• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS DATA DENGAN METODE T 2 HOTELLING INDIVIDUAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS DATA DENGAN METODE T 2 HOTELLING INDIVIDUAL"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

431

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS DATA DENGAN METODE T2 HOTELLING INDIVIDUAL

Miliana Erpianti, Naomi Nessyana Debataraja, Hendra Perdana

INTISARI

Statistical Proses Control (SPC) merupakan teknik penyelesaian masalah yang digunakan untuk menganalisis data produksi dalam rangka mengendalikan dan memperbaiki kualitas suatu produk.

Berdasarkan jumlah variabel yang terlibat SPC terbagi menjadi dua macam, yaitu diagram kendali satu variabel (univariat) dan diagram kendali lebih dari satu variabel (multivariat). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengendalian kualitas data dengan diagram kendali T2 Hotelling individual.

T2 Hotelling individual merupakan teknik penyelesaian masalah yang digunakan untuk menganalisis data produksi dalam rangka mengendalikan dan memperbaiki kualitas produk, jika hasil produksinya bersifat homogen. Dalam penelitian ini T2 Hotelling individual diterapkan pada proses pengendalian kualitas boiler. Data yang digunakan adalah data sekunder mengenai temperatur burner pada boiler. Terdapat 25 hari pengamatan dengan delapan variabel pengamatan. Hasil penelitian menunjukkan adanya satu titik yang berada diluar batas kendali yaitu, pengamatan hari ke-9. Hal ini menunjukkan bahwa proses produksi boiler belum sepenuhnya sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan dan perlu dilakukan tindakan perbaikan, yaitu dengan membuang data pengamatan hari ke-9 yang berada diluar batas kendali dan dilakukan anaalisis kembali sampai datanya terkendali sehingga proses produksi dapat dikatakan baik dan stabil untuk memproduksi boiler.

Kata Kunci: SPC, MSPC, boiler

PENDAHULUAN

Pengendalian kualitas merupakan suatu teknik yang dilakukan untuk menjaga dan mengarahkan agar produk atau jasa yang dihasilkan sesuai dengan standar yang diharapkan. Metode yang dapat digunakan untuk melakukan pengendalian kualitas adalah Statistical Proses Control (SPC). SPC adalah teknik penyelesaian masalah yang digunakan untuk menganalisis data dalam rangka mengendalikan dan memperbaiki kualitas suatu produk sehingga sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan. Berdasarkan jumlah variabel yang terlibat SPC terbagi menjadi dua macam, yaitu diagram kendali satu variabel (univariat) dan diagram kendali lebih dari satu variabel (multivariat). Pada diagram kendali univariat hanya ada satu variabel yang dimonitor dan dikontrol. Beberapa metode untuk diagram kendali univariat adalah diagram kendali untuk data atribut yang terdiri dari p chart, c chart, np chart serta u chart dan diagram kendali untuk data kontinu yang terdiri dari X-bar chart dan S chart.

Proses pengendalian multivariat merupakan salah satu bagian yang sering digunakan karena banyak situasi real yang melibatkan lebih dari dua karakteristik kualitas yang saling berhubungan.

Pengendalian proses multivariat ini selanjutnya dikenal dengan Multivariate Statistical Proses Control (MSPC). Salah satu metode untuk diagram kendali multivariat adalah T2 Hotelling. Diagram kendali T2 Hotelling adalah diagram kendali yang digunakan jika dalam suatu proses pengendalian bersama- sama dengan karakteristik kualitas yang dilakukan pemerikasaan lebih dari satu variabel. Diagram kendali T2 Hotelling digunakan apabila dua karakteristik atau lebih secara teknis memiliki sifat yang dependen atau diduga saling berhubungan.

Data yang digunakan adalah data sekunder tentang temperatur burner pada boiler yang diambil dari penelitian Robert L. Mason dan John C. Young dengan 25 pengamatan dan delapan variabel dimana variabel tersebut dimisalkan dengan t1 sampai t8 yang akan dilakukan pengendalian kualitas.

Tahapan yang dilakukan untuk melakukan pengendalian kualitas adalah melakukan pengumpulan data

(2)

kemudian menganalisis kenormalan data dengan analisis normal univariat. Setelah diketahui data berdistribusi normal dilanjutkan dengan analisis korelasi pearson. Pada analisis korelasi pearson, akan diambil variabel yang saling berkorelasi kemudian dilanjutkan dalam analisis selanjutnya yaitu, diagram kendali T2 Hotelling Individual. Jika data tidak terkendali maka dilakukan revisi data yaitu dengan membuang data pengamatan yang berada diluar batas kendali dan melakukan analisis kembali hingga semua data terkendali kemudian interpretasi hasil.

UJI DISTRIBUSI NORMAL

Tujuan dari uji kenormalan data adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti distribusi normal multivariat atau tidak. Uji normalitas untuk kasus data multivariat dibagi menjadi dua, yaitu uji normalitas univariat (masing-masing data) dan uji normalitas multivariat (secara serempak). Uji normalitas pada multivariat harus dilakukan pada seluruh variabel secara bersama- sama melalui jarak mahalanobis. Namun uji ini juga bisa dilakukan pada setiap variabel (univariat), dengan logika bahwa jika masing-masing variabel memenuhi asumsi normalitas maka secara bersama- sama (multivariat) variabel tersebut juga dianggap memenuhi asumsi normalitas. Salah satu uji yang dapat digunakan untuk melihat distribusi dari suatu data adalah uji Kolmogorov-Smirnov. Dengan hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:

H0= data berdistribusi normal H1= data tidak berdistribusi normal Dengan statistik ujinya adalah sebagai berikut[1]:

( ) 0( )

hitung n

KSMax F xF x

n( )

F x adalah frekuensi kumulatif deongan distribusi empiris, F x0( )adalah frekuensi kumulatif yang dihitung menggunakan distribusi teoritis dengan kriteria pengambilan keputusan adalah H0 diterima jika KShitungKStabel

UJI KORELASI

Selain data harus bersifat normal, asumsi lain yang harus terpenuhi dalam diagram kendali T2 Hotelling individual adalah data harus saling berkorelasi. Korelasi memiliki arti sebagai suatu hubungan timbal balik atau sebab akibat anatara dua buah kejadian. Salah satu perhitungan koefisien korelasi adalah metode pearson yang digunakan untuk melihat hubungan diantara variabel. Nilai korelasi pearson antara x dan y dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut[2]:

  

 

2 2

 

2

2

xy

n xy x y

r

n x x n y y

 

 

  

   

Korelasi dilambangkan dengan nilai r, dengan ketentuan 1 r1. Apabila r = -1 artinya berkorelasi negatif; r = 0 tidak ada korelasi; dan r = 1 artinya korelasi sangat kuat. Untuk mengetahui korelasi antara dua variabel, hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut[3]:

0: 0

H (tidak terdapat korelasi)

1: 0

H   (terdapat korelasi)

Dengan statistik ujinya adalah sebagai berikut:

2

2

hit 1 t r n

r

dan akan ditolak H0 jika nilai

, 2 2

hit n

t t

atau nilai p-value < 

(3)

PENGENDALIAN KUALITAS

Pengendalian kualitas suatu produk merupakan faktor penting bagi dunia industri dalam pengendalian kualitas yang baik dan jika dilakukan secara berkala, akan mendeteksi ketidaknormalan hasil produksi lebih awal. Selain mendeteksi suatu ketidaknormalan hasil produk, juga berperan penting dalam memperbaiki kualitas produk yang belum sesuai dengan standar yang telah ditentukan mulai dari kualitas bahan, kualitas proses produksi, kualitas pengolahan barang setengah jadi dan barang jadi sampai standar pengiriman ke konsumen agar produk yang dihasilkan efektif dan efisien.

Pengendalian kualitas itu sendiri merupakan suatu aktivitas mengukur ciri dari kualitas produk, membandingkannya dengan syarat atau standar yang telah ditentukan dan jika dapat ketidaksesuaian dengan standar kualitasnya maka dilakukan perbaikan terhadap produk. Tujuan dari pengendalian kualitas adalah untuk meminimumkan serta memperbaiki produk gagal dan menjaga kualitas dari produk atau jasa sesuai dengan standar yang telah ditentukan agar dapat memuaskan konsumen terhadap produk yang dihasilkan.

DIAGRAM KENDALI T2 HOTELLING

Diagram kendali T2 Hotelling merupakan diagram kendali yang digunakan jika dalam suatu proses pengendalian bersama-sama dengan karakteristik yang dilakukan pemeriksaan lebih dari satu.

Diagram kendali T2 Hotelling digunakan apabila kedua karakteristik atau lebih secara teknis memiliki sifat dependen atau diduga saling berhubungan. Diagram kendali T2 Hotelling mempunyai dua bentuk yaitu, diagram kendali T2 Hotelling untuk data subgrup dan diagram kendali T2 Hotelling untuk individual observasi. Adapun perbedaan pada kedua pengamatan tersebut yaitu pada diagram kendali T2 Hotelling untuk data subgrup digunakan apabila hasil produksinya tidak homogen, sedangkan pada diagram kendali T2 Hotelling individual digunakan apabila hasil produksinya homogen.

Statistik T2 Hotelling untuk data subgrup dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut[4]:

   

2 1

'

Tn XX S XX

Sedangkan statistik T2 Hotelling untuk individual observasi diperoleh dengan rumus sebagai berikut:

T2

XX

'S1

XX

(1)

dimana:

T2 : nilai statistik T2 Hotelling

: nilai rata-rata dari sampel pada tiap pengamatan : nilai rata-rata dari semua pengamatan

n : ukuran sampel x : vektor pengamatan S : matriks kovarian

Dalam penelitian ini diagram kendali yang digunakan adalah diagram kendali T2 Hotelling Individual karena pengamatan dilakukan pada masing-masing variabel. Batas kendali yang digunakan UCL (Upper Control Limit) dan nilai LCL (Lower Control Limit) adalah[5]:

2

, ,( 1) / 2 2

( 1)

p n p

UCL n

n  

 

(2)

LCL 0 STUDI KASUS

Data yang digunakan merupakan data sekunder mengenai temperatur burner pada boiler yang terdapat pada package ‘qcc’ pada software R. Terdapat 25 data pengamatan dengan delapan variabel yang akan dianalisis, dimana kedelapan variabel tersebut dimisalkan dengan t1 sampai t8 yang merupakan kedelapan boiler yang akan dilakukan uji pengendalian kualitas. Data tersebut dianalisis

(4)

menggunakan software R. Pengerjaan awal yang dilakukan ialah menguji kenormalan data yaitu, melakukan uji normal univariat dengan Kolmogorov-Smirnov. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 1:

Tabel 1 Uji Normalitas Boiler p.value 1 0,4864

2 0,3979

3 0,4444

4 0,5853

5 0,5417

6 0,1510

7 0,3602

8 0,1465

Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa nilai p-value dari ke delapan boiler lebih besar dari α artinya H0 diterima dan data berdistribusi normal, karena secara individu masing-masing variabel memenuhi asumsi normalitas maka secara keseluruhan (multivariat) juga memenuhi asumsi normalitas.

Setelah dilakukan uji normal univariat dan diketahui bahwa data berdistribusi normal, selanjutnya dilakukan analisis korelasi karna variabel yang saling berkorelasi yang akan diuji dengan diagram kendali T2 Hotelling individual. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Uji Korelasi

Dari Tabel 2 dapat disimpulkan bahwa t1 dan t3, t1 dan t4, t1 dan t5, t1 dan t7, t2 dan t6, t2 dan t8, t3 dan t4, t3 dan t7, t4 dan t5, t4 dan t7, t5 dan t7, t6 dan t8 adalah variabel-variabel yang saling berkorelasi dengan nilai p-value < 0,05 dan variabel-variabel tersebut selanjutnya dianalisis dengan diagram kendali T2 Hotelling individual dengan alat bantu sofware R. Hasilnya dapat dilihat pada Gambar 1.

t1 t2 t3 t4 t5 t6 t7 t8

t1

t2 korelasi 0,059 p-value 0,778

t3 korelasi 0,584 0,281 p-value 0,002 0,174

t4 korelasi 0,902 0,258 0,444 p-value 0,000 0,212 0,026

t5 korelasi 0,819 0,044 0,307 0,849 p-value 0,000 0,835 0,134 0,000

t6 korelasi -0,147 0,659 0,200 -0,226 -0,231 p-value 0,483 0,000 0,337 0,276 0,266

t7 korelasi 0,813 0,094 0,396 0,788 0,924 -0,103 p-value 0,000 0,655 0,049 0,000 0,000 0,623

t8 korelasi 0,014 0,797 0,294 0,017 -0,042 0,893 0,078 p-value 0,945 0,000 0,153 0,933 0,839 0,000 0,707

(5)

Group

Group summary statistics

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25

051015

T2.single Chart for boiler

LCL UCL

Number of groups = 25 Sample size = 1

|S| = 8313.241

LCL = 0

UCL = 17.41705 Num. beyond limits = 1

Gambar 1 Diagram Kendali T2 Hotelling Individual

Dari Gambar 1 dapat dilihat bahwa pada pengamatan hari ke-9 diketahui data berada diluar batas kendali dengan nilai UCL sebesar 17,41705 dan perlu dilakukan pengendalian pada hari tersebut yaitu, dengan melakukan revisi data, dengan membuang data pengamatan pada hari ke-9 dan melakukan analisis kembali hingga semua datanya terkendali. Data yang telah direvisi kembali dibuat dalam diagram kendali baru dan dapat dilihat pada Gambar 2.

Group

Group summary statistics

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23

051015

T2.single Chart for boiler[-9, ]

LCL UCL

Number of groups = 24 Sample size = 1

|S| = 2771.545

LCL = 0

UCL = 17.08963 Num. beyond limits = 0

Gambar 2 Diagram Kendali T2 Hotelling Individual Hasil Revisian

Dari Gambar 2 dapat disimpulkan bahwa diagram kendali T2 Hotelling individual hasil revisi diketahui bahwa semua data yang dilakukan analisis telah terkendali dengan nilai UCL sebesar 17,08963.

(6)

KESIMPULAN

Hasil pengendalian kualitas boiler dengan diagram kendali T2 Hotelling individual menunjukkan bahwa pada data pengamatan hari ke-9 diketahui berada diluar batas kendali dengan nilai UCL sebesar 17,41705 dan perlu dilakukan pengendalian kualitas pada hari tersebut yaitu dengan membuang data pengamatan hari ke-9 dan melakukan analisis kembali. Hasil revisi menunjukkan bahwa semua pengamatan berada dalam batas kendali artinya proses produksi boiler telah berjalan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

[1]. Anggoro A. Pengendalian Kualitas Data Atribut Multivariat Dengan Mahalanobis Distance dan T2 Hotelling (Studi Kasus PT. Metec Semarang). Jurnal Gaussian. 2013. Vol. 5. No. 3:

311-320.

[2]. L Mason, John C. Multivariate Statistical Process Control with Industrial Applications-Society for Industrial and Applied Mathematics. 2001.

[3]. Bain LJ, Engelhardt M. Introduction to Probability and Mathematical Statistics. California:

Duxbury-Press. 1992.

[4]. Montgomery DC. Introduction to Statistical Quality Control. Edisi keenam. John Wiley &

Sons, Hoboken. 2009.

[5]. Muhammad RA. Penerapan Diagram Kontrol T2 Hotelling Pada Proses Produksi Kaca. Jurnal Gauss. 2015. Vol. 4. No. 3: 2339-2541.

MILIANA ERPIANTI : Jurusan Matematika FMIPA Untan Pontianak, [email protected]

NAOMI NESSYANA DEBATARAJA : Jurusan Matematika FMIPA Untan Pontianak, [email protected]

HENDRA PERDANA : Jurusan Matematika FMIPA Untan Pontianak, [email protected]

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Gambar 5 diketahui dari 28 (dua puluh delapan) titik yang tersebar secara umum sudah berada didalam batas kendali namun terdapat 2 titik yang diluar batas

Gambar tersebut menunjukan bahwa tidak ada pengamatan yang berada diluar batas kendali, dimana batas kendali atas sebesar 0,7001 dan batas kendali bawah sebesar 0,

Hasil yang didapatkan yaitu pada diagram kendali masih ada pengamatan yang keluar batas kendali artinya air limbah yang dihasilkan belum terkendali secara

sekecil mungkin apabila kerusakan produk berada diluar batas kendali atas berarti terjadi kualitas penyimpangan produk yang dihasilkan. Bila demikian harus segera dilakukan

Berdasarkan analisis pengontrolan kualitas produksi biskuit Square Puff dengan menggunakan diagram kendali D 2 dan diagram kendali T 2 Hotelling Individual, dihasilkan

Hasil dari pengendalian didapatkan bahwa ketiga produk komponen belum terkendali dengan melakukan dekomposisi Mason, Young dan Tracy (MYT) pada produk Case

Suatu proses dikatakan terkendali secara statistik (in control) jika titik-titik pengamatan berada di dalam batas kendali dan memiliki pola yang acak. Peta kendali terdiri

Kemudian pada perhitungan peta kendali p data yang berada di atas batas kendali yaitu pada tanggal 7, 8, 11, 13, 14, dan 19 Agustus dan data yang berada di bawah batas kendali yaitu