SEMERU (TNBTS)
Alvaro Keizo, Wawargita Permata Wijayanti, Agus Dwi Wicaksono Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Jalan Mayjen Haryono 167 Malang 65145 -Telp (0341)567886 Email: keizo.alvaaro@gmail.com
ABSTRAK
Ranu Kumbolo, yang terletak di jalur pendakian Gunung Semeru, merupakan bagian dari Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) yang dimanfaatkan sebagai objek wisata. Keindahan alam yang masih asli dan terjaga menyebabkan semakin banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Ranu Kumbolo. Data statistik Balai Besar TNBTS mencatat jumlah wisawatan meningkat dua kali lipat sejak tahun 2014 sejumlah 137.781 menjadi 289.617 orang pada tahun 2018. Hal ini juga didorong oleh adanya over exposed area Ranu Kumbolo yang sempat dijadikan latar dalam suatu film pada tahun 2012. Kondisi ini berimplikasi terhadap peningkatan jumlah aktivitas di sekitar danau, terutama pemanfaatan air danau yang massive. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas air Danau Ranu Kumbolo dengan menggunakan analisis baku mutu air berdasarkan Peraturan pemerintah No. 82 Tahun 2001. Uji kualitas air dilakukan dengan mengambil 8 titik sampel air yang merepresentasikan zona pemanfaatan air di area perkemahan 1 dan perkemahan 2 danau, selanjutnya sampel tersebut di uji di Laboratorium Lingkungan Perusahaan Umum Jasa Tirta I. Hasil uji kualitas air menunjukkan nilai pH sebesar 6,66 – 7,73, nilai BOD sebesar 7,10 – 8,42 , nilai COD sebesar 22,5 – 26,24 dan nilai DO sebesar 6,1- 6,2. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa terdapat indikasi pencemaran air berdasarkan nilai BOD dan COD yang telah melebihi ambang batas. Hal ini disebabkan oleh aktivitas wisatawan seperti mencuci perlengkapan yang mengandung minyak dengan menggunakan sabun yang dapat menyebabkan pencemaran langsung ke air Ranu Kumbolo. Oleh karena itu perlu dilakukannya pembatasan aktivitas wisatawan di sekitar Danau Ranu Kumbolo.
Kata Kunci: taman-nasional, wisatawan, Ranu-Kumbolo, kualitas-air
ABSTRACT
Ranu Kumbolo, located in the hiking trail of Mount Semeru, is a part of Nasional Park of Bromo Tengger Semeru (TNBTS) that is used as attractive tourism object in East Java. The natural beauty of this area that is still original and well-maintained attract many tourists to visit Ranu Kumbolo. Statistical data from TNBTS management noted that number of tourists increases two times higher start from 2014 (137.781 people) to 289.617 people in 2018.
Beside the natural beauty of TNBNTS, the increase of tourists is also influenced by over exposed of Ranu Kumbolo area which was used as a background in a national film at 2012. This condition gives a consequence to tourism activities specifically massive water utilization for tourists. This research aims to analyze water quality of Ranu Kumbolo using water quality standard of Indonesian Government Nu. 82 year 2001. Water quality testing is carried out by taking 8 sample points that represent the water use zones in campsite 1 and 2, the samples are tested at Jasa Tirta I Environmental Laboratory. The tested produced a pH value are 6.66 - 7.73, BOD value are 7.10 - 8.42, COD value are 22.5 - 26.24 and DO value are 6,1 - 6.2. These results indicate that there is a water pollution due to the value of BOD and COD which over the standard value. It is due to tourism activities, such as washing equipment using oil soap that can directly contaminate into the water. Therefore, it is necessary to limit the tourism activities in the area surrounding Ranu Kumbolo area.
Keywords: national-park, tourism, Ranu-Kumbolo, water-quality
PENDAHULUAN
Objek wisata dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk dari aktivitas dan fasilitas yang berhubungan dan dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke suatu wilayah tertentu (Marpaung, 2002). Objek wisata berkembang secara massif dan beragam sesuai
dengan perkembangan maupun perubahan minat wisatawan. Objek wisata dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan kunjungan, sebagaimana yang dijelaskan oleh Suwantoro (2004). Objek wisata dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan diantaranya:
1. Objek Wisata Daya Tarik Wisata Alam, yang memiliki daya tarik berupa suatu
2 Planning for Urban Region and Environment Volume 9, Nomor 4, Oktober 2020
kekayaan alam dan keindahan alam tertentu.
2. Objek Wisata Daya Tarik Budaya, objek wisata yang memiliki daya tarik berupa kebudayaan khas dari wilayah sekitar objek wisata seperti museum, kesenian, peninggalan sejarah dan juga objek lainnya yang dapat menarik minat wisatawan.
3. Objek Wisata Daya Tarik Minat Khusus:
Objek wisata yang memiliki daya tarik berupa minat khusus dari para wisatawan seperti contohnya mendaki gunung, memancing, olahraga, dan lain sebagainya.
Saat ini, objek wisata minat khusus menjadi objek wisata yang paling diminati wisatawan, baik wisawatan domestik maupun asing yang berkunjung ke Indonesia. Wisata minat khusus merupakan suatu bentuk perjalanan wisata yang dimana wisatawan yang berkunjung memiliki suatu minat dan/atau kegiatan tertentu dari suatu obuek wisata (Hall, 1992). Untuk dapat menikmati objek wisata ini, wisawatan harus memiliki keahlian tertentu sesuai dengan objek wisata yang dikunjungi. Kegiatan minat khusus yang membutuhkan keahlian dari wisatawan diantaranya mendaki gunung, arung jeram, berburu, dan lain-lain.
Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (selanjutnya disingkat sebagai TNBTS) merupakan salah satu taman nasional di Indonesia yang terletak pada empat wilayah kabupaten yaitu Kabupaten Malang, Pasuruan, Lumajang dan Probolinggo Provinsi Jawa Timur.
Berdasarkan SK Menteri Kehutanan Nomor 278/Kpts-VI/97 menyatakan bahwa TNBTS telah diresmikan sejak tahun 1982 dengan luas area mencakup 50.276,3 Ha. Hingga 2020, TNBTS masih menjadi destinasi wisata utama di Jawa Timur. Selain Gunung Bromo dan Gunung Semeru, daya Tarik TNBTS adalah Danau Ranu Kumbolo.
Ranu Kumbolo merupakan salah satu dari empat danau yang berada di TNBTS dan merupakan jenis danau air tawar yang paling banyak dikunjungi oleh para pendaki Gunung Semeru. Ranu Kumbolo berada di area Kaki Gunung Semeru serta memiliki ketinggian kurang lebih 2400 meter diatas permukaan laut dengan banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Ranu Kumbolo. Jumlah luas area sekitar 24 Ha.
Keindahan alam yang masih asli dan terjaga menyebabkan semakin banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Ranu Kumbolo. Jumlah Wisatawan meningkat sejak tahun 2014 yaitu
sebesar 137.781 orang menjadi 289.617 orang pada tahun 2018 (Data Statistik TNBTS, 2019).
Tingginya peningkatan wisatawan yang selaras dengan aktivitas di sekitar danau yang semakin massif. Danau Ranu Kumbolo, yang merupakan satu-satunya sumber air bagi pendaki, dimanfaatkan untuk membasuh wajah, memasak, mencuci perlengkapan dan keperluan lainnya. Aktivitas ini berpotensi menimbulkan pencemaran akibat penggunaan sabun berbahan dasar minyak dan kimia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas air berdasarkan dengan standar baku mutu air baku sesuai dengan Peraturan pemerintah No. 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air untuk mengetahui apakah terdapat indikasi pencemaran air yang diakibatkan oleh peningkatan wisatawan dan kegiatan wisata yang dilakukan di sekitar Danau Ranu Kumbolo.
Wilayah studi yang dipilih oleh peneliti adalah Danau Ranu Kumbolo yang terletak di jalur pendakian Gunung Semeru, Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Malang, Jawa Timur. Luas Wilayah area penelitian yang akan diteliti seluas 31,50 Ha dari total luas area 50.276 Ha yang meliputi area Campsite 1,84 Ha, Area Pemanfaatan 2,26 Ha dan Area Danau 27,40 Ha.
Lokasi penelitian dapat ditunjukkan berdasarkan Gambar 2.
Gambar 1. Danau Ranu Kumbolo Danau Ranu Kumbolo dipilih menjadi lokasi penelitian dikarenakan danau ini merupakan area yang paling banyak dikunjungi oleh para wisatawan. Disamping itu, Ranu Kumbolo merupakan satu-satunya sumber air bersih yang dapat digunakan oleh para pendaki Gunung Semeru dengan debit air yang sangat melimpah, danau ini juga menjadi salah satu tempat berkumpulnya para pendaki untuk mendirikan kemah serta tempat singgah bagi para pendaki sebelum melanjutkan perjalanan menuju Puncak Mahameru.
Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan berdasarkan pada sumber data yang dibutuhkan, sumber data tersebut terdiri atas data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu wawancara, observasi, data instansi dan sampling.
Sampel
Pengambilan sampel yang difokuskan pada daerah pemanfaatan air di sekitar area perkemahan sebanyak 8 titik (Gambar 3).
Pemilihan titik sampling air dilakukan dengan mempertimbangkan jarak dan arah pemanfaatan air Danau Ranu Kumbolo. Pengambilan sampel dilakukan ketika masa pendakian selesai dilakukan pada bulan Januari 2020 yang dibantu oleh warga lokal dengan menggunakan botol plastik ukuran 1,5 Liter. Pengambilan sampel air dilakukan pada 8 titik pemanfaatan di sekitar area perkemahan dikarenakan keterbatasan akses yang tidak memungkinkan peneliti untuk mengambil sampel pada bagian daerah masuknya air, daerah keluarnya air dan bagian tengah dari Ranu Kumbolo. Sampel air yang akan diteliti difokuskan pada beberapa komponen yang terdiri dari pH air yang berguna untuk
Gambar 3. Proses Pengambilan Sampel mengukur derajat keasaman pada air Ranu Kumbolo berdasarkan SNI 06-6989.11.2004, kadar BOD (Biological Oxygen Demand) untuk mengetahui kebutuhan oksigen biologis dan indikasi pencemaran pada air Ranu Kumbolo dengan metode analisis berdasarkan APHA 5210 B2017, kadar COD (Chemical Oxygen Demand) untuk mengetahui kebutuhan oksigen kimia dan indikasi pencemaran pada air Ranu Kumbolo dengan metode analisis berdasarkan SNI 6989.2.2009 dan kadar DO (Dissolved Oxygen) untuk mengetahui jumlah oksigen terlarut dalam volume airtertentu yang berguna dalam
4 Planning for Urban Region and Environment Volume 9, Nomor 4, Oktober 2020
Gambar 4. Peta Titik Pengambilan Sampel menentukan apakah air Ranu Kumbolo terdapat
indikasi pencemaran dengan metode analisis berdasarkan APHA 4500-O-G-2017.
Komponen diatas akan dianalisis oleh Laboratorium Lingkungan Perusahaan Umum Jasa Tirta 1 Selama 7 hari dengan sampel berjumlah 8 x 1.5liter yang berfungsi untuk mengetahui apakah terdapat indikasi pencemaran air di Ranu Kumbolo.
METODE PENELITIAN Variabel Penelitian
Penentuan variabel dan sub variabel berdasarkan standar atau pedoman yang digunakan. Variabel penelitian dapat ditunjukkan pada Tabel 1 berikut ini.
Tabel 1. Variabel Penelitian
Tujuan Variabel Sub variabel Sumber Menghitung
dan menganalisis pencemaran air yang terjadi di Danau Ranu Kumbolo yang bertujuan untuk mengetahui besar
Baku Mutu Air
Faktor Fisika
Faktor Kimia Anorganik
Peraturan Pemerintah No.82 Tahun 2001
Tujuan Variabel Sub variabel Sumber pencemaran
air yang disebabkan oleh aktivitas wisatawan
Analisis Baku Mutu Air
Menurut Nancy (2009) kualitas air dapat didefinisikan sebagai dasaran pengukuran kondisi air yang dapat diamati berdasarkan karakteristik biologi, fisik dan kimiawi. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 82 Tahun 2001 yang dimaksud dengan Air merupakan semua air yang terdapat di atas dan dibawah permukaan tanah kecuali air laut dan air fosil, sumber air merupakan wadah air yang terdapat di atas dan di bawah permukaan tanah, termasuk akuifer, mata air, sungai, danau, situ, waduk, dan juga muara.
Menurut Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air Kriteria Mutu Air, dapat dibagi berdasarkan beberapa kelas yang terdiri dari:
1. Faktor Fisika
Faktor fisika dalam kriteria mutu air dipengaruhi oleh temperatur air, residu terlarut dan residu trersuspensi.
2. Faktor Kimia Anorganik
Faktor kimia anorganik dalam kriteria mutu air dipengaruhi oleh:
Tabel 2. Faktor Kimia Anorganik
pH BOD COD DO
Total Fosfat sebagai P NO3
sebagai N NH3-N Arsen Kobalt Barium Boron Selenium Kadmium Khrom
(VI) Tembaga
Besi Timbal Mangan Air
Raksa Seng Khlorida Sianida Fluorida Sianida Fluorida Nitrit
sebagai N Sulfat Khlorin Bebas
Belerang sebagai H2S Sumber: Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001
3. Faktor Kimia Organik
Faktor kimia organik dalam kriteria mutu air dipengaruhi oleh:
Tabel 3. Faktor Kimia Organik
Minyak dan
Lemak Methoxyclor Toxoaphan
Aldrin/Dieldrin Senyawa Fenol BHC
Lindane DDT Heptachlor
Epoxide Detergen sebagai
MBAS Endrin
Chlordane Heptachlor
Sumber: Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001
4. Faktor Mikrobiologi: Faktor mikrobiologi dalam kriteria mutu air dipengaruhi oleh:
total coliform dan fecal coliform.
5. Faktor Radioaktivitas: Faktor radioaktivitas dalam kriteria mutu air dipengaruhi oleh:
radioaktivitas gross A dan radioaktivitas gross B.
Pengelolaan kualitas air merupakan tindakan pemeliharaan air yang dapat mencapai kualitas air sesuai dengan fungsi yang akan digunakan dan tetap menjamin kualitas air agar sesuai dengan baku mutu air.
Mutu air merupakan kondisi dari kualitas air yang dapat diukur dan diuji berdasarkan beberapa parameter yang sudah ditentukan, yang dimaksud dengan baku mutu air merupakan sebuah ukuran batas atau kadar dari makhluk
hidup, zat, energi, atau komponen yang ada parameter yang sudah ditentukan, yang dimaksud dengan baku mutu air merupakan sebuah ukuran batas atau kadar dari makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang ada dan/atau harus ada. Komponen yang akan diamati terdapat pada Tabel 4.
Tabel 4. Komponen Baku Mutu Air
No Parameter Satuan
1 Temperatur -
2 pH -
3 BOD Mg/L
No Parameter Satuan
4 COD Mg/L
5 DO Mg/L
Sumber: Peraturan Pemerintah No 82 Tahun 2001
Komponen yang akan diamati terdiri atas pH atau derajat keasaman air yang merupakan suatu faktor pembatas untuk organisme yang hidup di perairan tertentu, pH air dapat menunjukkan aktivitas dari ion hydrogen pada suatu perairan. Nilai pH pada umumnya berkisar antara 4 – 9, perairan dan/atau sumber air dengan pH < 7 mengindikasikan bahwa perairan dan/atau sumber air tersebut bersifat asam sedangkan perairan dan/atau sumber air dengan pH > 7 menghindikasikan bahwa perairan dan/atau sumber air tersebut bersifat basa atau alkalis dan jika pH suatu perairan dan/atau sumber air memiliki nilai pH = 7 maka dapat diindikasikan netral (Nordstorm, 2000).
Kadar BOD (Biological Oxygen Demand) merupakan jumlah kebutuhan oksigen biologis yang menggambarkan komposisi bahan organik yang dapat terurai secara proses biologis dengan mikroorganisme melalui pengurangan jumlah Oksigen yang terlarut (Boyd dalam Atima, 2015).
Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) merupakan jumlah kebutuhan oksigen kimia yang menggambarkan jumlah oksigen yang diperlukan untuk menguraikan seluruh bahan organik yang terkandung dalam air melalui proses kimia (Boyd 1990 Atima, 2015). kadar DO (Dissolved Oxygen) merupakan jumlah oksigen terlarut di dalam volume air, suhu dan tekanan atmosfer tertentu.
Menurut Salimin (2005) Oksigen adalah salah satu faktor pembatas yang dimana jika ketersediaan oksigen dalam air tidak mencukupi Sumber air dan/atau perairan dapat diindikasikan tercemar yang serius jika kadar DO berada di bawah angka 4 mg/L, rendahnya kadar DO dapat berdampak terhadap organisme yang berada dan/atau memanfaatkan air tersebut. Sampel air yang akan diteliti difokuskan pada beberapa komponen yang terdiri dari pH air yang berguna untuk mengukur derajat keasaman pada air Ranu Kumbolo berdasarkan SNI 06- 6989.11.2004, kadar BOD (Biological Oxygen Demand) untuk mengetahui kebutuhan oksigen biologis dan indikasi pencemaran pada air Ranu Kumbolo dengan metode analisis berdasarkan APHA 5210 B2017, kadar COD (Chemical Oxygen Demand) untuk mengetahui kebutuhan oksigen kimia dan indikasi pencemaran pada air Ranu Kumbolo dengan metode analisis berdasarkan SNI 6989.2.2009 dan kadar DO (Dissolved Oxygen) untuk mengetahui jumlah oksigen
6 Planning for Urban Region and Environment Volume 9, Nomor 4, Oktober 2020
Tabel 5. Hasil Analisis Sampel Air
Sumber: Hasil Analisis Lab Perusahaan Umum Jasa Tirta I, No.002 S/LL/MLG/II/2020, Kode EXT 7-14/PC/II/2020/7-14,2020
terlarut dalam volume air tertentu yang berguna dalam menentukan apakah air Ranu Kumbolo terdapat indikasi pencemaran dengan metode analisis berdasarkan APHA 4500-O-G-2017.
HASIL DAN PEMBAHASAN Baku Mutu Air
Hasil analisis dari baku mutu air Ranu Kumbolo dengan metode sampling yang digunakan berdasarkan pada Tabel 5.
Keseluruhan sampel air menunjukkan Nilai Biological Oxygen Demand sangat tinggi jika dibandingkan dengan baku mutu Tingkat pencemaran diklasifikasikan menjadi BOD<1 mg/l (kategori pencemaran sangat ringan), BOD 1-3 mg/l (kategori pencemaran ringan), BOD 3 – 6 mg/l (kategori pencemaran sedang) dan BOD
>6mg/l (kategori pencemaran berat).
Sebanyak 8 titik sampel terindikasi tercemar berat dengan rentang nilai diatas 7 mg/l.
Serupa dengan nilai BOD, Nilai Chemical Oxygen Demand atau COD dari keseluruhan sampel juga menunjukkan adanya indikasi pencemaran. Hasil uji kualitas air menunjukkan bahwa COD pada semua sampel berada di atas 20 mg/l. Bahkan, nilai COD mencapai 22 mg/l sampai dengan 26.24 mg/l (Tabel 5). Dalam penelitian Kurnaz et al (2016) yang membahas tentang kualitas air dan kandungan logam berat berdasarkan kadar COD menyatakan bahwa jika kadar COD memiliki nilai lebih tinggi dari 20 mg/l dapat disimpulkan bawa adanya indikasi pencemaran atau polusi pada suatu perairan dan jika kadar COD memiliki nilai lebih dari 50 mg/l maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
pencemaran yang tinggi dan dapat berpengaruh terhadap organisme di perairan tersebut.
Gambar 5. Kondisi air Danau Ranu Kumbolo
Gambar 6. Kondisi riil area penelitian Merujuk pada nilai BOD dan COD, kualitas air Danau Ranu Kumbolo terdapat indikasi pencemaran air yang cukup berat, hal ini dapat disebabkan oleh aktivitas wisatawan seperti mencuci perlengkapan makan yang mengandung minyak dan juga mencuci muka dengan menggunakan sabun yang dapat menyebabkan pencemaran langsung ke air Danau Ranu Kumbolo (Gambar 7.). Nilai baku mutu air Danau Ranu Kumbolo terdapat sedikit perbedaan pada masing-masing sampel.
Parameter Satuan Sampel
Keterangan
I II III IV V VI VII VIII
Temperatur - Normal
Kelas I
Normal Kelas I
Normal Kelas I
Normal Kelas I
Normal Kelas I
Normal Kelas I
Normal Kelas I
Normal Kelas I
Temperatur pada seluruh sampel yang di uji
menunjukkan temperatur keadaan normal pada keadaan alami
pH - 7.70
Kelas I 7.73 Kelas I
7.45 Kelas I
7.28 Kelas I
6.48 Kelas I
6.66 Kelas I
6.96 Kelas I
6.96
Kelas I -
BOD mg/L 8.04
Kelas III 8.42 Kelas III
7.64 Kelas III
7.10 Kelas III
7.56 Kelas III
7.30 Kelas III
7.47 Kelas III
8.03
Kelas III -
COD mg/L 25.25
Kelas II 26.24 Kelas II
24.37 Kelas I
22.66 Kelas I
23.40 Kelas I
25.72 Kelas II
22.5 Kelas I
24.61
Kelas I -
DO mg/L 6.1
Kelas I 6.1 Kelas I
6.2 Kelas I
6.2 Kelas I
6.1 Kelas I
6.2 Kelas I
6.1 Kelas I
6.2
Kelas I -
Gambar 7. Pemanfaatan Air oleh Wisatawan Berdasarkan Tabel 5 sampel I – IV yang terletak di area Campsite 1 memiliki kualitas pH yang lebih tinggi dibandingkan dengan sampel V – VIII yang terletak di area Campsite 2, hal ini disebabkan oleh banyaknya wisatawan yang memanfaatkan air dan melakukan aktivitas di dekat sumber air pada area Campsite 2.
KESIMPULAN
1. Nilai dari Sampel I – IV yang terletak di area Campsite 1 memiliki kualitas pH yang lebih tinggi dibandingkan dengan sampel V – VIII yang terletak di area Campsite 2, hal ini disebabkan oleh banyaknya wisatawan yang memanfaatkan air dan melakukan aktivitas di dekat sumber air pada area Campsite 2.
2. Nilai dari Biological Oxygen Demand atau BOD dari keseluruh sampel yang diteliti menunjukkan nilai yang sangat tinggi jika dibandingkan dengan baku mutu berdasarkan tingkat pencembaran yang terdiri dari BOD<1 mg/l (kategori pencemaran sangat ringan), BOD 1-3 mg/l (kategori pencemaran ringan), BOD 3 – 6 mg/l (kategori pencemaran sedang) dan BOD >6mg/l (kategori pencemaran berat).
3. Nilai dari Chemical Oxygen Demand atau COD dari keseluruhan sampel yang diteliti menjunjukkan adanya indikasi pencemaran, menurut Kurnaz et al (2016) dalam penelitiannya yang membahas tentang nilai kualitas air dan kandungan logam berat berdasarkan kadar COD menyatakan bahwa jika kadar COD memiliki nilai lebih tinggi dari 20 mg/l dapat disimpulkan bawa terdapat suatu indikasi pencemaran atau polusi pada suatu perairan.
4. Berdasarkan analisis yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa air Danau Ranu Kumbolo terdapat indikasi pencemaran air yang cukup berat, hal ini dapat disebabkan oleh aktivitas wisatawan seperti mencuci perlengkapan
makan yang mengandung minyak dan juga mencuci muka dengan menggunakan sabun yang dapat menyebabkan pencemaran langsung ke air Danau Ranu Kumbolo.
DAFTAR PUSTAKA
Alikodra, H 2012. Konservasi Sumberdaya Alam dan Lingkungan: Pendekatan Ecosophy bagi Penyelamatan Bumi.
Apha. 1989. Standard methods for the examination of waters and wastewater. 17th edition American Public Health Association, American Water Works Association, Water Pollution Control Federation.
Washington,D.C. 1467 p.
APHA 4500-O-G-2017. Oxygen (Dissolved) Standard Method.
APHA 5210 B 2017. Biological Oxygen Demand Standard Method.
Atima, W. 2015. BOD dan COD sebagai parameter pencemaran air dan baku mutu air Limbah. BIOSEL (Biology Science and Education): Jurnal Penelitian Science dan Pendidikan, 4(1), 83-93.
Nancy, F., & Diersing, N., 2009. Water quality:
Frequently asked questions. Florida Brooks National Marine Sanctuary, Key West, FL.
Kurnaz, A., Mutlu, E. & Uncumusaoğlu, A. A., 2016. Determination of water qualityparameters and heavy metal content in surface water of Çiğdem Pond (Kastamonu/Turkey). Turkish J.
Agric. Sci. Technol., 4(10): 907–913- 2016.
Marpaung, H., 2002. Pengetahuan kepariwisataan.
Turner, R. E., & Rabalais, N. N. 1991. Changes in Mississippi River water quality this century. BioScience, 41(3), 140-147.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.82 Tahun 2001. Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air Salmin. 2005. Oksigen Terlarut (DO) dan
kebutuhan oksigen biologi (BOD) sebagai salah satu indikator untuk menentukan kualitas perairan.
Oseana. 30(3): 21-26.
SK. MENPARPOSTEL No.: KM. 98 / PW.102 / MPPT-87. Tentang Pariwisata.
SK Menteri Kehutanan No.278/Kpts-VI/97.
Tentang Penunjukan Taman Nasional
8 Planning for Urban Region and Environment Volume 9, Nomor 4, Oktober 2020
Bromo Temgger Semeru Seluas 50.276,2 Ha, Yang Terletak Di Kabupaten Daerah Tingkat II Probolinggo, Kabupaten Daerah Tingkat II Malang, Kabupaten Daerah Tingkat II Pasuruan, Kabupaten Daerah Tingkat II Lumajang, Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur.
SNI 06-6989.11-2004. Tentang Air dan air limbah - Bagian 11: Cara uji derajat keasaman (pH) dengan menggunakan alat pH meter.
SNI 6989.2.2009. Tentang Air dan limbah - Bagian
2: Cara uji Kebutuhan Oksigen Kimiawi (Chemical Oxygen Demand/COD) dengan refluks tertutup secara spektrofotometri.
Suwantoro, G. 2004. Fundamentals of Tourism.
Yogyakarta: Andi Publisher.
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 07 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan.
Weiler, B., & Hall, C. M. 1992. Special interest tourism: in search of an alternative.