• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PEMBERIAN KREDIT PRODUK KCA (KREDIT CEPAT AMAN) DAN PENANGANAN KREDIT MACET PADA PT. PEGADAIAN CABANG WONOKROMO SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PEMBERIAN KREDIT PRODUK KCA (KREDIT CEPAT AMAN) DAN PENANGANAN KREDIT MACET PADA PT. PEGADAIAN CABANG WONOKROMO SURABAYA."

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Oleh :

BELLA RISTIANI

1013010084/FE/EA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

J AWA TIMUR

(2)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syaratan

Dalam Memperoleh Gelar Sar jana EKONOMI DAN BISNIS

Pr ogdi Akuntansi

Diajukan Oleh :

BELLA RISTIANI

1013010084/FE/EA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

J AWA TIMUR

(3)

CABANG WONOKROMO SURABAYA

Disusun Oleh :

BELLA RISTIANI

1013010084/FE/EA

telah dipertahankan dihadapan

dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi

Progdi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur

Pada tanggal 28 Maret 2014

Pembimbing : Tim Penguji :

Pembimbing Utama Ketua

Dra. Ec. Muslimin, M.Si

Dr.Sri Trisnaningsih, SE, MSi

Sekretaris

NIP.196509291992032001

Dra. Ec. Dyah Ratnawati, MM

Anggota

Drs. Ec. Sjar ief Hidayat, M.Si

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Jawa Timur

(4)

penulis dapat menyelesaikan tugas akhir penulisan skripsi dengan judul : “ ANALISIS PEMBERIAN KREDIT PRODUK KCA (KREDIT CEPAT AMAN) DAN PE NANGANAN KREDIT MACET PADA PT.PEGADAIAN CABANG WONOKROMO SURABAYA” dengan baik.

Pada kesempatan yang berbahagia ini, penulis sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan sehingga dapat menyelesaikan tugas-tugas sebagai mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Ucapan terima kasih khususnya penulis sampaikan kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. H. Dhani Ichsanuddin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Dr. Hero Priono, SE, MSi, Ak, CA, selaku Kepala Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

4. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, MSi, selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan selama penyusunan penulisan ini.

(5)

Mbak Rizka, Okta yang selalu memberi semangat dan doa serta kasih sayang, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.

8. Seluruh pegawai Pegadaian Cabang Wonokromo yang telah mengijinkan penulis melakukan penelitian di Pegadaian Cabang Wonokromo dan telah memberikan data-data perusahaan yang dibutuhkan penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan atas kebaikan dengan limpahan Rahmat-Nya yang berlipat ganda, Amin.

Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena itu saran dan kritik sangat diharapkan demi perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini, dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi akademika UPN “Veteran” umumnya, serta bagi mahasiswa Program Studi Akuntansi khususnya.

Surabaya, 17 Februari 2014

(6)

iii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

ABSTRAKSI ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... ... 1

1.1. Latar Belakang ... ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... ... 4

1.4. Manfaat Penelitian ... ... 5

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA ... .. 6

2.1. Penelitian Terdahulu ... ... 6

2.2. Landasan Teori ... ... 9

2.2.1. PT. Pegadaian ... ... 9

2.2.1.1. Pengertian PT. Pegadaian ... 9

2.2.2. Kredit ... 10

2.2.2.1. Pengertian Kredit ... .. ... 10

2.2.2.2. Keputusan Pemberian Kredit ... 11

(7)

iv

2.2.2.7. Jaminan Kredit ... 17

2.2.2.8. Besarnya Jumlah Pinjaman ... 17

2.2.3. Analisis Kredit PT. Pegadaian ... 19

BAB III METODE PENELITIAN ... .... .. 22

3.1. Jenis Penelitian ... . .. 22

3.2. Alasan Menggunakan Metode Kualitatif ... 24

3.3. Lokasi Penelitian ... 24

3.4. Penentuan Informan ... 24

3.5. Jenis Data ... 25

3.6. Teknik Pengumpulan Data ... 25

3.7. Teknik Analisis Data ... 26

3.8. Rencana Pengujian Keabsahan data ... 31

BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 32

4.1 Deskripsi Objek Penelitian ... .. .. 32

4.1.1 Sejarah PT. Pegadaian ... .. .. 32

4.1.2 Visi dan Misi Objek Penelitian ... .. 35

(8)

v

4.2.2 Penanganan kredit macet ... .. 40

4.2.3 Prosedur kredit Pegadaian ... . .. 41

4.2.4 Kualitas pelayanan Pegadaian terhadap nasabah ... 42

4.2.5 Perhitungan pemberian kredit PT. Pegadaian ... .. 43

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... .. ... 44

5.1 Kesimpulan ... 44

5.2 Saran ... 45 DAFTAR PUSTAKA

(9)
(10)

ANALISIS PEMBERIAN KREDIT PRODUK KCA (KREDIT

CEPAT AMAN) DAN PENANGANAN KREDIT MACET PADA

PT.PEGADAIAN CABANG WONOKROMO SURABAYA

BELLA RISTIANI

1013010084

ABSTRAK

Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan

itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam – meminjam antara pihak

perusahaan dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi

hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau

pembagian hasil keuntungan. Pihak Pegadaian terlebih dahulu melakukan penilaian

terhadap nasabah untuk mengetahui layak atau tidak nasabah tersebut untuk

menerima pinjaman kredit.

Dalam rangka mengurangi adanya kredit macet terhadap calon peminjam atau

nasabah Pegadaian menganalisis dengan menerapkan prinsip 5C (character, capital,

capacity, collateral, condition of economy). Dalam memutuskan suatu persetujuan

atas pemberian kredit diadakan seleksi secara benar dan teliti guna untuk

memperkecil adanya kredit macet yang dapet merugikan perusahaan terutama

pengelola cabang Pegadaian Wonokromo. Menciptakan efektivitas dalam pemberian

kredit dan meminimalisir dengan adanya penyimpangan yang dilakukan oleh calon

nasabah atau nasabah.

(11)

DAFTAR TABEL

Gambar 12 : Tabel penggolongan uang pinjaman, sewa modal dan biaya

administrasi

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Untuk mengatasi kesulitan dimana kebutuhan dana dapat dipenuhi tanpa kehilangan barang-barang berharga, maka masyarakat dapat menjaminkan barang-barangnya ke lembaga tertentu. Barang yang dijaminkan tersebut pada waktu tertentu dapat ditebus kembali setelah masyarakat melunasi pinjamannya. Kegiatan menjaminkan barang-barang berharga untuk memperoleh sejumlah uang dan dapat ditebus kembali setelah jangka waktu tersebut kita sebut dengan nama usaha gadai. (Kasmir, 2001 : 246)

(13)

Berdasarkan Kepres No. 51 tahun 1981 pasal 2 (dua) ditetapkan bahwa PT. Pegadaian memiliki tugas melaksanakan penyaluran uang pinjaman atas dasar hukum gadai dan fidusia berdasarkan kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan yang disebutkan dalam Pasal 3 bahwa untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksudkan di dalam pasal 2 bahwa PT. Pegadaian memiliki tugas membina penyaluran kredit atas dasar hukum gadai dan fidusia. PT. Pegadaian memiliki peran yang sangat signifikan bagi perekonomian Negara. Dilihat dari fungsi yaitu penyalur dana kepada pihak yang membutuhan dengan mengumpulkan dana dari pihak yang memilikinya. PT. Pegadaian memiliki motivasi yaitu memperoleh laba, maka PT. Pegadaian merupakan lembaga keuangan yang dapat dikategorikan sebagai lembaga pembiayaan (www.pegadaian.co.id).

(14)

Untuk mengetahui seberapa jauh kemungkinan calon kreditur dalam memenuhi kewajiban untuk melunasi utang pokok beserta bunga dan sekaligus untuk memperkecil resiko yang mungkin timbul dan pemberian kredit. Kebutuhan gadai saat ini sangat dibutuhkan oleh golongan ekonomi menengah kebawah karena sedikitnya prosedur yang diberikan akan memudahkan para nasabah untuk memperoleh pinjman kredit yang dilakukan dengan cara gadai untuk kebutuhan konsumtif. Selain mudahnya prosedur yang diberikan oleh PT. Pegadaian dengan cepat, sehingga para nasabah dapat memperoleh barang yang diinginkan pada waktu pelaksanaan lelang dengan harga relatif mudah terjangkau dan sesuai dengan penghasilan yang didapatkan, sehingga dari tahun ke tahun nasabah PT. Pegadaian akan mengalami peningkatan sesuai dengan meningkatnya kebutuhan ekonomi.

Kredit KCA adalah pinjaman yang berdasarkan hukum gadai dengan prosedur pelayanan yang mudah, aman dan cepat. Pemberian pinjaman kredit KCA jangka pendek mulai dari Rp 20.000 sampai dengan Rp 20.000.000. Dengan jangka waktu kredit maksimum 4 bulan atau 120 hari, dapat diperpanjang dengan cara hanya membayar uang sewa modal.

(15)

terakhir, nasabah menerima uang sewa modal dan menandatangani Surat Bukti Kredit (SBK). Pada saat pelunasan nasabah dengan ketentuan bahwa uang pinjaman akan ditambahkan dengan sewa modal maksimal, pelunasan dapat dilakukan sebelum 120 hari atau 4 bulan dari barang digadaikan.

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul “Analisis

pemberian kredit produk KCA (Kredit Cepat Aman) dan

penanganan kredit macet pada PT. Pegadaian Cabang Wonokromo

Surabaya”

1.2. Perumusan Masalah

Bagaimana pemberian kredit dan penanganan kredit macet di PT. Pegadaian Cabang Wonokromo Surabaya ?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana analisis pemberian kredit KCA pada PT. Pegadaian Cabang Wonokromo Surabaya.

2. Untuk memahami analisis pemberian kredit KCA dengan pendekatan 5C calon nasabah peminjam kredit.

(16)

1.4. Manfaat penelitian

1. Bagi Akademis

Sebagai bahan masukan yang bermanfaat kemajuan studi dan perkembangan Ilmu EUkonomi khususnya dibidang kredit.

2. Bagi PT. Pegadaian Cabang Wonokromo

Penelitian ini dapat membantu sumbangan pemikiran untuk mengembangkan pengambilan keputusan yang lebih baik lagi dalam menyelesaikan masalah pengelolaan kredit gadai.

3. Bagi peneliti

(17)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat dipakai sebagai bahan masukan serta sebagai bahan pengkaji yang berkaitan dengan penelitian ini antara lain:

1. “Analisis Pemberian Kredit Angsuran Sistem Fidusia Perum.

Pegadaian Cabang Lemabang”

a. Perumusan masalah

1. Kurangnya faktor character calon peminjam kredit yang dilakukan oleh analisis sehingga tidak diketahui sifat-sifat pribadi, watak, dan kejujuran calon peminjam dalam memenuhi kewajiban financialnya.

2. Kurangnya faktor capacity calon peminjam menyangkut kemampuan dalam menjalankan usahanya.

(18)

4. Kurangnya faktor collateral calon peminjam dalam analisis besarnya suatu aktiva sebagai jaminan kredit yang diberikan oleh Perum. Pegadaian.

5. Kurangnya faktor condition calon peminjam yang dilakukan oleh analisis perusahaan dalam melihat kondisi ekonomi serta kondisi sektor usaha nasabah.

b. Kesimpulan

1. Perum. Pegadaian Cabang Palembang pada umumnya telah melakukan prosedur analisis dengan cukup baik. Namun dalam melakukan analisis character calon peminjam kredit kurang diperhatikan sehingga mengakibatkan kredit macet, misalnya dalam mengenal lebih dekat kepribadian calon peminjam kredit sedangkan dalam menganalisis capacity calon peminjam kredit, misalnya dalam menilai kemampuan calon peminjam kredit dalam mengelola usaha.

(19)

3. Analisis kurang memperhatikan condition calon peminjam kredit, misalkan pada saat melakukan survey ke tempat usaha atau rumah calon peminjam kredit dan kurangnya tim analisis untuk melakukan analisis kepada calon peminjam kredit sehingga pada saat melakukan analisis kurang efektif dan efisien.

2. “Analisis Pemberian Kredit Produk KCA (Kredit Cepat Aman)

Pada Perum. Pegadaian Cabang Klampis Bangkalan

a) Perumusan masalah

“Bagaimana pengelolaan kredit gadai produk KCA (Kredit Cepat Aman) di Perum. Pegadaian Cabang Klampis Bangkalan?”

b) Kesimpulan

(20)

2.2. Landasan Teori

2.2.1 PT. Pegadaian

2.2.1.1. Pengertian PT. Pegadaian

PT. Pegadaian merupakan perusahaan yang memiliki hak monopoli berdasarkan undang-undang. Pemerintah mempunyai pertimbangan yang positif dengan memberikan hak monopoli kepada PT. Pegadaian. Salah satunya adalah untuk menjaga kepastian keamanan barang-barang yang umumnya sangat berarti bagi pemiliknya (www.pegadaian.co.id).

Menurut UU hukum perdata pasal 1150, gadai adalah suatu hak yang diperoleh seseorang yang mempunyai piutang atas suatu barang bergerak. Perusahaan umum pegadaian adalah satu-satunya badan usaha di Indonesia yang secara resmi mempunyai izin untuk melaksanakan kegiatan lembaga keuangan beruapa pembiayaan dalam bentuk penyaluran dana ke masyarakat atas dasar hukum gadai (hendra-ssetyawan.blogspot.com).

(21)

Dari definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa, PT. Pegadaian adalah suatu lembaga keuangan yang bergerak dibidang jasa keuangan yang meminjaman dana kepada masyarakat untuk kepentingan pribadi

2.2.2 Kredit

2.2.2.1. Pengertian Kredit

Kredit berasal dari bahasa yunani “credere” yang berarti kepercayaan atau dalam bahasa latin “creditum” yang berarti kepercayaan dan kebenaran karena itu adalah dasar dari kredit adalah kepercayaan. Dengan demikian istilah kredit memiliki arti khusus yaitu meminjamkan uang atau penundaan pembayaran (Diding : 2003).

Menurut Thomas Suyatna, dkk (1989) kredit adalah suatu perjanjian bahwa pihak kesatu memberikan prestasi baik berupa barang, uang atau jasa kepada pihak lain, sedangkan contra prestasi akan diterima kemudian dalam jangka waktu tertentu (Harijanto, 1996 : 10).

(22)

prestasi itu akan dikembalikan lagi pada suatu masa tertentu yang akan datang disertai dengan kontra prestasi yang berupa bunga (Diding : 2003).

Selanjutnya pengertian kredit menurut UU No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan bahwa, kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan, atau pembagian hasil keuntungan (Harijanto, 1996 : 9-10).

2.2.2.2. Keputusan Pemberian Kredit

Keputusan pengambilan kredit hanya di lakukan oleh Pejabat pemutus kredit atau pimpinan kantor cabang, sebelum memberikan putusan kredit terlebih dahulu pimpinan kantor cabang harus memeriksa dan meneliti kelengkapan kredit. Berdasarkan pengalaman dan pengetahuan bisnis yang dimiliki, pimpinan kantor cabang melihat analisis dan evaluasi yang dibuat oleh penaksir mampu memberikan putusan kredit secara akurat. Putusan kredit memuat antara lain: struktur dan tipe kredit, syarat dan ketentuan kredit.

Berikut ini adalah putusan kredit yang disetujui oleh pimpinan kantor cabang yang selanjutnya diserahkan ke bagian administrasi, antara lain : a. Memberikan surat penawaran putusan kredit kepada nasabah yang

(23)

yang harus dipenuhi oleh nasabah. Di dalam surat penawaran harus mencantumkan jatuh tempo kepada pemohon untuk memberikan persetujuan atau penolakan. Apabila dalam jangka waktu yang telah ditentukan nasabah tidak bisa menebus barang jaminan maka akan dilakukan pelelangan,

b. Mempersiapkan dokumen perjanjian kredit sebagai perjanjian pokok. Perjanjian kredit dapat dibuat sesuai resiko kredit menurut pimpinan kantor cabang dengan cara notariil ataupun dibawah tangan. Semua perjanjian kredit memuat secara lengkap unsur-unsur.

c. Mempersiapkan dokumen perjanjian perikatan agunan yaitu perjanjian yang dibuat berdasarkan perjanjian kredit yang bersangkutan.

2.2.2.3. Unsur-Unsur Kredit

Unsur yang terkandung dalam pemberian suatu kredit adalah sebagai berikut (Kasmir, 2001 : 94) :

a. Kepercayaan

(24)

b. Kesepakatan

Disamping unsur percaya didalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan ini terdapat dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing-masing-masing. c. Jangka Waktu

Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek, jangka menengah, atau jangka panjang.

d. Resiko

Suatu tenggang waktu pengembalian akan meneyebabkan suatu resiko tidak tertagihnya atau macet pemberian kredit. Semakin panjang suatu kredit semakin besar resikonya demikian pula sebaliknya.

e. Balas jasa

(25)

2.2.2.4. Tujuan Kredit

Menurut (Kasmir, 2001 : 95-96) pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai tujuan tertentu. Tujuan pemberian kredit tersebut tidak akan terlepas dari misi bank tersebut didirikan. Adapun tujuan utama pemberian suatu kredit antara lain :

1. Mencari keuntungan, Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut. Hasil tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah.

2. Membantu usaha nasabah, Tujuan lainnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak debitur akan dapat mengembangkan dan memperluaskan usahanya.

3. Membantu pemerintah, Yaitu bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan, maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit berarti adanya peningkatan pembangunan di berbagai sektor.

Keuntungan bagi pemerintah dengan menyebarnya pemberian kredit adalah :

(26)

2. Membuka kesempatan kerja, dalam hal ini untuk kredit pembangunan usaha akan membutuhkan tenaga kerja baru sehingga dapat menyedot tenaga kerja yang menganggur.

3. Meningkatkan jumlah barang dan jasa, jelas sekali bahwa sebagian besar kredit yang disalurkan akan dapat meningkatkan jumlah barang dan jasa yang beredar di masyarakat.

4. Menghemat devisa negara, terutama untuk produk-produk yang sebelumnya diimpor dan apabila sudah diproduksi di dalam negari dengan fasilitas kredit yang ada jelas akan dapat menghemat devisa negara.

5. Meningkatkan devisa negara, apabila produk dari kredit yang dibiayai untuk keperluan ekspor.

2.2.2.5. Fungsi Kredit

Fungsi kredit dalam kegiatan perekonomian secara garis besar dapat diutarakan sebagai berikut (Harijanto, 1996 : 3) :

1. Kredit dapat meningkatkan daya guna dari modal/uang. 2. Kredit meningkatkan daya guna suatu barang.

3. Kredit dapat meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang. 4. Kredit dapat menimbulkan kegairahan berusaha masyarakat. 5. Kredit sebagai alat stabilisasi ekonomi.

(27)

2.2.2.6 Macam-Macam Kredit

Macam-macam kredit menurut Sinungan M, 1979; dapat dibedakan antara lain menjadi: sifat penggunaan kredit, keperluan kredit dan jangka waktu kredit (Harijanto, 1996 : 10).

Menurut sifat penggunaan kredit :

a. Kredit konsumtif, Yaitu pada dasarnya dana kredit untuk keperluan konsumsi.

b. Kredit produktif, Yaitu dipergunakan untuk hal-hal yang produktif dalam hal ini misalnya untuk peningkatan usaha.

Menurut keperluannya:

a. Kredit eksploitasi, Yaitu dipergunakan untuk menutup biaya-biaya eksploitasi seperti bahan baku, bahan penolong, biaya distribusi dan lainnya.

b. Kredit perdagangan, Yaitu dipergunakan untuk keperluan perdagangan baik perdagangan luar negeri maupun dalam negeri.

c. Kredit investasi, Yaitu berarti untuk penanaman modal misalnya untuk membangun pabrik, membeli atau mengganti mesin-mesin baru. Menurut jangka waktu :

a. kredit jangka pendek mempunyai pengertian jangka waktu kredit, maksumal 1 tahun.

(28)

c. Kredit jangka panjang adalah kredit yang jangka waktunya lebih dari 3 tahun.

2.2.2.7. Jaminan Kredit

Pentingnya suatu jaminan oleh PT. Pegadaian atas suatu pemberian kredit, tidak lain adalah karena jaminan merupakan salah satu upaya untuk mengantisipasi resiko yang mungkin akan timbul dalam tenggang antara pelepasan dan pelunasan kredit.

Keberadaan jaminan kredit (collateral) merupakan persyaratan guna untuk memperkecil resiko PT. Pegadaian dalam menyalurkan kredit. Jika suatu kredit dilepas tanpa agunan maka kredit itu akan memiliki resiko yang sangat besar karena investasi yang dibiayai mengalami kegagalan. Dengan kata lain kredit yang telah diberikan kepada nasabah tersebut macet tanpa aset nasabah yang dapat digunakan untuk menutup kredit yang tidak terbayar (Diding : 2003).

2.2.2.8. Besarnya Jumlah Pinjaman

(29)

Kepada nasabah yang memperoleh pinjaman akan dikenakan sewa modal (bunga pinjaman) per bulan yang besarnya tergantung dari golongan nasabah. Golongan nasabah ditentukan oleh PT. Pegadaian berdasarkan jumlah pinjaman yaitu A,B,C dan D. Sedangkan besarnya sewa modal dapat berubah sesuai dengan bunga pasar.

(30)

2.2.3. Analisis Kredit PT. Pegadaian

Agar tidak terjadi risiko yang besar, dalam pemberian kredit, maka perlu memahami prinsip 5C yang dituangkan dalam perhitungan baik berupa non materiil maupun materiil (Buku saku Pengenalan Produk PT. Pegadaian).

1. Untuk non meteriil seperti Caracter (sifat) dan Condition (kondisi). 2. Untuk materiil seperti Capacity (kemampuan), Capital (Modal) dan

Collateral (barang pinjaman).

Dalam analisis ini yang paling sulit adalah menilai karakter dan kondisi, sehingga perlu dilakukan dengan hati-hati, cermat dan teliti. Sedangkan untuk material dapat dilakukan dengan memperhitungkan dari data neraca, Laba Rugi serta jaminan yang dimiliki calon debitur sehingga pada akhirnya dapat dibuat analisis :

1. Kebutuhan modal perhitungan dari Laba Rugi. 2. Kebutuhan modal perhitungan dari neraca. 3. Kebutuhan modal perhitungan dari jaminan.

Dari unsur diatas bila dipecah apa yang sering didengar adalah prinsip 5C:

1. Character : Yaitu untuk mengetahui sampai sejauh mana itikad baik

dan kejujuran calon nasabah, lebih dititik beratkan pada aspek moral. a. Dasar-dasar dari sifat seorang debitur yang baik adalah kejujuran,

integritas dan beban moral.

(31)

2. Capacity : Yaitu mengetahui kemampuan calon nasabah dalam

mengembalikan kredit.

a. Capacity atau kapasitas berkaitan erat dengan kemampuan debitur

untuk membayar.

b. Menilai kemampuan mengelola kas. c. Menilai kemampuan manajemen.

3. Capital : Yaitu mengetahui apakah calon nasabah memiliki modal

yang memadai untuk usaha.

a. Capital (modal) merefleksikan sumber pembiayaan cicilan kredit. b. Debitur individual (perseorangan) : capital (modal) dapat berupa

tabungan yang dimiliki di bank, polis asuransi, atau sumber lain yang sewaktu-waktu dapat ditarik untuk membayar cicilan.

4. Condition : Kondisi adalah keadaan yang akan mencerminkan

pengaruh terhadap usaha yang akan dijalankan.

a. Kondisi eksternal seperti keadaan makro politik, inflasi, pertumbuhan ekonomi, politik, budaya, kebijakan pemerintah dan lain-lain yang berpeluang mempengaruhi keadaan perekonomian serta dunia usaha lainnya.

(32)

5. Collateral : Jaminan menjadi bagian yang penting untuk

dipertimbangkan dalam memberikan kredit jika skim kredit memiliki kelemahan dan untuk mengamankan kemungkinan nasabah wanprestasi. Pada hakekatnya jaminan bukan merupakan prioritas utama untuk memberikan kredit, namun jaminan dapat digunakan sebagai sumber penyelamatan kredit apabila nasabah wanprestasi.

Persyaratan jaminan :

(33)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Menurut (Sugiyono, 2005 : 1-3) metode penelitian kualitatif ini sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting). Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada

generalisasi. Obyek dalam penelitian kualitatif adalah obyek yang

alamiah, atau natural setting, sehingga metode penelitian ini sering disebut sebagai metode naturalistik. Obyek yang alamiah adalah obyek yang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti sehingga kondisi pada saat peneliti memasuki obyek, setelah berada di obyek dan setelah keluar dari obyek relatif tidak berubah.

(34)

mendapatkan data yang pasti maka diperlukan berbagai sumber data dan berbagai teknik pengumpulan data. Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data tidak dipandu oleh teori, tetapi dipandu oleh fakta-fakta yang ditemukan pada saat penelitian di lapangan. Oleh karena itu analisis data yang dilakukan bersifat induktif berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan dan kemudian dapat dikonstruksikan menjadi hipotesis atau teori. Jadi dalam penelitian kualitatif melakukan analisis data untuk membangun hipotesis, sedangkan dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak peneliti menyusun proposal, melaksanakan pengumpulan data di lapangan, sampai peneliti mendapatkan seluruh data.

Beberapa pengertian tentang penelitian kualitatif disampaikan oleh beberapa pakar (Yuhertiana, 2009 : 1-2) :

1.Qualitative research adalah penelitian yang menghasilkan temuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur statistik atau dengan cara kuantifikasi lainnya (Strauss & Corbin, 2003).

2. Prosedur penelitian yang bertujuan mengumpulkan dan menganalisis data deskriptif berupa tulisan, ungkapan lisan, dari orang dan perilakuannya yang dapat diamati (Bogdan & Taylor, 1993).

(35)

4. Penelitian kualitatif adalah metode yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti berperan sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi, analisis data bersifat induktif, hasil penelitian lebih menekankan makna daripada generalisasi (Sugiyono, 2005).

3.2. Alasan Menggunakan Metode Kualitatif

Dalam hal ini perlu dikemukakan, mengapa metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Pada umumnya alasan menggunakan metode kualitatif karena, permasalahan belum jelas, holistik, kompleks, dinamis dan penuh makna sehingga tidak mungkin data pada situasi sosial tersebut dijaring dengan metode penelitian kuantitatif dengan instrumen seperti test, kuesioner, pedoman wawancara. Selain itu peneliti bermaksud memahami situasi sosial secara mendalam, menemukan pola, hipotesis, dan teori (Sugiyono, 2005 : 145).

3.3. Lokasi Penelitian

(36)

3.4. Penentuan Informan

Dalam penentuan informan peneliti memelih 3 informan yaitu bagian manajer, bagian penaksir, dan nasabah PT. Pegadaian. Dalam hal ini penelitian dilakukan dengan berinteraksi secara langsung agar mendapatkan data-data atau informasi yang dibutuhkan secara relevan.

3.5. Jenis Data

Menurut Nazir dalam Sri Winarni jenis data ada 2 yaitu data primer dan data sekunde. Jenis data yang penulis gunakan dalam menyusun laporan akhir ini adalah :

1. Data Primer, Yaitu data yang diperoleh secara langsung ditempat penelitian dengan cara melakukan pengamatan langsung dan wawancara secara langsung kepada pegawai yang terkait.

2. Data sekunder, Yaitu data yang diperoleh dari suatu organisasi atau perusahaan dalam bentuk yang sudah jadi berupa publikasi ataupun yang sudah dikumpulkan oleh pihak instansi lain misalnya sejarah singkat perusahaan serta struktur organisasi.

(37)

3.6. Teknik Pengumpulan Data

Pada bagian ini dikemukakan bahwa penelitian melakukan tinjauan langsung ke obyek yang akan diteliti dengan cara :

1. Wawancara, Yaitu dengan cara memperoleh data dengan mengadakan wawancara langsung kepada informan.

2. Observasi, Yaitu dengan cara dilakukan peneliti mengamati berbagai kegiatan yang ada di obyek penelitian secara langsung.

3. Dokumentasi, Yaitu dengan cara mendapatkan bukti-bukti penelitian yang telah dilakukan.

3.7. Teknik Analisis Data

Menurut (Yuhertiana, 2009 : 57) analisis data adalah suatu proses pengklasifikasian, pengkategorian, penyusunan, data elaborasi, sehingga data yang telah terkumpul dapat diberikan makna untuk menjawab masalah penelitian yang telah dirumuskan atau untuk mencapai tujuan penelitian.

Dalam penelitian kualitatif, teknik analisis data lebih banyak dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data. Tahapan dalam penelitian kualitatif adalah tahap memasuki lapangan dengan grand tour dan

minitour question, analisis datanya dengan analisis dominan. Tahap ke dua

adalah menentukan fokus, teknik pengumpulan data dengan minitour

question, analisis data dilakukan dengan analisis taksonomi. Selanjutnya

(38)

struktural, analisis data dengan analisis komponensial. Setelah analisis komponensial dilanjutkan analisis tema. Jadi analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman dilakukan secara interaktif melalui proses data reduction, data display, dan verification. Sedangkan menurut Spradley dilakukan secara berurutan, melalui proses analisis domain, taksonomi, komponensial, dan tema budaya (Sugiyono, 2005 : 147)

Miles dan Huberman (1984), mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh. Analisis data kualitatif model Miles dan Huberman terdapat 3 tahap yaitu (sangit26.blogspot.com) :

1. Tahap reduksi data

Sejumlah langkah analisis selama pengumpulan data menurut Miles dan Huberman adalah :

Pertama, meringkaskan data kontak langsung dengan orang, kejadian dan

situasi di lokasi penelitian.

Kedua, pengkodean. Pengkodean hendaknya memperhatikan

setidak-tidaknya empat hal :

a. Digunakan simbul atau ringkasan.

b. Kode dibangun dalam suatu struktur tertentu.

c. Kode dibangun dengan tingkat rinci tertentu.

(39)

Ketiga, dalam analisis selama pengumpulan data adalah pembuatan

catatan obyektif. Peneliti perlu mencatat sekaligus mengklasifikasikan dan mengedit jawaban atau situasi sebagaimana adanya, faktual atau obyektif-deskriptif.

Keempat, membuat catatan reflektif. Menuliskan apa yang terangan dan

terfikir oleh peneliti dalam sangkut paut dengan catatan obyektif.

Kelima, membuat catatan catatan marginal. Miles dan Huberman

memisahkan komentar peneliti mengenai subtansi dan metodologinya.

Keenam, penyimpanan data.

Ketujuh, analisis data selama pengumpulan data merupakan pembuatan

memo. Memo yang dimaksudkan Miles dan Huberman adalah teoritiasasi ide atau konseptualisasi ide, dimulai dengan pengembangan pendapat atau porposisi.

Kedelapan, analisis antarlokasi. Ada kemungkinan bahwa studi dilakukan

pada lebih dari satu lokasi atau dilakukan oleh lebih satu staf peneliti.

Kesembilan, pembuatan ringkasan sementara antar lokasi. Isinya lebih

bersifat matriks tentang ada tidaknya data yang dicari pada setiap lokasi.

2. Data display

(40)

Model 1 adalah model untuk mendeskripsikan model penelitian. Dapat

berupa sosiogram, organigram atau menyajikan peta geografis.

Model 2 adalah model yang dipakai untuk memantau komponen atau

dimensi penelitian.

Model 3 adalah model untuk mendeskripsikan perkembangan antar waktu.

Isinya bukan sekedar tanda cek, melainkan ada diskripsi verbal dengan satu kata atau phase.

Model 4 adalah matriks tataperan, yang mendeskripsikan pendapat, sikap,

kemampuan atau lainnya dari berbagai pemeranan.

Model 5 adalah matriks konsep terklaster. Digunakan untuk meringkas

berbagai hasil penelitian dari berbagai ahli yang pokok perhatiannya berbeda.

Model 6 adalah matriks tentang efek atau pengaruh.

Model 7 adalah matriks dinamika lokasi.

Model 8 adalah adalah menyusun daftar kejadian. Daftar kejadian dapat

disusun kronologis atau diklasterkan.

Model 9 adalah jaringan klausal dari sejumlah kejadian yang ditelitinya.

(41)

3. Verifikasi

Proses untuk mendapatkan bukti-bukti disebut sebagai verifikasi data. Apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang kuat dalam arti konsisten dengan kondisi yang ditemukan saat peneliti kembali ke lapangan maka kesimpulan yang diperoleh merupakan kesimpulan yang kredibel. Kualitas suatu data dapat dinilai melalui beberapa metode, yaitu :

a. Mengecek keterwakilan data.

b. Mengecek data dari pengaruh peneliti. c. Mengecek melalui triangulasi.

d. Melakukan pembobotan bukti dari sumber data-data yang dapat dipercaya.

e. Membuat perbandingan atau mengkontraskan data.

f. Menggunakan kasus ekstrim yang direalisasi dengan memaknai data negatif.

(42)

1. Analisis Domain (Domain Analysis). Analisis domain pada

hakikatnya adalah upaya peneliti untuk memperoleh gambaran umum tentang data untuk menjawab fokus penelitian.

2. Analisis Taksonomi (Taxonomy Analysis). Pada tahap analisis

taksonomi, peneliti berupaya memahami domain-domain tertentu sesuai fokus masalah atau sasaran penelitian.

3. Analisis Komponensial (Componential Analysis). Pada tahap ini

peneliti mencoba mengkontraskan antar unsur dalam ranah yang diperoleh. Unsur-unsur yang kontras dipilah-pilah dan selanjutnya dibuat kategorisasi yang relevan.

3.8 Rencana Pengujian Keabsahan data

(43)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1 Sejarah PT. Pegadaian

Sejarah Pegadaian dimulai pada saat Pemerintah Penjajahan Belanda (VOC) mendirikan BANK VAN LEENING yaitu lembaga keuangan yang memberikan kredit dengan sistem gadai, lembaga ini pertama kali didirikan di Batavia pada tanggal 20 Agustus 1746.

Ketika Inggris mengambil alih kekuasaan Indonesia dari tangan Belanda (1811-1816) Bank Van Leening milik pemerintah dibubarkan, dan masyarakat diberi keleluasaan untuk mendirikan usaha pegadaian asal mendapat lisensi dari Pemerintah Daerah setempat (liecentie stelsel).Namun metode tersebut berdampak buruk, pemegang lisensi menjalankan praktek rentenir atau lintah darat yang dirasakan kurang menguntungkan pemerintah berkuasa (Inggris). Oleh karena itu, metode liecentie stelsel diganti menjadi pacth stelsel yaitu pendirian pegadaian diberikan kepada umum yang mampu membayarkan pajak yang tinggi kepada pemerintah.

(44)

menjalankan bisnisnya. Selanjutnya pemerintah Hindia Belanda menerapkan apa yang disebut dengan ‘cultuur stelsel’ dimana dalam kajian tentang pegadaian, saran yang dikemukakan adalah sebaiknya kegiatan pegadaian ditangani sendiri oleh pemerintah agar dapat memberikan perlindungan dan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan Staatsblad (Stbl) No. 131 tanggal 12 Maret 1901 yang mengatur bahwa usaha Pegadaian merupakan monopoli Pemerintah dan tanggal 1 April 1901 didirikan Pegadaian Negara pertama di Sukabumi (Jawa Barat), selanjutnya setiap tanggal 1 April diperingati sebagai hari ulang tahun Pegadaian.

Pada masa pendudukan Jepang, gedung Kantor Pusat Jawatan Pegadaian yang terletak di Jalan Kramat Raya 162 dijadikan tempat tawanan perang dan Kantor Pusat Jawatan Pegadaian dipindahkan ke Jalan Kramat Raya 132. Tidak banyak perubahan yang terjadi pada masa pemerintahan Jepang, baik dari sisi kebijakan maupun Struktur Organisasi Jawatan Pegadaian. Jawatan Pegadaian dalam Bahasa Jepang disebut ‘Sitji Eigeikyuku’, Pimpinan Jawatan Pegadaian dipegang oleh orang Jepang yang bernama Ohno-San dengan wakilnya orang pribumi yang bernama M. Saubari.

(45)

memaksa Kantor Jawatan Pegadaian dipindah lagi ke Magelang. Selanjutnya, pasca perang kemerdekaan Kantor Jawatan Pegadaian kembali lagi ke Jakarta dan Pegadaian kembali dikelola oleh Pemerintah Republik Indonesia. Dalam masa ini Pegadaian sudah beberapa kali berubah status, yaitu sebagai Perusahaan Negara (PN) sejak 1 Januari 1961, kemudian berdasarkan PP.No.7/1969 menjadi Perusahaan Jawatan (PERJAN), selanjutnya berdasarkan PP.No.10/1990 (yang diperbaharui dengan PP.No.103/2000) berubah lagi menjadi Perusahaan Umum (PERUM) hingga sekarang.

(46)

4.1.2 Visi dan Misi Objek Penelitian

Beikut ini adalah visi dan misi PT. Pegadaian, yaitu (Buku Saku Pegadaian) :

VISI :

Pada tahun 2013 pegadaian menjadi “champion” dalam pembiayaan mikro dan kecil berbasis gadai dan fidusia bagi masyarakat menengah ke bawah.

MISI :

1. Membantu program pemerintah meningkatkan kesejahteraan rakyat khususnya golongan menengah ke bawah dengan memberikan solusi keuangan yang terbaik melalui penyaluran pinjaman skala mikro, kecil dan menengah atas dasar hukum gadai dan fidusia.

2. Memberikan manfaat kepada pemangku kepentingan dan melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik secara konsisten.

(47)

4.1.3 Struktur Organisasi

Dengan adanya struktur organisasi diharapkan sistem kerja yang dapat berjalan dengan lancar sehingga dapat memberikan stabilitas dan kontinyunitas usaha yang baik pula memungkinkan organisasi tersebut tetap berlangsung. Berikut ini adalah struktur organisasi dari PT. Pegadaian Cabang Wonokromo Surabaya :

STRUKTUR ORGANISASI

PT. PEGADAIAN CABANG WONOKROMO SURABAYA

Pimpinan Cabang

Manajer Cabang

Kasir

Penaksir Penyimpan

(48)

4.1.4 Deskripsi Kerja

Secara garis besar uraian tugas dari masing-masing jabatan yang terdapat di PT. Pegadaian adalah sebagai berikut :

a. Pimpinan Cabang

Tugas dari Pimpinan Cabang adalah sebagai berikut :

1. Memimpin dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan perusahaan. 2. Bertanggungjawab atas majunya suatu perusahaan.

3. Mengawasi pelaksanaan kegiatan usaha perusahaan. b. Manajer Cabang

Tugas dari Manajer Cabang adalah berikut sebagai berikut :

1. Membina bawahan untuk menunjang kelancaran suatu perusahaan. 2. Menyusun program kerja cabang agar pelaksanaan sesuai dengan

misi perusahaan. c. Penaksir

Tugas dari Penaksir adalah sebagai berikut :

1. Melakukan pengujian karatase dan berat suatu barang jaminan. 2. Menentukan nilai taksiran.

3. Mengisi SBK (Surat Bukti Kredit). d. Kasir

Tugas dari kasir adalah sebagai berikut :

1. Mengeluarkan SBK (Surat Bukti Kredit)

(49)

3. Menambahkan surat terima pada SBK (Surat Bukti Kredit) yang diterima oleh nasabah.

e. Penyimpan

Tugas dari Penyimpan adalah sebagai berikut :

1. Menerima barang jaminan yang telah ditaksir oleh petugas penaksir untuk ditempatkan dengan rapi.

2. Barang jaminan nasabah ditata dan diurutkan sesuai dengan SBK (Surat Bukti Kredit) agar dengan mudah ditemukan.

f. Penjaga

Tugas dari Penjaga adalah sebagai berikut :

1. Menjaga keamanan disekitar lingkungan kantor PT. Pegadaian.

4.2 Analisa Kredit

4.2.1 Perbedaan sistem kredit di PT. Pegadaian dan Perbankan

(50)

“perbedaan sistem kreditnya pegadaian sama perbankan itu kalau

pegadaian hanya nerima agunan berupa harta bergerak, kalau perbankan

itu hanya nerima agunan yang berupa harta bergerak maupun harta yang

nggak bergerak. Lalu prosesnya pinjaman dipegadaian secara langsung

bisa cair nggak nunggu sehari, sedangkan di perbankan butuh waktu lebih

dari sehari. Di pegadaian itu nggak menanyakan mau dipakai apa uang

pinjamnnya, sedangkan di perbankan itu dipertanyakan mau dipakai apa

uang pinjamannya. Di pegadaian hanya menguasai secara fisik barang

jaminan nasabah, sedangkan di perbankan itu menguasai bukti

kepemilikan atas agunan”

(Informan Bapak Edi)

Adapula beberapa kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh PT. Pegadaian dan Perbankan. Berikut pemaparan yang dikemukakan oleh Pimpinan PT. Pegadaian :

“Kelebihan dari pegadaian :

1. Mencakup kalangan menengah ke bawah.

2. Pelayanannya cepat.

3. Fleksibel langsung cair.

4. Ada gresperiode (hari tanpa bunga)

Kekurangan dari pegadaian :

1. Bunganya lebih tinggi dari bank.

(51)

atau 4bulan.

Kelebihan dari Perbankan :

1. Batas kredit ditentukan oleh kreditur itu sendiri.

2. Bisa memberikan uang pinjaman lebih dari Rp 100.000.000

Kekurangan dari Perbankan :

1. Semua pinjaman memakai jaminan

2. Bank nggak melayani pinjaman yang jumlah pinjamannya

kecil”

(Informan Bapak Edi)

4.2.2 Penanganan kredit macet

Apabila terjadi kredit macet maka PT. Pegadaian harus melakukan upaya-upaya untuk mengatasi kredit macet serta melakukan penghapusan kredit dan pengelolaan kredit yang sudah dihapus bukukan. Berikut pemaparan yang dikemukakan oleh Pimpinan Cabang PT. Pegadaian :

“kalau di pegadaian wonokromo ini ngatasi kredit macet itu kami

telefon dulu nasabahnya kalau nggak ada jawaban dan gak ada keinginan

untuk menebusnya ya kami lelang barang jaminannya”

(52)

4.2.3 Prosedur kredit PT. Pegadaian

Pada dasarnya prosedur merupakan rangkaian kegiatan yang disusun berdasarkan skema untuk dapat menghasilkan serangkaian tujuan pekerjaan yang melibatkan beberapa orang dalam bagian yang untuk menjamin adanya perlakuan yang sama terhadap transaksi. Berikut pemaparan yang dikemukakan oleh Pimpinan Cabang :

“awalnya prosedur nasabah ngisi FPK (Form Permohonan

Kredit) yang udah disiapkan disertai fotokopi KTP setelah itu penaksir

mulai memeriksa kelengkapan dan bener nggaknya FPK sekaligus barang

jaminan. Setelah itu penaksir baru ngitung berapa nilai taksirannya

barang jaminan sama berapa besarnya perolehan uang pinjaman. Kalau

sudah baru setuju sama perolehan uang pinjaman nasabah

menandatangani SBK (Surat Bukti Kredit). Setelah ditandatangani oleh

nasabah kasir nerima dan dicocokan juga sesuai nggaknya SBK sama

FPK, baru nyiapkan pembayaran uang pinjaman yang sesuai sama

jumlahnya yang tertera di SBK”

(53)

4.2.4 Kualitas pelayanan Pegadaian terhadap nasabah

Kualitas pelayanan merupakan tingkat baik atau buruknya usaha untuk melayani semua kebutuhan setiap nasabah yang menunjukkan loyalitasnya kepada nasabah. Berikut pemaparan yang dikemukakan oleh nasabah PT. Pegadaian :

“Bagus mbak, memuaskan, bisa ngasik modal yang pas juga, kreditnya

juga aman kok, jaminan saya yang disini terawat terus bunganya juga

ringan gak mencekik”

(Informan Mbak Ayu)

Adapun jawaban pendukung dari nasabah PT. Pegadaian yang lain sebagai berikut :

“Bagus, jangka waktunya sama bunganya udah sesuai, bisa ngasik dana

yang pas sesuai sama jaminannya juga”

(54)

4.2.5 Perhitungan pemberian kredit PT. Pegadaian

Perhitungan gadai didasarkan atas barang jaminan yang akan dijaminkan kepada PT. Pegadaian,yakni berupa emas, elektronik. Berikut pemaparan yang dikemukakan oleh Penaksir :

“satu gelang rante rupa-rupa ditaksir perhiasan emas 16 karat

berat 2.5 gram biaya administrasi Rp 2000, uang pinjaman Rp 600.000.

Sewa modal per 15 hari = 1,15%, jatuh tempo 120 hari atau 4bulan.

30 hari = 2,3%

4 bulan = 9,2%

Gadai :

Harga emas pegadaian X berat = nilai taksiran

Nilai taksiran X 9,2% = pinjaman

Rp 299.302 X 2,5 gram = Rp 748.255

Rp 748.255 X 9,2% gram = Rp 688.394

Membungai :

Pinjaman X 9,2% + biaya administrasi

Rp 600.000 X 9,2% + Rp 2000 = Rp 57.200

Melunasi :

9,2% X pinjaman = bunga + uang pinjaman awal

9,2% X Rp 600.000 = Rp 55.200 + Rp 688.394 = Rp 743.594”

(55)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang di lakukan tentang Analisis Pemberian Kredit Produk KCA (KREDIT CEPAT AMAN) dan penanganan kredit macet Pada PT.Pegadaian Cabang Wonokromo Surabaya dan berdasarkan data-data yang di uraikan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat di tarik kesimpulan bahwa :

1. Berdasarkan fenomena yang terjadi dapat di simpulkan bahwa dokumen utama yang dipakai PT. Pegadaian adalah SBK (Surat Bukti Kredit). Jumlah pengeluaran besar maupun dengan jumlah pengeluaran kecil harus diotorisasi terlebih dahulu oleh Manajer. 2. PT. Pegadaian memiliki beberapa keunggulan yang tidak dimiliki

oleh Perbankan.

3. Penanganan kredit macet yang ada di PT. Pegadaian dengan memberikan surat peringatan terlebih dahulu setelah itu dilelang. 4. Prosedur yang diberikan oleh PT. Pegadaian sangat mudah tidak

(56)

5.2 Saran

Berdasarkan dari hasil penelitian maka penulis memberikan saran yang mungkin berguna oleh PT. Pegadaian dalam menghadapi masalah : 1. Dalam memutuskan suatu persetujuan atas pemberian kredit sebaiknya

diadakan seleksi secara benar dan teliti guna memperkecil adanya penyebab kredit macet.

2. Dalam melakukan analisis ke lapangan sebaiknya analisis memperhatikan kebenaran 5C calon peminjam atau nasabah untuk menghindari terjadinya kredit macet yang dapat merugikan perusahaan terutama pengelola cabang.

3. Untuk menciptakan efektivitas pemberian kredit dan meminimalisir adanya penyimpangan yang dilakukan oleh calon peminjam atau nasabah maka sebaiknya pengawasan kredit dilakukan secara langsung.

4. Perlu dibentuk Undang-Undang mengenai penanggulangan kredit macet baik secara segi pengawasan ataupun prosedur.

(57)

BUKU TEKS :

Anonim, 2013, Buku Pedoman Penyusunan Usulan Penelitian Dan Skripsi Program Studi

Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa

Timur, Surabaya.

Buku Saku Pengenalan Produk PT. Pegadaian.

Harijanto, 1996, Kredit, Bank & Kebijaksanaan Moneter, Dosen Fakultas Ekonomi UPN

Veteran Jatim.

Kasmir, 2001, Bank & Lembaga Keuangan lainnya, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Sugiyono, 2005, Memahami Penelitian Kualitatif, CV. Alfabeta, Bandung.

Yuhertiana, Indrawati, 2009, Panduan Penelitian Kualitatif Bagi Pemula, EurekaSmart

Publishing

J URNAL :

Muslihudin, Prayetno, Model Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kelayakan

Pemberian Kredit, Volume 01 No. 01, Juli 2013.

Silaban, Sari, Putri, Analisis Per mintaan Kredit Modal Usaha Pada BankPemerintah Di

Sumatera Utara, Volume 01 No. 03.

Saraswati, Ayu, Rosita, Peranan Analisis Laporan Keuangan, Penilaian Pr insip 5C

Calon Debitur Dan Pengawasan Kredit Terhadap Efektivitas Pemberian Kredit

Pada PD BPR Bank Pasar Kabupaten Temanggung, Volume 01 No. 01, 2012.

Winarni, Sri, 2012, Analisis Pemberian Kredit Angsuran Sistem Fidusia Pada Perum

(58)

Putra, Atmaja, Kusuma, Diding, 2010, Faktor Yang Mempengar uhi Keputusan

Pemberian Kredit Investasi Di Bank Rakyat Indonesia Cabang Bojonegoro,

Skripsi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, Fakultas Ekonomi

Jurusan Akuntansi.

Saharah, Rita, Analisis Penilaian Faktor -faktor Yang Mempengar uhi Pemberian Kredit

Pada Usaha Mikr o Dengan Model Diskr iminan Pada KJ KS Ber kah Madani,

Skripsi Universitas Gunadarma, Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi.

ALAMAT WEB :

dapiopick.blogspot.com/2011/10/1/ pengertian-pegadaian.html

hendra-ssetyawan.blogspot.com/2010/11/ pengertian-pegadaian.html

sangit26.blogspot.com/2011/07/ analisis-data-penelitian-kualitatif.html

shandy07.files.wordpress.com/2011/12/makalah-pegadaian.doc

www. Menulisproposalpenelitian.com/2012/07/ anlisis-data-kualitatif-model-spradley.html

www.pegadaian.co.id/

tugas-pegadaian

Referensi

Dokumen terkait

Analisis Perkembangan Penyaluran Kredit Cepat Aman (KCA) Untuk Meningkatkan Pendapatan Pada PT. Pegadaian (Persero)

Informan yang dipilih adalah informan kunci ( key informan ) perusahaan yaitu Manajer cabang, pemeriksa dan staf. Hasil dari penelitian yang dilakukan di Perum Pegadaian

selaku Ketua Program Studi Diploma III Keuangan dan Perbankan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret Surakarta sekaligus selaku Dosen Pembimbing yang telah

kemudian diinformasikan kecalon peminjam, 5) jika calon peminjam setuju maka barang jaminan ditahan untuk disimpan dan nasabah memperoleh pinjaman dengan surat bukti

Pernyataan nomor 2 (Tidak ada kesulitan dalam pengajuan kredit produk KCA) sebanyak 30 responden yang memberikan jawaban sangat setuju yaitu 12 responden (40%)

Dengan demikian berarti bahwa Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Terhadap Keputusan Nasabah Dalam Menggunakan Kredit Cepat Aman (KCA) Pada PERUM Pegadaian

Judul : Prosedur Pemberian Pinjaman Kredit Cepat Aman (KCA) Pada Kantor Cabang Perum Pegadaian Kelas III Bangil Pasuruan.. Disetujui dan Diterima

Pemberian kredit dari bank kepada debitur sebagaimana pemberian kredit pada umumnya, disamping harus didasarkan adanya perjanjian kredit sebagai perjanjian pokok juga