• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI. pada komputer yang saling berinteraksi. jaringan komputer yang menghubungkan jutaan orang di seluruh dunia, seperti

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI. pada komputer yang saling berinteraksi. jaringan komputer yang menghubungkan jutaan orang di seluruh dunia, seperti"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

8

LANDASAN TEORI

2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Internet

Menurut Elbert dan Griffin (2009:185), internet merupakan sistem besar pada komputer yang saling berinteraksi.

Menurut Haag, Cummings dan McCubbrey (2005:106), internet adalah jaringan komputer yang menghubungkan jutaan orang di seluruh dunia, seperti instansi pendidikan, bisnis, agen pemerintah dan lain-lain yang terhubung dalam jaringan mereka ke internet, membuat jaringan besar menjadi terhubung.

Menurut Schneider dan Evans (2010:53), internet adalah kumpulan grup dari jaringan komputer yang telah terhubung satu dengan yang lainnya.

Menurut Brian dan Stacey (2007:17), internet adalah jaringan komputer di seluruh dunia yang menghubungkan ratusan ribu jaringan yang lebih kecil.

Jaringan ini menghubungkan pendidikan, entitas komersial, nirlaba, militer serta individu. Brian dan Stacey (2007:62) lebih spesifik mengatakan bahwa, “internet adalah proyek yang memungkinkan para pengguna akhirnya dapat dengan cepat dan memiliki kemampuan yang baik dalam memindahkan sejumlah data yang besar dengan menggunakan jaringan berkecepatan tinggi.”

2.1.2 Website

Menurut Shelly, Cashman dan Vermaat (2004:755), website adalah kumpulan dari halaman web yang berhubungan dan benda-benda yang terasosiasi seperti dokumen, tulisan dan gambar yang tersimpan di web server.

(2)

Menurut O’Brien dan Marakas (2006:58), website merupakan salah satu wadah yang menawarkan informasi dan hiburan serta situs transaksi e-commerce antara bisnis dan pemasok serta pelanggan.

Menurut Johnson (2004:4), website adalah informasi dalam bentuk tulisan, grafik, audio, dan video yang dipublikasikan di komputer yang dapat dikunjungi melalui alamat website yang dilihat melalui web browser.

Menurut Turban, Rainer dan Porter (2003:213), website adalah sistem dengan standar universal yang diterima untuk menyimpan, mengambil, memformat, dan menampilkan informasi melalui, arsitektur klien atau server.

Menurut McLeod dan Schell (2007:78), website informasi yang dapat diakses melalui internet di mana dokumen-dokumen, file-file disimpan dan kemudian diambil dengan cara-cara yang menggunakan metode penentuan alamat yang unik.

2.1.3 E-Commerce

Menurut Rayport dan Jaworski (2003:3), menyatakan e-commerce adalah pertukaran yang di mediasikan oleh teknologi antar bagian (baik individual atau organisasi) yang juga aktivitas secara elektronik baik dalam atau antar organisasi yang memfasilitasi pertukaran tersebut.

Menurut Schenider dan Evans (2010:4), e-commerce adalah belanja di internet yang disebut World Wide Web yang melibatkan bisnis dan proses internal yag digunakan oleh perusahaan untuk mendukung sistem pembelian, penjualan, perekrutan, dan aktifitas lainnya.

Menurut Wong (2010:33), e-commerce adalah pembelian, penjualan dan pemasaran barang serta jasa melalui sistem elektronik. E-commerce meliputi

(3)

transfer dana secara elektronik, pertukaran dan pengumpulan data. Semua diatur dalam sistem manajemen inventori otomatis.

Menurut Whitten dan Bentley (2007:18), e-commerce adalah pembelian dan penjualan barang maupun jasa dengan menggunakan internet.

Menurut Turban, Rainer dan Porter (2003:168), e-commerce adalah proses jual, beli, transfer ataupun pertukaran produk, layanan, atau informasi melalui jaringan komputer.

2.2 Teori-teori Khusus

2.2.1 Metodologi Penelitian

Menurut Sugiyono (2012:2), metode penelitian pada dasarnya merupakan cara cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya, proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.

2.2.2 Jenis-jenis Penelitian

Menurut Sugiyono (2012:4), jenis-jenis metode penelitian dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan dan tingkat kealamiahan (natural setting) obyek yang diteliti. Berdasarkan tujuan, metode penelitian dapat diklasifikasikan

(4)

menjadi penelitian dasar (basic research), penelitian terapan (applied research) dan penelitian pengembangan (research and development).

2.2.3 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2012:137), pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari setting-nya, data dapat dikumpulkan pada setting alamiah (natural setting), pada laboratorium dengan metode eksperimen, dirumah dengan berbagai responden, pada suatu seminar, diskusi, di jalan dan lain-lain. Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer, dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan gabungan ketiganya.

1. Interview (Wawancara)

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self-report, atau setidak- tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi. Wawancara

(5)

dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur dan dapat dilakukan melalui tatap muka (face to face) maupun dengan menggunakan telepon.

a. Wawancara terstruktur

Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini, setiap responden diberi pertanyaan yang sama dan pengumpul data mencatatnya.

b. Wawancara tidak terstruktur

Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis- garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Wawancara tidak terstruktur atau terbuka, sering digunakan dalam penelitian pendahuluan atau malahan untuk penelitian yang lebih mendalam tentang responden.

2. Kuesioner (Angket)

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik

(6)

pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.

Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos, atau internet.

3. Observasi (Pengamatan)

Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.

Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi participant observation (observasi berperan serta) dan non participant observation selanjutnya dari segi instrumentasi yang digunakan, maka observasi dapat dibedakan menjadi observasi terstruktur dan tidak terstruktur.

a. Observasi Berperanserta (Participant Observation)

Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau digunakan sebagai sumber data penelitian. Dengan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak.

(7)

b. Observasi Non Participant

Kalau dalam observasi partisipan, peneliti terlibat langsung dengan aktivitas orang-orang yang sedang diamati, maka dalam observasi non participant ini, peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen. Misalnya dalam suatu pusat belanja, peneliti dapat mengamati bagaimana perilaku pembeli terhadap barang-barang, barang apa saja yang paling diminati pembeli saat itu.

c. Observasi Terstruktur

Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, dimana tempatnya. Jadi observasi terstruktur dilakukan apabila peneliti telah tahu dengan pasti tentang variabel apa yang akan diamati.

d. Observasi Tidak Terstruktur

Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi.

Hal ini dilakukan karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang akan diamati.

2.2.4 Macam-macam Data Penelitian

Menurut Sugiyono (2008:12) macam–macam data penelitian ada dua, yaitu data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat, dan gambar. Sedangkan data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka, atau data kualitatif yang diangkakan.

(8)

Data kuantitatif dibagi menjadi dua yaitu data diskrit atau nominal dan data kontinum. Data nominal adalah data yang hanya dapat digolong–golongkan secara terpisah, secara diskrit atau kategori. Misalnya : dalam suatu kelas terdapat 50 mahasiswa, terdiri atas 30 pria dan 20 wanita. Data kontinum adalah data yang bervariasi menurut tingkatan dan ini diperoleh dari hasil pengukuran.

Data kontinum dibagi menjadi tiga, yaitu data ordinal, data interval dan data ratio. Data ordinal adalah data yang berbentuk rangking atau peringkat.

Data interval adalah data yang jaraknya sama tetapi tidak mempunyai nilai nol absolut atau mutlak. Data ratio adalah data yang jaraknya sama, dan mempunyai nilai nol mutlak.

2.2.5 Sampel

Menurut Sugiyono (2012:81), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).

2.2.6 Menentukan Ukuran Sampel

Menurut Sugiyono (2012:86) jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah sampel yang diharapkan 100% mewakili populasi adalah sama dengan jumlah anggota populasi itu sendiri. Makin besar jumlah sampel mendekati populasi, maka peluang kesalahan generalisasi

(9)

semakin kecil dan sebaliknya makin kecil jumlah sampel menjauhi populasi, maka makin besar kesalahan generalisasi (diberlakukan umum).

Rumus untuk menghitung ukuran sampel dari populasi yang diketahui jumlahnya adalah sebagai berikut.

λ². N. P. Q

s = --- d² (N - 1) + λ². P. Q

λ² dengan dk = 1, taraf kesalahan bisa 1%, 5%, 10%.

P = Q = 0,5.

d = 0,05.

s = Jumlah Sampel

Untuk lebih detailnya, penentuan jumlah sampel dapat di lihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 2.1 Penentuan Jumlah Sampel Dari Populasi Terntentu Dengan Taraf Kesalahan 1%, 5%, dan 10%

N s

N s

N s

1% 5% 10% 1% 5% 10% 1% 5% 10%

10 10 10 10 280 197 155 138 2800 537 310 247 15 15 14 14 290 202 158 140 3000 543 312 248 20 19 19 19 300 207 161 143 3500 558 317 251 25 24 23 23 320 216 167 147 4000 569 320 254 30 29 28 27 340 225 172 151 4500 578 323 255 35 33 32 31 360 234 177 155 5000 586 326 257 40 38 36 35 380 242 182 158 6000 598 329 259 45 42 40 39 400 250 186 162 7000 606 332 261 50 47 44 42 420 257 191 165 8000 613 334 263 55 51 48 46 440 265 195 168 9000 618 335 263 60 55 51 49 460 272 198 171 10000 622 336 263 65 59 55 53 480 279 202 173 15000 635 340 266 70 63 58 56 500 285 205 176 20000 642 342 267 75 67 62 59 550 301 213 182 30000 649 344 268

(10)

N s

N s

N s

1% 5% 10% 1% 5% 10% 1% 5% 10%

80 71 65 62 600 315 221 187 40000 653 345 269 85 75 68 65 650 329 227 191 50000 655 346 269 90 79 72 68 700 341 233 195 75000 658 346 270 95 83 75 71 750 352 238 199 100000 659 347 270 100 87 78 73 800 363 243 202 150000 661 347 270 110 94 84 78 850 373 247 205 200000 661 347 270 120 102 89 83 900 382 251 208 250000 662 348 270 130 109 95 88 950 391 255 211 300000 662 348 270 140 116 100 92 1000 399 258 213 350000 662 348 270 150 122 105 97 1100 414 265 217 400000 662 348 270 160 129 110 101 1200 427 270 221 450000 663 348 270 170 135 114 105 1300 440 275 224 500000 663 348 270 180 142 119 108 1400 450 279 227 550000 663 348 270 190 148 123 112 1500 460 283 229 600000 663 348 270 200 154 127 115 1600 469 286 232 650000 663 348 270 210 160 131 118 1700 477 289 234 700000 663 348 270 220 165 135 122 1800 485 292 235 750000 663 348 270 230 171 139 125 1900 492 294 237 800000 663 348 271 240 176 142 127 2000 498 297 238 850000 663 348 271 250 182 146 130 2200 510 301 241 900000 663 348 271 260 187 149 133 2400 520 304 243 950000 663 348 271 270 192 152 135 2600 529 307 245 1000000 663 348 271

∞ 664 349 272

Berdasarkan rumus tersebut dapat dihitung jumlah sampel dari populasi mulai dari 10 sampai dengan 1.000.000. Jadi semakin besar taraf kesalahan, maka akan semakin kecil ukuran sampel. Sebagai contoh: untuk populasi 1000, untuk taraf kesalahn 1%, jumlah sampelnya = 399; untuk taraf kesalahan 5%

jumlah sampelnya = 258, dan untuk taraf kesalahan 10%, jumlah sampelnya = 213. Dari tabel juga terlihat bahwa bila jumlah populasi tak terhingga, maka jumlah anggota sampelnya untuk kesalahan 1% = 644, 5% = 349, dan 10% = 272.

(11)

2.2.7 Teknik Sampling

Menurut Sugiyono (2012:81), teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat beberapa teknik sampling yang digunakan. Teknik sampling pada dasarnya dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

a. Probability Sampling

Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi :

i. Simple Random Sampling

Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan sampel anggota dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen.

ii. Proportionate Stratified Random Sampling

Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota / unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional.

iii. Disproportionate Stratified Random Sampling

Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional.

iv. Cluster Sampling (Area Sampling)

Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misal penduduk dari suatu negara, propinsi atau kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data,

(12)

maka pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan.

b. Nonprobability Sampling

Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang / kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi :

i. Sampling sistematis

Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut.

ii. Sampling kuota

Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.

iii. Sampling insidental

Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.

iv. Sampling purposive

Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.

(13)

v. Sampling jenuh

Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.

vi. Snowball sampling

Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula- mula jumlahnya kecil, kemudian membesar.

2.2.8 Skala Pengukuran

Menurut Sugiyono (2012:92), skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif.

Dengan skala pengukuran ini, maka nilai variabel yang diukur dengan instrumen tertentu dapat dinyatakan dalam bentuk angka, sehingga akan lebih akurat, efisien dan komunikatif.

Berbagai skala yang digunakan untuk penelitian antara lain:

a. Skala Likert

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.

Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.

Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan

(14)

sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.

Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain:

1 = Sangat Setuju 2 = Setuju 3 = Ragu-Ragu 4 = Tidak Setuju

5 = Sangat Tidak Setuju

b. Skala Guttman

Skala pengukuran dengan tipe ini, akan didapat jawaban yang tegas, yaitu “ya-tidak” ; “benar-salah” ; “pernah-tidak pernah” ;

“positif-negatif” dan lain-lain. Data yang diperoleh dapat berupa data interval atau rasio dikhotomi (dua alternatif). Penelitian menggunakan skala Guttman dilakukan bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan.

c. Semantic Defferensial

Skala pengukuran yang berbentuk semantic defferensial digunakan untuk mengukur sikap, hanya bentuknya tidak pilihan ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum yang jawaban “sangat positifnya” terletak di bagian kanan garis, dan jawaban yang “sangat negatif” terletak di bagian kiri garis, atau

(15)

sebaliknya. Data yang diperoleh adalah data interval, dan biasanya skala ini digunakan untuk mengukur sikap / karakteristik tertentu yang dipunyai oleh seseorang.

d. Rating Scale

Dari ke tiga skala pengukuran seperti yang telah dikemukakan, data yang diperoleh semuanya adalah data kualitatif yang kemudian dikuantitatifkan. Tetapi dengan rating-scale data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. Dalam skala model rating-scale, responden tidak akan menjawab salah satu dari jawaban kualitatif yang telah disediakan, tetapi menjawab salah satu jawaban kuantitatif yang telah disediakan.

2.2.9 Populasi

Menurut Sugiyono (2012:80), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

2.2.10 Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2012:38), variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.

(16)

Selain itu, dapat dirumuskan bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

2.2.10.1 Macam-macam Variabel

Menurut Sugiyono (2012:39), macam-macam variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi :

a. Variabel Independen

Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, predictor, dan antecedent. Dalam Bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).

b. Variabel Dependen

Sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam Bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.

c. Variabel Moderator

Variabel moderator adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah) hubungan antara

(17)

variabel independen dengan dependen. Variabel disebut juga sebagai variabel independen kedua.

d. Variabel Intervening

Variabel intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan dependen dan tidak dapat diamati dan diukur.

e. Variabel Kontrol

Variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan variabel independen terhadap variabel dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Variabel kontrol sering digunakan oleh peneliti, bila akan melakukan penelitian yang bersifat membandingkan.

2.2.11 Hipotesis

Menurut Sugiyono (2012:64), Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Terdapat dua macam hipotesis penelitian yaitu hipotesis kerja (H1) dan hipotesis nol (H0). Hipotesa kerja dinyatakan dalam kalimat positif dan hipotesa nol dinyatakan dalam kalimat negatif.

2.2.12 Teknik Regresi Berganda

Menurut Sugiyono (2008:269), Regresi digunakan untuk mengetahui bagaimana variable dependen dapat dipredisikan melalui variable independen.

(18)

Analisis regresi dilakukan bila hubungan dua variable berupa hubungan fungsional. Bentuk persamaan regresi linier sederhana :

Y’ = a + bX Keterangan :

Y’ = Subyek dalam variable dependen yang dipredisikan.

a = Harga Y bila X = 0 (Harga konstan).

b = Angka arah atau koefisien regresi yang menunjukkan angka.

X = Subyek pada variable independen yang mempunyai nilai tertentu.

2.2.13 Statistik Deskriptif

Menurut Sugiyono (2012:147), statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

(19)

2.2.14 Web Design in E-Commerce: A Theory and Empirical Analysis

Gambar 2.1 Model Penelitian (Sumber : Song & Zahedi, 2001)

1. Dari penelitian disimpulkan bahwa, “Belief about Their Evaluation of Perceived Price merupakan keyakinan yang dimiliki oleh para pelanggan mengenai harga rendah dan telah dievaluasi tentang harga rendah tersebut” (Ajzen, 1991:179-211). Dalam variabel Belief about Their Evaluation of Perceived Price, memiliki sub-variabel sebagai berikut:

• Lichtenstein et al (1991:380-391) lebih spesifik mengatakan

bahwa, “The Effect of External Reference Prices merupakan kesadaran harga yang mencakup persepsi harga terendah dari produk yang dibeli.”

(20)

• Lichtenstein et al (1991:380-391) lebih spesifik mengatakan

bahwa, “Focal Cue merupakan fokus perhatian dalam situasi persepsi misalnya seperti perbandingan harga”.

2. Dari penelitian disimpulkan bahwa, “Beliefs about Their Evaluation of Perceived Service merupakan keyakinan terhadap layanan yang telah dijanjikan oleh pihak tersebut kepada para pelanggan” (Parasuraman et al, 1988:12-40). Dalam variabel Beliefs about Their Evaluation of Perceived Service, memiliki sub-variabel sebagai berikut:

• Kettinger and Lee (1997:223-240) lebih spesifik mengatakan

bahwa, “Assurance merupakan kemampuan untuk menyampaikan kepercayaan dan keyakinan kepada pelanggan.”

• Kettinger and Lee (1997:223-240) lebih spesifik mengatakan

bahwa, “Responsiveness merupakan kemauan untuk membantu dan memberikan layanan yang cepat kepada pelanggan.”

• Kettinger and Lee (1997:223-240) lebih spesifik mengatakan

bahwa, “Reliablity merupakan kemampuan untuk memberikan layanan yang telah dijanjikan ke pelanggan.”

3. Dari penelitian disimpulkan bahwa, “Informational Interpersonal Beliefs and Motivation merupakan keyakinan dari beberapa kelompok dan pendapat-pendapat lain tentang produk dan mendukung agar produk tersebut dibeli” (Bearden et al., 1989:473-481). Dalam variabel Informational Interpersonal Beliefs and Motivation terdapat beberapa sub-variabel, diantaranya:

(21)

• Bearden et al. (1989:473-481) lebih spesifik mengatakan bahwa,

“Value Expressive Influence merupakan keinginan individu untuk meningkatkan atau mendukung konsep diri oleh identifikasi referensi.”

• Bearden et al. (1989:473-481) lebih spesifik mengatakan bahwa,

“Utilitarian Influence merupakan upaya individu untuk memenuhi ekspetasi orang lain.”

• Bearden et al. (1989:473-481) lebih spesifik mengatakan bahwa,

“Informational Influence merupakan kecenderungan untuk menerima informasi dari orang lain sebagai bukti realitas.”

4. Dari penelitian disimpulkan bahwa, “Control Beliefs and Perceived Power about Perceived Self-Efficacy merupakan keyakinan terhadap pentingnya tingkat kepercayaan diri para pelanggan sebelum membeli produk yang ditawarkan tersebut” (Taylor and Todd, 1995:144-176).

Sub-variabel yang ada di variabel ini adalah:

• Bearden et al., (1989:473-481) lebih spesifik mengatakan bahwa,

“Perceived Ability merupakan tingkat kemauan dan penggunaan IT dapat mempengaruhi Self-Efficacy.”

5. Dari penelitian disimpulkan bahwa, “Control Beliefs and Perceived Power about Perceived Resource Facilitation merupakan keyakinan terhadap pentingnya penghematan waktu dalam proses pembelian di dalam website” (Taylor and Todd, 1995:144-176). Sub-variabel yang ada di variabel ini adalah:

(22)

• Taylor and Todd (1995:144-176) lebih spesifik mengatakan

bahwa, “Facilitating Conditions merupakan ketersediaan sumber daya yang dibutuhkan oleh pengguna dalam mengakses kebiasaannya, seperti waktu, uang, atau sumber daya khusus lainnya.”

• Taylor and Todd (1995:144-176) lebih spesifik mengatakan

bahwa, “Self-Efficacy merupakan kepercayaan diri individu dalam kemampuannya untuk melakukan suatu perilaku.”

6. Dari penelitian disimpulkan bahwa, “Attitude Toward Purchase adalah sikap dari pelanggan yang ingin diuntungkan dengan teknologi yang sedang dipakai untuk membeli produk tersebut.” (Taylor and Todd, 1995:144-176). Sub-variabel yang ada di variabel ini adalah:

• Harrison et al. (1997:171-195) lebih spesifik mengatakan bahwa,

“Relative Advantage merupakan seberapa baik inovasi yang dirasakan untuk dibandingkan dengan yang sebelumnya.”

• Harrison et al. (1997:171-195) lebih spesifik mengatakan bahwa,

“Complexity adalah seberapa konsisten inovasi yang dirasakan dengan nilai yang telah ada, pengalaman masa lalu, dan kebutuhan dari target pengadopsi.”

• Taylor and Todd (1995:144-176) lebih spesifik mengatakan

bahwa, “Compatibility yaitu tingkatan dimana inovasi sesuai dengan nilai-nilai yang diadopsi, pengalaman sebelumnya dan kebutuhan saat ini.”

(23)

• Harrison et al. (1997:171-195) lebih spesifik mengatakan bahwa,

“Observability yaitu seberapa terlihat hasil inovasi untuk orang lain.”

• Harrison et al. (1997:171-195) lebih spesifik mengatakan bahwa,

“Trialability yaitu seberapa banyak inovasi dapat diimplementasikan dengan adopsi sebelumnya.”

7. Dari penelitian disimpulkan bahwa, “Subjective Norm adalah informasi yang didapatkan dari orang lain tentang produk yang telah memakai produk tersebut sehingga kita mengetahui deskripsi produk tersebut yang telah menggunakan produk tersebut sehingga kita dapat terhindar dari hasil yang tidak memuaskan” (Bearden et al., 1989:473- 481). Sub-variabel yang ada di variabel ini adalah:

• Mathieson (1991:174-191) lebih spesifik mengatakan bahwa,

“Perceived Opinions yaitu sebuah pendapat atau rujukan dari kelompok atau orang lain yang dapat menyakinkan individu.”

• Mathieson (1991:174-191) lebih spesifik mengatakan bahwa,

“Sales Representatives yaitu hasil penjualan berpotensi meningkatkan layanan kepada pelanggan.”

8. Mathieson (1991:174-191) lebih spesifik mengatakan bahwa,

“Perceived Behavioral Control yaitu peluang dalam diri / dorongan untuk melakukan pembelian produk tersebut.” Sub-variabel yang ada di variabel ini adalah:

(24)

• Mathieson (1991:174-191) lebih spesifik mengatakan bahwa,

“Control Beliefs yaitu persepsi kemampuan di dalam keterampilan, sumber daya, dan peluang.”

• Mathieson (1991:174-191) lebih spesifik mengatakan bahwa,

“Perceived Facilitation yaitu penilaian individu tentang pentingnya sumber daya untuk pencapaian hasil yang berharga.”

9. Burton et al. (1998) and Grewal et al. (1998) lebih spesifik mengatakan bahwa, “Purchase Intention adalah probabilitas, kemungkinan dan kemauan untuk membeli suatu produk.” Sub- variabel yang ada di variabel ini adalah:

• Grewal et al. (1998:46-59) lebih spesifik mengatakan bahwa,

“Willingness to Buy adalah kemungkinan bahwa pembeli berniat untuk membeli produk.”

(25)

2.3 Kerangka Berpikir

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir

Dalam melaksanakan research ini, kita harus membuat kerangka berpikir sehingga kita tahu apa yang harus kita lakukan kedepannya agar research ini dapat berjalan sesuai dengan keinginan kita semua. Pertama, kita harus merumuskan masalah yang ingin kita ambil sebagai topik research kita. Setelah itu, kita mencari materi-materi atau bahan yang mendukung pemecahan masalah yang kita ambil

Studi Pustaka / Literatur Perumusan Masalah

Penyusunan Model dan Variabel Penelitian

Pembuatan Kuesioner

Penyebaran Kuesioner Tahap Awal (30 Respoden)

Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Penyebaran Kuesioner Tahap Seluruh Responden

Pengolahan Data dan Analisis (Pengujian Korelasi

dan Regresi)

Simpulan dan Rekomendasi

(26)

untuk mempermudah kita dalam research ini. Setelah itu, kita menentukan model dan variabel penelitian kita, lalu kita membuat kuisioner untuk disebarkan sehingga kita mendapatkan hasil sample. Awalnya kita membagi kuisioner kepada 30 orang untuk mengetahui apakah materi research kita valid atau tidak, setelah valid kita langsung menyebarkan kuisioner kepada seluruh sampel responden untuk mendapatkan data yang kita inginnkan. Setelah data terkumpul, kita uji korelasi dan regresi terhadap data yang kita dapat. Setelah itu, kita olah datanya dan kita analisa untuk mendapatkan hipotesa, simpulan dan saran untuk masalah research kita.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi hijauan Indigofera zollingeriana dapat disarankan untuk mengunakan kadar air tanah berkisar antara 100% sampai 80% dan sebaiknya juga

Lanjutan tabel 2.2 Penelitian Terdahulu Muhammad Imran Qureshi, Mehwish Iftikhar, Dkk (2013 ) Relationship Between Job Stress, Workload, Environment and Employees

Di tengah situasi yang sangat tidak menguntungkan bagi keberadaan seni pertunjukan wayang golek, dunia pariwisata telah menciptakan peluang baru yang cukup prospektif

Hasil penelitian ini menunjukkan (1) struktur pembangun novel 9 Summers 10 Autumns saling berkaitan; (2) kepribadian sehat yang dimiliki tokoh Iwan sebagai tokoh

The scarcity of documentation on traditional performing arts can be forestalled by sharing the video through online video storage, record the information about the

Berdasarkan observasi awal di MIN 5 Bandar Lampung pada 16 April 2018, kepemimpinan kepala madrasah di MIN 5 tersebut, seperti : kepala madrasah sering melakukan

Abstrak: Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fakta yang terjadi di lapangan yaitu kemampuan mengenal benda-benda di lingkungan sekitar dengan menggunakan metode

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk merangsang pertumbuhan dan produksi jagung manis adalah perlakuan pupuk organik petroganik.Tujuan dari hubungan ini adalah untuk