• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL BASICEDU Volume 6 Nomor 3 Tahun 2022 Halaman Research & Learning in Elementary Education

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "JURNAL BASICEDU Volume 6 Nomor 3 Tahun 2022 Halaman Research & Learning in Elementary Education"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Volume 6 Nomor 3 Tahun 2022 Halaman 4517 - 4523 Research & Learning in Elementary Education

https://jbasic.org/index.php/basicedu

Problematika Guru dalam Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar

Anjan Larasati1, Sukartono2

Universitas Muhammadiyah Surakarta, Indonesia1,2 E-mail: a510180174@student.ums.ac.id1, suk917@ums.ac.id2

Abstrak

Pendidikan merupakan salah satu faktor penting sebagai pembawa perubahan. Melalui pendidikan menghasilkan sumber daya manusia yang mampu memberikan kemajuan bagi suatu bangsa. Tujuan penelitian ini yakni untuk mendeskripsikan terkait problematika guru dalam pembelajaran tematik. Penulis mengangkat judul ini karena guru belum bisa mengkaitkan antara mata pelajaran satu ke mata pelajaran lain sehingga peserta didik belum bisa menangkap materi atau isi dari pelajaran tersebut. Permasalahan lainnya adalah guru belum bisa menyiapkan RPP tematik, alokasi waktu yang tersedia terbatas serta sarana dan prasarana yang kurang memadai. Oleh karena itu pelaksanaan pembelajaran tematik di SD Negeri 09/X Rantau Rasau perlu ditingkatkan lagi. Jenis penelitian ini yaitu kualitatif deskriptif dengan desain fenomenologi. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa solusi yang didapat yakni guru bisa menentukan tema yang sesuai pada keadaan disekolahnya, guru harus terbiasa menyusun silabus tematik terpadu, guru harus menerapkan sistem manajemen yang baik serta melakukan sosialisasi dengan Pemerintah terkait problematika guru dalam pembelajaran tematik di SD Negeri 09/X Rantau Rasau.

Kata Kunci: Problematika, guru, pembelajaran tematik.

Abstract

Education is a very basic thing for human life and as one of the spearheads of the progress of a nation. The purpose of this study is to describe the problems related to teachers in thematic learning. The author raises this title because the teacher has not been able to link one subject to another so that students have not been able to capture the material or content of the lesson. Another problem is that teachers have not been able to prepare thematic lesson plans, the available time allocation is limited and the facilities and infrastructure are inadequate. Therefore, the implementation of thematic learning at SD Negeri 09/X Rantau Rasau needs to be improved again. This type of research is descriptive qualitative with a phenomenological design. The results of this study state that the solution obtained is that the teacher can choose a theme that is appropriate to the situation and conditions in his school, the teacher must be accustomed to compiling an integrated thematic syllabus, the teacher must implement a good management system and conduct socialization with the Government regarding teacher problems in thematic learning in SD Negeri 09/X Rantau Rasau.

Keywords: Problematics, teacher, thematic learning.

Copyright (c) 2022 Anjan Larasati, Sukartono

Corresponding author :

Email : a510180174@student.ums.ac.id ISSN 2580-3735 (Media Cetak) DOI : https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i3.2866 ISSN 2580-1147 (Media Online)

(2)

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan ujung tombak dalam kemajuan suatu bangsa. Melalui pendidikan ini pula, seseorang dapat memperoleh berbagai fakta. Pendidikan memiliki posisi penting berkaitan dengan perkembangan fisik, psikologi serta karakter seorang individu. Setiap orang pasti butuh yang namanya pendidikan (Sari et al., 2020). Dengan adanya pendidikan pula banyak sekali manfaat yang diperoleh salah satunya bagi manusia untuk memupuk dirinya supaya bisa menemui peralihan yang terjadi karena perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan. Masa kini, perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan sangat cepat, sejalan dengan terjadi pada manusia pentingnya ilmu pengetahuan. Dunia pendidikan makin didorong untuk lebih efektif dan menggembirakan. Meningkatnya kemajuan suatu bangsa, dapat dilakukan dengan upaya meningkatkan mutu pendidikan (Diana, 2017). Dengan demikian, pemerintah selalu berusaha untuk melakukan perbaikan dalam dunia pendidikan di Indonesia seperti pada perubahan kurikulum.

Menurut (Kurniaman & Noviana, 2017) Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang memprioritaskan pengenalan, keahlian, dan pendidikan karakter. Kurikulum 2013 ada untuk memperbaiki pendidikan Indonesia menjadi wadah bagi anak-anak Indonesia untuk mengembangkan segala bakat yang mereka miliki. Kurikulum 2013 ini mengeluarkan beberapa kebijakan baru mengenai buku pelajaran yang terdiri dari buku guru dan buku siswa. Kebijakan ini telah tertuang dalam Permen Nomor 71 tahun 2013 membahas tentang buku teks pelajaran dan buku panduan guru untuk pendidikan dasar dan menengah. Kurikulum 2013 merupakan penuntasan dari kurikulum sebelumnya, dan kelanjutan mulai perluasan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dipublikasikan pada tahun 2006, pengembangan kurikulum 2013 membantu keteraturan antara soft skill dan hard skill yang melingkupi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Permendikbud No. 67 (2013) mengajukan bahwa pelaksanaaan kurikulum 2013 pada SD/MI dilaksanakan melintasi pembelajaran dengan pendekatan tematik terpadu dari kelas I sampai VI.

Dalam menciptakan generasi penerus bangsa yang cerdas dan berkarakter diperlukan guru yang profesional. Adapun kemampuan guru yang harus dimiliki yaitu kemampuan berpikir kritis dan berkarakter baik. Jika guru memiliki karakter yang baik, maka dapat memberikan contoh yang baik bagi peserta didik. Hal tersebut menjadi penting karena mengingat dengan adanya guru yang memiliki kemampuan berpikir kritis akan membuat peserta didik mempunyai sifat ingin rasa tahu yang tinggi. Guru harus mampu menjadi suri tauladan bagi peserta didik bisa mendapatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang baik. Dalam menjalankan tugasnya, guru harus peka terhadap karakteristik peserta didik (Ermawati & Hidayat, 2017).

Peran guru sangat penting dalam proses belajar anak usia sekolah dasar. Selain sebagai fasilitator, guru juga harus menjadi motivator agar anak tetap semangat belajar. Guru harus melakukan berbagai inovasi-inovasi model pembelajaran agar peserta didik tertarik dan penasaran dengan materi-materi yang akan diajarkan (Budi, 2014).

Pembelajaran tematik yakni kegiatan pembelajaran yang mengaitkan beberapa kompetensi dan mata pelajaran ke dalam suatu tema. Keterlibatan peserta didik sangat ditekankan pada pembelajaran tematik dalam proses belajar secara aktif sampai peserta didik mendapatkan keahlian secara langsung dan terlatih untuk mendapatkan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui pengalaman langsung peserta didik akan menekuni konsep yang mereka pelajari dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya. Anak dikelas awal SD berada pada masa rentang usia dini dan dimasa tersebut kemampuan anak untuk bergaul dengan hal-hal yang bersifat abstrack pada umurnya baru terbentuk pada usia ketika mereka duduk di kelas terakhir SD dan berkembang lanjut pada usia SMP. Oleh sebab itu,keahlian belajar yang lebih memperlihatkan kaitan unsur-unsur konseptualnya, baik intra maupun antar bidang studi akan memajukan kesempatan pembelajaran yang lebih efektif.

Tujuan dikeluarkannya kebijakan ini adalah untuk membagikan ruang gerak yang luas kepada lembaga pendidikan khususnya SD /MI dalam mengendalikan sumber daya yang ada, dengan cara mendistribusikan

(3)

semua kapasitas kemudian dapat menghasilkan sistem pembelajaran yang inovatif dan kreatif. Pembelajaran ini juga melibatkan beberapa kompetensi dasar, hasil belajar dan indikator dari suatu mata pelajaran atau beberapa mata pelajaran. Keterpaduan dalam pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek proses, waktu, aspek kurikulum, dan aspek belajar mengajar. Dengan adanya hal ini diharapkan pembelajaran tematik dapat membuka ruang yang luas bagi peserta didik untuk mengembangkan kompetensinya serta membuka pengalaman belajar yang lebih bermakna, berkesan dan menyenangkan. Namun masih dijumpai adanya problematika pembelajaran. Problematika secara umum adalah sesuatu yang timbul apabila ada konflik antara keadaan satu dengan yang lain sehingga todak tercapainya tujuan yang diinginkan (Afifah, 2015).

Problematika pembelajaran dapat terjadi dalam 2 aspek yaitu linguistik dan non linguistik. Problem linguistik yaitu dari segi morfologi sedangkan non linguistik yaitu metode pengajaran (Arini et al., 2020). Sehingga problematika pembelajaran adalah masalah yang menghambat tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.

Seperti yang saya temukan pada kenyatannya pembelajaran tematik di sekolah-sekolah masih bersifat teoritik dan peran guru masih sangat dominan, dan masih dianggap sebagai suatu hal yang sangat rumit bagi kebanyakan guru, serta gaya mengajar masih cenderung bersifat satu arah. Masih ditemukan beberapa permasalahan, seperti pelaksanaan pembelajaran yang berpusat pada guru. Salah satunya yang terjadi di SDN 09/X Rantau Rasau setelah dilakukan observasi dan wawancara pada tanggal 29 September 2021 di SDN 09/X Rantau Rasau dengan Bu Etika Ariani selaku guru dan wali kelas II, peneliti memperoleh informasi bahwa pembelajaran tematik sudah diterapkan di kelas tersebut, namun dari peserta didik sendiri masih kebingungan dalam membedakan mata pelajaran, juga pembelajaran masih berpusat pada guru, serta guru belum bisa mengkaitkan 1 mata pelajaran ke mata pelajaran lain sehingga peserta didik belum bisa menangkap materi atau isi dari pelajaran tersebut. Permasalahan lainnya adalah guru belum bisa menyiapkan RPP tematik, alokasi waktu yang tersedia terbatas, sarana dan prasarana yang kurang memadai. Penelitian ini mempunyai tujuan yakni untuk mendeskripsikan problem guru dalam pembelajaran tematik dan mendiskripsikan solusi guru dalam mengatasi permasalahan tersebut. Dari permasalahan yang dipaparkan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Problematika Guru Dalam Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar”.

METODE PENELITIAN

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian kualitatif. Dimana dalam penelitian kualitatif mengkaji perspektif partisipan dengan strategi-strategi yang bersifat interaktif dan fleksibel.

Penelitian kualitatif ditujukan memahami fenomena sosial dari sudut pandang partisipan. Dengan demikian, penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah dimana peneliti merupakan instrumen kunci (Tegor, 2020) .Seperti yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu hasil pengamatan, observasi dan wawancara, memperkaya informasi, mencari hubungan, membandingkan dan menemukan yang kemudian dituangkan dalam tulisan tidak dalam bentuk angka-angka. Untuk itu peneliti ditutuntut untuk menguasai bidang ilmu yang diteliti sehingga dapat memberikan justifikasi. Dimana peneliti harus mampu menguraikan problematika pembelajaran tematik, langkah-langkah atau solusi dalam permasalahan tersebut, serta pelaksanaannya.

Sedangkan desain penelitian yang digunakan adalah fenomenenologi (apa yang dilihat dan apa yang diamati). Kaitannya dengan penelitian ini, pendekatan fenomenologi digunakan untuk menjelaskan juga mengungkapkan makna konsep atau fenomena yang didasari atas kesadaran yang dialami oleh beberapa individu secara objektif yang berkaitan dengan Problematika Pembelajaran Tematik pada siswa kelas 2 di SD Negeri 09/X Rantau Rasau.

Lokasi penelitian terletak di SD Negeri 09/X Rantau Rasau yang berlokasi di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Kecamatan Berbak, Desa Rantau Rasau Desa, Jambi. Informan dalam penelitian ini yakni kepala sekolah, guru kelas, dan beberapa peserta didik. Adapun waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada

(4)

bulan Januari hingga Maret 2022. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Untuk menguji keabsahan data, peneliti menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi metode. Teknik analisis data adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Problematika Guru dalam Pembelajaran Tematik di SD Negeri 09/X Rantau Rasau

Problematika berasal dari bahasa Inggris yakni problematic yang berarti masalah. Kemudian menurut KBBI problem yaitu sesuatu yang belum bisa diselesaikan dan dipecahkan. Problematika yang ada dapat disebabkan dari peserta didik, guru, maupun sarana prasarana sekolah. Menurut (Arni, 2018) kata problem berarti masalah atau persoalan. Sedangkan problematika berarti sesuatu yang belum ada penyelesaiannya.

Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa problematika ialah suatu permasalahan yang belum ditemukan solusinya. Biasanya problematika disebabkan oleh ketidakseimbangan yang terjadi antara harapan dengan kenyataan yang terjadi. Faktanya problematika yang terjadi di SD Negeri 09/X kebanyakan disebabkan dari tenaga pendidik yang belum menguasai kompetensi dasar yang diperlukan sehingga berakibat pada ketidakpahaman peserta didik dalam menangkap materi yang diajarkan dikelas. Problematika guru dalam pembelajaran tematik di SD Negeri 09/X Rantau Rasau ternyata cukup banyak. Guru-guru mengeluhkan tentang kesulitannya dalam mengajarkan pembelajaran tematik. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti melalui wawancara, observasi dan dokumentasi diperoleh hasil bahwa di SD Negeri 09/X Rantau Rasau guru memiliki banyak problematika dalam menerapkan pembelajaran tematik. Adapun hal-hal yang yang menjadi problematika dalam melakukan pembelajaran tematik di SD Negeri Rantau Rasau 09/X yaitu:

1. Guru Belum Bisa Menguasai Pembelajaran Tematik

Di SD Negeri 09/X Rantau Rasau kebanyakan guru belum bisa menguasai pembelajaran tematik.

Seringkali disaat proses pembelajaran berlangsung guru masih menerapkan metode pembelajaran terdahulu.

Dimana hal itu sudah menjadi kebiasaan guru beberapa tahun terakhir ini. Guru tidak mengetahui betapa berpengaruhnya adanya perbaruan pembelajaran tematik yang diterapkan. Pembelajaran tematik dapat mengubah pola pikir peserta didik jika guru dapat menerapkan metode pembelajara dengan tepat. Didalam pembelajaran tematik membuat cara berfikir peserta didik semakin luas, terbuka dan mampu mengenali lingkungan alam yang ada disekitarnya dengan lebih dekat dan leluasa (Febrita & Harni, 2020). Adapun hal- hal yang harus diperhatikan guru saat menerapkan pembelajaran tematik di kelas yaitu mengetahui secara detail pembelajaran-pembelajaran apa yang akan dilakukan peserta didik, bagaimana mengkaitkan antara pembelajaran satu dengan pembelajaran lainnya sehingga tidak terjadi tumpang tindih antar tema dan mengetahui dengan betul indikator-indikator yang diperlukan.

2. Guru Belum Bisa Menyiapkan RPP Tematik

Guru di SD Negeri 09/X Rantau Rasau masih menerapkan metode pembelajaran dikelas dengan berpedoman pada buku pegangan guru saja. Padahal dizaman kemajuan teknologi saat ini, diperlukan inovasi- inovasi guru dalam mengajarkan materi dikelas (Pratiwi & Ediyono, 2019). Peserta didik tentunya akan bosan jika guru tidak dapat memberikan pembelajaran yang menarik baginya. Sejalan dengan pendapat (Gogahu &

Prasetyo, 2020) bahwa peserta didik usia sekolah dasar akan cepat bosan dan mengantuk jika pembelajaran yang dialaminya sangat monoton, tidak menarik dan bahkan tidak mengedepankan keaktifan peserta didiknya.

Guru di SD Negeri 09/X Rantau Rasau jarang menggunakan RPP tematik karena menurutnya RPP tematik sangat memberatkan. Seperti halnya banyak peraturan-peraturan didalamnya sehingga membuat ribet guru, pembelajaran-pembelajaran yang harus mengkaitkan dengan sesuatu yang ada disekitar peserta didik, harus ada media, metode harus bervariasi dan lain sebagainya.

3. Alokasi Waktu Terbatas

Dengan adanya tugas guru yang sudah begitu banyak membuat guru di SD Negeri 09/X Rantau Rasau kewalahan dalam membagi waktu. Seringkali guru tidak memaksimalkan kinerja yang dilakukan karena

(5)

merasa waktu yang dibutuhkan tidak sesuai dengan apa yang harus dikerjakan. Sebagaimana jika dikaitkan dengan kondisi sekolah yang berada dipelosok membuat guru-guru menempuh perjalanan yang cukup lama.

Karena selain mengajar, tugas guru setiap harinya juga diharuskan membuat laporan terkait administrasi, laporan penilaian, laporan kegiatan dan lain-sebagainya. Untuk membentuk suatu pendidikan yang berkualitas tentunya membutuhkan tenaga pendidik. Tenaga pendidik mempunyai peran dalam membentuk ilmu pengetahuan, keterampilan serta karakter pada peserta didik (Suyitno, 2021).

4. Sarana Prasarana Kurang Memadai

Selain adanya problematika terkait guru yang belum mampu menguasai pembelajaran tematik, guru belum bisa menyiapkan RPP tematik, adanya keterbatas waktu, ada pula problematika terkait sarana dan prasarana yang kurang memadai. Mengingat latar belakang SD Negeri 09/X Rantau Rasau yang berada dipelosok mengakibatkan kualitas pembelajaran tidak maksimal. SD Negeri 09/X Rantau Rasau tidak mempunyai fasilitas-fasilitas seperti sekolah dikota-kota maju. Hal itu yang menyebabkan sulitnya SD Negeri 09/X Rantau Rasau bersaing dengan sekolah-sekolah lainnya. Sejalan dengan pendapat (Setyaningih, 2018) bahwa sarana prasarana yang kurang memandai menjadi pemicu terhambatnya kualitas mutu pembelajaran di sekolah tersebut.

Solusi Guru dalam Mengatasi Permasalahan saat Melaksanakan Pembelajaran Tematik di SD Negeri 09/X Rantau Rasau

1. Pemilihan Tema Yang Tepat

Menurut (Ain, 2017) pembelajaran tematik didalamnya terdapat tema-tema yang saling berkaitan.

Tema-tema tersebut sudah dibuat sedemikian rupa agar peserta didik dapat memperoleh materi-materi secara lengkap dan menyeluruh. Didalam tema-tema tersebut guru juga harus mampu memilih tema yang dapat disesuaikan dengan latar belakang peserta didik dan sekolah yang ditempati. Misalnya di SD Negeri 09/X Rantau Rasau yang masih mengalami keterbatasan sarana dan prasarana, guru dapat memilih tema yang meminimalisis adanya penggunaan sarana prasarana yang menjadi problematika di sekolah tersebut. Dengan begitu, guru dapat mengganti dengan media yang sederhana sehingga peserta didik tetap menikmati proses pembelajaran dengan menyenangkan. Menurut (Utami & Hasanah, 2020) tema-tema yang ada didalamnya memerlukan metode terbaik guru dalam mentransfer ilmu secara tepat. Sehingga dengan adanya pelatihan terkait penilaian autentik dan pembelajaran tematik dapat menjadi salah satu solusi agar pembelajaran lebih berkualitas.

2. Menyusun Silabus Tematik Terpadu

Dalam penyusunan silabus tematik terpadu, diharapkan guru dapat memperhatikan hal-hal penting yang akan menjadi dasar utama dalam pembelajaran. Menurut (Bin-Tahir et al., 2019) didalam silabus berisi kompetensi-kompetensi dasar yang diperlukan peserta didik. Kompetensi-kompetensi dasar harus disesuaikan dengan karakteristik peserta didik. Adapun tujuan adanya silabus yaitu agar mempermudah proses pembelajaran dengan membuat rencana pembelajaran dengan sebaik-baiknya. Tanpa adanya persiapan tidak akan membuahkan hasil yang maksimal. Guru harus sedemikian rupa dapat menyiapkan hal-hal yang diperlukan sebelum melakukan pembelajaran dikelas demi terciptanya kenyamanan antara guru dengan peserta didik. Dalam pelaksanaan pembelajaran diperlukan penguasaan terhadap pengetahuan yang terkait dengan muatan materi (konten) oleh para pendidik (Sukabumi, 2021).

3. Sistem Manajemen yang Terjadwal dan Teratur

Manajemen merupakan suatu aturan yang dapat memberikan perubahan ke arah yang lebih baik (Firdianti, 2018). Dalam hal ini, sistem manajemen yang dimaksud adalah manajemen didalam pengelolaan suatu kelas. Sistem manajemen suatu kelas sangat penting dilakukan mengingat dengan adanya manajemen yang baik akan meminimalisir ketidaksesuaian dengan tujuan pembelajaran yang ditentukan. Manajemen kelas tentunya harus ada disetiap proses pembelajaran baik dalam pembelajaran dikelas maupun diluar kelas.

Baik dalam proses penyampaian materi, diskusi, praktikum, mengerjakan tugas dan lain sebagainya. Dengan

(6)

adanya sistem manajemen yang baik akan membuat guru dengan peserta didik dapat mempersiapkan waktu dengan apa yang akan dilakukan dengan sebaik-baiknya.

4. Sosialisasi dengan Pemerintah

Guru perlu melakukan sosialisasi dengan Pemerintah terkait problematika saat menerapkan pembelajaran tematik di SD Negeri 09/X Rantau Rasau. Dengan adanya begitu banyak guru yang mengalami permasalahan sehingga perlu adanya tindak lanjut agar permasalahan tersebut menemukan titik terangnya.

Perlu dilakukan berbagai upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Pemerintah saat ini juga sedang gencar-gencarnya dalam peningkatan kualitas mutu pendidikan seperti perbaikan sarana dan prasarana sekolah, perluasan dan pemerataan kualitas pendidikan. Sehingga dengan terbentuknya komunikasi yang baik dapat melahirkan keselarasan antara pendidik dan Pemerintah dalam mengatasi permasalahan- permasalahan yang terjadi. Dengan adanya sosialisasi antara guru dengan Pemerintah diharapkan dapat memberikan suatu petunjuk penyelesaian (Sulistyorini et al., 2019).

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti terkait problematika guru dalam pembelajaran tematik di SD Negeri 09/X Rantau Rasau yakni perlu ditingkatkan lagi agar pelaksanaan pembelajaran tematik tidak bisa diterapkan dengan maksimal. Dalam mewujudkan pembelajaran tematik yang baik, semua warga sekolah harus ikut serta agar berjalan dengan baik. Misalnya guru harus bisa memberikan contoh, menggunakan metode yang tepat dalam kegiatan pembelajaran agar peserta didik juga dapat memahami keterkaitan antara pembelajaran satu dengan pembelajaran yang lainnya. Dalam menerapkan pembelajaran tematik di sekolah tidak bisa kalau hanya guru yang berperan, akan tetapi orang tua peserta didik harus berperan karena orang tua sangat penting dalam kegiatan belajar selama peserta didik di rumah. Guru di SD Negeri 09/X Rantau Rasau saat pembelajaran selalu menggunakan tematik. Akan tetapi saat menjelaskan ada beberapa peserta didik yang belum paham dalam memahami materi yang diajarkan. Permasalahan lainnya adalah guru belum bisa menyiapkan RPP tematik, alokasi waktu yang tersedia terbatas, sarana dan prasarana yang kurang memadai. Dengan permasalahan yang ada, dapat dipecahkan dengan cara guru dapat memilih tema yang sesuai dengan situasi dan kondisi disekolahnya, guru harus terbiasa menyusun silabus tematik terpadu, guru harus menerapkan sistem manajemen yang baik serta melakukan sosialisasi dengan Pemerintah terkait problematika guru dalam pembelajaran tematik di SD Negeri 09/X Rantau Rasau.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih kepada kepala sekolah, guru kelas, dan peserta didik SD Negeri 09/X Rantau Rasau yang sudah bersedia menjadi informan dalam penelitian ini. Selain itu, peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak yang sudah memberikan bantuan berupa saran dan masukan.

DAFTAR PUSTAKA

Afifah, N. (2015). Problematika Pendidikan di Indonesia (Telaah dari Aspek Pembelajaran). Jurnal Pendidikan, 1(Vol. 1 Januari 2015: Jurnal Pendidikan), 41–74.

Ain, N. (2017). Holistic Thematic Learning in the Elementary School: Is It Thematic and Holistic? January 2017. https://doi.org/10.2991/ictte-17.2017.99

Arini, N. W., Dibia, I. K., & Bayu, I. G. W. (2020). School Literacy Movement Enhancing Students ’ Writing Skills and Creative Thinking Skills. Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar, 4(4), 546–552.

Arni, M. (2018). Manajemen Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah. Journal Hadratul Madaniyah, 7(1), 56–62.

(7)

Bin-Tahir, S. Z., Suriaman, A., & Rinantanti, Y. (2019). Designing English syllabus for multilingual students at pesantren schools. Asian EFL Journal, 23(3), 5–27.

Budi, B. (2014). Strategi Guru Dalam Menghadapi Kurikulum 2013 Di Sma Negeri 2 Surakarta. Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant, 4(1), 4–15.

Diana, N. (2017). Evaluasi Manajemen Mutu Internal di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan dengan Metode Malcolm Baldrige Criteria for Education. Tadris: Jurnal Keguruan Dan Ilmu Tarbiyah, 2(2), 111.

https://doi.org/10.24042/tadris.v2i2.2178

Ermawati, S., & Hidayat, T. (2017). Penilaian Autentik Dan Relevansinya Dengan Kualitas Hasil Pembelajaran (Persepsi Dosen Dan Mahasiswa Ikip Pgri Bojonegoro). Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, 27(1), 1412–3835.

Febrita, I., & Harni. (2020). Model Problem Based Learning dalam Pembelajaran Tematik Terpadu terhadap Berfikir Kritis Siswa di Kelas IV SD. Jurnal Pendidikan Tambusai, 4(2), 1619–1633.

Firdianti, A. (2018). Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa.

Gogahu, D. G. S., & Prasetyo, T. (2020). Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis E-Bookstory untuk Meningkatkan Literasi Membaca Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 4(4), 1004–1015.

https://doi.org/10.31004/basicedu.v4i4.493

Kurniaman, O., & Noviana, E. (2017). Penerapan Kurikulum 2013 Dalam Meningkatkan Keterampilan, Sikap, Dan Pengetahuan. Primary: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 6(2), 389.

https://doi.org/10.33578/jpfkip.v6i2.4520

Pratiwi, C. P., & Ediyono, S. (2019). Analisis Keterampilan Guru Sekolah Dasar Dalam Menerapkan Variasi Pembelajaran. Jurnal Sekolah, 4(1), 1–8.

Sari, W., Rifki, A. M., & Karmila, M. (2020). Analisis Kebijakan Pendidikan Terkait Implementasi Pembelajaran Jarak Jauh Pada Masa Darurat Covid 19. Jurnal MAPPESONA, 17(1), 12.

Setyaningih, S. (2018). Pengelolaan Sarana Prasarana dalam Implementasi Kurikulum Pendidikan Guru Sekolah Dasar: Sebuah Studi Kasus di Universitas Negeri Semarang. Jurnal Managemen Pendidikan, 13(1), 62–71.

Sukabumi, S. M. P. S. (2021). Sosialisasi Bahan Ajar Daring bagi Guru-guru Bahasa Indonesia Saat ini dunia pendidikan Indonesia sedang. Jurnal Pasca Dharma Pengabdian Masyarakat, 2(2), 39–45.

Sulistyorini, S., Wulandari, D., Sunarso, A., & Abidin, Z. (2019). Sosialisasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( Rpp ) Tematik Terpadu Megintegrasikan Penguatan Guru Sd Di Kota Semarang. Jurnal Kependidikan Dasar, 9(2), 105–112.

Suyitno, S. (2021). Penerapan Kompetensi Psikologi Guru dalam Peningkatan Motivasi Belajar Siswa. Jurnal Basicedu, 6(1), 58–65. https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i1.1900

Tegor, dkk. (2020). Metodologi Penelitian Kualitatif & Kuantitatif. Lakeisha.

Utami, I. H., & Hasanah, A. (2020). Kompetensi Profesional Guru Dalam Penerapan Pembelajaran Tematik Di SD Negeri Maguwoharjo 1 Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Dasar, 8(2), 121–139.

https://doi.org/10.1190/segam2013-0137.1

Referensi

Dokumen terkait

Dengan pendekatan multikultural pada pendidikan kewarganegaraan adalah setiap peserta didik di sekolah disiapkan untuk menghadapi berbagai masalah dan konflik

Berdasarkan paparan di atas didapat bahwa proses implementasi nilai-nilai pendidikan agama Islam melalui pendekatan behavior di Madrasah Ibtidaiyah Babul Ulum

Latar belakang para orang tua tertarik untuk memasukkan anaknya ke Full day school (FDS), antara lain yaitu semakin meluasnya kaum ibu yang bekerja di luar

Chandra dkk., (2020) menyebutkan bahwa kemampuan kepemimpinan kepala sekolah adalah kemampuan dalam memberikan pengaruh kepada semua warga sekolah untuk dapat

Pada akhirnya dibalik berbagai kesulitan yang dihadapi guru matematika dalam pelaksanaan pembelajaran secara daring, menyimpan hikmah yang dapat diperoleh, hal ini

Adapun hasil dari tahap analisis kebutuhan ini yaitu guru belum menggunakan Lembar kerja siswa Pembelajaran matematika realistik berbasis etnomatematika dengan konteks Gonrang

Dari hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa, penggunaan metode resitasi terhadap peningkatan hasil belajar siswa, dapat dijadikan alternatif dalam metode

Sekolah selain sebagai pembuat kebijakan, juga sebagai tempat siswa belajar dan guru sebagai fasilitator siswa dalam memperoleh literasi juga berperan penting