• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PUBLIC RELATIONS TV9 DALAM MEMBANGUN CITRA SEBAGAI TELEVISI LOKAL RELIGI DI SURABAYA (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Public Relations TV9 dalam Membangun Citra Sebagai Televisi Lokal Religi di Surabaya).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STRATEGI PUBLIC RELATIONS TV9 DALAM MEMBANGUN CITRA SEBAGAI TELEVISI LOKAL RELIGI DI SURABAYA (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Public Relations TV9 dalam Membangun Citra Sebagai Televisi Lokal Religi di Surabaya)."

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syar atan Memperoleh Gelar Sar ja na Pa da

Pr ogra m Studi Ilmu Komunikasi FISIP UPN " Veter an" J awa Timur

Oleh :

Dewi Anggr aeni

NPM. 0943010222

YAYASAN KESEJ AHTERAAN, PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWATIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

(2)

J udul

: STRATEGI PUBLIC RELATIONS TV9 DALAM MEMBANGUN CITRA

SEBAGAI TELEVISI LOKAL RELIGI DI SURABAYA. (Studi Deskr iptif

Kualitatif Str ategi Public Relations TV9 dalam Membangun Citr a Sebagai

Televisi Loka l Religi di Sur abaya)

Nama

: DEWI ANGGRAENI

NPM

: 0943010222

Pr ogdi

: Ilmu Komunikasi

Fakulta s

: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Tela h disetujui untuk mengikuti Ujian Skr ipsi

Menyetujui,

Pembimbing Utama

DRA. HERLINA SUKSMAWATI,M.Si

NIP. 19641225 199309 2001

Mengeta hui,

D E K A N

(3)

Oleh

DEWI ANGGRAENI

NPM. 09 43010 222

Telah Dipertahankan Dihadapan dan Diterima oleh Tim Penguji Skr ipsi Program

Studi Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” J awa Timur

Pada Tanggal 19 J uli 2013

Menyetujui

Pembimbing Utama

Tim Penguji

1. Ketua

DRA. HERLINA SUKSMAWATI,M.Si

IR. DIDIEK TRANGGONO,M.Si

NIP. 19641225 199309 2001

NIP. 19581225 199001 1001

2. Sekretaris

DRA. DYVA CLARETTA, M.Si

NPT. 3 6601 94 00251

3. Anggota

DRA. HERLINA SUKSMAWATI,M.Si

NIP. 19641225 199309 2001

Mengetahui

D E K A N

(4)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah S.W.T atas segala rahmat,

hidayah dan karunia-Nya sehingga Peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir yang

berjudul “STRATEGI PUBLIC RELATIONS TV9 DALAM MEMBANGUN

CITRA SEBAGAI TELEVISI LOKAL RELIGI DI SURABAYA ”.

Peneliti menyadari bahwa di dalam penyusunan tugas akhir ini banyak

terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan. Selesainya tugas akhir ini

tentunya tidak terlepas dari adanya arahan, nasehat, dan bimbingan dari Ibu Dra.

Herlina Suksmawati, M.Si yang dengan segala perhatian dan kesabarannya rela

meluangkan waktu untuk membantu Peneliti ditiap proses penyusunan tugas akhir

ini. Terima kasih yang tak terhingga Peneliti sampaikan.

Pada kesempatan ini Prneliti juga menyampaikan banyak terima kasih yang

setinggi-tingginya kepada semua pihak-pihak yang telah membantu Peneliti dalam

menyelesaikan penyusunan tugas akhir ini, diantaranya :

1.

Ibu Dra. Hj.Suparwati,M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

UPN “Veteran” Jawa Timur.

2.

Bapak Juwito, S.Sos, M.Si. selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi.

3.

Bapak Saifuddin Zuhri, M.Si. selaku Sekretaris Program Studi Ilmu

Komunikasi.

(5)

6.

Mama, Papa, Kak Agus, Kak Angga dan Keluarga tercinta lainnya atas segala

Doa, bimbingan, dan supportnya selama ini yang tak pernah ada hentinya kepada

Peneliti.

7.

Erick, Lyla, Enca, sahabat sepenanggungan (Cila, Ninot, dan Dita), dan

teman-teman lainnya yang berada di lingkungan sekitar Peneliti, tak henti untuk

mengucapkan terima kasih atas dukungan morilnya.

Peneliti menyadari bahwa penyusunan tugas akhir ini masih memiliki banyak

kekurangan. Sehingga Peneliti berharap kritik dan saran yang membangun demi

kebaikan dan kesempurnaan dalam penyusunan tugas akhir ini.

Semoga dengan penyusunan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak

Khususnya TV9 Surabaya, Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” Jawa Timur dan terkhusus bagi Peneliti.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Surabaya, Juli 2013

(6)

Halaman

HALAMAN J UDUL ...

i

HALAMAN PERSETUJ UAN DAN

PENGESAHAN UJ IAN SKRIPSI ...

ii

HALAMAN PERSETUJ UAN DAN PENGESAHAN SKRIPSI ...

iii

KATA PENGANTAR ...

iv

DAFTAR ISI ...

vi

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

ABSTRAKSI ...

xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Masalah ...

1

1.2.

Perumusan Masalah ...

10

1.3.

Tujuan Penelitian ...

10

1.4.

Manfaat Penelitian ...

10

BAB II KAJ IAN PUSTAKA

2.1.

Penelitian Terdahulu ...

12

2.2.

Landasan Teori ...

13

2.2.1.

Public Relations ...

13

2.2.1.1.

Tujuan Public Relations ...

15

2.2.1.2.

Peran Public Relations ...

16

2.2.1.3.

Tugas Public Relations ...

18

2.2.1.4.

Strategi Public Relations ...

19

2.2.1.5.

Kegiatan Public Relations ...

25

2.2.2.

Citr a Perusahaan ...

26

(7)

2.3.

Kerangka Berpikir ...

39

BAB III METODE PENELITIAN

3.1.

J enis Penelitian ...

42

3.2.

Definisi Operasional Konseptual ...

43

3.2.1.

Strategi Public Relations ...

43

3.2.2.

Membangun Citr a ...

43

3.2.3.

Televisi lokal ...

44

3.3.

Lokasi Penelitian ...

45

3.4.

Subyek dan Infor man Penelitian ...

45

3.5.

Narasumber ...

46

3.6.

J enis Sumber Data ...

47

3.7.

Teknik Pengumpulan Data ...

48

3.8.

Teknik Analisis Data ...

50

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambar an Umum Objek Penelitian ...

52

4.1.1. Sejar ah Singkat TV9 ...

52

4.1.2. Visi dan Misi TV9 ...

53

4.2. Penyajian Data ...

54

4.2.1. Identitas Infor man ...

55

4.3. Analisis Data ...

56

4.3.1. Asal mula berdirinya TV9 ...

57

4.3.2. Gaya Kepemimpinan TV9 ...

60

4.3.3. Fungsi dan Pelaksanaan kegiatan public relations TV9 ...

63

(8)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ...

77

5.2 Saran ...

78

DAFTAR PUSTAKA ...

79

(9)

Gambar 2.1. Proses Manajemen Str ategi ...

21

Gambar 2.2 Model Sederhana Pr oses Implementasi Strategi ...

23

Gambar 2.3. Bagan Strategi Public Relations TV9 dalam Membangun

Citr a Sebagai Televisi Lokal Religi di Sur abaya ...

40

(10)

Halaman

Lampiran 1. Struktur Organisasi ...

82

Lampiran 2. Interview Guide ...

83

Lampiran 3. Transkip Hasil Wawancara ...

87

(11)

SURABAYA.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendesktipsikan bagaimana

strategi public relations yang digunakan TV9 Surabaya dalam membangun citra

positif sebagai televisi lokal religi di Surabaya.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif serta

analisis deskriptif sebagai metode analisis datanya. Selain itu, teori yang digunakan

penelitian dalam penelitian ini adalah teori model komunikasi Lasswell yang

merupakan teori komunikasi sederhana yang biasanya digunakan public relations.

Dimana public relation diartikan sebagai komunikator yang hendak menyampaikan

pesan yang berupa citra perusahaan yang ingin disampaikan kepada publik

sasarannya sebagai cermin dari komunikasi melalui implementasi program-program

strategisnya yang mudah diterima publik dan dengan mengharapkan efek berupa citra

positif dibenak publiknya. Penulis menggunakan teori tersebut dikarenakan relevan

dan dapat dinterpretasikan pada masalah yang diteliti oleh penulis. Penelitian ini

membahas tentang bagaimana strategi public relations TV9 dalam membangun citra

positif perusahaan sebagai televisi lokal yang berbasis religi di Surabaya.

Hasil penelitian ini adalah strategi yang digunakan public relations TV9

dalam membangun citra perusahaan sebagai televisi lokal religi di Surabaya yaitu

dengan menjalankan fungsi dan kegiatan yang dilakukan public relations perusahaan.

Fungsi public relations TV9 adalah menciptakan identitas citra perusahaan yang

positif dengan cara membaik-baikan dan mempromosikan kebaikan perusahaan di

publik maupun di instansi lain yang bekerja sama dengan TV9. Sedangkan kegiatan

public relations TV9 kegiatan promotion yang berupa periklanan yaitu pemasangan

panflat dan media elektronik seperti facebook, twitter, dan website. serta publisitas

public relations yaitu dengan mempublikasikan atribut berupa tagline "santun

menyejukkan". Sedangkan publisitas public relations yang dilakukan adalah

mempromosikan dan membangun citra perusahaan dengan atribut yang berupa

tagline. Dengan tagline yang unik dan berbeda dengan yang lain akan menjadi identik

sebuah citra perusahaan.

(12)
(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Lata r Belakang Masalah

Komunikasi juga lekat hubungannya dengan public relations. Public relations

pada hakekatnya adalah kegiatan komunikasi, dimana komunikasi yang dijalankan

adalah komunikasi dua arah, untuk menghasilkan umpan balik. Public relations

adalah suatu seni untuk menciptakan pengertian publik yang lebih baik, yang dapat

memperdalam kepercayaan publik terhadap suatu individu atau organisasi atau

perusahaan. Public relations juga berkenaan dengan kegiatan penciptaan pemahaman

melalui pengetahuan, dan melalui kegiatan tersebut diharapkan akan muncul

perubahan yang berdampak.

Keberadaan public relations dalam suatu organisasi atau lembaga adalah

sebuah indikasi bahwa public relations memiliki peran yang penting dalam

perputaran sistem yang ada pada manajemen dan lembaga atau organisasi.

Keberadaanya mampu menyentuh dan menerobos aspek-aspek sosial dan

kepentingan publik, selalu menampilkan sesuatu yang positif dalam wujud citra yang

positif demi kepentingan lembaga, membangun citra yang positif dimasyarakat

ditentukan oleh apa yang diberikan dan ditampilkan perusahaan. Hal ini merupakan

indikasi dari proses terbentuknya citra positif dan negatif

(14)

pertelevisian yang semakin signifikan sehingga fungsi public relations dapat

mempermudah dalam mencapai tujuannya.

Humas atau public relations itu sendiri merupakan alat manajemen modern,

maka secara struktural merupakan bagian internal dari sebuah perusahaan. Fungsi

humas atau pulic relations adalah bersifat melekat pada fungsi manajemen

perusahaan yaitu, dapat menyelenggarakan komunikasi dua arah atau timbale balik

antara organisasi atau lembaga yang diwakili dengan publiknya. Publik sebagai

sasaran humas terdiri dari publik internal (intern public) yakni orang-orang yang

berkegiatan dalam (perusahaan, instasi, lembaga, badan, dsb) secara fungsional

merupakan tugas, pekerjaan, serta hak dan kewajiban tertentu. Public eksternal

(ekstern public) adalah orang-orang diluar organisasi yang ada kaitannya dengan

organisasi (Effendy, 2002: 10 dan 107).

Menurut Ruslan (2007:27) peran utama dari public relations yaitu

communication, relationship, back up management dan good image maker.

Sedangkan untuk membangun sebuah strategi memerlukan beberapa proses dan

tahapan-tahapan yang harus dilakukan yaitu tahap analisis lingkungan, tahap

menetapkan dan menentukan arah organisasi dan tahap merancang dan menyeleksi

(Zulkiflimansyah, 2007: 15-17)

(15)

Televisi saat ini merupakan media massa yang terpopuler di kalangan masyarakat

dunia terutama masyarakat Indonesia. Hampir 90 persen penduduk di negara-negara

berkembang mengenal dan memanfaatkan televisi sebagai sarana hiburan, informasi,

edukasi dan lain sebagainya. Televisi tidak membatasi diri hanya untuk konsumsi

kalangan tertentu saja namun telah menjangkau konsumen dari semua kalangan

masyarakat tidak terkecuali remaja dan anak-anak.

Televisi yang pertama kali didirikan di Indonesia adalah TVRI pada tahun

1962. Semakin lama semakin bertambah banyak stasiun televisi yang ada di

Indonesia seperti RCTI, SCTV, Indosiar, TPI, ANTV, Global TV, Trans TV dan lain

sebagainya. Tidak hanya stasiun televisi nasional saja yang bertambah namun

semakin banyak pula stasiun televisi lokal seperti dikota Surabaya, misalkan SBO

TV, Kompas TV, JTV, Arek TV, Surabaya TV, dan TV9.

Berbicara mengenai stasiun televisi lokal di Surabaya, pasti adanya masalah

segmentasi dari beberapa stasiun televisi lokal tersebut diantaranya, adalah SBO TV

yang merupakan singkatan dari Suroboyo Televisi merupakan stasiun televisi swasta

berskala lokal di Kota Surabaya, Jawa Timur. SBO TV telah melekat dengan kultur

serta gaya hidup kota ini karena SBO TV selalu berusaha memberikan tayangan yang

terbaik bagi pemirsanya dengan tidak meninggalkan heritage serta lifestyle kota

tersebut. (http://sbotvblog.blogspot.com)

(16)

mengedepankan kualitas. Konten program tayangan Kompas TV menekankan pada

eksplorasi Indonesia baik kekayaan alam, khasanah budaya, Indonesia kini, hingga

talenta berprestasi. (http://www.kompas.tv/index.php/front/profil)

JTV sebagai televisi regional Jawa Timur memfokuskan diri terhadap minat &

keinginan pemirsa di Jawa Timur. JTV lebih menekankan kepada program dengan

lokal content, membuat program yang banyak melibatkan masyarakat sebagai peserta.

Penggunaan bahasa di beberapa program menggunakan bahasa Suroboyoan, Malang,

maupun Jawa Timuran. Pemirsa JTV memiliki karakter khas masyarakat Jawa Timur

yaitu: dinamis, memiliki fanatisme tinggi terhadap budayanya, solidaritas yang kuat,

lugas dan ekspresif, memiliki keingintahuan yang tinggi, senang terlibat dalam acara

televisi, dan agamis. (http://www.atvli.com/index.php/home/detil_anggota/0003)

(17)

Surabaya TV adalah stasiun televisi

swasta

siaran lokal

terestrial dengan

wilayah penyiaran di Surabaya dan sekitarnya. Dengan berbasis berita dan ekonomi

bisnis, Surabaya TV menyajikan program-program yang informatif dan mendukung

dunia usaha surabaya dan jawa timur umumnya. Dengan tidak meninggalkan budaya

yang beragam dari kota surabaya namun juga perlu mengembangkannya dari sudut

pandang ekonomi bisnis. (http://surabayatvnews.com/)

TV9 merupakan televisi lokal bernuansa religi yang menyajikan

program-program tayangan santun dan menyejukan. Stasiun televisi ini dikelola oleh

PT.Dakwah Inti Media, perusahaan yang dimiliki organisasi sosial keagamaan

Nahdlatul

Ulama

(PWNU)

Jawa

Timur

(http://www.tvsembilan.com/index.php/tentang-kami)

Dari sekian banyak televisi lokal yang mulai menjamur di Surabaya, hanya

TV9 yang paling berbeda. Karena TV9 merupakan stasiun televisi lokal yang

menyajikan program-program tayangannya dengan nuansa religi seperti dakwah,

talkshow religi, sinema religi dan sebagainya. Sebagai perusahaan televisi lokal, TV9

menekankan edifikasi perusahaan dengan memberikan informasi kepada publik

secara jujur, terpercaya dan mempromosikan kebaikan. Sedangkan beberapa stasiun

televisi lokal lainnya lebih menekankan lifestyle kekinian dan cenderung

menonjolkan kultur dari kota Surabaya.

(18)

Komunikasi tidak secara langsung menimbulkan perilaku tertentu, tetapi cenderung

mempengaruhi cara kita mengorganisasikan citra kita tentang lingkungan. Public

relations digambarkan sebagai input-output, proses intern dalam model ini adalah

pembentukan citra, sedangkan input adalah stimulus yang diberikan dan output

adalah tanggapan atau perilaku tertentu.

Efektivitas Public relations di dalam pembentukan citra (nyata, cermin dan

aneka ragam) organisasi, erat kaitannya dengan kemampuan (tingkat dasar dan lanjut)

pemimpin dalam menyelesaikan tugas organisasinya, baik secara individual maupun

tim yang dipengaruhi oleh praktek berorganisasi (job design, reward system,

komunikasi dan pengambilan keputusan) dan manajemen waktu/ perubahan dalam

mengelola sumberdaya (materi, modal dan SDM) untuk mencapai tujuan yang efisien

dan efektif, yaitu mencakup penyampaian perintah, informasi, berita dan laporan,

serta menjalin hubungan dengan orang. Hal ini tentunya erat dengan penguasaan

identitas diri yang mencakup aspek fisik, personil, kultur, hubungan organisasi

dengan pihak pengguna, respons dan mentalitas pengguna (Hubeis, 2001).

(19)

Suatu perusahaan/lembaga harus dengan nyata berlaku sesuai dengan citra yang

dikehendakinya, baru kemudian menggunakan komunikasi untuk menyampaikan

tentang

kegiatan

ataupun

program-program

yang

dilaksanakannya.

(http://abdulsalamserbakomunikasi.blogspot.com/2012/08/pentingnya-citra-bagi-perusahaan.html)

Keinginan sebuah organisasi untuk mempunyai citra yang baik pada publik

sasaran berawal dari pengertian yang tepat mengenai citra sebagai stimulus adanya

pengelolaan upaya yang perlu dilaksanakan. Ketepatan pengertian citra agar

organisasi dapat menetapkan upaya dalam mewujudkannya pada obyek dan

mendorong prioritas pelaksanaan. Citra menampilkan kesan suatu obyek terhadap

obyek lain yang terbentuk dengan memproses informasi setiap waktu dari berbagai

sumber terpercaya.

Strategi public relations merupakan bagian yang tidak terpisahakan dari

strategi bisnis suatu perusahaan. Strategi public relations akan menciptakan hasil

yang baik apabila dijalankan dengan rencana yang baik pula yang dimana memiliki

tujuan untuk membentuk suatu citra yang positif pada perusahaan. Tentunya setiap

perusahaan ingin citra perusahaannya terbentuk dengan positif.

(20)

optimal yang dipilih untuk ditempuh guna mencapai tujuan public relations dalam

kerangka suatu rencana public relations (public relations plan) (Ruslan, 2005:124).

Kerangka rencana TV9 dalam mencapai tujuannya yakni menjadikan TV9

sebagai televisi religi terbaik di Indonesia dengan menyajikan tayangan yang

berkualitas dan menghibur serta pengelolaan korporasi yang menguntungkan dan

membanggakan. Jenis program yang mengikuti selera pasar (market driven), namun

dengan misi, sentuhan dan angle yang khas dan berbeda yakni menggunakan

perspektif kesantunan, kesejukan, yakni pendekatan keagamaan yang moderat,

toleran, berimbang dan tengah.

Pentingnya citra sebuah perusahaan dikarenakan citra positif dapat

memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk berkomunikasi dan mencapai tujuan

secara efektif, sedangkan citra negatif sebaliknya. Citra positif dapat digunakan

sebagai pelindung terhadap kesalahan kecil. ( Sutojo, 2004:60 )

Sama halnya dengan media-media massa lainnya dalam membangun citra

perusahaan mereka, televisi juga memiliki kelemahan saat memanfaatkan fungsi

public relations untuk membangun dan mengelola citra perusahaan atau organisasi

(21)

Program-program yang dihadirkan merupakan cerminan stasiun televisi, yang

juga berarti citra stasiun televisi sebagai sebuah perusahaan dengan corporate image

yang ingin dibentuk dapat dilihat dari program-program yang ditayangkan. Citra yang

sesuai dengan tujuan perusahaan dapat berarti kepercayaan dan keberhasilan

perusahaan menarik minat masyarakat terutama segmentasi dan target audience

(Anggoro, 2005:112).

Untuk membangun citra positif masyarakat terhadap TV9, dengan adanya

opini yang bermunculan di masyarakat yakni opini publik mengenai TV9 merupakan

televisi lokal yang berbasis islami dan semua program acaranya tidak lepas dari islam

namun TV9 menyiarkan program acara peragaan busana yang sangat membuka aurat.

TV9 juga melihat masalah-masalah teknisi yang terjadi dimasyarakat dan lingkungan

sekitar TV9 dengan mempromosikan kebaikan, memberikan informasi kepada

masyarakat secara jujur, terpercaya dan memberikan solusi.

(22)

Selain itu TV9 merupakan satu-satunya stasiun televisi lokal yang berbasis

islami dikota Surabaya dan memiliki perbedaan dan ciri khas tersendiri dari segi

pengemasan program acara yang ditayangkan. Oleh karena itu, melihat perbedaan

yang ada pada TV9 dan munculnya berbagai opini publik, maka peneliti ingin

meneliti lebih lanjut mengenai strategi public relations TV9 dalam membangun citra

sebagai televisi lokal religi di Surabaya.

1.2

Per umusa n Ma salah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah :

“Bagaimana Strategi Public Relation TV9 dalam membangun citra sebagai

televisi lokal Religi di Surabaya?”

1.3

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan yang ingin dicapai adalah

untuk mengetahui strategi yang dilakukan oleh public relations TV9 dalam

membangun citra sebagai televisi lokal religi di Surabaya.

1.4

Ma nfa at Penelitian

(23)

1.

Secara akademis hasil penelitian ini dapat memperkaya kajian ilmu komunikasi

yang menjelaskan keberlakuan teori-teori komunikasi mengenai strategi public

relations dan citra suatu perusahaan. Selain itu penelitian dapat dijadikan bahan

kajian bagi peneliti-peneliti selanjutnya.

(24)

KAJ IAN PUSTAKA

2.1.

Penelitian Ter dahulu

Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan beberapa

hasil penelitian terdahulu oleh beberapa peneliti yang menjadi rujukan penulis

diantara :

Penelitian yang dilakukan oleh Adryani Handayani Putri/ Puji Lestari/ Agung

Prabowo Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UPN “Veteran” Yogyakarta tahun 2009,

didalam penelitiannya yang berjudul “Strategi Marketing Public Relations Larrisa

Skin Care & Hair Treatment Yogyakarta dalam mempertahankan dan meningkatkan

citra back to nature. Dan kesimpulan dari penelitian tersebut adalah dalam

mempertahankan dan meningkatkkan citra Back to Nature antara lain melakukan

strategi inovasi, market driving, electronic PR, dan media relations. Dengan adanya

kegiatan kerjasama antara Public Relations dan Marketing Larissa terbukti dapat

mempertahankan dan meningkatkan citra dilihat dari perluasan jaringan

cabang,antusias penulis observasi, dan pendapat dari responden konsumen larissa

Skin Care & Hair Treatment.

(25)

tentang humas di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo)". Dan kesimpulan dari

penelitian tersebut adalah humas pendidikan lebih banyak berhubungan dengan

kegiatan eksternal Universitas dengan melakukan kegiatan-kegiatan dengan tujuan

membentuk opini dan citra positif antara lain dengan merancang untuk promosi dies

natalis, PMB, KKN (Kuliah Kerja Nyata), dan kegiatan lain yang berhubungan

dengan media.

Sehingga dengan memperhatikan dari hasil rujukan penelitian terdahulu,

peneliti saat ini ingin lebih membuktikan kembali pada era saat terkini dengan

penggunaan public relations yang dimana sebagai alat bantu perusahaan yang dapat

mendongkrak pembentukan citra perusahaan. Dan yang menjadi acuan peneliti yang

menarik saat ini adalah dengan memperhatikan strategi public relations TV9 dalam

membangun citra sebagai televisi lokal di Surabaya.

2.2.

Landasa n Teor i

2.2.1

Public Relations

(26)

perguruan tinggi akan berbeda dengan pengertian yang di ungkapkan oleh kalangan

public relations atau kehumasan bersifat flexible dan dinamis terhadap perkembangan

kehidupan masyarakat yang mengikuti kemajuan jaman. (Ruslan, 2007:15).

Public relations adalah suatu kegiatan daripada organisasi untuk menciptakan

dan memelihara hubungan yang sehat dan produktif serta publik tertentu sehingga

terdapat penyesuaian dengan lingkungan sekelilingnya yang berkepentingan.

Publik dalam public relations adalah kelompok orang yang menjadi sasaran.

Public internal dan eksternal. Public relations internal adalah keseluruhan jajaran

personil dalam organisasi. Public relations eksternal adalah pribadi atau kelompok

yang terkait dalam suatu kegiatan yang merupakan pelaksanaan fungsi public

relations.

Sedangkan relations pada hakikatnya dimaksudkan dengan kegiatan

membentuk pertalian relasi atau menjalin hubungan satu sama lain. Kegiatan yang

dimaksudkan merupakan komunikasi dalam menciptakan hubungan yang harmonis

antara dua pihak, yang mana satu dengan lainnya memperoleh keuntungan sehingga

terikat dalam hubungan kekeluargaan yang akrab.

(27)

masyarakat luas lebih dulu dalam setiap keputusan yang mempengaruhi operasi

perusahaan” (Moore, 1998:7).

The British Institude Of Public Relations (IPR), public relations adalah

merupakan segala bentuk komunikasi berencana ke dalam dan ke luar antara sebuah

organisasi dengan masyarakat untuk tujuan memperoleh sasaran tertentu yang

berhubungan dan saling pengertian (mutual understanding). (Jefkins,1992:2)

Dari keseluruhan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada prinsipnya

public relations adalah suatu hal yang harus menjamin adanya public image yang

positif untuk melindungi nama baik perusahaan dengan jalan mengupayakan

terciptanya saling pengertian, saling mendukung dan saling bekerjasama diantara

publik-publiknya.

2.2.1.1

Tujuan Public Relations

1.

Mengembangkan hubungan yang harmonis dengan pihak yang lain yakni publik

(masyarakat atau umum).

2.

Menciptakan, membina, memelihara sikap budi yang menyenangkan bagi

lembaga disuatu pihak dan dengan public lain pihak, dengan komunikasi timbale

balik dua arah yang harmonis (Widjaja, 1986:55).

(28)

1.

Menciptakan pemahaman (mutual understanding) antara perusahaan dengan

publiknya.

2.

Membangun citra korporat (corporate image).

3.

Membentuk opini yang favorable.

4.

Membentuk goodwill dengan kerja sama.

Dengan demikian seorang public relations harus dapat melakukan hal-hal yang

disebutkan sebagai tujuan dari public relations itu. Agar terjadi komunikasi yang

timbale balik antara perusahaan dengan publiknya maupun sebaliknya.

2.2.1.2

Peran Public Relations

Peran utama public relations adalah menumbuhkan dan mengembangkan

hubungan baik antara lembaga atau organisasi dengan publiknya, baik intern maupun

ekstern dalam rangka menanamkan pengertian, menumbuhkan partisipasi dan

motivasi public dalam upaya menciptakan citra yang menguntungkan lembaga atau

organisasi. Salah satu tokoh komunikasi yaitu Bertrand R.Confield dalam bukunya

PR Participles and Problems mengemukakan 3 peran PR antara lain :

a)

Mengabdi pada kepentingan umum

b)

Memelihara komunikasi yang baik

(29)

Tokoh lainnya adalah Thomas Jefferson yang dikutip oleh Rahmadi (1993:14)

tentang peran Public Relations Officer yaitu :

a)

Sebagai alat untuk memahami segala sikap public dan juga mengetahui apa yang

sebenarnya atau tidak dilakukan oleh perusahaan untuk merubah sikap publik.

b)

Sebagai suatu prrogramisasi untuk tujuan yang telah ditentukan.

Sedangkan Cutlip & Center dalam bukunya Effective Public Relations

menyebut fungsi PR sebagai berikut :

a)

Menunjang kegiatan manajemen dan mencapai tujuan organisasi.

b)

Menciptakan komunikasi dua arah secara timbal balik dengan menyebarkan

informasi dari perusahaan kepada public dan menyalurkan opini publik kepada

perusahaan.

c)

Melayani public dan memberikan nasehat kepada pimpinan perusahaan untuk

kepentingan umum

d)

Membina hubungan secara harmonis antara perusahaan dan public, baik internal

maupun eksternal.

(30)

2.2.1.3

Tugas Public Relations

Public relations mempunyai tugas penting dalam suatu organisasi dan dapat

dikualifikasikan sebagai berikut :

1.

Menyampaikan pesan atau informasi dari perusahaan secara lisan, tertulis, atau

visual kepada publiknya, sehingga masyarakat (public) memperoleh pengertian

yang benar dan tepat mengenai kondisi perusahaan, tujuan dan kegiatannya.

2.

Melakukan studi dan analisa atas reaksi serta tanggapan publik terhadap

kebijakan dan langkah tindakan perusahaan.

Lima pokok tugas public relations yaitu :

1.

Menyelenggarakan dan bertanggungjawab atas penyampaian informasi secara

lisan, tertulis, melalui gambar (visual) kepada publik, supaya publik mempunyai

pengertian yang benar tentang organisasi atau perusahaan, tujuan, serta kegiatan

yang dilakukan public relations mempunyai tugas penting dalam suatu

organisasi.

2.

Memonitor, merekam, dan mengevaluasi, tanggapan serta pendapat umum atau

masyarakat.

3.

Memperbaiki citra organisasi

(31)

secara berkesinambungan yang selalu terbuka merupakan gambaran komponen

yang kompleks.

4.

Tanggung jawab sosial PR merupakan instrument untuk bertanggung jawab

terhadap semua kelompok yang berhak terhadap tanggung jawab tersebut.

terutama kelompok public sendiri, internal dan pers.

5.

Komunikasi, PR mempunyai bentuk komunikasi yang khusus, komunikasi

timbal-balik. Maka pengetahuan komunikasi menjadi modalnya.

Dengan demikian public relations harus dapat menjadi jembatan dalam

komunikasi antara organisasi dengan publik atau sebaliknya. Serta menjaga hubungan

tersebut agar fungsi utama dari tugas public relations dapat tercapai.

2.2.1.4

Str ategi Public Relations

Pengertian strategi adalah bagian terpadu dari suatu rencana (plan), sedangkan

rencana merupakan produk dari suatu perencanaan (planning), yang pada akhirnya

perencanaan adalah salah satu fungsi dasar dari manajemen (Ruslan, 2005:123).

Strategi juga bisa diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh suatu

organisasi untuk mencapai tujuan atau aksi dalam organisasi untuk performance

terbaiknya (Simandjutak, Oetomo, darmadi & Priyugotomo, 2003:79).

(32)

optimal yang dipilih untuk ditempuh guna mencapai tujuan public relations dalam

kerangka suatu rencana public relations (public relations plan) (Ruslan, 2005:124).

Strategi public relations dibentuk melalui dua komponen yang saling terkait

erat yakni, komponen sasaran (satuan atau segmen yang akan digarap) dan komponen

sarana (panduan ata bauran sarana untuk menggarap suatu sasaran) (Ruslan,

2005:125)

Adapun tahap-tahap kegiatan strategi public relations yaitu, pertama,

komponen sasaran, Sasaran umum tersebut secara struktural dan formal dipersempit

melalui upaya segmentasi yang dilandasi seberapa jauh sasaran itu menyandang opini

bersama (common opinion), potensi polemic dan pengaruhnya bagi masa depan

organisasi dan produk yang menjadi perhatian sasaran khusus. Sasaran khusus disini

adalah publik sasaran (target public). Kedua, komponen sarana berfungsi untuk

mengarahkan kemungkinan tersebut kea rah posisi atau dimensi yang

menguntungkan (Ruslan, 2005:125-126).

(33)

Umpan balik

Gamba r 2.1.

Pr oses Manajemen Stra tegi

Proses manajemen strategi tersebut menjelaskan 5 tahap dalam proses strategi.

Pertama, tahap analisa lingkungan, yakni proses awal dalam manajemen strategi yang

bertujuan memantau lingkungan perusahaan baik yang berada di dalam maupun di

luar perusahaan. Hasil dari analisa lingkungan ini setidaknya akan memberikan

gambaran tentang perusahaan yang biasanya disederhanakan dengan memotret

SWOT (strengths, weakness, opportunities, and threats) yang dimilikinya. Analisis

lingkungan eksternal akan memberikan gambaran tentang peluang dan ancaman

(OT), sedangkan analisis lingkungan internal akan memberikan gambaran tentang

keunggulan dan kelemahan (SW) dari perusahaan.

(34)

Tahap kedua, menentukan dan menetapkan arah organisasi. Dalam tahap ini,

proses strategi selanjutnya adalah dengan melihat misi dan tujuan perusahaan yang

telah ditetapkan sebelumnya. Misi perusahaan ini nantinya dapat memberikan

gambaran yang baik tentang khalayak, pasar, filosofi, dan citra yang diinginkan serta

teknologi yang nantinya akan digunakan oleh perusahaan. Kemudian dilihat dari

tujuan perusahaan biasanya merefleksikan target yang akan dicapai oleh perusahaan.

Tahap ketiga, formulasi strategi yakni proses merancang dan menyeleksi

berbagai strategi yang pada akhirnya menuntun pada pencapaian misi dan tujuan

organisasi. Fokus utama dalam strategi ini adalah bagaimana bisa membangun dan

mencapai citra yang positif di mata publik agar mampu mencapai tujuan perusahaan.

Pada tingkat perusahaan, setidaknya ada tiga format atau pilihan yang dapat

digunakan untuk melakukan formulasi strategi yaitu alternatif strategi umum (general

strategy alternatives), business portopolio models, dan SWOT matrix (Ibid,

2007:62-63).

(35)

Gamba r 2.2

Model Seder hana Pr oses Implementa si Str ategi

Menganalisa perubahan dalam model di atas yakni kemungkinan perubahan

yang akan dialami perusahaan akibat dari formulasi strategi yang telah disepakati

pada tahap sebelumnya. Hal ini bertujuan untuk memberikan gagasan yang jelas dan

terperinci mengenai seberapa banyak perusahaan harus berubah agar berhasil dalam

mengimplementasikan strateginya. Selanjutnya dalam implementasi strategi, analisis

mengenai struktur organisasi penting dilakukan. Hal ini dikarenakan struktur

organisasi mempengaruhi tingkkat keberhasilan implementasi strategi dimana posisi

setiap divisi dalam perusahaan berpengaruh pada wewenang yang dimilikinya dalam

pengambilan keputusan dan kebijakan perusahaan. Analisis lain yang perlu

diperhatikan adalah tentang budaya perusahaan dan gaya kepemimpinan dalam

perusahaan tersebut. kedua hal ini berpengaruh besar terhadap kebijakan strategi

perusahaan yang dilakukan. Karena budaya dan gaya kepemimpinan perusahaan

Analisis Struktur

Organisasi

Analisis

Kepemimpinan

Implementasi dan Evaluasi Strategi

Analisis Budaya

(36)

adalah dua hal yang sudah menjadi kebiasaan yang tentunya akan sangat sulit dirubah

dan diganti begitu saja.

Secara umum, gaya kepemimpinan dapat diklasifikasikan dalam empat

kelompok besar (Ibid, 2007: 99). Pertama, gaya kepemimpinan yang terkesan

administrator. Tipe ini berkesan kurang inovatif dan terlalu kaku pada aturan.

Sikapnya konservatif serta kelihatan sekali takut untuk mengambil resiko dengan

tujuan utama mencari aman. Kedua, gaya kepemimpinan analisis dimana pembuat

keputusan biasanya didasarkan pada proses analisis terutama analisa logika pada

setiap informasi yang diperolehnya, gaya ini berorientasi pada hasil dan menekan

rencana-rencana rinci serta berdimensi jangka panjang. Ketiga, gaya kepemimpinan

asertif yang sifatnya lebih agresif dan mempunyai perhatian yang sangat besar kepada

pengendalian personal dari gaya kepemimpinan lainnya. Ia lebih terbuka pada konflik

dan kritik dimana pengambilan keputusan muncul dari proses argumentasi dengan

beberapa sudut pandang sehingga muncul kesimpulan yang memuaskan. Keempat,

yaitu gaya kepemimpinan entrepreneur yang sifatnya sangat menaruh perhatian pada

kekuasaan dan hasil akhir serta kurang menekan pada kebutuhan dan kerjasama.

Tahap kelima dalam proses manajemen strategi adalah pengendalian dan

evaluasi strategi. Pengendalian strategi merupakan bagian dimana pihak pengelola

memantau dan mengawasi proses berjalannya strategi agar berjalan sesuai tujuan

yang telah ditetapkan sebelumnya. Kemudian evaluasi terhadap strategi public

(37)

mengevaluasi program yang telah dijalankan manager public relations sebuah

perusahaan dapat mempertahankan program-program ke-PR-an dan keberadaan

bagian public relations dalam perusahaan dengan menunjukkan nilai program public

relations bagi perusahaan. Kedua, adanya tuntutan managemen perusahaan terhadap

setiap

bagian

dalam

perusahaan

pada

bidang

apapun

harus

dapat

dipertanggungjawabkan. (Putra,1999: 70)

2.2.1.5

Kegia ta n Public Relations

Dalam buku manajemen PR konsep dan aplikasinya di Indonesia, Kasali

mengutip perkataan dari H.Fayol beberapa kegiatan dan sasaran PR, adalah :

1.

Membangun identitas dan citra perusahaan (Building Corporate Identity and

Image)

a)

Menciptakan identitas dan citra perusahaan yang positif.

b)

Mendukung kegiatan komunikasi timbal balik dua arah dengan berbagai pihak.

Stimulus atau rangsangan yang di terima oleh panca indera dicerna sehingga

akan membuat perubahan sikap, persepsi dan cara berfikir dari seseorang

sehingga akan memerikan respon yang positif jika stimulus yang diterima dapat

di mengerti dengan jelas.

2.

Menghadapi krisis (Facing of crisis)

(38)

3.

Mempromosikan aspek kemasyarakatan (Promotion public causes)

a)

Mempromosikan yang menyangkut dengan kepentingan publik.

b)

Mendukung kegiatan pemerintah.

Bentuk kegiatan PR (dalam membicarakan pengertian hubungan yang

harmonis) mencakup pada arti :

1.

PR harus dapat menciptakan kerjasama diantara publik yang mempunyai

kepentingan.

2.

PR harus dapat menciptakan tumbuhnya rasa kepuasan bersama diantara publik

yang berkepentingan.

2.2.2

Citr a Per usahaan

Citra adalah gambaran yang dimiliki setiap orang mengenai pribadi

perusahaan, organisasi atau produk (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1995:32). Citra

adalah tujuan utama dan sekaligus merupakan reputasi dan prestasi yang hendak

dicapai oleh dunia. Pengertian citra itu abstrak dan tidak dapat diukur secara

matematis tetapi dapat dirasakan dari hasil penelitian baik atau buruk seperti

penerimaan tanggapan baik positif maupun negatif yang khususnya datang dari

masyarakat luas (Ruslan, 1998:62).

(39)

Sedangkan hal-hal positif yang meningkatkan citra perusahaan lebih dikenal dan

diterima publiknya adalah sejarah atau riwayat hidup perusahaan yang gemilang,

kualitas pelayanannya, keberhasilan dalam bidang marketing dan hingga berkaitan

dengan tanggung jawab sosial (Ruslan, 1998:66). Secara logika, jika perusahaan

sudah mengalami krisis kepercayaan dari public atau masyarakat umum maka akan

membawa dampak negatif terhadap citranya, bahkan akan terjadi penurunan citra

sampai titik yang paling rendah.

Untuk mengetahui citra seseorang terhadap suatu objek, dapat diketahui dari

sikapnya terhadap objek tersebut. Solomon, (Soemirat dan Ardianto, 2004:15),

menyatakan semua sikap bersumber pada organisasi kognitif, pada informasi dan

pengetahuan yang kita miliki. Efek kognitif dari komunikasi sangat mempengaruhi

proses pembentukan citra seseorang. Citra terbentuk berdasarkan pengetahuan dari

informasi-informasi yang diterima seseorang. Komunikasi tidak secara langsung

menimbulkan perilaku tertentu, tetapi cenderung mempengaruhi cara kita

mengorganisasikan citra kita tentang lingkungan.

Untuk mengukur citra perusahaan, baik citra positif maupun negatif diperlukan

alat ukur untuk mengetahui citra perusahaan tersebut. ada empat hal yang digunakan

sebagai alat pengukur pembentukan citra perusahaan (Ruslan, 1998:25), yaitu :

(40)

2.

Realitas: Menggambarkan suatu realitas, jelas terwujud, dapat diukur, dan

hasilnya dapat dirasakan dipertanggungjawabkan dengan perencanaan yang

matang dan sistematis bagi responden.

3.

Terciptanya kerjasama yang saling menguntungkan: menggambarkan keadaan

yang saling menguntngkan antara perusahaan dan publiknya.

4.

Kesadaran: Adanya kesadaran khalayak tentang perusahaan dan perhatian

terhadap produk yang dihasilkan.

Menurut Wasesa, dalam bukunya yang berjudul Strategi Public Relations, ada

enam titik yang dapat dijadikan panduan untuk membangun citra positif (Wasesa,

2005: 264-268), antara lain:

1.

Memetakan Persepsi.

Diawali dengan mengadakan audit tentang citra suatu perusahaan di masyarakat.

Berangkat dari hasil audit yang telah diperoleh kemudian coba petakan posisi

perusahaan. Jika ingin melakukan sesuatu, dari mana titik berangkatnya, titik

tersebut lantas disinkronisasikan dengan visi manajemen.

2.

Menyesuaikan Dengan Visi Manajemen

(41)

3.

Pahami Audiens

Sebelum semua program dibuat, pahami audiens yang akan menjadi target

program yang akan dibuat. Karena, sebetulnya program yang harus dibuat adalah

berdasarkan kebutuhan audiens, bukan sebaliknya. Hal tersebut merupakan salah

satu hal yang menentukan apakah program akan sukses atau gagal.

4.

Fokus

Pada saat menyiapkan program masyarakat, terlebih dahulu harus fokus pada

titik pengembangan tertentu. Fokus menjadi penting karena untuk menghindari

jebakan permintaan sesaat dari direksi yang masih baru. Fokus juga yang

nantinya akan menentukan bagaimana mengkomunikasikan program tersebut.

Dengan fokus, akan mempermudah menilai informasi sebuah program untuk

pencitraan.

5.

Kreativitas

Untuk melakukan komunikasi yang baik diperlukan kreativitas yang

mengisyaratkan kreatif dalam hal yang berhubungan dengan program yang akan

dibuat untuk meningkatkan citra perusahaan.

6.

Konsistensi

(42)

Menurut Frank Jefkins dalam bukunya public relations (1984) dan buku

lainnya Essential of Public Relations (1998) mengemukakan jenis-jenis citra, antara

lain:

1.

The mirror image (cerminan citra), yaitu bagaimana dugaan (citra) manajemen

terhadap public eksternal dalam melihat perusahaannya.

2.

The current image (citra masih hangat), yaitu citra yang terdapat pada public

eksternal, yang berdasarkan pengalaman atau menyangkut miskinnya informasi

dan pemahaman public eksternal. Citra ini bisa saja bertentangan dengan mirror

image.

3.

The wish image (citra yang diinginkan), yaitu manajemen menginginkan

pencapaian prestasi tertentu. Citra ini diaplikasikan untuk sesuatu yang baru

sebelum public eksternal memperoleh informasi secara lengkap.

4.

The multiple image (citra yang berlapis), yaitu sejumlah individu, kantor cabang

atau perwakilan perusahaan lainnya dapat membentuk citra tertentu yang belum

tentu sesuai dengan keseragaman citra seluruh organisasi atau perusahaan.

(43)

2.2.3

Pera n Citr a

Citra merupakan aset penting dalam suatu perusahaan atau organisasi. Sebagai

penjelasan lebih lanjut, Gronroos (1990) oleh M. Linggar (2001) menyatakan ada

empat peran citra bagi perusahaan atau organisasi, yaitu :

a.

Citra menceritakan harapan, bersama dengan kampanye pemasaran eksternal

seperti komunikasi mulut ke mulut. Citra yang positif lebih memudahkan bagi

organisasi untuk berkomunikasi secara efektif dan membuat orang-orang lebih

mudah mengerti dengan komunikasi dari mulut ke mulut.

b.

Citra sebagai penyaring yang mempengaruhi persepsi pada kegiatan perusahaan,

kualitas teknis dan khususnya fungsional. Artinya, jika suatu waktu terdapat

kesalahan kecil dalam suatu produk (dan tidak berakibat fatal pada pengguna),

biasanya image perusahaan masih mampu menjadi pelindung dari kesalahan

tersebut. namun jika kesalahan-kesalahan kecil sering terjadi, citra akan berubah

menjadi negatif.

(44)

d.

Citra mempunyai pengaruh penting pada manajemen (citra mempunyai dampak

internal). Citra yang negative dan tidak jelas akan berpengaruh negatif pada

kinerja karyawan dan pada hubungan dengan publiknya. (Sutisna, 2003).

2.2.4

Pencitraan Per usahaan Melalui Str a tegi Public Relations

Secara sederhana pembangunan citra bisa diartikan ketika kita sedan menjalani

sebuah proses kehidupan, kita memiliki cita-cita atau tujuan sehingga apa yang kita

inginkan dapat kita raih dan terwujud, dengan kata lain kita ini sebenarnya mau

dicitrakan seperti apa, dan hal tersebut akan bergulir seiring berkembangnya waktu.

Image atau citra merupakan persepsi orang lain terhadap kita. Persepsi atau penilaian

(45)

Salah satu fungsi public relations yaitu membangun citra perusahaan. Citra

perusahaan dibangun dari elemen visual, verbal dan perilaku yang menjadi cerminan

aktualisasi dari visi pemimpin perusahaan yang terintegrasi dengan misi dan rencana

strategis perusahaan. Citra harus dikelola melalui dialog dan hubungan baik dengan

khalayak perusahaan. Berbagai program kerja dapat dilakukan oleh seorang public

relations untuk membangun citra positif perusahaan diantaranya dengan pelayanan

informasi, publikasi, mengadakan kegiatan, pelibatan khalayak, lobbies, dan pelibatan

masyarakat sosial. Keberhasilan seorang public relations dalam mengelola citra

perusahaan merupakan salah satu kunci keberhasilannya memenangkan persaingan

perusahaan itu sendiri. Memahami betapa pentingnya mengelola citra membuat kita

sadar, bahwa menjaga citra bukanlah sesuatu yang mudah. Citra dan reputasi yang

terkanjur jatuh, membutuhkan waktu lama untuk membangun kembali. Disinilah

manajemen citra berperan, kemampuan public relations dalam suatu perusahaan

mengelola citra membuat perusahaan tersebut siap menghadapi segala situasi yang

tak terduga sekalipun.

2.2.5

Televisi Loka l

(46)

tech ) yang menyampaikan pesan dalam bentuk audiovisual gerak memiliki kekuatan

yang sangat tinggi untuk mempengaruhi mental, pola pikir, dan tindak individu “

Sedangkan Sumadiria (2005: 5) menyatakan bahwa: Siaran televisi adalah

merupakan gabungan dari segi verbal, visual, teknologial, dan dimensi dramatikal.

Verbal, berhubungan dengan kata-kata yang di susun secara singkat, padat, efektif.

Visual lebih banyak menekankan pada bahasa gambar yang tajam, jelas, hidup,

memikat. Teknologikal, berkaitan dengan daya jangkau siaran, kualitas suara, kualitas

suara dan gambar yang dihasilkan serta diterima oleh pesawat televisi penerima di

rumah-rumah. Dramatikal berarti bersinggungan dengan aspek serta nilai dramatikal

yang dihasilkan oleh rangkaian gambar yang dihasilkan secara simultan.

Didukung dengan keefektifannya, televisi menyampaikan pesannya dengan

komunikasi satu arah dan televisi sebagai media massa memiliki proses komunikasi

berjalan satu arah. Banyaknya stasiun televisi di masa sekarang ini menghasilkan

persaingan semakin ketat. Setiap stasiun televisi berlomba-lomba membuat acara

yang berbeda untuk menarik dan merebut hati masyarakat umumnya dan pemirsa

pada khususnya. Khalayak yang menyaksikan acara televisi juga menyesuaikan

dengan apa yang diperlukan oleh khalayak tersebut dapat dilihat seperti mulai

menjamurnya televisi lokal diberbagai daerah.

(47)

lokal banyak menggambarkan wajah kampung halaman yang memiliki aspek

kedekatan dengan masyarakat. Hal itu dapat terlihat dari banyaknya acara yang

mengedepankan adat budaya setempat.

2.2.6

Promotion (Pr omosi)

Promosi merupakan alat bauran pemasaran (marketing mix) keempat, meliputi

semua kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan dan

mempromosikan produknya ke pasar sasaran. Perusahaan tersebut harus membuat

program komunikasi dan promosi yang terdiri dari iklan, penjualan tatap muka,

promosi penjualan, hubungan masyarakat dan juga pemasaran langsung dari suatu

produk. Adapun pengertian promosi menurut William J Stanton dalam buku

Manajemen Pemasaran edisi Ke empat, yaitu :

“Promotion is the element in an organization’s marketing mix that serves to

inform, persuade, and remind the market of the organization and or its products”.

Artinya : Promosi adalah salah satu unsur dalam bauran pemasaran perusahaan

yang didayagunakan untuk memberitahukan, membujuk, dan mengingatkan tentang

produk perusahaan (Saladin, 2006 : 171).Berdasarkan pengertian promosi di atas

dapat disimpulkan bahwa

(48)

untuk memberitahukan informasi kepada orang – orang tentang produk dan

membujuk pembeli atau target pasar untuk dapat membeli produk yang ditawarkan.

Promosi Menurut Indriyo Gitosudarmo, promosi adalah merupakan kegiatan

yang ditujukan untuk mempengaruhi konsumen agar mereka dapat menjadi kenal

akan produk yang ditawarkan oleh perusahaan kepada mereka dan kemudian mereka

menjadi senang lalu membeli produk tersebut (Sunyoto, 2012: 155). Adapun alat-alat

yang dapat dipergunakan untuk mempromosikan suatu produk dapat dipilih beberapa

cara, yaitu iklan, promosi penjualan, publisitas, personal selling yang disebut bauran

promosi. Adapun Alat-alat promosi menurut Philip Kotler antara lain adalah:

a. Periklanan

Semua bentuk penyajian dan promosi nonpersonal atas ide, barang atau jasa

yang dilakukan perusahaan atau sponsor tertentu.

b. Publisitas dan public relations

Berbagai program untuk mempromosikan dan melindungi citra perusahaan atau

masing-masing produknya. (Kotler, 2002: 626).

2.2.6.1 Tujua n Pr omosi

(49)

perantara dalam mencapai tujuan tersebut, seperti membangun perilaku konsumen

yang menguntungkan. Dalam buku Marketing Principles and Perspectives oleh

Bearden, Ingram, LaForge (2004: 375-378) menjelaskan tujuan utama dari

komunikasi pemasaran ini sebagai berikut:

a) Informing

Menginformasikan konsumen potensial atau konsuen masa yang akan datang

tentang produk adalah fungsi komunikasi pemasaran yang penting. Setiap saat

sebuah produk baru diluncurkan dan dipromosikan, komunikasi pemasaran

memberikan informasi kepada audiens atau target pasar tentang produk

tersebut.

b) Persuading

Komunikasi pemasaran atau promosi akan berkonsentrasi untuk mempengaruhi

konsumen untuk membeli apa yang ditawarkan perusahaan ke pasar.

c) Remiding

(50)

konsumen akan manfaat produk dan meyakinkan mereka telah membuat

keputusan yang tepat.

2.2.7

Model Komunikasi Lasswell

Model komunikasi yang akan digunakan dalam penelitian mengenai strategi

public relations ini adalah model komunikasi Lasswell. Model teori dari Harold

Lasswell ini dianggap oleh pakar komunikasi sebagai salah satu teori komunikasi

yang paling awal dalam perkembangan teori komunikasi (Severin &

Tankard,2001:55). Model komunikasi ini menggambarkan komunikasi dalam

ungkapan who say what in which channel to whom with what effect atau dalam

bahasa Indonesia dapat diartikan siapa mengatakan apa dengan medium apa kepada

siapa dengan pengaruh apa? Model ini sering digunakan pada komunikasi Public

relations. Sama seperti model komunikasi lainnya, model ini juga mendapat kritik.

Hal itu dikarenakan model ini terkesan seperti menganggap bahwa komunikator dan

pesan itu selalu mempunyai tujuan. Model ini juga dianggap terlalu sederhana. Tapi,

sama seperti model komunikasi yang baik lainnya, model ini hanya fokus pada

aspek-aspek penting dalam komunikasi.

Teori Harrold Laswell mengemukakan bahwa proses komunikasi memiliki

unsur-unsur sebagai berikut: (Mulyana, 2004:136)

(51)

b.

Pesan (say what) merupakan seperangkat symbol verbal atau pun non-verbal yang

mewakili gagasan, nilai atau maksud dari sumber

c.

Saluran atau media (in what chanel) adalah untuk menyampaikan pesan kepada

penerima.

d.

Penerima (to whom) adalah penerima yang mendapatkan pesan dari sumber.

e.

Efek (with what effect) adalah akibat apa yang ditimbulkan pesan komunikasi massa

pada khalayak pembaca, pemirsa, atau pendengar.

Komunikator diartikan sebagai public relations yang hendak menyampaikan

pesan yang berupa citra perusahaan yang ingin disampaikan kepada publik

sasarannya sebagai cermin dari komunikasi melalui implementasi program-program

strategisnya yang mudah diterima publik dan dengan mengharapkan efek berupa citra

positif dibenak publiknya. Sehingga harapan perusahaan untuk membangun citra baik

itu bisa tersampaikan dengan cara-cara yang sesuai.

2.3.

Kera ngka Ber pikir

(52)

Public relations merupakan penghubung antara organisasi atau lembaga yang

diwakili dengan publiknya sehingga maksud dan tujuan dari organisasi/lembaga

dapat sampai ke publiknya, selain itu public relations juga memiliki peran untuk

menciptakan citra bagi organisasi dan lembaganya sehingga dapat memberikan profit

bagi perusahaan dan membangun citra perusahaan.

Sama halnya dengan media-media massa lainnya dalam membangun citra

perusahaan mereka, televisi juga memiliki kelemahan saat memanfaatkan fungsi

public relations untuk membangun dan mengelola citra perusahaan atau organisasi

mereka sendiri. Kegiatan yang dilakukan public relations TV9 adalah untuk

menjalankan fungsi public relations dalam perusahaan yang memiliki peranan yang

sangat penting dalam menentukan sukses atau tidaknya, misi dan visi

perusahaan/organisasi tersebut.

Gamba r 2.3

Bagan Str a tegi public relations TV9 dalam membangun citr a sebagai televisi

lokal r eligi di Sur a baya

(53)

Unsur-unsur proses komunikasi dalam model komunikasi Lasswell yaitu

komunikator, pesan, media, penerima, dan efek merupakan aspek yang berhubungan

dengan efektivitas strategi pencitraan tersebut.. Komunikator diartikan sebagai public

relations yang hendak menyampaikan pesan yang berupa citra perusahaan yang ingin

(54)

METODE PENELITIAN

3.1

J enis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian deskriptif kualitatif,

yaitu jenis penelitian yang berisi tentang paparan dengan tidak melibatkan kalkulasi

angka (Kuncoro, 2003:21).

Menurut Strauss dan Corbin (1997), penelitian deskriptif kualitatif merupakan

jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai

dengan menggunakan prosedur statistik atau cara kuantitatif lainnya. Penelitian ini

menggunakan pendekatan kualitatif karena berusaha menggambarkan dan

meringkaskan berbagai kondisi atau situasi yang berkaitan tentang strategi public

relations dalam membangun citra perusahaan televisi dan kemudian berupaya

(55)

3.2

Definisi Konseptua l

3.2.1

Str ategi public relations

Strategi merupakan sesuatu yang kompetitif, tujuan strategi adalah untuk

membedakan sebuah perusahaan dari pesaingnya agar pelanggan memperoleh pilihan

yang jelas dan membangun preferensi yang berulang (Frank Jefkins, 2004: 10).

Strategi yakni proses penentuan “Apa dan Bagaimana” yang digunakan

diperencanaan untuk mencapai tujuan perusahaan.

Sedangkan public relations merupakan fungsi manajemen yang melakukan

evaluasi terhadap sikap-sikap publik, mengidentifikasi kebijakan ada prosedur

seseorang/ sebuah perusahaan terhadap publiknya menyusun rencana serta

menjalankan program-program komunikasi untuk memperoleh pemahaman dan

penerimaan publik”.

Dari definisi tersebut dapat di simpulkan pengertian strategi public relations,

yakni Alternatif optimal yang dipilih untuk ditempuh guna mencapai tujuan public

relations dalam kerangka suatu rencana public relations (public relations plan).

3.2.2

Membangun Citr a

(56)

Ada enam titik yang dapat dijadikan panduan untuk membangun citra positif

(Wasesa, 2005: 264-268), antara lain:

1.

Memetakan Persepsi.

2.

Menyesuaikan Dengan Visi Manajemen.

3.

Pahami Audiens.

4.

Fokus.

5.

Kreativitas.

6.

Konsistensi.

3.2.3

Televisi Loka l

(57)

3.3

Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Jalan Raya Darmo No. 96 Surabaya, sebab di

tempat tersebut merupakan kantor TV9, dimana terdapat beberapa narasumber yang

diharapkan dapat membantu peneliti dalam memperoleh data mengenai masalah yang

diteliti. Hal ini disebabkan karena dalam penelitian kualitatif tidak mempersoalkan

berapa besar jumlah informan, melainkan yang terpenting adalah seberapa jauh

penjelasan informan yang diperoleh dalam menjawab permasalahan (Sumady

Suryabrata, 1998 :89)

3.4

Subyek dan Infor ma n Penelitian

Dalam penelitian kualitatif suatu realitas atau obyek tidak dapat dilihat secara

parsial dan dipecah kedalam beberapa variabel penelitian kualitatif, memandang

obyek sebagai sesuatu yang dinamis, hasil konstruksi pemikiran dan utuh (holistic).

Adapun subyek dari penelitian ini yaitu strategi public relations TV9 dalam

membangun citra sebagai televisi lokal religi di Surabaya.

(58)

seberapa jauh penjelasan seorang informan yang diperoleh dalam menjawab

permasalahan (Sugiyono, 2005:52).

Namun demikian peneliti berusaha menjaring sebanyak mungkin informasi

yang berkaitan dengan tujuan penelitian dari berbagai sumber. Peneliti akan mencari

variasi informasi sebanyak-banyaknya dari informan sehingga dapat menghasilkan

data-data dan tindakan serta memungkinkan narasumber untuk mendefinisikan

dirinya sendiri dan lingkungannya dengan menggunakan istilah-istilah mereka

sendiri. Pada penelitian ini informan utama yang digunakan adalah penanggung

jawab dibidang public relations serta beberapa pemirsa pilihan TV9.

3.5

Nara sumber

Pemilihan narasumber ini telah ditentukan sejak awal melalui beberapa kriteria

dari seorang informan antara lain: (Sugiono, 2005:56)

a.

Mereka yang menguasai atau memahami sesuatu melalui proses ekulturasi, sehingga

sesuatu itu bukan sekedar diketahui tetapi juga dihayati.

b.

Mereka yang tergolong masih sedang berkecimbung atau terlibat pada kegiatan yang

tengah diteliti.

c.

Mereka yang tidak cenderung menyampaikan hasil “kemasnya sendiri”.

(59)

Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut yang ada maka narasumber yang akan

diwawancarai terdiri dari dua bagian, antara lain :

1.

Internal

Penanggung jawab di Bidang Public Relations TV9 yaitu Bapak Chandra

Iffan Hidayanto dan President Director yaitu Bapak Ahmad Hakim Jayli.

2.

Eksternal

Seorang Ulama yaitu Drs. HR. Muafiq Boediwijaya, Seorang Kyai yaitu H.

Roesman, dan Masyarakat biasa yaitu Bapak Boedi Joewono (Pimpinan

cabang Panin Syariah).

Beberapa narasumber tersebut diharapkan dapat membantu untuk mendapatkan

data mengenai masalah yang sedang diteliti.

3.6

J enis Sumber Data

Jenis sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif.

Data ini adalah semua data yang bukan dalam bentuk angka (Kuncoro, 2003:210).

Ada dua jenis sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

1.

Data Primer

(60)

diperoleh dengan melakukan wawancara langsung dari sumber yang

bersangkutan seperti, pihak internal melalui public relations TV9 dan eksternal

yaitu publik dan ulama.

2.

Data Sekunder

Data sekunder yaitu sumber data kedua setelah sumber data primer (Bungin,

2001:129). Dalam data sekunder ini, peneliti mengambil data dari buku-buku,

internet, melakukan wawancara dengan masyarakat atau komuniti lokal

setempat, melakukan observasi maupun data-data lain dari sekunder eksternal

yang menunjang topik penelitian.

3.7

Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah bagian instrument data yang menentukan

berhasil atau tidak suatu penelitian (Bungin, 2001:129). Peneliti menggunakan

metode deskriptif kualitatif yaitu, pengumpulan data tidak dipadu oleh teori, tetapi

dipadu oleh fakta-fakta yang ditemukan pada saat penelitian di lapangan (Sugiyono,

2005:3).

(61)

1.

Wawancara Mendalam (Depth Interview)

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui wawancara

mendalam (depth interview) untuk mengidentifikasi mengenai kegiatan public

relations TV9 untuk membangun citra perusahaan. Metode wawancara mendalam

adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman

wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan

datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar

permasalahan yang akan dinyatakan. Wawancara mendalam ini digunakan untuk

mendapatkan informasi yang lebih mendalam (Sugiyono, 2005:74).

Wawancara mendalam mirip dengan percakapan informal. Metode wawancara

mendalam bertujuan untuk memperoleh bentuk-bentuk informasi dari semua

informan, tetapi urutannya disesuaikan dengan ciri-ciri setiap informan (Mulyana,

2004:181)

(62)

2.

Survey Lapangan

Selain itu, metode pengumpulan data dalam penelitian ini juga dilakukan

dengan melakukan survey lapangan, yaitu dengan melakukan pengamatan dan

analisis terhadap kegiatan public relations TV9 dalam membangun citra perusahaan.

3.

Studi Kepustakaan

Kemudian, peneliti juga melakukan studi kepustakaan yaitu dengan cara

mncari, membaca dan mempelajari literatur-literatur, buku-buku, majalah-majalah,

maupun sumber lainnya yang ada hubungannya dengan masalah yang dibahas

peneliti guna mendapatkan bahan-bahan yang dapat melengkapi serta mendukung

penulisan penelitian ini.

3.8

Teknik Ana lisis Data

Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti adalah teknik analisis filling

system. Dimulai dari analisis berbagai data yang terhimpun dari suatu penelitian,

kemudian bergerak kearah pembentukan kesimpulan katagoris atau ciri-ciri umum

tertentu (Bungin, 2001:290).

(63)

TV9 dalam membangun citra sebagai televisi lokal di Surabaya. Kemudian setelah itu

data di interpretasi dengan memadukan konsep-konsep atau teori-teori tertentu.

Konsep dan teori ini membantu kita dalam memahami hasil penelitian.

Analisis ini digunakan untuk mengelompokkan hasil data penelitian, baik

berupa poin-poin dan penjelasan hasil wawancara maupun observasi kedalam

kelompok-kelompok tertentu. Hal ini dilakukan agar peneliti dapat melihat

keterkaitan antara satu instrument pertanyaan dengan pertanyaan lainnya.

(64)

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1

Ga mbar an Umum Objek Penelitia n

4.1.1

Sejara h Singka t TV9

TV9 dikelola oleh PT.Dakwah Inti Media, perusahaan yang dimiliki organisasi

sosial keagamaan Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur. TV9 telah memperoleh

izin Prinsip Penyelenggaraan Penyiaran dari Menteri Komunikasi dan Informatika

Republik Indonesia tertanggal 23 Juli 2012 untuk melakukan siaran di kanal 42

sebagai lembaga penyiaran swasta di Surabaya/Jawa Timur

Angka 9 (Sembilan) yang artinya adalah angka tertinggi, menggambarkan

ikhtiar manusia menuju kesempurnaan hidup dan penggapaian cita-cita, harus dijalani

dengan rendah hati, jujur apa adanya, rileks, tapi persisten dan bervisi, karena

diarahkan dengan ilmu dan nilai.

TV9 adalah televisi lokal religi pertama di Surabaya dengan menyajikan

tayangan yang santun dan menyejukan.

Nama Perusahaan

: TV9 Stations (PT. DAKWAH INTI MEDIA)

Alamat Perusahaan

: Jl. Raya Darmo No. 96 Surabaya, 60241

Telepon

: (031) 5620 999

(65)

Email

: office @ tv9.co.id

4.1.2

Visi dan Misi TV9

Visi

Menjadi Televisi Religi terbaik di Indonesia dengan penyajian tayangan yang

berkualitas dan menghibur serta pengelolaan korporasi yang m

Gambar

Gambar 2.1.
Gambar 2.2 Model Sederhana Proses Implementasi Strategi
Gambar 4.1 Model Komunikasi Lasswell

Referensi

Dokumen terkait