• Tidak ada hasil yang ditemukan

commit to user BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "commit to user BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kurikulum 2013 menganut pandangan dasar bahwa pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke siswa. Siswa adalah subjek yang memiliki kemampuan untuk secara aktif mencari, mengolah, mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan. Pembelajaran harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan dalam proses kognitifnya (Permendikbud, 2013). Pembelajaran hendaknya disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan karakteristik siswa. Guru dapat menggunakan model pembelajaran yang bervariasi untuk mengoptimalkan potensi siswa. Suasana belajar dan proses pembelajaran yang terencana dengan baik akan dapat membuat siswa belajar sehingga terdapat perubahan pada diri siswa tersebut. Perubahan inilah yang disebut sebagai hasil belajar.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Biologi kelas X IA-4 semester genap di SMA Batik 1 Surakarta tahun pelajaran 2013/2014 diketahui bahwa model pembelajaran biologi yang digunakan guru selama ini sudah cukup bervariasi seperti model pembelajaran kooperatif, kontekstual, dan ceramah bervariasi namun guru belum mencoba menerapkan model-model pembelajaran yang diamanahkan kurikulum 2013 seperti model pembelajaran problem based learning, discovery learning, project based learning dan inquiry dalam pembelajaran.

Kurikulum 2013 dalam kompetensi lulusannya dinyatakan bahwa kompetensi inti harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian soft skill dan hard skill siswa yang meliputi aspek kompetensi knowledge, skill, dan attitude. Salah satu soft skill yang mempengaruhi motivasi belajar siswa adalah academic self efficacy (efikasi diri akademik). Efikasi diri akademik (academic self efficacy) adalah keyakinan individu terhadap kemampuannya untuk mengerjakan

(2)

commit to user

tugas, untuk mengatur aktivitas belajarnya sendiri, dan untuk mewujudkan harapan akademik.

Hasil observasi terhadap proses pembelajaran Biologi pada kelas X IA-4 SMA Batik 1 Surakarta menunjukkan bahwa 29,26% siswa bersemangat dalam mengikuti pembelajaran Biologi, 34,15% siswa bekerjasama dengan teman saat diskusi kelompok, 24,39% siswa berani menyampaikan atau menanggapi gagasan teman, 14,63% siswa bertanya pada guru tentang materi yang belum dipahami, 24,39% siswa menjawab pertanyaan atau soal biologi dengan yakin tanpa ragu-ragu, dan 36,59% siswa tenang ketika mengerjakan ulangan Biologi. Hasil analisis nilai ulangan harian siswa kelas X IA-4 pada materi sebelumnya juga menunjukkan bahwa siswa yang memenuhi nilai KKM yang telah ditentukan yaitu nilai 75 atau B (3,00) sebanyak 16 siswa dan 25 siswa masih memperoleh nilai di bawah KKM.

Berdasarkan hasil observasi tersebut, diketahui bahwa capaian persentase baik hasil belajar siswa maupun tingkat keyakinan diri akademik (academic self efficacy) siswa masih rendah. Masalah pada kelas X IA-4 SMA Batik 1 Surakarta yang paling penting dan mungkin untuk dicarikan solusinya adalah rendahnya hasil belajar dan efikasi diri akademik (academic self efficacy) siswa dalam pembelajaran Biologi.

Sebagai tindak lanjut terhadap hasil observasi awal di kelas X IA-4 SMA Batik 1 Surakarta, maka dilakukan observasi lanjutan menggunakan lembar observasi yang merujuk pada aspek-aspek academic self efficacy. Setiap sspek academic self efficacy yang terdiri dari aspek kognitif, motivasi, afeksi, dan seleksi dikembangkan menjadi indikator-indikator yang menunjukkan perilaku academic self efficacy siswa.

Hasil observasi lanjutan tersebut menunjukkan bahwa 60,98% siswa teliti dan bersungguh-sungguh dalam mengerjakan soal atau tugas biologi, 53,66% siswa menjawab pertanyaan atau soal biologi yang diberikan guru dengan yakin tanpa ragu-ragu, 60,98% siswa semangat dalam mengikuti pembelajaran biologi walaupun materi yang dipelajari banyak atau sulit, 43,90% siswa menjadikan soal atau tugas biologi yang sulit sebagai suatu tantangan, 65,85% siswa tenang ketika mengerjakan soal atau tugas biologi yang diberikan guru, 68,29% siswa tetap dapat

(3)

commit to user

mengerjakan soal atau tugas biologi walaupun suasana kelas gaduh, 53,66% siswa memilih menyelesaikan soal atau tugas biologi yang diberikan guru daripada bercanda dengan teman yang lain, dan 56,10% siswa memilih berkonsentrasi dalam mengikuti pelajaran biologi daripada melakukan aktivitas tertentu yang tidak ada kaitannya dengan proses belajar. Data tersebut mengindikasikan bahwa efikasi diri akademik (academic self efficacy) siswa kelas X IA-4 SMA Batik 1 Surakarta pada pembelajaran Biologi masih rendah dan perlu ditingkatkan.

Academic self efficacy memegang peranan penting dalam kemajuan pendidikan karena academic self efficacy akan membantu siswa merasa percaya pada kemampuan diri yang mereka miliki serta mampu menangani secara efektif kesulitan yang mereka hadapi dalam pengalaman belajar. Academic self efficacy merupakan suatu kecakapan yang dapat dilatih dan diajarkan agar menjadi semakin baik. Siswa perlu dilatih dan diajarkan bagaimana mengembangkan academic self efficacy melalui suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan academic self efficacy mereka (Baron & Byrne, 2003:183).

Akar masalah rendahnya efikasi diri akademik (academic self efficacy) dan hasil belajar siswa dapat disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, kegagalan siswa pada saat ulangan maupun latihan soal pada materi biologi sebelumnya sehingga mereka ragu dapat menyelesaikan ulangan maupun tugas-tugas biologi selanjutnya.

Kedua, dalam pembelajaran biologi selama ini guru belum pernah menerapkan model pembelajaran yang berbasis masalah sehingga siswa belum merasa tertantang untuk mencari solusi atas permasalahan yang disajikan.

Solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah yang telah teridentifikasi di kelas X IA-4 SMA Batik 1 Surakarta adalah dengan menggunakan suatu model pembelajaran yang baik sesuai dengan tujuan yang akan dicapai yaitu dapat membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah, keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, dan meningkatkan efikasi diri akademik (academic self efficacy) siswa. Beberapa model pembelajaran yang berpusat pada siswa seperti model pembelajaran problem based learning, discovery learning,

(4)

commit to user

project based learning dan inquiry dapat menjadi alternatif solusi. Tetapi tidak semua model pembelajaran cocok digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu, hal ini tergantung dari karakteristik siswa, materi pembelajaran, dan permasalahan kelas yang akan diselesaikan. Salah satu model pembelajaran yang mampu melatih siswa untuk mahir dalam memecahkan masalah yang dihadapi dan menuntut siswa untuk berpikir sehingga dapat meningkatkan efikasi diri akademik (academic self efficacy) siswa dalam pembelajaran adalah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).

Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) adalah salah satu model pembelajaran yang menekankan masalah kehidupan yang bermakna bagi siswa dan peran guru disini menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan, dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog (Hamdani, 2011: 87). Menurut (Trianto, 2007) Problem Based Learning (PBL) dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual, belajar berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam pengalaman nyata atau simulasi, dan menjadi pebelajar yang otonom dan mandiri.

Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat menjadi model pembelajaran yang memberikan solusi alternatif. Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) membantu siswa untuk mendapatkan pengetahuan yang penting, mahir dalam memecahkan masalah, memiliki strategi belajar sendiri, memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim, serta melatih siswa untuk mengembangkan keyakinan diri (self efficacy) yang dimilikinya.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penelitian ini berjudul PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN ACADEMIC SELF EFFICACY SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA KELAS X IA-4 SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

(5)

commit to user

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan permasalahan yaitu apakah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar dan academic self efficacy (efikasi diri akademik) siswa kelas X IA-4 SMA Batik 1 Surakarta?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar dan academic self efficacy (efikasi diri akademik) siswa kelas X IA-4 SMA Batik 1 Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini memberi informasi penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) sebagai model pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar dan academic self efficacy (efikasi diri akademik) siswa.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru

1) Memberikan masukan bagi guru untuk menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam kegiatan belajar mengajar sebagai upaya meningkatkan hasil belajar dan academic self efficacy siswa.

2) Memberikan solusi bagi guru untuk mengatasi kendala dalam pembelajaran Biologi, khususnya terkait dengan kemampuan memecahkan masalah.

(6)

commit to user

b. Bagi Siswa

1) Memberikan suasana belajar yang lebih kondusif sehingga dapat mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah, dan membawa dampak pada peningkatan hasil belajar siwa kelas X IA-4 SMA Batik 1 Surakarta tahun pelajaran 2013/2014.

2) Meningkatkan academic self efficacy (efikasi diri akademik) siswa dalam pembelajaran biologi di kelas X IA-4 SMA Batik 1 Surakarta tahun pelajaran 2013/2014.

c. Bagi Institusi

Memberikan masukan bagi SMA Batik 1 Surakarta dalam mengembangkan kualitas pembelajaran Biologi khususnya sebagai acuan model pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar dan academic self efficacy (efikasi diri akademik) siswa kelas X IA-4 SMA Batik 1 Surakarta tahun pelajaran 2013/2014 sehingga meningkatkan sumber daya pendidikan untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas.

Referensi

Dokumen terkait

dahulu meminta anak untuk mempraktekkan dalam lari estafet kecepatan anak saat berlari, kelincahan anak saat berlari, dan mengikuti aturan main. Apabila anak

Poin terakhir adalah perlunya keseriusan dari Universitas-universitas Islam yang memiliki prodi PAUD didalamnya untuk bisa memberikan kontribusi dengan melahirkan alumni –

Desa merupakan kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan

1438/PER/MENKES/IX/2010 tentang Standar Pelayanan Kedokteran yang menyebutkan bahwa setiap rumah sakit membuat Standar Prosedur Operasional dalam bentuk Panduan

• Penilaian Acuan Patokan adalah penilaian yang dilakukan dengan membandingkan hasil belajar siswa terhadap suatu patokan yang telah.

Variabel budaya etis diukur dengan indikator yang dikembangkan dari Svanberg and Ohman (2013), Shafer and Wang (2010), dan TrevinO (1998) yang dikutip oleh

Perhitungan yang dilakukan akan menjadi bahan pertimbangan untuk menentukan risiko yang memperlukan lebih lanjut atau tidak dengan melihat matriks risk grade pada Gambar 1.. Hasil

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2011. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini.. yang dilakukan oleh pihak sekolah terhadap kemampuan peserta didik.