• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI FENOTIPIK, HERITABILITAS DAN KORELASI ANTARA KOMPONEN HASIL DENGAN HASIL CABAI MERAH DI LAHAN RAWA LEBAK ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "EVALUASI FENOTIPIK, HERITABILITAS DAN KORELASI ANTARA KOMPONEN HASIL DENGAN HASIL CABAI MERAH DI LAHAN RAWA LEBAK ABSTRAK"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI FENOTIPIK, HERITABILITAS DAN KORELASI ANTARA KOMPONEN HASIL DENGAN HASIL CABAI MERAH

DI LAHAN RAWA LEBAK

Muhammad Saleh dan E. William Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa (Balittra)

ABSTRAK

Lahan rawa lebak cukup luas, potensial untuk sektor pertanian. Pada musim kemarau lebak mengalami kekeringan dan merupakan hamparan lahan yang luas, cukup potensial untuk berbagai macam komoditi seperti padi palawija dan sayuran, salah satunya adalah cabai merah. Penelitian dilaksanakan pada Musim Kemarau dari bulan Juli sampai dengan Oktober 2005 di Tawar 2, Hulu Sungai Selatan. Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi penampilan fenotipik, mengestimasi nilai duga heritabilitas dan mengetahui korelasi antara komponen hasil dengan hasil cabai merah, varietas Tombak dan Tit Super.

Penelitian ditata berdasarkan Rancangan Acak Kelompok dengan dua ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : varietas Tombak dan Tit Super toleran dilahan rawa lebak, dengan hasil 5,58 dan 9,27 ton/ha. Nilai duga heritabilitas yang tinggi ditunjukkan oleh karakter tinggi tanaman, jumlah buah/tanaman, berat/buah, diameter buah dan hasil.

Koefisien korelasi yang nyata dan positif di tunjukkan antara hasil dengan jumlah buah/tanaman (99,9 %).

Kata Kunci : Evaluasi fenotipik, Heritabilitas, Korelasi, Cabai merah, Rawa lebak.

PENDAHULUAN

Luas lahan lebak di Indonesia diperkirakan 13,28 juta ha, yang terdiri dari 4,167 juta ha lebak dangkal, 6,075 juta ha lebak tengahan dan 3,038 juta ha lebak dalam (Alihansyah et al., 2004). Pada musim kemarau lebak mengalami kekeringan dan merupakan hamparan lahan yang luas, cukup potensial untuk berbagai macam komoditi seperti padi palawija dan sayuran. Komoditas sayuran sudah banyak diusahakan oleh petani-petani di lahan lebak, tetapi baru terbatas pada jenis-jenis lokal.

Cabai merah merupakan salah satu komoditas sayuran yang bernilai ekonomis tinggi. Sekarang ini cabai merah dikonsumsi tidak hanya dalam bentuk segar, tapi sudah banyak diolah menjadi berbagai bentuk olahan seperti saus, sambal maupun bubuk. Cabai merupakan jenis tanaman yang adaptasinya cukup luas. Cabai bisa ditanam pada hampir semua jenis tanah, maupun tipe iklim yang berbeda (Suwandi dan Asandi 1995).

Dalam kegiatan pemuliaan, pada pengujian varietas-varietas baru untuk suatu lingkungan tertentu diperlukan informasi genetiknya, diantaranya adalah nilai duga heritabilitas. Heritabilitas merupakan gambaran besarnya kontribusi genetik suatu karakter yang terlihat dilapangan Menurut Kasno et. al., (1983) dalam Azrai et. al., (2004), dalam

(2)

kegiatan seleksi terhadap suatu karakter akan lebih efektif jika ditujukan terhadap karakter yang mempunyai nilai heritabilitas tinggi. Selain hal tersebut diperlukan juga informasi keeratan hubungan antara karakter komponen hasil dengan hasil.

Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi penampilan fenotipik, mengestimasi nilai duga heritabilitas dan melihat keeratan hubungan antara komponen hasil dengan hasil dua varietas cabai di lahan rawa lebak.

BAHAN DAN METODE

Penelitian dilaksanakan pada MK 2005, di lahan rawa lebak Tawar 2, Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Lokasi penelitian merupakan lahan lebak tengahan, dengan lama genangan selama 6 bulan, ketinggian air 50 sampai 100 cm. Penelitian ditata dalam rancangan acak kelompok, 2 (dua) ulangan, dengan perlakuan 2 varietas cabai merah yaitu : Tombak dan Tit Super. Satuan percobaan berupa petakan 5 m x 4 m, jarak tanam 75 cm x 50 cm, 1 tanaman perumpun. Pemeliharaan dilakukan secara intensif.

Pengamatan meliputi tinggi tanaman, jumlah buah/tanaman, berat/buah, panjang buah, diameter buah, hasil dan karakteristik buah.

Variabilitas diduga dengan menggunakan analisis komponen varians menurut Steel dan Torrie (1980) dalam Carsona et. al., (2004). Varians fenotipe , Varians genetik dapat dihitung berdasarkan : δ2 g = (M2-M3)/r, δ2 e = M3, δ2 f = δ2 g + δ2 e, dimana M2 = kuadrat tengah genotipe, M3 = kuadrat tengah galat. Heritabilitas diduga menggunakan analisis komponen varians dan dihitung berdasarkan rumus menurut Allard (1960) dalam Carsona et. al., (2004) : H = δ2 g/ δ2 f.

Koefisien korelasi sederhana digunakan untuk melihat keeratan antara karakter komponen hasil dengan hasil :

JHKxy r =

 (JKx)(Jky) dimana : r = koefisien korelasi

JHKxy = jumlah hasil kali x dan y JKx = jumlah kuadrat x

Jky = jumlah kuadrat y

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tipe tumbuh kedua varietas cabai yang diuji tergolong menyebar dengan tinggi sekitar 56,5 cm. Hasil yang dicapai varietas Tit Super (9,27 t/ha), lebih tinggi dari varietas Tombak ( 5,58 t/ha). Tingginya hasil yang dicapai didukung oleh karakter jumlah buah/tanaman yang lebih banyak. Jumlah buah/tanaman varietas Tit Super ( 53), lebih banyak dari varietas Tombak (38,5), walaupun berat/buah varietas Tit Super lebih kecil dari

(3)

varietas Tombak. Menurut Saleh dan Eddy (2005), pada pengujian cabai merah di lahan rawa pasang surut, hasil yang tinggi didukung oleh jumlah buahnya yang banyak, walaupun berat/buahnya lebih kecil.

Penampilan fenotipik cabai merah varietas Tombak dan Tit Super di lahan rawa lebak tengahan di sajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Penampilan fenotipik cabai merah varietas Tombak dan Tit Super di Tawar, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, MK. 2005.

Karakter Tombak Tit Super

Tipe tumbuh Menyebar menyebar

Berat/buah (g) 5,81 3,91

Jumlah buah/tanaman 38,5 53

Hasil t/ha 5,58 9,27

Panjang buah (cm) 9,65 9,54

Diameter buah (cm) 1,30 1,50

Tinggi tanaman (cm) 56,5 56,5

Karakteristik buah cabai merah varietas Tombak dan Tit Super di lahan rawa lebak disajikan pada Tabel 2.

Penampilan warna buah dan permukaan buah varietas Tombak mengkilat dan licin, sehingga lebih menarik dibanding penampilan varietas Tit Super. Demikian juga daya simpan varietas tombak lebih tahan dari Tit Super. Buah varietas Tit Super yang masak berwarna merah, lebih cepat layu dan mengering dibanding varietas tombak.

Heritabilitas merupakan gambaran besarnya kontribusi genetik pada suatu karakter.

Nilai duga heritabilitas yang tinggi menunjukkan bahwa faktor genetik lebih berperan dari faktor lingkungan, sedang nilai duga heritabilitas yang rendah sebaliknya (Carsono et. al., 2004). Menurut Wahdah (1996) dalam Darliah et. al.,(2001). Karakter tanaman yang dikategorikan mempunyai nilai heritabilitas tinggi, sedang dan rendah, apabila nilainya berturut-turut H >50%, 20%< H < 50% dan H <20%. Nilai duga heritabilitas karakter komponen hasil dan hasil cabai merah varietas Tombak dan Tit Super pada lahan rawa lebak di sajikan pada Tabel 3. Semua karakter yang diamati menunjukan nilai duga heritabilitas yang tinggi, kecuali karakter panjang buah. Hal ini menunjukkan bahwa pada penampilan fenotipe karakter tinggi tanaman, jumlah buah/tanaman, berat/buah, diameter buah dan hasil, faktor genetik lebih berperan dari faktor lingkungan. Sedang pada penampilan fenotipe karakter panjang buah, faktor lingkungan lebih berperan dari faktor genetik.

Tabel 2. Karakteristik buah cabai merah varietas Tombak dan Tit Super di Tawar, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, MK. 2005.

Karakteristik buah Tombak Tit Super

Warna buah muda Hijau mengkilat Hijau

Warna buah masak Merah mengkilat Merah

Permukaan buah licin kasar

Daya simpan Lebih tahan Kurang tahan

(4)

Tabel 3. Nilai duga heritabilitas karakter komponen hasil dan hasil cabai merah varietas Tombak dan Tit Super di Tawar, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, MK. 2005.

No. Karakter Nilai duga

Heritabilitas (%)

Kriteria heritabilitas

1 Tinggi tanaman 97,56 Tinggi

2 Jumlah buah/tanaman 99,72 Tinggi

3 Panjang buah 0,00 Rendah

4 Diameter buah 50,38 Tinggi

5 Berat/buah 67,37 Tinggi

6 Hasil 99,90 Tinggi

Korelasi antara karakter hasil dan hasil disajikan pada Tabel 4. Hasil berkorelasi sangat nyata positif dengan karakter jumlah buah/tanaman. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi hasil, semakin banyak juga jumlah buah /tanamannya.

Tabel 4. Korelasi antara komponen hasil dengan hasil cabai merah varietas Tombak dan Tit Super di Tawar, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, MK. 2005.

Karakter Tinggi

tanaman.

Jumlah buah/tan.

Panjang buah

Diameter buah

Berat/

bauh

Hasil Tinggi

tanaman. -

0,028 ns 0,013 ns -0,533 ns 0,342 ns -0,015 ns Jumlah buah/tan. - -0,263 ns 0,830 ns 0,335 ns 0,999 **

Panjang buah - -0,269 ns 0,761 ns -0,268 ns

Diameter buah - 0,057 ns 0,853 ns

Berat/ bauh - 0,316

KESIMPULAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : varietas Tombak dan Tit Super toleran di lahan rawa lebak, dengan hasil 5,58 dan 9,27 t/ha. Nilai duga heritabilitas yang tinggi ditunjukkan oleh karakter tinggi tanaman, jumlah buah/tanaman, berat/buah, diameter buah dan hasil. Koefisien korelasi yang nyata dan positif ditunjukkan antara hasil dengan jumlah buah/tanaman (99,9 %).

(5)

DAFTAR PUSTAKA

Azrai. Muhammad., Firdaus Kasim dan Sriani Sujiprihati. 2004. Penampilan fenotipik dan parameter genetik genotipe jagung komposit di Bogor. Dalam Astanto Kasno et.al., (eds) Proseding Lokakarya PERIPI VII. Dukungan Pemuliaan Terhadap Industri Perbenihan pada Era Pertanian Kompetitif. PERIPI danBalitkabi. Hal 357-364 Carsono,N., Darniadi,S., D. Ruswandi, W.Puspasari, D. Kusdiana dan A.Ismail. 2004.

Evaluasi feotipik, variabilitas dan heritabilitas karakter agronomi penting pada galur murni jagung S4A. Dalam Astanto Kasno et.al., (eds) Proseding Lokakarya PERIPI VII. Dukungan Pemuliaan Terhadap Industri Perbenihan pada Era Pertanian Kompetitif. PERIPI dan Balitkabi. Hal 312-319.

Darliah, I.Suprihatin, D.P. de Vrees, W. Handayati, T.Herawati dan T.Sutater. 2001.

Variabilitas genetik, heritabilitas, dan penampilan fenotipik 18 klon mawar di Cipanas. J.Hort. 11(3) : 148-154.

Iriani.E., Dede Juanda, dan Anggoro Hadi. 2004. Uji daya hasil pendahuluan cabai merah hibrida di Jawa Tengah. . Dalam Astanto Kasno et.al., (eds) Proseding Lokakarya PERIPI VII. Dukungan Pemuliaan Terhadap Industri Perbenihan pada Era Pertanian Kompetitif. PERIPI dan Balitkabi. Hal 225-335.

Kusumah, B.R. 1995. Upaya peningkatan produktivitas lahan marginal untuk usahatani sayuran. Dalam: Ati S.D. Ropik S.B. et.al., (eds). Seminar Nasional Ilmiah Komoditas Sayuran. Balittsa. 54-61.

Singh,R.K. and B.D. Chaudhari. 1979. Biometrical method in quantitative genetic analysis. Kalyani Publisher, Ludhiana, New Delhi.

Suwandi dan A.A. Asandhi. 1995. Pola usaha berbasis sayuran dengan berwawasan lingkungan untuk meningkatkan pendapatan petani. Dalam: Ati S.D. Ropik S.B.

et.al., (eds). Seminar Nasional Ilmiah Komoditas Sayuran. Balittsa. 54-61.

(6)

Referensi

Dokumen terkait

Kajian ini hanya menumpukan pada faktor sikap pelajar, rakan sebaya, keluarga, guru, suasana sekolah, persekitaran, persepsi guru disiplin terhadap kemahiran dalam mengurus

Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dapat dikatakan sebagai perwakilan politik, karena anggota dewan terdiri dari partai politik yang dipilih melalui pemilihan umum..

Jika karyawan adalah seluruh personil yang masuk dalam struktur organisasi perusahaan, maka konsultan adalah orang-orang yang ber- gabung di bisnis Oriflame secara

Unit Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Industri pupuk X mempunyai unit penanggulangan kebakaran yaitu bagian Keselamatan dan Pemadam Kebakaran (KPK). Unit

Implementasi open boundaries juga memudahkan penerapan SPH untuk kasus-kasus yang lebih kompleks baik pada bidang teknik maupun bidang lainnya.. Diharapkan metode

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nurul Fatia (2012) Dengan judul “Perbedaan Pengaruh SenaPenurunan Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Melitus

Hasil penelitian yang diperoleh adalah 32 sampel daging ayam dan 13 sampel daging sapi adalah negatif (tidak mengandung antibiotik tetrasiklin).. Hasil uji

Target utama dari Arimaya Steak dan Pasta ini adalah masyarakat di kota Palembang namun tidak menutup kemungkinan masyarakat dari kota lain dengan rentang usia 30-50 tahun