8 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu digunakan dalam penyusunan penelitian ini.
Tujuannya untuk digunakan sebagai bahan perbandingan untuk mendorong kegiatan penelitian ini sekaligus untuk mengetahui hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Berikut merupakan tabel penelitian terdahulu yang dipakai sebagai rujukan penelitian ini :
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No NAMA
PENELITI
JUDUL PENELITI
METODE PENELITIAN
HASIL PENELITIAN 1. Wenna
Junianta Turnip (2020)
Effect of motivation and work
environment on employee performance of PT XYZ
Metode penelitian yang digunakan
˗ - Metode kuantitatif
˗ - Analisis menggunakan metode angket
˗ Motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT. XYZ.
˗ Lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT. XYZ.
2. Ninik Ainur Rosyida (2022)
Pengaruh sistem Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Kerja Fisik Terhadap
Kinerja Karyawan Rumah Sakit Muhammadiyah Jombang.
Metode penelitian yang digunakan
˗ - Metode penelitian
kuantitatif dengan pendekatan asosiatif
˗ - Analisis regresi linier berganda
˗ Keselamatan Kesehatan Kerja berpegaruh secara parsial terhadap kinerja karyawan Rumah Sakit Muhammadiyah Jombang
˗ Lingkungan Kerja Fisik berpengaruh secara parsial terhadap Kinerja Karyawan Rumah Sakit Muhammadiyah Jombang
˗ Keselamatan Kesehatan Kerja Dan Lingkungan Kerja Fisik berpengaruh secara simultan terhadap Kinerja Karyawan Rumah Sakit Muhammadiyah Jombang
3. Jilius Simbolon
Pengaruh K3 dan lingkungan
Metode penelitian yang digunakan
˗ Keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
9 dan Nuridin
(2017)
kerja terhadap kinerja
karyawan PT.
Dwi Lestari Nusantara
˗ - Pendekatan Explanatory Analysis yaitu menjelaskan hubungan kausalistik antar variabel.
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Dwi Lestari Nusantara
˗ Lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Dwi Lestari Nusantara.
4. Nurmin Arianto dan Hadi
Kurniawan (2020)
Pengaruh motivasi dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan
Metode penelitian yang digunakan
˗ - Metode
deskriptif dengan pendekatan asosiatif
˗ Motivasi secara parsial ataupun simultan, sedangkan dari hasil kolerasi motivasi memiliki hubungan yang sangat kuat terhadap kinerja.
˗ Lingkungan kerja memiliki pengaruh secara parsial ataupun simultan, sedangkan dari hasil kolerasi lingkungan kerja memiliki hubungan yang sangat kuat terhadap kinerja.
5. Rahman Hasibuan (2017)
Pengaruh Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Pelatihan dan Kerja Tim Terhadap Kinerja Tenaga Medis Di Rumah Sakit Budi Kemuliaan Batam
Metode penelitian yang digunakan
˗ - Pendekatan kuantitatif dengan metode peneltian survey
˗
- Keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan
- Pelatihan berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja karyawan
- Kerja tim berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
6. Zahara Meutia (2021)
Pengaruh
keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kinerja karyawan pada Rumah Sakit Malahayati Medan
Metode penelitian yang digunakan
˗ - Analisis regresi linier berganda
˗ Keselamatan kerja dan kesehatan kerja secara bersama-sama atau secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada Rumah Sakit Malahayati Medan
˗ Kesehatan kerja berpengaruh positif dan
10
signifikan secara parsial terhadap kinerja karyawan pada Rumah Sakit Malahayati Medan.
7. Cynthia Novita Hidayat (2015)
Pengaruh
lingkungan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja
karyawan kantor PT. Keramik Diamond
Industries
Metode penelitian yang digunakan
˗ - Metode deskriptif
˗ - Regresi linier berganda
˗ lingkungan kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Keramik Diamond Industries
˗ motivasi kerja berpengaruh secara signifikan dan lebih dominan terhadap kinerja karyawan PT. Keramik Diamond Industries.
Bedasarkan hasil penelitian terdahulu dari tabel 2.1 diatas maka dapat diambil persamaan dan perbedaan dengan penelitian saat ini. Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini terletak pada variabel penelitian yaitu lingkungan kerja, motivasi kerja, keselamatan kesehatan kerja dan kinerja karyawan serta alat analisis penelitian yaitu analisis regresi linier berganda. Selain itu perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini adalah objek lokasi penelitian, penelitian saat ini mengambil objek penelitian pada Laboratorium Medis Perdana Kabupaten Lumajang. Penelitian saat ini menggunakan hasil penelitian sebelumnya untuk dijadikan bahan referensi dan acuan untuk mengerjakan penelitian saat ini.
2.2 Landasan Teori 1. Lingkungan Kerja
a. Pengertian
Menurut Nitisemo (2015:109), lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di sekitar pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan. Menurut Ahyari (1986:5) menyatakan lingkungan kerja dalam perusahaan berpengaruh secara langsung terhadap karyawan yang bekerja di dalam perusahaan tersebut. Menurut Sedarmayanti (2009:21), menyatakan bahwa lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas
11
dan bahan yang dihadapi, lingkungan sekitar dimana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik perseorangan maupun kelompok.
Dari definisi diatas dapat di simpulkan bahwa lingkungan kerja merupakan suatu kondisi dimana para karyawan bekerja, baik menyangkut aspek fisik maupun aspek sosial dalam suatu perusahaan yang dapat mempengaruhi karyawan dalam menjalankan tugas dan pekerjaannya sehari-hari. Lingkungan kerja yang baik akan mendukung adanya tingkat kinerja karyawan yang tinggi. Lingkungan kerja yang nyaman bagi karyawan akan menimbulkan rasa gairah dan semangat dalam bekerja sehingga terhindar dari rasa lelah dan bosan.
Dan sebaliknya jika lingkungan kerja kurang baik dan tidak sesuai dengan kebutuhan karyawan akan menimbulkan kebosanan dan kelelahan dalam bekerja sehingga dapat menurunkan semangat serta kegairahan karyawan dalam bekerja yang berakibat karyawan tidak menyelesaikan pekerjaannya secara efisien dan efektif
b. Faktor- faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja
Menurut Danang Sunyoto (2012:44), terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terbentuknya suatu kondisi lingkungan kerja, di antaranya adalah:
1. Hubungan karyawan
Semangat kerja yang diperoleh seorang karyawan berasal dari rekan-rekan kerja maupun atasan. Karyawan akan semangat bekrja jika hubungan karyawan dengan rekan kerja maupun atasanya berlangsung harmonis. Begitu juga sebaliknya jika hubungan antar sesama rekan kerja maupun atasan tidak harmonis,maka akan mengakibatkan kurangnya gairah dan semangat karyawan dalam bekerja.
2. Tingkat kebisingan lingkungan kerja
Lingkungan kerja yang tidak tenang atau bising dapat menimbulkan pengaruh yang kurang baik yaitu adanya
12
ketidaktenangan dalam bekerja. Bagi para karyawan tentu saja ketenangan lingkungan kerja sangat membantu dalam menyelesaikan pekerjaan dan meningkatkan kinerja karyawan.
3. Peraturan kerja
Peraturan kerja yang baik dan jelas dapat memberikan pengaruh yang baik terhadap kepuasan dan kinerja para karyawan untuk pengembangan karier di perusahaan tersebut.
Dengan adanya peraturan yang jelas karyawan akan dituntut untuk menjalankan pekerjaannya dengan efisien untuk mencapai tujuan perusahaan. Selain itu karyawan juga akan lebih termotivasi untuk bekerja lebih baik.
4. Penerangan
Dalam hal ini penerangan bukan hanya pada peneranggan listrik, tetapi termasuk juga penerangan matahari. Seringkali karyawan memerlukan penerangan yang cukup, apalagi jika pekerjaan yang dilakukan membutuhkan ketelitian. Oleh sebab itu sangat penting mengatur penerangan ruangan kerja dengan baik agar karyawan bisa menjalankan pekerjaannya dengan efektif dan efisien.
5. Sirkulasi Udara
Sirkulasi atau pertukaran udara yang cukup sangat penting dalam suatu ruangan, karena dengan adanya ventilasi dan udara yang cukup maka karyawan akan merasa nyaman dalam menjalankan tanggung jawab yang diberikan oleh perusahaan.
6. Keamanan
Lingkungan kerja dengan rasa aman akan menimbulkan ketenangan dan kenyamanan,dimana hal ini akan dapat memberikan dorongan rasa aman kepada karyawan dalam bekerja.
13 c. Dimensi Lingkungan Kerja
Menurut Siagian (2014:59) dalam (Sihaloho & Siregar, 2019), lingkungan kerja dibagi menjadi dua dimensi yaitu :
1. Lingkungan Kerja Fisik
Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat disekitar tempat kerja dan dapat mempengaruhi karyawan, yaitu meliputi :
a. Bangunan tempat kerja
Bangunan tempat kerja di samping menarik untuk dipandang juga dibangun dengan pertimbangan keselamatan kerja, agar karyawan merasa nyaman dan aman dalam melakukan pekerjaannya.
b. Peralatan kerja yang memadai
Peralatan yang memadai sangat dibutuhkan karyawan karena akan mendukung karyawan dalam menyelesaikan tugas yang di embannya di dalam perusahaan.
c. Fasilitas
Fasilitas perusahaan sangat dibutuhkan oleh karyawan sebagai pendukung dalam menyelesaikan pekerjakan yang ada di perusahaan. Selain itu ada hal yang perlu di perhatikan oleh perusahaan yakni tentang cara memanusiakan karyawannya, seperti tersedianya fasilitas untuk karyawan beristirahat setelah lelah bekerja dan juga tersedianya tempat ibadah.
d. Tersedianya sarana angkut
Tersedianya sarana angkutan akan mendukung para karyawan untuk sampai di tempat kerja dengan tepat waktu, baik yang diperuntukkan karyawan maupun angkutan umum.
14 2. Lingkungan Kerja Non Fisik
Lingkungan kerja non fisik adalah terciptanya hubungan kerja yang harmonis antara karyawan dan atasan, yaitu meliputi :
a. Hubungan rekan kerja setingkat
Hubungan dengan rekan kerja yaitu hubungan dengan rekan kerja yang harmonis dan tanpa saling instrik di antara sesama rekan sekerja. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi karyawan tetap tinggal dalam satu organisasi adalah adanya hubungan yang harmonis dan kekeluargaan.
b. Hubungan atasan dengan karyawan
Hubungan atasan dengan bawahan atau karyawannya harus di jaga dengan baik dan harus saling menghargai antara atasan dengan bawahan, dengan saling menghargai maka akan menimbulkan rasa hormat diantara individu masing- masing.
c. Kerjasama antar karyawan
Kerjasama antara karyawan harus dijaga dengan baik, karena akan mempengaruhi pekerjaan yang mereka lakukan. Jika kerjasama antara karyawan dapat terjalin dengan baik maka karyawan dapat menyelesaiakan pekerjaan mereka secara efektif dan efesien.
2. Motivasi Kerja a. Pengertian
Menurut Mangkunegara (2009:184), Motivasi kerja didefinisikan sebagai kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan, dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan. Sedangkan menurut Rivai dan Sagala (2010) motivasi adalah serangkaian sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi individu untuk bekerja. Menurut Hasibuan (2010) motivasi adalah pemberi daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar
15
mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasaan. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan dorongan atau ransangan baik dari dalam maupun dari luar diri seseorang. Jika seorang karyawan terdorong untuk melakukan pekerjaannya maka karyawan akan menghasilkan kinerja yang baik, namun sebaliknya jika karyawan tidak terdorong atau teransang untuk melakukan pekerjaannya maka hasilnya akan menurunkan kinerja karyawan itu sendiri.
b. Teori Motivasi
1. Teori Motivasional dan Hygiene menurut Frederich Herzberg Teori ini dikemukakan oleh Frederick Herzberg tahun 1966 yang merupakan pengembangan dari teori hierarki kebutuhan menurut Maslow. Teori Herzberg memberikan dua kontribusi penting bagi pimpinan organisasi dalam memotivasi karyawan. Teori ini dikemukakan oleh Frederick Herzberg lebih dikenal dengan teori motivasi dua faktor yaitu :
a. Motivators Factors atau faktor pemuas
Faktor yang mempunyai pengaruh meningkatkan prestasi atau kepuasan kerja seseorang dalam organisasi seperti:
prestasi, keberhasilan mencapai sesuatu, pengakuan yang diperoleh dari orang lain, sifat pekerjaan yang dilakukan, rasa tanggung jawab, kemajuan dalam karir, dan imbalan yang langsung dihasilkan dari prestasi kerja atas pekerjaannya.
Kemajuan dalam berkarir dan pengakuan dari orang lain dapat menimbulkan rasa puas kepada karyawan. Jika suatu perusahaan memberikan kesempatan bertumbuh kepada karyawannya maka karyawan juga dapat berkembang. Dengan meningkatkan jenjang karir yang lebih tinggi dari sebelumnya karyawan akan merasa diakui dan dihargai oleh rekan kerja dan pimpinannya yang nantinya karyawan memiliki rasa puas
16
terhadap pekerjaannya sehingga kinerja karyawan juga akan meningkat.
b. Hygienic Factors atau faktor bukan pemuas
Faktor pencegah merosotnya semangat kerja dan efisiensi meliputi : kondisi kerja, kebijaksanaan perusahaan, pelaksanaan kebijakan perusahaan yang telah ditetapkan, gaji dan administrasi yang kurang baik, hubungan kerja yang kurang nyaman.
Dalam penelitian ini hanya mengambil faktor gaji dari teori Hygiene menurut Herzberg. Gaji adalah pemberian kepada karyawan dengan pembayaran finansial sebagai balas jasa untuk pekerjaan yang dilaksanakan. Gaji merupakan salah satu alat yang dapat memotivasi kerja karyawan. Oleh karena itu perusahaan harus bisa memberikan gaji atau upah yang sesuai dengan beban kerja dan tanggung jawab yang diberikan kepada karyawan. Selain itu, karyawan juga memiliki harapan akan gaji atau upah yang mereka inginkan sesuai dengan beban kerja yang dipikul. Apabila karyawan menerima gaji yang sesuai dengan apa yang mereka harapkan maka karyawan akan merasa puas sehingga kinerja yang dihasilkan karyawan juga akan meningkat.
3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja a. Pengertian
Menurut Swasto (2011:07), keselamatan dan kesehatan kerja merupakan segenap proses perlindungan tenaga kerja terhadap kemungkinan adanya bahaya yang dapat timbul dalam lingkungan pekerjaan.
Menurut Mondy (2008), keselamatan kerja adalah perlindungan karyawan dari cidera yang disebabkan oleh kecelakaan yang berkaitan dengan pekerjaan. Keselamatan kerja berkaitan juga dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahan, landasan kerja dan
17
lingkungan kerja serta cara-cara melakukan pekerjaan dan proses produksi. Menurut Mathis dan jackson (2002), kesehatan kerja adalah kondisi yang merujuk pada kondisi fisik, mental dan stabilitas emosi secara umum. Individu yang sehat adalah individu yang bebas dari penyakit, cidera serta masalah mental emosi yang bisa mengganggu aktivitas.
Bedasarkan pendapat para ahli dapat disimpilkan bahwa kesehatan dan keselamatan kerja merupakan suatu tindakan antisipasi atau pencegahan untuk melindungi karyawan dari kecelakaan atau penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan tersebut, serta melindungi masyarakat dari bahaya pencemaran yang mungkin disebabkan oleh produk industri.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Menurut Swasto (2011) faktor yang mempengaruhi keselamatan dan kesehatan kerja dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Kondisi lingkungan tempat kerja, meliputi : a. Kondisi fisik
Kondisi ini berupa penerangan, suhu udara, ventilasi ruangan tempat kerja, tingkat kebisingan, getaran mekanisme, radiasi dan tekanan udara.
b. Kondisi Fisiologis
Kondisi ini dapat dilihat dari mesin/peralatan, sikap badan dan cara kerja dalam melakukan pekerjaan, hal-hal yang dapat menimbulkan kelelahan fisik dan bahkan dapat mengakibatkan perubahan fisik tubuh karyawan.
c. Kondisi Khemis
Kondisi yang dapat dilihat dari uap gas, debu, kabut, asap, awan, cairan, dan benda padat.
18 2. Mental Psikologis
Kondisi ini meliputi hubungan kerja antar karyawan, hubungan kerja antara bawahan dan atasan, serta suasana kerja.
c. Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Menurut Suma’mur (1985: 27) dalam (Riptono, 2019), tujuan dari keselamatan kesehatan kerja (K3) pada perusahaan yaitu :
1. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja 2. Mencegah terjadinya penyakit akibat kerja 3. Mencegah terjadinya cacat akibat kerja.
4. Pengamanan material, instalasi- instalasi, dan lain-lain.
5. Peningkatan produktivitas dengan tingkat keamanan kerja yang tinggi.
6. Menghindari pemborosan tenaga kerja, modal, alat-alat, dan sumber produksi lainnya sewaktu bekerja.
7. Pemeliharaan tempat kerja yang bersih, sehat, nyaman, dan aman.
d. Dimensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Menurut Jackson, Schuler, & Wenner (2011) terdapat 5 dimensi pada keselamatan dan kesehatan kerja yaitu :
1. Mengawasi tingkat keselamatan dan kesehatan kerja 2. Pencegahan kecelakaan
3. Pencegahan penyakit 4. Manajemen tekanan 5. Progam kesehatan 4. Kinerja Karyawan
a. Pengertian
Menurut Mangkunegara (2000), kinerja adalah hasil kerja secara kualitas maupun kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawabnya. Bacal (2001:74), menyatakan bahwa kinerja sebagai proses organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi karyawan. Hasibuan (2001:34)
19
mengemukakan kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu. Menurut Barry Cushway (2002:98), kinerja adalah menilai bagaimana seseorang telah bekerja dibandingkan dengan target yang telah ditentukan. (Veithzal Rivai, 2012)
Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan yang digunakan sebagai perbandingan atau menilai prestasi karyawan dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan dengan target dan waktu yang telah ditentukan oleh perusahaan. Karyawan akan bekerja secara optimal apabila dengan bekerja dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Artinya perusahaan harus memperhatikan tingkat kebutuhan karyawannya. Pretasi yang tinggi dapat tercipta apabila karyawan merasa senang dan nyaman dalam bekerja, maka dengan kinerja karyawan yang tinggi perusahaan dapat memperoleh keuntungan yang diinginkan.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
Menurut Mahmudi (2005) faktor-faktor yang mempengaruhi terdiri dari lima faktor, yaitu :
1. Faktor personal/individu, meliputi : pengetahuan, keterampilan, kemampuan, kepercayaan diri, motivasi, dan komitmen yang dimiliki oleh setiap individu.
2. Faktor kepemimpinan, meliputi : kualitas dalam memberikan dorongan, semangat, arahan, dan dukungan yang diberikan manajer.
3. Faktor tim, meliputi : kualitas dukungan dan semangat yang diberikan oleh rekan dalam satu tim, kepercayaan terhadap sesama tim, kekompakan dan keeratan anggota tim.
20
4. Faktor sistem, meliputi : sistem kerja, fasilitas kerja atau infrastruktur yang diberikan oleh organisasi, proses organisasi, dan kultur kinerja dalam organisasi.
5. Faktor kontekstual (situasional), meliputi : tekanan dan perubahan lingkungan eksternal dan internal.
c. Dimensi Kinerja
Dimensi kinerja menurut Mathis dan Jackson di bagi menjadi 5 yaitu : 1. Kuantitas dari hasil, yaitu diukur dari persepsi karyawan
terhadap jumlah
aktivitas yang ditugaskan beserta hasilnya.
2. Kualitas dari hasil, yaitu diukur dari persepsi karyawan terhadap kualitas pekerjaan yang dihasilkan serta tingkat kesalahan karyawan dalam menyelesaikan tugas.
3. Ketepatan waktu dari hasil, yaitu diukur dari persepsi karyawan terhadap suatu aktivitas yang diselesaikan dari awal waktu sampai menjadi output. Dapat menyelesaikan pada waktu yang telah ditetapkan serta memaksimalkan waktu yang tersedia.
4. Kehadiran, yaitu tingkat kehadiran karyawan dalam perusahaan dapat menentukan kinerja karyawan.
5. Kemampuan bekerja sama, yaitu diukur dari kemapuan karyawan dalam bekerjasama dengan rekan kerja dan lingkungannya.
2.3 Keterkaitan Antar Variabel
Penelitian ini mengkaji antara satu variabel terikat (kinerja karyawan) dengan tiga variabel bebas (lingkungan kerja, motivasi kerja, dan keselamatan kesehatan kerja (K3)):
1. Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
Lingkungan kerja merupakan lingkungan sosial yang sangat penting, karyawan dapat merasakan ditolak atau diterima oleh lingkungan kerjanya.
Diterima oleh lingkungan dapat mempengaruhi kesejahteraan psikologis
21
karyawan, karena ketika seorang karyawan merasa diterima oleh lingkungan kerjanya maka dalam melakukan pekerjaannya karyawan akan merasa nyaman tanpa adanya gangguan dari sekitar.
Jika lingkungan kerja nyaman dan memberikan ketenangan maka akan tercipta suasana kerja yang kondusif sehingga hal ini dapat meningkatkan hasil kinerja karyawan, dan sebaliknya jika lingkungan kerja tidak nyaman dan tidak memberikan ketenangan maka suasana kerja menjadi terganggu yang pada akhirnya akan mempengaruhi karyawan dalam bekerja sehingga hal ini dapat menurunkan kinerja karyawan.
Menurut penelitian Nova Syafrina & Sudarmin Manik (2018) dalam hasil penelitiannya menunjukkan variabel lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal ini ditunjukkan dengan lingkungan kerja yang nyaman di suatu perusahaan akan meningkatkan kinerja karyawan.
2. Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
Motivasi adalah dorongan atau ransangan dari luar maupun dari dalam diri seseorang yang dapat mempengaruhi individu untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Motivasi berpengaruh besar terhadap kesuksesan seseorang, karena seseorang tidak dapat mencapai kesuksesan jika tidak memilki tekad dan dorongan motivasi yang kuat di dalam dirinya.
Dalam penelitian Jesselyn Halim & Fransisca Andreani (2017) menunjukkan bahwa motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya motivasi karyawan akan terdorong untuk melakukan pekerjaannya dengan maksimal sehingga akan menghasilkan kinerja yang baik. Maka dapat dikatakan bahwa semakin tinggi motivasi karyawan dalam melakukan pekerjaannya maka kinerja yang dihasilkan akan meningkat, dan sebaliknya semakin rendah motivasi karyawan dalam melakukan pekerjaannya maka kinerja yang dihasilkan akan menurun. Dengan
22
demikian dapat dikatakan bahwa motivasi mempengaruhi kinerja karyawan.
3. Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Kinerja Karyawan
Karyawan merupakan aset penting dalam suatu perusahaan, maka dari itu penting bagi perusahaan untuk memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja untuk melindungi dan menjaga karyawan agar tidak terjadi kecelakaan kerja atau hal-hal yang di inginkan ketika karyawan sedang bekerja atau saat ditempat kerja. Keselamatan dan kesehatan kerja dapat mempengaruhi kinerja karyawan itu sendiri, karena dengan adanya progam keselamatan dan kesehatan kerja maka karyawan akan lebih merasa tenang dan aman dalam menjalankan pekerjaannya, sehingga kinerja yang dihasilkan akan meningkat. Dan sebaliknya jika perusahaan tidak memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja karyawan, maka karyawan akan merasa tenang dan tidak merasa aman dalam melakukan pekerjaan, sehingga kinerja yang dihasilkan juga akan menurun.
Dalam penelitian Zahara Meutia (2021) menjelaskan bahwa keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh postif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya keselamatan dan kesahatan kerja yang memadai maka akan meningkatkan kinerja karyawan .
23
2.4 Kerangka Pikir
Gambar 2.1. Kerangka Pikir
Gambar tersebut merupakan kerangka konseptual yang dipakai dalam penelitian ini, terdapat tiga variabel bebas yaitu Lingkungan Kerja (X1), Motivasi Kerja (X2), Keselamatan dan Kesehatan Kerja (X3), serta mempunyai satu variabel terikat yaitu Kinerja Karyawan (Y). Pertama pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan, yang kedua pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja karyawan, dan yang ketiga pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kinerja karyawan. Hal ini ditunjang dengan beberapa penemuan penelitian terdahulu, yang pertama penelitian Jilius Simbolon & Nuridin (2017) diperoleh hasil bahwa keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Penelitian yang kedua yaitu penelitian Cyntia Novita Hidayat (2015) diperoleh hasil bahwa lingkungan kerja dan motivasi
Lingkungan Kerja (X1)
Keselamatan Kesehatan Kerja (K3)
(X3) Motivasi Kerja
(X2)
Kinerja Karyawan (Y)
24
kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Maka dari itu dapat disusun kerangka konseptual sebagaimana gambar 2.1 diatas.
2.5 Perumusan Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Menurut Sugiyono (2016), dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan belum bedasarkan fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data, melainkan baru didasarkan pada teori-teori yang relevan.
Bedasarkan kerangka pikir diatas maka hipotesis untuk penelitian ini yaitu : Hipotesis pertama pada penelitian ini yaitu meneliti hubungan antara variabel lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan. Hasil penelitian Nova Syafrina & Sudarmin Manik (2018) menunjukkan bahwa lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT Bank Syariah Mandiri. Lingkungan kerja yang mendukung akan memberikan kemudahan kepada karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya, kondisi lingkungan yang nyaman dan tersedianya fasilitas yang memadai akan mempengaruhi karyawan dalam bekerja, maka hal tersebut akan meningkatkan kinerja karyawan. Sehingga perumusan hipotesisnya :
H1 : Lingkungan Kerja berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan
Hipotesis kedua pada penelitian ini yaitu meneliti hubungan antara variabel motivasi kerja terhadap kinerja karyawan. Hasil penelitian Jesselyn Halim & Fransisca Andreani (2017) menunjukkan bahwa motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada Broadway Babershop PT. Bersama Lima Putera. Motivasi kerja yang baik akan mempengaruhi karyawan dalam bekerja, dengan adanya motivasi yang baik akan mendorong karyawan untuk menyelesaikan pekerjaannya secara maksimal, yang pada akhirnya kinerja karyawan juga akan meningkat.
Sehingga perumusan hipotesisnya :
H2 : Motivasi Kerja berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan
25
Hipotesis ketiga pada penelitian ini yaitu meneliti hubungan antara variabel keselamatan dan kesehatan kerja (K3) terhadap kinerja karyawan.
Hasil penelitian Merysa et al., (2014) menunjukkan bahwa keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan (Studi pada Karyawan Bagian Produksi PT. International Power Mitsui Operation and Maintenance Indonesia (IPMOMI) Paiton). Keselamatan dan kesehatan kerja yang baik dan memadai akan mempengaruhi karyawan dalam menjalankan setiap tugas yang dibebankan oleh perusahaan, karena dengan adanya keselamatan dan kesehatan kerja yang memadai maka karyawan akan merasa nyaman dan aman ketika bekerja. Jika karyawan merasa aman dan nyaman maka maka hasil kinerja karyawan juga akan meningkat. Sehingga perumusan hipotesisnya:
H3: Keselamatan kesehatan kerja (K3) berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan
Hipotesis keempat pada penelitian ini yaitu meneliti antara variabel lingkungan kerja, motivasi kerja, keselamatan dan kesehatan kerja (K3) terhadap kinerja karyawan. Hasil penelitian Nurmin Arianto & Hadi Kurniawan (2020) menunjukkan bahwa motivasi dan lingkungan kerja memiliki pengaruh baik secara parsial ataupun simultan terhadap kinerja.
Serta penelitian Zahara Meutia (2021) menunjukkan bahwa keselamatan kerja dan kesehatan kerja secara bersama-sama atau secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan pada Rumah Sakit Malahayati Medan.
H4 : Lingkungan Kerja, Motivasi Kerja dan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) berpengaruh secara simultan terhadap Kinerja Karyawan.