• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBER HEAD TOGETHER MENGGUNAKAN ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 29 MEDAN TAHUN AJARAN 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBER HEAD TOGETHER MENGGUNAKAN ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 29 MEDAN TAHUN AJARAN 2012/2013."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBER HEAD TOGETHER MENGGUNAKAN ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA DI KELAS VII SMP NEGERI 29 MEDAN TAHUN AJARAN

2012/2013

Oleh :

NOVITA NIM. 4104111004

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas

segala rahmat dan karuniaNya yang telah memberikan kesehatan dan hikmah

kepada penulis sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Skripsi ini berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Number

Head Together dengan menggunaan Alat Peraga untuk Meningkatkan

Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas VII SMP Negeri 29 Medan Tahun

Ajaran 2012/2013”. Disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Matematika, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Negeri Medan.

Dalam penyelesaian skripsi ini penulis banyak menerima bimbingan dan

bantuan dari berbagai pihak. Melalui kesempatan ini penulis ingin mengucapkan

rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc.

Ph.D, selaku Dekan beserta staf pegawai FMIPA UNIMED. Ucapan terima kasih

juga disampaikan kepada bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd, selaku ketua jurusan

beserta Bapak/Ibu dosen dan staf pegawai jurusan Matematika FMIPA UNIMED

yang sudah membantu penulis untuk menyiapkan berkas-berkas sebagai syarat

untuk meja hijau dan wisuda. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada

Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal

penyusunan proposal, perencanaan penelitian sampai selesainya penulisan skripsi.

Bapak prof. Dr. P. Siagian, M.Pd, Bapak Mulyono S.Si, M.Si dan Bapak Drs.

Syafari, M.Pd, sebagai dosen penguji/pemberi saran yang telah banyak

memberikan masukkan dan saran-saran yang sangat bermanfaat dalam

penyusynan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada seluruh

Bapak/Ibu dosen yang telah memberikan ilmunya kepada penulis. Dan tak lupa

ucapan terima kasih kepada Bapak Kepala Sekolah, Guru matematika, dan staf

pegawai SMP Negeri 29 Medan yang telah banyak membantu penulis dalam

(4)

v

Teristimewa kepada ibunda Zarnetty yang senantiasa memberikan doa

dan motivasi serta dukungan baik secara material maupun nonmaterial kepada

penulis dalam menyelesaikan studi di UNIMED. Tidak lupa penulis mengucapkan

terima ksaih kepada om dan tante serta abang dan adik (Anto, Budi, Ical, Erwin

dan Dona) dari penulis untuk semua bantuan doa, semangat dan bantuan material

maupun tenaga yang sudah diberikan selama ini.

Penulis juga berterima kasih kepada teman-teman seperjuangan dari

kelas Reg. Dik.A ’08 dan Reg Dik ’07 (Indah) yang sama-sama berjuang dan

banyak membantu penulis selama perkuliahan sampai menyelesaikan skripsi ini.

Ucapan terima kasih pula penulis ucapkan kepada sahabat penulis (Lia,

Narsih, Irma, Madin, Azis) yang telah memberi semangat, menemani dan selalu

mengingatkan penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

Penulis sudah berusaha semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi

ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun

tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat

membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini

bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pengetahuan.

Sebagai penutup penulis berharap skripsi ini dapat memberi konstribusi

dan manfaat yang besar bagi kemajuan pendidikan. Akhir kata penulis

mengucapkan terima kasih.

Medan, januari 2013

Penulis

(5)

iii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBER HEAD TOGETHER MENGGUNAKAN ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 29 MEDAN TAHUN AJARAN 2012/2013

Novita (4104111004) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas VII SMP Negeri 29 Medan. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian ini kelas VII-4 dengan jumlah siswa 35 orang. Objek dalam penelitian ini meningkatkan kemampua pemecahan masalah siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif number head together menggunakan alat peraga pada bilangan pecahan. Instrumen dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah dan lembar observasi. Tes kemampuan pemecahan masalah bertujuan untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah siswa disetiap siklus. Observasi bertujuan untuk melihat kemampuan peneliti dalam pengelolaan kegitan pembelajaran. Soal tes berbentuk uraian yang terlebih dahulu divalidkan oleh validator yaitu dosen UNIMED dan guru SMP Negeri 29 Medan.

Sebelum diberikan tindakan pembelajaran terlebih dahulu siswa diberikan tes kemampuan awal yang bertujuan untuk mengetahui kesulitan yang dialami siswa. Pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif NHT dan alat peraga. Diakhir siklus siswa diberikan tes kemampuan pemecahan masalah I dan II masing-masing sebanyak 5 soal uraian.

(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan……….. i

Riwayat Hidup……….. ii

Abstrak……….. iii

Kata Pengantar……….. iv

Daftar Isi……… vi

Daftar Diagram………. viii

Daftar Tabel……….. ix

Daftar Lampiran……… xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah……….…. 1

1.2. Identifikasi Masalah……… 4

1.3. Batasan Masalah……….…. 4

1.4. Rumusan Masalah……… 4

1.5. Tujuan Penelitian……….……… 5

1.6. Manfaat Penelitian……….…….. 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Teoritis……… 6

2.1.1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran Matematika……….….. 6

2.1.2. Masalah Dalam Matematika.……… 7

2.1.3. Kemampuan Pemecahan Masalah………... 8

2.1.4. Model Pembelajaran Kooperatif………... 11

2.1.5. Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT………. 13

2.1.6. Alat Peraga……… 16

2.1.7. Materi Bilangan Pecahan……….…. 18

(7)

vii

2.3. Kerangka Konseptual………..… 23

2.4. Hipotesis Penelitian……….…… 23

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Dan Waktu Penelitian……….…. 24

3.2. Subjek Dan Objek Penelitian……….. 24

3.2.1. Subjek Penelitian………..……….…..…. 24

3.2.2. Objek Penelitian………..…….…. 24

3.3. Jenis Penelitian……….………... 24

3.4. Prosedur Penelitian……….………. 24

3.5. Teknik Pengumpulan Data……….…………. 30

3.6. Analisis Data……….……….. 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Hasil Penelitian………... 34

4.1.1. Keadaan Sebelum Siklus I……… 34

4.1.2. Hasil Penelitian Siklus I……… 35

4.1.3. Hasil Penelitian Siklus II………... 50

4.2. Hasil Penelitian………... 60

4.2.1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa……….. 60

4.2.2. Kemampuan Peneliti Mengelola Pembelajaran……… 62

4.3. Temuan Penelitian………... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan……….. 64

5.2. Saran……… 64

(8)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif……… 13

Tabel 4.1. Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada Tes Awal……… 35

Tabel 4.2. Tingkat Kemampuan Siswa Memahami Masalah Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I………... 38

Tabel 4.3. Tingkat Kemampuan Siswa Merencanakan Pemecahan Masalah Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I……… 39

Tabel 4.4. Tingkat Kemampuan Siswa Melaksanakan Pemecahan Masalah Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I……… 39

Tabel 4.5. Tingkat Kemampuan Siswa Memeriksa Kembali Pemecahan Masalah Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I………... 40

Tabel 4.6. Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I……….. 41

Tabel 4.7. Deskripsi Hasil Observasi Guru Melakukan Pembelajaran Pada Siklus I……….. 42

Tabel 4.13. Tingkat Kemampuan Siswa Memahami Masalah Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II……….. 54

Tabel 4.14. Tingkat Kemampuan Siswa Merencanakan Pemecahan Masalah Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II……... 54

(9)

x

Tabel 4.16. Tingkat Kemampuan Siswa Memeriksa Pemecahan Masalah

Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II………. 55

Tabel 4.17. Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Tes

Kemampuan Pemecahan Masalah II………. 56

Tabel 4.18. Deskripsi Hasil Observasi Guru Melakukan Pembelajaran

Pada Siklus II……… 57

Tabel 4.19. Hasil Rata-Rata Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa

(10)

viii

DAFTAR DIAGRAM

Halaman

Diagram 4.1. Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Siklus I…... 40

Diagram 4.2. Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Siklus II….. 56

Diagram 4.3. Hasil Rata-rata Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa

Tiap Tes………. 61

Diagram 4.4. Rata-rata Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa

(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I Siklus I……….. 68

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II Siklus I………. 73

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I Siklus II………. 78

Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IISiklus II……… 83

Lampiran 5 Tes Awal... 88

Lampiran 6 Alternatif Pemecahan Tes Awal... 89

Lampiran 7 Lks Pertemuan I... 91

Lampiran 8 Lks Pertemuan II………... 94

Lampiran 9 Lks Pertemuan III... 99

Lampiran 10 Lks Pertemuan IV... 103

Lampiran 11 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I…………. 108

Lampiran 12 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II………… 110

Lampiran 13 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I………. 112

Lampiran 14 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II……… 113

Lampiran 15 Alternatif Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I…………. 114

Lampiran 16 Alternatif Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II………... 119

Lampiran 17 Pedoman Penskoran Tes Tes Kemampuan Pemecahan Masalah……… 125

Lampiran 18 Lembar Validitas Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I… 127 Lampiran 19 Lembar Validitas Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II... 130

Lampiran 20 Lembar Observasi Kegiatan Guru I……… 133

Lampiran 21 Lembar Observasi Kegiatan Guru II………... 137

Lampiran 22 Lembar Observasi Kegiatan Siswa I………... 141

Lampiran 23 Lembar Observasi Kegiatan Siswa II………. 145

Lampiran 24 Daftar Nilai Tes Awal Siswa……….. 149

(12)

xii

Lampiran 26 Daftar Nilai Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II Siswa

Berdasarkan Langkah-Langkah Pemecahan Masalah……… 153

Lampiran 27 Daftar Nilai Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I………. 155

Lampiran 28 Daftar Nilai Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II……… 157

Lampiran 29 Daftar Persentase Nilai Langkah-Langkah Pemecahan

Masalah Siswa I……….. 159

Lampiran 30 Daftar Persentase Nilai Langkah-Langkah Pemecahan

(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Matematika merupakan salah satu pelajaran yang sangat penting di

jenjang pendidikan dasar, menengah bahkan sampai pada tingkat pendidikan

tinggi. Hal ini dikarenakan Ilmu pengetahuan matematika selalu digunakan dalam

kehidupan sehari-hari, misalnya dalam usaha perdagangan bahkan semua bidang

studi memerlukan keterampilan matematika. Hal ini sesuai dengan pendapat

Cockroft (dalam Abdurrahman, 2003.253) menyatakan bahwa :

“ Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) selalu digunakan dalam segi kehidupan; (2) semua studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian dan kesadaran ruang; (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang”.

Dari jenjang dasar siswa telah mengenal ilmu matematika, seharusnya

siswa mampu memahami kebermaknaan dari ilmu matematika itu namun

kenyataannya sampai saat ini pencapaian nilai hasil belajar siswa pada semua

tingkat dan jenjang pendidikan di Indonesia terhadap matematika cukup

mengkhawatirkan. Hasil penelitian yang dilakukan The Third Internasional

Mathematic and Science Study Repeat (TIMSSR:2008) menunjukkan bahwa :

“Hasil nilai matematika pada ujian nasional di Indonesia pada semua tingkat dan

jenjang pendidikan selalu terpaku pada angka rendah. Indonesia berada di urutan

ke – 34 dari 38 negara untuk prestasi siswa SMP di bidang matematika”.

Berdasarkan hasil tes awal siswa, terlihat bahwa seluruh siswa tidak

memahami soal cerita yang berisikan permasalahan matematika. Siswa tidak

mengerti dan bingung cara menyelesaikan masalah yang ada.

Rendahnya hasil belajar siswa dalam mempelajari matematika

disebabkan selama ini pembelajaran matematika terkesan kurang menyentuh

kepada substansi pemecahan masalah. Kebanyakan siswa cenderung menghapal

konsep-konsep matematika yang diajarkan oleh guru atau yang tertulis dalam

(14)

2

buku. Siswa menjadi malas dan tidak mau memikirkan cara untuk memecahkan

masalah.

Seperti yang diungkapkan Lilis Widianti (http:

//newspaper.pikiran-rakyat.com) bahwa:

”Selama ini pembelajaran matematika terkesan kurang menyentuh kepada substansi pemecahan masalah. Kebanyakan guru mengajarkan prosedur atau langkah-langkah pengerjaan soal. Bahkan siswa cenderung menghapal konsep-konsep matematika dan sering dengan mengulang-ulang menyebut defenisi yang diberikan guru atau yang tertulis dalam buku yang dipelajari tanpa memahami maksudnya. Kecenderungan ini tentu saja dapat mengabaikan kebermaknaan dari konsep matematika yang dipelajari siswa sehingga kemampuan dalam memecahkan masalah sangat kurang”

Keberhasilan belajar ditentukan dari pemahaman siswa terhadap materi

pelajaran. Dalam kegiatan belajar mengajar, siswa dituntut aktif dan mandiri.

Proses belajar mengajar yang masih konvensional menyebabkan siswa tenggelam

dalam pelajaran yang kurang merangsang aktivitas belajar yang optimal. Siswa

pasif menerima informasi dari guru, dimana guru tidak memberi kesempatan

kepada siswa untuk mengembangkan gagasan dan ide-idenya. Siswa hanya

menghafal rumus dan mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru tanpa

pemahaman mendalam terhadap soal yang diberikan. Bahkan soal yang diberikan

dari tahun ketahun tidak bervariasi dan tidak menantang sehingga kemampuan

pemecahan masalah siswa sangat kurang. Seperti yang diungkapkan Eman

Suherman (http:educare.e-fkipunla.net) :

“konon dalam pelaksanaan pembelajaran matematika sekarang ini pada umumnya guru masih menggunakan metode konvensional yaitu guru yang masih mendominasi kelas, siswa pasif (datang, duduk, nonton, berlatih,…, dan lupa). Guru memberitahukan konsep, siswa menerima bahan jadi. Demikian juga dalam latihan, dari tahun ketahun soal yang diberikan adalah soal-soal itu-itu juga dan tidak bervariasi”

Guru merupakan salah satu faktor penting yang dapat menentukan

berhasil atau tidaknya siswa dalam belajar matematika. Guru matematika

memiliki tugas agar siswa mampu menguasai konsep dan mampu memecahkan

(15)

3

pemecahan masalah. Jika siswa mampu memecahkan sendiri masalahnya maka

pembelajaran akan lebih bermakna.

Seorang guru harus dapat merangsang terjadinya proses berpikir, harus

dapat membantu menimbulkan sikap kritis dalam diri siswa. Oleh karena itu guru

perlu menciptakan suasana belajar yang dapat mengaktifkan siswa. Pembelajaran

kooperatif dapat dijadikan model alternatif yang diharapkan dapat mengaktifkan

siswa dalam proses belajar mengajar. Dalam arti siswa aktif dalam berinteraksi

dengan temannya, mencari informasi, mengemukakan ide/gagasan untuk

memecahkan masalah sehingga tidak ada siswa yang pasif. Trianto (2009:59)

menyatakan bahwa :

“Para ahli telah menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik, unggul dalam membantu siswa menumbuhkan kemampuan berpikir kritis. Pembelajaran kooperatif dapat memberikan keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja sama menyelesaikan tugas-tugas akademiknya”.

Salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan adalah

model Number head together (NHT). Numbered Heads Together merupakan

sebuah diskusi kelompok. Ciri khasnya adalah guru hanya menunjuk seorang

siswa yang mewakili kelompoknya, tanpa memberi tahu terlebih dahulu siapa

yang akan mewakili kelompok itu. Cara ini menjamin keterlibatan total semua

siswa, cara ini juga merupakan upaya yang sangat baik untuk meningkatkan

tanggung jawab individual dalam diskusi kelompok. (Ibrahim, 2000: 28)

menyatakan bahwa : ”Guru menyebutkan suatu nomor dan para siswa dari tiap

kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban

untuk seluruh kelas”

Sementara itu dalam proses belajar mengajar alat peraga juga memiliki

peranan yang sangat penting. Jika guru menggunakan alat peraga maka siswa

akan belajar lebih efektif sebab hasil-hasil yang telah dilihat akan memberikan

kesan penglihatan yang lebih jelas, mudah diingat dan mudah dipahami pula. May

A. Sobel (2004:11) menyatakan bahwa :

(16)

4

perlu didukung dengan peragaan-peragaan (media pengajaran) yang efektif”

Bilangan pecahan merupakan materi yang tidak asing lagi bagi siswa

SMP karena bilangan telah pernah dipelajari sewaktu tingkat SD tetapi masih

banyak siswa SMP yang merasa kesulitan dalam memecahkan masalah pada

bilangan pecahan. Hal ini dikarenakan siswa tidak begitu paham dalam

mengerjakan soal pada bilangan pecahan yakni menyamakan penyebut dan

mengaplikasi masalah kedalam bentuk model matematika.

Berdasarkan uraian diatas, maka judul yang dipilih dalam penelitian ini

adalah “Penerapan model pembelajaran kooperatif number head together

menggunakan alat peraga untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa di kelas VII SMP Negeri 29 Medan T.A 2012/2013”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang maka penulis menyimpulkan

beberapa masalah yakni :

1. Hasil belajar matematika siswa rendah

2. Proses belajar mengajar masih di dominasi oleh guru

3. Rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematika

4. Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika belum maksimal

5. Kurangnya pemahaman siswa terhadap operasi pada bilangan pecahan

1.3. Pembatasan Masalah

Agar masalah yang diteliti lebih jelas dan terarah maka yang menjadi

batasan masalah dalam penelitian ini adalah : Menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe number head together menggunakan alat peraga untuk

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa di kelas VII

SMP Negeri 29 Medan T.A 2012/2013.

1.4. Rumusan Masalah

Ber dasar kan identifikasi masalah dan pembatasan masalah, mak a

(17)

5

number head together menggunakan alat peraga di kelas VII SMP Negeri 29

Medan T.A 2012/2013?

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah : Untuk meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa dengan menerapkan model pembelajaran

kooperatif number head together dan penggunaan alat peraga di kelas VII SMP

Negeri 29 Medan T.A 2012/2013

1.6. Manfaat Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan

manfaat sebagai berikut :

a. Bagi peneliti, untuk menambah wawasan penelitian dalam menjalankan

tugas sebagai pengajar di masa yang akan datang

b. Sebagai bahan masukkan bagi guru matematika dalam memperbaiki proses

pembelajaran matematika di SMP

c. Sebagai bahan masukkan kepada peneliti sejenisnya di masa – masa yang

(18)

64 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diperoleh

kesimpulan sebagai berikut :

Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa mengalami

peningkatan. Berdasarkan hasil tes kemampuan awal pemecahan masalah terdapat

7 siswa yang mengalami ketuntasan belajar dengan persentase 20%. Setelah

pemberian tindakan pembelajaran kooperatif NHT dan penggunaan alat peraga

diperoleh 11 siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar dengan persentase

31.43% dan pada siklus II terdapat 35 siswa yang mencapai ketuntasan belajar

dengan persentase 100%.

Pada langkah-langkah dalam pemecahan masalah yakni memahami

masalah meningkat dari 66.67% berkategori sedang menjadi 93.71% berkategori

sangat tinggi. Merencanakan pemecahan masalah meningkat dari 62.06%

berkategori rendah menjadi 84.57% berkategori tinggi. Menyelesaikan pemecahan

masalah meningkat dari 53.11% berkategori sangat rendah menjadi 82.80%

berkategori tinggi. Memeriksa masalah meningkat dari 47.71% berkategori sangat

rendah menjadi 82.57% berkategori tinggi.

5.2. Saran

Adapun saran dalam penelitian ini adalah :

1. Kepada guru matematika, penerapan model kooperatif NHT dan

penggunaan alat peraga dapat menjadi salah satu alternatif untuk

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa

khususnya materi bilangan pecahan.

2. Hendaknya dalam kegiatan belajar mengajar, guru dapat menggunakan

RPP yang telah dibuat agar sesuai dengan apa yang direncanakan

3. Sebaiknya agar guru membuat lembar kerja siswa (LKS) yang bertujuan

(19)

65

4. Kepada siswa, diharapkan agar lebih aktif dalam pembelajaran dan mau

bertanya kepada guru atau teman jika mengalami kesulitan serta

mengulang kembali pelajaran yang telah dipelajari dirumah.

5. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan dapat meminta bantuan guru atau

teman supaya dapat lebih mudah mengawasi siswa sehingga lebih mudah

(20)

66

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono, (2003), Pendidikan Anak Berkesulitan Belajar. Rineka Cipta, Jakarta

Amustofa, (2009), Strategi Pemecahan Masalah Dalam Matematika http://amoustofa70wordpress.com

Arikunto, S., (2006), Prosedur Penelitian. Rineka Cipta, Jakarta

Arikunto, S., (2003), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara, Jakarta

Djamarah, Syaiful (1995), Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta, Jakarta

Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2010), Buku Pedoman Penulisan Proposal Dan Skripsi, FMIPA Unimed

Firdaus, A., ( 2009 ) Pengertian dan Hakekat Pemecahankemampuan-

Http://madfirdaus.wordpress.com/2009/03/11/pemecahan-masalah-matematika/#more-65

Harahap, Marina., (2011) Penerapan Model Pembelajaran Problem Based

Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMP Nurhasanah Medan. Skripsi, FMIPA Unimed, Medan

Herdian (2007), Model Pembelajaran NHT(Number Head Together)

http://herdy07.wordpress.com/2009/04/02(modelpembelajaran-nht-number-head-together)

hudojo, H, (1988), Mengajar Belajar Matematika. Depdikbud, Jakarta

Ibrahim, dkk, (2000), Pembelajaran Kooperatif. Bumi Aksara, Jakarta

Mudjiono, Dimyati, (2006) Belajar Dan Pembelajaran. Rineka Cipta, Jakarta

Ruseffendi, (1999), Pembelajaran Matematika Modern Dan Masa Kini. Tarsito, Bandung

Sitanggang, Leonardi (2011) Penerapan Model Pembelajaran PBI (Problem Based Instruction) Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Pokok Bahasan Pertaksamaan Kuadrat Di Kelas X SMA Dwi Tunggal Tanjung Morawa T.P 2010/2011. Skripsi FMIPA Unimed, Medan

(21)

67

Syah, M., (2004)psikologi belajar. Raja grafindo persada, Jakarta

Syaban, M., ( 2008 ), Menumbuh Kembangkan Daya Matematika

Siswa,

Http://educare.e-fkipunla.net/index.php?option=com_content&tesk-view&id=62&Itemid=7/

Sobel, Max. A., &M. Malestsky, (2000), Mengajar Matematika. Erlangga, Jakarta

Suherman, Erman http://educare.e-fkipunla.net

TIM MKPBM, (2001) Terjemahan, Dtrategi Pembelajaran Matematika

Kontemporer, JICA Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung

Trianto, (2009), Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorentasi Kostruktivistik. Prestasi Pustaka, Jakarta

Winkel, WS, (2004), Psikologi Pengajaran, Media Abad, Yogyakarta

Gambar

Tabel 4.16.

Referensi

Dokumen terkait

Sistem JPKM ini merupakan sistem asuransi bagi keluarga mampu sehingga kedepan diharapkan akan mengurangi beban Pemerintah daerah Kabupaten Polewali Mandar di bidang kesehatan

Pengadaan Guardrail Pada Jalan Tol Jakarta-Cikampek Tahun sampaikan Hasil Evaluasi Kualifikasi, sebagaimana terlampir. Pemborongan

Meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam bagi siswa kelas. IV Sekolah Dasar Negeri

terhadap gaya kepemimpinan kharismatik dengan tingkat kedisiplinan kerja. Bagi

Penelitian sifat pemesinan kayu kelapa sawit terkompregnasi menunjukkan bahwa jenis cacat yang muncul pada masing-masing proses pemesinan adalah serat patah.. (torn

Beranjak dari kenyataan yang ada maka penelitian tentang pasar uang yang ditinjau dari segi norma hukum Islam mencoba untuk mengetahui apakah mekanisme transaksi

Bank dengan jumlah asset besar diharapkan mempunyai kinerja lebih baik dari. bank yang mempunyai

Jadi bagas tebu dapat menghasilkan biogas sebagai sumber energi alternatif dengan menggunakan bakteri termofilik kotoran