• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGOLAHAN DAN PENGELOLAAN LIMBAH CAIR INDUSTRI PENYEMPURNAAN - TEKSTIL YANG RAMAH LINGKUNGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGOLAHAN DAN PENGELOLAAN LIMBAH CAIR INDUSTRI PENYEMPURNAAN - TEKSTIL YANG RAMAH LINGKUNGAN"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PENGOLAHAN DAN PENGELOLAAN LIMBAH CAIR

INDUSTRI PENYEMPURNAAN - TEKSTIL

YANG RAMAH LINGKUNGAN

D . M a l i k

Karyasiswa S3 Manajemen Industri PDIE UII Yogyakarta Dept/Jurusan Teknik Kimia -Tekstil

Fakultas Teknologi Industri UII Jl. Kaliurang Km. 14,5 Yogyakarta, 55582 Telpon no.(0274)895287; fax:(0274)895007

Email:malik_fti@yahoo.com

Abstrak

Industri penyempurnaan-tekstil merupakan salah satu industri yang memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi nasional, dan sampai sekarang masih merupakan salah satu industri andalan Indonesia dalam menumbuhkan devisa negara. Tetapi, seperti industri yang lain, industri tekstil, khususnya industri kimia- tekstil, juga menghasilkan limbah yang dapat mencemari lingkungan sekitarnya, sehingga dapat menyebabkan terjadinya kerusakan ekosistem, terganggunya kehidupan makhluk hidup (termasuk manusia), dan rusaknya sumberdaya alam. Bagian-bagian penting dari teknologi pengolahan limbah industri kimia- tekstil meliputi pengendalian dan pengolahan limbah cair . limbah yang berupa cair diolah secara fisika, kimia, biologi dan lain-lain,. Teknologi pengolahan limbah industri kimia-- tekstil yang efisien dan efektif sangat dipengaruhi oleh teknik dan manajemen minimasi limbah yang dilakukan secara terpadu terhadap kegiatan kunci, seperti pengurangan limbah, pencegahan pengawasan/pengendalian dan perencanaan yang cermat sehingga diperoleh hasil berupa industri penyempurnaan tekstil yang berkelanjutan serta ramah lingkungan

Kata kunci: pengolahan&pengelolaan limbah cair, industri penyempurnaan- tekstil,

ramah lingkungan.

1. Pendahuluan

Tekstil merupakan salah satu bahan pokok yang dibutuhkan masyarakat, memegang peranan penting di dalam sistem ekonomi nasional, dan sampai sekarang industri tekstil masih merupakan salah satu industri andalan dalam menumbuhkan devisa negara.

Sebagaimana industri-industri yang lain, disamping mempunyai segi positif, disisi lain industri tekstil juga mempunyai segi negatif, yaitu menghasilkan limbah yang dapat mencemari lingkungan. Dengan makin pentingnya industri yang berwawasan lingkungan, apalagi dengan dikeluarkan UU Nomor 4 tahun 1982, Peraturan Pemerintah Nomor 29 tahun 1986 serta beberapa kebijakan pemerintah dan sikap-sikap lembaga-lembaga swadaya masyarakat baik di tingkat internasional, nasional maupun regional (daerah) yang berkaitan dengan masalah pelestarian lingkungan, maka cepat atau lambat semua industri tekstil harus mengolah limbahnya agar mencapai mutu yang disyaratkan.

Di Indonesia, suatu pabrik tekstil dapat merupakan suatu pabrik yang hanya melakukan proses pemintalan, proses pertenunan/perajutan, proses penyempurnaan atau proses pembuatan pakaian jadi (garmen) saja. Banyak pabrik yang hanya melakukan beberapa proses tersebut, tetapi ada pula yang merupakan suatu pabrik yang terintegrasi di mulai dari pembuatan benang hingga proses penyempurnaan. Oleh karena itu, pada suatu pabrik tekstil, teknologi proses, mesin-mesin tekstil, permasalahan dan dampaknya terhadap lingkungan, sangat tergantung pada jenis dan jumlah bahan baku, bahan penolong, air,

(2)

Pada tulisan ini akan difokuskan pada pengolahan limbah pada industri (proses) penyempurnaan tekstil, karena pada industri ini dikenal paling banak menghasilkan beberapa macam limbah, baik limbah cairdan limbah gas yang menimbulkan pencemaran lingkungan sekitarnya, sehingga dapat menyebabkan terjadinya kemunduran atau bahaya bagi kesehatan manusia, terganggunya kehidupan, terganggunya ekosistem dan rusaknya sumberdaya alam.

2. Proses Industri Penyempurnaan Tekstil dan Dampak Terhadap Lingkungan

Keberadaan industri tidak dapat dipisahkan dari lingkungan, karena itu limbah industri berupa limbah cair, limbah udara, limbah suara dan limbah padat, perlu dikendalikan dan diolah sehingga bersih dan bebas pencemaran sebelum dibuang ke lingkungan. Industri penyempurnaan tekstil adalah industri yang melakukan kegiatan proses basah tekstil yang paling banyak menimbulkan pencemaran, karena mengerjakan tekstil dalam larutan zat kimia dengan menggunakan air sebagai mediumnya, dengan menghasilkan kain putih (gray), kain celup atau cap.

Tahapan proses persiapan persiapan penyempurnaan dan proses penyempurnaan akhir dapat berbeda, tergantung pada jenis kain (serat), yang diproses serta kualitas produk yang ingin dihasilkan. Demikian juga untuk setiap tahapan proses dapat digunakan alat/mesin yang berlawanan. Demikan pula kondisi proses serta jenis bahan yang digunakannya dapat berlainan tergantung pada jenis serat dan kualitas produk yang ingin dihasilkan. Proses-proses ini selain dapat dilakukan keseluruhannya secara berurutan, dapat pula dilakukan sebagian atau dimodifikasi, bergantung kepada jenis bahan tekstil yang akan dikerjakan, alat yang tersedia dan hasil akhir yang diharapkan.

Adanya penggunaan zat kimia seperti alkali, asam, kanji, oksidator, reduktor elektrolit, zat aktif permukaan (surfaktan), zat warna, polimer sententik dan panas, dapat menyebabkan air buangan industri tekstil bersifat alkali atau asam, COD dan BOD tinggi, berwarna, berbusa, bau dan panas.

Tingkat pencemaran yang ditimbulkan bergantung pada macam bahan yang dikerjakan, proses pengerjaan dan jenis mesin/alat yang digunakan. Diagram alir proses pencelupan dan pencapan masing-masing disajikan pada gambar 1 dan 2.

Pada umunya karakteristik limbah cair yang dikeluarkan dari beberapa tahapan proses penyempurnaan untuk bahan kapas, Rayon, Poliester dan campurannya, mengeluarkan limbah cair, dengan kadar bahan pencemaran yang relatif tinggi. Pencemaran yang tinggi juga dikeluarkan dari proses pemasakan, pengelantangan, pencelupan dan pencapan. Disamping itu, pencucian setelah pencelupan dan pencapan juga mengeluarkan bahan pencemaran yang perlu diperhatikan.

Tahap Proses Fungsi Limbah Pemeriksaan (Inspecting) - Memeriksa kualitas kain gray - Padat (potongan

kain

Pembakaran bulu (Singeing)

- Membakar bulu-bulu (umumnya serat alam)

- Gas (besing)

Penghitungan kanji (Desizing) - Menghilangkan kanji - Cair

Pemasakan (Scouring) - Menghilangkan lemak/minyak alam (khusus kapas)

- Cair

Pengelantangan (Bleaching) - Menghilangkan pigmen-pigmen alam - Cair

Merserisasi (Mercerizing) - Menambah kekuatan dan daya serap kapas terhadap zat warna

(3)

Pencelupan (Dyling) - Mewarnai kain - Cair

Pengeringan (Drying) - Mengeringkan kain - Cair

Penyempurnaan (Finishing) - Menyempurnakan (dengan resin-resin) - Cair

Calender - Merapikan kain jadi - Gas

Pemeriksaan (Inspecting) - Memeriksa kain jadi - Padat (potongan kain)

Pengemasan (Packing) - Pengepakan kain jadi - Padat (kertas ; plastik) Gambar 1 . Diagram Aliran Proses Pencelupan (Dyeing)

Tahap Proses Fungsi Limbah Pemeriksaan (Inspecting) - Memeriksa kain yang akan

dicap

- Padat (potongan kain)

Pembakaran bulu (Singeing) - Membakar bulu-bulu (umumnya serat alam)

- Gas (besing)

Pembakaran bulu (Singeing) - Membakar bulu-bulu (umumnya serat alam)

- Gas (besing)

Pencapan (Printing) - Memberi corak dan warna pada kain

- Padat (potongan kain)

Pengukuran/pemanggangan (Stearning/baking)

- Pengeringan kain - Gas

Pencucian (Washing) - Pencucian kain setelah dicap - Cair Penyempurnan (Finishing) - Penyempurnaan

(dengan resin-resin)

- Cair - Gas

Pengemasan (Packing) - Pengepakan kain jadi - Padat

(kertas ; plastik; dll.) Gambar 2 . Diagram Aliran Proses Pencepan (Printing)

(4)

3. Pengolahan Limbah

Industri penyempurnan tekstil yang di dalam kegiatan prose produksinya banyak menggunakan zat warna dan zat kimia yang membawa masalah lingkungan, karena sebagian zat kimia dan zat pembantu tekstil akan dibuang ke lingkungan bersama-sama limbah gas/udara, limbah cair dan padat. Limbah-limbah tersebut harus diolah dan dikendalikan agar tidak menimbulkan pencemaran lingkungan.

3.1. Pengolahan Limbah Cair

Pengolahan limbah cair dilakukan untuk mengurangi zat pencemar, seperti zat organik, senyawa mengandung netrogen, padatan tersuspensi/terendapkan, senyawa garam dan lain-lain. Kebayakan zat pencemar tersebut terutama zat organik, merupakan zat penyerap oksigen, sehingga mengurangi kadar oksigen terlarut di dalam air dan menggangu kehidupan biota air. Disamping itu zat pencemar limbah cair sering keluar dari proses dalam keadaan panas, sehingga perlu didinginkan sebelum diolah. Pengolahan limbah cair dari dilakukan secara fisika, kimia, biologi dan lain-lain.

Hasil limbah cair dari penyempurnaan kapas biasanya langsung diproses secara biologi, karena proses kimia secara koogulasi dan fiskulasi membutuhkan banyak koogulan untuk menghilangkan BOD yang tinggi. Kecuali untuk limbah zat warna biasanya tidak dapat hilang pada proses biologi, maka perlu dilakukan proses koogulasi kimia atau absorpsi dengan karbon aktif. Untuk mencapai hasil yang baik secara ekonomis perlu dilakukan hal-hal berikut :

a) Perlu dilakukan segregasi untuk limbah pencelupan yang mengandung garam-garam krom atau tembaga yang digunakan untuk tahan luntur pada zat warna direk. Selanjutnya diolah secara proses pengendapan garam-garam logam berat dan diberlakukan secara khusus sebagai limbah dari bahan beracun berbahaya ( B3 ).

b) Limbah pencelupan lainnya juga dipisahkan sebelum proses pembilasan, untuk diolah khusus secara koogulasi dan flakulasi, baru kemudian dicampur dengan limbah lain untuk di proses secara biologi atau secara proses penyerapan oleh karbon aktif.

c) Perlu dilakukan pengkondisian terhadap limbah cair sebelum pengolahan secara biologi antara lain suhu yang sesuai dengan suhu pembiyaan mikroorganisme ( sekitar 35 oC ), pH antara 6,5 – 9,5, penambahan nutrisi apabila diperlukan, pengontrakan lainnya sesuai dengan jenis mikroorganismenya secara anaerab, anerab, nitrifikasi atau denitrifikasi.

Selain hal-hal tersebut, adanya detergen, zat pembasah, garam elektrolet dan sisa-sisa serat di dalam limbah cair perlu dipertimbangkan pemilihan cara pengolahan limbah cair, dan hasil yang dicapai.

Tabel 1. Efisiensi hasil beberapa cara pengolahan limbah cair dari industri tekstil 1)

Cara pengolahan BOD (%) SS (%) TDS (%)

- Penyaring (Screening) 0 - 5 5 - 20 0

- Sedi tanpa koogulan 5 - 12 15 - 20 0

- Koogulasi dan flokulasi 25 - 60 30 - 90 0 – 50

- Trickling filter (aerob) 40 - 85 80 - 90 0- 30

- Lumpur aktif (aerob + anerob) 75 - 95 85 - 95 0 – 40 - Kalam biasa (aerob + anerob) 30 - 80 30 - 80 0 – 40 - Kalam aerasi (aerob + anerob + denitrifikasi) 50 - 95 50 - 95 0 - 40 Keterangan : BOD = Biohemical oxygen demond

SS = Saspended Salid TDS = Total Dissaeved Salid

(5)

3.2.Jenis Limbah UPL

Dari unit pengolahan limbah (UPL) terutama limbah cair, dihasilkan beberapa jenis limbah, yaitu limbah padat/cair, limbah fasa cair dan limbah fasa gas.

Tabel 2. Efisiensi proses pengeringan lumpur (pemisah padatan dari cairan) 4).

Cara Pengolahan Efisiensi pengeringan (%) dari lumpur

Kapur Koogulasi

- Pemekatan gravitasi 15 - 30 3 – 4

- Pemekatan sentrifugal 55 - 65 10 – 20

- “Belt filter press” - -

- “Vacuum filter” 45 - 60 30 – 45

- “Pressure filter” 55 - 60 20 – 25

- “Sand drying bed” 50 20 – 25

- Kolam penguapan 50 - 60 7 – 15

Aspek teknologi pengolahan limbah industri penyempurnaan tekstil yang efisien sangat dipengaruhi oleh teknik minimisasi limbah (source reductive) melalui beberapa perubahan produk, pencegahan dan perencanaan yang cermat; kontrol bahan (product control) terhadap perubahan input bahan, perubahan teknologi dan pelaksanaan operasi yang baik; juga terhadap kegiatan daur-ulang (recycling) di dalam maupun di luar lokasi industri, seperti pemanfatan dan penggunaan kembali (use and reuse) dan reklamasi (recovery) mengembalikan bahan pembantu dari limbah.

4. Kesimpulan

1. Industri penyempurnaan- tekstil merupakan salah satu industri hilir, disamping mempunyai dampak positif (penghasil devisa negara) juga membawa dampak negatif (menimbulkan pencemaran lingkungan), dan tingkat pencemaran yang ditimbulkan bergantung pada macam bahan yang dipakai, proses dan jenis alat/mesin yang digunakan. Limbah terebut harus diolah dan dikendalikan agar tidak mencemari lingkungan.

2. Pengelolaan &Pengolahan limbah cair dapat dilakukan secara fisika, kimia, biologi dan lain-lain, dan dapat dilakukan dengan berbagai cara dengan efisiensi yang berbeda tergantung dengan jenis teknologi pengolahan yang digunakan.

3. Pengolahan &pengelolaan limbah cair industri penyempurnaan tekstil yang ramah lingkungan sangat dipengaruhi oleh teknik minimisasi limbah yang dilakukan secara terpadu terhadap kegiatan kunci, seperti pengurangan limbah, pencegahan dan perencanan yang cermat, dan lain-lain.

Daftar Pustaka

1. Budiman,A. 2001;Penghematan limbah energi-kimia secara efisien,jurnal PSE-UGM,yogyakarta 2. Atkins, M.H. and Lowe J.F., 1982, Case studies in Pollution control measures in the Textile

dyeing and finishing industries, Pergamon Press, ISA Edition, London.

3. Boma W.T., Limbah dan Permasalahannya, makalah, Training Workshop, Teknik Pengolahan Limbah, Yogyakarta, 1992.

4. BPPI/SOPWI-BBT, 1995, Panduan Penggunaan Teknologi Bersih untuk Industri Tekstil dengan Pencelupan, Kerjasama antara Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (PBBI), Pusat Penelitian dan Pengembangan Suber daya Prasarana dan Wilayah Industri (SDPWI) dengan Balai Besar Tekstil (BBI), Bandung.

Gambar

Tabel 1.  Efisiensi hasil beberapa cara pengolahan limbah cair dari industri tekstil  1)
Tabel  2.  Efisiensi proses pengeringan lumpur (pemisah padatan dari cairan)  4).

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini adalah variabel inflasi, suku bunga SBI, nilai tukar rupiah terhadap dollar, dan cadangan devisa secara bersamaan berpengaruh signifikan terhadap Penanaman Modal

Skripsi berjudul Studi Buta Warna pada Siswa Sekolah Dasar di Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember, telah diuji dan disahkan Oleh Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Dari segi keamanan negara, dampak dari pengaturan wilayah udara di Kepulauan Riau dan Natuna oleh FIR Singapura terhadap kedaulatan negara Indonesia adalah terjadinya

5) Anjar Permana (2012) Pengaruh Dana Pihak Ketiga dan Kredit Yang Diberikan Terhadap Rentabilitas. Dari hasil Uji Hipotesis dapat ditarik kesimpulan bahwa Dana pihak

Dari hasil tabulasi menunjukan penentuan tingkat pendapatan responden berdasarkan Histogram : hasil tabulasi data mengenai tingkat pendapatan masyarakat yang diukur dengan

Memperoleh gambaran empirik kepemimpinan kepala SMA swasta Islam, terutama dilihat dari aspek-aspek: (a) faktor-faktor organisasional yang mendasari kemampuan kepemimpinan

Untuk melihat pengaruh pemikiran Muhammad Ibnu Abdul Wahhab terhadap dakwah purifikasi Muhammadiyah di Indonesia melalui jalur guru, tokoh dan kenalan Ahmad Dahlan sampai