SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syar atan Memperoleh Gelar Sar ja na Pa da
Pr ogra m Studi Ilmu Komunikasi FISIP UPN " Veter an" J awa Timur
Oleh :
Dewi Anggr aeni
NPM. 0943010222
YAYASAN KESEJ AHTERAAN, PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWATIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
J udul
: STRATEGI PUBLIC RELATIONS TV9 DALAM MEMBANGUN CITRA
SEBAGAI TELEVISI LOKAL RELIGI DI SURABAYA. (Studi Deskr iptif
Kualitatif Str ategi Public Relations TV9 dalam Membangun Citr a Sebagai
Televisi Loka l Religi di Sur abaya)
Nama
: DEWI ANGGRAENI
NPM
: 0943010222
Pr ogdi
: Ilmu Komunikasi
Fakulta s
: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Tela h disetujui untuk mengikuti Ujian Skr ipsi
Menyetujui,
Pembimbing Utama
DRA. HERLINA SUKSMAWATI,M.Si
NIP. 19641225 199309 2001
Mengeta hui,
D E K A N
Oleh
DEWI ANGGRAENI
NPM. 09 43010 222
Telah Dipertahankan Dihadapan dan Diterima oleh Tim Penguji Skr ipsi Program
Studi Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” J awa Timur
Pada Tanggal 19 J uli 2013
Menyetujui
Pembimbing Utama
Tim Penguji
1. Ketua
DRA. HERLINA SUKSMAWATI,M.Si
IR. DIDIEK TRANGGONO,M.Si
NIP. 19641225 199309 2001
NIP. 19581225 199001 1001
2. Sekretaris
DRA. DYVA CLARETTA, M.Si
NPT. 3 6601 94 00251
3. Anggota
DRA. HERLINA SUKSMAWATI,M.Si
NIP. 19641225 199309 2001
Mengetahui
D E K A N
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah S.W.T atas segala rahmat,
hidayah dan karunia-Nya sehingga Peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir yang
berjudul “STRATEGI PUBLIC RELATIONS TV9 DALAM MEMBANGUN
CITRA SEBAGAI TELEVISI LOKAL RELIGI DI SURABAYA ”.
Peneliti menyadari bahwa di dalam penyusunan tugas akhir ini banyak
terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan. Selesainya tugas akhir ini
tentunya tidak terlepas dari adanya arahan, nasehat, dan bimbingan dari Ibu Dra.
Herlina Suksmawati, M.Si yang dengan segala perhatian dan kesabarannya rela
meluangkan waktu untuk membantu Peneliti ditiap proses penyusunan tugas akhir
ini. Terima kasih yang tak terhingga Peneliti sampaikan.
Pada kesempatan ini Prneliti juga menyampaikan banyak terima kasih yang
setinggi-tingginya kepada semua pihak-pihak yang telah membantu Peneliti dalam
menyelesaikan penyusunan tugas akhir ini, diantaranya :
1.
Ibu Dra. Hj.Suparwati,M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
UPN “Veteran” Jawa Timur.
2.
Bapak Juwito, S.Sos, M.Si. selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi.
3.
Bapak Saifuddin Zuhri, M.Si. selaku Sekretaris Program Studi Ilmu
Komunikasi.
6.
Mama, Papa, Kak Agus, Kak Angga dan Keluarga tercinta lainnya atas segala
Doa, bimbingan, dan supportnya selama ini yang tak pernah ada hentinya kepada
Peneliti.
7.
Erick, Lyla, Enca, sahabat sepenanggungan (Cila, Ninot, dan Dita), dan
teman-teman lainnya yang berada di lingkungan sekitar Peneliti, tak henti untuk
mengucapkan terima kasih atas dukungan morilnya.
Peneliti menyadari bahwa penyusunan tugas akhir ini masih memiliki banyak
kekurangan. Sehingga Peneliti berharap kritik dan saran yang membangun demi
kebaikan dan kesempurnaan dalam penyusunan tugas akhir ini.
Semoga dengan penyusunan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
Khususnya TV9 Surabaya, Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur dan terkhusus bagi Peneliti.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Surabaya, Juli 2013
Halaman
HALAMAN J UDUL ...
i
HALAMAN PERSETUJ UAN DAN
PENGESAHAN UJ IAN SKRIPSI ...
ii
HALAMAN PERSETUJ UAN DAN PENGESAHAN SKRIPSI ...
iii
KATA PENGANTAR ...
iv
DAFTAR ISI ...
vi
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
ABSTRAKSI ...
xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah ...
1
1.2.
Perumusan Masalah ...
10
1.3.
Tujuan Penelitian ...
10
1.4.
Manfaat Penelitian ...
10
BAB II KAJ IAN PUSTAKA
2.1.
Penelitian Terdahulu ...
12
2.2.
Landasan Teori ...
13
2.2.1.
Public Relations ...
13
2.2.1.1.
Tujuan Public Relations ...
15
2.2.1.2.
Peran Public Relations ...
16
2.2.1.3.
Tugas Public Relations ...
18
2.2.1.4.
Strategi Public Relations ...
19
2.2.1.5.
Kegiatan Public Relations ...
25
2.2.2.
Citr a Perusahaan ...
26
2.3.
Kerangka Berpikir ...
39
BAB III METODE PENELITIAN
3.1.
J enis Penelitian ...
42
3.2.
Definisi Operasional Konseptual ...
43
3.2.1.
Strategi Public Relations ...
43
3.2.2.
Membangun Citr a ...
43
3.2.3.
Televisi lokal ...
44
3.3.
Lokasi Penelitian ...
45
3.4.
Subyek dan Infor man Penelitian ...
45
3.5.
Narasumber ...
46
3.6.
J enis Sumber Data ...
47
3.7.
Teknik Pengumpulan Data ...
48
3.8.
Teknik Analisis Data ...
50
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambar an Umum Objek Penelitian ...
52
4.1.1. Sejar ah Singkat TV9 ...
52
4.1.2. Visi dan Misi TV9 ...
53
4.2. Penyajian Data ...
54
4.2.1. Identitas Infor man ...
55
4.3. Analisis Data ...
56
4.3.1. Asal mula berdirinya TV9 ...
57
4.3.2. Gaya Kepemimpinan TV9 ...
60
4.3.3. Fungsi dan Pelaksanaan kegiatan public relations TV9 ...
63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ...
77
5.2 Saran ...
78
DAFTAR PUSTAKA ...
79
Gambar 2.1. Proses Manajemen Str ategi ...
21
Gambar 2.2 Model Sederhana Pr oses Implementasi Strategi ...
23
Gambar 2.3. Bagan Strategi Public Relations TV9 dalam Membangun
Citr a Sebagai Televisi Lokal Religi di Sur abaya ...
40
Halaman
Lampiran 1. Struktur Organisasi ...
82
Lampiran 2. Interview Guide ...
83
Lampiran 3. Transkip Hasil Wawancara ...
87
SURABAYA.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendesktipsikan bagaimana
strategi public relations yang digunakan TV9 Surabaya dalam membangun citra
positif sebagai televisi lokal religi di Surabaya.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif serta
analisis deskriptif sebagai metode analisis datanya. Selain itu, teori yang digunakan
penelitian dalam penelitian ini adalah teori model komunikasi Lasswell yang
merupakan teori komunikasi sederhana yang biasanya digunakan public relations.
Dimana public relation diartikan sebagai komunikator yang hendak menyampaikan
pesan yang berupa citra perusahaan yang ingin disampaikan kepada publik
sasarannya sebagai cermin dari komunikasi melalui implementasi program-program
strategisnya yang mudah diterima publik dan dengan mengharapkan efek berupa citra
positif dibenak publiknya. Penulis menggunakan teori tersebut dikarenakan relevan
dan dapat dinterpretasikan pada masalah yang diteliti oleh penulis. Penelitian ini
membahas tentang bagaimana strategi public relations TV9 dalam membangun citra
positif perusahaan sebagai televisi lokal yang berbasis religi di Surabaya.
Hasil penelitian ini adalah strategi yang digunakan public relations TV9
dalam membangun citra perusahaan sebagai televisi lokal religi di Surabaya yaitu
dengan menjalankan fungsi dan kegiatan yang dilakukan public relations perusahaan.
Fungsi public relations TV9 adalah menciptakan identitas citra perusahaan yang
positif dengan cara membaik-baikan dan mempromosikan kebaikan perusahaan di
publik maupun di instansi lain yang bekerja sama dengan TV9. Sedangkan kegiatan
public relations TV9 kegiatan promotion yang berupa periklanan yaitu pemasangan
panflat dan media elektronik seperti facebook, twitter, dan website. serta publisitas
public relations yaitu dengan mempublikasikan atribut berupa tagline "santun
menyejukkan". Sedangkan publisitas public relations yang dilakukan adalah
mempromosikan dan membangun citra perusahaan dengan atribut yang berupa
tagline. Dengan tagline yang unik dan berbeda dengan yang lain akan menjadi identik
sebuah citra perusahaan.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Lata r Belakang Masalah
Komunikasi juga lekat hubungannya dengan public relations. Public relations
pada hakekatnya adalah kegiatan komunikasi, dimana komunikasi yang dijalankan
adalah komunikasi dua arah, untuk menghasilkan umpan balik. Public relations
adalah suatu seni untuk menciptakan pengertian publik yang lebih baik, yang dapat
memperdalam kepercayaan publik terhadap suatu individu atau organisasi atau
perusahaan. Public relations juga berkenaan dengan kegiatan penciptaan pemahaman
melalui pengetahuan, dan melalui kegiatan tersebut diharapkan akan muncul
perubahan yang berdampak.
Keberadaan public relations dalam suatu organisasi atau lembaga adalah
sebuah indikasi bahwa public relations memiliki peran yang penting dalam
perputaran sistem yang ada pada manajemen dan lembaga atau organisasi.
Keberadaanya mampu menyentuh dan menerobos aspek-aspek sosial dan
kepentingan publik, selalu menampilkan sesuatu yang positif dalam wujud citra yang
positif demi kepentingan lembaga, membangun citra yang positif dimasyarakat
ditentukan oleh apa yang diberikan dan ditampilkan perusahaan. Hal ini merupakan
indikasi dari proses terbentuknya citra positif dan negatif
pertelevisian yang semakin signifikan sehingga fungsi public relations dapat
mempermudah dalam mencapai tujuannya.
Humas atau public relations itu sendiri merupakan alat manajemen modern,
maka secara struktural merupakan bagian internal dari sebuah perusahaan. Fungsi
humas atau pulic relations adalah bersifat melekat pada fungsi manajemen
perusahaan yaitu, dapat menyelenggarakan komunikasi dua arah atau timbale balik
antara organisasi atau lembaga yang diwakili dengan publiknya. Publik sebagai
sasaran humas terdiri dari publik internal (intern public) yakni orang-orang yang
berkegiatan dalam (perusahaan, instasi, lembaga, badan, dsb) secara fungsional
merupakan tugas, pekerjaan, serta hak dan kewajiban tertentu. Public eksternal
(ekstern public) adalah orang-orang diluar organisasi yang ada kaitannya dengan
organisasi (Effendy, 2002: 10 dan 107).
Menurut Ruslan (2007:27) peran utama dari public relations yaitu
communication, relationship, back up management dan good image maker.
Sedangkan untuk membangun sebuah strategi memerlukan beberapa proses dan
tahapan-tahapan yang harus dilakukan yaitu tahap analisis lingkungan, tahap
menetapkan dan menentukan arah organisasi dan tahap merancang dan menyeleksi
(Zulkiflimansyah, 2007: 15-17)
Televisi saat ini merupakan media massa yang terpopuler di kalangan masyarakat
dunia terutama masyarakat Indonesia. Hampir 90 persen penduduk di negara-negara
berkembang mengenal dan memanfaatkan televisi sebagai sarana hiburan, informasi,
edukasi dan lain sebagainya. Televisi tidak membatasi diri hanya untuk konsumsi
kalangan tertentu saja namun telah menjangkau konsumen dari semua kalangan
masyarakat tidak terkecuali remaja dan anak-anak.
Televisi yang pertama kali didirikan di Indonesia adalah TVRI pada tahun
1962. Semakin lama semakin bertambah banyak stasiun televisi yang ada di
Indonesia seperti RCTI, SCTV, Indosiar, TPI, ANTV, Global TV, Trans TV dan lain
sebagainya. Tidak hanya stasiun televisi nasional saja yang bertambah namun
semakin banyak pula stasiun televisi lokal seperti dikota Surabaya, misalkan SBO
TV, Kompas TV, JTV, Arek TV, Surabaya TV, dan TV9.
Berbicara mengenai stasiun televisi lokal di Surabaya, pasti adanya masalah
segmentasi dari beberapa stasiun televisi lokal tersebut diantaranya, adalah SBO TV
yang merupakan singkatan dari Suroboyo Televisi merupakan stasiun televisi swasta
berskala lokal di Kota Surabaya, Jawa Timur. SBO TV telah melekat dengan kultur
serta gaya hidup kota ini karena SBO TV selalu berusaha memberikan tayangan yang
terbaik bagi pemirsanya dengan tidak meninggalkan heritage serta lifestyle kota
tersebut. (http://sbotvblog.blogspot.com)
mengedepankan kualitas. Konten program tayangan Kompas TV menekankan pada
eksplorasi Indonesia baik kekayaan alam, khasanah budaya, Indonesia kini, hingga
talenta berprestasi. (http://www.kompas.tv/index.php/front/profil)
JTV sebagai televisi regional Jawa Timur memfokuskan diri terhadap minat &
keinginan pemirsa di Jawa Timur. JTV lebih menekankan kepada program dengan
lokal content, membuat program yang banyak melibatkan masyarakat sebagai peserta.
Penggunaan bahasa di beberapa program menggunakan bahasa Suroboyoan, Malang,
maupun Jawa Timuran. Pemirsa JTV memiliki karakter khas masyarakat Jawa Timur
yaitu: dinamis, memiliki fanatisme tinggi terhadap budayanya, solidaritas yang kuat,
lugas dan ekspresif, memiliki keingintahuan yang tinggi, senang terlibat dalam acara
televisi, dan agamis. (http://www.atvli.com/index.php/home/detil_anggota/0003)
Surabaya TV adalah stasiun televisi
swasta
siaran lokal
terestrial dengan
wilayah penyiaran di Surabaya dan sekitarnya. Dengan berbasis berita dan ekonomi
bisnis, Surabaya TV menyajikan program-program yang informatif dan mendukung
dunia usaha surabaya dan jawa timur umumnya. Dengan tidak meninggalkan budaya
yang beragam dari kota surabaya namun juga perlu mengembangkannya dari sudut
pandang ekonomi bisnis. (http://surabayatvnews.com/)
TV9 merupakan televisi lokal bernuansa religi yang menyajikan
program-program tayangan santun dan menyejukan. Stasiun televisi ini dikelola oleh
PT.Dakwah Inti Media, perusahaan yang dimiliki organisasi sosial keagamaan
Nahdlatul
Ulama
(PWNU)
Jawa
Timur
(http://www.tvsembilan.com/index.php/tentang-kami)
Dari sekian banyak televisi lokal yang mulai menjamur di Surabaya, hanya
TV9 yang paling berbeda. Karena TV9 merupakan stasiun televisi lokal yang
menyajikan program-program tayangannya dengan nuansa religi seperti dakwah,
talkshow religi, sinema religi dan sebagainya. Sebagai perusahaan televisi lokal, TV9
menekankan edifikasi perusahaan dengan memberikan informasi kepada publik
secara jujur, terpercaya dan mempromosikan kebaikan. Sedangkan beberapa stasiun
televisi lokal lainnya lebih menekankan lifestyle kekinian dan cenderung
menonjolkan kultur dari kota Surabaya.
Komunikasi tidak secara langsung menimbulkan perilaku tertentu, tetapi cenderung
mempengaruhi cara kita mengorganisasikan citra kita tentang lingkungan. Public
relations digambarkan sebagai input-output, proses intern dalam model ini adalah
pembentukan citra, sedangkan input adalah stimulus yang diberikan dan output
adalah tanggapan atau perilaku tertentu.
Efektivitas Public relations di dalam pembentukan citra (nyata, cermin dan
aneka ragam) organisasi, erat kaitannya dengan kemampuan (tingkat dasar dan lanjut)
pemimpin dalam menyelesaikan tugas organisasinya, baik secara individual maupun
tim yang dipengaruhi oleh praktek berorganisasi (job design, reward system,
komunikasi dan pengambilan keputusan) dan manajemen waktu/ perubahan dalam
mengelola sumberdaya (materi, modal dan SDM) untuk mencapai tujuan yang efisien
dan efektif, yaitu mencakup penyampaian perintah, informasi, berita dan laporan,
serta menjalin hubungan dengan orang. Hal ini tentunya erat dengan penguasaan
identitas diri yang mencakup aspek fisik, personil, kultur, hubungan organisasi
dengan pihak pengguna, respons dan mentalitas pengguna (Hubeis, 2001).
Suatu perusahaan/lembaga harus dengan nyata berlaku sesuai dengan citra yang
dikehendakinya, baru kemudian menggunakan komunikasi untuk menyampaikan
tentang
kegiatan
ataupun
program-program
yang
dilaksanakannya.
(http://abdulsalamserbakomunikasi.blogspot.com/2012/08/pentingnya-citra-bagi-perusahaan.html)
Keinginan sebuah organisasi untuk mempunyai citra yang baik pada publik
sasaran berawal dari pengertian yang tepat mengenai citra sebagai stimulus adanya
pengelolaan upaya yang perlu dilaksanakan. Ketepatan pengertian citra agar
organisasi dapat menetapkan upaya dalam mewujudkannya pada obyek dan
mendorong prioritas pelaksanaan. Citra menampilkan kesan suatu obyek terhadap
obyek lain yang terbentuk dengan memproses informasi setiap waktu dari berbagai
sumber terpercaya.
Strategi public relations merupakan bagian yang tidak terpisahakan dari
strategi bisnis suatu perusahaan. Strategi public relations akan menciptakan hasil
yang baik apabila dijalankan dengan rencana yang baik pula yang dimana memiliki
tujuan untuk membentuk suatu citra yang positif pada perusahaan. Tentunya setiap
perusahaan ingin citra perusahaannya terbentuk dengan positif.
optimal yang dipilih untuk ditempuh guna mencapai tujuan public relations dalam
kerangka suatu rencana public relations (public relations plan) (Ruslan, 2005:124).
Kerangka rencana TV9 dalam mencapai tujuannya yakni menjadikan TV9
sebagai televisi religi terbaik di Indonesia dengan menyajikan tayangan yang
berkualitas dan menghibur serta pengelolaan korporasi yang menguntungkan dan
membanggakan. Jenis program yang mengikuti selera pasar (market driven), namun
dengan misi, sentuhan dan angle yang khas dan berbeda yakni menggunakan
perspektif kesantunan, kesejukan, yakni pendekatan keagamaan yang moderat,
toleran, berimbang dan tengah.
Pentingnya citra sebuah perusahaan dikarenakan citra positif dapat
memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk berkomunikasi dan mencapai tujuan
secara efektif, sedangkan citra negatif sebaliknya. Citra positif dapat digunakan
sebagai pelindung terhadap kesalahan kecil. ( Sutojo, 2004:60 )
Sama halnya dengan media-media massa lainnya dalam membangun citra
perusahaan mereka, televisi juga memiliki kelemahan saat memanfaatkan fungsi
public relations untuk membangun dan mengelola citra perusahaan atau organisasi
Program-program yang dihadirkan merupakan cerminan stasiun televisi, yang
juga berarti citra stasiun televisi sebagai sebuah perusahaan dengan corporate image
yang ingin dibentuk dapat dilihat dari program-program yang ditayangkan. Citra yang
sesuai dengan tujuan perusahaan dapat berarti kepercayaan dan keberhasilan
perusahaan menarik minat masyarakat terutama segmentasi dan target audience
(Anggoro, 2005:112).
Untuk membangun citra positif masyarakat terhadap TV9, dengan adanya
opini yang bermunculan di masyarakat yakni opini publik mengenai TV9 merupakan
televisi lokal yang berbasis islami dan semua program acaranya tidak lepas dari islam
namun TV9 menyiarkan program acara peragaan busana yang sangat membuka aurat.
TV9 juga melihat masalah-masalah teknisi yang terjadi dimasyarakat dan lingkungan
sekitar TV9 dengan mempromosikan kebaikan, memberikan informasi kepada
masyarakat secara jujur, terpercaya dan memberikan solusi.
Selain itu TV9 merupakan satu-satunya stasiun televisi lokal yang berbasis
islami dikota Surabaya dan memiliki perbedaan dan ciri khas tersendiri dari segi
pengemasan program acara yang ditayangkan. Oleh karena itu, melihat perbedaan
yang ada pada TV9 dan munculnya berbagai opini publik, maka peneliti ingin
meneliti lebih lanjut mengenai strategi public relations TV9 dalam membangun citra
sebagai televisi lokal religi di Surabaya.
1.2
Per umusa n Ma salah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
“Bagaimana Strategi Public Relation TV9 dalam membangun citra sebagai
televisi lokal Religi di Surabaya?”
1.3
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan yang ingin dicapai adalah
untuk mengetahui strategi yang dilakukan oleh public relations TV9 dalam
membangun citra sebagai televisi lokal religi di Surabaya.
1.4
Ma nfa at Penelitian
1.
Secara akademis hasil penelitian ini dapat memperkaya kajian ilmu komunikasi
yang menjelaskan keberlakuan teori-teori komunikasi mengenai strategi public
relations dan citra suatu perusahaan. Selain itu penelitian dapat dijadikan bahan
kajian bagi peneliti-peneliti selanjutnya.
KAJ IAN PUSTAKA
2.1.
Penelitian Ter dahulu
Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan beberapa
hasil penelitian terdahulu oleh beberapa peneliti yang menjadi rujukan penulis
diantara :
Penelitian yang dilakukan oleh Adryani Handayani Putri/ Puji Lestari/ Agung
Prabowo Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UPN “Veteran” Yogyakarta tahun 2009,
didalam penelitiannya yang berjudul “Strategi Marketing Public Relations Larrisa
Skin Care & Hair Treatment Yogyakarta dalam mempertahankan dan meningkatkan
citra back to nature. Dan kesimpulan dari penelitian tersebut adalah dalam
mempertahankan dan meningkatkkan citra Back to Nature antara lain melakukan
strategi inovasi, market driving, electronic PR, dan media relations. Dengan adanya
kegiatan kerjasama antara Public Relations dan Marketing Larissa terbukti dapat
mempertahankan dan meningkatkan citra dilihat dari perluasan jaringan
cabang,antusias penulis observasi, dan pendapat dari responden konsumen larissa
Skin Care & Hair Treatment.
tentang humas di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo)". Dan kesimpulan dari
penelitian tersebut adalah humas pendidikan lebih banyak berhubungan dengan
kegiatan eksternal Universitas dengan melakukan kegiatan-kegiatan dengan tujuan
membentuk opini dan citra positif antara lain dengan merancang untuk promosi dies
natalis, PMB, KKN (Kuliah Kerja Nyata), dan kegiatan lain yang berhubungan
dengan media.
Sehingga dengan memperhatikan dari hasil rujukan penelitian terdahulu,
peneliti saat ini ingin lebih membuktikan kembali pada era saat terkini dengan
penggunaan public relations yang dimana sebagai alat bantu perusahaan yang dapat
mendongkrak pembentukan citra perusahaan. Dan yang menjadi acuan peneliti yang
menarik saat ini adalah dengan memperhatikan strategi public relations TV9 dalam
membangun citra sebagai televisi lokal di Surabaya.
2.2.
Landasa n Teor i
2.2.1
Public Relations
perguruan tinggi akan berbeda dengan pengertian yang di ungkapkan oleh kalangan
public relations atau kehumasan bersifat flexible dan dinamis terhadap perkembangan
kehidupan masyarakat yang mengikuti kemajuan jaman. (Ruslan, 2007:15).
Public relations adalah suatu kegiatan daripada organisasi untuk menciptakan
dan memelihara hubungan yang sehat dan produktif serta publik tertentu sehingga
terdapat penyesuaian dengan lingkungan sekelilingnya yang berkepentingan.
Publik dalam public relations adalah kelompok orang yang menjadi sasaran.
Public internal dan eksternal. Public relations internal adalah keseluruhan jajaran
personil dalam organisasi. Public relations eksternal adalah pribadi atau kelompok
yang terkait dalam suatu kegiatan yang merupakan pelaksanaan fungsi public
relations.
Sedangkan relations pada hakikatnya dimaksudkan dengan kegiatan
membentuk pertalian relasi atau menjalin hubungan satu sama lain. Kegiatan yang
dimaksudkan merupakan komunikasi dalam menciptakan hubungan yang harmonis
antara dua pihak, yang mana satu dengan lainnya memperoleh keuntungan sehingga
terikat dalam hubungan kekeluargaan yang akrab.
masyarakat luas lebih dulu dalam setiap keputusan yang mempengaruhi operasi
perusahaan” (Moore, 1998:7).
The British Institude Of Public Relations (IPR), public relations adalah
merupakan segala bentuk komunikasi berencana ke dalam dan ke luar antara sebuah
organisasi dengan masyarakat untuk tujuan memperoleh sasaran tertentu yang
berhubungan dan saling pengertian (mutual understanding). (Jefkins,1992:2)
Dari keseluruhan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada prinsipnya
public relations adalah suatu hal yang harus menjamin adanya public image yang
positif untuk melindungi nama baik perusahaan dengan jalan mengupayakan
terciptanya saling pengertian, saling mendukung dan saling bekerjasama diantara
publik-publiknya.
2.2.1.1
Tujuan Public Relations
1.
Mengembangkan hubungan yang harmonis dengan pihak yang lain yakni publik
(masyarakat atau umum).
2.
Menciptakan, membina, memelihara sikap budi yang menyenangkan bagi
lembaga disuatu pihak dan dengan public lain pihak, dengan komunikasi timbale
balik dua arah yang harmonis (Widjaja, 1986:55).
1.
Menciptakan pemahaman (mutual understanding) antara perusahaan dengan
publiknya.
2.
Membangun citra korporat (corporate image).
3.
Membentuk opini yang favorable.
4.
Membentuk goodwill dengan kerja sama.
Dengan demikian seorang public relations harus dapat melakukan hal-hal yang
disebutkan sebagai tujuan dari public relations itu. Agar terjadi komunikasi yang
timbale balik antara perusahaan dengan publiknya maupun sebaliknya.
2.2.1.2
Peran Public Relations
Peran utama public relations adalah menumbuhkan dan mengembangkan
hubungan baik antara lembaga atau organisasi dengan publiknya, baik intern maupun
ekstern dalam rangka menanamkan pengertian, menumbuhkan partisipasi dan
motivasi public dalam upaya menciptakan citra yang menguntungkan lembaga atau
organisasi. Salah satu tokoh komunikasi yaitu Bertrand R.Confield dalam bukunya
PR Participles and Problems mengemukakan 3 peran PR antara lain :
a)
Mengabdi pada kepentingan umum
b)
Memelihara komunikasi yang baik
Tokoh lainnya adalah Thomas Jefferson yang dikutip oleh Rahmadi (1993:14)
tentang peran Public Relations Officer yaitu :
a)
Sebagai alat untuk memahami segala sikap public dan juga mengetahui apa yang
sebenarnya atau tidak dilakukan oleh perusahaan untuk merubah sikap publik.
b)
Sebagai suatu prrogramisasi untuk tujuan yang telah ditentukan.
Sedangkan Cutlip & Center dalam bukunya Effective Public Relations
menyebut fungsi PR sebagai berikut :
a)
Menunjang kegiatan manajemen dan mencapai tujuan organisasi.
b)
Menciptakan komunikasi dua arah secara timbal balik dengan menyebarkan
informasi dari perusahaan kepada public dan menyalurkan opini publik kepada
perusahaan.
c)
Melayani public dan memberikan nasehat kepada pimpinan perusahaan untuk
kepentingan umum
d)
Membina hubungan secara harmonis antara perusahaan dan public, baik internal
maupun eksternal.
2.2.1.3
Tugas Public Relations
Public relations mempunyai tugas penting dalam suatu organisasi dan dapat
dikualifikasikan sebagai berikut :
1.
Menyampaikan pesan atau informasi dari perusahaan secara lisan, tertulis, atau
visual kepada publiknya, sehingga masyarakat (public) memperoleh pengertian
yang benar dan tepat mengenai kondisi perusahaan, tujuan dan kegiatannya.
2.
Melakukan studi dan analisa atas reaksi serta tanggapan publik terhadap
kebijakan dan langkah tindakan perusahaan.
Lima pokok tugas public relations yaitu :
1.
Menyelenggarakan dan bertanggungjawab atas penyampaian informasi secara
lisan, tertulis, melalui gambar (visual) kepada publik, supaya publik mempunyai
pengertian yang benar tentang organisasi atau perusahaan, tujuan, serta kegiatan
yang dilakukan public relations mempunyai tugas penting dalam suatu
organisasi.
2.
Memonitor, merekam, dan mengevaluasi, tanggapan serta pendapat umum atau
masyarakat.
3.
Memperbaiki citra organisasi
secara berkesinambungan yang selalu terbuka merupakan gambaran komponen
yang kompleks.
4.
Tanggung jawab sosial PR merupakan instrument untuk bertanggung jawab
terhadap semua kelompok yang berhak terhadap tanggung jawab tersebut.
terutama kelompok public sendiri, internal dan pers.
5.
Komunikasi, PR mempunyai bentuk komunikasi yang khusus, komunikasi
timbal-balik. Maka pengetahuan komunikasi menjadi modalnya.
Dengan demikian public relations harus dapat menjadi jembatan dalam
komunikasi antara organisasi dengan publik atau sebaliknya. Serta menjaga hubungan
tersebut agar fungsi utama dari tugas public relations dapat tercapai.
2.2.1.4
Str ategi Public Relations
Pengertian strategi adalah bagian terpadu dari suatu rencana (plan), sedangkan
rencana merupakan produk dari suatu perencanaan (planning), yang pada akhirnya
perencanaan adalah salah satu fungsi dasar dari manajemen (Ruslan, 2005:123).
Strategi juga bisa diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh suatu
organisasi untuk mencapai tujuan atau aksi dalam organisasi untuk performance
terbaiknya (Simandjutak, Oetomo, darmadi & Priyugotomo, 2003:79).
optimal yang dipilih untuk ditempuh guna mencapai tujuan public relations dalam
kerangka suatu rencana public relations (public relations plan) (Ruslan, 2005:124).
Strategi public relations dibentuk melalui dua komponen yang saling terkait
erat yakni, komponen sasaran (satuan atau segmen yang akan digarap) dan komponen
sarana (panduan ata bauran sarana untuk menggarap suatu sasaran) (Ruslan,
2005:125)
Adapun tahap-tahap kegiatan strategi public relations yaitu, pertama,
komponen sasaran, Sasaran umum tersebut secara struktural dan formal dipersempit
melalui upaya segmentasi yang dilandasi seberapa jauh sasaran itu menyandang opini
bersama (common opinion), potensi polemic dan pengaruhnya bagi masa depan
organisasi dan produk yang menjadi perhatian sasaran khusus. Sasaran khusus disini
adalah publik sasaran (target public). Kedua, komponen sarana berfungsi untuk
mengarahkan kemungkinan tersebut kea rah posisi atau dimensi yang
menguntungkan (Ruslan, 2005:125-126).
Umpan balik
Gamba r 2.1.
Pr oses Manajemen Stra tegi
Proses manajemen strategi tersebut menjelaskan 5 tahap dalam proses strategi.
Pertama, tahap analisa lingkungan, yakni proses awal dalam manajemen strategi yang
bertujuan memantau lingkungan perusahaan baik yang berada di dalam maupun di
luar perusahaan. Hasil dari analisa lingkungan ini setidaknya akan memberikan
gambaran tentang perusahaan yang biasanya disederhanakan dengan memotret
SWOT (strengths, weakness, opportunities, and threats) yang dimilikinya. Analisis
lingkungan eksternal akan memberikan gambaran tentang peluang dan ancaman
(OT), sedangkan analisis lingkungan internal akan memberikan gambaran tentang
keunggulan dan kelemahan (SW) dari perusahaan.
Tahap kedua, menentukan dan menetapkan arah organisasi. Dalam tahap ini,
proses strategi selanjutnya adalah dengan melihat misi dan tujuan perusahaan yang
telah ditetapkan sebelumnya. Misi perusahaan ini nantinya dapat memberikan
gambaran yang baik tentang khalayak, pasar, filosofi, dan citra yang diinginkan serta
teknologi yang nantinya akan digunakan oleh perusahaan. Kemudian dilihat dari
tujuan perusahaan biasanya merefleksikan target yang akan dicapai oleh perusahaan.
Tahap ketiga, formulasi strategi yakni proses merancang dan menyeleksi
berbagai strategi yang pada akhirnya menuntun pada pencapaian misi dan tujuan
organisasi. Fokus utama dalam strategi ini adalah bagaimana bisa membangun dan
mencapai citra yang positif di mata publik agar mampu mencapai tujuan perusahaan.
Pada tingkat perusahaan, setidaknya ada tiga format atau pilihan yang dapat
digunakan untuk melakukan formulasi strategi yaitu alternatif strategi umum (general
strategy alternatives), business portopolio models, dan SWOT matrix (Ibid,
2007:62-63).
Gamba r 2.2
Model Seder hana Pr oses Implementa si Str ategi
Menganalisa perubahan dalam model di atas yakni kemungkinan perubahan
yang akan dialami perusahaan akibat dari formulasi strategi yang telah disepakati
pada tahap sebelumnya. Hal ini bertujuan untuk memberikan gagasan yang jelas dan
terperinci mengenai seberapa banyak perusahaan harus berubah agar berhasil dalam
mengimplementasikan strateginya. Selanjutnya dalam implementasi strategi, analisis
mengenai struktur organisasi penting dilakukan. Hal ini dikarenakan struktur
organisasi mempengaruhi tingkkat keberhasilan implementasi strategi dimana posisi
setiap divisi dalam perusahaan berpengaruh pada wewenang yang dimilikinya dalam
pengambilan keputusan dan kebijakan perusahaan. Analisis lain yang perlu
diperhatikan adalah tentang budaya perusahaan dan gaya kepemimpinan dalam
perusahaan tersebut. kedua hal ini berpengaruh besar terhadap kebijakan strategi
perusahaan yang dilakukan. Karena budaya dan gaya kepemimpinan perusahaan
Analisis Struktur
Organisasi
Analisis
Kepemimpinan
Implementasi dan Evaluasi Strategi
Analisis Budaya
adalah dua hal yang sudah menjadi kebiasaan yang tentunya akan sangat sulit dirubah
dan diganti begitu saja.
Secara umum, gaya kepemimpinan dapat diklasifikasikan dalam empat
kelompok besar (Ibid, 2007: 99). Pertama, gaya kepemimpinan yang terkesan
administrator. Tipe ini berkesan kurang inovatif dan terlalu kaku pada aturan.
Sikapnya konservatif serta kelihatan sekali takut untuk mengambil resiko dengan
tujuan utama mencari aman. Kedua, gaya kepemimpinan analisis dimana pembuat
keputusan biasanya didasarkan pada proses analisis terutama analisa logika pada
setiap informasi yang diperolehnya, gaya ini berorientasi pada hasil dan menekan
rencana-rencana rinci serta berdimensi jangka panjang. Ketiga, gaya kepemimpinan
asertif yang sifatnya lebih agresif dan mempunyai perhatian yang sangat besar kepada
pengendalian personal dari gaya kepemimpinan lainnya. Ia lebih terbuka pada konflik
dan kritik dimana pengambilan keputusan muncul dari proses argumentasi dengan
beberapa sudut pandang sehingga muncul kesimpulan yang memuaskan. Keempat,
yaitu gaya kepemimpinan entrepreneur yang sifatnya sangat menaruh perhatian pada
kekuasaan dan hasil akhir serta kurang menekan pada kebutuhan dan kerjasama.
Tahap kelima dalam proses manajemen strategi adalah pengendalian dan
evaluasi strategi. Pengendalian strategi merupakan bagian dimana pihak pengelola
memantau dan mengawasi proses berjalannya strategi agar berjalan sesuai tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya. Kemudian evaluasi terhadap strategi public
mengevaluasi program yang telah dijalankan manager public relations sebuah
perusahaan dapat mempertahankan program-program ke-PR-an dan keberadaan
bagian public relations dalam perusahaan dengan menunjukkan nilai program public
relations bagi perusahaan. Kedua, adanya tuntutan managemen perusahaan terhadap
setiap
bagian
dalam
perusahaan
pada
bidang
apapun
harus
dapat
dipertanggungjawabkan. (Putra,1999: 70)
2.2.1.5
Kegia ta n Public Relations
Dalam buku manajemen PR konsep dan aplikasinya di Indonesia, Kasali
mengutip perkataan dari H.Fayol beberapa kegiatan dan sasaran PR, adalah :
1.
Membangun identitas dan citra perusahaan (Building Corporate Identity and
Image)
a)
Menciptakan identitas dan citra perusahaan yang positif.
b)
Mendukung kegiatan komunikasi timbal balik dua arah dengan berbagai pihak.
Stimulus atau rangsangan yang di terima oleh panca indera dicerna sehingga
akan membuat perubahan sikap, persepsi dan cara berfikir dari seseorang
sehingga akan memerikan respon yang positif jika stimulus yang diterima dapat
di mengerti dengan jelas.
2.
Menghadapi krisis (Facing of crisis)
3.
Mempromosikan aspek kemasyarakatan (Promotion public causes)
a)
Mempromosikan yang menyangkut dengan kepentingan publik.
b)
Mendukung kegiatan pemerintah.
Bentuk kegiatan PR (dalam membicarakan pengertian hubungan yang
harmonis) mencakup pada arti :
1.
PR harus dapat menciptakan kerjasama diantara publik yang mempunyai
kepentingan.
2.
PR harus dapat menciptakan tumbuhnya rasa kepuasan bersama diantara publik
yang berkepentingan.
2.2.2
Citr a Per usahaan
Citra adalah gambaran yang dimiliki setiap orang mengenai pribadi
perusahaan, organisasi atau produk (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1995:32). Citra
adalah tujuan utama dan sekaligus merupakan reputasi dan prestasi yang hendak
dicapai oleh dunia. Pengertian citra itu abstrak dan tidak dapat diukur secara
matematis tetapi dapat dirasakan dari hasil penelitian baik atau buruk seperti
penerimaan tanggapan baik positif maupun negatif yang khususnya datang dari
masyarakat luas (Ruslan, 1998:62).
Sedangkan hal-hal positif yang meningkatkan citra perusahaan lebih dikenal dan
diterima publiknya adalah sejarah atau riwayat hidup perusahaan yang gemilang,
kualitas pelayanannya, keberhasilan dalam bidang marketing dan hingga berkaitan
dengan tanggung jawab sosial (Ruslan, 1998:66). Secara logika, jika perusahaan
sudah mengalami krisis kepercayaan dari public atau masyarakat umum maka akan
membawa dampak negatif terhadap citranya, bahkan akan terjadi penurunan citra
sampai titik yang paling rendah.
Untuk mengetahui citra seseorang terhadap suatu objek, dapat diketahui dari
sikapnya terhadap objek tersebut. Solomon, (Soemirat dan Ardianto, 2004:15),
menyatakan semua sikap bersumber pada organisasi kognitif, pada informasi dan
pengetahuan yang kita miliki. Efek kognitif dari komunikasi sangat mempengaruhi
proses pembentukan citra seseorang. Citra terbentuk berdasarkan pengetahuan dari
informasi-informasi yang diterima seseorang. Komunikasi tidak secara langsung
menimbulkan perilaku tertentu, tetapi cenderung mempengaruhi cara kita
mengorganisasikan citra kita tentang lingkungan.
Untuk mengukur citra perusahaan, baik citra positif maupun negatif diperlukan
alat ukur untuk mengetahui citra perusahaan tersebut. ada empat hal yang digunakan
sebagai alat pengukur pembentukan citra perusahaan (Ruslan, 1998:25), yaitu :
2.
Realitas: Menggambarkan suatu realitas, jelas terwujud, dapat diukur, dan
hasilnya dapat dirasakan dipertanggungjawabkan dengan perencanaan yang
matang dan sistematis bagi responden.
3.
Terciptanya kerjasama yang saling menguntungkan: menggambarkan keadaan
yang saling menguntngkan antara perusahaan dan publiknya.
4.
Kesadaran: Adanya kesadaran khalayak tentang perusahaan dan perhatian
terhadap produk yang dihasilkan.
Menurut Wasesa, dalam bukunya yang berjudul Strategi Public Relations, ada
enam titik yang dapat dijadikan panduan untuk membangun citra positif (Wasesa,
2005: 264-268), antara lain:
1.
Memetakan Persepsi.
Diawali dengan mengadakan audit tentang citra suatu perusahaan di masyarakat.
Berangkat dari hasil audit yang telah diperoleh kemudian coba petakan posisi
perusahaan. Jika ingin melakukan sesuatu, dari mana titik berangkatnya, titik
tersebut lantas disinkronisasikan dengan visi manajemen.
2.
Menyesuaikan Dengan Visi Manajemen
3.
Pahami Audiens
Sebelum semua program dibuat, pahami audiens yang akan menjadi target
program yang akan dibuat. Karena, sebetulnya program yang harus dibuat adalah
berdasarkan kebutuhan audiens, bukan sebaliknya. Hal tersebut merupakan salah
satu hal yang menentukan apakah program akan sukses atau gagal.
4.
Fokus
Pada saat menyiapkan program masyarakat, terlebih dahulu harus fokus pada
titik pengembangan tertentu. Fokus menjadi penting karena untuk menghindari
jebakan permintaan sesaat dari direksi yang masih baru. Fokus juga yang
nantinya akan menentukan bagaimana mengkomunikasikan program tersebut.
Dengan fokus, akan mempermudah menilai informasi sebuah program untuk
pencitraan.
5.
Kreativitas
Untuk melakukan komunikasi yang baik diperlukan kreativitas yang
mengisyaratkan kreatif dalam hal yang berhubungan dengan program yang akan
dibuat untuk meningkatkan citra perusahaan.
6.
Konsistensi
Menurut Frank Jefkins dalam bukunya public relations (1984) dan buku
lainnya Essential of Public Relations (1998) mengemukakan jenis-jenis citra, antara
lain:
1.
The mirror image (cerminan citra), yaitu bagaimana dugaan (citra) manajemen
terhadap public eksternal dalam melihat perusahaannya.
2.
The current image (citra masih hangat), yaitu citra yang terdapat pada public
eksternal, yang berdasarkan pengalaman atau menyangkut miskinnya informasi
dan pemahaman public eksternal. Citra ini bisa saja bertentangan dengan mirror
image.
3.
The wish image (citra yang diinginkan), yaitu manajemen menginginkan
pencapaian prestasi tertentu. Citra ini diaplikasikan untuk sesuatu yang baru
sebelum public eksternal memperoleh informasi secara lengkap.
4.
The multiple image (citra yang berlapis), yaitu sejumlah individu, kantor cabang
atau perwakilan perusahaan lainnya dapat membentuk citra tertentu yang belum
tentu sesuai dengan keseragaman citra seluruh organisasi atau perusahaan.
2.2.3
Pera n Citr a
Citra merupakan aset penting dalam suatu perusahaan atau organisasi. Sebagai
penjelasan lebih lanjut, Gronroos (1990) oleh M. Linggar (2001) menyatakan ada
empat peran citra bagi perusahaan atau organisasi, yaitu :
a.
Citra menceritakan harapan, bersama dengan kampanye pemasaran eksternal
seperti komunikasi mulut ke mulut. Citra yang positif lebih memudahkan bagi
organisasi untuk berkomunikasi secara efektif dan membuat orang-orang lebih
mudah mengerti dengan komunikasi dari mulut ke mulut.
b.
Citra sebagai penyaring yang mempengaruhi persepsi pada kegiatan perusahaan,
kualitas teknis dan khususnya fungsional. Artinya, jika suatu waktu terdapat
kesalahan kecil dalam suatu produk (dan tidak berakibat fatal pada pengguna),
biasanya image perusahaan masih mampu menjadi pelindung dari kesalahan
tersebut. namun jika kesalahan-kesalahan kecil sering terjadi, citra akan berubah
menjadi negatif.
d.
Citra mempunyai pengaruh penting pada manajemen (citra mempunyai dampak
internal). Citra yang negative dan tidak jelas akan berpengaruh negatif pada
kinerja karyawan dan pada hubungan dengan publiknya. (Sutisna, 2003).
2.2.4
Pencitraan Per usahaan Melalui Str a tegi Public Relations
Secara sederhana pembangunan citra bisa diartikan ketika kita sedan menjalani
sebuah proses kehidupan, kita memiliki cita-cita atau tujuan sehingga apa yang kita
inginkan dapat kita raih dan terwujud, dengan kata lain kita ini sebenarnya mau
dicitrakan seperti apa, dan hal tersebut akan bergulir seiring berkembangnya waktu.
Image atau citra merupakan persepsi orang lain terhadap kita. Persepsi atau penilaian
Salah satu fungsi public relations yaitu membangun citra perusahaan. Citra
perusahaan dibangun dari elemen visual, verbal dan perilaku yang menjadi cerminan
aktualisasi dari visi pemimpin perusahaan yang terintegrasi dengan misi dan rencana
strategis perusahaan. Citra harus dikelola melalui dialog dan hubungan baik dengan
khalayak perusahaan. Berbagai program kerja dapat dilakukan oleh seorang public
relations untuk membangun citra positif perusahaan diantaranya dengan pelayanan
informasi, publikasi, mengadakan kegiatan, pelibatan khalayak, lobbies, dan pelibatan
masyarakat sosial. Keberhasilan seorang public relations dalam mengelola citra
perusahaan merupakan salah satu kunci keberhasilannya memenangkan persaingan
perusahaan itu sendiri. Memahami betapa pentingnya mengelola citra membuat kita
sadar, bahwa menjaga citra bukanlah sesuatu yang mudah. Citra dan reputasi yang
terkanjur jatuh, membutuhkan waktu lama untuk membangun kembali. Disinilah
manajemen citra berperan, kemampuan public relations dalam suatu perusahaan
mengelola citra membuat perusahaan tersebut siap menghadapi segala situasi yang
tak terduga sekalipun.
2.2.5
Televisi Loka l
tech ) yang menyampaikan pesan dalam bentuk audiovisual gerak memiliki kekuatan
yang sangat tinggi untuk mempengaruhi mental, pola pikir, dan tindak individu “
Sedangkan Sumadiria (2005: 5) menyatakan bahwa: Siaran televisi adalah
merupakan gabungan dari segi verbal, visual, teknologial, dan dimensi dramatikal.
Verbal, berhubungan dengan kata-kata yang di susun secara singkat, padat, efektif.
Visual lebih banyak menekankan pada bahasa gambar yang tajam, jelas, hidup,
memikat. Teknologikal, berkaitan dengan daya jangkau siaran, kualitas suara, kualitas
suara dan gambar yang dihasilkan serta diterima oleh pesawat televisi penerima di
rumah-rumah. Dramatikal berarti bersinggungan dengan aspek serta nilai dramatikal
yang dihasilkan oleh rangkaian gambar yang dihasilkan secara simultan.
Didukung dengan keefektifannya, televisi menyampaikan pesannya dengan
komunikasi satu arah dan televisi sebagai media massa memiliki proses komunikasi
berjalan satu arah. Banyaknya stasiun televisi di masa sekarang ini menghasilkan
persaingan semakin ketat. Setiap stasiun televisi berlomba-lomba membuat acara
yang berbeda untuk menarik dan merebut hati masyarakat umumnya dan pemirsa
pada khususnya. Khalayak yang menyaksikan acara televisi juga menyesuaikan
dengan apa yang diperlukan oleh khalayak tersebut dapat dilihat seperti mulai
menjamurnya televisi lokal diberbagai daerah.
lokal banyak menggambarkan wajah kampung halaman yang memiliki aspek
kedekatan dengan masyarakat. Hal itu dapat terlihat dari banyaknya acara yang
mengedepankan adat budaya setempat.
2.2.6
Promotion (Pr omosi)
Promosi merupakan alat bauran pemasaran (marketing mix) keempat, meliputi
semua kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan dan
mempromosikan produknya ke pasar sasaran. Perusahaan tersebut harus membuat
program komunikasi dan promosi yang terdiri dari iklan, penjualan tatap muka,
promosi penjualan, hubungan masyarakat dan juga pemasaran langsung dari suatu
produk. Adapun pengertian promosi menurut William J Stanton dalam buku
Manajemen Pemasaran edisi Ke empat, yaitu :
“Promotion is the element in an organization’s marketing mix that serves to
inform, persuade, and remind the market of the organization and or its products”.
Artinya : Promosi adalah salah satu unsur dalam bauran pemasaran perusahaan
yang didayagunakan untuk memberitahukan, membujuk, dan mengingatkan tentang
produk perusahaan (Saladin, 2006 : 171).Berdasarkan pengertian promosi di atas
dapat disimpulkan bahwa
untuk memberitahukan informasi kepada orang – orang tentang produk dan
membujuk pembeli atau target pasar untuk dapat membeli produk yang ditawarkan.
Promosi Menurut Indriyo Gitosudarmo, promosi adalah merupakan kegiatan
yang ditujukan untuk mempengaruhi konsumen agar mereka dapat menjadi kenal
akan produk yang ditawarkan oleh perusahaan kepada mereka dan kemudian mereka
menjadi senang lalu membeli produk tersebut (Sunyoto, 2012: 155). Adapun alat-alat
yang dapat dipergunakan untuk mempromosikan suatu produk dapat dipilih beberapa
cara, yaitu iklan, promosi penjualan, publisitas, personal selling yang disebut bauran
promosi. Adapun Alat-alat promosi menurut Philip Kotler antara lain adalah:
a. Periklanan
Semua bentuk penyajian dan promosi nonpersonal atas ide, barang atau jasa
yang dilakukan perusahaan atau sponsor tertentu.
b. Publisitas dan public relations
Berbagai program untuk mempromosikan dan melindungi citra perusahaan atau
masing-masing produknya. (Kotler, 2002: 626).
2.2.6.1 Tujua n Pr omosi
perantara dalam mencapai tujuan tersebut, seperti membangun perilaku konsumen
yang menguntungkan. Dalam buku Marketing Principles and Perspectives oleh
Bearden, Ingram, LaForge (2004: 375-378) menjelaskan tujuan utama dari
komunikasi pemasaran ini sebagai berikut:
a) Informing
Menginformasikan konsumen potensial atau konsuen masa yang akan datang
tentang produk adalah fungsi komunikasi pemasaran yang penting. Setiap saat
sebuah produk baru diluncurkan dan dipromosikan, komunikasi pemasaran
memberikan informasi kepada audiens atau target pasar tentang produk
tersebut.
b) Persuading
Komunikasi pemasaran atau promosi akan berkonsentrasi untuk mempengaruhi
konsumen untuk membeli apa yang ditawarkan perusahaan ke pasar.
c) Remiding
konsumen akan manfaat produk dan meyakinkan mereka telah membuat
keputusan yang tepat.
2.2.7
Model Komunikasi Lasswell
Model komunikasi yang akan digunakan dalam penelitian mengenai strategi
public relations ini adalah model komunikasi Lasswell. Model teori dari Harold
Lasswell ini dianggap oleh pakar komunikasi sebagai salah satu teori komunikasi
yang paling awal dalam perkembangan teori komunikasi (Severin &
Tankard,2001:55). Model komunikasi ini menggambarkan komunikasi dalam
ungkapan who say what in which channel to whom with what effect atau dalam
bahasa Indonesia dapat diartikan siapa mengatakan apa dengan medium apa kepada
siapa dengan pengaruh apa? Model ini sering digunakan pada komunikasi Public
relations. Sama seperti model komunikasi lainnya, model ini juga mendapat kritik.
Hal itu dikarenakan model ini terkesan seperti menganggap bahwa komunikator dan
pesan itu selalu mempunyai tujuan. Model ini juga dianggap terlalu sederhana. Tapi,
sama seperti model komunikasi yang baik lainnya, model ini hanya fokus pada
aspek-aspek penting dalam komunikasi.
Teori Harrold Laswell mengemukakan bahwa proses komunikasi memiliki
unsur-unsur sebagai berikut: (Mulyana, 2004:136)
b.
Pesan (say what) merupakan seperangkat symbol verbal atau pun non-verbal yang
mewakili gagasan, nilai atau maksud dari sumber
c.
Saluran atau media (in what chanel) adalah untuk menyampaikan pesan kepada
penerima.
d.
Penerima (to whom) adalah penerima yang mendapatkan pesan dari sumber.
e.
Efek (with what effect) adalah akibat apa yang ditimbulkan pesan komunikasi massa
pada khalayak pembaca, pemirsa, atau pendengar.
Komunikator diartikan sebagai public relations yang hendak menyampaikan
pesan yang berupa citra perusahaan yang ingin disampaikan kepada publik
sasarannya sebagai cermin dari komunikasi melalui implementasi program-program
strategisnya yang mudah diterima publik dan dengan mengharapkan efek berupa citra
positif dibenak publiknya. Sehingga harapan perusahaan untuk membangun citra baik
itu bisa tersampaikan dengan cara-cara yang sesuai.
2.3.
Kera ngka Ber pikir
Public relations merupakan penghubung antara organisasi atau lembaga yang
diwakili dengan publiknya sehingga maksud dan tujuan dari organisasi/lembaga
dapat sampai ke publiknya, selain itu public relations juga memiliki peran untuk
menciptakan citra bagi organisasi dan lembaganya sehingga dapat memberikan profit
bagi perusahaan dan membangun citra perusahaan.
Sama halnya dengan media-media massa lainnya dalam membangun citra
perusahaan mereka, televisi juga memiliki kelemahan saat memanfaatkan fungsi
public relations untuk membangun dan mengelola citra perusahaan atau organisasi
mereka sendiri. Kegiatan yang dilakukan public relations TV9 adalah untuk
menjalankan fungsi public relations dalam perusahaan yang memiliki peranan yang
sangat penting dalam menentukan sukses atau tidaknya, misi dan visi
perusahaan/organisasi tersebut.
Gamba r 2.3
Bagan Str a tegi public relations TV9 dalam membangun citr a sebagai televisi
lokal r eligi di Sur a baya
Unsur-unsur proses komunikasi dalam model komunikasi Lasswell yaitu
komunikator, pesan, media, penerima, dan efek merupakan aspek yang berhubungan
dengan efektivitas strategi pencitraan tersebut.. Komunikator diartikan sebagai public
relations yang hendak menyampaikan pesan yang berupa citra perusahaan yang ingin
METODE PENELITIAN
3.1
J enis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian deskriptif kualitatif,
yaitu jenis penelitian yang berisi tentang paparan dengan tidak melibatkan kalkulasi
angka (Kuncoro, 2003:21).
Menurut Strauss dan Corbin (1997), penelitian deskriptif kualitatif merupakan
jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai
dengan menggunakan prosedur statistik atau cara kuantitatif lainnya. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif karena berusaha menggambarkan dan
meringkaskan berbagai kondisi atau situasi yang berkaitan tentang strategi public
relations dalam membangun citra perusahaan televisi dan kemudian berupaya
3.2
Definisi Konseptua l
3.2.1
Str ategi public relations
Strategi merupakan sesuatu yang kompetitif, tujuan strategi adalah untuk
membedakan sebuah perusahaan dari pesaingnya agar pelanggan memperoleh pilihan
yang jelas dan membangun preferensi yang berulang (Frank Jefkins, 2004: 10).
Strategi yakni proses penentuan “Apa dan Bagaimana” yang digunakan
diperencanaan untuk mencapai tujuan perusahaan.
Sedangkan public relations merupakan fungsi manajemen yang melakukan
evaluasi terhadap sikap-sikap publik, mengidentifikasi kebijakan ada prosedur
seseorang/ sebuah perusahaan terhadap publiknya menyusun rencana serta
menjalankan program-program komunikasi untuk memperoleh pemahaman dan
penerimaan publik”.
Dari definisi tersebut dapat di simpulkan pengertian strategi public relations,
yakni Alternatif optimal yang dipilih untuk ditempuh guna mencapai tujuan public
relations dalam kerangka suatu rencana public relations (public relations plan).
3.2.2
Membangun Citr a
Ada enam titik yang dapat dijadikan panduan untuk membangun citra positif
(Wasesa, 2005: 264-268), antara lain:
1.
Memetakan Persepsi.
2.
Menyesuaikan Dengan Visi Manajemen.
3.
Pahami Audiens.
4.
Fokus.
5.
Kreativitas.
6.
Konsistensi.
3.2.3
Televisi Loka l
3.3
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Jalan Raya Darmo No. 96 Surabaya, sebab di
tempat tersebut merupakan kantor TV9, dimana terdapat beberapa narasumber yang
diharapkan dapat membantu peneliti dalam memperoleh data mengenai masalah yang
diteliti. Hal ini disebabkan karena dalam penelitian kualitatif tidak mempersoalkan
berapa besar jumlah informan, melainkan yang terpenting adalah seberapa jauh
penjelasan informan yang diperoleh dalam menjawab permasalahan (Sumady
Suryabrata, 1998 :89)
3.4
Subyek dan Infor ma n Penelitian
Dalam penelitian kualitatif suatu realitas atau obyek tidak dapat dilihat secara
parsial dan dipecah kedalam beberapa variabel penelitian kualitatif, memandang
obyek sebagai sesuatu yang dinamis, hasil konstruksi pemikiran dan utuh (holistic).
Adapun subyek dari penelitian ini yaitu strategi public relations TV9 dalam
membangun citra sebagai televisi lokal religi di Surabaya.
seberapa jauh penjelasan seorang informan yang diperoleh dalam menjawab
permasalahan (Sugiyono, 2005:52).
Namun demikian peneliti berusaha menjaring sebanyak mungkin informasi
yang berkaitan dengan tujuan penelitian dari berbagai sumber. Peneliti akan mencari
variasi informasi sebanyak-banyaknya dari informan sehingga dapat menghasilkan
data-data dan tindakan serta memungkinkan narasumber untuk mendefinisikan
dirinya sendiri dan lingkungannya dengan menggunakan istilah-istilah mereka
sendiri. Pada penelitian ini informan utama yang digunakan adalah penanggung
jawab dibidang public relations serta beberapa pemirsa pilihan TV9.
3.5
Nara sumber
Pemilihan narasumber ini telah ditentukan sejak awal melalui beberapa kriteria
dari seorang informan antara lain: (Sugiono, 2005:56)
a.
Mereka yang menguasai atau memahami sesuatu melalui proses ekulturasi, sehingga
sesuatu itu bukan sekedar diketahui tetapi juga dihayati.
b.
Mereka yang tergolong masih sedang berkecimbung atau terlibat pada kegiatan yang
tengah diteliti.
c.
Mereka yang tidak cenderung menyampaikan hasil “kemasnya sendiri”.
Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut yang ada maka narasumber yang akan
diwawancarai terdiri dari dua bagian, antara lain :
1.
Internal
Penanggung jawab di Bidang Public Relations TV9 yaitu Bapak Chandra
Iffan Hidayanto dan President Director yaitu Bapak Ahmad Hakim Jayli.
2.
Eksternal
Seorang Ulama yaitu Drs. HR. Muafiq Boediwijaya, Seorang Kyai yaitu H.
Roesman, dan Masyarakat biasa yaitu Bapak Boedi Joewono (Pimpinan
cabang Panin Syariah).
Beberapa narasumber tersebut diharapkan dapat membantu untuk mendapatkan
data mengenai masalah yang sedang diteliti.
3.6
J enis Sumber Data
Jenis sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif.
Data ini adalah semua data yang bukan dalam bentuk angka (Kuncoro, 2003:210).
Ada dua jenis sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
1.
Data Primer
diperoleh dengan melakukan wawancara langsung dari sumber yang
bersangkutan seperti, pihak internal melalui public relations TV9 dan eksternal
yaitu publik dan ulama.
2.
Data Sekunder
Data sekunder yaitu sumber data kedua setelah sumber data primer (Bungin,
2001:129). Dalam data sekunder ini, peneliti mengambil data dari buku-buku,
internet, melakukan wawancara dengan masyarakat atau komuniti lokal
setempat, melakukan observasi maupun data-data lain dari sekunder eksternal
yang menunjang topik penelitian.
3.7
Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah bagian instrument data yang menentukan
berhasil atau tidak suatu penelitian (Bungin, 2001:129). Peneliti menggunakan
metode deskriptif kualitatif yaitu, pengumpulan data tidak dipadu oleh teori, tetapi
dipadu oleh fakta-fakta yang ditemukan pada saat penelitian di lapangan (Sugiyono,
2005:3).
1.
Wawancara Mendalam (Depth Interview)
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui wawancara
mendalam (depth interview) untuk mengidentifikasi mengenai kegiatan public
relations TV9 untuk membangun citra perusahaan. Metode wawancara mendalam
adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman
wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan
datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar
permasalahan yang akan dinyatakan. Wawancara mendalam ini digunakan untuk
mendapatkan informasi yang lebih mendalam (Sugiyono, 2005:74).
Wawancara mendalam mirip dengan percakapan informal. Metode wawancara
mendalam bertujuan untuk memperoleh bentuk-bentuk informasi dari semua
informan, tetapi urutannya disesuaikan dengan ciri-ciri setiap informan (Mulyana,
2004:181)
2.
Survey Lapangan
Selain itu, metode pengumpulan data dalam penelitian ini juga dilakukan
dengan melakukan survey lapangan, yaitu dengan melakukan pengamatan dan
analisis terhadap kegiatan public relations TV9 dalam membangun citra perusahaan.
3.
Studi Kepustakaan
Kemudian, peneliti juga melakukan studi kepustakaan yaitu dengan cara
mncari, membaca dan mempelajari literatur-literatur, buku-buku, majalah-majalah,
maupun sumber lainnya yang ada hubungannya dengan masalah yang dibahas
peneliti guna mendapatkan bahan-bahan yang dapat melengkapi serta mendukung
penulisan penelitian ini.
3.8
Teknik Ana lisis Data
Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti adalah teknik analisis filling
system. Dimulai dari analisis berbagai data yang terhimpun dari suatu penelitian,
kemudian bergerak kearah pembentukan kesimpulan katagoris atau ciri-ciri umum
tertentu (Bungin, 2001:290).
TV9 dalam membangun citra sebagai televisi lokal di Surabaya. Kemudian setelah itu
data di interpretasi dengan memadukan konsep-konsep atau teori-teori tertentu.
Konsep dan teori ini membantu kita dalam memahami hasil penelitian.
Analisis ini digunakan untuk mengelompokkan hasil data penelitian, baik
berupa poin-poin dan penjelasan hasil wawancara maupun observasi kedalam
kelompok-kelompok tertentu. Hal ini dilakukan agar peneliti dapat melihat
keterkaitan antara satu instrument pertanyaan dengan pertanyaan lainnya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Ga mbar an Umum Objek Penelitia n
4.1.1
Sejara h Singka t TV9
TV9 dikelola oleh PT.Dakwah Inti Media, perusahaan yang dimiliki organisasi
sosial keagamaan Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur. TV9 telah memperoleh
izin Prinsip Penyelenggaraan Penyiaran dari Menteri Komunikasi dan Informatika
Republik Indonesia tertanggal 23 Juli 2012 untuk melakukan siaran di kanal 42
sebagai lembaga penyiaran swasta di Surabaya/Jawa Timur
Angka 9 (Sembilan) yang artinya adalah angka tertinggi, menggambarkan
ikhtiar manusia menuju kesempurnaan hidup dan penggapaian cita-cita, harus dijalani
dengan rendah hati, jujur apa adanya, rileks, tapi persisten dan bervisi, karena
diarahkan dengan ilmu dan nilai.
TV9 adalah televisi lokal religi pertama di Surabaya dengan menyajikan
tayangan yang santun dan menyejukan.
Nama Perusahaan
: TV9 Stations (PT. DAKWAH INTI MEDIA)
Alamat Perusahaan
: Jl. Raya Darmo No. 96 Surabaya, 60241
Telepon
: (031) 5620 999
: office @ tv9.co.id
4.1.2
Visi dan Misi TV9
Visi
Menjadi Televisi Religi terbaik di Indonesia dengan penyajian tayangan yang
berkualitas dan menghibur serta pengelolaan korporasi yang m