PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBER HEAD TOGETHER MENGGUNAKAN ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA DI KELAS VII SMP NEGERI 29 MEDAN TAHUN AJARAN
2012/2013
Oleh :
NOVITA NIM. 4104111004
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala rahmat dan karuniaNya yang telah memberikan kesehatan dan hikmah
kepada penulis sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Skripsi ini berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Number
Head Together dengan menggunaan Alat Peraga untuk Meningkatkan
Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas VII SMP Negeri 29 Medan Tahun
Ajaran 2012/2013”. Disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Matematika, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Negeri Medan.
Dalam penyelesaian skripsi ini penulis banyak menerima bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak. Melalui kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc.
Ph.D, selaku Dekan beserta staf pegawai FMIPA UNIMED. Ucapan terima kasih
juga disampaikan kepada bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd, selaku ketua jurusan
beserta Bapak/Ibu dosen dan staf pegawai jurusan Matematika FMIPA UNIMED
yang sudah membantu penulis untuk menyiapkan berkas-berkas sebagai syarat
untuk meja hijau dan wisuda. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada
Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal
penyusunan proposal, perencanaan penelitian sampai selesainya penulisan skripsi.
Bapak prof. Dr. P. Siagian, M.Pd, Bapak Mulyono S.Si, M.Si dan Bapak Drs.
Syafari, M.Pd, sebagai dosen penguji/pemberi saran yang telah banyak
memberikan masukkan dan saran-saran yang sangat bermanfaat dalam
penyusynan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada seluruh
Bapak/Ibu dosen yang telah memberikan ilmunya kepada penulis. Dan tak lupa
ucapan terima kasih kepada Bapak Kepala Sekolah, Guru matematika, dan staf
pegawai SMP Negeri 29 Medan yang telah banyak membantu penulis dalam
v
Teristimewa kepada ibunda Zarnetty yang senantiasa memberikan doa
dan motivasi serta dukungan baik secara material maupun nonmaterial kepada
penulis dalam menyelesaikan studi di UNIMED. Tidak lupa penulis mengucapkan
terima ksaih kepada om dan tante serta abang dan adik (Anto, Budi, Ical, Erwin
dan Dona) dari penulis untuk semua bantuan doa, semangat dan bantuan material
maupun tenaga yang sudah diberikan selama ini.
Penulis juga berterima kasih kepada teman-teman seperjuangan dari
kelas Reg. Dik.A ’08 dan Reg Dik ’07 (Indah) yang sama-sama berjuang dan
banyak membantu penulis selama perkuliahan sampai menyelesaikan skripsi ini.
Ucapan terima kasih pula penulis ucapkan kepada sahabat penulis (Lia,
Narsih, Irma, Madin, Azis) yang telah memberi semangat, menemani dan selalu
mengingatkan penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
Penulis sudah berusaha semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini
bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pengetahuan.
Sebagai penutup penulis berharap skripsi ini dapat memberi konstribusi
dan manfaat yang besar bagi kemajuan pendidikan. Akhir kata penulis
mengucapkan terima kasih.
Medan, januari 2013
Penulis
iii
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBER HEAD TOGETHER MENGGUNAKAN ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 29 MEDAN TAHUN AJARAN 2012/2013
Novita (4104111004) ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas VII SMP Negeri 29 Medan. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian ini kelas VII-4 dengan jumlah siswa 35 orang. Objek dalam penelitian ini meningkatkan kemampua pemecahan masalah siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif number head together menggunakan alat peraga pada bilangan pecahan. Instrumen dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah dan lembar observasi. Tes kemampuan pemecahan masalah bertujuan untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah siswa disetiap siklus. Observasi bertujuan untuk melihat kemampuan peneliti dalam pengelolaan kegitan pembelajaran. Soal tes berbentuk uraian yang terlebih dahulu divalidkan oleh validator yaitu dosen UNIMED dan guru SMP Negeri 29 Medan.
Sebelum diberikan tindakan pembelajaran terlebih dahulu siswa diberikan tes kemampuan awal yang bertujuan untuk mengetahui kesulitan yang dialami siswa. Pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif NHT dan alat peraga. Diakhir siklus siswa diberikan tes kemampuan pemecahan masalah I dan II masing-masing sebanyak 5 soal uraian.
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan……….. i
Riwayat Hidup……….. ii
Abstrak……….. iii
Kata Pengantar……….. iv
Daftar Isi……… vi
Daftar Diagram………. viii
Daftar Tabel……….. ix
Daftar Lampiran……… xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah……….…. 1
1.2. Identifikasi Masalah……… 4
1.3. Batasan Masalah……….…. 4
1.4. Rumusan Masalah……… 4
1.5. Tujuan Penelitian……….……… 5
1.6. Manfaat Penelitian……….…….. 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Teoritis……… 6
2.1.1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran Matematika……….….. 6
2.1.2. Masalah Dalam Matematika.……… 7
2.1.3. Kemampuan Pemecahan Masalah………... 8
2.1.4. Model Pembelajaran Kooperatif………... 11
2.1.5. Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT………. 13
2.1.6. Alat Peraga……… 16
2.1.7. Materi Bilangan Pecahan……….…. 18
vii
2.3. Kerangka Konseptual………..… 23
2.4. Hipotesis Penelitian……….…… 23
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Dan Waktu Penelitian……….…. 24
3.2. Subjek Dan Objek Penelitian……….. 24
3.2.1. Subjek Penelitian………..……….…..…. 24
3.2.2. Objek Penelitian………..…….…. 24
3.3. Jenis Penelitian……….………... 24
3.4. Prosedur Penelitian……….………. 24
3.5. Teknik Pengumpulan Data……….…………. 30
3.6. Analisis Data……….……….. 30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Hasil Penelitian………... 34
4.1.1. Keadaan Sebelum Siklus I……… 34
4.1.2. Hasil Penelitian Siklus I……… 35
4.1.3. Hasil Penelitian Siklus II………... 50
4.2. Hasil Penelitian………... 60
4.2.1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa……….. 60
4.2.2. Kemampuan Peneliti Mengelola Pembelajaran……… 62
4.3. Temuan Penelitian………... 63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan……….. 64
5.2. Saran……… 64
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif……… 13
Tabel 4.1. Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada Tes Awal……… 35
Tabel 4.2. Tingkat Kemampuan Siswa Memahami Masalah Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I………... 38
Tabel 4.3. Tingkat Kemampuan Siswa Merencanakan Pemecahan Masalah Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I……… 39
Tabel 4.4. Tingkat Kemampuan Siswa Melaksanakan Pemecahan Masalah Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I……… 39
Tabel 4.5. Tingkat Kemampuan Siswa Memeriksa Kembali Pemecahan Masalah Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I………... 40
Tabel 4.6. Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I……….. 41
Tabel 4.7. Deskripsi Hasil Observasi Guru Melakukan Pembelajaran Pada Siklus I……….. 42
Tabel 4.13. Tingkat Kemampuan Siswa Memahami Masalah Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II……….. 54
Tabel 4.14. Tingkat Kemampuan Siswa Merencanakan Pemecahan Masalah Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II……... 54
x
Tabel 4.16. Tingkat Kemampuan Siswa Memeriksa Pemecahan Masalah
Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II………. 55
Tabel 4.17. Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Tes
Kemampuan Pemecahan Masalah II………. 56
Tabel 4.18. Deskripsi Hasil Observasi Guru Melakukan Pembelajaran
Pada Siklus II……… 57
Tabel 4.19. Hasil Rata-Rata Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa
viii
DAFTAR DIAGRAM
Halaman
Diagram 4.1. Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Siklus I…... 40
Diagram 4.2. Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Siklus II….. 56
Diagram 4.3. Hasil Rata-rata Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa
Tiap Tes………. 61
Diagram 4.4. Rata-rata Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I Siklus I……….. 68
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II Siklus I………. 73
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I Siklus II………. 78
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IISiklus II……… 83
Lampiran 5 Tes Awal... 88
Lampiran 6 Alternatif Pemecahan Tes Awal... 89
Lampiran 7 Lks Pertemuan I... 91
Lampiran 8 Lks Pertemuan II………... 94
Lampiran 9 Lks Pertemuan III... 99
Lampiran 10 Lks Pertemuan IV... 103
Lampiran 11 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I…………. 108
Lampiran 12 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II………… 110
Lampiran 13 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I………. 112
Lampiran 14 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II……… 113
Lampiran 15 Alternatif Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I…………. 114
Lampiran 16 Alternatif Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II………... 119
Lampiran 17 Pedoman Penskoran Tes Tes Kemampuan Pemecahan Masalah……… 125
Lampiran 18 Lembar Validitas Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I… 127 Lampiran 19 Lembar Validitas Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II... 130
Lampiran 20 Lembar Observasi Kegiatan Guru I……… 133
Lampiran 21 Lembar Observasi Kegiatan Guru II………... 137
Lampiran 22 Lembar Observasi Kegiatan Siswa I………... 141
Lampiran 23 Lembar Observasi Kegiatan Siswa II………. 145
Lampiran 24 Daftar Nilai Tes Awal Siswa……….. 149
xii
Lampiran 26 Daftar Nilai Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II Siswa
Berdasarkan Langkah-Langkah Pemecahan Masalah……… 153
Lampiran 27 Daftar Nilai Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I………. 155
Lampiran 28 Daftar Nilai Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II……… 157
Lampiran 29 Daftar Persentase Nilai Langkah-Langkah Pemecahan
Masalah Siswa I……….. 159
Lampiran 30 Daftar Persentase Nilai Langkah-Langkah Pemecahan
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Matematika merupakan salah satu pelajaran yang sangat penting di
jenjang pendidikan dasar, menengah bahkan sampai pada tingkat pendidikan
tinggi. Hal ini dikarenakan Ilmu pengetahuan matematika selalu digunakan dalam
kehidupan sehari-hari, misalnya dalam usaha perdagangan bahkan semua bidang
studi memerlukan keterampilan matematika. Hal ini sesuai dengan pendapat
Cockroft (dalam Abdurrahman, 2003.253) menyatakan bahwa :
“ Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) selalu digunakan dalam segi kehidupan; (2) semua studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian dan kesadaran ruang; (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang”.
Dari jenjang dasar siswa telah mengenal ilmu matematika, seharusnya
siswa mampu memahami kebermaknaan dari ilmu matematika itu namun
kenyataannya sampai saat ini pencapaian nilai hasil belajar siswa pada semua
tingkat dan jenjang pendidikan di Indonesia terhadap matematika cukup
mengkhawatirkan. Hasil penelitian yang dilakukan The Third Internasional
Mathematic and Science Study Repeat (TIMSSR:2008) menunjukkan bahwa :
“Hasil nilai matematika pada ujian nasional di Indonesia pada semua tingkat dan
jenjang pendidikan selalu terpaku pada angka rendah. Indonesia berada di urutan
ke – 34 dari 38 negara untuk prestasi siswa SMP di bidang matematika”.
Berdasarkan hasil tes awal siswa, terlihat bahwa seluruh siswa tidak
memahami soal cerita yang berisikan permasalahan matematika. Siswa tidak
mengerti dan bingung cara menyelesaikan masalah yang ada.
Rendahnya hasil belajar siswa dalam mempelajari matematika
disebabkan selama ini pembelajaran matematika terkesan kurang menyentuh
kepada substansi pemecahan masalah. Kebanyakan siswa cenderung menghapal
konsep-konsep matematika yang diajarkan oleh guru atau yang tertulis dalam
2
buku. Siswa menjadi malas dan tidak mau memikirkan cara untuk memecahkan
masalah.
Seperti yang diungkapkan Lilis Widianti (http:
//newspaper.pikiran-rakyat.com) bahwa:
”Selama ini pembelajaran matematika terkesan kurang menyentuh kepada substansi pemecahan masalah. Kebanyakan guru mengajarkan prosedur atau langkah-langkah pengerjaan soal. Bahkan siswa cenderung menghapal konsep-konsep matematika dan sering dengan mengulang-ulang menyebut defenisi yang diberikan guru atau yang tertulis dalam buku yang dipelajari tanpa memahami maksudnya. Kecenderungan ini tentu saja dapat mengabaikan kebermaknaan dari konsep matematika yang dipelajari siswa sehingga kemampuan dalam memecahkan masalah sangat kurang”
Keberhasilan belajar ditentukan dari pemahaman siswa terhadap materi
pelajaran. Dalam kegiatan belajar mengajar, siswa dituntut aktif dan mandiri.
Proses belajar mengajar yang masih konvensional menyebabkan siswa tenggelam
dalam pelajaran yang kurang merangsang aktivitas belajar yang optimal. Siswa
pasif menerima informasi dari guru, dimana guru tidak memberi kesempatan
kepada siswa untuk mengembangkan gagasan dan ide-idenya. Siswa hanya
menghafal rumus dan mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru tanpa
pemahaman mendalam terhadap soal yang diberikan. Bahkan soal yang diberikan
dari tahun ketahun tidak bervariasi dan tidak menantang sehingga kemampuan
pemecahan masalah siswa sangat kurang. Seperti yang diungkapkan Eman
Suherman (http:educare.e-fkipunla.net) :
“konon dalam pelaksanaan pembelajaran matematika sekarang ini pada umumnya guru masih menggunakan metode konvensional yaitu guru yang masih mendominasi kelas, siswa pasif (datang, duduk, nonton, berlatih,…, dan lupa). Guru memberitahukan konsep, siswa menerima bahan jadi. Demikian juga dalam latihan, dari tahun ketahun soal yang diberikan adalah soal-soal itu-itu juga dan tidak bervariasi”
Guru merupakan salah satu faktor penting yang dapat menentukan
berhasil atau tidaknya siswa dalam belajar matematika. Guru matematika
memiliki tugas agar siswa mampu menguasai konsep dan mampu memecahkan
3
pemecahan masalah. Jika siswa mampu memecahkan sendiri masalahnya maka
pembelajaran akan lebih bermakna.
Seorang guru harus dapat merangsang terjadinya proses berpikir, harus
dapat membantu menimbulkan sikap kritis dalam diri siswa. Oleh karena itu guru
perlu menciptakan suasana belajar yang dapat mengaktifkan siswa. Pembelajaran
kooperatif dapat dijadikan model alternatif yang diharapkan dapat mengaktifkan
siswa dalam proses belajar mengajar. Dalam arti siswa aktif dalam berinteraksi
dengan temannya, mencari informasi, mengemukakan ide/gagasan untuk
memecahkan masalah sehingga tidak ada siswa yang pasif. Trianto (2009:59)
menyatakan bahwa :
“Para ahli telah menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik, unggul dalam membantu siswa menumbuhkan kemampuan berpikir kritis. Pembelajaran kooperatif dapat memberikan keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja sama menyelesaikan tugas-tugas akademiknya”.
Salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan adalah
model Number head together (NHT). Numbered Heads Together merupakan
sebuah diskusi kelompok. Ciri khasnya adalah guru hanya menunjuk seorang
siswa yang mewakili kelompoknya, tanpa memberi tahu terlebih dahulu siapa
yang akan mewakili kelompok itu. Cara ini menjamin keterlibatan total semua
siswa, cara ini juga merupakan upaya yang sangat baik untuk meningkatkan
tanggung jawab individual dalam diskusi kelompok. (Ibrahim, 2000: 28)
menyatakan bahwa : ”Guru menyebutkan suatu nomor dan para siswa dari tiap
kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban
untuk seluruh kelas”
Sementara itu dalam proses belajar mengajar alat peraga juga memiliki
peranan yang sangat penting. Jika guru menggunakan alat peraga maka siswa
akan belajar lebih efektif sebab hasil-hasil yang telah dilihat akan memberikan
kesan penglihatan yang lebih jelas, mudah diingat dan mudah dipahami pula. May
A. Sobel (2004:11) menyatakan bahwa :
4
perlu didukung dengan peragaan-peragaan (media pengajaran) yang efektif”
Bilangan pecahan merupakan materi yang tidak asing lagi bagi siswa
SMP karena bilangan telah pernah dipelajari sewaktu tingkat SD tetapi masih
banyak siswa SMP yang merasa kesulitan dalam memecahkan masalah pada
bilangan pecahan. Hal ini dikarenakan siswa tidak begitu paham dalam
mengerjakan soal pada bilangan pecahan yakni menyamakan penyebut dan
mengaplikasi masalah kedalam bentuk model matematika.
Berdasarkan uraian diatas, maka judul yang dipilih dalam penelitian ini
adalah “Penerapan model pembelajaran kooperatif number head together
menggunakan alat peraga untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa di kelas VII SMP Negeri 29 Medan T.A 2012/2013”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang maka penulis menyimpulkan
beberapa masalah yakni :
1. Hasil belajar matematika siswa rendah
2. Proses belajar mengajar masih di dominasi oleh guru
3. Rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematika
4. Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika belum maksimal
5. Kurangnya pemahaman siswa terhadap operasi pada bilangan pecahan
1.3. Pembatasan Masalah
Agar masalah yang diteliti lebih jelas dan terarah maka yang menjadi
batasan masalah dalam penelitian ini adalah : Menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe number head together menggunakan alat peraga untuk
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa di kelas VII
SMP Negeri 29 Medan T.A 2012/2013.
1.4. Rumusan Masalah
Ber dasar kan identifikasi masalah dan pembatasan masalah, mak a
5
number head together menggunakan alat peraga di kelas VII SMP Negeri 29
Medan T.A 2012/2013?
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah : Untuk meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif number head together dan penggunaan alat peraga di kelas VII SMP
Negeri 29 Medan T.A 2012/2013
1.6. Manfaat Penelitian
Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat sebagai berikut :
a. Bagi peneliti, untuk menambah wawasan penelitian dalam menjalankan
tugas sebagai pengajar di masa yang akan datang
b. Sebagai bahan masukkan bagi guru matematika dalam memperbaiki proses
pembelajaran matematika di SMP
c. Sebagai bahan masukkan kepada peneliti sejenisnya di masa – masa yang
64 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diperoleh
kesimpulan sebagai berikut :
Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa mengalami
peningkatan. Berdasarkan hasil tes kemampuan awal pemecahan masalah terdapat
7 siswa yang mengalami ketuntasan belajar dengan persentase 20%. Setelah
pemberian tindakan pembelajaran kooperatif NHT dan penggunaan alat peraga
diperoleh 11 siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar dengan persentase
31.43% dan pada siklus II terdapat 35 siswa yang mencapai ketuntasan belajar
dengan persentase 100%.
Pada langkah-langkah dalam pemecahan masalah yakni memahami
masalah meningkat dari 66.67% berkategori sedang menjadi 93.71% berkategori
sangat tinggi. Merencanakan pemecahan masalah meningkat dari 62.06%
berkategori rendah menjadi 84.57% berkategori tinggi. Menyelesaikan pemecahan
masalah meningkat dari 53.11% berkategori sangat rendah menjadi 82.80%
berkategori tinggi. Memeriksa masalah meningkat dari 47.71% berkategori sangat
rendah menjadi 82.57% berkategori tinggi.
5.2. Saran
Adapun saran dalam penelitian ini adalah :
1. Kepada guru matematika, penerapan model kooperatif NHT dan
penggunaan alat peraga dapat menjadi salah satu alternatif untuk
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa
khususnya materi bilangan pecahan.
2. Hendaknya dalam kegiatan belajar mengajar, guru dapat menggunakan
RPP yang telah dibuat agar sesuai dengan apa yang direncanakan
3. Sebaiknya agar guru membuat lembar kerja siswa (LKS) yang bertujuan
65
4. Kepada siswa, diharapkan agar lebih aktif dalam pembelajaran dan mau
bertanya kepada guru atau teman jika mengalami kesulitan serta
mengulang kembali pelajaran yang telah dipelajari dirumah.
5. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan dapat meminta bantuan guru atau
teman supaya dapat lebih mudah mengawasi siswa sehingga lebih mudah
66
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono, (2003), Pendidikan Anak Berkesulitan Belajar. Rineka Cipta, Jakarta
Amustofa, (2009), Strategi Pemecahan Masalah Dalam Matematika http://amoustofa70wordpress.com
Arikunto, S., (2006), Prosedur Penelitian. Rineka Cipta, Jakarta
Arikunto, S., (2003), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara, Jakarta
Djamarah, Syaiful (1995), Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta, Jakarta
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2010), Buku Pedoman Penulisan Proposal Dan Skripsi, FMIPA Unimed
Firdaus, A., ( 2009 ) Pengertian dan Hakekat Pemecahankemampuan-
Http://madfirdaus.wordpress.com/2009/03/11/pemecahan-masalah-matematika/#more-65
Harahap, Marina., (2011) Penerapan Model Pembelajaran Problem Based
Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMP Nurhasanah Medan. Skripsi, FMIPA Unimed, Medan
Herdian (2007), Model Pembelajaran NHT(Number Head Together)
http://herdy07.wordpress.com/2009/04/02(modelpembelajaran-nht-number-head-together)
hudojo, H, (1988), Mengajar Belajar Matematika. Depdikbud, Jakarta
Ibrahim, dkk, (2000), Pembelajaran Kooperatif. Bumi Aksara, Jakarta
Mudjiono, Dimyati, (2006) Belajar Dan Pembelajaran. Rineka Cipta, Jakarta
Ruseffendi, (1999), Pembelajaran Matematika Modern Dan Masa Kini. Tarsito, Bandung
Sitanggang, Leonardi (2011) Penerapan Model Pembelajaran PBI (Problem Based Instruction) Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Pokok Bahasan Pertaksamaan Kuadrat Di Kelas X SMA Dwi Tunggal Tanjung Morawa T.P 2010/2011. Skripsi FMIPA Unimed, Medan
67
Syah, M., (2004)psikologi belajar. Raja grafindo persada, Jakarta
Syaban, M., ( 2008 ), Menumbuh Kembangkan Daya Matematika
Siswa,
Http://educare.e-fkipunla.net/index.php?option=com_content&tesk-view&id=62&Itemid=7/
Sobel, Max. A., &M. Malestsky, (2000), Mengajar Matematika. Erlangga, Jakarta
Suherman, Erman http://educare.e-fkipunla.net
TIM MKPBM, (2001) Terjemahan, Dtrategi Pembelajaran Matematika
Kontemporer, JICA Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung
Trianto, (2009), Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorentasi Kostruktivistik. Prestasi Pustaka, Jakarta
Winkel, WS, (2004), Psikologi Pengajaran, Media Abad, Yogyakarta