• Tidak ada hasil yang ditemukan

Modul Pelatihan Berbasis ICT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Modul Pelatihan Berbasis ICT "

Copied!
278
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENYUSUNAN MODUL PELATIHAN PENINGKATAN KOMPETENSI PENGEMBANGAN ORGANISASI BAGI KEPALA SEKOLAH DASAR

BERBASIS ICT

TESIS

Oleh:

NILAWATI NIM: 17147019

Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mendapatkan gelar Magister Pendidikan

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2019

(2)

i

Nilawati. 2019. Penyusunan Modul Pelatihan Peningkatan Kompetensi Pengembangan Organisasi Bagi Kepala Sekolah Dasar Berbasis ICT. Tesis Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang.

Penelitian ini bertujuan menghasilkan penyusunan modul pelatihan peningkatan kompetensi pengembangan organisasi bagi kepala sekolah dasar berbasis ICT. Produk yang dihasilkan pada penelitian dan pengembangan ini berupa modul pelatihan berbasis ICT. Penelitian ini menggunakan model pengembangan ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation) dengan metode Research and Development (R&D). Validitas dilakukan oleh empat orang validator yang terdiri dari dua orang ahli materi dan dua orang ahli media. Uji praktikalitas dilakukan oleh kepala sekolah dasar sebanyak 14 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyusunan modul pelatihan peningkatan kompetensi pengembangan organisasi bagi kepala sekolah dasar berbasis ICT valid. Artinya modul pelatihan bagi kepala sekolah dasar berkualitas bagus untuk digunakan berdasarkan penilaian ahli materi dengan jumlah rata-rata penilaian 82,34% kategori sangat valid dan penilaian ahli media dengan jumlah rata-rata penilaian 76,25% kategori valid. Uji pratikalitas oleh instruktur dan kepala sekolah mengkategorikan penyusunan modul pelatihan peningkatan kompetensi pengembangan organisasi bagi kepala sekolah dasar berbasis ICT sangat praktis karena kemudahan dalam penggunaannya dengan nilai persentasenya 85,13%, sedangkan untuk hasil uji efektifitas modul pelatihan sangat efektifitas karena diperoleh rata-rata nilai persentasenya 83,01%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penyusunan modul pelatihan peningkatan kompetensi pengembangan organisasi bagi kepala sekolah dasar berbasis ICT dinyatakan valid, sangat praktis, dan sangat efektif.

Kata kunci: Modul Pelatihan, Kompetensi, Pengembangan Organisasi bagi Kepala Sekolah, dan Berbasis ICT.

(3)

ii

Nilawati. 2019. Development of Training Module for Competency Development in Organizational Development for ICT-Based Primary School Principals. Thesis of the Postgraduate Program at Padang State University.

The purpose of this research is resulted in the preparation of training modules for improving organizational development competencies for ICT-based primary school principals. The products produced in this research and development are ICT-based training modules. This study uses the ADDIE development model (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation) with the Research and Development (R&D) method. Validity is done by four validators consisting of two material experts and two media experts. The practicality test was carried out by 14 elementary school principals. The results showed that the preparation of training modules for increasing organizational development competency for ICT based principals was valid. This means that the training modules for elementary school principals are of good quality to be used based on expert material assessments with an average rating of 82.34% in the highly valid category and media expert ratings with an average rating of 76.25% in the valid category.

Practicality tests by instructors and principals categorize the preparation of training modules for organizational development competency development for ICT-based primary school principals which are very practical because of their ease of use with a percentage value of 85.13%, while for the results of the test the effectiveness of the training module is very effective because obtained an average percentage value of 83.01%. Thus it can be concluded that the preparation of training modules for improving organizational development competencies for ICT-based primary school principals is declared valid, very practical, and very effective.

Keywords: Training Modules, Competencies, Organizational Development for Principals, and ICT-Based.

(4)
(5)
(6)
(7)

vi

Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya penyusunan tesis yang berjudul Penyusunan Modul Pelatihan Peningkatan Kompetensi Pengembangan Organisasi bagi Kepala Sekolah Dasar Berbasis ICT, dapat penulis selesaikan dengan baik. Salawat beriring salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW sebagai contoh tauladan bagi umat seluruh alam.

Penulis menyadari sepenuhnya sebagai insan ciptaan Tuhan, yang penuh kekurangan dan kesalahan, maka dalam penyusunan tesis ini penulis tidak akan terlepas dari segala bentuk bantuan baik secara moril maupun materil oleh pihak- pihak yang tulus dan ikhlas telah membantu penulis, untuk itu izinkan penulis mengucapkan rasa terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. Rusdinal, M.Pd. sebagai pembimbing I dan Bapak Dr.

Ahmad Sabandi, M.Pd. sebagai pembimbing II yang telah bersedia dengan penuh ketulusan dan kesabaran memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi kepada penulis sehingga tesis ini dapat selesai dengan baik.

2. Bapak Dr. Jasrial, M. Pd. selaku kontributor 1 dan Ibu Dr. Nellitawati, S.Pd., M.Pd., Ph.D. selaku kontributor 2 yang telah banyak memberikan masukan, saran, arahan dan motivasi untuk menyelesaikan tesis ini.

3. Ibu Dr. Rifma, M.Pd, selaku ketua Program Studi Magister Administrasi Pendidikan, Universitas Negeri Padang yang telah memberikan bantuan dan arahan untuk kelancaran penyelesaian tesis ini.

4. Bapak/Ibu Dosen beserta Karyawan dan Karyawati Program Studi Magister Administrasi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Padang.

5. Bapak ketua KKKSD dan Bapak/Ibu kepala sekolah Kecamatan Nanggalo Padang, yang bersedia membantu penulis dalam memberikan data guna penyusunan tesis ini.

(8)

vii

penulis dalam melakukan uji coba produk untuk memberikan data guna penyusunan tesis ini.

7. Untuk keluarga tercinta, yang telah banyak memberikan doa dan dorongan secara moril dan materil demi terselesaikannya penulisan tesis ini.

8. Rekan-rekan juang Mahasiswa Program Studi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana FIP UNP Angkatan 2017, terimakasih untuk dukungan, perhatian, semangat serta ide-ide yang brilian telah diberikan dalam penulisan tesis ini.

9. Semua Pihak yang telah banyak membantu, yang dalam kesempatan ini tidak bisa disebutkan satu persatu.

Akhirnya penulis do’akan semoga segala macam bentuk sumbangan yang telah diberikan semoga menjadi suatu amal dan ilmu bermanfaat yang bernilai ibadah disisi Allah SWT, aamiin. Penulis menyadari bahwa tesis ini masih terdapat kekurangan dan kelemahan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun guna penyempurnaan tesis ini.

Padang, November 2019

Penulis

(9)

viii

Halaman

ABSTRACT ... i

ABSTRAK ... ii

PERSETUJUAN AKHIR TESIS ... iii

PERSETUJUAN KOMISI UJIAN TESIS ... iv

SURAT PERNYATAAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR... ... xi

DAFTAR LAMPIRAN... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Spesifikasi Produk yang Diharapkan ... 5

E. Pentingnya Penelitian ... 6

F. Asumsi dan Batasan Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN TEORI A. Modul Pelatihan ... 8

B. Peningkatan Kompetensi ... 10

C. Kompetensi Pengembangan Organisasi Bagi Kepala Sekolah ... 12

D. Information And Communication Technology (ICT) ... 18

E. Kajian Penelitian yang Relevan ... 20

BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan ... 23

B. Prosedur Penelitian ... 24

C. Uji Coba Produk ... 33

(10)

ix

E. Jenis Data ... 36

F. Instrumen Pengumpulan Data ... 37

G. Teknik Analisis Data ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 47

B. Pembahasan ... 71

C. Keterbatasan Penelitian ... 74

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN A. Kesimpulan ... 75

B. Implikasi... 75

C. Saran ... 76

DAFTAR PUSTAKA... 77

LAMPIRAN... 80

(11)

x

Tabel Halaman

3.1 Deskripsi Data Kompetensi... 24

3.2 Pedoman Wawancara ... 26

3.3 Butir Instrumen Materi ... 28

3.4 Revisi Instrumen Materi ... 28

3.5 Butir Instrumen Media... 29

3.6 Revisi Instrumen Media... ... 29

3.7 Butir Instrumen Pratikalitas ... 30

3.8 Revisi Instrumen Pratikalitas ... 31

3.9 Hasil Wawancara ... 33

3.10 Hasil Analisis Uji Coba Produk ... 35

3.11 Hasil Observasi ... 38

3.12 Hasil Wawancara ... 40

3.13 Kriteria Skor Dalam Validasi Modul ... 40

3.14 Kriteria Pratikalitas Modul ... 41

3.15 Hasil Angket Pratikalitas ... 42

3.16 Kriteria Efektifitas Modul ... 43

3.17 Hasil Uji Pratikalitas Modul... 44

3.18 Kategori Persentase Kelayakan Modul ... 46

4.1 Proses Penyusunan Modul ... 47

4.2 Hasil Analisis Awal... 49

4.3 Evaluasi Diri ... 63

4.4 Hasil Uji Validitas Modul ... 63

4.5 Hasil Uji Kelayakan Modul ... 64

4.6 Hasil Data Uji Pratikalitas Instruktur ... 65

4.7 Hasil Data Uji Pratikalitas Modul ... 67

4.8 Hasil Uji Efektifitas Modul ... 70

(12)

xi

Gambar Halaman

3.1 Persentase Capaian Kompetensi ... 25

3.2 Model Pengembangan ADDIE ... 32

4.1 Tampilan Aplikasi Microsoft Word ... 53

4.2 Projek Baru ... 54

4.3 Import ke File ... 54

4.4 Isi Template Untuk Pemilihan Tema Background ... 55

4.5 Pengaturan Tombol Navigasi ... 55

4.6 Menginput Video ... 56

4.7 Menginput Sound ... 56

4.8 Menginput Add text ... 56

4.9 Menginput Image ... 57

4.10 Publish ... 57

4.11 Cover Modul Pelatihan ... 57

4.12 Tampilan Materi ... 58

4.13 Pemetaan Kedudukan Awal ... 59

4.14 Pemetaan Kedudukan Revisi... 59

4.15 Petunjuk Penggunaan Awal ... 60

4.16 Petunjuk Penggunaan Revisi ... 60

4.17 Profil Awal ... 61

4.18 Profil Revisi ... 61

4.19 Contoh Hasil Evaluasi Kepala Sekolah ... 69

(13)

xii

Lampiran Halaman

1. Hardcopy Modul Pelatihan ... 80

2. Data Respon Penelitian ... 81

3. Data Responden Per Gugus ... 82

4. Lembar Observasi ... 83

5. Kisi-Kisi Wawancara ... 86

6. Hasil Wawancara ... 87

7. Analisis Kebutuhan ... 88

8. Flow Chart ... 89

9. Story Board Modul ... 90

10. Judment Instrumen Materi... ... 94

11. Butir Instrumen dan Revisi Instrumen ... 95

12. Validasi Materi Modul Pelatihan ... 96

13. Validasi Bahasa Modul Pelatihan ... 100

14. Judment Instrumen Media... ... 15. Butir Instrumen dan Revisi Instrumen ... 16. Validasi Media Modul Pelatihan ... 17. Judment Instrumen Media... ... 18. Butir Instrumen dan Revisi Instrumen ... 119

19. Uji Coba Angket Pratikalitas... 120

20. Daftar Cek Penguasaan Materi... 124

21. Kisi-Kisi Angket... ... 125

22. Validasi Soal... ... 127

23. Evaluasi dan Kunci Jawaban... . 128

24. Angket Pratikalitas Modul Pelatihan... 133

25. Data Hasil Validasi Materi dan Media... 141

26. Hasil Analisis Uji Coba Modul Pelatihan... 142

27. Hasil Analisis Pratikalitas... ... 143

28. Penilaian Kognitif... ... 144

29. Penilaian Sikap... ... 145

(14)

xiii

31. Data Hasil Penilaian Uji Efektifitas... 147

32. Izin Penelitian UNP... 148

33. Izin Penelitian Dinas Pendidikan... ... 149

34. Surat Pernyataan Sudah Penelitian... 150

35. Dokumentasi Wawancara... 151

36. Dokumentasi Uji Coba Modul Pelatihan... 152

37. Dokumentasi Pelaksanaan Modul Pelatihan... . 153

(15)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penyiapan sumber daya manusia terkait dengan mutu pendidikan sangatlah penting. Apabila mutu pendidikan baik, maka mutu sumber daya manusianya juga akan baik. Oleh karena itu apabila sebuah bangsa ingin meningkatkan kualitas sumber daya manusianya, maka bangsa tersebut harus memperhatikan pendidikan.

Salah satu lembaga atau organisasi tempat menerima dan memberi pendidikan adalah sekolah. Setiap sekolah tentunya memiliki seorang pemimpin, yaitu kepala sekolah yang akan mengarahkan anggotanya untuk mencapai visi dan misi sekolah. Kepala sekolah adalah guru yang diberikan tugas tambahan berupa kemampuan untuk memimpin dan mengelola sekolah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Stated leadership is getting organizational members to work together to advance the interests of the organization.(Griffin, 2013) Berkembangnya sebuah organisasi perlu adanya kerjasama, karena tujuannya adalah untuk kemajuan bersama.

Tugas, wewenang, tanggung jawab, pekerjaan, dan aktivitas beraneka ragam yang ada dalam setiap organisasi pendidikan kadang-kadang menuntut spesialisasi tertentu dalam pengerjaannya. Tidak mungkin jika keseluruhan aktivitas yang bermacam-macam tersebut hanya dilakukan oleh satu orang saja, sebutlah kepala sekolah. Selain waktu yang terbatas, kepala sekolah pun memiliki kemampuan yang terbatas. Oleh karena itu aktivitas, pekerjaan, wewenang, tugas, dan tanggung jawab tersebut harus dibagi-bagi dengan

(16)

orang lain. Pembagian-pembagian demikian inilah yang dikenal dengan pengorganisasian. Untuk pengembangan organisasi dibutuhkan kepala sekolah yang berkompeten untuk melakukan itu semua.

Paradigma baru manajemen pendidikan, menyatakan bahwa kepala sekolah setidaknya harus dapat memainkan peran pendidik, manajer, administrator, pengawas, pemimpin, inovator, dan motivator. Artinya bahwa manajemen sekolah yang dibuat oleh kepala sekolah didasarkan pada bidang administrasi sekolah, administrasi kurikulum dan pengajaran, urusan siswa, manajemen, fasilitas dan infrastruktur, keuangan, dan hubungan dengan sekolah lain (Bairasauskiene, 2017).

Berdasarkan penelitian sebelumnya di Provinsi Sumatera Barat yang berjumlah 392 sekolah dasar negeri dengan jumlah sampel 124 sekolah secara umum menggambarkan bahwa pelaksanaan pengembangan organisasi di sekolah dasar negeri berdasarkan standar manajemen sekolah telah dilakukan dengan baik, namun ada beberapa indikator standar manajemen sekolah yang belum diimplementasikan dengan baik.(Rusdinal & Santoso, 2017)

Pernyataan berikutnya bahwa manajemen sekolah merupakan pelayanan langsung dan tidak langsung yang berpengaruh pada proses pendidikan dan pembelajaran. Sehingga, posisi manajemen sangat sentral di organisasi pendidikan karena berpengaruh pada kompetensi pengembangan organisasi seorang kepala sekolah.(Asmendri, A.,dkk, 2018)

Kepala sekolah sebagai manajerial harus memiliki keterampilan, principal competence refers to the ability or skill in carrying out duties and responsibilities as principal.(De Vos, A., at al, 2011) Kompetensi utama

(17)

mengacu kepada kemampuan atau keterampilan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai kepala sekolah. Salah satunya bagaimana kepala sekolah dapat memanfaatkan Information and Comunication Technology (ICT) dalam pendidikan. ICT merupakan sarana interaksi manajemen dan administrasi pendidikan yang dapat dimanfaatkan untuk peningkatan kompetensi, kualitas, produktivitas, dan akses pendidikan.

Modul pelatihan berbasis ICT merupakan media yang dapat membantu kepala sekolah secara mandiri dalam peningkatan kompetensi pengembangan organisasi di sekolah dasar (SD). Observasi awal di kecamatan Nanggalo Padang yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya menyatakan bahwa kebutuhan pelatihan peningkatan kompetensi pengembangan organisasi untuk kesiapan kepala sekolah dalam menghadapi perubahan berada pada angka 74% dengan kategori butuh, kesiapan perubahan struktur organisasi berada pada angka 67% dengan kategori cukup butuh, pembagian dan penyesuai tugas berada pada angka 69% dengan kategori butuh, dan pemahaman dan penerapan teknologi informasi dan komunikasi berada pada angka 86%

dengan kategori sangat butuh.(Febrizon, 2019)

Indikator pengembangan organisasi di SD kecamatan Nanggalo berdasarkan penjelasan di atas artinya butuh perhatian serius karena pengembangan organisasi merupakan hal yang kompleks yang membutuhkan perencanaan agar efektif.

Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan, modul tersebut kurang menarik, sulit di bawa kemana-mana, dan tidak interaktif, sehingga buku lebih banyak dipajang atau hanya sebagai arsip saja. Memberikan

(18)

pengalaman kepala sekolah dalam penyusunan modul pelatihan peningkatan kompetensi pengembangan organisasi bagi kepala SD berbasis ICT, kepala sekolah akan lebih mudah menguasai isi modul karena menarik untuk dipelajari. Perlu dilakukan pengembangan dalam penyusunan modul pelatihan peningkatan kompetensi pengembangan organisasi bagi kepala SD berbasis ICT dengan tujuan meningkatkan kualitas kepala sekolah dalam pengembangan organisasi.

Pendidikan dan pelatihan dalam pelaksanaannya terdapat materi-materi yang harus dikuasai kepala sekolah termasuk kompetensi pengembangan organisasi yang secara otomatis akan berdampak pada organisasi pendidikan, karena pengembangan organisasi merupakan upaya yang terencana ditingkat organisasi untuk mencapai suatu sasaran strategis secara lebih efektif dan efisien.(Kenzie, Jessica Mac.,at al, 2016) Berdasarkan hal tersebut, maka untuk mengantisipasi dan menanggulangi permasalahannya, dipandang perlu diadakan sebuah penelitian yang dapat menghasilkan sebuah inovasi untuk meningkatkan kemampuan kepala sekolah dalam kompetensi pengembangan organisasi, yaitu melalui pengembangan dalam penyusunan modul pelatihan peningkatan kompetensi pengembangan organisasi bagi kepala SD berbasis ICT .

Pengembangan organisasi pada kompetensi manajerial sangat urgen dalam penelitian komprehensif yang menghasilkan banyak temuan-temuan inovatif. Kajian-kajian yang mendalam tentang kompetensi pengembangan organisasi khususnya bagi kepala SD sekarang belum banyak dilakukan oleh

(19)

para peneliti, hal inilah yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sejenis lainnya.

Penggunaan modul pelatihan berbasis ICT akan sangat membantu kepala SD dalam peningkatan kompetensi pengembangan organisasi, meningkatkan motivasi, dan modul pelatihan dapat membantu kepala SD mengembangkan organisasi sesuai kebutuhan secara mandiri. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti merasa perlu melakukan penelitian dengan judul

“Penyusunan modul pelatihan peningkatan kompetensi pengembangan organisasi bagi kepala SD berbasis ICT”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian adalah bagaimana penyusunan modul pelatihan peningkatan kompetensi pengembangan organisasi bagi kepala SD berbasis ICT.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian adalah menghasilkan modul pelatihan peningkatan kompetensi pengembangan organisasi bagi kepala SD berbasis ICT.

D. Spesifikasi Produk yang Diharapkan

Dalam penelitian penyusunan modul pelatihan peningkatan kompetensi pengembangan organisasi bagi kepala SD berbasis ICT mempunyai spesifikasi sebagai berikut :

1. Penyusunan modul pelatihan peningkatan kompetensi pengembangan organisasi bagi kepala SD berbasis ICT, dapat diakses secara offline.

(20)

2. Modul dirancang untuk mempermudah kepala sekolah dalam menguasai teori bagaimana mengembangkan organisasi di sekolah sesuai kebutuhan.

3. Penyusunan modul pelatihan peningkatan kompetensi pengembangan organisasi bagi kepala SD berbasis ICT, dilaksanakan dalam 3 tahap , yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi.

4. Penyusunan modul pelatihan peningkatan kompetensi pengembangan organisasi bagi kepala SD berbasis ICT, bersifat praktis, mudah dilaksanakan, karena prosedurnya sederhana, jelas, dan sistematis.

Modul pelatihan terdiri dari pendahuluan, perencanaan pelatihan, materi pelatihan, pelaksanaan pelatihan, dan evaluasi program pelatihan.

E. Pentingnya Penelitian

Penyusunan modul pelatihan peningkatan kompetensi pengembangan organisasi bagi kepala sekolah dasar berbasis ICT ini diharapkan dapat digunakan sebagai alternatif pelatihan peningkatan kompetensi pengembangan organisasi bagi kepala sekolah. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan rancangan modul penelitian yang praktis, menarik, efektif, sistematis, dan mandiri.

F. Asumsi dan Batasan Penelitian

Asumsi dasar yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan penyusunan modul pelatihan peningkatan kompetensi pengembangan organisasi bagi kepala SD berbasis ICT adalah :

1. Penyusunan modul pelatihan dapat meningkatkan kompetensi pengembangan organisasi bagi kepala SD.

(21)

2. Penggunaan modul pelatihan bukan satu-satunya sumber peningkatan kompetensi pengembangan organisasi namun terletak pada peserta pelatihan.

Keterbatasan penelitian dan pengembangan penyusunan modul pelatihan peningkatan kompetensi pengembangan organisasi bagi kepala SD berbasis ICT adalah :

1. Penelitian lebih menitik beratkan kepada kompetensi manajerial dalam pengembangan organisasi bagi kepala sekolah.

2. Modul pelatihan hanya diuji coba secara terbatas oleh peneliti karena adanya keterbatasan waktu, biaya dan tenaga.

3. Uji coba produk diluar sampel hanya dilakukan untuk 3 orang kepala SD di Kecamatan Koto Tangah.

(22)

8

KAJIAN TEORI A. Modul Pelatihan

Modul merupakan bahan ajar yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri dapat berupa software ataupun hardware untuk membantu kepala sekolah meningkatkan kompetensi pengembangan organisasi. Modul disebut juga media untuk belajar mandiri. Modul juga merupakan alat atau sarana pembelajaran yang mengandung materi, metode, batasan-batasan, dan cara-cara yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang sesuai. Tujuan utama dari bahan ajar berbentuk modul adalah pembaca atau pengguna modul dapat menyerap materi atau bahan ajar secara mandiri.(Daryanto, 2013)

Mengurangi kejenuhan bagi kepala sekolah dalam penguasaan materi pada modul pelatihan, maka modul pelatihan dikombinasikan dengan media elektronik, yang sering disebut electronic module (e-modul). Aplikasi kvisoft flipbook maker dengan software pendukung adobe flash merupakan aplikasi pendukung sebagai media pembelajaran mandiri yang tidak terpaku hanya pada tulisan-tulisan saja tetapi ada animasi gerak, video, dan audio yang bisa menjadikan sebuah interaktif media pembelajaran yang menarik sehingga kepala sekolah tidak menjadi bosan namun termotivasi untuk menguasai pembelajaran yang ada pada modul pelatihan. (Wibowo & Pratiwi, 2018)

Ciri-ciri modul sebagai bahan ajar, antara lain; 1) Modul harus mampu membelajarkan diri sendiri (belajar mandiri). 2) Tujuan awal dan akhir modul harus jelas dan dirumuskan secara teratur.3) Materi dikemas dalam unit-unit kecil dan tuntas, tersedia contoh-contoh, dan ilustrasi yang jelas.4) Soal,

(23)

latihan soal, tugas, dan sejenisnya.5) Materi “up to date” dan kontekstual.6) Bahasa sederhana, tugas, dan komunikatif.7) Merupakan rangkuman materi pembelajaran. 8) Tersedia instrumen untuk siswa yang melakukan “penilaian diri”. 9) Mengukur tingkast penguasaan materi diri sendiri.10) Dianggap umpan balik diklat. 11) Keberadaan informasi tentang rujukan pengayaan, referensi, yang mendukung materi.12) Modul yang digunakan untuk orang lain, bukan untuk penulis semata.(Daryanto, 2013)

Karakteristik sebuah modul 1) Pembelajaran mandiri (self instructional), modul memuat unit materi yang spesifik tentang pengembangan organisasi sehingga memotivasi kepala sekolah untuk belajar mandiri; 2) Kesatuan isi (self contained), modul memuat unit materi pengembangan organisasi yang dikemas secara utuh sehingga mempermudah kepala sekolah untuk mempelajari materi secara tuntas; 3) Berdiri sendiri (stand alone), modul tidak bergantung pada media lainnya; 4) Adaptif (adaptive), modul memiliki daya penyesuaian yang tinggi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; 5) Bersahabat dengan pengguna (user friendly), modul memuat petunjuk dan informasi yang diberikan bersifat mempermudah si pemakainya.(Daryanto, 2013)

Greenberg dan Baron bahwa untuk meningkatkan kompetensi bagi kepala sekolah dalam pengembangan organisasi, perlu diadakan pelatihan.

Pelatihan (training) adalah proses peningkatan kompetensi kepala sekolah secara sistematis dibidang keterampilan dan pengetahuan, agar kepala sekolah mampu mengembangkan organisasi yang dipimpinnya.(Wibowo, 2013) dengan pelaksanaan program pelatihan bagi kepala sekolah tersebut maka

(24)

kepala sekolah akan memperoleh pengetahuan teknis, keterampilan, dan kemampuan pemecahan masalah.(Sabandi, A.,dkk, 2018)

Program pelatihan kompetensi ini dilakukan melalui dua metode yaitu pertama metode secara langsung dilakukan ditempat pelatihan dan yang kedua metode pelatihan ditempat kerja dengan cara penugasan atau pekerjaan.(Rivai &Mulyadi, 2011) Dalam penelitian ini, metode pertama dilakukan di awal pertemuan sedangkan metode kedua dilakukan dengan memberikan modul pelatihan bagi kepala sekolah.

Jadi, modul pelatihan dalam penelitian merupakan bahan ajar yang dapat berupa software atau hardware yang dirancang agar kepala sekolah mampu meningkatkan kompetensi pengembangan organisasi di SD secara mandiri.

B. Peningkatan Kompetensi

Peningkatan kompetensi merupakan peningkatan kemampuan dalam penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang ditampilkan melalui kinerja. Kompetensi merupakan tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan.(Nirwana, dkk, 2015) Kompetensi merupakan tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dengan segenap penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang ditampilkan melalui unjuk kerja.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah menyatakan bahwa kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala sekolah adalah: (1) kepribadian; (2) manajerial; (3) kewirausahaan; (4) supervisi; dan (5)sosial. Lima kompetensi tersebut, salah satu yang harus dikuasai adalah kompetensi manajerial agar kepala sekolah

(25)

dapat mengembangkan organisasi yang ia pimpin, ada 16 indikator yaitu;

(1)Menyusun perencanaan (2) Mengembangkan organisasi sekolah/madrasah sesuai dengan kebutuhan (3) Memimpin sekolah/madrasah (4) Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah/madrasah (5) Menciptakan budaya dan iklim sekolah/madrasah (6) Mengelola guru dan staf (7) Mengelola sarana dan prasarana sekolah/madrasah (8) Mengelola hubungan sekolah/madrasah dan masyarakat (9) Mengelola peserta didik dalam penerimaan, penempatan dan pengembangan kapasitas peserta didik (10) Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran (11) Mengelola keuangan sekolah/madrasah (12) Mengelola ketatausahaan sekolah/madrasah (13) Mengelola unit layanan khusus sekolah/ madrasah (14) Mengelola sistem informasi sekolah/madrasah (15) Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi (16) Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan sekolah/ madrasah.(Permendiknas, 2007) Berdasarkan 16 indikator tersebut, item yang kedua yaitu

“mengembangkan organisasi sekolah/madrasah sesuai dengan kebutuhan”

yang menjadi sasaran bagi peneliti dalam pengembangkan organisasi bagi kepala sekolah.

Kompetensi kepala sekolah khususnya kompetensi manajerial berpengaruh signifikan terhadap produktivitas guru. Semakin tinggi kompetensi manajerial kepala sekolah, semakin tinggi tingkat produktivitas guru sebaliknya, semakin rendah manajerial kompetensi kepala sekolah, semakin rendah tingkat produktivitas guru.(Harahap & Rusdinal, 2017) Kepala sekolah dituntut untuk memiliki

(26)

keterampilan dalam mengembangkan sumber daya manusia yang tersedia di sekolahnya, sehingga mereka benar-benar dapat diberdayakan dan memberikan kontribusi terhadap pencapaian tujuan pendidikan di sekolah.(Gunawan, dkk, 2016) Peran kepala sekolah secara signifikan mempengaruhi kemampuan untuk berhasil dalam pendidikan, artinya kepala sekolah memiliki peran utama dalam meningkatkan kompetensi pedagogis sehingga organisasi yang dipimpinnya dapat berkembang.(Gunawan, dkk, 2016)

Kepala sekolah juga seorang pemimpin yang harus mampu mengajak bawahannya mengeluarkan kemampuan dan potensi agar organisasi yang dipimpinnya efektif dan berkembang.(Sumakmur, dkk, 2014) Sudah jelas bahwa kepala sekolah harus meningkatkan kompetensinya, terutama kompetensi manajerial. Indikator dari manajerial yang sesuai dengan penelitian adalah bagaimana kepala sekolah dapat mengembangkan organisasi sekolah/madrasah sesuai dengan kebutuhan yang berdasarkan standar pengelolaan satuan pendidikan (sekolah standar nasional / kategori mandiri).

C. Kompetensi Pengembangan Organisasi Bagi Kepala Sekolah

Pengembangan (development) ditekankan pada peningkatan kompetensi atau kemampuan baik kemampuan intelektual atau emosional untuk pencapaian kinerja yang lebih baik.(Sunyoto, 2013) Pengembangan organisasi merupakan suatu praktek yang berkembang, melibatkan unsur pengetahuan, teori, metodologi, dan praktek dari berbagai pemikiran akademis mengenai Organization Development (OD) dan berbagai profesional organisasi.(Sunyoto, 2013)

(27)

Robert J. Marshak menyatakan pengembangan organisasi (OD)

adalah mengenai perubahan dalam sistem manusia, dimana ada beberapa kriteria yang berhubungan dengan upaya-upaya perubahan tersebut, yaitu : 1. Perubahan seharusnya diarahkan pada peningkatan atau pengembangan

kelompok individu dan kapabilitas organisasi demikian juga kondisi dimana orang-orang bekerja dan berkontribusi.

2. Perubahan seharusnya dilakukan dengan cara konsisten pada pengetahuan ilmu sosial mengenai sistem manusia dan bagaimana mereka berubah, demikian juga dengan nilai-nilai dan asumsi kapabilitas dan potensi manusia.

3. Perubahan seharusnya diinisiatifkan dan ditujukan pada keterlibatan orang-orang, juga berdasarkan pada kondisi dan kesepakatan kebutuhan perubahan.(Sunyoto, 2013)

Pengembangan organisasi atau Organization Development (OD) adalah suatu perubahan yang terencana untuk meningkatkan efektifitas organisasi dan meningkatkan kesejahteraan pegawai atau karyawan. Nilai- nilai yang mendasar OD adalah:1) Adanya penghormatan terhadap manusia, karena manusia bermartabat dan terhormat. 2) Kepercayaan dan dukungan, organisasi yang sukses adalah organisasi yang mampu memberikan kepercayaan dan dukungan kepada pimpinannya maupun anggotanya.3) Adanya penyeimbang kekuasaan. 4) Konfrontasi secara terbuka. 5) Para anggota harus ikut berpartisipasi atas keputusan yang diambil yang berkaitan dengan proses perubahan. Sasaran langsung dari program pengembangan dalam organisasi adalah meningkatkan kesadaran diri sendiri, keterampilan

(28)

dalam satu bidang tertentu atau lebih, dan meningkatkan motivasi diri untuk melaksanakan tugas secara memuaskan.(Sunyoto, 2013)

Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pengembangan organisasi di sekolah dasar antara lain: 1) Pembagian kerja (division of work).

Secara normatif harus menggunakan prinsip the right man on the right place.

Dua dasar pemikiran di atas, yaitu a) pekerjaan dengan volume dan/atau ragamnya cukup banyak, sehingga tidak bisa ditangani oleh satu atau dua orang saja, dan b) setiap orang memiliki minat, kecakapan, keahlian, atau spesialisasi tertentu. 2) Pembagian wewenang dan tanggung jawab (authority and responsibility). Agar guru/pegawai/staf dapat bekerja dengan kewenangan dan memenuhi tanggungjawabnya, maka perlu diberi peluang untuk saling bermitra antar sesama guru/pegawai/staf dan antara dirinya dengan manajer/bidang terkait. 3) Kesatuan perintah (unity of command) dan pengarahan (unity of direction). Pegawai/guru/staf yang baik akan memperhatikan prinsip kesatuan perintah pada bidangnya sehingga pelaksanaan kerja dapat dijalankan dengan baik. Pegawai/guru/staf harus tahu kepada siapa ia harus bertanggung jawab dan bekerjasama. 4) Ketertiban (order) organisasi. Tata tertib dalam organisasi dapat terlaksana dengan aturan yang ketat atau disiplin yang kuat, semuanya itu dapat terlaksana jika sudah membudaya atau terbiasa dari masing-masing anggota organisasi. 5) Semangat kesatuan (semangat korp). Setiap pegawai/guru/staf harus memiliki rasa kesatuan, atau senasib sepenanggungan sehingga menimbulkan semangat kerjasama yang baik.(Depdiknas, 2009)

(29)

Berdasarkan penjelasan dari beberapa teori tersebut maka, pengembangan organisasi merupakan suatu perubahan yang dilakukan oleh kepala sekolah dasar untuk meningkatkan kompetensi atau kemampuan dalam berbagai pengetahuan, teori, maupun praktek sehingga organisasi berkembang dengan efektif dan efisien. Kepala sekolah sebagai pimpinan organisasi mendorong dan memfasilitasi setiap warga sekolah untuk terus belajar dan saling ajar untuk meningkatkan kompetensinya. Kemampuan seluruh warga sekolah yang terus berkembang memberikan kemampuan pada kepala sekolah untuk menghadapi tantangan-tantangan sekolah yang disebabkan perubahan dan perkembangan lingkungan serta teknologi yang cepat.(Andriani & Wahyuningrum, 2012)

Mengembangkan organisasi sekolah sesuai dengan kebutuhan sekolah, jika dikembangkan atau diuraikan lagi maka, kepala sekolah dituntut untuk dapat;

1. Dapat menguasai teori dan seluruh kebijakan pendidikan nasional dalam pengorganisasian kelembagaan sekolah sebagai landasan dalam mengorganisasikan kelembagaan maupun program insidental.

2. Dapat mengembangkan struktur organisasi formal kelembagaan sekolah yang efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan melalui pendekatan, strategi, dan proses pengorganisasian yang baik.

3. Dapat mengembangkan deskripsi tugas pokok dan fungsi setiap unit kerja melalui pendekatan, strategi, dan proses pengorganisasian yang baik.

4. Dapat menempatkan personalia yang sesuai dengan kebutuhan.

(30)

5. Dapat mengembangkan standar operasional prosedur pelaksanaan tugas pokok dan fungsi setiap unit kerja melalui pendekatan, strategi, dan proses pengorganisasian yang baik.

6. Dapat melakukan penempatan pendidik dan tenaga kependidikan sesuai dengan prinsip-prinsip tepat kualifikasi, tepat jumlah, dan tepat persebaran.(Andriani & Wahyuningrum, 2012)

Dapat mampu mengembangkan aneka ragam organisasi informal sekolah yang efektif dalam mendukung implementasi pengorganisasian formal sekolah dan sekaligus pemenuhan kebutuhan, minat, dan bakat perseorangan pendidikan dan tenaga kependidikan.(Andriani &

Wahyuningrum, 2012)

Dalam mengembangkan organisasi sekolah sesuai dengan kebutuhan sekolah maka perlu strategi agar tujuan dari sekolah dapat tercapai, baik secara akademik maupun non akademik. Strategi tersebut meliputi antara lain:

1. Program baru; penentuan visi dan misi untuk mencapai target, ide-ide kepala sekolah untuk pengembangan program-program baru sesuai dengan indikator keunggulan khas satuan pendidikan, kerjasama tim, dan data realisasi target yang meningkat daripada pencapaian sebelumnya.

2. Tim kerja yang efektif; kepala sekolah harus terampil dalam membangun tim kerja yang efektif untuk mendapatkan produk kinerja yang lebih unggul. Pembina dan pelaksana tim kerja (pokja) selalu dibentuk jika terdapat hal-hal yang mendesak dalam menyelesaikan permasalahan sekolah, meminta pertanggungjawaban tim kerja yang telah terbentuk

(31)

tentang hasil pelaksanaan pekerjaan yang menjadi tugas tim, dengan selalu menghormati dan menghargai karya orang lain. Hasil yang diinginkan antara lain adalah terdapat struktur kriteria, pembentukan tim kerja, catatan penilaian dan perbaikan hasil kinerja tim, dan rekomendasi perbaikan pelaksanaan kegiatan.

3. Teknik Pengelolaan; berbagai teknik pembaharuan yang dilakukan dalam pembelajaran, dinamika pembelajaran menuntut kreativitas maupun inovasi-inovasi kepala sekolah sebagai kepemimpinan pembelajaran.

Kegiatan-kegiatan yang bersifat pembaharuan akan menjadi penggerak (motor) warga sekolah dalam membantu kepala sekolah mencapai visi, misi, dan tujuan sekolah. Hasil yang diinginkan antara lain; terdapat penerapan strategi pembaharuan dengan strategi yang terprogram, adanya rekam jejak penerapan strategi yang dilaksanakan secara berkelanjutan yang didukung dengan kerja sama tim untuk memperoleh prestasi sekolah yang meningkat dari hasil sebelumnya.

Berpotensi Maju; kepala sekolah menunjukkan kemampuan dalam mengembangkan potensi dan meningkatkan prestasi sekolah. Memfasilitasi setiap ide, gagasan maupun inovasi dari warga sekolah tentang kemajuan dan prestasi dari sekolah, dapat yang berhubungan sosial kemasyarakatan, forum PGRI, forum OSIS, maupun bentuk-bentuk kegiatan seremonial dari Dinas Pendidikan. Hasil yang diinginkan antara lain; dokumen peningkatan KKM, target hasil ulangan, hasil UN, dan target keunggulan non akademik peserta didik yang terprogram, terlaksana dan meningkat hasilnya.(Suhardiman, 2012)

(32)

Contoh Berbudaya Mutu; kepala sekolah menjadi contoh berbudaya mutu yang kompetitif dalam mendorong peningkatan prestasi akademik dan non akademik peserta didik. Segala upaya kepala sekolah dalam kompetisi- kompetisi berupa; Olimpiade Sain Nasional, Pekan Olahraga dan Seni Daerah, cerdas cermat, lomba baca tulis kaligrafi Al Qur’an, dan tilawatil Al Qur’an,Pekan Bahasa Nasional, dan masih banyak lagi yang dirintis mulai tingkat sekolah, kecamatan, kabupaten/kotamadya, nasional, sampai tingkat internasional. Hasil yang diinginkan antara lain; dokumen prestasi sekolah dalam mengikuti lomba-lomba baik akademik maupun non akademik, dokumen peningkatan KKM, target hasil ulangan, hasil UN, target keunggulan non akademik peserta didik yang terprogram, terlaksana dan meningkat hasilnya.

Kepala sekolah SD dalam peningkatan kompetensi pengembangan organisasi butuh pelatihan yang dibuat berupa modul, agar dapat menjalankan tugasnya secara efektif dan efisien.

D. Information and Communication Technology (ICT)

Teknologi informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu kelainnya. Teknologi informasi dan teknologi komunikasi merupakan dua buah konsep yang tidak terpisahkan. Jadi, Teknologi Informasi dan Komunikasi mengandung pengertian luas yaitu segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, pemindahan informasi antar media.(Andriani & Wahyuningrum, 2012)

(33)

Tiga kata yang harus di pahami sebelumnya yaitu:

1. Information (informasi)

Hasil dari data yang diolah dan menjelaskan sesuatu serta bermanfaat bagi yang mengetahuinya.

2. Communications (komunikasi)

Pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua pihak atau lebih sehingga pesan atau berita yang dimaksud dapat dipahami.

3. Technology (teknologi)

Kemampuan teknik yang berlandaskan pengetahuan ilmu eksakta yang berdasarkan proses teknis.(wikipedia, n.d.)

Karakteristik dari Information and Communications Technology antara lain: 1) Mampu menyediakan informasi 2) User Friendly, di – designdengan tepat untuk mempermudah akses informasi yang diinginkan bagi si pengguna. 3) Handal 4) Siklus inovasi yang cepat 5) Mempunyai waktu respon yang minimal 6) Teknologinya beragam dan sudah stabil.(wikipedia, n.d.)

ICT atau information dan communication Technology adalah teknologi yang menyimpan, menghasilkan dan mengolah serta menyebarkan informasi. ICT atau TIK mencakup semua teknologi yang dapat digunakan untuk menyimpan, mengolah, menampilkan, dan menyampaikan informasi dalam proses komunikasi. Yang termasuk teknologi adalah:

1. Teknologi komputer, pendukungnya terdiri dari hardware (perangkat keras) dan software (perangkat lunak).

(34)

2. Teknologi multimedia, gabungan dari banyak media atau setidak- tidaknya terdiri lebih dari satu media, seperti kamera digital, kamera video, player suara, player video, dan lain-lain.

3. Teknologi telekomunikasi, seperti handphone, e-mail, telepon seluler, face book, faximile, twitter dan lain-lain.(Chodzirin, 2016)

Teknologi jaringan komputer, terdiri dari perangkat keras, seperti LAN, internet, wifi dan lain-lain. Sedangkan untuk perangkat lunak pendukungnya atau aplikasi jaringannya, seperti WEB, html, php, java, aplikasi basis data dan lain-lain.(Suryani, 2015)

Berdasarkan teori tersebut maka, ICT adalah semua kegiatan yang dilakukan dengan proses, pengelolaan, manipulasi secara canggih untuk memperoleh pemindahan informasi antar media. Dilihat dari fungsinya, ICT merupakan teknologi yang dapat diandalkan untuk memberikan layanan yang efektif dan efisien. Teknologi sangat di perlukan oleh peneliti untuk membuat modul berbasis ICT agar kepala sekolah mampu secara mandiri untuk meningkatkan kompetensi pengembangan organisasi di SD.

E. Kajian Penelitian yang Relevan

Pada dasarnya banyak penelitian yang telah dilakukan mengenai kompetensi kepala sekolah baik yang membahas kompetensi secara keseluruhan maupun yang membahas per kompetensi. Penelitian sebelumnya merupakan salah satu acuan penulis dalam melakukan penelitian sehingga penulis dapat memperkaya kajian teori yang digunakan. Selanjutnya penulis tidak menemukan penelitian dengan judul yang sama seperti judul penelitian ini. Berikut penelitian sebelumnya dari beberapa jurnal yang terkait dengan penelitian;

(35)

1. Asmendri, Sufyarma, Masidin, Rusdinal, dan Mukhayar (2018) dengan judulpenelitian “An Analysis of Managerial Competence of the Madrasah Principals in Islamic Senior High School in Tanah Datar”.

Hasil penelitian adalah basedon research finding,it was found that in the madrasah activities planning was 82.11%; activities organizing was79.50%; activities leading was 79.92%; activities actuating was 78.53%; and activities controlling was 81%. (Asmendri, A., dkk, 2018) Penelitian yang dilakukan oleh Asmendri, dkk membahas mengenai analisis kebutuhan kompetensi manajerial kepala sekolah. Penelitian inilah yang menjadikan acuan oleh peneliti yaitu membahas penyusunan modul pelatihan peningkatan pengembangan organisasi bagi kepala SD berbasis ICT.

2. Ahmad Sabandi, Anisah, Rusdinal (2018) dengan judul penelitian

“Training Needs Analysis: Study on Development of School Administration's Competence”. Hasil penelitian adalah the need for education and training in the development of managerial competence of head of SAS is 83.09 (in need category), technical competence of head of SAS is 82.86 (in need category), and technical competence of SAS is 82.30 (in need category).(Sabandi, A., dkk, 2018) Penelitian yang dilakukan oleh Sabandi, Anisah, dan Rusdinal membahas mengenai analisis kebutuhan pelatihan: studi tentang pengembangan sekolah kompetensi administrasi, juga menjadi acuan bagi peneliti dalam membahas penyusunan modul pelatihan peningkatan pengembangan organisasi bagi kepala SD berbasis ICT.

(36)

3. Sulton Nawawi, Rindi Nofitri Antika, Tutik Fitri Wijayanti, dan Suyud Abadi (2017) dengan judul “Pelatihan Pembuatan Modul Ajar Berbasis Kurikulum 2013 Untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis”.Penelitian ini bertujuan untuk melatih guru dalam pembuatan modul ajar berbasis kurikulum 2013.(Nawawi, dkk, 2017) Metode yang digunakan adalah transfer ilmu dan praktek. Kemudian meyebarkan kuisioner sebagai parameter keberhasilan dari pelatihan yang telah dilakukan. Penelitian yang dilakukan oleh Nawawi, dkk membahas tentang pelatihan pembuatan modul ajar berbasis kurikulum 2013 untuk meningkatkan kemampuan berfikir kritis, sedangkan peneliti fokus meneliti tentang penyusunan modul pelatihan peningkatan kompetensi pengembangan organisasi bagi kepala SD berbasis ICT.

Berdasarkan penelitian sebelumnya di Provinsi Sumatera Barat yang berjumlah 392 SD negeri dengan jumlah sampel 124 sekolah secara umum menggambarkan bahwa pelaksanaan pengembangan organisasi di SD negeri berdasarkan standar manajemen sekolah telah dilakukan dengan baik, namun ada beberapa indikator standar manajemen sekolah yang belum diimplementasikan dengan baik.(Rusdinal & Santoso, 2017)

Pernyataan berikutnya bahwa manajemen sekolah merupakan pelayanan langsung dan tidak langsung yang berpengaruh pada proses pendidikan dan pembelajaran. Sehingga, posisi manajemen sangat sentral di organisasi pendidikan karena berpengaruh pada kompetensi pengembangan organisasi seorang kepala sekolah.(Asmendri, A., dkk, 2018)

(37)

23

METODE PENELITIAN

A. Model Pengembangan

Metode Research and Development (R&D) merupakan suatu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan suatu produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Penelitian dilakukan secara bertahap/longitudinal agar hasil dari produk tersebut dapat bermanfaat bagi masyarakat luas.(Sugiyono, 2015) Research and development merupakan

“aprocess used develop and validate development”, tampil sebagai strategi yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan bertujuan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan khusus tentang permasalahan yang bersifat praktik.(Borg & Gall, 1989) Penelitian pengembangan merupakan penelitian yang menelaah suatu teori, konsep, atau model untuk menciptakan atau membuat suatu produk baru atau menyempurnakan suatu produk yang sudah ada.(Irfandi, 2015)

Berdasarkan penjelasan tersebut maka, penelitian digunakan untuk menghasilkan modul pelatihan berbasis ICT berdasarkan modul yang sudah ada sebelumnya namun dengan sajian dan materi yang berbeda yaitu kompetensi manajerial kepala SD khususnya indikator kedua “pengembangan organisasi sekolah/madrasah sesuai dengan kebutuhan”. Hal ini dimaksudkan untuk peningkatan kompetensi pengembangan organisasi bagi kepala SD berbasis ICT.

(38)

B. Prosedur Penelitian

Model penelitian dan pengembangan untuk menghasilkan modul berbasis ICT adalah model ADDIE. Model ADDIE bersifat generik, ADDIE singkatan dari Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation. Fase pada penelitian dan pengembangan yang akan dilaksanakan sebagai berikut:

1. Fase Analysis, peneliti mengidentifikasi masalah-masalah pengembangan kompetensi manajerial kepala sekolah, khususnya pada indikator ke 2 dari 16 indikator kompetensi manajerial kepala sekolah yaitu mengembangkan organisasi sekolah/madrasah sesuai dengan kebutuhan. Kegiatan yang peneliti lakukan adalah:

a. Analisis kebutuhan (needs assesment) melalui observasi dilakukan untuk memperoleh data dengan mempertimbangkan faktor lingkungan, kendala, alternatif, dan waktu. Analisis kebutuhan dilaksanakan di Kecamatan Nanggalo dengan responden kepala sekolah dasar. Lembar observasi dapat dilihat pada lampiran.

Berikut hasil yang sudah dilakukan oleh peneliti sebelumnya, dengan deskripsi data dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Deskripsi Data Kompetensi Pengembangan Organisasi Bagi Kepala Sekolah Dasar Kecamatan Nanggalo

NO INDIKATOR %

CAPAIAN 1 Kesiapan SDM/PTK dalam menghadapi

perubahan.

74 2 Kesiapan Perubahan Struktur yang baru terhadap

perubahan yang terjadi.

67 3 Pembagian dan penyesuaian tugas karena adanya

perubahan.

69 4 Pemahaman dan penerapan teknologi baru di

sekolah.

86 Sumber: Febrizon, 2019

(39)

Gambaran dari hasil pengumpulan data tersebut terkait dengan kompetensi pengembangan organisasi bagi kepala SD Kecamatan Nanggalo terlihat pada grafik berikut:

Gambar 3.1 Persentase Capaian Kompetensi Pengembangan Organisasi Bagi Kepala SD Kecamatan Nanggalo

Berdasarkan grafik pada Gambar 3.1 dapat dijelaskan bahwa kompetensi pengembangan organisasi bagi kepala SD di kecamatan Nanggalo pada setiap indikatornya butuh peningkatan. Peningkatan kompetensi pengembangan organisasi peneliti merencanakan untuk melakukan penyusunan modul pelatihan peningkatan kompetensi pengembangan organisasi bagi kepala SD berbasis ICT, agar dapat digunakan sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan kompetensi pengembangan organisasi bagi kepala SD.

b. Analisis kebutuhan selanjutnya dilakukan melalui wawancara, berikut pedoman wawancara dapat dilihat pada Tabel 3.2.

0 20 40 60 80 100

SDM STRUKTUR TUGAS TEKNOLOGI

(40)

Tabel 3.2. Pedoman Wawancara Kepala Sekolah

NO PERTANYAAN WAWANCARA

1 Apa saja yang bapak/ibu lakukan untuk meningkatkan kompetensi pengembangan organisasi sekolah ini?

2 Bagaimana kesiapan bapak/ibu dalam menghadapi pengembangan atau perubahan organisasi sekolah yang bapak/ibu pimpin?

3 Apa saja yang sudah bapak/ibu lakukan sehubungan dengan pengembangan organisasi sekolah ini?

4 Menurut Bapak/Ibu, bagaimana proses pengembangan organisasi sekolah yang sudah terlaksana di sekolah ini?

5 Apa saja sumber yang dapat bapak/ibu gunakan untuk mengembangkan organisasi sekolah yang bapak/ibu pimpin?

Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti laksanakan maka, secara umum peneliti menyimpulkan bahwa kepala SD kecamatan Nanggalo masih butuh peningkatan dalam pengembangan organisasi sekolah, sehingga butuh modul pelatihan berbasis ICT disusun secara interaktif dan menarik, agar kepala sekolah tidak bosan dan termotivasi untuk belajar mandiri. Hasil analisis pada fase analisi menjadi dasar dalam fase design.

2. Fase Design, proses yang sistematis untuk menentukan tujuan, merencanakan suatu strategi, menjelaskan bagaimana upaya untuk mencapai tujuan, termasuk sekuensi kegiatan. Fase design peneliti menyiapkan dan merancang kerangka acuan modul pelatihan berbasis ICT yang akan digunakan oleh kepala SD. Awalnya peneliti merancang modul dengan menggunakan web, namun peneliti disarankan oleh validator media menggunakan aplikasi kvisoft flippbook maker dengan

(41)

software pendukung adobe flash CS 6. Fase design menjadi masukan untuk fase development.

3. Fase Development, peneliti merumuskan hasil dari fase desain yang sudah disiapkan. Fase development peneliti melaksanakan validitas materi oleh 2 orang ahli yaitu Ibu Dr. Rifma, M.Pd dan Bapak Hanif Alkadri, M.Pd sekaligus validasi soal. Untuk instrumen materi divalidasi oleh pembimbing yaitu Bapak Prof. Dr. Rusdinal, Mpd.. Validitas media berupa instrumen, angket media, dan pratikalitas dilaksanakan oleh Bapak Dr. Asrul Huda, M.Kom dan Bapak Dr. Darmansyah, M.Pd. serta untuk validitas bahasa dilakukan oleh Ibu Dr. Taufina Taufik, M.Pd.

Peneliti melakukan revisi sesuai yang disarankan oleh validator. Berikut butir instrumen materi pada Tabel 3.3. dan revisi pada Tabel 3.4.

Revisi yang dilakukan pada instrumen materi adalah:

a. Mengurangi dua item butir instrumen no. 4 dan 5, sehingga butir instrumen dari 16 item menjadi 14 butir instrumen.

b. Kolom penilaian dikurangi satu kolom sehingga menjadi 4 kolom penilaian

(42)

Validasi butir instrumen media dapat dilihat pada Tabel 3.5 dan revisi pada Tabel 3.6.

(43)

Tabel 3.5. Butir Instrumen Media Modul Pelatihan Berbasis ICT

Tabel 3.6. Revisi Instrumen Media Modul Pelatihan Berbasis ICT

Revisi yang dilakukan pada instrumen media adalah:

(44)

a. Menambah 10 item butir instrumen dengan pernyataan negatif, sehingga butir instrumen dari 15 item menjadi 25 butir instrumen.

b. Kolom penilaian dikurangi satu kolom sehingga menjadi 4 kolom penilaian (STS=1, TS=2, S=3, SS=4)

Tabel 3.7. Butir Instrumen Angket Pratikalitas Modul Pelatihan Berbasis ICT

Revisi yang dilakukan pada instrumen pratikalitas adalah:

a. Mengurangi item no. 4 dan 5 pada butir instrumen, sehingga butir instrumen dari 12 item menjadi 10 butir instrumen.

b. Kolom penilaian dikurangi satu kolom sehingga menjadi 4 kolom penilaian (STS=1, TS=2, S=3, SS=4)

(45)

Tabel 3.8. Revisi Butir Instrumen Angket Pratikalitas Modul Pelatihan Berbasis ICT

4. Fase Implementation, peneliti merealisasikan bentuk tindakan sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan. Uji coba produk dilaksanakan oleh kepala SD kecamatan Koto Tangah sebanyak 3 orang. Pelaksanaan uji coba dilakukan agar diketahui keterpakaian atau pratikalitas modul pelatihan yang dirancang. Selanjutnya uji coba produk terbatas oleh kepala sekolah dasar kecamatan Nanggalo sebanyak 14 orang.

Pelaksanaan pelatihan kepala sekolah yang dilaksanakan di Aula SDN 16 Surau Gadang pada hari Jum’at tanggal 20 September 2019. Selesai pelatihan, Bapak Dr. Ahmad Sabandi, M.Pd selaku instruktur dan 14 orang kepala sekolah mengisi angket pratikalitas.

(46)

5. Fase Evaluation, peneliti melakukan evaluasi dengan cara menganalisis hasil penilaian pratikalitas oleh instruktur dan kepala sekolah. Setelah peneliti memperoleh data tersebut, maka peneliti akan menggunakan hasil tersebut untuk melakukan feedback terhadap isi modul yang sudah dirancang.

Prosedur penelitian research and development tersebut, dapat digambarkan secara sederhana alur pelaksanaannya, seperti berikut;

Revision

Gambar 3.2 Model Pengembangan ADDIE

Berdasarkan model pengembangan ADDIE, maka langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti dalam penyusunan modul pelatihan peningkatan kompetensi pengembangan organisasi bagi kepala SD berbasis ICT adalah:

Revision Revision

Revision Revision

(47)

Tabel 3.9 Uraian Kegiatan Sesuai Fase Pada Model Pengembangan ADDIE

Fase/Tahapan Bentuk Kegiatan

Analysis

a. Melakukan analisis kebutuhan dalam mengembangkan modul pelatihan peningkatan pengembangan organisasi sekolah/madrasah sesuai kebutuhan bagi kepala SD berbasis ICT.

b. Mengidentifikasi permasalahan tentang perencanaan program penyusunan modul pelatihan peningkatan pengembangan organisasi bagi kepala SD berbasis ICT.

c. Menganalisis perencanaan program penyusunan modul pelatihan peningkatan pengembangan organisasi bagi kepala SD berbasis ICT.

Design

a. Merumuskan penyusunan modul pelatihan peningkatan pengembangan organisasi bagi kepala SD berbasis ICT.

b. Penyusunan langkah-langkah perancangan modul pelatihan peningkatan pengembangan organisasi bagi kepala SD berbasis ICT.

Development

a. Menyusun modul pelatihan peningkatan pengembangan organisasi bagi kepala SD berbasis ICT.

b. Validasi modul pelatihan peningkatan pengembangan organisasi bagi kepala SD berbasis ICT oleh pakar.

c. Merevisi bagian yang perlu mendapat perbaikan dari modul pelatihan peningkatan pengembangan organisasi bagi kepala SD berbasis ICT.

d. Melakukan uji coba produk Implementation

a. Mendemonstrasikan cara penggunaan modul pelatihan berbasis ICT kepada kepala sekolah.

b. Pengisian angket kelayakan modul pasca pelatihan oleh kepala sekolah yang mengikuti pelatihan.

Evaluation

a. Menganalisis hasil pelaksanaan pelatihan peningkatan kompetensi pengembangan organisasi bagi kepala SD.

b. Memperbaiki modul pelatihan bila diperlukan.

c. Mendapatkan modul kompetensi pengembangan organisasi bagi kepala SD berbasis ICT berkelanjutan yang sesuai dengan kebutuhan dalam peningkatan kualitas pelayanan pendidikan.

C. Uji coba Produk

Uji coba dilakukan dengan dua tahap, yaitu:

1. Ujicoba oleh ahli, penyusunan modul yang dirancang di konsultasikan dan dikonfirmasikan dengan para ahli sebagai expert judgment. Validator materi adalah Ibu Dr. Rifma, M.Pd dan Bapak Hanif Alkadri, M.Pd..

(48)

Validator media adalah Bapak Dr. Asrul Huda, M.Kom dan Bapak Dr.

Darmansyah, M.Pd. serta validator bahasa dilakukan oleh Ibu Dr.

Taufina Taufik, M.Pd.

2. Ujicoba terbatas, dilakukan setelah rancangan modul mendapat persetujuan dari ahli. Uji coba produk luar sampel dilakukan pada hari Rabu tanggal 11 September 2019 kepada 3 orang kepala SD kecamatan Koto Tangah. Uji coba produk dilakukan untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, dan masukan dari audience untuk penyempurnaan modul.

Modul pelatihan yang telah dirancang dan sudah direvisi diberikan pada saat pelatihan kepala SD kecamatan Nanggalo sebanyak 14 orang kepala sekolah. Untuk penyempurnaan modul pelatihan, instruktur juga diberikan angket keterpakaian modul pelatihan. Hasil pengamatan yang dilakukan oleh kepala sekolah dan instruktur terhadap modul pelatihan dapat digunakan sebagai penerapan dalam pelaksanaan pengumpulan data penelitian.

Uji coba produk dilakukan untuk mendapatkan data kelayakan/valid, pratikalitas, dan efektivitas penyusunan modul pelatihan peningkatan kompetensi pengembangan organisasi bagi kepala SD berbasis ICT.

D. Subjek Uji Coba

Untuk pelaksanaan uji coba modul pelatihan peningkatan kompetensi pengembangan organisasi bagi kepala SD berbasis ICT dilaksanakan di Kecamatan Nanggalo Kota Padang. Penentuan Kecamatan Nanggalo didasarkan atas pertimbangan kemudahan akses data dan informasi yang peneliti butuhkan saat pelaksanaan penelitian. Kecamatan Nanggalo

(49)

merupakan lingkungan tempat peneliti bertugas yang merasakan adanya persoalan terkait dengan kompetensi manajerial kepala sekolah khususnya mengembangkan organisasi sekolah/madrasah sesuai kebutuhan bagi kepala sekolah.

Responden uji coba produk diluar sampel pada penelitian dilaksanakan pada 3 orang Kepala Sekolah Dasar Kecamatan Koto Tangah Padang pada tanggal 11 September 2019. Masukan dan saran dari 3 orang kepala sekolah dalam revisi akan digunakan dengan mempertimbangkan masukan dan saran dari validator sebelumnya agar tidak bertentangan dengan revisi yang sudah ada. Berikut hasil analisis uji coba pratikalitas pada Tabel 3.10. sebagai pendukung valid/layak tidaknya modul pelatihan digunakan.

Tabel 3.10. Hasil Analisis Data Uji Coba Pratikalitas oleh Kepala Sekolah Dasar Kecamatan Koto Tangah

No Aspek Indikator

Penilaian

Rata- Rata

1 2 3 4

1. Mudah Dipahami

1 - - 3 -

3,33

2 - - 2 1

3 - - 2 1

4 - - 1 2

2. Menarik

5 - - 2 1

3,25

6 - - 2 1

7 - - 3 -

8 - - 2 1

3. Efisien 9 - - 2 1

3,33

10 - - 2 1

Rata-Rata 3,31

(50)

Berdasarkan hasil analisis uji coba pratikalitas modul pelatihan tersebut maka, dapat disimpulkan bahwa tingkat kevalidtan dari modul pelatihan peningkatan kompetensi pengembangan organisasi bagi kepala SD berbasis ICT termasuk kategori “Sangat Valid” dengan rata-rata hitung 3,31 dan nilai persentasenya 82,58%. Dari hasil uji coba produk tersebut menyatakan bahwa modul pelatihan berbasis ICT sudah layak digunakan dalam penelitian.

Untuk responden uji coba terbatas yaitu kepala sekolah dari 27 SD di Kecamatan Nanggalo Kota Padang, dengan jumlah sampel penelitian sebanyak 14 orang kepala sekolah. Dimana dari 14 orang kepala sekolah tersebut diambil dari 5 orang kepala sekolah Gugus I, 4 orang kepala sekolah Gugus II, dan 5 orang kepala sekolah Gugus III. Diakhir pelatihan kepala sekolah diminta mengerjakan bab evaluasi dan mengisi angket pratikalitas terhadap penyusunan modul pelatihan peningkatan kompetensi pengembangan organisasi bagi kepala SD berbasis ICT.

E. Jenis Data

Data dalam penelitian bersumber dari data primer dan data sekunder.

Data primer merupakan data yang dikumpul langsung oleh peneliti, sedangkan data sekunder data yang dikumpulkan oleh peneliti melalui pihak kedua. Data yang diperlukan dalam penelitian adalah :

1. Data mengenai analisis kebutuhan penyusunan modul pelatihan peningkatan kompetensi pengembangan organisasi bagi kepala SD berbasis ICT di Kecamatan Nanggalo Kota Padang. Data diperoleh dari hasil peneliti sebelumnya, observasi, dan wawancara. Materi

(51)

kompetensi pengembangan organisasi bagi kepala SD, peneliti mencari sumber dari buku, jurnal, tesis, dan sumber lainnya.

2. Data mengenai revisi rancangan penyusunan modul pelatihan peningkatan kompetensi pengembangan organisasi bagi kepala SD berbasis ICT yang dirancang peneliti, yakni dengan melihat kesesuaian modul kompetensi pengembangan organisasi sekolah/madrasah sesuai kebutuhan, dimulai dari analisis kebutuhan, strategi, dan evaluasinya. Data diperoleh melalui lembar validasi rancangan program yang dikonsultasikan melalui expert judgment.

3. Data mengenai implementasi modul pelatihan. Data diperoleh melalui lembar angket pratikalitas yang dilaksanakan oleh kepala sekolah dan instruktur melalui pelatihan.

4. Data mengenai hasil dari modul kompetensi pengembangan organisasi bagi kepala sekolah. Data dimaksudkan untuk melihat praktikalitas dan keefektifan penggunaan desain modul kompetensi pengembangan organisasi bagi kepala sekolah yang dirancang. Data diperoleh melalui pelatihan on job training di sekolah. Hasil dari angket pratikalitas dianalisis dan hasilnya digunakan untuk merevisi modul pelatihan yang dirancang agar untuk memperoleh modul pelatihan yang layak atau valid digunakan.

F. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data pada penelitian adalah:

(52)

1. Observasi

Pelaksanaan observasi menggunakan lembaran observasi umum (grand tour) tentang perencanaan penyusunan modul, pelaksanaan, dan hasil pelatihan peningkatan kompetensi pengembangan organisasi bagi kepala SD berbasis ICT. Data diambil dicatat dan direkam jika yang diperlukan. Berikut lembar observasi pada Tabel 3.11.

Tabel 3.11 Lembar Observasi Untuk Kepala Sekolah

Hari : Rabu

Tanggal : 20 Februari 2019

Jam/Lokasi : 08.30 WIB / SDN 11 Surau Gadang Fokus

Observasi

Jenis

Kegiatan Yang Diobservasi

Kualifikasi Ada Tidak Kesiapan SDM/PTK

dalam menghadapi perubahan.

a. Melaksanakan ketepatan dalam melakukan dan mengelola perubahan.

b. Melakukan intervensi dan mengelola resistensi dalam perubahan.

c. Menerapkan rasa percaya terhadap kemampuan diri untuk berubah.

d. Menggunakan dukungan manajemen terkait perubahan.

e. Menjelaskan manfaat bagi individu dari adanya perubahan.

Kesiapan Perubahan Struktur yang baru terhadap perubahan yang terjadi.

f. Menyusun struktur organisasi yang efektif sesuai kebutuhan perubahan.

g. Melaksanakan departementalisasi dalam menyusun Job Description setiap komponen dalam struktur organisasi.

h. Menggunakan hirearki dalam membuat pendelegasian tugas dan wewenang.

i. Melaksanakan koordinasi dalam mengevaluasi struktur organisasi sesuai kebutuhan.

Pembagian dan penyesuaian tugas karena adanya perubahan.

j. Penempatan SDM bagi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan sesuai dengan kemampuan, keahlian, dan pendidikan.

k. Melaksanakan kesesuaian dalam

pembagian, pemerataan tugas yang sesuai dengan job description dan SOP.

l. Melaksanakan kerja sesuai dengan bidang keahlian dan keterampilan khusus yang dimiliki.

Referensi

Dokumen terkait

Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut

Adapun salah satu tujuan dari pembuatan Laporan Akhir ini adalah untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Politeknik Negeri Sriwijaya khususnya pada jurusan

amplang atau kuku macan yang berasal dari ikan pipih. Selain itu terdapat juga camilan gula gait, keminting, gabin, dan keripik sulis. Dibandingkan dengan camilan,

Dari 88% siswa yang beranggapan bahwa media pembelajaran yang ada tidak menarik, sebanyak 71% merasa terlalu banyak tulisan pada buku sebagai media pembelajaran

Pada jumlah user 7 kode Golay masih memberikan kinerja yang lebih baik dari pada kode Walsh Hadamard. Artinya kode Golay cocok untuk digunakan ketika kanal pada

Abstrak: Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar merupakan salah kecamatan yang rentan terhadap bencana banjir pasang surut atau banjir rob, terutama pada

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana memodelkan dan menentukan solusi optimal dari model cloud

Biaya promosi pada PT Bank BNI Syariah dianggarkan setiap tahun, dana tersebut kemudian didistribusikan ke kantor-kantor cabang di seluruh Indonesia dengan jumlah