• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DOMESTIK DENGAN MENGGUNAKAN ROTARY BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DOMESTIK DENGAN MENGGUNAKAN ROTARY BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC)."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DOMESTIK

DENGAN MENGGUNAKAN ROTARY

BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC)

oleh :

DODDY OCTNIAWAN

NPM 0752010015

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS PEMB ANGUNAN NASIONAL ” VETERAN” JATIM

SURAB AYA

2012

(2)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan rahmat

dan hidayah – Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas skripsi ini dengan

judul PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DOMESTIK DENGAN

MENGGUNAKAN ROTARY BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC). Skripsi ini

merupakan salah satu persyaratan bagi setiap mahasiswa Progdi Teknik

Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, UPN “ Veteran “ Jawa

Timur untuk mendapatkan gelar sarjana.

Selama menyelesaikan tugas ini, saya telah banyak memperoleh bimbingan

dan bantuan dari berbagai pihak, pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ir. Naniek Ratni JAR, MKES , selaku Dekan Fakultas Teknik Sipil dan

Perencanaan UPN “Veteran” Jawa Timur.

2. Dr.Ir. Munawar Ali, MT, selaku ketua Progdi Teknik Lingkungan UPN

“Veteran” Jawa Timur.

3. Dr.Ir. Edy Mulyadi, MT, selaku dosen pembimbing yang senantiasa sabar

untuk membimbing saya di dalam menyelesaikan tugas skripsi saya ini.

4. Orang tua dan keluarga tercinta yang telah membantu dan memberikan

dukungan baik secara moral maupun material yang luar biasa.

5. Theresia Adjeng Pratiwi terkhusus yang selalu mensuport saya, kalau saya

pasti bisa menyelesaikan tugas skripsi saya ini.Thanks banget.

(3)

ii

6. Semua rekan-rekan di Teknik Lingkungan angkatan 2007 yang secara tidak

langsung telah membantu hingga terselesainya tugas ini, terkhusus Mas

Wakit, Mas Prof, Mas Pongky kalian akan selalu menjadi kenangan yang

terindah. Terima kasih atas masukannya selama penyusunan laporan ini.

Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam

penyusunan skripsi ini, untuk itu saran dan kritik yang membangun akan

penyusun terima. Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih dan mohon

maaf yang sebesar-besarnya apabila didalam laporan ini terdapat kata-kata

yang kurang berkenan atau kurang dipahami.

Surabaya, 04 Juni 2012

Penyusun

(4)

iii

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA II.1. Pengertian Limbah Cair ………... 5

II.2. Pengertian Limbah Cair Domestik ………... 6

II.2.1 Baku Mutu Limbah Domestik ... 7

II.3. Pengertian Limbah Secara Biologi ... 7

II.4. Pengertian RBC ... 7

II.5. Sedding dan Aklimatisasi ... 9

II.6 Landasan Teori ... 10

BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1. Bahan Penelitian ... 13

III.2. Peralatan Penelitian ... 13

III.3. Variabel ... 15

III.3.1.Variabel Tetap ... 15

III.3.2.Variabel yang Dijalankan ... 15

III.4. Cara Kerja ... 16

III.4.1.Tahap Persiapan ... 16

(5)

iv

III.4.2.Tahap Pengoperasian RBC ………... 16

III.4.3.Tahap Identifikasi Mikroorganisme ... 17

III.5. Kerangka Penelitian ... 18

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1. Tabel Analisa Awal ... 19

IV.2. Tabel Pengaruh Debit dan Konsentrasi COD

Terhadap Persen Penyisihan COD ... 20

IV.3. Tabel Pengaruh Konsentrasi COD Terhadap Prosentase

Penyisihan TSS………... 20

IV.3.1.Pengaruh Debit Terhadap Persen

Penyisihan COD Limbah Cair Domestik ... 21

IV.3.2.Pengaruh Konsentrasi COD Terhadap

Persen Penyisihan COD ... 23

IV.4. Pengaruh Konsentrasi COD Terhadap Persen

Penyisihan TSS ... 25

IV.5. Pengaruh Perumbuhan Bakteri Pada Media Cakram

Terhadap Penyisihan COD ... 26

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

V.1. Kesimpulan ... 30

V.2. Saran ... 30

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN A DATA DASAR HASIL PENELITIAN ... A-1

LAMPIRAN B PERHITUNGAN EFISIENSI COD ... B-1

LAMPIRAN C ANALISA COD da n TSS ... C-1

LAMPIRAN D GAMBAR RANGKAIAN ALAT dan BAHAN.... D-1

(6)

vii ABSTRAK

Limbah cair domestik merupakan limbah yang paling dominan mencemari lingkungan selain limbah industri. Limbah tersebut menghasilkan senyawa organik yang dapat menurunkan kualitas air. Selain itu, limbah cair domestik mengandung padatan terlarut yang tinggi sehingga menimbulkan kekeruhan dan mengurangi penetrasi cahaya matahari bagi organisme fotosintetik. Sehingga diperlukan pengolahan agar memenuhi standar lingkungan yaitu dengan reaktor

Rotary Biological Contactor (RBC).

RBC adalah suatu reaktor yang terdiri dari beberapa cakram yang berputar dengan kecepatan rotasi tertentu. Pada saat berputar sebagian cakram yang terendam dalam limbah cair akan menguraikan zat organik yang terlarut dalam limbah cair. Pada saat kontak dengan udara biomassa akan mengadsorb oksigen sehingga tercapai kondisi aerobik. Sebagai peubah yang digunakan adalah debit aliran (ml/menit) yaitu 376, 282, 226, 188, 161 ml/menit dan konsentrasi COD 628,8 mg/lt; 537,6 mg/lt; 480 mg/lt; 336 mg/lt; 212 mg/lt dengan menggunakan parameter uji COD.

Hasil terbaik yang diperoleh dari penelitian ini yaitu pada debit aliran 161 ml/menit dengan konsentrasi COD 537.6 mg yang dapat menyisihkan COD sebesar 96.87 %.

(7)

viii

ABSTRACT

Domestic wastewater is waste dominant contaminate besides industrial waste disposal. Domestic wastewater produce organic compound that can be low water quality. Besides, domestic wastewater contains high total solid causing turbidity and decrease penetration of sunlight for organism photosynthetic. So that needs processing that can be removed by reactor Rotary Biological Contactor (RBC) for standard environment.

RBC a reactor that consists of several discs rotates with certain rotation speed. At the discs rotate, part of the discs removes the organic material from wastewater. At the discs contact with the air biomass adsorbs oxygen so that reached aerobic condition. As factor condition that used are flow rate that is 376, 282, 226, 188, 161 ml/minute and concentrasion COD 628.8 mg/lt; 537.6 mg/lt; 480 mg/lt; 336 mg/lt and 212/lt by using COD removal.

The best result that is got from this study that is in flow rate 161 ml/minute with concentrasion COD 537.6 mg that could be remove COD is 96.87 %.

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang.

Limbah industri dapat mengandung bahan organik atau bahan anorganik

yang dapat menurunkan kualitas air menimbulkan warna, rasa serta bau bahkan

juga mengandung logam-logam berat. Limbah industri yang mengandung logam

berat perlu mendapat perhatian khusus, mengingat konsentrasi logam berat akan

memberikan efek beracun yang sangat berbahaya bagi kehidupan manusia

maupun bagi ekosistem dimana limbah tersebut dibuang. Beberapa jenis industri

seperti industri alat-alat listrik, pelapisan logam (electroplating) adalah merupakan

penghasil air limbah yang mengandung loga-logam berat seperti Cu, Cr, Fe, Mn,

Zn, Ni dan sebagainya. Limbah tersebut bila dibuang ke lingkungan harus

mengalami pengolahan terlebih dahulu agar dapat memenuhi baku mutu limbah

cair yang sudah ditetapkan oloh pemerintah daerah.

Electroplating adalah sebuah industri logam untuk perlindungan terhadap

korosi, sifat khas permukaan dan sifat teknis atau mekanis bahan tertentu serta

bertujuan untuk dekoratif atau penampilan. Untuk menurunkan nutrisi atau kadar

logam berat yang terkandung di dalam limbah industri electroplating seperti

logam berat Cr, Fe, Mn, Ni diperlukan suatu pengolahan khusus yaitu seperti

pengolahan Reaksi Redoks dengan tujuan untuk menurunkan kadar logam berat

(9)

yang terkandung agar effluent yang keluar ke badan air dapat sesuai standart baku

mutu yang ditetapkan oleh pemerintah.

I.2. Mak sud Dan Tujuan

I.2.1 Mak sud

Adapun maksud dari perencanaan bangunan pengolahan air buangan ini

agar dapat menghasilkan kualitas limbah pelapisan logam yang sesuai dengan

standart baku mutu pemerinta, sehingga tidak mencemari badan air.

I.2.2. Tujuan

Tujuan dari pengolahan air buangan yang ingin dicapai :

a. Menentukan jenis pengolahan air buangan yang sesuai berdasarkan

pertimbangan karakteristik air buangan

b. Merencanakan bangunan pengolahan air buangan serta hal-hal

yang terkait di dalamnya termasuk lay out.

c. Merancang diagram air proses pengolahan sehingga terjadi

keterikatan untuk memperbaiki kualitas air buangan.

(10)

I.3. Ruang Lingkup

Ruang lingkup tugas Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Buangan

Industri Electroplating ini meliputi :

1. Data Karakteristik dan Standart Baku Mutu Limbah Industri

2. Spesifikasi Bangunan Pengolahan Limbah

3. Perhitungan Bangunan Pengolahan Limbah

4. Gambar Bangunan Pengolahan Limbah

5. Profil Hidrolis Bangunan Pengolahan Limbah

6. Diagram Alir Bangunan Pengolahan Limbah

(11)

5 BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA

II.1 Penger tian Limbah Cair

Limbah cair atau air limbah adalah kotoran dari masyarakat, rumah

tangga, dan juga yang berasal dari industri, air tanah, air permukaan serta buangan

lainnya. Dengan demikian, air buangan merupakan hal yang bersifat kotoran

umum (Sugiharto, 1987 dalam Rizka. N, 2010). Semakin bertambah dan

meningkatnya jumlah penduduk dengan segala kegiatanya, maka jumlah limbah

cair juga akan mengalami peningkatan. Pada umumnya limbah cair dibuang ke

dalam tanah, sungai, danau dan laut. Jika jumlah air limbah yang dibuang

melebihi kemampuan alam untuk menerima atau menampungnya, maka akan

terjadi kerusakan lingkungan (Anonim a, 2002).

Elemen biologi dalam sistem perairan berkaitan erat dengan komponen –

komponen kimia. Komponen – komponen tersebut sangat penting untuk

menganalisa efek dari perubahan kualitas air. Komponen – komponen kimia

dalam perairan dapat diklasifikasikan dalam tiga kelompok yaitu bahan – bahan

organik yang terdiri atas senyawa – senyawa organik alam, senyawa – senyawa

organik sintetis, serta bahan – bahan anorganik dan gas. Zat – zat organik terdapat

di dalam air dalam kadar yang rendah dan hanya sebagian kecil dari seluruh

jumlah padatan yang ada. Keberadaan senyawa organik di dalam air akan

menimbulkan berbagai masalah, antara lain masalah bau dan rasa. Keberadaan

senyawa organik juga menyebabkan air memerlukan proses pengolahan air bersih

(12)

6

yang lebih kompleks, menurunkan kandungan oksigen, serta menyebabkan

terbentuknya substansi – substansi beracun (Siregar, 2005 dalam Yanti. S, 2008).

II.2 Penger tian Limbah Cair Domestik

Menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 112 tahun

2003 limbah cair domestik adalah limbah cair yang berasal dari usaha dan atau

kegiatan pemukiman (real estate), rumah makan (restauran), perkantoran,

perniagaan, apartemen dan asrama. Dengan demikian tidak hanya limbah industri

yang dapat menyebabkan pencemaran, limbah domestik juga dapat menyebabkan

pencemaran. Masalah ini jika tidak ditangani secara seksama akan menyebabkan

pencemaran lingkungan.

Dari limbah cair rumah tangga dapat dijumpai berbagai bahan domestik

yang larut dalam air dan akan mengalami penguraian dan pembusukan. Dalam

proses tersebut bakteri pengurai dan pembusuk menggunakan oksigen, sehingga

kadar oksigen di dalam air turun drastis dan menyebabkan biota air akan mati.

(Fakhrizal dalam Yanti. S, 2008).

Limbah domestik memiliki beban pencemar yang tinggi terutama pada

jenis limbah cair yaitu deterjen. Deterjen sangat berbahaya bagi lingkungan

karena detergen memiliki kemampuan untuk melarutkan bahan bersifat

karsinogen. Selain gangguan terhadap masalah kesehatan, kandungan detergen

dalam air minum akan menimbulkan bau dan rasa tidak enak (Fakhrizal dalam

Yanti. S, 2008)

(13)

7

Tabel II.1 Keputusan Guber nur J awa Timur No. 45 Tahun 2002

Tentang Baku Mutu Limbah Cair Industr i dan Kegiatan

Usaha Lainnya

II.3 Pengolahan Limbah Secar a Biologi

Pengolahan limbah pada air limbah bertujuan untuk menghilangkan bahan

organik yang bersifat koloid dan terlarut. Pengolahan biologi adalah suatu proses

alami dimana bahan organik secara alami dapat berkurang, karena adanya

mikroorganisme yang menguraikannya. Jadi pada prinsipnya pengolahan biologis

adalah penguraian senyawa – senyawa organik komplek senyawa yang lebih

sederhana atau bahkan menjadi mineral ( CO2 dan H2O ).( Yanti. S, 2008 )

II.4 Penger tian RBC ( Rotating Biological Contactor )

RBC adalah suatu reaktor dengan cakram yang ditumbuhi oleh

mikroorganisme hingga terbentuk suatu biofilm. Biofilm akan tumbuh dan

menempel pada permukaan cakram dalam bentuk lendir. Pada saat berputar ,

sebagian cakram yang terendam dalam limbah cair akan menguraikan zat organik

yang terlarut dalam limbah cair. Pada saat kontak dengan udara biomassa akan

mengadsorb oksigen, sehingga akan tercapai kondisi aerobik. Berputarnya cakram

merupakan mekanisme untuk mempertahankan biomassa dalam keadaan

tersuspensi.

Par a meter Satuan Kadar Mak simum

COD mg/l 100

TSS mg / l 200

(14)

8

Rotary Biological Contactor (RBC) terdiri dari cakram berbentuk

lingkaran yang terbuat dari bahan polysterene atau polyvinyle chloride yang

dipasang secara vertikal dengan menghubungkan satu sama lain dengan satu

sumbu (Marsono, 1996 dalam Rizka. N, 2010)). Seluruh rancangan tersebut

ditempatkan ke dalam suatu tangki atau tank dengan cakram kira - kira separuh

terendam di atas permukaan cairan. Mikroorganisme ditumbuhkan pada

permukaan cakram dan perputaran cakram tersebut membawa seluruh

mikroorganisme kontak dengan air limbah dan membiarkan mikroorganisme

mengurangi bahan organik tersebut (Grady and Lim, 1980). Cakram tersebut

separuh terendam kira – kira 40 persen di dalam tank yang berisi air limbah, dan

perputaran cakram sangat pelan yaitu sekitar 1 – 1.6 revolusi per menit.

Kedalamannya adalah 70 sampai 90 persen dan unit penggerak udara digunakan

untuk menyediakan oksigen dan putaran. Oleh karena kandungan oksigen rendah

di dalam air limbah, degradasi biologi dikerjakan dengan unit perendam dan

kemungkinan oksigen dapat menjadi terbatas (Metcalf and Eddy,2004).

(15)

9

Gambar II.2 Rotary Biological Contactor (RBC)

Kinerja RBC pun dipengaruhi oleh temperatur air limbah, konsentrasi

substrat influen, waktu tinggal hidrolis, rasio volume tangki terhadap luas

permukaan media, kecepatan rotasi media, dan oksigen terlarut.

O2

O2 CO2

Biofilm Anaerob Biofilm Aerob

O2

CO2 BOD

H2O COD

NH4-N

NO2- +NO3-

Media RBC

Gambar II.3 Mekanisme Rotary Biological Contactor (RBC)

II.5 Pembibita n Bakter i (Sedding) dan Adaptasi Bakter i (Aklimatisasi)

Seeding merupakan proses pembibitan bakteri. Seeding dilakukan untuk

memperoleh suatu populasi mikroorganisme agar dapat membentuk lapisan

(16)

10

biofilm yang menempel pada media cakram, sehingga mampu menguraikan

kandungan beban organik di dalam air (Yudho, 1980 dalam Rizka. N, 2010).

Aklimatisasi merupakan tahap dimana mikroorganisme beradaptasi dengan

air buangan. Pada tahap aklimatisasi ini konsentrasi air limbah yang diberikan

kepada mikroorganisme tidak langsung 100 %. Hal ini dikarenakan agar

mikroorganisme tidak shock terhadap air buangan (Indriasari, 2007 dalam Rizka.

N, 2010).

Pada kedua proses ini mikroorganisme diusahakan tumbuh dengan baik,

oleh karenanya jenis mikroorganisme harus diperhatikan dalam proses ini.

Sehingga dalam kedua proses ini media (cakram) harus benar – benar sesuai

dengan kondisi yang dibutuhkan oleh mikroorganisme tersebut. Kecepatan

putaran pada media yang relatif kecil sangat diperlukan karena menghindari

gesekan yang terlalu besar antara media (cakram) dengan limbah cair. Pada proses

seeding dan aklimatisasi mikroorganisme diberikan makanan organik dan

anorganik agar pertumbuhan mikroorganisme dapat terjaga dengan baik (Yudho,

2005 dalam Rizka. N, 2010).

II.6 Landasan Teor i

Teori yang melandasi penelitian ini adalah penurunan polutan organik

dengan memanfaatkan bakteri aerobik secara biofilm pada reaktor RBC. Faktor –

Faktor yang Mempengaruhi pada Proses Pengolahan adalah sebagai berikut :

1. Waktu Tinggal (td)

Waktu tinggal adalah lamanya waktu kontak antara air buangan yang

diolah dengan mikroorganisme di dalam reaktor. Waktu tinggal limbah yang

(17)

11

berlangsung pada reaktor RBC adalah antara 0.7 – 1.5 jam (42 – 90 menit)

(Metcalf and Eddy, 2004).

Persamaan yang memenuhi adalah :

td = V ... (II.1)

2. Ukuran dan Jumlah Cakram

Ukuran cakram berpengaruh dalam mempertahankan muatan hidrolik

selanjutnya. Ukuran cakram yang besar dengan kecepatan rotasi yang ideal akan

mampu memberikan pemindahan air limbah ke biofilm dengan lebih efisien.

Diameter cakram yang efisien adalah sebesar 12 ft atau 3.6 m dengan separuh

terendam sebesar 40 persen. Jumlah cakram yang dapat digunakan pada proses

pengolahan adalah minimal 4 buah dan maksimal dapat digunakan lebih dari 4

cakram dalam setiap stage. Sedangkan stage yang dapat digunakan untuk

meremoval BOD adalah 2 sampai 4 stage, sedangkan untuk nitrifikasi stage yang

dapat digunakan adalah 6 atau lebih (Grady and Lim, 1980 dalam).

3. Kecepatan Putaran Cakram (rpm)

Kecepatan rotasi dapat mempengaruhi kecepatan aerasi dan intensitas

kontak antara limbah dengan biofilm. Kriteria kecepatan putaran yang dimiliki

RBC adalah sebesar 1 sampai 1.6 rpm (Metcalf and Eddy, 2004).

4. Kapasitas Tangki RBC

(18)

12

Tangki RBC memiliki kriteria maksimal sebesar 0.0049 m3/m2 (0.12

gal/ft2), dengan volume stage 45 m3 (12000 gal) untuk shaft dengan luas disk

sebesar 9300 m2. Tangki memiliki kedalaman sebesar 1.5 m (5 ft) dengan cakram

terendam 40 persen (Metcalf and Eddy, 2004).

5. Kecepatan Aliran

Kapasitas kecepatan aliran yang dimiliki adalah sebesar 30 MGD (Grady

and Lim, 1980).

6. Kebutuhan Oksigen Kimiawi (COD)

Banyaknya oksigen dalam mg/lt atau ppm per liter yang dibutuhkan dalam

kondisi khusus untuk menguraikan bahan organik secara kimiawi (Rizka N,

2010).

7. Test Suspended Solid (TSS)

Residu dari padatan total yang tertahan oleh saringan dengan ukuran

partikel maksimal 2 µm atau lebih besar dari partikel koloid.

(19)

13 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Bahan Penelitian

1. Air limbah rumah makan KFC Ahmad Yani Surabaya.

2. Bakteri yang dikembang biakkan berasal dari air limbah rumah makan KFC Ahmad

Yani Surabaya. .

III.2 Per a latan Penelitian

1. Satu unit alat RBC yang terdiri dari :

a. Bak Penampung yang terbuat dari plastik, dengan :

D = 23 cm

b. Bak pengatur debit yang terbuat dari ember plastik, dengan :

D = 23 cm

c. Bak RBC yang terbuat dari bahan plastik, dengan :

D = 30 cm

P = 96 cm

d. Cakram RBC terbuat dari polyvinylchloride, dengan :

D = 20 cm

e. Pompa, dengan :

Jenis pompa Aquila P 1600, head max 1,2 m

Jenis pompa Aquila P 1600, head max 2 m

f. Motor penggerak Belt.

(20)

14

g. Potensiometer.

2. Unit tambahan :

a. Stopwatch

Gambar alat :

Gambar III.1 Skema diagram alir pengolahan dengan RBC

Keterangan gambar alat :

1. Bak penampung 1

2. Bak pengatur debit

3. Reaktor RBC

4. Bak effluent

(21)

15

2. Variabel yang dijalankan :

a. Q Debit = 376 ml/menit, 282 ml/menit, 226 ml/menit,

188 ml/menit, 161 ml/menit

b. Konsentrasi COD = 212 mg/l ; 336 mg/l ; 480 mg/l ; 538 mg/l

; 629 mg/l

(22)

16

III.4 Car a Ker ja

Penelitian ini dilakukan secara continue dan dilakukan dengan dua tahap proses,

yaitu tahap persiapan dan pengoperasian RBC.

III.4.1. Tahap Per siapan

Tahap persiapan ini meliputi proses seeding dan aklimatisasi. Tahap ini dilakukan

agar reaktor siap digunakan untuk penyisihan beban organik, yaitu :

1. Mengisi reaktor RBC dengan air limbah rumah makan. Kemudian menggerakkan

cakram hinga bakteri mulai tumbuh kurang lebih 5 minggu.

2. Apabila lapisan lendir pada biofilm tersebut telah tumbuh dan menutupi semua area

permukaan media maka reaktor RBC siap digunakan untuk penyisihan beban

organik.

III.4.2. Tahap Pengoperasian RBC

1. Air Limbah Rumah Makan KFC Ahmad Yani Surabaya ditampung dalam bak

penampung dengan variasi konsentrasi COD inffluent 629, 538, 480, 336 dan 212

mg/lt.

2. Dari bak penampung limbah dialirkan ke pengatur debit dengan pompa.

3. Kemudian dari bak pengatur debit limbah dialirkan ke bak reaktor RBC secara

gravitasi.

4. Limbah yang sudah dialirkan pada RBC, diproses oleh bakteri yang menempel pada

cakram RBC dengan cara memvariasikan debit 376 ml, 282 ml, 226 ml, 188 ml, 161

ml dengan kecepatan putar cakram 8. Cakram tersebut terdapat biofilm yang sudah

menempel pada sekelilingnya. Kemudian pada saat berputar bagian

(23)

17

mikroorganisme yang tercelup air akan menguraikan zat organik yang terlarut dalam

air. Pada saat kontak dengan udara biomassa akan mengadsorbsi oksigen, sehingga

akan tercapai kondisi aerobik.

5. Limbah yang telah diolah dialirkan secara gravitasi pada bak effluent.

6. Dari bak effluent limbah yang sudah diolah tersebut dialirkan secara gravitasi ke bak

clifier kemudian direcycle kembali menggunakan pompa dan dialirkan pada bak

reaktor RBC agar mendapatkan hasil yang maksimal.

7. Pengambilan sample dari saluran yang keluar dari reaktor RBC dilakukan dengan

waktu detensi sesuai debit.

III.4.3. Tahap Identifikasi Mik roor ganisme

1. Persiapan cawan petri yang telah disterilkan.

2. Pengambilan sample biofilm yang berada pada cakram secukupnya.

Kemudian ditempatkan di cawan petri yang telah disterilkan.

3. Sample kemudian disuburkan/enrichment setelah itu isolasi bakteri yang ada,

kemudian identifikasi dengan cara uji morfologi ( Gram Straining ) dan uji fisiologi

serta uji biokimia bakteri.

4. Foto bakteri melalui mikroskop untuk mengetahui bentuknya.

(24)

18

III.5. Ker angka Penelitian

Mulai

Pengadaan sampel Rangkaian peralatan

Analisa pendahuluan :

(25)

19 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sebelum dilakukan penelitian, air limbah dianalisa terlebih dahulu untuk

mengetahui karakteristik fisik dan kimianya yang ditunjukkan pada Tabel IV.1

Setelah di lakukan analisa awal untuk mengetahui data awal, kemudian

masuk ke dalam proses Sedding dan Aklimatisasi terlebih dahulu masing –

masing dengan waktu 2 minggu. Setelah proses Sedding dan Aklimatisasi

kemudian limbah cair tersebut diolah dengan proses biologi, yaitu menggunakan

reaktor Rotary Biological Contactor yang dioperasikan dengan menggunakan

variasi debit aliran dan konsentrasi COD. Kemampuan penyisihan COD dengan

menggunakan variasi debit dan konsentrasi COD dapat ditunjukkan pada Tabel

IV.2 di bawah ini :

(26)

20

(27)

21

IV.1 Pengar uh Debit (ml/menit) Terhadap Pr osentase Penyisihan COD

Limbah Cair Domestik

Debit yaitu volume atau jumlah air yang dipindahkan dari tempat satu ke

tempat yang lain dalam satuan waktu tertentu. Pada penelitian ini dilakukan

dengan beberapa variasi debit diantaranya dengan debit 376 ml/menit, 282

ml/menit, 226 ml/menit, 188 ml/menit, 161 ml/menit dan konsentrasi COD yaitu

628,8 mg/l, 537,6 mg/l, 480 mg.l, 336 mg.l, 211,2 mg/l.

Kemampuan penyisihan COD pada limbah cair rumah makan KFC

Ahmad Yani dengan memvariasikan debit secara keseluruhan dapat dilihat pada

Gambar IV.1 dibawah ini :

Gambar IV.1 Hubungan antara debit (ml/menit) dengan prosentase penyisihan

COD pada berbagai konsentrasi COD (mg/liter)

Dari Gambar IV.1 dapat dilihat pengaruh debit terhadap persen penyisihan

COD limbah cair rumah makan KFC Ahmad Yani Surabaya dengan Konsent rasi COD (mg/ li t er)

(28)

22

menggunakan RBC. Persen penyisihan COD limbah cair rumah makan KFC

Ahmad Yani Surabaya yang terbesar adalah pada debit 161 ml/menit. Sedangkan

pada debit yang sama yaitu 161 ml/menit dengan konsentrasi COD 537,6 mg

memberikan hasil penurunan yang paling besar terhadap penyisihan COD yaitu

sebesar 96.87 %. Hal ini dikarenakan faktor udara yang kurang memadai,

mengingat penelitian dilakukan di dalam ruangan. Udara dalam ruangan tersebut

tidak dapat mendesak masuk dalam limbah cair sehingga proses transfer oksigen

tidak berjalan maksimal dan nutrisi yang terkandung di dalam setiap sample yang

berbeda di setiap pengambilan. Apabila debit ditambahkan menjadi 188 ml/menit,

226 ml/menit, 282 ml/menit dan 376 ml/menit dengan konsentrasi COD yang

sama yaitu 537,6 mg, maka persen penyisihan COD mengalami penurunan

menjadi 93.76 %, 90.62 %, 85.15 % dan 50.78 %.

Hal ini menunjukkan bahwa semakin rendah debit yang diberikan maka

kemampuan penyisihan COD semakin meningkat. Debit aliran yang rendah

menunjukkan semakin lama waktu tinggal limbah cair di dalam reaktor RBC,

sehingga kemampuan penyisihan COD oleh bakteri semakin meningkat, karena

terjadi kontak yang lama antara limbah cair dengan bakteri yang menempel pada

biofilm yang ada. Mekanisme kontak tersebut dapat ditunjukkan pada transfer

oksigen pada limbah cair dan lapisan film atau lendir yang menempel pada

permukaan cakram. Pada saat cakram berputar sebagian biomassa yang terendam

limbah cair akan menguraikan zat organik yang terlarut dalam limbah cair

sekaligus akan kontak dengan oksigen terlarut yang berada dalam limbah cair.

Sedangkan pada saat cakram kontak dengan udara, biomassa akan mendapatkan

(29)

23

transfer oksigen bebas yang ada di udara. Lapisan biofilm yang telah kontak

dengan oksigen akan masuk ke dalam limbah cair dan akan mengembalikan cairan

yang tinggi oksigen ke dalam reaktor, sehingga akan menambah sirkulasi oksigen

terlarut di dalam limbah cair dan akan menjaga konsentrasi oksigen terlarut

menjadi relatif seragam dalam limbah cair. Peristiwa tersebut menyebabkan

semakin bertambah tebal lapisan lendir pada permukaan media, maka penyisihan

COD semakin besar pula.

Dengan bertambahnya waktu tinggal limbah cair dalam reaktor proses

akan memberikan kesempatan pada bakteri untuk mendegradasi beban organik

pada limbah cair dalam jumlah yang besar. Sehingga kemampuan reaktor RBC

dalam melakukan penyisihan COD akan bertambah besar pula seiring dengan

bertambahnya waktu tinggal limbah dalam proses.

IV.2 Pengar uh Konsentr asi COD Ter hadap Pr osenta se Penyisihan COD

Konsentrasi COD yaitu dimana pencampuran antara limbah dengan air

dengan perbandingan yang dibutuhkan. Pada penelitian ini dilakukan dengan

beberapa variasi diantaranya dengan konsentrasi COD 628 mg/liter, 537,6

mg/liter, 480 mg/liter, 336 mg/liter, 211,2 mg/liter dan dengan variasi debit yaitu

376 ml/menit, 282 ml/menit, 226 ml/menit, 188 ml.menit, 161 ml/menit.

Pada Gambar IV.2 dibawah ini dapat dilihat kemampuan penyisihan COD

pada limbah cair domestik rumah makan KFC Ahmad Yani Surabaya dengan

memvariasikan konsentrasi COD.

(30)

24

Gambar IV.2 Hubungan antara konsentrasi COD (mg/liter) dengan prosentase

penyisihan COD pada berbagai debit (ml/menit)

Dari Gambar IV.2 di atas dapat dilihat bahwa persen penyisihan COD

limbah cair Rumah Makan KFC Ahmad Yani yang terbesar terletak pada

konsentrasi COD 537.6 mg dengan debit 161 ml/menit, yaitu sebesar 96.87 %.

Jika di bandingkan dengan hasil penelitian dari Rizka. N, 2010 yang mendapat

hasil konsentrasi COD sebesar 87,69 % pada konsentrasi COD 260 mg/l. Seperti

yang terlihat pada gambar di atas, pada konsentrasi COD 480 mg, 336 mg dan

212,2 mg dengan debit yang sama yaitu 161 ml/menit persen penyisihan COD

limbah cair Rumah Makan KFC Ahmad Yani mengalami kenaikan sebesar 80.00

%, 80.00 % dan 88.63 %. Terdapat 2 variasi konsentrasi COD yang jumlah %

penyisihannya sama. Hal ini disebabkan mikroba mengalami fase jenuh pada

debit 161 ml/menit dan pada konsentrasi COD influent 480 dan 336 mg/lt.

Kemudian pada konsentrasi COD 628.8 mg persen penyisihan COD limbah cair Debit (ml/ menit )

(31)

25

Rumah Makan COD Ahmad Yani mengalami penurunan menjadi 91.60 %. Hal

ini dikarenakan faktor udara yang kurang memadai, mengingat penelitian

dilakukan di dalam ruangan. Udara dalam ruangan tersebut tidak dapat mendesak

masuk dalam limbah cair sehingga proses transfer oksigen tidak berjalan

maksimal dan nutrisi yang terkandung di dalam setiap sample yang berbeda di

setiap pengambilan dan perbandingan masing – masing konsentrasi COD.

IV.3 Pengar uh Konsentr asi COD Ter hadap Pr osenta se Penyisihan TSS.

Dalam meningkatkan efisiensi pengendapan pada Rotating Biological

Contactors dapat dilakukan berbagai cara diantaranya menggunakan Clifier.

Penggunaan Clirifier ini selain sebagai tempat menempelnya flok dan

memudahkan flok untuk mengendap secara gravitasi.

Gambar IV.3 Hubungan antara konsentrasi COD dengan prosentase

penyisihan TSS pada berbagai debit (ml/menit)

Debit (ml/ menit )

(32)

26

Dari Gambar IV.3 di atas dapat dilihat bahwa persen penyisihan TSS

limbah cair Rumah Makan KFC Ahmad Yani yang terbesar terletak pada

konsentrasi COD 628,8 mg dengan debit 161 ml/menit, yaitu sebesar 94,74 %.

Seperti yang terlihat pada gambar di atas, pada konsentrasi COD 480 mg, 336 mg

dan 212,2 mg dengan debit yang sama yaitu 161 ml/menit persen penyisihan COD

limbah cair Rumah Makan KFC Ahmad Yani mengalami penurunan sebesar

83.33 %, 66.67 % dan 66.67%.

IV.4 Pengar uh Per tumbuhan Bakter i Pada Media Cakr am Ter hadap

Penyisihan COD.

Penyisihan beban organik limbah cair domestik dilakukan pada saat

biofilm tumbuh dan menempel pada seluruh permukaan cakram.Biofilm tersebut

berfungsi mengembalikan oksigen ke dalam limbah cair setelah mendapatkan

transfer oksigen bebas yang ada di udara. Oksigen tersebut digunakan oleh bakteri

untuk degradasi beban organik sekaligus untuk menjaga agar limbah cair dalam

reaktor tetap dalam kondisi aerob. Apabila biofilm mencapai ketebalan maksimal,

oksigen yang terdifusi tidak dapat dikonsumsi, maka oksigen tidak dapat

mencapai penetrasi secara penuh, sehingga pada bagian permukaan media akan

berada pada kondisi anaerobik. Pada saat biofilm mengalami ketebalan, beban

organik yang diadsorb dapat diuraikan bakteri namun tidak mencapai bakteri yang

berada di permukaan cakram. Sehingga biofilm tersebut akan terlepas dari

cakram. Limbah cair akan ikut melepas dan mendorong biofilm keluar. Ketebalan

maksimum biofilm tersebut berkisar antara 3 mm. Setelah itu lapisan biofilm baru

(33)

27

akan segera mulai tumbuh. Selain sebagai transfer oksigen, fungsi cakram adalah

sebagai tempat tumbuh biofilm. Sehingga semakin banyak cakram yang terdapat

dalam reaktor RBC semakin maksimal penyisihan COD terhadap limbah cair

domestik. Jumlah cakram dalam reaktor RBC disesuaikan dengan volume reaktor

RBC.

Agar limbah cair tetap dalam kondisi aerob diperlukan kecepatan putaran

yang tepat. Hal ini dikarenakan apabila kecepatan putaran terlalu lambat, kondisi

limbah cair menjadi anaerob, sebab transfer oksigen kurang berjalan maksimal.

Apabila kecepatan putaran terlalu cepat biofilm akan terkelupas dari cakram

karena biofilm bergesekan dengan limbah. Pada debit 376, 288, 226, 188, 161

ml/menit dengan jumlah cakram 30 buah dan kecepatan putaran 8 rpm, persen

penyisihan COD terbaik yaitu pada debit 161 ml/menit sebesar 96,87 % dan TSS

terbaik yaitu pada debit 161 ml/menit sebesar 94,74 %.

(34)

28

Gambar IV.4. Bakteri Pseudomonas Putida

Gambar IV.5. Bakteri Bacillus Subtilis

(35)

29

Gambar IV.6. BakteriSaccharomyces Cerevisae

(36)

30 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1. Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan terhadap limbah cair rumah makan

KFC Ahmad Yani Surabaya dapat diambil kesimpulan, bahwa kadar COD dalam

limbah cair rumah makan KFC Ahmad Yani Surabaya dapat diturunkan dengan

menggunakan reaktor RBC sesuai dengan baku mutu yang berlaku (Peraturan

Gubernur DKI Jakarta No.122 Tahun 2005), yaitu 100 mg/l pada COD dan 50

mg/l pada TSS. Pada konsentrasi COD 537,6 dan debit 161 ml/menit

memberikan kemampuan penyisihan COD yang optimum sebesar 96,87 % atau

dengan kadar COD akhir sebesar 16.80 mg/l. Kemampuan penyisihan TSS yang

optimum sebesar 94,74 % pada konsentrasi 537,6 dan pada debit 161 ml/menit.

Serta beberapa jenis mikroorganisme yang terdapat pada reaktor RBC diantaranya

Bakteri Pseudomonas Putida, Bakteri Bacillus Subtilis, Bakteri Saccharomyces

Cerevisae

V.2. Sar an

1. Pada penelitian ini hanya memakai 30 cakram dengan 3 stage, maka

disarankan untuk penelitian selanjutnya dapat memakai lebih dari 30

cakram untuk memberikan effluent yang lebih maksimal.

(37)

DAFTAR PUSTAKA

.

Anonim a, 2002, ”Teknologi Pengelolaan dan Pemanfaatan Sampah atau Limbah

Perkotaan”, Forum Kominikasi Mahasiswa Teknologi Pengelolaan dan

Pemanfaatan Sampah atau Limbah Perkotaan, Magister Sistem Teknik UGM,

Jogjakarta.

Anonim b, 2007, ”Pengolahan Limbah Domestik Septictank Menggunakan RBC Warga RT

34 RW 08 Kricak Kidul, Kecamatan Tegal Rejo, Jogjakarta ”, http:/www.mediainfo

kota.jogjakarta.go.id, 03 Maret 2012.

Anonim c, 2007, ”Pengolahan Air Buangan Industri Bir Multi Bintang Indonesia

Menggunakan RBC, Surabaya, http:/www.Repository.ipb.ac.id, 03 Maret 2012.

Anonim d, 2007, ”Pengolahan Limbah Cair Hotel Melia Purosani dengan Metode RBC,

Jogjakarta ”,http:/www.Sinta.ukdw.ac.id/sinta/search.jsp, 03 Maret 2012

Anonim e, 2007, ”Penjernihan Minyak Goreng Curah di Kota SoloMenggunakan RBC”,

http:/www.ft.uns.ac.id/muljadi.html, 03 Maret 2012

Anonim f, 2007, ”Pengolahan Limbah Kecap Piring Lombok Menggunakan RBC, Sukasari

Semarang ”, http:/www.majalah.tempointeraktif.com, 03 Maret 2012

Grady, L..C.P., and Lim, C.H., 1980, “Biological Wastewater Treatment”, Pollution

Engineering and Technology, New York.

Keputusan Gubernur Provinsi Jatim No. 45 Tahun 2002 Tentang Baku Mutu Limbah Cair

Domestik Industri dan Kegiatan Usaha Linnya.

Metcalf and Eddy, 2004,”Wastewater Engineering Treatment and Reuse”, 4nd Edition,

McGraw-Hill, New York.

(38)

Rizka, N., 2010, “Pengolahan Limbah Cair Industri Gula Dengan Menggunakan

RBC”,Teknik Lingkungan UPN ”Veteran” Jawa Timur

Yanti, S., 2008, “Pengolahan Limbah Cair Industri Tahu Dengan Menggunakan

RBC”,Teknik Lingkungan UPN ”Veteran” Jawa Timur.

Gambar

Tabel II.1  Keputusan Gubernur Jawa Timur No. 45 Tahun 2002
Gambar II.2 Rotary Biological Contactor (RBC)
Gambar III.1 Skema diagram alir pengolahan dengan RBC
Tabel IV.1. Analisa awal air limbah Rumah Makan KFC Ahmad Yani
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kompetensi aparat di Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta belum optimal, karena selain jumlahnya terbatas, juga masih ada yang belum semuanya pernah melakukan pelatihan

User dapat mengetahui nama anggota beserta alamat anggota yang belum mengembalikan buku beserta tanggal buku tersebut harus di kembalikan Sistem harus dapat melakukan

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan dalam menyelesaikan permasalahan CVRP menggunakan algoritma sweep, diperoleh total jarak tempuh kendaraan yaitu 142.9 km

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN IKIP

Merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi dari semua jenis informasi yang tertulis lengkap dalam catatan lapangan ( fieldnote ). Proses ini

5) Anjar Permana (2012) Pengaruh Dana Pihak Ketiga dan Kredit Yang Diberikan Terhadap Rentabilitas. Dari hasil Uji Hipotesis dapat ditarik kesimpulan bahwa Dana pihak

Hasil data penelitian yang telah dijelaskan diatas memiliki korelasi atau hubungan yang positif terhadap teori dan atau hasil- hasil penelitian terdahulu yang

Dari beberapa hasil penelitian sebelumnya dapat diidentifikasi beberapa masalah yang cukup lama menjadi kendala seperti bahan baku yang sulit didapat dan harganya