• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR MATEMATIKA PADA SISWA TUNANETRA DI SLBN A CITEUREUP KOTA CIMAHI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR MATEMATIKA PADA SISWA TUNANETRA DI SLBN A CITEUREUP KOTA CIMAHI."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR MATEMATIKA

PADA SISWA TUNANETRA DI SLBN A CITEUREUP KOTA CIMAHI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat

untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Khusus

Oleh Yuli Yuliani

1000870

JURUSAN PENDIDIKAN KHUSUS

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014

(2)

KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR MATEMATIKA

PADA SISWA TUNANETRA

DI SLBN A CITEUREUP KOTA CIMAHI

Oleh

Yuli Yuliani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana pada

Fakultas Ilmu Pendidikan

© Yuli Yuliani

Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)

YULI YULIANI

KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR MATEMATIKA

PADA SISWA TUNANETRA

DI SLBN A CITEUREUP KOTA CIMAHI

disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I

Dr. Hj. Ehan, M. Pd.

NIP. 19570712 198403 2 001

Pembimbing II

Dr. Nia Sutisna, M. Si.

NIP. 19570131 198603 1 001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Khusus

Drs. Sunaryo, M.Pd.

(4)

Yuli Yuliani, 2014

Kegiatan belajar mengajar matematika

Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN ...i

KATA PENGANTAR... ii

UCAPAN TERIMA KASIH... iii

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian... 3

BAB II LANDASAN TEORI ... 5

C. Matematika Untuk Tunanetra ...14

D. Tunanetra ...16

E. Guru ...18

BAB III METODE PENELITIAN ...20

A. Tempat Penelitian ...20

B. Metode Penelitian ...20

C. Subjek Penelitian ...21

D. Instrumen dan teknik Pengumpulan Data...21

E. Pengujian Keabsahan Data ...26

F. Analisis Data...28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...30

(5)

Yuli Yuliani, 2014

Kegiatan belajar mengajar matematika

Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Pembahasan ...35

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ...41

A. Kesimpulan ...41

B. Implikasi ...42

DAFTAR PUSTAKA ... vii

LAMPIRAN

(6)

Yuli Yuliani, 2014

Kegiatan belajar mengajar matematika

Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR MATEMATIKA

PADA SISWA TUNANETRA DI SLBN A CITEUREUP KOTA

CIMAHI

MATHEMATIC LEARNING ACTIVITES ON BLIND STUDENT

AT SLBN A CITEUREUP CIMAHI CITY

Yuli Yuliani, Ehan

1

, Nia Sutisna

2

Jurusan Pendidikan Khusus Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Abstrak: Penelitian bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan belajar mengajar matematika pada siswa tunanetra di SLBN A Citeureup kota Cimahi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, observasi, dan studi dokumentasi yang ditujukan kepada guru dan siswa tunanetra di SLBN A Citeureup kota Cimahi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan guru sudah melaksanakan tahapan-tahapan mengajar dengan baik, akan tetapi ada beberapa kesulitan yang dihadapi oleh guru seperti keterbatasan alat peraga, penyediaan buku sumber, lingkungan yang kurang kondusif, serta waktu belajar matematika yang kurang. Harapan siswa tunanetra dalam kegiatan belajar mengajar matematika yaitu guru yang sabar, tersedianya alat peraga yang memadai, adanya buku sumber untuk siswa, serta memperbanyak parktek atau latihan soal-soal baik di sekolah maupun di rumah.

Kata kunci: KBM Matematika pada siswa tunanetra

(7)

Yuli Yuliani, 2014

Kegiatan belajar mengajar matematika

Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pemahaman yang jelas tentang siapa anak tunanetra merupakan dasar yang

penting untuk dapat menyelenggarakan layanan pendidikan dan pengajaran yang

tepat bagi mereka. Tunanetra adalah kondisi seseorang yang mengalami hambatan

dalam indera penglihatannya. Tunanetra juga dapat diartikan sebagai: “individu yang

indera penglihatannya (kedua-duanya) tidak berfungsi sebagai saluran penerima

informasi dalam kegiatan sehari-hari seperti halnya orang awas”. (Somantri, 2007, hlm. 65). Akibat hilang atau berkurangnya fungsi indera penglihatan, mereka

berusaha memaksimalkan indera-indera lain seperti perabaan, pendengaran, penciuman, dan lain sebagainya untuk membantu melakukan aktivitas sehari-hari

termasuk kegiatan belajar mengajar. Kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses

atau kegiatan seorang guru menyampaikan informasi kepada siswa agar mereka

belajar atau mendapatkan ilmu pengetahuan yang lebih luas. Menurut Suryosubroto

(2009, hlm. 16) Kegiatan belajar mengajar adalah kegiatan yang dilakukan guru

mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan, sampai evaluasi dan program tindak

lanjut yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.”

Setiap proses belajar mengajar selalu melibatkan dua pelaku aktif, yaitu guru dan siswa. Guru sebagai pengajar merupakan pencipta kondisi belajar siswa yang

didesain secara sengaja, sistematis dan berkesinambungan. Siswa sebagai subyek pembelajaran merupakan pihak yang menikmati kondisi belajar yang diciptakan guru.

Perpaduan dari kedua unsur manusiawi ini melahirkan interaksi edukatif guna

(8)

Yuli Yuliani, 2014

Kegiatan belajar mengajar matematika

Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

masukan, sehingga kegiatan belajar mengajar harus merupakan aktivitas yang hidup,

sarat nilai, dan senantiasa memiliki tujuan.

Sebagian besar hasil belajar siswa ditentukan oleh peranan guru. Guru

mempunyai pengaruh yang besar bukan hanya pada prestasi pendidikan anak tetapi

juga pada sikap anak di sekolah dan terhadap kebiasaan belajar anak pada umumnya.

Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif

dan akan lebih mampu mengelola kegiatan belajar mengajar sehingga siswa mampu

menerima semua pelajaran yang telah disampaikan oleh guru terutama mata pelajaran

yang dianggap sulit seperti mata pelajaran matematika.

Pada saat ini, dari sekian banyak mata pelajaran yang ada, matematika dianggap

sebagai mata pelajaran yang paling sulit untuk dipelajari. Padahal matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan formal

memegang peranan penting, karena matematika merupakan sarana berpikir ilmiah

yang sangat mendukung untuk mengkaji Iptek. Realisasi pentingnya pelajaran

matematika diajarkan pada peserta didik, tercermin pada ditempatkannya matematika

sebagai salah satu ilmu dasar untuk semua jenis dan jenjang pendidikan baik di

sekolah umum maupun di sekolah luar biasa.

Mengingat pentingnya peranan matematika maka prestasi belajar matematika

setiap sekolah perlu mendapatkan perhatian yang serius baik dari pihak guru maupun siswa. Guru dan siswa dituntut untuk menguasai pelajaran matematika karena sangat

berpengaruh untuk menunjang keberhasilan belajar siswa dalam menempuh pendidikan yang lebih tinggi. Tidak ada syarat khusus dalam matematika yang harus

dimiliki oleh siapapun yang ingin mendalaminya baik untuk sekolah umum maupun

(9)

Yuli Yuliani, 2014

Kegiatan belajar mengajar matematika

Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keberhasilan siswa tunanetra tidak lepas dari peranan guru dalam menyampaikan

mata pelajaran matematika yang mudah dipahami oleh siswa tunanetra.

Akan tetapi, fakta di lapangan menunjukkan bahwa sebagian guru di Sekolah

Luar Biasa seringkali tidak mengetahui pembelajaran seperti apa yang diharapkan

oleh siswa terutama untuk mata pelajaran matematika yang dianggap paling sulit oleh

siswa. Siswa hanya menerima kondisi yang diciptakan oleh guru baik dengan kondisi

yang diinginkan maupun kondisi yang tidak diinginkan oleh siswa. Jika hal ini

dibiarkan, maka guru tidak akan mengetahui dimana letak kekurangannya akibatnya

kegiatan belajar mengajar menjadi kurang optimal.

Berdasarkan permasalahan di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Kegiatan Belajar Mengajar Matematika pada Siswa Tunanetra di SLBN A Citeureup Kota Cimahi”.

B. Fokus Masalah

Adapun yang menjadi fokus masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana

Kegiatan Belajar Mengajar Matematika pada Siswa Tunanetra di SLBN A Citeureup

Kota Cimahi”. Selanjutnya fokus masalah tersebut dirinci ke dalam beberapa

pertanyaan penelitian, yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimanakah kegiatan belajar mengajar matematika pada siswa tunanetra di

SLBN A Citeureup kota Cimahi?

2. Bagaimanakah Kegiatan belajar mengajar matematika yang diharapkan oleh

siswa tunanetra di SLBN A Citeureup kota Cimahi?

3. Bagaimanakah kesulitan yang dihadapi guru dalam kegiatan belajar mengajar

(10)

Yuli Yuliani, 2014

Kegiatan belajar mengajar matematika

Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Bagaimanakah upaya yang dilakukan guru dalam mengatasi kesulitan dalam

kegiatan belajar mengajar matematika pada siswa tunanetra di SLBN A Citeureup kota Cimahi?

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai

kegiatan belajar mengajar matematika pada siswa tunanetra di SLBN A Citeureup

kota Cimahi”.

b. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1) Kegiatan belajar mengajar matematika pada siswa tunanetra di SLBN A

Citeureup kota Cimahi

2) Kegiatan belajar mengajar matematika yang diharapkan oleh siswa tunanetra di

SLBN A Citeureup kota Cimahi

3) Kesulitan yang dihadapi guru dalam kegiatan belajar mengajar matematika pada

siswa tunanetra di SLBN A Citeureup kota Cimahi

4) Upaya yang dilakukan guru dalam mengatasi kesulitan dalam kegiatan belajar mengajar matematika pada siswa tunanetra di SLBN A Citeureup kota Cimahi

2. Manfaat Penelitian

Adapun penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara

teoritis maupun praktis.

(11)

Yuli Yuliani, 2014

Kegiatan belajar mengajar matematika

Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada

pengembangan ilmu pendidikan, khususnya dalam dunia pendidikan di sekolah luar biasa. Pengembangan tersebut berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar

matematika yang dapat dinikmati oleh semua kalangan termasuk anak tunanetra.

b. Manfaat Praktis

Secara praktis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1) Siswa: Bisa mendapatkan layanan pendidikan yang lebih optimal khususnya

untuk mata pelajaran matematika sesuai dengan kebutuhannya.

2) Guru: Memberikan informasi tentang pembelajaran matematika yang diharapkan

oleh siswa serta masukan agar kegiatan belajar mengajar bisa lebih optimal. 3) Lembaga pendidikan: memberikan informasi serta masukan untuk meningkatkan

(12)

Yuli Yuliani, 2014

Kegiatan belajar mengajar matematika

Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah suatu tempat/lokasi dimana penelitian akan dilakukan,

di tempat inilah data-data untuk kepentingan penelitian akan diperoleh. Adapun

Penelitian ini akan dilaksanakan di Sekolah Luar Biasa Negeri bagian Tunanetra

(SLBN A) Citeureup yang beralamat di Jalan Sukarasa no. 40 Citeureup Kota Cimahi

Utara.

B. Metode Penelitian

Metode berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos yang berarti cara atau jalan. Metode merupakan cara yang teratur untuk mencapai suatu maksud yang diiginkan.

Penelitian adalah suatu proses penyelidikan yang dilakukan secara sistematis,

ditujukan pada penyediaan informasi untuk menyelesaikan masalah-masalah.

Menurut Silalahi (2010, hlm. 12-13) yang dimaksud dengan metode penelitian

adalah: “Cara dan prosedur yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki suatu

masalah tertentu dengan maksud mendapatkan informasi untuk digunakan sebagai

solusi atas masalah tersebut”. Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara/langkah yang akan ditempuh oleh peneliti untuk menjawab permasalahan penelitian untuk menentukan bagaimana data penelitian dikumpulkan.

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Alasan peneliti menggunakan metode

ini karena data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan

(13)

Yuli Yuliani, 2014

Kegiatan belajar mengajar matematika

Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dirangkum menjadi kesimpulan deskriptif berdasarkan data penelitian yang

dikumpulkan oleh peneliti. Selain itu, analisis data yang dilakukan berupa deskripsi atas gejala-gejala yang diamati datanya dinyatakan dalam keadaan kewajaran atau

sebagimana adanya (natural setting) dengan tidak dirubah dalam bentuk simbol atau

bilangan. Dengan demikian, laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk

memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut bisa diperoleh melalui

wawancara, observasi/pengamatan, maupun dokumentasi.

C. Subjek Penelitian

Penentuan subjek penelitian diharapkan mampu menyaring sebanyak mungkin informasi dari berbagai macam sumber. Menurut (Moleong, 1997, hlm. 165) penentu

subjek penelitian dalam penelitian kualitatif, mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1. Sampel tidak dapat ditentukan atau ditarik terlebih dahulu;

2. Pemilihan sampel secara berurutan, teknik “snowball Sampling” dengan cara responden diminta menunjuk orang lain yang dapat memberikan informasi dan responden berikutnya diminta pula menunjuk lagi dan begitu seterusnya, sehingga semakin lama sampling akan semakin banyak;

3. Penyesuaian berkelanjutan dari sampel. Pada mulanya setiap sampel dapat sama kegunaannya pada saat informasi. Semakin banyak diperoleh dan semakin mengembangkan hipotesis kerja, sampel dipilih atas dasar fokus penelitian;

4. Pemilihan berakhir jika sudah terjadi pengulangan, jika tidak ada lagi informasi yang dapat dijaring, maka penarikan sampel dihentikan.

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa tunanetra kelas X (sepuluh) dan kelas

VIII (delapan) serta guru yang mengajar matematika pada siswa tunanetra di SLBN A

Citeureup Kota Cimahi.

D. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data

(14)

Yuli Yuliani, 2014

Kegiatan belajar mengajar matematika

Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Satu-satunya instrumen terpenting dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu

sendiri. Selain peneliti sebagai instrumen utama, digunakan alat bantu kamera dan catatan lapangan. Kamera digunakan untuk mengambil gambar dan merekam segala

sesuatu yang terjadi di lapangan. Catatan lapangan digunakan untuk mencatat segala

bentuk informasi yang bersangkutan dengan penelitian.

2. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Daniel (2003, hlm. 132) “pengumpulan data adalah prosedur yang

sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan”. Adapun teknik

pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

a. Observasi/Pengamatan

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis dan disengaja melalui pengamatan dan pencatatan terhadap gejala yang diamati.

Menurut Purwanto (dalam Basrowi, 2008, hlm. 94) „observasi ialah metode atau

cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara-cara sistematis mengenai tingkah

laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung‟.

Observasi digunakan untuk melihat dan mengamati secara langsung keadaan di

lapangan agar peneliti memperoleh gambaran yang lebih luas tentang permasalahan

yang diteliti. Observasi dilakukan dengan tujuan untuk memberikan lebih banyak

informasi, serta dapat digunakan untuk membandingkan data yang berasal dari keterangan responden dengan keadaan dilapangan, sehingga data yang terkumpul

lebih akurat. Dalam penelitian ini, peneliti mengamati bagaimana kegiatan belajar mengajar matematika pada siswa tunanetra yang berlangsung. Observasi/pengamatan

dilakukan terhadap siswa di Sekolah Menengah yaitu siswa kelas X (sepuluh) dan

siswa kelas VIII (delapan) di SLBN A Citeureup Kota Cimahi.

(15)

Yuli Yuliani, 2014

Kegiatan belajar mengajar matematika

Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wawacara adalah percakapan antara dua orang atau lebih dengan maksud

tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pihak yang mewawancara/mengajukan pertanyaan (interviewer) dan pihak yang memberikan

jawaban atas pertanyaan itu (interviewee). Dalam penelitian ini wawancara ditujukan

kepada siswa tunanetra kelas X (sepuluh) dan kelas VIII (delapan) serta guru

matematika di SLBN A Citeureup Kota Cimahi.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variable berupa

catatan, transkrip, buku-buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya. Dokumentasi ini digunakan untuk melengkapi data yang diperoleh

dari hasil wawancara dan observasi. Sumber ini terdiri dari dokumen dan rekaman.

Adapun dalam penelitian ini, peneliti mencari dokumen-dokumen yang berkaitan

dengan tujuan penelitian baik dokumen dari siswa, guru, maupun sekolah.

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Kegiatan Belajar Mengajar Matematika Pada Siswa Tunanetra di SLBN A

(16)

Yuli Yuliani, 2014

Kegiatan belajar mengajar matematika

Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(17)

Yuli Yuliani, 2014

Kegiatan belajar mengajar matematika

Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(18)

Yuli Yuliani, 2014

Kegiatan belajar mengajar matematika

Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengatasi

E. Pengujian Keabsahan Data

Pengujian keabsahan data sangat diperlukan untuk menilai kesahihan data-data

yang diperoleh melalui proses pengumpulan data. Moleong (2010, hlm. 324) menjelaskan bahwa

Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Ada empat kriteria yang digunakan, yaitu derajat kepercayaan (credibility), keteralihan

(19)

Yuli Yuliani, 2014

Kegiatan belajar mengajar matematika

Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(confirmability). Masing-masing kriteria tersebut menggunakan teknik

pemeriksaan sendiri-sendiri.

Teknik pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan

data yang memanfaatkan sesuatu yang lain untuk keperluan pengecekan atau sebagai

pembanding terhadap data itu. Untuk menguji kredibilitas data, maka penelitian ini

akan menggunakan triangulasi sumber. Menurut Patton (dalam Moleong, 2010, hlm.

330): „triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat

kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda‟.

Hal ini menurut Moleong (2010, hlm. 331) dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:

1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.

2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi.

3. Membandingkan apa yang dikatakan orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.

4. Membandingkan keadaan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang.

5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Dalam penelitian ini, data yang diperoleh melalui observasi/pengamatan,

wawancara, dan dokumentasi direduksi, yaitu dengan menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan diorganisasi. Kemudian dilakukan

crosscheck atau cek silang di antara ketiga data tersebut. Setiap sumber data dicek silang dengan dua sumber data lainnya. Dengan demikian validitas data yang ada

dapat dipertanggungjawabkan, karena data akhir yang didapat adalah hasil

perbandingan dari berbagai sumber data yang ada.

(20)

Yuli Yuliani, 2014

Kegiatan belajar mengajar matematika

Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Data hasil dokumentasi

Bagan 3.1 Triangulasi teknik pengumpulan data

Bagan di atas merupakan alur teknik triangulasi yang digunakan oleh peneliti,

data hasil observasi dibandingkan dengan dicek silang dari data hasil dokumentasi

dan data hasil wawancara dari berbagai sumber. Data hasil wawancara juga

dibandingkan dengan dicek silang dari data hasil dokumentasi dan observasi. Demikian pula data hasil dokumentasi dicek silang dengan data hasil wawancara dan

observasi. Langkah terakhir adalah mengambil dan memutuskan kesimpulan secara keseluruhan.

F. Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari wawancara, angket, observasi/pengamatan, dan dokumentasi dengan

cara mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola, kategori, dan satuan

uraian dasar sehingga mudah untuk dipahami. Analisis data dalam penelitian ini

dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Hal ini sejalan dengan pendapat Nasution (dalam Sugiyono, 2008, hlm.

245) „Analisis telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian‟.

Secara lebih rinci analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(21)

Yuli Yuliani, 2014

Kegiatan belajar mengajar matematika

Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Reduksi data merujuk pada proses pemilihan, pemokusan, penyederhanaan,

abstraksi, dan pentransformasian data mentah yang terjadi dalam catatan-catatan lapangan tertulis. “Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang mempertajam,

memilih, memokuskan, membuang, dan menyusun data dalam suatu cara dimana

kesimpulan akhir dapat digambarkan dan diverifikasikan” (Emzir, 2011, hlm. 130).

Menurut Silalahi (2010, hlm. 339): “reduksi data merupakan suatu bentuk analisis

yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan

mengorganisasi data sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan akhirnya dapat

ditarik dan diverifikasi”. Pada tahap ini peneliti memilih hal-hal pokok dari data yang

diperoleh di lapangan, merangkum, memfokuskan pada hal-hal yang penting, kemudian dicari tema dan polanya. Penulis memilah-milah data yang penting yang

berkaitan dengan fokus penelitian dan membuat kerangka penyajiannya.

2. Penyajian data (display data)

Setelah melakukan reduksi data, tahap selanjutnya yaitu penyajian data.

Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Melalui data

yang disajikan, peneliti akan melihat dan memahami apa yang sedang terjadi dan apa

yang harus dilakukan, menganalisis ataukah mengambil tindakan atas pemahaman

yang didapat dari penyajian data yang diperoleh. Pada tahap ini peneliti menyusun

kembali data berdasarkan klasifikasi, masing-masing topik kemudian dipisahkan, topik yang sama disimpan dalam satu tempat untuk diberi tanda. Hal ini dilakukan

agar memudahkan dalam penggunaan data supaya tidak terjadi kekeliruan.

3. Kesimpulan dan Verifikasi (Conclusion drawing/verification)

(22)

Yuli Yuliani, 2014

Kegiatan belajar mengajar matematika

Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan, dan alur sebab akibat. Mula-mula

kesimpulan belum jelas, tetapi kemudian kian meningkat menjadi lebih terperinci. Kesimpulan diverifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi itu mungkin

sesingkat pemikiran kembali yang melintas dalam pemikiran peneliti ataupun suatu

tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan. Makna-makna yang mucul dari data

harus diuji kebenarannya, kekukuhannya, dan kecocokannya yakni yang merupakan

(23)

Yuli Yuliani, 2014

Kegiatan belajar mengajar matematika

Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Kesimpulan dibuat berdasarkan pertanyaan penelitian yang telah disusun dalam

penelitian ini. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini diantaranya adalah

sebagai berikut:

Kegiatan belajar mengajar matematika pada siswa tunanetra di SLBN A

Citeureup Cimahi diawali dengan perencanaan pembelajaran yaitu melakukan

asesmen, analisis standar kompetensi dan kompetensi dasar (SK dan KD), membuat kriteria ketuntasan minimal (KKM), membuat silabus, serta membuat Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Adapun tahapan kegiatan belajar mengajar di SLBN A Citeureup Cimahi adalah kegiatan awal yang meliputi berdoa,

mengucapkan salam, mengabsen, mengemukakan tujuan pembelajaran, pre test,

apersepsi, memotivasi siswa; kegiatan inti yaitu menyampaikan materi sesuai dengan

tujuan pembelajaran; serta kegiatan akhir yang meliputi evaluasi, tanya jawab,

menyimpulkan, memberikan tugas, berdoa, dan penutup.

Kegiatan belajar mengajar matematika yang diharapkan oleh siswa tunanetra di

SLBN A Citeureup Cimahi diantaranya guru yang sabar dan tidak cepat marah,

penggunaan alat peraga untuk setiap pertemuan, penggunaan buku sumber untuk siswa, serta memperbanyak praktek dan latihan soal-soal.

Adapun kesulitan yang dihadapi oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk siswa tunanetra yaitu keterbatasan alat peraga dan media pembelajaran,

banyak materi pra syarat yang belum dikuasai siswa, mood siswa yang selalu

(24)

Yuli Yuliani, 2014

Kegiatan belajar mengajar matematika

Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan kesulitan yang dihadapi oleh guru, maka upaya untuk mengatasi

kesulitan dalam kegiatan belajar mengajar matematika di SLBN A Citeureup Cimahi yaitu dengan membuat alat peraga sesuai kemampuan, mendikte materi untuk dicatat

oleh siswa, menyesuaikan materi sesuai dengan kemampuan siswa,

mengulang-ngulang materi, menugaskan siswa untuk mempelajari materi selain di sekolah.

B. Implikasi

1. Guru diharapkan lebih memahami karakteristik setiap siswa. Jika materi pra

syarat belum dipahami oleh siswa maka sebaiknya guru terlebih dahulu

mengajarkan materi pra syarat itu. Jadi jangan terpaku pada Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang telah ditentukan sebelumnya.

2. Guru diharapkan mempersiapkan alat peraga secara matang agar kegunaanya bisa lebih maksimal.

3. Siswa diharapkan bisa lebih aktif untuk mencari buku sumber, jangan hanya

mengandalkan catatan dari guru saja.

4. Untuk sekolah diharapkan bisa lebih memperhatikan penyediaan sarana dan

prasarana seperti alat peraga pembelajaran khususnya untuk pelajaran

(25)

Yuli Yuliani, 2014

Kegiatan belajar mengajar matematika

Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Basrowi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Daniel, M. (2003). Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Depdiknas. (2003). Kegiatan Belajar Mengajar Yang Efektif. Jakarta.

Emzir. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Halim, A. (2012). Matematika Hakikat dan Logika. Jogjakarta. Ar Ruzz Media.

Masykur, M. (2007). Mathematical intelligence. Jogjakarta: Ar Ruzz Media.

Moleong, L. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Pertuni. (2004). Anggaran Rumah Tangga Persatuan Tunanetra Indonesia. Jakarta: Pertuni.

Sardiman. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rajagrafido Persada.

Sarosa, S. (2012). Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar. Jakarta: PT. Indeks.

Silalahi, U. (2010). Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama.

Somantri, S. (2007). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: Refika Aditama.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Badung: ALFABETA.

Suherman, E. (2008). Belajar dan Pembelajaran Matematika. Bandung: FPMIPA UPI.

Suherman, E. (2002). Ringkasan Materi Perkuliahan Strategi Pembelajaran Matematika. Bandung: FPMIPA UPI.

(26)

Yuli Yuliani, 2014

Kegiatan belajar mengajar matematika

Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Syah, M. (2010). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Syaodih, N. (2003). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Gambar

Tabel 3.1

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang memusatkan perhatian kepada masalah-masalah atau fenomena- fenomena yang ada pada saat penelitian dilakukan, kemudian menggambarkan

[r]

Pengembangan teks dongeng Berbasis pendidikan karakter sebagai alternatif Bahan ajar prosa fiksi siswa smp kelas vii.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

[r]

Pembahasan dimulai dengan pengenalan Microsoft Access 2002 secara global, bagaimana memulai Access 2002, mengenal menu, perintah-perintah dan elemen dasarnya serta pengenalan

Penelitian ini diarahkan untuk meneliti bagaimana sikap dan motivasi guru pendidikan jasmani terhadap implementasi kurikulum penjas, hubungan sikap dan motivasi guru

Dengan adanya website Studio Musik 79 ini, banyak para pengguna internet yang sebelumnya belum tahu keberadaan studio ini menjadi tahu, bahkan banyak yang sudah menggunakan jasa

Aplikasi The Witchs merupakan suatu aplikasi multimedia yang membahas tentang pemberian informasi mengenai kelompok Witchs, karya gambar, teknik membuat komik secara umum