumah Tangga Persatuan Tunanetra Indonesia. Jakarta: Pertuni.
Sardiman. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rajagrafido Persada.
Sarosa, S. (2012). Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar. Jakarta: PT. Indeks.
Silalahi, U. (2010). Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama.
Somantri, S. (2007). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: Refika Aditama.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Badung: ALFABETA.
Suherman, E. (2008). Belajar dan Pembelajaran Matematika. Bandung: FPMIPA UPI.
Suherman, E. (2002). Ringkasan Materi Perkuliahan Strategi Pembelajaran Matematika. Bandung: FPMIPA UPI.
Yuli Yuliani, 2014
Kegiatan belajar mengajar matematika
Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Syah, M. (2010). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Syaodih, N. (2003). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.