• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

121

PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK

Sri Handayani SDN Cebongan 02 Salatiga

ABSTRAK

Penelitian Tindakan Sekolah ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi profesional guru SDN Cebongan 02 dalam proses pembelajaran di semester II tahun pelajaran 2020/ 2021. Penelitian di laksanakan di Sekolah Dasar Negeri Cebongan 02 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga. Penelitian berlangsung selama 4 bulan yaitu dari Pebruari 2021 sampai dengan Mei 2021. Subjek penelitian ada 10 guru terdiri dari 6 guru kelas dan 4 guru mata pelajaran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan sekolah melalui supervisi akademik . Jumlah tindakan sebanyak 2 siklus. Pengumpulan data melalui dokumen observasi dan instrumen pengamatan. Validasi data menggunakan observasi antar teman dalam satu sekolah. Analisa data menggunakan deskriptif komparatif. Tindakan terdiri dari empat tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi tindakan, dan refleksi. Hasil penelitian tentang kondisi awal dengan kategori masih rendah dibuktikan dengan kategori guru yang baik dalam proses pembelajaran sesuai standar pembelajaran ada 3 orang guru dari 10 guru yang diteliti atau 30%. Pada siklus I penerapan supervisi akademik guru yang tergolong baik dalam proses pembelajaran meningkat menjadi 6 orang ( 60% ). Pada siklus ke dua meningkat lagi menjadi 2 orang guru dengan nilai amat baik atau 20%, 7 orang guru dengan nilai baik atau 70%, dan 1 orang guru dengan nilai cukup baik atau 10% . Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa melalui supervisi akademik dapat meningkatkan profesionalisme guru dalam proses pembelajaran di SDN Cebongan 02 Salatiga semester II tahun Pelajaran 2020/ 2021.

Kata kunci : Supervisi akademik, Profesionalisme, Proses Pembelajaran

Pendahuluan

Di masa pandemi Covid-19 ini di mana proses belajar mengajar tidak bisa dilaksanakan secara tatap muka, guru harus tanggap terhadap situasi yang ada.

Pembelajaran yang dilaksanakan dari jarak jauh, memaksa guru harus berinovasi agar pembelajaran bisa tetap berjalan dengan hasil seperti yang diharapkan. Bukan hanya teknis- teknis penyampaian pembelajaran saja yang harus dipersiapkan oleh guru, namun kurikulum yang adapun harus disesuaikan dengan keadaan yang sedang terjadi. Standar proses pembelajaran harus dipahami dan dikuasai guru. Dalam Permendikbud Nomor 22 tahun 2016 pasal 1 ayat 1 dijelaskan bahwa standar proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah untuk mencapai kompetensi lulusan. Pada bab I juga dijelaskan bahwa proses pembelajaran diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotifasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Ini sangat sesuai dengan Merdeka Belajar ( MB ) yang dicanangkan oleh mas menteri Nadiem Makarim pada tanggal 11 Desember 2019. Merdeka belajar memberikan keleluasaan guru dan siswa untuk menentukan cara belajar dan mengajar yang paling cocok untuk siswa maupun guru. Di masa pandemi Covid-19 yang sedang kita alami ini hendaknya guru tetap

(2)

122

melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan standar yang ada namun harus dengan memperhatikan merdeka belajar tadi. Kita memang masih dalam situasi pandemi semacam ini, namun pelayanan pembelajaran pada siswa harus diperhatikan. Proses pembelajaran yang tidak tepat akan menyebabkan kurang optimalnya penyerapan pembelajaran pada siswa. Setahun lebih belajar dari rumah tentunya menimbulkan bergbagai persoalan. Guru harus pandai-pandai menyajikan pembelajaran agar siswa tertarik dengan pembelajaran yang disajikan. Hal ini akan mengikis kekawatiran kita tentang Lost Generation yang bisa mengancam generasi emas Indonesia.

Realita di SDN cebongan 02 salatiga, 7 dari 10 gurunya belum melaksanakan pembelajaran yang diisyaratkan di standar proses. Guru belum semuanya memahami tentang standar proses, merdeka belajar, dan belum mampu melaksanakan pembelajaran menyesuaikan dengan situasi pandemi seperti sekarang. Guru kurang optimal dalam memanfaatkan media pembelajaran, media yang digunakan guru kurang menarik, metode pembelajaran yang digunakan kurang bervariatif, sering kali Video yang dikirim ke siswa merupakan video downloadan yang tidak selalu sesuai kebutuhan siswanya. Tugas yang dikirim ke siswapun sering kali hanya untuk memenuhi syarat yang penting kirim tugas.

Guru–guru tersebut perlu mendapatkan supervisi. Kepala sekolah sebagai edukator dan supervisor wajib melaksanakan supervisi kepada mereka untuk meningkatkan kompetensi profesional guru. Supervisi yang akan diterapkan dalam penelitan ini adalah supervisi akademik, karena peneliti/ kepala sekolah punya keinginan membantu guru mengembangkan kemampuannya dalam mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan. Melihat permasalahan di atas maka peneliti mengadakan Penelitian Tindakan Sekolah dengan judul : “ Supervisi Akademik Dapat Meningkatkan Profesionalisme Dalam Proses Pembelajaran Bagi Guru SDN Cebongan 02 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2020/2021.”

Tujuan penelitian adalah : Meningkatkan kemampuan/ kompetensi profesional guru, sehingga pembelajaran tetap berlangsung menyenangkan, bermakna, berhasil guna.

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1.Kepala sekolah, yaitu untuk meningkatkan kompetensi profesional nya dalam hal supervisi, mengetahui kondisi guru dalam proses pembelajaran guna pembinaan dan pembimbingan secara terus menerus, sebagai arah bagi kepala sekolah untuk melaksanakan tugas sesuai tupoksinya. 2.Guru, yaitu untuk meningkatkan kompetensi profesional dalam melaksanakan proses pembelajaran, meningkatkan kinerja, meningkatkan daya kreatifitas dan inovasi. 3.Bagi siswa, untuk meningkatkan kegairahan belajar, meningkatkan prestasi belajar, memberi motivasi siswa agar gemar belajar. 4. Bagi sekolah, tercipta budaya pembelajar yang menyenangkan, meningkatkan prestasi sekolah . Prestasi sekolah tidak lepas dari profesionalitas yang telah dilaksanakan oleh guru.

Dalam kajian teori dijelaskan tentang pengertian profesional yaitu Profesional guru menurut Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Guru yang profesional harus memiliki kompetensi antara lain kemampuan menyusun, merancang, dan melaksanakan proses pembelajaran yang memenuhi standar.

Pembimbingan hendaknya diarahkan pada pelayanan profesional sehingga guru memiliki kesempatan mengembangkan diri agar lebih mampu melaksanakan tugas pokok sehari-

(3)

123

harinya yaitu : 1) Merencanakan pembelajaran, 2) melaksanakan proses pembelajaran, 3) Menilai proses dan hasil belajar siswa, 4) Menciptakan, memanfaatkan, menggunakan alat peraga, sumber belajar, dan media pembelajaran, 5) Membimbing dan melayani siswa yang mengalami kesulitan belajar dan memerlukan pengayaan, 6) Mengelola dan mengadministrasikan kegiatan belajar. Jadi pada prinsipnya pembimbingan profesional harus dapat memberikan bantuan pelayanan pada guru untuk meningkatkan kompetensi dan memberikan hasil yang baik. Cara pembimbingan profesional guru SD yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah misalnya: 1) Kunjungan kelas secara terencana untuk mendapatkan gambaran tentang proses pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru, 2) Pertemuan pribadi pada waktu-waktu yang telah ditentukan antara kepala sekolah dengan guru mengenai masalah- masalah yang harus dipecahkan dan dicarikan solusinya. 3) Rapat rutin sekolah yang biasa dipakai sbg wahana penyampaian informasi dan pembinaan yang bersifat umum. 4) Kunjungan antar kelas dalam satu sekolah dengan tujuan untuk bertukar pengalaman atau usaha untuk menunjang pelaksanaan interaksi belajar mengajar. 5) Pertemuan pada kelompok kolektif guru seperti KKG . 6) Kunjungan antar KKG untuk study banding. 7) Penataran tingkat lokal. 8) Karya wisata. 9) Pemanfaatan media massa dan media sosial, dsb. Dalam penelitian ini, peneliti membatasi teknik yang dilakukan yaitu melalui rapat rutin, kunjungan kelas on line ( mengamati pembelajaran yang disampaikan guru lewat video ), pertemuan pribadi, tutor sebaya menyiapkan video pembelajaran. Sesuai dengan tupoksinya sebagai edukator, supervisor, kepala sekolah harus mampu membimbing guru, karyawan, siswa, dan staf di sekolah yang dipimpinnya. Pembimbingan pada guru yang lebih diarahkan pada pelayanan profesional sehingga guru memiliki kesempatan mengembangkan diri agar lebih mampu melaksanakan tugasnya sehari –hari, khususnya pengembangan proses pembelajaran. Hal ini sesuai pengertian dari Supervisi Akademik yaitu serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran ( Daresh, 1989, Glickman, et al.2007).

Supervisi Akademik tidak terlepas dari penilaian kinerja guru dalam proses belajar mengajar.

Refleksi praktis penilaian kinerja guru dalam supervisi akademik adalah melihat kondisi nyata kinerja guru dalam mengatasi permasalahan- permasalahan di kelas . Karena tujuan supervisi akademik sendiri adalah membantu guru mengembangkan profesionalismenya, menumbuhkan motivasi, dan mestinya juga sebagai pelaksanaan pengawasan kualitas guru.

Supervisi akademik merupakan salah satu fungsi mendasar dalam keseluruhan program sekolah ( Weingartner, 1973; Alfonso dkk., 1981; dan Glickman, et al. 2007). Hasil supervisi akademik digunakan sebagai sumber informasi bagi pengembangan profesionalisme guru.

Pelaksanaan supervisi akademik harus memiliki prinsip- prinsip praktis, sistematis, objektif, realistis, antisipatif, terpadu dan komprehensif. Dimensi substansi supervisi akademik meliputi kompetensi kepribadian, pedagogik, profesional, dan sosial. Supervisi akademik dilaksanakan dengan berpedoman pada prinsip-prinsip supervisi yaitu: sasaran utamanya adalah kemampuan- kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, guru mampu melaksanakan hasil penilaian untuk meningkatkan pelayanan pembelajaran, meningkatkan layanan pembelajaran, meningkatkan layanan pembelajaran yang menyenangkan, memanfaatkan sumber belajar yang tersedia, dan mengembangkan interaksi pembelajaran yang tepat, yang didukung oleh instrumen- instrumen yang relevan .

Salah satu penyebab kurang optimalnya prestasi belajar siswa adalah proses pembelajaran yang kurang tepat. Ketidak tepatan ini bisa terjadi karena guru kurang kreatif,

(4)

124

guru kurang persiapan dalam menyampaikan pembelajaran, model pembelajaran yang digunakan tidak tepat, atau media yang dipakai guru tidak tepat sehingga siswa tidak tertarik mengikuti pembelajaran. Guru- guru yang seperti ini harus mendapatkan bantuan dengan supervisi. Berdasarkan pengamatan selama ini, peneliti lalu mencari solusi dari permasalahan yang dihadapi guru dengan supervisi akademik.

Penyelesaian masalah . Untuk meningkatkan keprofesionalan guru dalam proses pembelajaran perlu dilakukan suatu tindakan yang tepat. Langkah- langkah tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah : 1) Mengetahui kondisi awal. Sebelum dilaksanakan supervisi akademik, pengetahuan dan ketrampilan proses megajarnya rendah. 2)Setelah dilakukan supervisi akademik, kemampuan guru dalam mengajar meningkat. Namun pada siklus I ini belum semua guru dapat melaksanakan pembelajaran sesuai proses yang diharapkan. Peneliti berkolaborasi dengan guru senior mencari solusi dari permasalahan yang ada dan meningkatkan dengan tutor sebaya dalam bidang pengembangan media pembelajaran agar guru bisa menyiapkan media pembelajaran sesuai harapan, dan didapat hasil dari siklus kedua ini guru-guru melaksanakan pembelajaran sesuai standar proses pembelajaran.

Metode

Penelitian direncanakan dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2020/2021.

Dengan jadwal sebagai berikut: Januari 2021 penyusunan proposal Penelitian Tindakan Sekolah, Pebruari 2021 minggu 3 dan 4 pelaksanaan siklus I dalam tiga kali pertemuan, Bulan Maret 2021 minggu 3 dan 4 pelaksanaan siklus II tiga kali pertemuan, Bulan Mei 2021 analisa dan pembahasan, seminar hasil PTS dilaksanakan akhir Juli 2021, penyusunan laporan pada bulan Agustus sampai dengan awal September 2021.

Prosedur penelitian: Siklus satu dilaksanakan sesuai langkah-langkah: 1) Perencanaan (mengidentifikasi masalah dan merumuskan masalah, dimana peneliti berkolaborasi dengan koordinator PKB dan guru senior untuk membahas dan mencari solusi dari problem yang dihadapi, membuat rencana pelaksanaan supervisi akademik untuk siklus I pada proses pembelajaran untuk bisa diterapkan di SDN Cebongan 02 Salatiga, menyiapkan alat dan materi yang diperlukan dalam supervisi, menyusun lembar observasi sebagai panduan bagi observer dalam mengobservasi pelaksanaan supervisi akademik, menyusun format pengamatan). 2) Pelaksanaan (yang dilakukan adalah melaksanakan proses bimbingan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Menjelaskan kegiatan supervisi akademik tentang peningkatan profesionalisme dalam proses pembelajaran yang sesuai dengan standar. b. Mengadakan proses pembimbingan. c. Berdiskusi antara peneliti dan teman sejawat. d.Menarik kesimpulan hasil yang dicapai oleh peneliti pada saat pengamatan proses pembelajaran dan observasi. Agar hasil yang diperoleh itu objektif maka setelah langkah ke empat ini peneliti berkolaborasi dengan teman sejawat untuk menganalisa . Hasilnya digunakan untuk menyusun perencanaan pelaksanaan siklus kedua.

3. Pengamatan: Hasil yang dicapai oleh peneliti, laporan hasil pemantauan proses pembelajaran jarak jauh, dan hasil observasi, dianalisa oleh peneliti dan berkolaborasi dengan teman sejawat, dan hasilnya digunakan untuk merencanakan, melaksanakan, dan merefleksi kegiatan di siklus II. 4. Refleksi . Setelah pelaksanaan proses pembelajaran berakhir, peneliti dan teman sejawat berdiskusi dan menganalisa apa yang telah dilaksanakan, dan didapat hasil sebagai berikut : 1. Guru kurang memahami proses

(5)

125

pembelajaran. 2. Siswa tidak respek terhadap pembelajaran. 3. Guru belum melaksanakan proses pembelajaran dengan benar. Ke tiga kelemahan tersebut digunakan sebagai dasar menyusun langkah perbaikan pada siklus II, yaitu : a. Perencanaan ( mengidentifikasi masalah dan menyusun rumusan masalah, peneliti berkolaborasi dengan teman sejawat untuk memperjelas masalah yang terjadi dan untuk mendapatkan jalan keluar yang tepat sampai diperoleh prestasi yang memuaskan. Membuat rencana proses pembelajaran untuk siklus II. Menganalisa proses pembelajaran siklus II.). b. Pelaksanaan (menjelaskan kegiatan supervisi akademik dalam proses pembelajaran sesuai standar. Mengadakan pembimbingan proses pembelajaran, pembimbingan pembuatan media pembelajaran dengan tutor sebaya.

Mendiskusikan hasil pengamatan dengan teman sejawat. Membuat kesimpulan hasil yang diperoleh peneliti saat pengamatan proses pembelajaran dan observasi). c .Pengamatan (Peneliti dibantu teman sejawat mengamati proses pembelajaran. Hasil lalu dianalisa kemudian dijadikan bahan untuk merefleksi siklus II). d.Refleksi (Setelah proses pembelajaran siklus II berakhir, peneliti dan teman sejawat berdiskusi dan menganalisa hasil. Hasil yang diperoleh berupa nilai tes, hasil pengamatan proses pembelajaran jarak jauh. Dengan menggunakan tringulasi sumber dan waktu, hasil refleksipada siklus II dapat digunakan untuk merefleksi diri, apakah tindakan yang dilakukan telah memperoleh hasil sesuai dengan apa yang diharapkan, yaitu adanya peningkatan kompetensi profesional dalam proses pembelajaran melalui supervisi akademik ?

Teknik pengumpulan data : a. Teknik pemberian angket (untuk mengumpulkan data tentang keaktifan guru dalam PJJ), b. Teknik observasi (untuk mengumpulkan data pelaksanaan proses pembelajaran), c. Teknik dokumentasi (untuk mengumpulkan data tentang kondisi awal sebelum siklus, pada saat siklus I, saat siklus II, dan pada kondisi akhir. Analisa data tentang pelaksanaan proses pembelajaran yang diperoleh dari dokumen dilakukan analisis diskriptif komulatif, yaitu membandingkan proses pembelajaran pada kondisi awal dengan kondisi setelah dilakukan penelitian tindakan sekolah.

HASIL DAN PEMBAHASAN Diskripsi Awal

Sebelum pelaksanaan penelitian, peneliti mengadakan wawancara, pengamatan pembelajaran jarak jauh lewat video dan wa grup kelas, dan tanya jawab tentang proses pembelajaran dengan guru-guru SDN Cebongan 02 Salatiga. Di dapat hasil bahwa umumnya guru belum melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan Permendikbud NO. 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Berdasarkan hasil evaluasi tentang proses pembelajaran guru SDN Cebongan 02 Salatiga diketahui bahwa dari 10 guru yang mendapat nilai amat baik tidak ada, yang bernilai baik ada 3 orang, yang mendapat nilai kurang baik ada 7 orang, untuk lebih jelasnya bisa dilihat di tabel berikut ini:

Tabel 1. Hasil Penilaian Kinerja Kondisi Awal

Skor Kategori Jumlah Prosentase

80—100 Amat Baik 0 0 %

66—79 Baik 3 30 %

56—65 Cukup 0 0 %

40—55 Kurang 7 70 %

0—39 Gagal 0 0 %

Jumlah 10 100 %

(6)

126 Siklus I

Sebelum pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan persiapan: 1. Menyusun jadwal dan menyiapkan materi yang akan diberikan dalam supervisi akademik. 2. Menyusun instrumen penelitianyang meliputi observasi, penugasan, dan pedoman wawancara. 3.

Menyiapkan tempat wawancara dan pengarahan, diskusi, dan pemeriksaan dokumen.

Pelaksanaan tindakan siklus I dilakukan selama 3 kali pertemuan yaitu tanggal 15 Pebruari, 18, dan 23 Pebruari 2021 pada pukul 08.00 sd 11.00

Pencapaian Kinerja Tindakan

Setelah diberi pembinaan dan pemberian contoh oleh Kepala sekolah/peneliti dalam bidang peningkatan profesionalisme guru dalam proses pembelajaran, didapat hasil yang tadinya 3 orang guru sudah bernilai baik bertambah menjadi 6 orang guru bernilai baik.

Sedangkan 4 orang guru nilainya masih cukup. Tabel berikut adalah hasil penilaian kinerja di siklus I:

Tabel 2. Hasil Penilaian Kinerja Siklus 1

Skor Kategori Jumlah Prosentase

80—100 Amat Baik 0 0 %

66—79 Baik 6 60 %

56—65 Cukup 4 40 %

40—55 Kurang 0 0 %

0—39 Gagal 0 0 %

Jumlah 10 100 %

Hasil Refleksi

Identifikasi masalah hasil pengamatan dan penilaian di siklus I adalah: 1. Video pembelajaran yang dikirim guru belum mewakili kebutuhan siswa, masih downloadan video orang lain yang tidak sesuai kebutuhan siswa setempat . 2. Guru kurang memberi motivasi pada siswa. 3. Metode yang digunakan guru kurang bervariasi. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran pada siklus I masih menunjukkan tingkat profesionalisme guru-guru SDN Cebongan 02 Salatiga belum sesuai standar. Di dapat hasil bahwa ada 6 guru yang mendapat nilai baik, belum amat baik, sedang 4 guru nilainya masih cukup. Oleh karena itu harus dilakukan siklus II.

Siklus II

Perencanaan tindakan : 1. Teridentifikasinya masalah dan rumusan masalah. 2.

Tersusunnya rencana tindakan yang menitikberatkan pada perbaikan video pembelajaran yang dilaksanakan dengan tutor sebaya sesama teman sejawat, peragaman metode, dan upaya guru memberi motivasi pada siswa, sehingga guru bisa melaksanakan proses pembelajaran secara profesional sesuai standar yang ada. 3. Tersusunnya lembar pengamatan/observasi. Peneliti menyusun lembar pengamatan yang dugunakan sebagai panduan observer dalam pelaksanaan proses pembelajaran. 4. Tersedianya media/alat peraga / alat pembelajaran yang sesuai. Siklus II dilaksanakan 3 pertemuan yaitu pada tanggal 15,18, dan 22 Maret 2021.

Pencapaian Kinerja Tindakan

Setelah dilaksanakan supervisi akademik pada siklus II maka hasil evaluasi atas proses pembelajaran diketahui bahwa dari 10 guru yang jadi subjek penelitian yang

(7)

127

mendapat nilai amat baik ada 2 orang, yang mendapat nilai baik ada 7 orang dan 1 orang nilainya cukup baik. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat di tabel berikut:

Tabel 3. Hasil Penilaian Kinerja Siklus 2

Skor Kategori Jumlah Prosentase

80—100 Amat Baik 2 2 %

66—79 Baik 7 70 %

56—65 Cukup 1 10 %

40—55 Kurang 0 0 %

0—39 Gagal 0 0 %

Jumlah 10 100 %

Hasil Refleksi

Setelah dilakukan berbagai perenungan atas kegagalan dan keberhasilan selama pengamatan dan penelitian, ternyata keberhasilan proses pembelajaran tergantung pada upaya guru dalam merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran, dan mengevaluasi hasil pembelajaran. Perolehan hasil dari pra siklus sampai siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4. Peningkatan Penilaian Sebelum siklus, Siklus 1, dan Siklus 2

No Uraian Amat Baik Baik Cukup Kurang Total

Frek % Frek % Frek % Frek % Frek %

1 Sblm Siklus

0 0 3 30 0 0 7 70 10 100

2 Siklus

1 0 0 6 60 4 40 0 0 10 100

3 Siklus

2 2 20 7 70 1 10 0 0 10 100

Pembahasan Per Siklus

Berdasar hasil yang diperoleh dari sebelum pelaksanaan siklus I, sampai dengan pelaksanaan siklus II terbukti bahwa proses pembelajaran yang dilakukan seorang guru membutuhkan kompetensi yang tinggi. Banyak faktor yang berpengaruh terhadap kegagalan dan keberhasilan pembelajaran. Dari beberapa kajian teori mengenai proses pembelajaran, yang paling menentukan adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran, yang meliputi pemilihan strategi mengajar, metode dan media yang digunakan dalam pembelajaran.

Siklus I

Siklus I sudah menunjukkan adanya peningkatan perbaikan proses pembelajaran . Hal ini terbukti bahwa sebelumnya tercatat ada 3 guru yang bernilai baik ( 30%),pada siklus I meningkat menjadi 6 guru bernilai baik ( 60% ), dengan demikian sudah terlihat peningktan sebesar 30% di pelaksanaan siklus I. Karena belum mencapai angka keberhasilan yang diharapkan oleh peneliti, maka penelitian dilanjutkan ke siklus II.

Siklus II

Pada siklus II, dari 10 guru yang menjadi subjek penelitian di dapat hasil sebagai berikut: 2 orang guru ( 20% ) dengan nilai amat baik, 7 orang guru ( 70% ) dengan nilai baik, dan 1 orang guru ( 10% ) dengan nilai cukup baik.

(8)

128 Simpulan dan saran

Simpulan

Berdasarkan kajian teori kesimpulan secara teoritik dapat dirumuskan sebagai berikut : Melalui supervisi akademik dapat ditingkatkan profesionalisme guru SDN Cebongan 02 Salatiga di semester II tahun pelajaran 2020/2021 dalam proses pembelajaran. Dan simpulan secara empirik adalah : Dengan dilaksanakannya supervisi akademik dapat ditingkatkanprofesionalisme guru SDN Cebongan 02 Salatiga di semester II tahun pelajaran 2020/2021 dalam proses pembelajaran. Terbukti nilai kinerja guru pada saat awal sebelum dilaksanakan supervisi akademis yang memperoleh nilai kinerja amat baik tidak ada atau 0%, yang berkinerja baik baru 3 orang guru atau 30% dari 10 guru, sedangkan 7 orang guru atau 70% guru belum berkinerja baik dalam proses pembelajaran. Pada siklus I didapat hasil sedikit peningkatan yaitu yang berkinerja amat baik belum ada atau 0%, yang berkinerja baik bertambah 3 orang guru menjadi 6 orang atau menjadi 60%, sedangkan yang 4 orang guru atau 40 % nilai kinerjanya masih cukup. Pada siklus II didapat ada peningkatan menjadi sebagai berikut : 2 orang guru atau 20% berkinerja amat baik, 7 orang guru atau 70% berkinerja baik, dan 1 orang guru atau 10% berkinerja cukup baik. Hal ini berarti ada peningkatan yang siknifikan antara nilai pra siklus ( sebelum pelaksanaan siklus I) dengan nilai siklus II. Implikasi dari penelitian tindakan sekolah ini adalah : Meningkatkan kemampuan profesionalisme guru SDN Cebongan 02 Salatiga dalam proses pembelajaran di semester II tahun pelajaran 2020/2021.

Saran

Berdasar pengalaman yang didapat dari penelitian tindakan sekolah yang dilaksanakan di SDN Cebongan 02 di atas maka dapat kami sampaikan saran-saran sebagai berikut: Tupoksi kepala sekolah sebagai supervisor dan sebagai edukator hendaknya dilaksanakan secara rutin. Dan kepala sekolah bisa menggunakan supervisi akademik untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam proses pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Glickman, C.D., Gordon, S.P., and Ross-Gordon, J.M. 2007. SuperVision and Instructional Leadership A Development Approuach. Seventh Edition. Boston: Perason.

Supervisi Akademik dalam peningkatan profesionalisme guru. 2006. Kompetensi supervisi kepala sekolah Pendidikan Dasar. Direktorat Tenaga Kependidikan Ditjen PMPTK Depdiknas

Kemendikbud. 2016. Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.

Jakarta: Kemendikbud

Margaretha. 2011. Kompetensi Guru Dalam Proses Pembelajaran Berbasis Pendidikan Karakter Bangsa Melalui Supervisi Akademik, P4TK

Zainal Aqib, 2009, Penelitian Tindakan Sekolah. Bandung: Yrama Widya

Gambar

Tabel 3. Hasil Penilaian Kinerja Siklus 2

Referensi

Dokumen terkait

Survey dasar ini dapat dilakukan oleh masing-masing sektor dengan berpegangan kepada informasi kondisi saat ini dari tolok ukur yang telah ditetapkan program sektor bersama dengan

Info Menarik Untuk Kalian Semua Yg Sedang Mencari Tempat Magang Di Bekasi Jurusan Multimedia Yang Terbaik Dan Tempatnya Yg Setrategis Tidak Jauh Jauh Banget.. Hanya Disini Di

ANALISIS HASIL BELAJAR “MENGOLAH HIDANGAN SATE ATAU JENIS MAKANAN YANG DIPANGGANG” PADA KESIAPAN MEMBUKA USAHA FOOD COURT.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Titik lokasi pengambilan air baku dari sumber air yang selanjutnya di pompa dan dialirkan menuju instalasi pengolahan

CV Prima Wira Agung masih sering mengalami hambatan-hambatan lain atau adanya aktivitas-aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah ( non value added ) seperti hilangnya

Kemudian dilakukan pengamatan morfologi pada ketiga profil pada tipe penggunaan lahan yang berbeda, diklasifikasikan menurut Soil Taksonomi Tanah (2010) mulai dari

Konstruksi atap tumpang, bagi masyarakat Maluku di wilayah penelitian yakni di Pelauw, Rohomoni dan Kabauw di Pulau Haruku, memiliki makna yang dalam, yakni bahwa antara

Untuk mewujudkan derajat kesehatan di Kota Palembang yang optimal, haruslah didukung oleh sumber daya manusia tenaga kesehatan, sarana dan prasarana kesehatan, pembiayaan